Karena kondensor teraliri air maka kondensor mengalami pendinginan sehingga mengembun. Ketika pengembunan menyebabkan tekanan pada sistem akan turun.
Turunnya tekanan menyebabkan air di dalam sumber air terhisap ke dalam pompa benam dapat disebut proses hisap. Satu siklus pemompaan terdiri dari satu
langkah tekan dan satu langkah hisap. Siklus pemompaan akan berlangsung terus selama masih ada persediaan energi panas yang cukup untuk menekan air pada
pompa benam.
2.2 Persamaan yang Digunakan
Diperlukan persamaan yang dapat membantu mengetahui unjuk kerja sistem, di antaranya dinyatakan dengan daya pompa dan efisiensi pompa.
Daya pompa dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut Soemitro, 1986:
gQH P
pompa
1 dengan
adalah daya pemompaan, ρ adalah massa jenis air, g adalah
percepatan gravitasi
,
Q adalah debit pemompaan
,
H adalah head pemompaan
Daya pemanas merupakan energi yang diperlukan untuk menguapkan fluida kerja tiap satuan waktu Cengel, 2008. Daya pemanas dapat dihitung
dengan persamaan berikut:
T hA
P
pemanas
2
dengan P
pemanas
adalah daya pemanas, h adalah koefisien perpindahan panas, A
adalah luas penampang pipa, T adalah waktu pemanasan.
Untuk mencari persamaan h, dibutuhkan persamaan bilangan Nusselt .
Untuk mencari Nu harus diketahui nilai Ra terlebih dahulu. Berikut ini adalah persamaaan untuk menghitung bilangan Rayleigh Ra
3
dengan adalah bilangan Prandtl, adalah koefisien volume ekspansi
temperatur rata-rata kontak pipa, Ts adalah temperatur pipa dan adalah
temperatur evaporator, v adalah kekentalan kinematik fluida, panjang
karakteristik pipa. Persamaan bilangan Nusselt pada konveksi luar pipa dapat dihitung
dengan persamaan berikut:
{ }
4
dengan adalah bilangan Rayleigh, Pr adalah bilangan Prandtl.
Persamaan bilangan Nusselt pada konveksi dalam pipa dapat dihitung dengan persamaan berikut:
5 Setelah semua bilangan diketahui, selanjutnya mencari nilai h dengan
persamaan berikut: