8 Gambar 1.5 Beberpa jenis bakteri yang ditumbuhkan dalam media agar miring
a
Staphylococcus epidermidis white, b Pseudomonas aeruginosa green, c Chromobacterium
violaceum violet, d Serratia marcescens redorange,e Kocuria rosea rose, and f Micrococcus
luteus yellow.
2. Jenis Medium
a. Medium Hidup
Medium hidup umumnya dipakai dalam laboratorium virologi untuk membiak isolasi berbagai jenis virus, sedangkan dalam bakteriologi hanya untuk beberapa jenis bakteri
tertentu terutrama menggunakan hewan percobaan. Contoh medium hidup: 1
Hewan percobaan 2
Telur ayam berembrio embryonated egg 3
Biakan jaringan tissue ciulture 4
Sel-sel bakteri tertentu untuk bakteriofaga
b. Medium mati
Berdasarkan konsistensi medium dibagi menjadi : 1
Medium padat, contohnya agar nutrient,ptotato dextrose agar, tauge agar, agar endo, agar SS
dsb. 2
Medium  semipadat,  yaitu medium  semi  padat  adalah  medium  yang mengandung  agar  ½    sehingga  konsistensinya  menjadi  setengah  padat.
Pembenihan ini dipakai untuk melihatgerak kuman secara mikroskopik.
3 Medium cair, seperti: air pepton,  deret gula-gula dsb.
Berdasarkan komposisi atau susunan bahan mediumnya, medium dibedakan menjadi: 1
Medium sintesis, yaitu medium yang memiliki jenis dan susunan kimia tertentu. Contohnya, cairan Hanks, Locke, dsb.
2 Medium non-sintetis, yaitu medium yang mengandung bahan-bahan yang tidak
diketahui  pasti baik  kadar  maupun  susunanya.  Contohnya:  air  kaldu  golongan daging, serum, plasma, dsb.
3 Medium  semi  sintetis,  contohnya  adalah cairan  Hanks ditambah  cairan  serum,
dan medium Tauge agar.
Berdasarkan sifat fisika dan biologiknya serta tujuan isolasi, medium dibagi menjadi: 1
Medium umum nutrient  medium,  yaitu  medium  yang  kaya  akan  zat  makanan dan  mempunyai  susunan  bahan  sedemikian  rupa  sehingga baik  untuk
pembiakan berbagai jenis bakteri, seprti KNA kaldu nutrisi agar.
2 Medium  selektif,  medium  yang  mempunyai susunan  bahan  sedemikin  rupa
sehingga bakteri-bakteri tertentu memang dapat tumbuh dengan masing-masing koloni yang khas. Misalnya Agar endo, untuk bakteri golongan coliform, yang akan
berwarna merah sedang untuk untuk golongan Salmonella sp. akan menunjukkan koloni yang tidak berwarna.
C. Pembuatan Sediaan Mikroskopis
ApusanSmear Bakteri dan Pengamatan Sel Bakteri
Olesan  bakteri  yang  baik  dan  disiapkan  sebagaimana  mestinya  merupakan prasyarat bagi berbagai macam pewarnaan, olesan bakteri yang baik tidak terlalu tebal
dan tidak terlalu tipis dan bila difiksasi oleh panas akan tahan pencucian satu kali atau
9 lebih  selama  berlangsungnya  proses  pewarnaan  sehingga  organismenya  tidak  hilang
tercuci namun sel-selnya tidak menjadi salah bentuk atau menyusut. Kaca objek yang dipakai  tidak  boleh  tergores  dan  harus  bersih.  Hal  ini  dikarenakan  ukuran  bakteri
yang sangat kecil, maka goresan atau partikel debu pada kaca objek dapat dikelirukan sebagai mikroorganisme.
Pengamatan  sel  bakteri  perlu  menggunakan  teknik  pewarnaan  stainning karena  sel  bakteri  umumnya  trasnparan,  tidak  berwarna dan  mikroskopis.  Beberapa
tekni  pewarnaan diantara:  pewarnaan  tuanggal  menggunakan  satu  jenis  zat  warna seperti  pewarnaan  sederhana,  dan  pewarnaan  negatif.  Pewarnaan  diferensial
merupakan  teknik  pewrnaan  menggunakan  lebih  dari  satu  zat  warna,  seperti pewarnaan  Gram,  pewarnaan  kapsul,  dan  sebagainya. Untuk  pengamatan  sediaan
atau apusan bakteri yang telah dibuat di bawah mikroskop memerlukan keterampilan khusus, karena biasanya menggunakan lensa objektif dengan pembesaran 100x, total
pembesaran 1000x,  sehingga sebelum diamati sediaan perlu diteteskan minyak imersi dan  setelahnya  perlu  dibersihkan  dengan  tisu  lensa  yang  ditetesi  xylol  atau  alkohol
70.
Gambar  I.6. Proses  pembuatan  apusan smear bakteri  berdasarkan  jenis  medium
DARI MEDIUM PADAT DARI MEDIUM CAIR
Taruhlah 1-2 lup penuh suspensi organisme pada kaca objek
Taruhlah 1-2 lup penuh air steril aquadest  pada kaca objek
Sebarkan organisme hingg rata seluas area yang disediakan
Dengan jarum inokulasi yang lurus pindahkan sedikit biakan ke
atas tetesan air pada kaca objek, campurkan dan sebarkan hingga
rata seluas area yang disediakan
Biarkan olesan kering di udara
Lalukan kaca objek tersebut beberapa kali diatas api bunsen, kaca objek itu
harus terasa agak panas jika diletakkan diatas punggung tangan kita.
