Pengaruh Rasio Camel Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008 – 2010

(1)

SKRIPSI

PENGARUH RASIO CAMEL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

PERIODE 2008 - 2010

OLEH:

NAMA : TENGKU HASAN BASRI

NIM : 100522094

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

Guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi


(2)

PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK

NAMA : TENGKU HASAN BASRI

NIM : 100522094

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

JUDUL SKRIPSI : PENGARUH RASIO CAMEL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2008 -2010

Tanggal ……….Ketua Departemen Akuntansi

( Drs. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak )

Tanggal ……….. Dekan


(3)

PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI

NAMA : TENGKU HASAN BASRI

NIM : 100522094

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

JUDUL SKRIPSI : PENGARUH RASIO CAMEL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERBANKAN

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2008 - 2010

Medan, ... 2012

Menyetujui Pembimbing

(Drs. M. Utama Nasution, MM, Ak)


(4)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Rasio Camel Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008- 2010” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Juni 2012

NIM. 100522094 Tengku Hasan Basri


(5)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji dan Syukur saya hadiahkan kepada Allah SWT atas segala rahmat, Petunjuk dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul :”Pengaruh Rasio Camel Terhadap kinerja Keuangan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008 – 2010”. Penulisan Skripsi ini dimaksud untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan Program Sarjana (S1) Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan yang semata-mata disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan penulis. Penyusunan Skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, dukungan, masukan, saran dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang tak terhingga kepada : 1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec Selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan sebagai penggerak kemajuan Fakultas Ekonomi.

2. Bapak Drs. M. Utama Nasution, MM, Ak selaku dosen pembimbing dan Bapak Drs. Firman Syarif, SE, M.Si, Ak selaku Dosen Pembaca. Terimakasih atas semua waktu dan bimbingan selama proses penyelesaian skripsi ini.

3. Segenap Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan kepada penulis selama menempuh studi.


(6)

4. Orangtuaku Tercinta (Ayahanda Tengku Amaluddin dan Ibunda Aza Mahrani) yang memberikan doa, dukungan, nasehat, kasih sayang dan pengorbanan yang tiada henti,

5. Orangtua Angkatku ( Om Darmawan Ruharta Dan Tante Zuraida Purba beserta anaknya Elvan Zudarwanta sebagai sahabatku yang telah memberikan dukungan secara materi, nasehat, dan doa. Semoga kebaikan kalian dibalas oleh Allah SWT. 6. Kakakku ( Mastura & Syahwani ) Abangda dan adinda (Sani dan Husni), Teman kampus tercinta : Diah, Idha, Soraya, Halimah, Fahri, Kamil, Digdo, Ari Bagudung, semangat dan persahabatan serta kebersamaan selama studi. Buat Mia dan Adrian, terimakasih atas bantuannya selama dalam penyusunan skripsi ini.

Demikian kata pengantar ini yang dapat saya sampaikan, semoga dapat bermanfaat untuk peniliti berikutnya. Dengan kerendahan hati penulis bersedia menerima kritik dan saran yang membangun demi penelitian yang lebih baik.

Medan, Juli 2012 Penulis


(7)

ABSTRAK

PENGARUH RASIO CAMEL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

2008 -2010

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Rasio CAR, NPL, ROA, ROE, NIM, BOPO, LDR memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara parsial maupun simultan.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dengan jumlah sampel sebanyak 14 perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2008-2010. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Data yang digunakan adalah data eksternal, yang diperoleh dari situs klasik dan selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis. Metode statistik yang digunakan adalah regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan atau bersama-sama CAR, NPL, ROA, ROE, NIM, BOPO, dan LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kemampuan variabel independen untuk mendeteksi pertumbuhan laba perbankan dari tahun ketahun selama periode penelitian ini sangat kecil, sehingga variabel-variabel independen tersebut tidak dapat digunakan untuk memprediksi pertumbuhan laba. secara parsial, CAR, NPL, ROA, ROE, NIM, BOPO, dan LDR juga tidak mempunyai pengaruh positif terhadap pertumbuhan laba dari tahun ketahun selama periode penelitian. Hal


(8)

ini berarti bahwa variabel-variabel independen tersebut tidak memberikan informasi yang cukup untuk memprediksi pertumbuhan laba.

Nilai Adjusted R Square adalah 0,146 dimana variasi variable dependen pertumbuhan labanya sangatlah kecil yaitu 14,6%. Sedangkan sisanya 85,4% disebabkan oleh fakor lain yang tidak dimasukan dalam model rgresi.


(9)

ABSTRACT

THE EFFECT OF CAMEL FINANCIAL RATIOS LISTED BANK INDONESIA STOCK EXCHANGE IN THE PERIOD 2008 -2010

This study aims to determine whether the ratio of CAR, NPL, ROA, ROE, NIM, BOPO, LDR has an influence on the financial performance of banks listed on the Indonesia Stock Exchange partially or simultaneously. This study is a kind of causal research with a sample of some 14 companies listed banks in Indonesia Stock Exchange during the period 2008-2010. Sample selection is done by using purposive sampling method.

The data used are external data, obtained from the site www.idx.co.id. The process of data analysis is the first test and the subsequent assumption of classical hypothesis testing. The statistical method used is multiple linear regression. The results showed that simultaneous or jointly CAR, NPL, ROA, ROE, NIM, BOPO, and LDR had no significant effect on the earnings growth of banking companies listed on the Stock Exchange. Thus, it can be concluded that the ability to detect the independent variable banking profit growth from year to year during the period of this study is very small, so that the independent variables can not be used to predict earnings growth. partially, CAR, NPL, ROA, ROE, NIM, BOPO, and LDR also had no positive effect on earnings growth from year to year during the study period. This means that the independent variables did not provide enough information to predict earnings growth.


(10)

Adjusted R Square value is 0.146 where the variation of the dependent variable is very small earnings growth is 14.6%. While the remaining 85.4% were caused by other fakor not included in the model rgresi.


(11)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN...i

KATA PENGANTAR...ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah………...1

1.2 Batasan Masalah………...5

1.3 Perumusan Masalah………6

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian………...7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1. Tinjauan Teoritis ... 8

2.1.1. Pengertian Bank ... 8

2.1.2. Laporan Keuangan Bank ... 9

2.1.3. Rasio Keuangan Perbankan ... ……10

2.1.4. Aturan dan faktor-faktor penilaian Kesehatan Bank ... 15

2.1.5. Rasio Camel Dalam Perbankan ... 18

2.1.6. Pertumbuhan Laba ... 28

2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 29

2.3. Kerangka Konseptual ... 33

2.4. Hipotesis ... 34

BAB III METODE PENELITIAN ... 36

3.1. Populasi dan Sampel Penelitian ... 36

3.2. Jenis dan Sumber Data ... 39

3.3. Metode Pengumpulan Data ... 39

3.4. DefenisiOperasional dan Pengukuran Variabel ... 40

3.4.1 Variabel Independen ( Bebas ) ... 40

3.4.2 Variabel Dependen ( Terikat )………... 42

3.5. Metode Analisis Data ... 43

3.5.1 Statisitk Deskriptif ………... ... 43

3.5.2 Pengujian Asumsi Klasik………... ... 43

3.5.2.1 Uji Normalitas………... ... 44

3.5.2.2 Uji Multikolineritas………... ... 44

3.5.2.3 Uji Autokorelasi………... ... 45


(12)

3.5.3 Pengujian Hipotesis ………... ... …46

3.5.4 Uji Koefisien Determinasi(R2 )/Regresi………..47

3.5.5 Uji Signifikan Simultan ( F-Test ) ……….47

3.5.6 Uji Signifikan Parsial ( T- Test ) ………... .... 48

3.5.7 Jadwal Penelitian ………... ... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 49

4.1. Hasil Penelitian ... 49

4.1.1 Data Penelitian ... 49

4.2. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 49

4.2.1 Hasil Uji Normalitas ... 49

4.2.2 Hasil Uji Multikolinieritas ... 53

4.2.3 Hasil Uji Heterokedastisitas ... 55

4.2.4 Hasil Uji Autokorelasi... 57

4.3. Analisis Statistik Deskriptif ... 59

4.4. Analisis Regresi ... 60

4.4.1 Koefisien Determinasi ... 60

4.4.2 Hasil Uji Signifikan Simultan (F-Test) ... 61

4.4.3 Hasil Uji Signifikan Parsial (T-Test) ... 65

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian ... 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 73

5.1. Kesimpulan ... 73

5.2. Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 75


(13)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Tinjauan Peneliti Terdahulu ... 29

Tabel 3.1 Daftar Populasi dan Sampel Penelitian ... 38

Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas ... 51

Tabel 4.2 Hasil Uji Multikolinearitas ... 54

Tabel 4.3 Hasil Uji Autokorelasi ... 57

Tabel 4.4 Hasil Statistik Deskiptif ... 58

Tabel 4.5 Hasil Analisis Koefisien Determinasi ... 60

Tabel 4.6 Hasil Uji t ... 62


(14)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual ... 34

Gambar 4.1 Uji Normalitas Data ... 50

Gambar 4.2 Uji Normalitas Dengan Plot ... 51


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

Lampiran i Proses Pemilihan Sampel ...77

Lampiran ii Data Variabel Penelitian ...78

Lampiran iii Uji Asumsi Klasik ...87

Hasil Uji Normalitas ...87

Hasil Uji Multikolinearitas ...89

Hasil Uji heteroskedastisitas ...90

Hasil Uji Auotokorelasi ...90

Hasil Uji Hipotesis ( Uji F ) ...92


(16)

ABSTRAK

PENGARUH RASIO CAMEL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

2008 -2010

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Rasio CAR, NPL, ROA, ROE, NIM, BOPO, LDR memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara parsial maupun simultan.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dengan jumlah sampel sebanyak 14 perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2008-2010. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Data yang digunakan adalah data eksternal, yang diperoleh dari situs klasik dan selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis. Metode statistik yang digunakan adalah regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan atau bersama-sama CAR, NPL, ROA, ROE, NIM, BOPO, dan LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kemampuan variabel independen untuk mendeteksi pertumbuhan laba perbankan dari tahun ketahun selama periode penelitian ini sangat kecil, sehingga variabel-variabel independen tersebut tidak dapat digunakan untuk memprediksi pertumbuhan laba. secara parsial, CAR, NPL, ROA, ROE, NIM, BOPO, dan LDR juga tidak mempunyai pengaruh positif terhadap pertumbuhan laba dari tahun ketahun selama periode penelitian. Hal


(17)

ini berarti bahwa variabel-variabel independen tersebut tidak memberikan informasi yang cukup untuk memprediksi pertumbuhan laba.

