Teknologi Informasi dan Komunikasi Kelas X SMAMA
55
Peraturan atau undang-undang beserta sanksi terhadap beberapa jenis pelanggaran telah ditetapkan. Undang-undang yang terkenal misalnya Undang-
Undang Nomor 19 Tahun 2002 Pasal 2. Undang-undang ini mengatur perlindungan hak cipta hingga sanksi bagi pelanggar hak cipta bahasan lebih lanjut tentang
undang-undang hak cipta dapat Anda simak pada subbab selanjutnya.
Undang-undang yang lain menyangkut sanksi bagi tindakan yang melanggar aturan penggunaan komputer semisal
hacking, cracking, dan sebagainya. Undang-undang ini disebut Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik
ITE. Sebagian masyarakat menyebut Undang-Undang RI Nomor 11 Tahun 2008 ini sebagai undang-undang
cyber crime atau undang-undang tentang kejahatan di dunia maya.
Undang-undang ini diharapkan dapat membuat jera para pelaku kriminal. Misalnya dengan memberikan sanksi nominal denda yang cukup tinggi, seperti
contoh pasal berikut.
Pidana 1 tahun dan denda Rp 1 miliar Pasal 26: Setiap orang dilarang menyebarkan informasi elektronik yang memiliki
muatan pornografi, pornoaksi, perjudian, dan atau tindak kekerasan melalui komputer atau sistem elektronik.
Pidana 4 tahun penjara dan denda Rp 1 miliar Pasal 27 1: Setiap orang dilarang menggunakan dan atau mengakses komputer
dan atau sistem elektronik dengan cara apapun tanpa hak, untuk memperoleh, mengubah, merusak, atau menghilangkan informasi dalam komputer dan atau
sistem elektronik.
Hak atas kekayaan intelektual merupakan hak yang dimiliki seseorang atau badan hukum terhadap hasil karya intelektualnya. Hak atas kekayaan intelektual
disingkat HKI, tetapi lebih sering disebut dengan HAKI. Negara melindungi hak atas kekayaan intelektual diwujudkan dengan adanya
hukum yang mengaturnya. Undang-undang mengenai HAKI pertama kali lahir pada tahun 1470 di Venice, Italia. Adapun kesepakatan internasional pertama
tentang HAKI mulai tahun 1886. Kesepakatan atau konvensi itu ditandai dengan adanya Konvensi Berne tentang hak cipta pada tahun 1886.
Berdasarkan hukum yang berlaku di Indonesia, HAKI dibagi menjadi dua golongan yaitu hak cipta dan hak kekayaan industri.
Hak kekayaan industri terdiri atas: 1.
hak paten, 2.
merek, 3.
desain industri, 4.
desain tata letak dan sirkuit terpadu, serta 5.
rahasia dagang.
1. Aturan-Aturan Hak Cipta
Hak cipta menurut Undang-Undang Hak Cipta Nomor 19 tahun 2002 UUHC adalah hak eksklusif bagi pencipta maupun penerima hak cipta
untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya maupun memberi izin. Untuk itu tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut perundang-
undangan yang berlaku.
Hak Atas Kekayaan Intelektual dalam Teknologi Informasi dan Komunikasi
C.
Untuk memperdalam undang- undang tentang dunia maya Anda
dapat mengunjungi situs: www.setneg.go.id pada direktori
produk hukum. Selain itu, jika Anda tidak dapat
mengakses internet, Anda dapat membuka
file Kelas X →
Bab III →
Cyberlaw pada CD lampiran.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Bab III Ketentuan Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi
56
Supaya Anda tidak melanggar Undang-Undang Hak Cipta Nomor 19 Tahun 2002, Anda perlu mengenal beberapa istilah dalam aturan tentang hak
cipta berikut. a.
Mengumumkan, menurut undang-undang mengumumkan berarti membacakan, menyiarkan, memamerkan, menjual, mengedarkan, atau
menyebarkan suatu ciptaan dengan menggunakan alat apa pun termasuk media internet, sehingga suatu ciptaan dapat dibaca, didengar, atau
dilihat orang lain.
b. Perbanyakan, merupakan tindakan menambah jumlah suatu ciptaan
baik sebagian yang substansial maupun keseluruhan dengan menggunakan bahan-bahan yang sama ataupun tidak sama. Termasuk
juga mengalihwujudkan secara permanen atau berkala temporer.
c. Pencipta, menurut UUHC mempunyai definisi seorang atau beberapa
orang secara bersama-sama yang atas inspirasinya lahir suatu ciptaan berdasarkan kemampuan, pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan,
atau keahlian yang dituangkan dalam bentuk khas atau bersifat pribadi.
d. Pemegang hak cipta, merupakan orang atau badan hukum yang
mempunyai hak sebagai pencipta. Terdapat beberapa ketentuan tentang pemegang hak cipta sebagai berikut.
1 Jika satu ciptaan terdiri atas beberapa bagian tersendiri yang
diciptakan dua orang atau lebih. Yang dimaksud sebagai pencipta adalah orang yang memimpin serta mengawasi penyelesaian
seluruh ciptaan tersebut. Apabila tidak terdapat orang yang memimpinnya, pemegang hak cipta adalah orang yang
menghimpunnya dengan tidak mengurangi hak masing-masing atas bagian ciptaannya.
2 Jika suatu ciptaan yang dirancang seseorang diwujudkan dan
dikerjakan oleh orang lain di bawah pimpinan dan pengawasan orang yang merancang, yang dianggap pencipta adalah yang
merancang ciptaan tersebut.
3 Jika suatu ciptaan dibuat dalam hubungan dinas dengan pihak
lain dalam lingkungan pekerjaannya, pemegang hak cipta adalah pihak yang dalam dinasnya ciptaan itu dikerjakan. Terkecuali
terdapat perjanjian lain antara kedua pihak dengan tidak mengurangi hak pembuat sebagai penciptanya apabila penggunaan ciptaan
tersebut diperluas keluar hubungan dinas. Ketentuan tersebut berlaku pula bagi ciptaan yang dibuat pihak lain berdasarkan
pesanan yang dilakukan dalam hubungan dinas.
4 Jika suatu ciptaan dibuat dalam hubungan kerja atau berdasarkan
pesanan, pihak yang membuat karya cipta itu dianggap sebagai pencipta dan pemegang hak cipta. Terkecuali apabila ada perjanjian
lain antara kedua pihak.
e. Perlindungan hak cipta, merupakan perlindungan hak cipta yang timbul
secara otomatis ketika ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata meskipun belum didaftarkan hak ciptanya. Akan tetapi apabila hak cipta didaftarkan,
pencipta akan memperoleh surat keterangan sebagai alat bukti di pengadilan apabila terjadi sengketa hak cipta.
f. Lisensi, merupakan izin yang diberikan oleh pemegang hak terkait
kepada pihak lain untuk mengumumkan dan atau memperbanyak ciptaannya atau produk hak terkaitnya dengan syarat-syarat tertentu.
Tidak semua ciptaan dapat didaftarkan sebagai hak cipta. Contohnya ciptaan di luar ilmu pengetahuan , seni, dan sastra. Selain itu hak cipta juga
tidak berlaku selamanya kecuali hak cipta yang dimiliki negara. Artinya terdapat batasan waktu hak cipta. Umumnya batas waktunya mencapai 50
tahun setelah atau penciptanya meninggal.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Teknologi Informasi dan Komunikasi Kelas X SMAMA
57
Tidak semua pengumuman dan perbanyakan suatu ciptaan melanggar UUHC. Berikut beberapa pengumuman dan penggandaan yang dianggap
tidak melanggar UUHC. a.
Mengumumkan atau memperbanyak lambang negara dan lagu kebangsaan menurut aslinya.
b. Pengumuman danatau perbanyakan segala sesuatu yang diumumkan
danatau diperbanyak oleh atau atas nama pemerintah, kecuali jika hak cipta tersebut dinyatakan dilindungi dengan peraturan perundangan.
c. Pengambilan berita aktual baik sebagian ataupun seluruhnya dari suatu
kantor berita, lembaga penyiaran, dan surat kabar dengan ketentuan menyebut sumber berita secara lengkap.
d. Penggunaan ciptaan pihak lain untuk tujuan pendidikan, penelitian,
penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah dengan menyebutkan sumber dan tidak merugikan
penciptanya.
e. Mengambil atau memperbanyak suatu karya cipta untuk keperluan
hukum. f.
