Latar Belakang Masalah Deskripsi penyesuaian sosial siswa SMP BOPKRI 3 Yogyakarta kelas VII tahun ajaran 2013/2014 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan pribadi-sosial.

6 seperti teman-teman lainnya, sehingga individu tersebut tidak berminat pada kegiatan di sekolah, dengan demikian penyesuaian sosial yang dilakukan oleh individu tersebut juga mempunyai pengaruh terhadap kegiatan belajar di sekolah. Manusia merupakan pribadi sosial yang memerlukan relasi dan komunikasi dengan manusia lain untuk memanusiakan dirinya. Setiap manusia ingin dicintai, ingin diakui dan dihargai, ingin pula mendapatkan tempat dalam kelompoknya, hanya dengan relasi dan komunikasi dengan manusia lain, manusia dapat menuju pada kedewasaan. Upaya untuk menuju pada kedewasaan tergantung pada cara penyesuaian sosial yang dilakukannya. Individu diharapkan mampu melakukan penyesuaian sosial dengan bantuan dan dukungan dari manusia lain maupun dirinya sendiri, sehingga manusia dapat berkembang dengan baik dalam berinteraksi dengan manusia lain. Individu memerlukan penerimaan yang baik dari orang lain, hal ini akan berdampak jika individu mampu melakukan tuntutan yang ada di lingkungan masyarakat agar individu bisa diterima dengan baik oleh lingkungannya. Hal ini ditegaskan oleh Hurlock 1991, yang menyatakan bahwa: Individu yang diterima dengan baik memiliki peluang yang lebih banyak untuk berpartisipasi dalam kegiatan kelompok teman sebaya, dibandingkan dengan individu yang tidak diterima dengan baik, mereka yang diterima dengan baik oleh kelompoknya akan memperoleh kesempatan untuk mempelajari keterampilan sosial, akibatnya secara sosial mereka lebih cakap dibandingkan dengan individu yang kurang aktif. Melalui berbagai pengalaman dalam berinteraksi dengan kelompok sebaya yang baru, individu dapat mengembangkan dirinya dengan baik. Individu dalam 7 melakukan interaksi sosial dengan baik akan menambah kepercayaan diri sehingga individu tidak merasa rendah diri dan menutup diri terhadap lingkungan pergaulannya. Keberhasilan individu dalam berinteraksi dengan teman sebayanya menunjukkan bahwa individu mampu menyesuaikan dengan tuntutan dan harapan lingkungannya. Interaksi dengan kelompok sebaya yang baru sering mengalami hambatan, misalnya timbul ketidakcocokan antara individu satu dengan teman yang lain. Pada masa perpindahan dari Sekolah Dasar ke Sekolah Menengah Pertama biasanya individu sangat sulit untuk melakukan penyesuaian sosial, hal ini disebabkan pergaulan untuk penyesuaian sosial siswa lebih sulit dikarenakan lingkungan yang baru serta kelompok sosial yang baru dan biasanya individu tidak dapat menerima kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri teman sebayanya. Winkel 2006 menegaskan bahwa perpindahan dari Sekolah Dasar kesatuan pendidikan lanjutan ini merupakan langkah yang cukup berarti dalam kehidupan individu, baik karena tambahan tuntutan belajar bagi siswa lebih berat, maupun karena siswa akan mengalami banyak perubahan dalam diri sendiri selama tahun- tahun ini. Hambatan yang lain adalah adanya perbedaan lingkungan yang dimiliki seseorang dengan lingkungan baru yang ditemui, misalnya seseorang yang hidup di lingkungan baru sebagai penghuni baru. Individu akan menemui aturan-aturan baru, nilai-nilai baru, serta manusia-manusia baru. Kondisi-kondisi seperti ini dapat diatasi 8 dengan cara beradaptasi serta menyesuaikan sosial dengan lingkungan dan orang- orang disekitar, bersikap ramah, mudah berbaur dengan lingkungan sosial, serta mampu menaati peraturan yang berlaku. Oleh sebab itu manusia perlu memiliki kemampuan penyesuaian sosial, termasuk pubertas. Hal ini sesuai dengan tugas perkembangan yang dimiliki oleh individu pada masa pubertas, yaitu: menjalankan peranan-peranan sosial menurut jenis kelamin masing-masing, artinya mempelajari dan menerima peranan masing-masing sesuai dengan ketentuan-ketentuan atau norma-norma masyarakat, selain itu Syamsudin 1990 mengemukakan bahwa masa puber adalah masa yang penuh dengan reaksi dan depresi disertai emosinya masih labil dan belum terkendali seperti perasaan marah, gembira, sedih dipengaruhi oleh psikologisnya, jadi individu harus mampu mengendalikan emosinya yang masih labil dan belum terkendali seperti perasaan marah, gembira, sedih dipengaruhi oleh psikologisnya. . Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa individu harus memiliki penyesuaian sosial yang baik dalam hidupnya, baik di luar lingkungan keluaga dan lingkungan sekolah. Penjelasan di atas mendorong peneliti untuk meneliti penyesuaian sosial siswa kelas VII SMP BOPKRI 3 YOGYAKARTA tahun ajaran 20132014 terhadap teman sebaya dan implikasinya terhadap usulan topik- topik bimbingan pribadi sosial. 9

B. Rumusan Masalah

Permasalahan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut.: 1. Seberapa baik penyesuaian sosial siswa kelas VII SMP BOPKRI 3 YOGYAKARTA tahun ajaran 20132014? 2. Berdasarkan hasil analisis uji butir penyesuaian sosial yang teridentifikasi rendah topik-topik bimbingan klasikal apakah yang sesuai untuk membantu siswa kelas VII SMP BOPKRI 3 YOGYAKARTA tahun ajaran 20132014 dalam meningkatkan penyesuaian sosial?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui kemampuan penyesuaian sosial siswa kelas VII SMP BOPKRI 3 YOGYAKARTA tahun ajaran 20132014. 2. Mengidentifikasi butir penyesuaian sosial yang skornya rendah untuk dijadikan topik-topik bimbingan pribadi sosial yang dapat meningkatkan penyesuaian sosial siswa kelas VII SMP BOPKRI 3 YOGYAKARTA tahun ajaran 20132014

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat secara teoritis Melalui penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan baru khususnya tentang penyesuaian sosial pada siswa.. 10 2. Manfaat praktis a. Peneliti Penelitian ini diharapakan dapat bermanfaat bagi peneliti sebagai bekal calon konselor sehingga diharapkan penelitian ini dapat menambah bahan kajian untuk pengembangan yang lebih mendalam dan lebih luas dimasa yang akan datang. b. Pembimbing Mendapatkan pengetahuan dari topik bimbingan yang dapat digunakan untuk mendampingi siswa. c. Sekolah Memberikan bahan pertimbangan bagi sekolah bahwa selain mencetak peserta didik yang berprestasi baik namun peserta didik juga harus dibekali dengan bekal moral yang baik, agar kelak ketika terjun dimasyarakat memiliki moral yang baik.

E. Definisi Operasional

Berikut ini dirumuskan definisi operasional agar diperoleh pengertian yang jelas mengenai variable penelitian ini. 1. Penyesuaian sosial merupakan kemampuan untuk bereaksi secara efektif dan sehat terhadap situasi, realitas dan relasi sosial sehingga tuntutan hidup 11 bermasyarakat dipenuhi dengan cara yang dapat diterima dan memuaskan. Penyesuaian sosial merupakan keberhasilan seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap orang lain pada umumnya dan terhadap kelompoknya pada khususnya. Setiap orang hidup di dalam masyarakat yang terdapat proses saling mempengaruhi satu sama, dari proses tersebut timbul suatu pola kebudayaan dan tingkah laku sesuai dengan jumlah aturan, hukum, adat dan nilai-nilai yang mereka patuhi untuk mencapai penyelesaian bagi persoalan-persoalan hidup sehari-hari. 2. Bimbingan pribadi sosial adalah bimbingan dalam menghadapi keadaan batinnya sendiri dan mengatasi berbagai pergumulan dalam batinnya sendiri untuk mengatur dirinya sendiri di bidang kerohanian, perawatan jasmani, pengisian waktu luang, penyaluran nafsu seksual dan membina hubungan kemanusian dengan sesama di berbagai lingkunganmelakukan pergaulan sosial dalam menghadapi dan memecahkan masalah pribadi-sosial, seperti Penyesuaian sosial, menghadapi konflik dan pergaulan. 12