Nilai Adjusted R Square adalah 0,146 dimana variasi variable dependen pertumbuhan labanya sangatlah kecil yaitu 14,6%. Sedangkan sisanya 85,4% disebabkan oleh fakor lain yang tidak dimasukan dalam model rgresi.


(18)

ABSTRACT

THE EFFECT OF CAMEL FINANCIAL RATIOS LISTED BANK INDONESIA STOCK EXCHANGE IN THE PERIOD 2008 -2010

This study aims to determine whether the ratio of CAR, NPL, ROA, ROE, NIM, BOPO, LDR has an influence on the financial performance of banks listed on the Indonesia Stock Exchange partially or simultaneously. This study is a kind of causal research with a sample of some 14 companies listed banks in Indonesia Stock Exchange during the period 2008-2010. Sample selection is done by using purposive sampling method.

The data used are external data, obtained from the site www.idx.co.id. The process of data analysis is the first test and the subsequent assumption of classical hypothesis testing. The statistical method used is multiple linear regression. The results showed that simultaneous or jointly CAR, NPL, ROA, ROE, NIM, BOPO, and LDR had no significant effect on the earnings growth of banking companies listed on the Stock Exchange. Thus, it can be concluded that the ability to detect the independent variable banking profit growth from year to year during the period of this study is very small, so that the independent variables can not be used to predict earnings growth. partially, CAR, NPL, ROA, ROE, NIM, BOPO, and LDR also had no positive effect on earnings growth from year to year during the study period. This means that the independent variables did not provide enough information to predict earnings growth.


(19)

Adjusted R Square value is 0.146 where the variation of the dependent variable is very small earnings growth is 14.6%. While the remaining 85.4% were caused by other fakor not included in the model rgresi.


(20)

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah

Bank merupakan institusi yang berpengaruh signifikan dalam menentukan kelancaran aktivitas perekonomian dan keberhasilan pembangunan sehingga wajar menjadi perhatian semua pihak. Dalam masyarakat ekonomi modern, hampir seluruh aspek kehidupan di ukur dan ditentukan oleh uang sehingga eksistensi dunia perbankan mutlak diperlukan. Lebih dari itu, dunia perbankan telah dianggap sebagai bentuk bisnis dan tempat kerja yang menarik dan terhormat.

Perbankan merupakan salah satu perusahaan yang menjual produk jasa keuangan bagi seluruh lapisan masyarakat. Fungsi bank adalah sebagai lembaga intermediasi yaitu memberikan jasa lalu lintas pembayaran , serta sebagai sarana dalam pelaksanaan kebijakan moneter, sehingga bank mempunyai peran yang penting dalam kehidupan perekonomian. Fungsi Intermediasi berarti menghubungkan kepentingan pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana.

Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir, 2008). Bank merupakan suatu badan usaha yang tujuannya mengahasilkan keuntungan atau laba. Bank juga mempunyai peran sebagai pelaksana kebijakan moneter dan pencapaian stabilitas system keuangan , sehingga diperlukan perbankan yang sehat, trasparan dan dapat dipertanggungjawabkan.

Dengan adanya sistem perbankan yang sehat maka akan mendorong perekonomian negara. Sehat atau tidaknya suatu bank tidak terlepas dari kinerja bank


(21)

itu sendiri. Perkembangan dunia perbankan saat ini informasi mengenai kinerja keuangan perbankan semakin dibutuhkan . hal ini berkaitan dengan pentingnya informasi yang disajikan bagi pihak terkait seperti investor, kreditor dan pihak-pihak di luar perbankan untuk menilai kinerja keuangan perbankan dengan melakukan analisis laporan keuangan.

Laporan keuangan bank yang dipublikasikan harus disusun berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 31 yang menjelaskan bahwa laporan keuangan bank meliputi neraca, laporan komitmen dan kontinjensi, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Adapun informasi yang mencakup informasi mengenai posisi keuangan perusahaan, kinerja perusahaan, aliran kas perusahaan, dan informasi lainnya yang terkait dengan laporan keuangan.

Pada saat terjadinya krisis ekonomi di Indonesia tahun 1997 yang menyebabkan merosotnya nilai rupiah hingga terjadinya krisis keuangan global pada tahun 2008 telah menyebabkan perekonomian negara kita mengalami pasang surut. Kondisi tersebut didukung dengan stabilitas nilai rupiah dan suku bunga SBI yang cukup rendah. Krisis tersebut juga mengakibatkan turunya kepercayaan masyarakat terhadap perbankan dan pemerintah, sehingga memicu penarikan dana secar besar-besaran.semakin turunya permodalan bank, banyak bank tidak mampu melunasi kewajibannya karena menurunya nilai tukar rupiah dan manajemen yang tidak profesional.

Menyadari pentingnya kesehatan suatu bank bagi pembentukan kepercayaan dalam dunia perbankan serta untuk melaksanakan prinsip kehati-hatian atau prudential banking dalam dunia perbankan, maka Bank Indonesia merasa perlu


(22)

menetapkan aturan kesehatan bank. Dengan adanya aturan kesehatan bank , perbankan diharapkan selalu dalam kondisi sehat, sehingga bank tidak akan merugikan masyarakat. Dalam peraturan tentang penilaian tingkat kesehatan bank terdapat perbedaan dari peraturan terlebih terdahulu dalam beberapa hal yang bersifat menyempurnakan.

Pada peraturan sebelumnya yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia melalui Surat Keputusan Direksi BI No. 30/11//KEP/DIR tahun 1997 dan Surat Keputusan Direksi BI No. 30/277/KEP/DIR tahun 1998 analisis CAMEL (Capital, Asset Quality, Management, Earning, Liquidity) ditetapkan sebagai panduan untuk menilai tingkat kesehatan bank.

Hasil pengukuran berdasarkan ratio tersebut diterapkan untuk menentukan kesehatan bank. Rasio tersebut dapat digunakan sebagai indikator keuangan yang dapat mengungkapkan kondisi keuangan suatu perusahaan maupun kinerja yang telah dicapai perusahaan untuk suatu periode tertentu. Dalam peraturan yang baru tersebut ditambahkan factor sensitivitas terhadap risiko pasar (sensitivity to market risk) karena dianggap sangat penting untuk diperhitungkan dalam kehidupan perbankan saat ini. Atas dasar tesebut Bank Indonesia sebagai lembaga yang bertugas mengawasi dan menilai perbankan di Indonesia mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia No. 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 yang berisi tentang panduan dalam menilai tingkat kesehatan bank.

Peraturan perbankan yang baru dalam menilai tingkat kesehatan bank digunakan analisis CAMELS (Capital, Asset Quality, Management, liquidity, Sensitivity to Market Risk). Rasio tersebut digunakan untuk menyusun rating bank,


(23)

untuk memprediksi kebangkrutan bank , untuk menilai kesehatan bank, serta menilai kinerja perbankan. Sedangkan Analisis CAMEL tujuanya adalah untuk mengetahui kondisi bank tersebut yang sesunguhnya apakah dalam keadaan sehat, kurang sehat atau mungkin tidak sehat (Kasmir, 2008). Apabila kondisi bank dalam keadaan sehat, maka perlu dipertahankan, akan tetapi jika kondisinya dalam keadaan tidak sehat maka perlu diambil tindakan untuk memperbaikinya. Dari penilaian tingkat kesehatan Bank ini pada akhirnya akan menunjukan bagaimana kinerja bank tersebut.

Dari peneliti terdahulu yang dilakukan oleh Tika (2010) yang menggunakan sampel dari perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dari 2004 sampai 2008, dengan menggunakan rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Capital Adequacy Ratio (CAR). Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap pertumbuhan laba. Penelitian ini juga pernah dilakukan Iswatun (2010), yang terdaftar di BEI periode 2006 – 2008, dengan menggunakan rasio Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loans (NPL), Loan to Deposit Ratio (LDR), Giro Wajib Minimum (GWM), Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BO/PO), dan Net Interest Margin (NIM). Hasil penelitian menunjukan bahwa secara parsial LDR dan GWM tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan perbankan, sedangkan variabel CAR, NPL, BOPO, dan NIM mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan perbankan dan secar simultan variable CAR, NPL, LDR, GWM, BOPO, dan NIM mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan perbankan.


(24)

Beberapa alasan mengapa peneliti melakukan penelitian ini . Pertama, terdapat beberapa peneliti terdahulu menguji rasio CAMEL terhdap kinerja keuangan perbankan, namun menunjukan hasil yang tidak konsisten antara peneliti yang satu dengan peneliti lainnya. Penelitian ini hanya merubah periode tahun yang bersangkutan terhadap peneliti sebelumnya.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka penelitian ini mengambil judul “PENGARUH RASIO CAMEL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2008 – 2010”.