Perbanyakan suatu ciptaan kecuali program komputer secara terbatas
dengan cara atau alat apa pun atau proses yang serupa dengan perpustakaan, lembaga ilmu pengetahuan, pendidikan, pusat
dokumentasi yang bukan untuk tujuan komersil. g.
Membuat cadangan backup data suatu program komputer semata-
mata untuk kepentingan sendiri. Di Indonesia hak cipta telah mendapat perlindungan sejak disahkannya
Undang-Undang Hak Cipta Nomor 6 Tahun 1982. Undang-undang tersebut mengalami beberapa kali perubahan yaitu pada tahun 1987, 1997, dan
terakhir pada tahun 2002. Undang-Undang Hak Cipta Nomor 19 Tahun 2002 merupakan Undang-
Undang Hak Cipta paling baru. Akan tetapi, undang-undang tersebut bukan satu-satunya aturan yang berlaku. Berikut beberapa peraturan pelaksana
yang berkaitan dengan perlindungan hak cipta. a.
Keputusan Menteri Kehakiman RI Nomor M.04.PW.07.03 Tahun 1988 tentang Penyidikan Hak Cipta.
b. Keputusan Presiden RI Nomor 38 Tahun 1993 tentang Pengesahan
Persetujuan Mengenai Perlindungan Hukum Secara Timbal Balik Terhadap Hak Cipta antara Republik Indonesia dengan Australia.
c. Keputusan Presiden RI Nomor 17 Tahun 1988 tentang Pengesahan
Persetujuan Mengenai Perlindungan Hukum Secara Timbal Balik Terhadap Hak Cipta atas Karya Rekaman Suara antara Negara Republik
Indonesia dengan Masyarakat Eropa.
d. Keputusan Presiden RI Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pengesahan
Berne Convention For The Protection of Literary and Artistic Works. e.
Keputusan Presiden RI Nomor 19 Tahun 1997 tentang Pengesahan WIPO
Copyrights Treaty. f.
Keputusan Presiden RI Nomor 25 Tahun 1989 tentang Pengesahan Persetujuan Mengenai Perlindungan Hukum Secara Timbal Balik
Terhadap Hak Cipta antara Republik Indonesia dengan Amerika Serikat. g.
Keputusan Presiden RI Nomor 56 Tahun 1994 Mengenai Perlindungan Hukum Secara Timbal Balik Terhadap Hak Cipta antara Republik
Indonesia dengan Inggris. h.
Peraturan Menteri Kehakiman RI Nomor M.01-HC.O3.01 Tahun 1987 tentang Pendaftaran Ciptaan.
i. Peraturan Pemerintah RI Nomor 1 Tahun 1989 tentang Penerjemahan
danatau Perbanyak Ciptaan untuk Kepentingan Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, Penelitian dan Pengembangan.
Sumber: www.journalperu.com
Gambar 3.2 Pemusnahan VCD bajakan
Di unduh dari : Bukupaket.com
Bab III Ketentuan Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi
58
j. Peraturan Pemerintah RI Nomor 14 Tahun 1986 jo Peraturan Pemerintah
RI Nomor 7 Tahun 1989 tentang Dewan Hak Cipta. k.
Surat Edaran Menteri Kehakiman RI Nomor M.01.PW.07.03 Tahun 1990 tentang Kewenangan Menyidik Tindak Pidana Hak Cipta.
l. Surat Edaran Menteri Kehakiman RI Nomor M.02.HC.03.01 Tahun 1991
tentang Kewajiban Melampirkan NPWP dalam Permohonan Pendaftaran Ciptaan dan Pencatatan Pemindahan Hak Cipta Terdaftar.
2. Dampak dan Sanksi Pelanggaran Hak Cipta