Bab III Ketentuan Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi
58
j. Peraturan Pemerintah RI Nomor 14 Tahun 1986 jo Peraturan Pemerintah
RI Nomor 7 Tahun 1989 tentang Dewan Hak Cipta. k.
Surat Edaran Menteri Kehakiman RI Nomor M.01.PW.07.03 Tahun 1990 tentang Kewenangan Menyidik Tindak Pidana Hak Cipta.
l. Surat Edaran Menteri Kehakiman RI Nomor M.02.HC.03.01 Tahun 1991
tentang Kewajiban Melampirkan NPWP dalam Permohonan Pendaftaran Ciptaan dan Pencatatan Pemindahan Hak Cipta Terdaftar.
2. Dampak dan Sanksi Pelanggaran Hak Cipta
Saat ini negara kita telah memasuki era ekonomi kreatif. Pada era ini kegiatan ekonomi dilandasi kreativitas dan inovasi individu. Era ekonomi
kreatif merupakan gelombang ekonomi keempat setelah ekonomi berbasis pertanian, industri, dan ilmu pengetahuan.
Negara kita mempunyai potensi yang sangat besar untuk mengembangkan ekonomi kreatif, misalnya di bidang industri kreatif. Hal ini
dikarenakan Indonesia mempunyai warisan budaya, tradisi, seni, dan kualitas sumber daya manusia yang tinggi. Contoh kelompok industri kreatif yaitu:
a. musik,
b. periklanan,
c. arsitektur,
d. pasar seni dan barang antik,
e. desain,
f. desain
fashion, g.
video dan film, h.
permainan interaktif, i.
seni pertunjukan, j.
penerbitan dan percetakan, k.
televisi dan radio, l.
riset dan pengembangan, serta m. layanan komputer dan perangkat lunak.
Industri kreatif Indonesia menyumbang 4 terhadap penyerapan tenaga kerja dan 9 terhadap ekspor. Adapun tiga urutan tertinggi penyumbang
devisa negara yaitu: a.
desain fashion sebesar 29,85,
b. kerajinan sebesar 22,70, dan
c. periklanan sebesar 18,38.
Industri musik menyumbang sekitar 5 devisa negara dari sektor ekonomi kreatif. Akan tetapi, industri musik mengalami pertumbuhan tertinggi
dibanding sektor lain. Dari uraian di atas disimpulkan bahwa kelompok industri kreatif merupakan
aset bangsa. Oleh karena itu, sektor ini harus dilindungi hukum. Salah satunya dengan menegakkan Undang-Undang Hak Cipta. Undang-undang
ini dirancang untuk mengantisipasi dampak pelanggaran hak cipta. Mari kita ambil contoh pelanggaran hak cipta kelompok musik berikut.
Berdasarkan survei Asosiasi Industri Rekaman Indonesia ASIRI pada tahun 2001, lebih dari 90 CD dan VCD musik merupakan bajakan
pelanggaran hak cipta. Seorang pembajak mampu membuat produk bajakan mencapai 60 juta keping per bulan.
Apabila pajak stiker per keping VCD sekitar Rp2.000,00 Surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor Kep. 552PJ.2001, kerugian dari sektor
pajak untuk bidang musik saja mencapai 4 milyar rupiah per hari. Coba Anda bayangkan. Dengan uang tersebut, berapa gedung sekolah
yang dapat didirikan? Berapa beasiswa yang dapat diberikan? Berapa rumah sakit dapat didirikan?
Tentu uang miliaran rupiah itu tidak dapat digunakan sebab jumlah tersebut merupakan kerugian bukan pendapatan negara.
Carilah di internet salinan Undang-Undang Nomor 19 Tahun
2002 tentang Hak Cipta.
Indonesia Masuk Daftar Hitam Per tanggal 1 Mei 2009
United States Trade representative USTR atau
Departemen Perdagangan Amerika Serikat memasukkan Indonesia
ke dalam daftar “hitam”. Artinya, Indonesia terdaftar sebagai negara
dengan tingkat pelanggaran Hak Kekayaan Intelektual HKI yang
tinggi. Dengan demikian, di Indonesia banyak terjadi praktik pemalsuan
barang, pemalsuan karya seni, dan pemalsuan bentuk karya intelektual
lainnya.
Hal di atas memang tidak dapat disangkal. Hal itu karena berdasar-
kan data, tingkat pembajakan tidak kunjung menurun secara signifikan.
Pada tahun 2006 pelanggaran terhadap HKI 86 persen, tahun 2007
pelanggarannya menjadi 84 persen, dan pada tahun 2008 tingkat pelang-
garannya 85 persen.
Berdasarkan hal di atas itulah Indonesia menempati posisi empat
besar sebagai negara pelanggar HKI terbanyak. Oleh karena itu, negara
adidaya seperti Amerika Serikat akan terus menekan dengan ber-
bagai cara untuk melindungi ber- bagai aset miliknya untuk tidak
dibajak.
Anda dapat berperan untuk mengurangi pembajakan dengan
menggunakan perangkat lunak asli. Apabila dana Anda terbatas, per-
gunakanlah perangkat lunak open
source.
Sumber:
Detiknews, 1 Mei 2009
Di unduh dari : Bukupaket.com
Teknologi Informasi dan Komunikasi Kelas X SMAMA
59
Pelanggaran hak cipta dikategorikan sebagai tindak kejahatan. Oleh karena itu ancaman pidananya diatur dalam undang-undang. Berikut kutipan
ancaman pidana bagi yang melanggar hak cipta suatu karya cipta sesuai UUHC pasal 72.
a. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 1 atau Pasal 49 ayat 1 dan ayat 2 dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling
singkat 1 satu bulan danatau denda paling sedikit Rp1.000.000,00 satu juta rupiah, atau pidana penjara paling lama 7 tujuh tahun dan
atau denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 lima miliar rupiah.
b. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan,
atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat 1
dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 lima tahun danatau denda paling banyak Rp500.000.000,00 lima ratus juta rupiah.
c. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak memperbanyak penggunaan
untuk kepentingan komersial suatu Program Komputer dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 lima tahun danatau denda paling banyak
Rp500.000.000,00 lima ratus juta rupiah.
d. Barang siapa dengan sengaja melanggar Pasal 17 dipidana dengan
pidana penjara paling lama 5 lima tahun danatau denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 satu miliar rupiah.
e. Barang siapa dengan sengaja melanggar Pasal 19, Pasal 20, atau Pasal
49 ayat 3 dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 dua tahun danatau denda paling banyak Rp150.000.000,00 seratus lima puluh
juta rupiah.
f. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melanggar Pasal 24 atau
Pasal 55 dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 dua tahun dan atau denda paling banyak Rp150.000.000,00 seratus lima puluh juta
rupiah.
g. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melanggar Pasal 25
dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 dua tahun danatau denda paling banyak Rp150.000.000,00 seratus lima puluh juta rupiah.
h. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melanggar Pasal 27
dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 dua tahun danatau denda paling banyak Rp150.000.000,00 seratus lima puluh juta rupiah.
i. Barang siapa dengan sengaja melanggar Pasal 28 dipidana dengan
pidana penjara paling lama 5 lima tahun danatau denda paling banyak Rp1.500.000.000,00 satu miliar lima ratus juta rupiah.
3. Jenis Pelanggaran Hak Cipta