1.2Batasan Masalah

Atas pertimbangan efisiensi waktu dan keterbatasan pengetahuan penulis, maka penulis melakukan beberapa batasan konsep terhadap penelitian yang akan diteliti, yaitu :

1. Objek penelitian adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode penelitian 2008-2010.

2. Rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio CAMEL, yang meliputi beberapa indikator yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Net Interest Margin (NIM), Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio (LDR). 3. Dalam penelitian ini penulis tidak memaparkan faktor manajemen yang


(25)

bank, hanya Bank Indonesia dan bank yang bersangkutan saja yang berhak mengetahui data-data dari faktor tersebut.

1.3Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka yang akan menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah rasio CAR, NPL, ROA, ROE, NIM, BOPO, dan LDR memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan perbankan yang terdaftar di BEI secara parsial ?

2. Apakah rasio CAR, NPL, ROA, ROE, NIM, BOPO, dan LDR memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan perbankan yang terdaftar di BEI secara simultan ?

1.4Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui pengaruh rasio CAR, NPL, ROA, ROE, NIM, BOPO, dan LDR secara parsial terhadap kinerja Perbankan yang terdaftar di BEI b. Untuk mengetahui pengaruh rasio CAR, NPL, ROA, ROE, NIM, BOPO,

dan LDR secara simultan terhadap kinerja keuangan perbankan yang terdaftar di BEI.


(26)

1.4.2 Manfaat Penelitian

Adapaun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. bagi Peneliti, mengetahui bagaimana pengaruh rasio CAMEL terhadap kinerja keuangan perbankan yang terdafrar di BEI baik secara parsial maupun simultan.

2. bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi dalam penelitian selanjutnya yang sejenis.

3. bagi bank, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi bagi sektor perbankan untuk menilai kinerja selama periode 2008-2010.

4. bagi para praktisi, sebagai bahan masukan dalam pengambilan keputusan investasi.


(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Bank

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 31 (Revisi 2000) tentang bisnis perbankan, bank adalah badan usaha yang yang menghimpun dana dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. Dari definisi diatas dapat diartikan bahwa bank merupakan lembaga yang berperan sebagai perentara keuangan (financial intermediary) antara pihak yang mempunyai dana dengan pihak yang memerlukan dana. Selain itu bank juga merupakan lembaga yang berfungsi mempelancar lalu lintas pembayaran. Kegiatan pokok bank antara lain adalah menerima simpanan dari masyarakat dalam bentuk giro, tabungan serta deposito berjangka dan memberikan kredit kepada pihak yang memerlukan dana.

Munurut (Kasmir, 2008:12) Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok perbankan, sedangkan kegiatan memberikan jasa-jasa Bank lainnya hanya merupakan pendukung dari kegiatan lainnya. Menurut UU RI No. 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, “Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat


(28)

dalam bentuk kredit dan atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.

2.1.2 Laporan Keuangan Bank

Menurut kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan (IAI, 2009), laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara, misalnyasebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.

Format laporan keuangan dimaksudkan sebagai bentuk pencatatan baik neraca maupun laporan laba rugi. Sebagaimna perusahaan pada umumnya format laporan keuangan pada bank berisikan data keuangan yang berhubungan dengan posisi keuangan maupun hasil operasi. Hal yang membedekannya adalah terletak pada pos-pos neraca maupun laporan laba rugi.

Tujuan penyusunan laporan keuangan suatu bank secara umum adalah sebagai berikut :

a. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah aktiva, keawajiban, dan modal bank pada waktu tertentu.

b. Memberikan informasi tentang hasil usaha yang tercermin dari endapatan yang diperoleh dan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam periode tertentu.


(29)

c. Memberikan informasi perubahan yang terjadi dalam aktiva, kewajiban dan modal suatu bank.

d. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen bank dalam suatu periode.

2.1.3 Rasio Keuangan Perbankan a. Rasio Likuiditas

Suatu bank dapat dikatakan likuid apabila bank dapat memenuhi semua kewajibannya, khususnya kewajiban jangka pendek yang berkaitan dengan simpanan masyarakat (simpanan,tabungan,giro) dan bank mampu memenuhi semua permohonan kredit yang layak dibiayai. Dalam rasio ini, rasio yang dapat diukur antara lain : quick ratio Loan to Deposit Ratio (LDR), dan loan to assets ratio.

b. Rasio Solvabilitas (Capital)

Rasio Solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan bank tersebut untuk menyerap kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindarkan, sumber dana yang diperlukan untuk membiayai kegiatan usahanya sampai batas tertentu, karena sumber-sumber dana dapat juga berasal dari hutang penjualan asset yang tidak dipakai dan lain-lain, alat pengukur besar kecilnya kekayaan bank tersebut yang dimiliki oleh para pemegang saham, dan dengan modal yang mencukupi, memungkinkan manajemen bank bersangkutan untuk


(30)

bekerja secara efisiensi seperti yang dikehendaki oleh para pemilik modal pada bank tersebut. Rasio ini dapat diukur dengan Capital Adequancy Ratio (CAR).

c. Rasio Rentabilitas

Rasio Rentabilitas selain bertujuan untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan laba selama periode tertentu, juga bertujuan untuk mengukur tingkat efektivitas manajemen dalam menjalankan opearasional perusahaannya. Pada rasio rentabilitas, rasio yang dapat diukur antara lain : return on asset, biaya operasi/pendapatan operasi, grossprofit margin, dan net profit margin.

d. Rasio Resiko Usaha Bank

Resiko yang dihadapi oleh perbankan dapat diukur secara kuantitatif antara lain dengan : deposit risk ratio, dan interest risk rate. e. Rasio Efisiensi Usaha

Rasio ini digunakan untuk mengukur kinerja manajemen suatu bank, menilai apakah bank telah menggunakan semua faktor produksinya dengan tepat guna dan hasil guna, maka melalui rasio-rasio keuangan disini juga dapat diukur secara kuantitatif tingkat efisiensi yang telah dicapai oleh manajemen bank yang bersangkutan. Rasio yang digunakan adalah : leverage multiplier ratio, assets utilazation ratio, dan operating ratio.


(31)

2.1.4 Aturan dan Faktor-faktor Penilaian Kesehatan Bank

Budisantoso (2005:51) mengartikan kesehatan bank sebagai “kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan opearsional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan yang berlaku”. Dari uraian diatas merupakan suatu batasan yang sangat luas, karena kesehatan bank mencakup kesehatan suatu bank untuk melaksanakan kegiatan usaha perbankannya. Kegiatannya meliputi :

a. Kemampuan menghimpun dana dari masyarakat, dari lembaga lain dan modal sendiri

b. Kemampuan mengelola dana

c. Kemampuan menyalurkan dana ke masyarakat

d. Kemapuan memenuhi kewajiban kepada masyarakat, karyawan, pemilik modal, dan pihak lain

e. Pemenuhan peraturan perbankan yang berlaku

Tingkat kesehatan bank merupakan hasil penelitian kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank mealui penilain faktor permodalan, kualitas asset, manajemen, rentabilitas, likuiditas. Penilaian terhadap fakto-faktor tesebut dilakukan melalui penilaian kualitatif setelah mempertimbangkan unsur judgement yang didasarkan atas materialitas dan signifikasi dari faktor-faktor penilaian serta pengaruh dari faktor lainnya seperti kondisi industri perbankan dan perekonomian nasional. Penelitian


(32)

Kuantitatif adalah penilaian terhadap posisi, perkembangan, dan proyeksi rasio-rasio keuangan bank. Sedangkan penilaian kuantitatif adalah penilaian terhadap faktor-faktor yang mendukung hasil penilaian kuantitatif, penerapan manajemen resiko, dan kepatuhan bank dan bank Indonesia juga memiliki metode penilaian kesehatan secara keseluruhan baik dari segi kualitatif dan kuantitatif.

Berdasarkan Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentang perbankan, pembinaan dan pengawasan bank dilakukan oleh Bank Indonesia, menetapkan bahwa :

a. Bank wajib memelihara tingkat kesehatan bank sesuai dengan ketentuan kecukupan modal, kualitas asset, kualitas manajemen, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, dan aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank, dan wajib melakukan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian.

b. Dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah dan melakukan kegiatan usaha lainnya, bank wajib menempuh cara-cara yang tidak merugikan bank dan kepentingan nasabah yang mempercayakan dananya kepada bank.

c. Bank wajib menyampaikan kepada Bank Indonesia segala keterangan dan penjelasan mengenai usahanya menurut tata cara yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

d. Bank atas permintaan Bank Indonesia , wajib memberikan kesempatan bagi pemeriksa buku-buku dan berkas-berkas


(33)

milik bank tersebut, serta wajib memberikan bantuan dalam rangka memperoleh kebenaran dari segala keterangan, dokumen dan penjelasan yang dilaporkan oleh bank tersebut. e. Bank Indonesia melakukan pemeriksaan terhadap bank, baik

secara berkala maupun setiap waktu apabila diperlukan. Bank Indonesia dapat menugaskan akuntan public untuk dan atas nama Bank Indonesia melaksanakan pemeriksaan terhadap bank.

f. Bank wajib untuk menyampaikan kepada Bank Indonesia neraca, perhitungan laba rugi tahunan dan penjelasannya, serta laporan berkala lainnya, dalam waktu dan bentuk yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Neraca dan laporan laba rugi tahunantersebut wajib terlebih dahulu di audit oleh akuntan publik

g. Bank wajib mengumumkan neraca dan perhitungan laba rugi dalam waktu dan bentuk yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP kepada semua bank umum yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional di Indonesia tanggal 31 Mei 2004 di Jakarta sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 06/10/PBI/2004 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Faktor-faktor CAMELS yang mencakup Penilaian terhadap tingkat kesehatan bank adalah :


