2.8 Tinjauan Pustaka
Kemas, Ridhuan 2014, melakukan penelitian tentang pengaruh media pendingin air pada kondensor terhadap kemampuan kerja mesin pendingin.
Metode yang digunakan adalah dengan membuatan dan menguji alat mesin pendingin. Pengujian dilakukan pada kondensor menggunakan air dan udara,
dengan variasi beban pendingin ruangan 450W, 600W, 750W Dan debit aliran air di kondensor 0,06 ls, 0,075 ls dan 0,09 ls. Dari hasil yang didapat
menunjukkan bahwa semakin kecil debit semakin besar temperatur airnya dan sebaliknya semakin besar debit semakin kecil temperatur airnya dan
pendinginan media air lebih baik dibandingkan pendingin udara karena COP tertinggi yang dihasilkan udara hanya 6,44 sedangkan dengan media air COP
tertinggi yang dihasilkan 15,43. Anwar, Khairil 2010, melakukan penelitian tentang efek beban
pendingin terhadap kinerja sistem mesin pendingin meliputi kapasitas refrigerasi, koefisien prestasi dan waktu pendinginan. Metode yang digunakan
adalah metode eksperimental dengan variasi beban pendingin yang diperoleh dengan menempatkan bola lampu 60, 100, 200, 300 dan 400 watt didalam
ruang pendingin. Hubungan antara beban pendingin dengan COP sistem membentuk kurva parabolik, di mana posisi COP terbesar terdapat pada beban
200 watt sebesar 2,64 dan kenaikkan kapasitas refrigerasi serta daya kompresor terjadi seiring dengan penambahan beban pendingin.
Helmi, Risza 2013 melakukan penelitian tentang nilai COP pada refrigerator dengan refrigeran CFC R12 dan HC R134a dan dengan panjang
pipa kapiler yang berbeda. Metode yang digunakan dengan mengganti refrigeran CFC R12 atau HC R134a, serta manakah yang menghasilkan suhu
paling dingin dan COP tertinggi. Dari hasil penelitian didapat bahwa nilai COP tertinggi 4,06 untuk refrigeran HC R134a dan suhu evaporator terendah 16 °C
untuk refrigeran HC R134a, dengan panjang pipa kapiler yang berukuran panjang 2,25 m
Indriyanto 2013 telah melakukan penelitian terhadap mesin kulkas dengan panjang pipa kapiler 175 cm untuk mengetahui karakteristik dari mesin
kulkas. Karakteristik tersebut meliputi : kerja kompresor kulkas, kalor yang diserap evaporator, kalor yang di lepas kondensor, dan COP kulkas penelitian
memberikan hasil. Rata-rata COP kulkas sebesar 2,20. Leo 2013 telah melakukan penelitian tentang mesin pendingin air
dengan siklus kompresi uap. Penelitian tersebut bertujuan mendapatkan koefisien prestasi mesin pendingin. Penelitian ini dilakukan dengan batasan-
batasan sebagai a refrigeran yang digunakan R134a b mengunakan motor penggerak kompresor berkapasitas 18 PK. Dari hasil penelitian didapatkan
koefisien prestasi mesin pendingin sebesar 5,1. Willis 2013 telah melakukan penelitian tentang penggunaan refrigeran
R-22 dan R-134a pada mesin pendingin. Penelitian ini bertujuan a membandingkan potensi kerja refrigeran b Membahas refrigeran yang ramah
lingkungan antara R-22 dan R-134a. penelitian ini dilakukan dengan batasan- batasan sebagai berikut : a Refrigeran yang digunakan R-22 dan R-134a b
menggerakan motor penggerak kompresor berdaya 2 HP. Dari hasil penelitian didapatkan : a Refrigeran R-22 dari segi prestasi kerjanya lebih baik dari R-
134a, tetapi tidak ramah lingkungan, tetapi prestasi kerjanya lebih rendah dari R-22.
40
BAB III PEMBUATAN ALAT
3.1 Persiapan Alat
3.1.1 Komponen Utama Pembuatan Showcase
1. Kompresor :
Kompresor merupakan komponen utama pada mesin pendingin yang berfungsi untuk menaikkan tekanan, dan sebagai akibat dari kenaikan tekanan
tersebut, suhu refrigeran pada mesin pendingin juga ikut naik. Gambar 3.1
memperlihatkan kompresor yang digunakan dalam pembuatan showcase :
Gambar 3.1 Kompresor Hermatik
Jenis Kompresor : Hermetic Refrigeration
Seri Kompresor : Model Nipon BES45H
Voltase : 220 V
Spesifikasi Kompresor : 220 V, 0,52 A Daya Kompresor
: 16 HP PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI