Minat siswa kelas xi-xii SMKS 28 Jakarta terhadap profesi pekrja sosial

(1)

PEKERJA SOSIAL Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh NURMANSYAH NIM 106054102083

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH


(2)

MINAT SISWA KELAS XI-XII SMKN 28 JAKARTA TERHADAP PROFESI PEKERJA SOSIAL

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh NURMANSYAH NIM 106054102083

Pembimbing

DR. H. Asep Usman Ismail MA. NIP 1960072019903 1 001

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH


(3)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memnuhi salah satu persyaratan untuk meperoleh gelar strata satu di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 23 September 2010

Nurmansyah Nim 106054102083


(4)

Skripsi ini berjudul “Minat Siswa Kelas XI-XII SMKN 28 Jakarta Terhadap Profesi Pekerja Sosial” telah diujikan dalam sidang Munaqosah di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, pada tanggal 2010. Skripsi ini telah diteriam sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Komunikasi Islam (S. Kom.I) pada Jurusan Kesejahteraan Sosial.

Jakarta, 30 September 2010

Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota Sekertaris Merangkap Anggota

Drs. Wahidin Saputra, MA Ahmad Zaky, MSi NIP. 19700903 199603 1 001 NIP. 15041168

Anggota

Penguji I Penguji II

Drs. H. Mahmud Jalal, MA Drs. Helmi Rustandi, MA NIP. 19520422 198103 1 002 NIP. 19601208 198803 1 005

Pembimbing

DR. H. Asep Usman Ismail MA. NIP :1960072019903 1 001


(5)

Setiap huruf di skripsi ini melambangkan

Doaku untuk Ayah di sisi-Nya

Dan Kupersembahkan

Karya sederhanaku ini untuk keluargaku tercinta…


(6)

(7)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam ( S. Kom. I )

Oleh Nurmansyah NIM : 10654102083

Pembimbing

DR. H. Asep Usman Ismail MA. NIP :1960072019903 1 001

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H/2010 M


(8)

Skripsi ini berjudul “Minat Siswa Kelas XI-XII SMKN 28 Jakarta Terhadap Profesi Pekerja Sosial” telah diujikan dalam sidang Munaqasyah di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, pada tanggal 30 September 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Komunikasi Islam (S. Kom.I) pada Jurusan Kesejahteraan Sosial.

Jakarta, 30 September 2010

Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota Sekertaris Merangkap Anggota

Drs. Wahidin Saputra, MA Ahmad Zaky, MSi

NIP. 19700903 199603 1 001 NIP. 15041158 Anggota

Penguji I Penguji II

Drs. H. Mahmud Jalal, MA Drs. Helmi Rustandi, MA NIP. 19520422 198103 1 002 NIP. 19601208 198803 1 005

Pembimbing

DR. H. Asep Usman Ismail, MA. NIP :1960072019903 1 001


(9)

1. Skripsi ini hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya cantumkan semua sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa hasil karya ini bukan hasil karya saya atau merupakan jiplakan dari karya orang lain maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Ciputat September 2010


(10)

Nurmansyah

MINAT SISWA KELAS XI-XII SMKN 28 JAKARTA TERHADAP PROFESI PEKERJA SOSIAL

Minat atau interest adalah suatu hal yang bersumber dari perasaan yang berupa kecendrungan terhadap suatu hal yang mana hal tersebut berupa benda, profesi atau orang lain, sehingga menimbulkan perbuatan-perbuatan atau kegiatan-kegiatan tertentu. Sehingga secara sederhana dapatlah diambil pengertian bahwa minat adalah sesuatu kecendrungan atau suatu dorongan yang terjadi pada diri seseorang untuk melakukan sesuatu.

pekerjaan sosial adalah aktivitas profesional untuk membantu individu, kelompok atau komunitas guna meningkatkan atau memperbaiki kapasitasnya untuk kembali berfungsi sosial dan menciptakan kondisi masyarakat guna mencapai tujuan-tujuannya.

Minat seseorang akan pekerjaan sosial masilah sangat kurang dibangdingkan dengan profesi seorang psikolog dan dokter, karena dalam wacana umum, pekerjaan sosial dianggap sebagai pekerjaan yang bersifat amal yang muncul atas dasar belas kasihan atau lebih jauh karena adanya rasa mencintai sesama manusia (altruism).

Penelitian ini diperlukan untuk mengetahui bagaimana minat siswa terhadap profesi pekerja sosial. Melalui proses observarsi dan serta dengan penyebaran angket dapat diketahui siswa berminat atau tidak terhadap profesi pekerja sosial dan dapat atau tidak membedakan profesi pekerja sosial terhadap profesi psikolog dan relawan yang selama ini dianggap sama dimata masyarakat.

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan analisis deskriptif, penghitungan analisanya menggunakan rumus rata-rata (mean) dan frekuensi relative. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrument berbentuk kuesioner.

Berdasarkan hasil penelitian minat siswa kelas XI-XII SMKN 28 Jakarta terhadap profesi pekerja sosial, maka dapat disimpulkan minat siswa terhadap profesi pekerja sosial sangatlah tinggi, namun beberapa siswa masih belum mampu membedakan profesi pekerja sosial dengan profesi sejenis.


(11)

Puji serta syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Illahi Robbi yang telah memberikan nikmat yang tiada terhingga, terutama nikmat sehat wal afiat sehingga peneliti dapat merampungkan penulisan skripsi ini.

Shalawat serta salam tercurahkan kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW, penghulu para nabi, suri tauladan bagi umatnya yang membawa ajaran islam sebagai rahmatan lil alamin.

Peneliti menyadari sepenuh hati bahwa penulisasn skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan baik dari segala materi, maupun pembahasan, maupun tata bahasa. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan kemampuan peneliti yang masih perlu mengisi diri dengan ilmu pengetahuan. Untuk itu, kritikan dan saran yang bertujuan membangun sungguh merupakan masukan bagi peneliti demi kesempurnaan skripsi ini. Oleh karena itu, sudah sepantasnya peneliti mengucapakan banyak terima kasih kepada:

1. Terima kasih kepada Ibu Sutinah dan Bpk. Mansyur, yang penuh kasih sayang dan kesabarannya dan perhatiannya telah memberikan dorongan moril dan materil, serta doa yang senantiasa dipanjatkan demi kesuksesan dan tercapainya cita-cita peneliti.

2. Bapak Dr. H. Arief Subhan, MA sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A. Sebagai Pembantu Dekan bidang Administrasi Umum, serta Drs. Studi Rizal LK. M.A Sebagai Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan.


(12)

Bapak Ahmad Zaky,M.Si selaku sekertaris jurusan Kessos.

4. Bapak DR. H. Asep Usman Ismail MA. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, masukan serta motivasi kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Para dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan seluruh Civitas Akademika yang telah memberikan sumbangan wawasan keilmuan dan membimbing peneliti selama mengikuti perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Bapak Arizal selaku ketua tata usaha SMKN 28 Jakarta yang telah memberikan data-data yang peneliti butuhkan selama melakukan penelitian 7. Ibu Dra. Tribudi Lestari, MM yang telah memberikan izin terhadap peneliti

untuk melakukan penelitian skripsi di SMKN 28 Jakarta.

8. Untuk Kakak-kakaku, Ghoznawiyah, Liliy Nurdiyah, Yayah Makiya dan Novita, terima kasih atas dukungan dan motivasinya selama proses penyusunan skripsi ini.

9. Untuk Andri Ratih terima kasih atas dukungan, semangat dan memotivasi penulis selama ini.

10.Terima kasih kepada teman-teman peneliti Halimah As’Sadiyah, Adila Dika Pertiwi, Richa Mutmainah, dan teman-teman Kessos angkatan 06 yang selalu memberikan motivasi bagi peneliti agar secepatnya menyelesaikan skripsi. 11.Dan terima kasih kepada siswa-siswa di SMKN 28 Jakarta yang membantu

peneliti untuk mengisi angketnya.


(13)

umumnya. Sekali lagi peneliti mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu peneliti, semoga apa yang telah diberikan menjadi amal sholeh disisi Allah SWT. Amieen

Jakarta, 23 September 2010

Nurmansyah Penulis


(14)

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

D. Metodologi Penelitian ... 5

E. Tinjauan Pustaka ... 10

F. Sistematika Penulisan ... 10

BAB II LANDASAN TEORITIS A. Minat ... 12

1. Pengertian Minat ... 12

2. Macam-macam Minat ... 15

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Minat ... 18

B. Pekerja Sosial ... 20

1. Pengertian Pekerja Sosial ... 20

2. Sejarah Pekerja Sosial ... 22

3. Macam-Macam Pekerja Sosial ... 24

4. Etika Pekerja Sosial ... 26

5. Etika Pekerja Sosial Islam ... 30

BAB III GAMBARAN UMUM SMKN 28 JAKARTA A. Sejarah Berdirinya SMKN 28 Jakarta ... 32

B. Visi, Misi dan Srtuktur Organisasi ... 33


(15)

3. Struktur Organisasi ... 34

C. Kurikulum dan Profil Lulusan ... 35

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA A. Minat Siswa Terhadap Porfesi Pekerja Sosial ... 38

a. Temuan Data ... 38

b. Analisis Data ... 49

B. Faktor Pembeda dan Pendukung Pekerja Sosial ... 51

a. Temuan Data ... 51

b. Analisis Data ... 60

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 62

B. Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 64 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(16)

vii

Tabel 1. Jumlah siswa SMKN 28 Jakarta jurusan perawatan sosial ... 7

Tabel 2. Kurikulum ... 35

Tabel 3. Tahun ajaran 2008/2009 ... 36

Tabel 4. Tahun ajaran 2009/2010 ... 37

Tabel 5. Karakteristik siswa berdasarkan kelas ... 38

Tabel 6. Karakteristik siswa berdasarkan jenis kelamin ... 39

Tabel 7. Jiwa sosial siswa untuk menolong orang lain ... 40

Tabel 8. Partisipasi siswa terhadap kegiatan sosial kemasyarakatan ... 41

Tabel 9. Kesediaan siswa menerima perbedaan yang ada di masyarakat ... 42

Tabel 10. Pengetahuan siswa terhadap isu-isu sosial yang sedang berkembang ... 43

Tabel 11. Keinginan siswa memilih jurusan perwatan sosial di SMKN 28 .... 44

Tabel 12. Ketertarikan siswa terhadap profesi pekerja sosial ... 45

Tabel 13. Keyakinan siswa terhadap massa depan menjadi seorang pekerja sosial ... 46

Tabel 14. Kebanggan menjadi seorang pekerja sosial ... 47

Tabel 15. Pengetahuan siswa akan minat masyarakat terhadap profesi pekerja sosial ... 48

Tabel 16. Keinginan siswa setelah mereka lulus dari SMKN 28 Jakarta ... 49

Tabel 17. Pengetahuan siswa tentang perbedaan pekerja sosial dan psikolog 51

Tabel 18. Pengetahuan siswa tentang perbedaan antara relawan dan pekerja sosial ... 52

Tabel19. Pengetahuan siswa tentang bakat yang harus dimiliki oleh seorang pekerja sosial ... 53

Tabel 20. Pengetahuan siswa akan kewajiban seorang pekerja sosial ... 54

Tabel 21. Pengetahuan siswa tentang kebutuhan profesi pekerja sosial di zaman modern ... 55

Tabel 22. Pengetahuan siswa tentang jumlah profesi pekerja sosial saat ini .. 56

Tabel 23. Pengetahuan siswa akan dikenalnya atau tidak seorang pekerja sosial di masyarakat ... 57

Tabel 24. Pengetahuan siswa tentang keyakinan nilai positif yang dimiliki oleh seorang pekerja sosial ... 58

Tabel 25. Pengetahuan siswa tentang kerja sama profesi pekerja sosial dengan profesi yang lain ... 59

Tabel 26. Pengetahuan siswa tentang mulianya profesi pekerja sosial dimata Tuhan YME dan masyarakat ... 60


(17)

telah memberikan nikmat yang tiada terhingga, terutama nikmat sehat wal afiat sehingga peneliti dapat merampungkan penulisan skripsi ini.

Shalawat serta salam tercurahkan kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW, penghulu para nabi, suri tauladan bagi umatnya yang membawa ajaran islam sebagai rahmatan lil alamin.