(34)

Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif permodalan dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen berikut :

b. Kecukupan pemenuhan kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) terhadap ketentuan berlaku,

c. Kompososi permodalan,

d. Tren ke depan dan proyeksi KPMM,

e. Aktiva produktif ang diklasifikasikan ibandingkan dengan modal bank,

f. Emampuan bank memelihara kebutuhan penambahan modal yang berasal dari keuntungan (laba ditahan),

g. Akses kepada sumber permodalan. h. Kualitas Aktiva (Assets)

Penilaian faktor kualitas aktiva antara lain dilakukan dengan penilaian komponen – komponen berikut :

1) Aktiva produktif yang diklasifikasikan dibandingkan dengan total aktiva produktif,

2) Debitur inti diluar pihak terkait dibandingkan dengan total kredit,

3) perkembangan aktiva produkif bermasalah (non performing assets) dibandingkan dengan aktiva produktif,

4) tingkat kecukupan pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP),


(35)

5) kecukupan kebijakan dan prosedur aktiva produktif, 6) sistem kaji ulang (review) internal aktiva produktif, 7) dokumentasi aktiva produktif,

8) kinerja penanganan aktiva produktif bermasalah. i. Manajemen (management)

Penilaian faktor manajemen antara lain dilakukan dengan penilain komponen berikut :

1) Manajemen umum,

2) Penerapan sistem manajemen risiko,

3) Kepatuhan bank terhadap ketentuan yang berlaku serta komitmen kepada Bank Indonesia atau kepada pihak lainnya.

j. Rentabilitas

Penilaian faktor rentabilitas antara lain dilakukan dengan penilaian komponen – komponen berikut :

1) Pengembalian atas aktiva (Return on Assets), 2) Pengembalian atas ekuitas (Return on Equity), 3) Margin bunga bersih (Net Interest Margin)

4) Biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO),

5) Pertumbuhan laba operasional,

6) Komposisi portofolio aktiva produktif dan diversifikasi pendapatan,


(36)

7) Penerapan prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan dan baiya prospek laba operasional.

k. Likuiditas (Liquidity)

Penilaian faktor likuiditas antara lain dilakukan dengan penilaian komponen-komponen berikut :

1) Aktiva likuid kurang dari 1 bulan dibandingkan dengan passive likuid kurang dari 1 bulan,

2) Rasio pinjaman terhadap dana pihak ketiga, 3) Proyeksi arus kas 3 bulan mendatang,

4) Ketergantungan pada dana antar bank dan deposan inti, 5) Kebijakan dan pengelolaan likuiditas,

6) Kemampuan bank untuk memperoleh akses kepada pasar uang, pasar modal, atau sumber – sumber pendanaan lainnya,

7) Stabilitas dana pihak ketiga (DPK).

l. Sensitifitas Terhadap Rasio Pasar (sensitivity to market risk) Penilaian faktor sesitivits terhadap risiko pasar antara lain dilakukan dengan penilaian komponen – komponen berikut :

1) Modal atau cadangan yang dibentukuntuk mengatasi fluktuasi suku bunga dibandingkan dengan potensi kerugian sebagai akibat fluktuasi suku bunga,


(37)

2) Modal atau cadangan yang dibentuk untuk mengatasi fluktuasi nilai tukar dibandingkan dengan potensi kerugian sebagai akibat fluktuasi nilai tukar,

3) Kecukupan penerapan sistem manajemen risiko pasar.

2.1.5 Rasio Camel dalam Perbankan 2.1.5.1 Pengertian Rasio Camel

Rasio Camel adalah rasio yang menggambarkan suatu hubungan atau perbandingan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain yang terdapat dalam laporan keuangan suatu lembaga keuangan. Dengan analisis rasio dapat diperoleh gambaran baik buruknya keadaan posisi keuangan suatu lembaga keuangan pada tahun berjalan.

Dalam Kamus Perbankan (Institut Bankir Indonesia 1999) dinyatakan bahwa CAMELS adalah aspek yang paling banyak berpengaruh terhadap tingkat kesehatan lembaga keuangan. CAMELS merupakan tolak ukur objek pemeriksaan bank yang dilakukan oleh pengawas bank.

2.1.5.2Komponen Rasio Camels

Sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No.06/23/DPMP tanggal 31 Mei 2004, tingkat kesehatan bank merupakan hasil penilaian kuantitatif dan kualitatif terhadap fakto-faktor CAMELS, berarti selain melakukan penilaian secara kualitatif, Bank Indonesia


(38)

juga menetapkan rasio-rasio yang yang berkaitan dengan faktor-faktor CAMELS. Yang dinilai melalui rasio CAMELS ini adalah sebagai berikut :

1. Permodalan (capital)

Aspek permodalan sering disebut sebagai aspek solvabilitas, dimana aspek ini menilai permodalan yang dimiliki bank didasarkan kepada kewajiban penyediaan modal minimum bank. Penelitian aspek permodalan suatu bank lebih dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana atau berapa modal bank tersebut telah memadai untuk menunjang kebutuhannya (Aryani, 2007). Bank Indonesia menetapkan Capital Adequacy Ratio (CAR), yaitu kewajiban penyediaan modal minimum yang harus selalu dipertahankan oleh setiap bank sebagai suatu proporsi tertentu dari total Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Perbandingan rasio CAR adalah rasio modal terhadap ATMR (Kashmir, 2008) yang dapat dirumuskan sebagai berikut

Keterangan :


(39)

ATMR = ATMR kredit + ATMR risiko pasar

Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) adalah nilai total masing – masing aktiva bank setelah dikalikan dengan masing-masing bobot risiko aktiva tersebut. Aktiva yang tidak paling berisiko diberi bobot 100%. Dengan demikian ATMR menunjukan nilai aktiva berisiko yang memerlukan antisipasi modal dalam jumlah yang cukup (Susilo, 2000:28). Menurut standar International yaitu Banking for International Settlement (BIS) yang berpusat di Geneva minimum bobot Capital Adequacy Ratio adalah sebesar 8 % dan dari waktu ke waktu akan disesuaikan dengan kondisi dan perkembangan perbankan yang terjadi. Sementara Bank Indonesia telah menetapkan kewajiban penyediaan modal initi minimum bank umum sebesar Rp 80 Milyar pada akhir tahun 2007 dan meningkat menjadi 100 Milyar pada akhir tahun 2010.

2. Kualitas Aktiva (Asset Quality)

Kualitas aktiva produktif atau disebut juga dengan asset quality adalah semua aktiva yang dimiliki oleh bank dengan maksud untuk dapat memperoleh penghasilan sesuai dengan fungsinya. Komponen faktor kualitas asset yang digunakan dalam penelitian ini adalah NPL (Non Performing Loan) .

NPL (Non Performing Loan) merupakan rasio yang menunjukan kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. NPL dihitung berdasarkan perbandingan antara


(40)

jumlah kredit yang bermasalah dibandingkan dengan total kredit. Berdasarkan lampiran 14, Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/ 11/ DPNP tanggal 31 Maret 2010, Kredit adalah kredit sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai penilaian kualitas asset bank umum. Kredit bermasalah adalah dihitung berdasarkan nilai tercatat dalam neraca, secara gross (sebelum dikurangi CKPN/Cadangan Kerugian Penurunan Nilai).

Rasio ini dapat dihitung dengan rumus :

Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 06//10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank umum, semakin tinggi nilai NPL (diatas 5%) maka bank tersebut tidak sehat. NPL yan tinggi menyebabkan menurunnya laba yang akan diterima oleh bank. Penurunan laba mengakibatkan deviden yang dibagikan juga semakin berkurang sehingga pertumbuhan tingkat return saham bank akan mengalami penurunan.

3. Manajemen (Management)

Rasio ini mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan laba bersih sebelum pajak ditinjau dari sudut pendapatan operasinya (Dendawijaya, 2003). Penilaian terhadap faktor manajemen antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap


(41)

komponen-komponen manajemen umum, penerapan sistem manajemen risiko, kepatuhan bank terhadap ketentuan yang berlaku, komitmen pada Bank Indonesia dan pihak lainnya. Aspek manajemen pada penelitian ini di proksikan dengan NPM (Net Profit Margin). Alasannya, seluruh kegiatan manajemen suatu bank yang mencakup manajemen permodalan, manajemen kualitas aktiva, manajemen umum, manajemen rentabilitas, dan manajemen likuiditas pada akhirnya akan bermuara pada perolehan laba (Aryani, 2007). NPM di peroleh dengan perbandingan laba operasi dibandingkan dengan pendapatan operasional.

4. Rentabilitas (Earnings)

Penilaian ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam meningkatkan keuntungan, juga untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai bank. Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 06/ 23/ DPNP Jakarta, 31 Mei 2004) komponen faktor earnings yang digunakan dalam dalam penelitian ini adalah ROA (Return on Asset), NIM (Net Intersest Margin), dan Operating Ratio (RO) dengan membandingkanBOPO (Biaya Operasional pada Pendapatan Operasional).


(42)

ROA (Return on Asset) digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba sebelum pajak) yang dihasilkan dari total asset bank yang bersangkutan. Semakin besar (ROA), semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut. NIM (Net Interest Margin) digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih. Rasio NIM diperoleh dari perbandingan antara pendapatan bunga bersih dibandingkan dengan rata-rata aktiva produktif. Pendapatan bunga bersih diperoleh dari pendapatan bunga dikurangi beban bunga. BOPO (Biaya Operasional pada Pendapatan Operasional) digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Semakin kecil angka rasio BOPO, maka semakin baik kondisi bank tersebut.

Perhitungan atas ROA dan ROE dapat dirumuskan sebagai berikut :

Bank Indonesia biasanya tidak memberlakukan ketentuan yang ketat terhadap rasio ini. Sepanjang suatu bank tidak mengalami kerugian atau tidak ada tanda-tanda atau kecendrungan untuk mengalami kerugian di masa yang akan dating.


(43)

Net Income Margin (NIM) adalah pengukuran kemampuan bank untuk menghasilkan laba atas kredit yang disalurkan (Chatrin, 2008), perhitungan rasio NIM dirumuskan sebagai berikut :

Operating Ratio (OR) yang membandingkan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional, digunakan untuk mengukur efisiensi dan efektivitas operasional suatu perusahaan dengan jalur membandingkan satu terhadap lainnya. (Dendawijaya, 2005:119).

Perhitungan atas rasio BOPO dapat dirumuskan sebagai berikut :

Rasio biaya operasional adalah perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional. Artinya, semakin rendah BOPO berarti semakin efisien kinerja bank tersebut dalam mengendalikan biaya operasionalnya, dengan adanya efisiensi biaya maka keuntungan yang diperoleh bank akan semakin besar.

5. Likuiditas (Liquidity)

Rasio ini bertujuan untuk mengukur seberapa likuid suatu bank (Kasmir,2000). Suatu bank dikatakan likuid apabila bank yang bersangkutan mampu membayar hutangnya terutama hutang-hutang jangka pendek, membayar kembali semua depositonya serta dapat memenuhi permintaan kredit yang di ajukan. Untuk


(44)

mengukur tingkat likuiditas bank digunakan rasio keuangan Loan to Deposit Ratio (LDR). Perhitungan ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

Kredit yang diberikan merupakan total kredit yang diberiakn tidak termasuk kredit kepada bank lain sedangkan dana pihak ketiga adalah giro, tabungan, simpanan berjangka, sertifiakt deposito (tidak termasuk antar bank). LDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya (Dendawijaya, 2003). Rasio ini untuk mengetahui kemapuan bank dalam membayar kembali kewajiban kepada para nasabah yang telah menanamkan dana dengan kredi-kredit yang telah diberikan kepada para debiturnya. Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi bahwa semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan (Dendawijaya, 2003). Hal ini disebabkan karena jumlah dana diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar.

6. Sensitivitas terhadap Risiko Pasar ( Sensitivity to Market Risk)

Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor sensitivitas terhadap risiko pasar antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponensebagai berikut (SE BI No. 06/ 23/ DPNP Jakarta, 31 Mei 2004) :


(45)

a. modal atau cadangan yang dibentuk untuk mengcover fluktuasi suku bunga dibandingkan dengan potensial loss sebagai akibat fluktuasi (adverse movement) suku bunga,

b. modal atau cadangan yang dibentuk untuk mengcover fluktuasi nilai tukar dibandingakn dengan potensial loss sebagai akibat fluktuasi (adverse movement) nilai tukar,

c. kecukupan penerapan sistem manajemen risiko pasar.

Dalam penelitian ini tidak menggunakan variabel Sensitivity to Market Risk dikarenakan keterbatasan data yang ada. Data-data yang berhubungan dengan sensitivitas risiko pasar tersebut tidak dipublikasikan oleh bank dan cenderung bersifat internal perusahaan. Sehingga dalam penelitian ini hanya menguji tujuh variabel yang termasuk didalam CAMELS yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Net Interest Margin (NIM), Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio (LDR).

2.1.6 Pertumbuhan Laba

Laba adalah sebagai selisih antara pengukuran pendapatan yang direalisasi dari transaksi yang terjadi dalam satu periode dengan biaya yang berkaitan dengan pendapatan tersebut ( Chariri dan Ghozali, 2007). Laba


(46)

merupakan salah satu indikator kinerja perusahaan. Laba perusahaan dapat tercermin dalam laporan keuangan yang dihasilkan oleh perusahaan yang bersangkutan.

Laba merupakan proksi dari kinerja perusahaan. Dalam penelitian ini kinerja perusahaan diproksikan dengan ukuran perubahan laba yang dihasilkan oleh perusahaan. Oleh karena itu, laporan keuangan merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan.

Menurut Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 1 yang dikeluarkan oleh Financial Accounting Standard Board (FASB), informasi laba merupakan komponen laporan keuangan perusahaan yang bertujuan untuk menilai kinerja manajemen, membantu mengestimasi kemampuan laba yang representative dalam jangka panjang, memprediksi laba dan menaksir risiko dalam investasi. SFAC No.1 memberikan indikasi bahwa pelaporan keuangan harus mempunyai manfaat dalam rangka membantu pengguna untuk membuat keputusan. Sesuai dengan pernyataan tersebut maka laporan keuangan harus bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan tersebut terutama untuk membantu Investor dan pengguna lain dalam membuat keputusan yang tepat.

Pertumbuhan laba dari tahun ke tahun juga dijadikan sebagai dasar pengukuran efisiensi manajemen dan membantu meramalkan arah masa depan perusahaan atau pembagian deviden masa depan. Pertumbuhan laba


(47)

akan berpengaruh terhadap keputusan investasi para investor dan calon investor yang akan menanamkan modalnya ke dalam perusahaan.


(48)

2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu Peneliti Judul Variabel

penelitian Metode Analisis Hasil penelitian Wahyu Prasetyo (2006) Pengaruh Rasio CAMEL Terhadap Kinerja Keuangan Pada Bank

CAR (Capital Adequacy Ratio), NPL (Non Performing Loan), BOPO Beban Operasional Pendapatan Operasional), NIM (Net Interest Margin), LDR (Loan to Deposit Ratio) dan GWM (Giro Wajib Minimum) – (Independent) Pertumbuhan Laba (Dependent) Analisis Regresi Berganda, Uji t, dan Korelasi Parsial Sederhana

LDR dan GWM tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan perbankan, sedangkan variabel CAR, NPL, BO/PO, dan NIM mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan perbankan, sedangkan secara simultan variable CAR, NPL, BO/PO, NIM, LDR dan GWM mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan perbankan.


(49)

Rianti Cahya Dewi (2007) Analisis Rasio Keuangan untuk Memprediksi Pertumbuhan Laba Perusahaan Perbankan Go Public yang Terdaftar di BEJ

rasio CAR, RORA, NPM, ROA, dan LDR (Independent) Pertumbuhan Laba (Dependent) Analisis Rasio Keuangan dan Analisis Regresi Uji t, dan Korelasi Parsial Sederhana

Secara simultan CAR, RORA, NPM, ROA, dan LDR mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan laba perbankan, secara parsial hanya rasio CAR dan NPM yang memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba Rikky G. Turnip (2009) Iswatun Khasanah ( 2010 )

Pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Capital Adequacy Ratio (CAR) Terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Pengaruh Rasio Camel terhadap Kinerja perusahaan Perbankan yang terdaftar di BEI

rasio LDR dan CAR (Independent), Pertumbuhan Laba (Dependent) Rasio Keuangan CAR (Capital Adequacy Ratio), NPL (Non

Performing Loans), ROA (Return On Asset), ROE (Return On Equity), dan LDR (Loan to Deposit Ratio)

Analisis Regresi Berganda, Uji t, dan Korelasi Parsial Sederhana Analisis Rasio Keuangan dan Analisis Regresi Uji t, dan Korelasi Parsial Sederhana

Rasio LDR dan CAR tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba baik secara parsial maupun simultan Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE),Net InterestMargin (NIM), Retention Rate (RR), Biaya Operasional Pendapatan Operasional


(50)

Sumber : Hasil Olahan Peneliti

2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis 2.3.1 Kerangka Konseptual

rasio LDR dan CAR

(Independent), Pertumbuhan Laba

(Dependent)

Loan to Deposit Ratio (LDR), Giro Wajib Minimum

(GWM), yang mempunyai

pengaruh terhadap

pertumbuhan laba perbankan.

Sedangkan rasio Net Profit Margin (NPM), yang memiliki

pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.


(51)

Untuk mengukur kinerja perusahaan dalam penelitian ini adalah pertumbuhan laba dari tahun ke tahun dengan menggunakan rasio CAMEL. Dalam kerangka konseptual ini, penulis menggambarkan tentang pengukuran kinerja perbankan dengan menggunakan rasio CAMEL untuk memprediksi pertumbuhan laba perbankan, CAMEL terdiri dari lima faktor yaitu faktor Capital, Asset, Management, Earning, dan faktor Liability, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu, maka dalam penelitian ini menguji pengaruh rasio Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Net Interest Margin (NIM), Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio (LDR).

Berdasarkan teori yang telah diungkapkan sebelumnya, rasio-rasio yang ada dalam faktor CAMEL mimiliki pengaruh terhadap pertumbuhan laba, namun terdapat penelitian yang tidak sesuai dengan teori yang telah diungkapkan. Mengacu kepada dasar dan landasan teori, serta penelitian terdahulu yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat digambarkan kerangka konseptual sebagai berikut :


(52)

H1

H2

H3

H4 H5 H6 H7

H8 Gambar 2.2 Kerangka Konseptual

NPL CAR ROA ROE NIM BO/PO

LDR

Pertumbuhan Laba


(53)

2.3.2 Hipotesis Penelitian

Menurut Erlina (2008:49) “Hipotesis adalah proposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris”. Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara terhadap masalah yang diteliti, melalui analisis data yang relevan dan kebenarnnya akan diketahui setelah dilakukan penelitian. Berdasarkan tinjauan teoritis dan kerangka konseptual yang diuraikan sebelumnya, maka hipotesis penelitian dapat disusun sebagai berikut :

H1 : CAR (Capital Adequacy Ratio) berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba,

H2 : NPL (Non Performing Loans) berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba,

H3 : ROA (Return on Asset) berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba,

H4 : ROE (Return on Equity) berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba,

H5 : NIM (Net Interest Margin) berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba,

H6 : BOPO (Biaya Operasional Pendapatan Operasional) berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba,

H7 : Loan to Deposite Ratio (LDR) berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba,

H8 : CAR, NPL, ROA, ROE, NIM, BOPO, dan LDR terhadap kinerja keuangan perbankan yang terdaftar di BEI secara simultan.


