6
seperti teman-teman lainnya, sehingga individu tersebut tidak berminat pada kegiatan di sekolah, dengan demikian penyesuaian sosial yang dilakukan oleh individu
tersebut juga mempunyai pengaruh terhadap kegiatan belajar di sekolah. Manusia merupakan pribadi sosial yang memerlukan relasi dan komunikasi
dengan manusia lain untuk memanusiakan dirinya. Setiap manusia ingin dicintai, ingin diakui dan dihargai, ingin pula mendapatkan tempat dalam kelompoknya, hanya
dengan relasi dan komunikasi dengan manusia lain, manusia dapat menuju pada kedewasaan. Upaya untuk menuju pada kedewasaan tergantung pada cara
penyesuaian sosial yang dilakukannya. Individu diharapkan mampu melakukan penyesuaian sosial dengan bantuan dan dukungan dari manusia lain maupun dirinya
sendiri, sehingga manusia dapat berkembang dengan baik dalam berinteraksi dengan manusia lain. Individu memerlukan penerimaan yang baik dari orang lain, hal ini
akan berdampak jika individu mampu melakukan tuntutan yang ada di lingkungan masyarakat agar individu bisa diterima dengan baik oleh lingkungannya. Hal ini
ditegaskan oleh Hurlock 1991, yang menyatakan bahwa: Individu yang diterima dengan baik memiliki peluang yang lebih banyak
untuk berpartisipasi dalam kegiatan kelompok teman sebaya, dibandingkan dengan individu yang tidak diterima dengan baik, mereka yang diterima
dengan baik oleh kelompoknya akan memperoleh kesempatan untuk mempelajari keterampilan sosial, akibatnya secara sosial mereka lebih cakap
dibandingkan dengan individu yang kurang aktif.
Melalui berbagai pengalaman dalam berinteraksi dengan kelompok sebaya yang baru, individu dapat mengembangkan dirinya dengan baik. Individu dalam
7
melakukan interaksi sosial dengan baik akan menambah kepercayaan diri sehingga individu tidak merasa rendah diri dan menutup diri terhadap lingkungan
pergaulannya. Keberhasilan individu dalam berinteraksi dengan teman sebayanya menunjukkan bahwa individu mampu menyesuaikan dengan tuntutan dan harapan
lingkungannya. Interaksi dengan kelompok sebaya yang baru sering mengalami hambatan, misalnya timbul ketidakcocokan antara individu satu dengan teman yang
lain. Pada masa perpindahan dari Sekolah Dasar ke Sekolah Menengah Pertama
biasanya individu sangat sulit untuk melakukan penyesuaian sosial, hal ini disebabkan pergaulan untuk penyesuaian sosial siswa lebih sulit dikarenakan
lingkungan yang baru serta kelompok sosial yang baru dan biasanya individu tidak dapat menerima kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri teman sebayanya.
Winkel 2006 menegaskan bahwa perpindahan dari Sekolah Dasar kesatuan pendidikan lanjutan ini merupakan langkah yang cukup berarti dalam kehidupan
individu, baik karena tambahan tuntutan belajar bagi siswa lebih berat, maupun karena siswa akan mengalami banyak perubahan dalam diri sendiri selama tahun-
tahun ini. Hambatan yang lain adalah adanya perbedaan lingkungan yang dimiliki
seseorang dengan lingkungan baru yang ditemui, misalnya seseorang yang hidup di lingkungan baru sebagai penghuni baru. Individu akan menemui aturan-aturan baru,
nilai-nilai baru, serta manusia-manusia baru. Kondisi-kondisi seperti ini dapat diatasi
8
dengan cara beradaptasi serta menyesuaikan sosial dengan lingkungan dan orang- orang disekitar, bersikap ramah, mudah berbaur dengan lingkungan sosial, serta
mampu menaati peraturan yang berlaku. Oleh sebab itu manusia perlu memiliki kemampuan penyesuaian sosial, termasuk pubertas. Hal ini sesuai dengan tugas
perkembangan yang dimiliki oleh individu pada masa pubertas, yaitu: menjalankan peranan-peranan sosial menurut jenis kelamin masing-masing, artinya mempelajari
dan menerima peranan masing-masing sesuai dengan ketentuan-ketentuan atau norma-norma masyarakat, selain itu Syamsudin 1990 mengemukakan bahwa masa
puber adalah masa yang penuh dengan reaksi dan depresi disertai emosinya masih labil dan belum terkendali seperti perasaan marah, gembira, sedih dipengaruhi oleh
psikologisnya, jadi individu harus mampu mengendalikan emosinya yang masih labil dan belum terkendali seperti perasaan marah, gembira, sedih dipengaruhi oleh
psikologisnya. . Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa individu harus
memiliki penyesuaian sosial yang baik dalam hidupnya, baik di luar lingkungan keluaga dan lingkungan sekolah. Penjelasan di atas mendorong peneliti untuk
meneliti penyesuaian sosial siswa kelas VII SMP BOPKRI 3 YOGYAKARTA tahun ajaran 20132014 terhadap teman sebaya dan implikasinya terhadap usulan topik-
topik bimbingan pribadi sosial.
9
B. Rumusan Masalah
Permasalahan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut.: 1. Seberapa baik penyesuaian sosial siswa kelas VII SMP BOPKRI 3
YOGYAKARTA tahun ajaran 20132014? 2. Berdasarkan hasil analisis uji butir penyesuaian sosial yang teridentifikasi rendah
topik-topik bimbingan klasikal apakah yang sesuai untuk membantu siswa kelas VII SMP BOPKRI 3 YOGYAKARTA tahun ajaran 20132014 dalam
meningkatkan penyesuaian sosial?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui kemampuan penyesuaian sosial siswa kelas VII SMP BOPKRI 3 YOGYAKARTA tahun ajaran 20132014.
2. Mengidentifikasi butir penyesuaian sosial yang skornya rendah untuk dijadikan topik-topik bimbingan pribadi sosial yang dapat meningkatkan penyesuaian sosial
siswa kelas VII SMP BOPKRI 3 YOGYAKARTA tahun ajaran 20132014
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat secara teoritis Melalui penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan baru
khususnya tentang penyesuaian sosial pada siswa..
10
2. Manfaat praktis a. Peneliti
Penelitian ini diharapakan dapat bermanfaat bagi peneliti sebagai bekal calon konselor sehingga diharapkan penelitian ini dapat menambah bahan kajian
untuk pengembangan yang lebih mendalam dan lebih luas dimasa yang akan
datang. b. Pembimbing
Mendapatkan pengetahuan dari topik bimbingan yang dapat digunakan untuk mendampingi siswa.
c. Sekolah Memberikan bahan pertimbangan bagi sekolah bahwa selain mencetak peserta
didik yang berprestasi baik namun peserta didik juga harus dibekali dengan bekal moral yang baik, agar kelak ketika terjun dimasyarakat memiliki moral
yang baik.
E. Definisi Operasional
Berikut ini dirumuskan definisi operasional agar diperoleh pengertian yang jelas mengenai variable penelitian ini.
1. Penyesuaian sosial merupakan kemampuan untuk bereaksi secara efektif dan sehat terhadap situasi, realitas dan relasi sosial sehingga tuntutan hidup
11
bermasyarakat dipenuhi dengan cara yang dapat diterima dan memuaskan. Penyesuaian sosial merupakan keberhasilan seseorang untuk menyesuaikan diri
terhadap orang lain pada umumnya dan terhadap kelompoknya pada khususnya. Setiap orang hidup di dalam masyarakat yang terdapat proses saling
mempengaruhi satu sama, dari proses tersebut timbul suatu pola kebudayaan dan tingkah laku sesuai dengan jumlah aturan, hukum, adat dan nilai-nilai yang
mereka patuhi untuk mencapai penyelesaian bagi persoalan-persoalan hidup sehari-hari.
2. Bimbingan pribadi sosial adalah bimbingan dalam menghadapi keadaan batinnya sendiri dan mengatasi berbagai pergumulan dalam batinnya sendiri untuk
mengatur dirinya sendiri di bidang kerohanian, perawatan jasmani, pengisian waktu luang, penyaluran nafsu seksual dan membina hubungan kemanusian
dengan sesama di berbagai lingkunganmelakukan pergaulan sosial dalam menghadapi dan memecahkan masalah pribadi-sosial, seperti Penyesuaian sosial,
menghadapi konflik dan pergaulan.
12
BAB II LANDASAN TEORI
A. Hakekat Penyesuaian Sosial
1. Pengertian Penyesuaian Sosial
Menurut Sers 1991, penyesuaian sosial merupakan alasan seseorang untuk menyesuaikan dirinya karena ingin diterima di dalam kelompok dan untuk
menghindari celaan. Hurlock 1997, menjelaskan penyesuaian sosial adalah keberhasilan seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap orang lain pada
umumnya dan terhadap kelompoknya pada khususnya. Setiap orang hidup di dalam masyarakat yang terdapat proses saling mempengaruhi satu sama, dari
proses tersebut timbul suatu pola kebudayaan dan tingkah laku sesuai dengan jumlah aturan, hukum, adat dan nilai-nilai yang mereka patuhi untuk mencapai
penyelesaian bagi persoalan-persoalan hidup sehari-hari. Penyesuaian sosial terjadi dalam lingkup hubungan sosial tempat orang hidup dan berinteraksi
dengan orang lain. Hubungan-hubungan tersebut mencakup hubungan dengan masyarakat di sekitar tempat tinggalnya, keluarga, sekolah, masyarakat luas
secara umum. Hal ini membuat individu dan masyarakat sebenarnya sama-sama memberikan dampak. Individu menyerap berbagai informasi, budaya dan adat
istiadat yang ada, sementara komunitas masyarakat diperkaya oleh eksistensi atau karya yang diberikan oleh sang individu Enung, 2008: 208.
Apa yang dipelajari seseorang dalam proses interaksi dengan masyarakat masih belum cukup untuk menyempurnakan penyesuaian sosial yang
memungkinkan orang untuk mencapai penyesuian sosial dengan cukup baik. Menurut Schneiders 1964 penyesuaian sosial merupakan kemampuan untuk
bereaksi secara efektif dan sehat terhadap situasi, realitas dan relasi sosial sehingga tuntutan hidup bermasyarakat dipenuhi dengan cara yang dapat diterima
dan memuaskan. Proses selanjutnya yang dilakukan seseorang dalam penyesuaian sosial adalah kemauan untuk mematuhi norma-norma dan peraturan sosial
kemasyarakatan. Setiap masyarakat biasanya memiliki aturan yang tersusun dengan jumlah ketentuan dan norma atau nilai-nilai tertentu yang mengatur
hubungan individu dengan kelompok. Individu mulai berkenalan dengan kaidah- kaidah dan peraturan-peraturan tersebut lalu mematuhinya sehingga menjadi
perbaikan dari pembentukan jiwa sosial pada dirinya dan menjadi pola tingkah laku kelompok Sarwono Sarlito, 2008.
Hal ini berarti bagaimana usaha seseorang tersebut untuk hidup bergaul dengan orang lain serta hidup di dalam kelompok masyarakat, dimana dalam
kelompok tersebut terdapat norma. Seseorang yang mampu melakukan penyesuaian sosial dengan baik dapat berperilaku sesuai dengan norma-norma
yang berlaku dan dia juga memiliki kemampuan dalam menjalin relasi dengan orang lain, seperti dengan orang yang dikenalnya maupun dengan orang yang
tidak dikenalnya serta bersedia membantu orang lain. Penyesuaian sosial itu merupakan bagian dari proses perkembangan seseorang. Seseorang dikatakan
berhasil melakukan penyesuaian sosial apabila ia sudah dapat hidup bergaul dalam satu kelompok sesuai norma-norma yang diterapkan. Selain itu
penyesuaian sosial bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sosial manusia. Jadi dapat disimpulkan penyesuaian sosial adalah penyesuaian terhadap orang lain
serta lingkungannya untuk memenuhi harapan sosial dan untuk memenuhi kebutuhan sosial.
2. Ciri Penyesuaian Sosial yang Baik
Yusuf 2000 menyatakan penyesuaian sosial yang baik sebagai berikut:
a. Mampu menilai diri secara realistik, yaitu mampu menilai diri sebagaimana adanya, baik kelebihan maupun kelemahan.
b. Mampu menilai situasi secara realistik, yaitu mampu menghadapi situasi atau kondisi kehidupan secara realistik dan mampu menerimanya secara
wajar. c. Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik, yaitu beraksi
secara rasional. d. Menerima tanggung jawab, yaitu memiliki keyakinan terhadap
kemampuannya untuk mengatasi masalah-masalah kehidupan yang