Peneliti menyadari sepenuh hati bahwa penulisasn skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan baik dari segala materi, maupun pembahasan, maupun tata bahasa. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan kemampuan peneliti yang masih perlu mengisi diri dengan ilmu pengetahuan. Untuk itu, kritikan dan saran yang bertujuan membangun sungguh merupakan masukan bagi peneliti demi kesempurnaan skripsi ini. Oleh karena itu, sudah sepantasnya peneliti mengucapakan banyak terima kasih kepada:

1. Terima kasih kepada Ibu Sutinah dan Bpk. Mansyur, yang penuh kasih sayang dan kesabarannya dan perhatiannya telah memberikan dorongan moril dan materil, serta doa yang senantiasa dipanjatkan demi kesuksesan dan tercapainya cita-cita peneliti.

2. Bapak Dr. H. Arief Subhan, MA sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,Drs. Mahmud Jalal, M.A. Sebagai Pembantu Dekan bidang Kepegawaian, serta Drs. Studi Rizal LK. M.A Sebagai Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan.


(18)

Bapak Ahmad Zaky,M.Si selaku sekertaris jurusan Kessos.

4. Bapak DR.H. Asep Usman Ismail M.A selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, masukan serta motivasi kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Para dosen Fakultas iLmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan seluruh Civitas Akademika yang telah memberikan sumbangan wawasan keilmuan dan membimbing peneliti selama mengikuti perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Bapak Arizal selaku ketua tata usaha SMKN 28 Jakarta yang telah memberikan data-data yang peneliti butuhkan selama melakukan penelitian 7. Ibu Dra. Tribudi Lestari, MM yang telah memberikan izin terhadap peneliti

untuk melakukan penelitian skripsi di SMKN 28 Jakarta.

8. Untuk Kakak-kakaku, Ghoznawiyah, Liliy Nurdiyah, Yayah Makiya dan Novita, terima kasih atas dukungan dan motivasinya selama proses penyusunan skripsi ini.

9. Untuk Andri Ratih terima kasih atas dukungan dan motivasinya pada penulis selama ini.

10.Terima kasih kepada teman-teman peneliti Abdul Razak, Yudha Widya Atmaja, Megasari, Crisyanto, dan teman-teman Kessos angkatan 06 yang selalu memberikan motivasi bagi peneliti agar secepatnya menyelesaikan skripsi

11.Dan terima kasih kepada siswa-siswa di SMKN 28 Jakarta yang membantu peneliti untuk mengisi angketnya


(19)

umumnya. Sekali lagi peneliti mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu penelti, semoga apa yang telah diberikan menjadi amal sholeh disisi Allah SWT. Amieen

Jakarta, 2010

Nurmansyah Penulis


(20)

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

D. Metodologi Penelitian ... 8

E. Sistematika Penulisan ... 13

BAB II LANDASAN TEORITIS A. Minat ... 15

1. Pengertian Minat ... 15

2. Macam-macam Minat ... 17

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Minat ... B. Pekerja Sosial ... 22

1. Pengertian Pekerja Sosial ... 2. Sejarah Pekerja Sosial ... 3. Macam-Macam Pekerja Sosial ... 4. Etika Pekerja Sosial ... 5. Etika Pekerja Sosial Islam ... BAB III GAMBARAN UMUM SMKN 28 JAKARTA A. Sejarah Berdirinya SMKN 28 Jakarta ... 32

B. Visi, Misi dan Srtuktur Organisasi ... 35

1. Visi ... 38

i   


(21)

C. Kurikulum dan Profil Lulusan ...

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Minat Siswa Terhadap Porfesi Pekerja Sosial ... 40 a. Temuan Data ... b. Analisa Data ... B. Faktor Pembeda dan Pendukung Pekerja Sosial ... a. Temuan Data ... b. Analisa Data ... BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 65 B. Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 67 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(22)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejak kelahirannya sejak abad ke-17 lalu, pekerjaan sosial (social

work) telah terlibat dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Perkembangan

pekerjaan sosial banyak di pengaruhi oleh berbagai hal yang berhubungan dengan masyarakat banyak, pekerja sosial berangkat dari sebuah kegiatan relawan dan terus berkembang menjadi sebuah profesi, dalam awal terbentuknya sebagai profesi pekerja sosial hanya di fokuskan dalam mengatasi kemiskinan saja. Penerapan The Elizabeth Poor Law di Inggris sebagai strategi menghadapi kemiskinan akibat The Great Depression tahun 1930-an tercatat sebagai salah satu momentum penting dalam sejarah perkembangan profesi pekerjaan sosial1.

Sebagaimana dinyatakan Skidmore, Thackeray dan Farley “Social functioning to be a central purpose of social work and intervention was seen

as the enhancement of social functioning.” Keberfungsian sosial merupakan

konsepsi yang penting bagi pekerjaan sosial. Ia merupakan pembeda antara profesi pekerjaaan sosial dengan Profesi lainnya terutama oleh profesi psikolog yang selama ini disama ratakan antara pekerja sosial dan psikolog2.

      

1

Budi Rahman Hakim, Rethinking Social Work Indonesia, (Jakarta: Wahana Semesta Intermedia, 2010). h.25

2

Budi Rahman Hakim, Rethinking Social Work Indonesia, h.26.


(23)

Jumlah pekerja sosial di Indonesia sangatlah sedikit, dalam pidato menteri sosial dalam pemutaraan film pekerja sosial di Taman Ismail Marzuki mengatakan bahwa baru ada sekitar 3700 pekerja sosial yang terlatih melewati pendidikan dan bukan relawan. Dalam pembukaan seminar social work update “pendidikan dan praktik pekerjaan sosial di Indonesia” Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufrie mengatakan jumlah tenaga kerja terdidik di bidang pekerjaan sosial di Indonesia masih belum memadai. Sampai saat ini baru terdapat belasan ribu pekerja sosial untuk mengurusi masyarakat miskin yang jumlahnya mencapai 32,5 juta orang atau 14,1 persen dari total penduduk Indonesia. Idealnya, seorang pekerja sosial hanya mengurusi sekitar dua ratus warga miskin."Dengan semakin sulitnya kondisi ekonomi bangsa ini, jumlah masyarakat miskin terus bertambah. Sudah seharusnya jumlah sumber daya manusia (SDM) untuk pekerjaan sosial juga ditingkatkan3.

Menurut ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehjateraan Sosial (STKS) Bandung Wawan Heriana, “permasalahan sosial saat ini tidak hanya berkutat pada kecacatan, prostitusi, dan kemisikinan, tetapi bertambah seperti anak jalanan, perdagangan manusia, pronografi, HIV-AIDS. Ini butuh penanganan serius dan khusus dengan ilmu yang memadai dan kita butuh tenaga pekerja sosial profesional yang banyak. Jumlah lulusan yang khusus di bidang pekerja

       3

Firardi Rozy, Menteri Sosial Akui Minimnya Anggaran dan Pekerja Sosial,


(24)

sosial yang tiap tahunnya hanya sekitar 500 orang pertahun dirasakan masih kurang”4.

Oleh karena lembaga pendidikan yang memberikan tentang ilmu kesehjateraan sosial haruslah diperbanyak jangan hanya perguruan tinggi saja yang membuka Jurusan Ilmu Kesehjateraan Sosial, sebaiknya dimulai dari Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Sekolah Menengah Kejurusan atau (SMK). Di Jakarta sudah ada SMK yang membuka jurusan pekerjaan sosial dalam hal ini SMKN 28 Jakarta sudah memulai membuka jurusan pekerjaan sosial, dalam kurikulum jurusan pekerjaan sosial SMKN 28 Jakarta tidak ada bedanya dengan mata kuliah yang ada di perguruan tinggi yang sudah membuka jurusan ilmu kesehjateraan sosial5.

SMKN 28 Jakarta merupakan lembaga pendidikan yang satu-satunya di Jakarta yang membuka jurusan pekerjaan sosial, selain itu jurusan ini menjadi unggulan di sekolah itu sendiri dibandingkan jurusan perhotelan yang sudah ada, jurusan pekerjaan sosial di SMKN 28 diberikan pada murid yang sudah naik kelas 11 artinya pada kelas 10 para murid di SMKN 28 masih menjalani mata pelajaran umum dan belum ada penjurusan6.

Berdasarkan pemaparan penulis di atas, penelitian ini ingin mengetahui minat kelas XI-XII terhadap profesi pekerja sosial. Hal ini       

4

Berita Bandoeng, Indonesia Kekurangan Tenaga Pekerja Sosial Profesional,

http://www.beritabandoeng. com/berita/2009-05/pendaftaran-pemilihan-putri-indonesia-mulai-hari-ini/berita/2009-11/indonesia-kekurangan-tenaga-pekerja-sosial-profesional/, akses 10 Februari 2010.