(54)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Populasi dan sampel Penelitian

Populasi dalam penelitin ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan termasuk dalam sektor perbankan pada periode 2008-2010. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan teknik purposive sampling. Penggunaan metode ini bertujuan untuk mendapatkan sampel yang representative dengan kriteria yang telah ditetapkan.

Menurut Sugiyono (2005:72), “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perbankan yang terdaftar (listed) di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008..

Menurut Sugiyono (2005:73), “Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Jadi sampel merupakan sebagian dari populasi untuk mewakili karakteristik populasi yang diambil untuk keperluan penelitian. Sampel yang dipilih adalah perusahaan yang memiliki kriteria sebagai berikut :

1. Perusahaan perbankan yang menerbitkan laporan keuangan minimal selama 3 tahun berturut-turut yaitu tahun 2008 – 2010.


(55)

2. Perusahaan perbankan harus mempunyai laporan keuangan dengan tahun buku yang berakhir 31 Desember dan telah di audit.

3. Perusahaan perbankan yang tercatat pada Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2010.

Dalam penelitian ini terdapat 29 bank yang ditetapkan sebagai populasi dan diantaranya yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sebagai sample hanya 14 bank yang disajikan dalam table di bawah ini :

Tabel 3.1

Daftar Sampel Penelitian

No

Nama Bank

Kriteria

Kode

Sampel

1 2 3

1 PT. Bank Agroniaga, Tbk √ √ AGRO

2 PT. Bank Artha Graha Intr. Tbk √ √ INPC

3 PT. Bank Bukopin, Tbk √ √ √ BBKP Sampel 1

4 PT. Bank Bumi Arta, Tbk √ √ √ BNBA Sampel 2

5 PT. Bank Bumiputera Indonesia, Tbk √ √ √ BABP Sampel 3

6 PT. Bank Capital Indonesia, Tbk √ √ BACA

7 PT. Bank Central Asia, Tbk √ √ BBCA

8 PT. Bank Century, Tbk √ √ BCIC

9 PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk √ √ √ BDMN Sampel 4

10 PT. Bank Ekonomi Raharja, Tbk √ √ BAEK

11 PT. Bank Eksekutif Internasional, Tbk √ √ BEKS 12 PT. Bank Himpunan Saudara 1960, Tbk √ √ SDRA

13 PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk √ √ √ BNII Sampel 5

14 PT. Kesawan, Tbk √ √ BKSW


(56)

16 PT. Mayapada Internasional, Tbk √ √ √ MAYA Sampel 7

17 PT. Mega, Tbk √ √ √ MEGA Sampel 8

18 PT. Negara Indonesia, Tbk √ √ BBNI

19 PT. Bank Niaga, Tbk √ √ √ BNGA Sampel 9

20 PT. Bank Nusantara Parahyangan, Tbk √ √ BBNP

21 PT. Bank OCBC NISP, Tbk √ √ √ NISP Sampel 10

22 PT. Bank Panin Indonesia, Tbk √ √ √ PNBN Sampel 11

23 PT. Bank Permata, Tbk √ √ √ BNLI Sampel 12

24 PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk √ √ √ BBRI Sampel 13

25 PT. Swadesi, Tbk √ √ √ BSWD Sampel 14

26 PT. Bank Tab. Pensiunan Nasional, Tbk √ √ BTPN 27 PT. Bank Victoria Internasioanal, Tbk √ √ BVIC

28 PT. Windu Kentjana Internsional, Tbk √ √ MCOR 29 PT. Bank Tabungan Negara, (Persero) Tbk √ √ BBTN

Sumber : Hasil Olahan Peneliti

3.2Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Menurut Umar (2003:60), “data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut, misalnya dalam bentuk tabel, grafik, diagram, gambar dan sebagainya sehingga lebih informatif jika digunakan oleh piha lain”. Data yang digunakan adalah laporan laba rugi dan neraca bank selama tahun 2004-2008. Data tersebut diperoleh dari situs

Dalam penelitian ini data yang dibutuhkan berupa laporan keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun


(57)

2008 – 2010. Daftar perusahaan perbankan dikumpulkan dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Data perusahaan perbankan diperoleh dari

pengamatan tahun 2008 – 2010. 3.3 Metode Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan teknik dokumentasi. Teknik dokumentasi yaitu teknik yang dilakukan dengan mengumpulkan data-data tentang perusahaan yang menjadi sampel penelitian melalui fasilitas internet dengan mengakses situs-situs resmi perusahaan serta informasi dari media lainnya.

3.4Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.4.1 Variabel Independen (bebas)

Variabel independent menurut Sugiyono (2005:33) adalah “variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan positif maupun negatif bagi variabel dependen lainnya”. Variabel dependen dalam penelitian ini terdiri dari rasio-rasio yang penulis pilih dari faktor-faktor CAMEL (Capital, Asset, Management, Equity, Earning), dengan tidak memasukkan faktor Management didalamnya. Masing-masing variabel independen dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Capital, dengan menggunakan indikator rasio Capital Adequacy Ratio (CAR). Capital Adequacy Ratio (CAR) yaitu kewajiban penyediaan


(58)

modal minimum yang harus selalu harus dipertahankan oleh setiap bank sebagai suatu proporsi tertentu dari total Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR), yang diperoleh dengan rumus :

CAR = x 100

b. Asset, dengan menggunakan indikator rasio Non Performing Loans (NPL). Non Performing Loans (NPL) digunakan untuk memperhatikan kemampuan membayar dari debitur, sebagai antisipasi Bank atas potensi kerugian dari kredit bermasalah, yang diperoleh dengan rumus :

Kredit non lancar

NPL = x 100 Total Kredit

c. Earning, dengan menggunakan indikator rasio Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Net Interest Margin (NIM) dan BOPO. Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) keduanya digunakan untuk mengetahui kemampuan bank menghasilkan keuntungan secara relatif dibandingkan dengan nilai total asetnya (untuk ROA) dan total modal sendirinya (untuk ROE). Net Income Margin (NIM) adalah pengukuran kemampuan bank untuk menghasilkan laba atas kredit yang disalurkan. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional, digunakan untuk mengukur efisiensi dan efektivitas operasional suatu perusahaan dengan jalur membandingkan satu terhadap lainnya. Rumu yang digunakan untuk menghitung rasio-rasio tersebut adalah :

M od a l ATMR


(59)

Laba sebelum pajak ROA = x 100

Rata-rata total aset Laba setelah pajak

ROE = x 100 Rata-rata total modal

Pendapatan Bunga Bersih NIM = x 100 Rata-rata Aktiva Produktif

Total Beban Operasional BOPO = x 100

Total Pendapatan Operasional

d. Likuiditas, dengan menggunakan indikator rasio Loan to Deposite Ratio (LDR). Loan to Deposite Ratio (LDR) menilai suatu kinerja bank terutama dari seluruh jumlah kredit yang diberikan oleh bank dengan dana yang diterima oleh bank yang diperoleh dengan rumus :

Kredit

LDR = x 100 Dana Pihak Ketiga

3.4.2 Variabel Dependen (terikat)

Variabel dependent menurut Sugiyono (2005:33) adalah “variabel yang dipengaruhi atau terikat oleh variabel independent”. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan perbankan (dalam penelitian ini diukur dengan pertumbuhn laba). Pertumbuhan laba merupakan kenaikan laba atau penurunan laba pertahun yang dinyatakan dalam prosentase.


(60)

Laba Thn ini - Laba Thn Sebelumnya

Pertumbuhan Laba = X 100 % Laba Tahun Sebelumnya

3.5 Metode Analisis Data 3.5.1 Statistik Deskriptif

Statistik Deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum dan minimum. Statistik Deskriptif merupakan statistik yang menggambarkan atau mendeskripsikan data yang menjadi sebuah informasi yang lebih jelas dan mudah untuk dipahami.

3.5.2 Pengujian Asumsi Klasik

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis regresi linier berganda berdasarkan pada model pangkat kuadrat terkecil biasa - OLS (Ordinary Least Square) dengn menggunakan bantuan software SPSS for window versi 18. Penggunaan metode analisis dalam pengujian hipotesis, terlebih dahulu diuji apakah model tersebut memenuhi asumsi klasik atau tidak.

3.5.2.1Uji Normalitas

Menurut Nugroho (2005:18), uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel independen dan variabel dependen berdistribusi normal. Cara yang digunakan untuk mendeteksi apakah


(61)

smirnov dan desain grafik. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal atau mengikuti arah garis diagonal, atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, demikian sebaliknya. Dalam penelitian ini digunakan grafik histogram, grafik normal probability-plot, dan uji one sampelkolmogorov-smirnov untuk menguji normalitas.

3.5.2.2Uji Multikolineritas

Menurut Nugroho (2005:58), uji ini bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Pada regresi ini yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Pengujian multikolineritas dilakukan dengan melihat Variance Inflating Factor (VIF) antar variabel independen. Batas VIF adalah 10, jika VIF > 10 maka terjadi multikolineritas.