9 lebih  selama  berlangsungnya  proses  pewarnaan  sehingga  organismenya  tidak  hilang
tercuci namun sel-selnya tidak menjadi salah bentuk atau menyusut. Kaca objek yang dipakai  tidak  boleh  tergores  dan  harus  bersih.  Hal  ini  dikarenakan  ukuran  bakteri
yang sangat kecil, maka goresan atau partikel debu pada kaca objek dapat dikelirukan sebagai mikroorganisme.
Pengamatan  sel  bakteri  perlu  menggunakan  teknik  pewarnaan  stainning karena  sel  bakteri  umumnya  trasnparan,  tidak  berwarna dan  mikroskopis.  Beberapa
tekni  pewarnaan diantara:  pewarnaan  tuanggal  menggunakan  satu  jenis  zat  warna seperti  pewarnaan  sederhana,  dan  pewarnaan  negatif.  Pewarnaan  diferensial
merupakan  teknik  pewrnaan  menggunakan  lebih  dari  satu  zat  warna,  seperti pewarnaan  Gram,  pewarnaan  kapsul,  dan  sebagainya. Untuk  pengamatan  sediaan
atau apusan bakteri yang telah dibuat di bawah mikroskop memerlukan keterampilan khusus, karena biasanya menggunakan lensa objektif dengan pembesaran 100x, total
pembesaran 1000x,  sehingga sebelum diamati sediaan perlu diteteskan minyak imersi dan  setelahnya  perlu  dibersihkan  dengan  tisu  lensa  yang  ditetesi  xylol  atau  alkohol
70.
Gambar  I.6. Proses  pembuatan  apusan smear bakteri  berdasarkan  jenis  medium
DARI MEDIUM PADAT DARI MEDIUM CAIR
Taruhlah 1-2 lup penuh suspensi organisme pada kaca objek
Taruhlah 1-2 lup penuh air steril aquadest  pada kaca objek
Sebarkan organisme hingg rata seluas area yang disediakan
Dengan jarum inokulasi yang lurus pindahkan sedikit biakan ke
atas tetesan air pada kaca objek, campurkan dan sebarkan hingga
rata seluas area yang disediakan
Biarkan olesan kering di udara
Lalukan kaca objek tersebut beberapa kali diatas api bunsen, kaca objek itu
harus terasa agak panas jika diletakkan diatas punggung tangan kita.
9 lebih  selama  berlangsungnya  proses  pewarnaan  sehingga  organismenya  tidak  hilang
tercuci namun sel-selnya tidak menjadi salah bentuk atau menyusut. Kaca objek yang dipakai  tidak  boleh  tergores  dan  harus  bersih.  Hal  ini  dikarenakan  ukuran  bakteri
yang sangat kecil, maka goresan atau partikel debu pada kaca objek dapat dikelirukan sebagai mikroorganisme.
Pengamatan  sel  bakteri  perlu  menggunakan  teknik  pewarnaan  stainning karena  sel  bakteri  umumnya  trasnparan,  tidak  berwarna dan  mikroskopis.  Beberapa
tekni  pewarnaan diantara:  pewarnaan  tuanggal  menggunakan  satu  jenis  zat  warna seperti  pewarnaan  sederhana,  dan  pewarnaan  negatif.  Pewarnaan  diferensial
merupakan  teknik  pewrnaan  menggunakan  lebih  dari  satu  zat  warna,  seperti pewarnaan  Gram,  pewarnaan  kapsul,  dan  sebagainya. Untuk  pengamatan  sediaan
atau apusan bakteri yang telah dibuat di bawah mikroskop memerlukan keterampilan khusus, karena biasanya menggunakan lensa objektif dengan pembesaran 100x, total
pembesaran 1000x,  sehingga sebelum diamati sediaan perlu diteteskan minyak imersi dan  setelahnya  perlu  dibersihkan  dengan  tisu  lensa  yang  ditetesi  xylol  atau  alkohol
70.
Gambar  I.6. Proses  pembuatan  apusan smear bakteri  berdasarkan  jenis  medium
DARI MEDIUM PADAT DARI MEDIUM CAIR
Taruhlah 1-2 lup penuh suspensi organisme pada kaca objek
Taruhlah 1-2 lup penuh air steril aquadest  pada kaca objek
Sebarkan organisme hingg rata seluas area yang disediakan
Dengan jarum inokulasi yang lurus pindahkan sedikit biakan ke
atas tetesan air pada kaca objek, campurkan dan sebarkan hingga
rata seluas area yang disediakan
Biarkan olesan kering di udara
Lalukan kaca objek tersebut beberapa kali diatas api bunsen, kaca objek itu
harus terasa agak panas jika diletakkan diatas punggung tangan kita.
10 tempat penyimpanan bakteri yang berbeda medium padat dan cair
D. Pengenalan Alat Laboratorium spesifik Mikrobiologi