BAB II LANDASAN TEORI

A. Hakekat Penyesuaian Sosial

1. Pengertian Penyesuaian Sosial

Menurut Sers 1991, penyesuaian sosial merupakan alasan seseorang untuk menyesuaikan dirinya karena ingin diterima di dalam kelompok dan untuk menghindari celaan. Hurlock 1997, menjelaskan penyesuaian sosial adalah keberhasilan seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap orang lain pada umumnya dan terhadap kelompoknya pada khususnya. Setiap orang hidup di dalam masyarakat yang terdapat proses saling mempengaruhi satu sama, dari proses tersebut timbul suatu pola kebudayaan dan tingkah laku sesuai dengan jumlah aturan, hukum, adat dan nilai-nilai yang mereka patuhi untuk mencapai penyelesaian bagi persoalan-persoalan hidup sehari-hari. Penyesuaian sosial terjadi dalam lingkup hubungan sosial tempat orang hidup dan berinteraksi dengan orang lain. Hubungan-hubungan tersebut mencakup hubungan dengan masyarakat di sekitar tempat tinggalnya, keluarga, sekolah, masyarakat luas secara umum. Hal ini membuat individu dan masyarakat sebenarnya sama-sama memberikan dampak. Individu menyerap berbagai informasi, budaya dan adat istiadat yang ada, sementara komunitas masyarakat diperkaya oleh eksistensi atau karya yang diberikan oleh sang individu Enung, 2008: 208. Apa yang dipelajari seseorang dalam proses interaksi dengan masyarakat masih belum cukup untuk menyempurnakan penyesuaian sosial yang memungkinkan orang untuk mencapai penyesuian sosial dengan cukup baik. Menurut Schneiders 1964 penyesuaian sosial merupakan kemampuan untuk bereaksi secara efektif dan sehat terhadap situasi, realitas dan relasi sosial sehingga tuntutan hidup bermasyarakat dipenuhi dengan cara yang dapat diterima dan memuaskan. Proses selanjutnya yang dilakukan seseorang dalam penyesuaian sosial adalah kemauan untuk mematuhi norma-norma dan peraturan sosial kemasyarakatan. Setiap masyarakat biasanya memiliki aturan yang tersusun dengan jumlah ketentuan dan norma atau nilai-nilai tertentu yang mengatur hubungan individu dengan kelompok. Individu mulai berkenalan dengan kaidah- kaidah dan peraturan-peraturan tersebut lalu mematuhinya sehingga menjadi perbaikan dari pembentukan jiwa sosial pada dirinya dan menjadi pola tingkah laku kelompok Sarwono Sarlito, 2008. Hal ini berarti bagaimana usaha seseorang tersebut untuk hidup bergaul dengan orang lain serta hidup di dalam kelompok masyarakat, dimana dalam kelompok tersebut terdapat norma. Seseorang yang mampu melakukan penyesuaian sosial dengan baik dapat berperilaku sesuai dengan norma-norma yang berlaku dan dia juga memiliki kemampuan dalam menjalin relasi dengan orang lain, seperti dengan orang yang dikenalnya maupun dengan orang yang tidak dikenalnya serta bersedia membantu orang lain. Penyesuaian sosial itu merupakan bagian dari proses perkembangan seseorang. Seseorang dikatakan berhasil melakukan penyesuaian sosial apabila ia sudah dapat hidup bergaul dalam satu kelompok sesuai norma-norma yang diterapkan. Selain itu penyesuaian sosial bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sosial manusia. Jadi dapat disimpulkan penyesuaian sosial adalah penyesuaian terhadap orang lain serta lingkungannya untuk memenuhi harapan sosial dan untuk memenuhi kebutuhan sosial.

2. Ciri Penyesuaian Sosial yang Baik

Yusuf 2000 menyatakan penyesuaian sosial yang baik sebagai berikut: a. Mampu menilai diri secara realistik, yaitu mampu menilai diri sebagaimana adanya, baik kelebihan maupun kelemahan. b. Mampu menilai situasi secara realistik, yaitu mampu menghadapi situasi atau kondisi kehidupan secara realistik dan mampu menerimanya secara wajar. c. Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik, yaitu beraksi secara rasional. d. Menerima tanggung jawab, yaitu memiliki keyakinan terhadap kemampuannya untuk mengatasi masalah-masalah kehidupan yang