3.5.2.3 Uji Autokorelasi

Menurut Nugroho (2005:59), uji ini bertujuan untuk mnguji apakah pada suatu model regresi linier ada korelasi antar kesalahan penganggu pada periode satu dengan periode sebelumnya. Metode regresi yang baik adalah tidak terdapat autokolerasi. Pengujian ini menggunakan uji Durbin Watson. Meurut Nugroho (2005:60), pengambilan keputusan ada tidaknya auokorelasi adalah sebagai berikut :


(62)

b. Angka D-W diantara -2 sampai 2 berarti tidak ada autokorelasi c. Angka D-W diatas 2 berarti ada autok

3.5.2.4 Uji Heterokedastisitas

Menurut Nugroho (2005:62), uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam regresi terjadi ketidaksamaan varians antar sat pengamatn ke pengamatan lainnya. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas atau terjadi homokedastisitas. Deteksi ada tidaknya hetrokedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu yang terbentuk. Jika membentuk pola tertentu maka telah terjadi gejala heterokedastisitas.

3.5.3 Pengujian Hipotesis

Hipotesis diuji dengan analisis regresi linier begranda untuk menganalisis pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Model regresi yang digunakan adalah :

Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4 + b5x5 + b6x6 + b7x7 + e Keterangan :

Y = kinerja Keuangan Perbankan (Pertumbuhan Laba) a = konstanta

b1-7 = koefisien regresi variabel independen x1 = CAR (Capital Adequacy Ratio) x2 = NPL (Non Performing Loans) x3 = ROA (Return on Asset)


(63)

x4 = ROE (Return on Equity) x5 = NIM (Net Interest Margin) x6 = BO/PO

x7 = Loan to Deposite Ratio (LDR) e = Error

Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan. 3.5.4 Uji Koefisian Determinasi (R2) / Regresi

Pengujian koefisien determinan (R2) digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase sumbangan variabel independen yang diteliti terhadap variasi naik turunnya variabel dependen. Koefisien determinan berkisar antara nol sampai dengan 1 (0 ≤ R 2 ≤ 1). Hal ini berarti bila R2 = 0, menunjukkan tidak adanya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, bila R2 semakin mendekati 1, menunjukkan semakin kuatnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan bila R2 semakin kecil mendekati 0, maka dapat dikatakan semakin kecil pengaruh variabel independen terhadap vaiabel dependen.

3.5.5 Uji Signifikan Simultan (F-test)

Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen.


(64)

H0 : b1, b2, b3, b4, b5, b6, b7 = 0, artinya semua variabel independen secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

Ha : b1, b2, b3, b4, b5, b6, b7 ≠ 0, artinya semua variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen.

Kriteria pengambilan keputusan :

Jika probabilitas < 5%, maka Ha diterima atau H0 ditolak Jika probabilitas > 5%, maka Ha ditolak atau H0 diterima 3.5.6 Uji signifikan parsial (t-test)

Uji t menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen.

Bentuk pengujiannya:

H0 : b1, b2, b3, b4, b5, b6, b7 = 0, artinya suatu variabel independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

Ha : b1, b2, b3, b4, b5, b6, b7 ≠ 0, artinya suatu variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen.

pengambilan keputusan :

Jika probabilitas < 5%, maka Ha diterima atau H0 ditolak Jika probabilitas > 5%, maka Ha ditolak atau H0 diterima

3.5.7 Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Bursa Efek Indonesia melalui media internet dengan menggunakan situs dilaksanakan dari bulan Februari s/d Mei 2012


(65)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Hasil Penelitian

4.1.1 Data penelitian

Data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari

situs

laporan laba rugi dan neraca serta ikhtisar keuangan bank yang menjadai sampel dalam penelitian ini, dimana yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah perbank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2008 hingga 2010. Analisis data dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan Microsoft excel, selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian menggunakan regresi berganda. Pengujian asumsi klasik dan regresi berganda dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 18. Adapun informasi yang dibutuhkan dari laporan keuangan perusahaan adalah informasi yang berhubungan dengan variabel penelitian yang disajikan dalam lampiran ii.

4.2 Hasil Uji asumsi klasik 4.2.1 Uji Normalitas Data

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel independen dan variabel dependen berdistribusi normal. Cara yang digunakan untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak dalam penelitian ini adalah dengan melakukan analisis grafik, yang terdiri dari histogram dan Normal probability plot, serta analisis statistik dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S).


(66)

Hasil uji grafik dalam penelitian ini menunjukkan distribusi residual yang relatif normal. Ditunjukkan dengan grafik histogram yang tidak menceng ke kiri atau ke kanan, Normal probability plot yang menunjukkan pola titik-titik yang menyebar mendekati dan searah garis diagonal grafik dan nilai residual pada uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) menunjukkan nilai yang lebih besar dari 0,05, hal ini mengindikasikan data sudah relatif normal.. Hasil normalitas data dengan menggunakan grafik histogram dan Normal probability plot dapat dilihat pada gambar 4.1 di bawah ini juga dikuatkan dengan uji Kolmogorov-Smirnov.

Gambar 4.1

Uji Kolmogorov- Smirnov

Sumber : output SPSS yang diolah oleh penulis, 2012

Grafik Histogram di atas menunjukan bahwa data telah terdistribusi secara normal. Hal ini dapat dilihat dari grafik Histogram yang menunjukan distribusi data mengikuti garis diagonal yang tidak menceng ( skewness ) kiri maupun menceng ke kanan. Hal ini juga didukung dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik plot yang ditampilkan.


(67)

Gambar 4.2

Uji Normalitas dengan Plot

Sumber : output SPSS yang diolah oleh penulis, 2012

Menurut Ghozali ( 2005 : 110), pendeteksian normalitas dapat dilakukan dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik, yaitu jika data (titik) menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, hal ini menunjukan data yang telah terdistribusi normal. Gambar 4.2 menunjukan bahwa data (titik) menyebar disekitar dan mendekati garis diagonal. Hal ini sejalan dengan hasil pengujian dengan menggunakan histogram bahwa data telah terdistribusi normal. Karena secara keseluruhan data terdistribusi secara normal, maka dapat dilakukan pengujian asumsi klasik lainya.

Tabel 4.1 Uji Normalitas Data

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardiz ed Residual


(68)

N 42

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation .33974604 Most Extreme

Differences

Absolute .166

Positive .166

Negative -.117

Kolmogorov-Smirnov Z 1.076

Asymp. Sig. (2-tailed) .197

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber : output SPSS yang diolah oleh penulis, 2012

Dari keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa data bersifat normal dengan kriteria:

1) N = 42, yang berarti jumlah sampel yang diamati adalah 42 sampel data. Nilai Kolmogorov-Smirnov = 1,076 dengan nilai signifikansi (p) lebih besar dari 0,05 ( 0,197 > 0,05 ) pada uji normalitas Kolmogorov-Smirnov. Oleh karena nilai p untuk setiap variabel yang diuji lebih besar dari 0,05 maka diketahui bahwa data variabel dengan jumlah sampel sebanyak 42 adalah normal atau memenuhi syarat Uji Normalitas.

2) Jadi dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan distribusi residual sudah normal. Dengan demikian, syarat pertama dalam melakukan uji-t dan uji-F sudah uji-terpenuhi.


(69)

4.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji Multikoloneritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelsi antar variabel independen. Pada regresi ini yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Hasil uji multikolineritas disajikan pada tabel 4.3 yang diperoleh dari Lampiran iii.

Tabel 4.2 Uji Multikolinearitas Model Unstandardized Coefficients Standar dized Coefficie nts

T Sig.

Collinearity Statistics

B

Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -.139 .602 -.230 .819

CAR -.021 1.469 -.003 -.014 .989 .547 1.827

NPL -.853 6.223 -.031 -.137 .892 .522 1.916

ROA 2.256 1.836 .265 1.229 .228 .554 1.804

ROE -.143 .513 -.052 -.279 .782 .746 1.340

NIM -2.078 4.378 -.108 -.475 .638 .504 1.985

BOPO -.107 .415 -.050 -.257 .799 .682 1.467

LDR .782 .876 .261 .892 .379 .302 3.317

LABA_BERSI

H

-5.259 .000 -.010 -.036 .972 .305 3.274

a. Dependent Variable: Pertumbuhan_Laba


(70)

Hasil perhitungan nilai Tolerance pada tabel di atas menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel yang nilainya lebih dari 95%. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama, tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel bebas dalam model regresi.

4.2.3 Uji Heterokedastisitas

Uji Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam regresi terjadi ketidaksamaan varians antar satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas. Deteksi ada tidaknya hetrokedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu yang terbentuk. Jika membentuk pola tertentu maka telah terjadi gejala heterokedastisitas. Hasil dari Uji Heteroskedastisitas dapat ditunjukkan dengan grafik scatterplot antara ZPRED dan SRESID.

Cara mendeteksi ada tidaknya gejala heteoskedastisitas adalah dengan melihat grafik scatterplot yang dihasilkan dari pengolahan data menggunakan program SPSS. Dasar pengambilan keputusannya menurut Ghozali (2005) adalah sebagai berikut :

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur ( bergelombang, melebar kemudian


(71)

menyempit), maka mengindikasikan terlah terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk menganalisis apakah terjadi gejala heteroskedastisitas atau tidak dengan cara mengamati penyebaran titik-titik pada grafik.

Gambar 4.3 Uji Heterokedastisitas

Sumber: output SPSS yang diolah oleh penulis, 2012

Tampak pada pola output di atas, diagram pencar residual tidak membentuk pola tertentu serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 baik pada sumbu Y maupun sumbu X. Kesimpulannya adalah bahwa regresi terbebas dari kasus heteroskedastisitas dan memenuhi persyaratan uji asumsi klasik tentang heteroskedastisitas.


(72)

Uji Autokorelasi bertujuan untuk mnguji apakah pada suatu model regresi linier ada korelasi antar kesalahan penganggu pada periode satu dengan periode sebelumnya. Metode regresi yang baik adalah tidak terdapat autokolerasi. Pengujian ini menggunakan uji Durbin Watson. Hasil dari uji autokorelasi dapat digambarkan pada gambar di bawah ini :

Tabel 4.3 Uji Autokorelasi Model Summary(b) Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin Watson

1 .382a .146 -.061 .37869 1.941

a. Predictors: (Constant), LABA_BERSIH, NPL, ROE, BOPO, NIM, ROA, CAR, LDR

b. Dependent Variable: Pertumbuhan_Laba

Sumber: output SPSS yang diolah oleh penulis, 2012

Berdasarkan tabel 4.3 yang diperoleh dapat diketahui bahwa nilai Durbin-Watson (DW) sebesar 1,941 yang berarti tidak lebih besar dari 2. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi, dan model regresi memenuhi syarat asumsi klasik tentang autokorelasi.

4.3 Statistik Deskriptif

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari CAR (Capital Adequacy Ratio), NPL (Non Performing Loans), ROA (Return On Asset), ROE (Return On Equity), NIM (Net Interest Income), BO/PO (Beban Operasional Pendapatan Operasional), LDR (Loan to Deposit Ratio) dan Pertumbuhan Laba.


(73)

Tabel 4.4 Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

PERTUMBUHAN_LABA 42 -.55 1.27 .2790 .36760

CAR 42 .11 .33 .1748 .05443

NPL 42 .01 .06 .0231 .01316

ROA 42 .01 .24 .0314 .04326

ROE 42 .01 .77 .1600 .13333

NIM 42 .04 .11 .0629 .01904

BOPO 42 .32 1.07 .7850 .17270

LDR 42 .51 1.00 .7798 .12292

LABA_BERSIH 42 19221.00 28213676.00 4.0450E6 7.31124E6

Valid N (listwise) 42

Sumber : output SPSS yang diolah oleh penulis, 2012

Dari tabel 4.4 yang diperoleh dari Lampiran , dijelaskan bahwa :

a. variabel PL (Pertumbuhan Laba) memiliki nilai minimum -0.55 dan nilai maksimum 1,27. Nilai rata-rata PL 0,2790 dengan standar deviasi 0.36760,

b. variabel CAR (Capital Adequacy Ratio) memiliki nilai minimum 0.11 dan nilai maksimum 0.33. Nilai rata-rata CAR 0.1748 dengan standar deviasi 0,05443,

c. variabel NPL (Non Performing Loans) memiliki nilai minimum 0.01 dan nilai maksimum 0.06. Nilai rata-rata NPL 0.1231 dengan standar deviasi


(74)

d. variabel ROA (Return On Asset) memiliki nilai minimum 0.01 dan nilai maksimum 0.24. Nilai rata-rata ROA 0.0314 dengan standar deviasi 0,4326,

e. variabel ROE (Return On Equity) memiliki nilai minimum 0.01 dan nilai maksimum 0.77. Nilai rata-rata ROE 0.1600 dengan standar deviasi 0,13333

f. variabel NIM (Net Interest Income) memiliki nilai minimum 0.04 dan nilai maksimum 0.11. Nilai rata-rata NIM 0.629 dengan standar deviasi 0,01904,

g. variabel BOPO (Beban Operasional Pendapatan Operasional) memiliki nilai minimum 0.32 dan nilai maksimum 1.07. Nilai rata-rata BOPO 0.7850 dengan standar deviasi 0,17270,

h. variabel LDR (Loan to Deposit Ratio) memiliki nilai minimum 0.51 dan nilai maksimum 1.00. Nilai rata-rata LDR 0.7798 dengan standar deviasi 0.12292,


(75)

4.4. Analisis Regresi

4.4.1. Uji Koefisian Determinasi (R2)

Analisis regresi dapat dilihat dengan hasil sebagai berikut : Tabel 4.5

Uji Regresi Model Summary Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 .382a .146 -.061 .37869

a. Predictors: (Constant), LABA_BERSIH, NPL, ROE, BOPO, NIM, ROA, CAR, LDR

b. Dependent Variable: Pertumbuhan_Laba

Sumber: output SPSS yang diolah oleh penulis, 2012

Dari hasil pengolahan regresi berganda pada tabel di atas yang diperoleh , dapat diketahui bahwa nilai R adalah 0,382 atau 38,2%. Nilai R pada intinya mengukur seberapa besar hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Sedangkan nilai R Square (R2 = koefisien determinasi) mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai R Square (R2) berada di antara 0 dan 1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel independen dalam menerangkan variasi variabel dependen sangat terbatas.

Nilai R-square dari output di atas adalah sebesar 0,146 ini berarti bahwa variasi dari variabel independen yang terdiri dari CAR, NPL, ROA, ROE, NIM, BOPO, dan LDR hanya mampu menjelaskan variasi variabel dependen (Pertumbuhan Laba) sebesar 14,6%, sedangkan sisanya sebesar 85,4% disebabkan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi.


(76)

4.4.2 Uji Signifikan Simultan (F-test)

Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Hasil uji signifikan simultan (F-test) dapat dilihat pada tabel Uji ANOVA di bawah ini.

Tabel 4.6 Uji ANOVA (F-test)

ANOVAb

Model Sum of

Squares Df

Mean

Square F Sig.

1 Regression .808 8 .101 .704 .686a

Residual 4.733 33 .143

Total 5.540 41

a. Predictors: (Constant), LABA_BERSIH, NPL, ROE, BOPO, NIM, ROA, CAR, LDR

b. Dependent Variable: Pertumbuhan_Laba

Sumber: output SPSS yang diolah oleh penulis, 2012

Dari uji ANOVA pada tabel 4.7, diketahui Fhitung sebesar 0,704 dengan tingkat signifikansi lebih besar dari tingkat kepercayaan (0,686 > 0,05). Kesimpulannya H0 diterima. Artinya secara bersama-sama (simultan), kedua variabel independen tidak mempengaruhi variabel dependen. Adapun koefisiennya adalah sebagai berikut:


(1)

B.

Uji Normalitas dengan Plot

Gambar 4.2

Uji Normalitas dengan Plot

C.

Uji Normalitas Data

Unstandardized Residual

N 42

Normal Parametersa,b Mean .0000000 Std. Deviation .33974604 Most Extreme Differences Absolute .166

Positive .166

Negative -.117

Kolmogorov-Smirnov Z 1.076

Asymp. Sig. (2-tailed) .197

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(2)

D.

Uji Multikolinearitas

Tabel 4.2

Uji Multikolinearitas

Model

Unstandardized Coefficients

Standardize d Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B

Std.

Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) -.139 .602 -.230 .819

CAR -.021 1.469 -.003 -.014 .989 .547 1.827 NPL -.853 6.223 -.031 -.137 .892 .522 1.916 ROA 2.256 1.836 .265 1.229 .228 .554 1.804 ROE -.143 .513 -.052 -.279 .782 .746 1.340 NIM -2.078 4.378 -.108 -.475 .638 .504 1.985 BOPO -.107 .415 -.050 -.257 .799 .682 1.467 LDR .782 .876 .261 .892 .379 .302 3.317 LABA_BERS

IH

-5.259E-10 .000 -.010 -.036 .972 .305 3.274

a. Dependent Variable: Pertumbuhan_Laba


(3)

E.

Uji Heterokedastisitas

Gambar 4.3

Uji Heterokedastisitas

Sumber: output SPSS yang diolah oleh penulis, 2012

F.

Uji Autokorelasi

Tabel 4.3

Uji Autokorelasi

Model Summary(b)

Model R

R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin Watson

1

.382a .146 -.061 .37869 1.941

c. Predictors: (Constant), LABA_BERSIH, NPL, ROE, BOPO, NIM, ROA, CAR, LDR

d.

Dependent Variable: Pertumbuhan_Laba


(4)

G.

Statistik Deskriptif

Tabel 4.4

Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation PERTUMBUHAN_LA

BA

42 -.55 1.27 .2790 .36760

CAR 42 .11 .33 .1748 .05443

NPL 42 .01 .06 .0231 .01316

ROA 42 .01 .24 .0314 .04326

ROE 42 .01 .77 .1600 .13333

NIM 42 .04 .11 .0629 .01904

BOPO 42 .32 1.07 .7850 .17270

LDR 42 .51 1.00 .7798 .12292

LABA_BERSIH 42 19221.00 28213676.00 4.0450E6 7.31124E6 Valid N (listwise) 42

Sumber : output SPSS yang diolah oleh penulis, 2012

H.

Uji Hipotesis

1.

Uji Koefisien Determinasi

Tabel 4.5

Uji Regresi

Model Summary

Model R

R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1

.382a .146 -.061 .37869

c. Predictors: (Constant), LABA_BERSIH, NPL, ROE, BOPO, NIM, ROA, CAR, LDR

d.

Dependent Variable: Pertumbuhan_Laba


(5)

Uji ANOVA (F-test)

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression .808 8 .101 .704 .686a

Residual 4.733 33 .143

Total 5.540 41

a. Predictors: (Constant), LABA_BERSIH, NPL, ROE, BOPO, NIM, ROA, CAR, LDR b. Dependent Variable: Pertumbuhan_Laba

Tabel 4.7

Koefisien Uji ANOVA

Coefficients(a)

Model Unstandardized Coefficients Standardize d Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B

Std.

Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) -.139 .602 -.230 .819

CAR -.021 1.469 -.003 -.014 .989 .547 1.827 NPL -.853 6.223 -.031 -.137 .892 .522 1.916 ROA 2.256 1.836 .265 1.229 .228 .554 1.804 ROE -.143 .513 -.052 -.279 .782 .746 1.340 NIM -2.078 4.378 -.108 -.475 .638 .504 1.985 BOPO -.107 .415 -.050 -.257 .799 .682 1.467 LDR .782 .876 .261 .892 .379 .302 3.317 a. Dependent Variable: Pertumbuhan_Laba


(6)