5

Kementrian Pendidikan Nasional, Data Pokok SMK Versi 3,5 Kemdiknas RI

http://datapokok.ditpsmk.net/index.php?nama=&prop=01&kab=&status=negeri&kk=04, akses 2 Juli 2010.

6

SMKN 28 Jakarta, Buku Panduan Siswa Baru Angkatan 2009/2010, (Jakarta: 2009), h. 12

   


(25)

SMKN 28 Jakarta pertama dan satu-satunya yang membuka bidang keahlian pekerjaan sosial. Itu dikarenakan setiap tahun dari lulusan SMKN 28 Jakarta sangat jarang yang memilih untuk menjadi seorang pekerja sosial apa lagi melanjutkanya ke Perguruan Tinggi yang membuka jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial.

Pekerja sosial adalah profesi yang sangat mulia di mata Allah SWT dan masyarakat sehingga peranya sangat dinantikan oleh masyarakat. Dengan adanya pernyataan Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufrie yang diatas bahwa profesi pekerja sosial sangatlah sedikit untuk menangani masalah masyarakat di Indonesia, maka penulis mengangkat judul skripsi: MINAT SISWA KELAS XI-XII SMKN 28 JAKARTA TERHADAP PROFESI PEKERJA SOSIAL.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, penulis membatasi dan merumuskan masalah sebagai berikut Penelitian ini dibatasi hanya 2 kelas saja yaitu siswa aktif kelas XI-XII SMKN 28 Jakarta. Selain itu minat yang diteliti hanya mencakup siswa kelas XI-XII yang mengambil jurusan Perawatan Sosial di SMKN 28 Jakarta terhadap profesi pekerja sosial di Indonesia.

Kemudian rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana minat siswa kelas XI-XII SMKN 28 Jakarta terhadap profesi pekerja sosial?


(26)

2. Secara praktis ingin mengetahui pengetahuan siswa kelas XI-XII SMKN 28 Jakarta tentang sejauh mana siswa mengetahui faktor pendukung dan pembeda profesi pekerja sosial?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalaj untuk mengetahui apakah minat siswa SMKN 28 Jakarta terhadap profesi pekerja sosial termasuk tinggi, sedang, atau rendah dan untuk mengetahui apakah ada perbedaan minat bila dilihat berdasarkan jenis kelamin dan kelas.

Manfaat Penelitian

a. Secara Akademis diharapkan memberikan kontribusi bagi pengetahuan ilmiah dalam bidang ilmu kesejahteraan sosial khususnya di jurusan konsenterasi kesehjateraan sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

b. Secara praktis penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan penulis dan juga pembaca mengenai potensi yang di miliki pekerja sosial di Indonesia.

D. Metodelogi Penelitian

1. Bentuk Penelitian

Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Riset kuantitatif adalah riset yang menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Dengan demikian tidak terlalu mementingkan kedalaman data analisis. Periset lebih mementingkan aspek keluasan data sehingga data atau hasil riset

   


(27)

dianggap merupaka respentasi dari seluruh populasi.7 Penulis menggunakan metode deskriptif analistis, menurut Suharsimi Arikunto metode ini adalah:

”Salah satu metode yang dapat digunakan dalam prosedur pemecahan msalah yang diselidiki, dengan menggambarkan dan melukis keadaan subjek dan objek penelitian (seorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang, berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Secara singkat dapat dikatakan bahwa, metode deskriptif analisis merupakan langkah-langkah melakukan refresentatif objektif tentang gejala-gejala yang terdapat didalam masalah yang diselidiki.”8

2. Subjek dan Objek penelitian

Untuk itu dalam upaya mengumpulkan data dan lebih memahami fenomena yang ada, serta untuk lebih memfokuskan penelitian dalam penyusunan skripis ini, penulis menentukan subjek dan objek dari penelitian ini adalah siswa jurusan perawatan sosial di SMKN 28 Jakarta tahun ajaran 2010-2011, dan objek dari penelitianya adalah minat atau kehendak, reaksi dan jawaban siswa terhadap profesi pekerja sosial.

3. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI-XII jurusan perawatan sosial SMKN 28 Jakarta tahun ajaran 2010-2011.

Sampel dari penelitian ini akan diambil sebanyak 54 responden. Cara pengambilan sampel menggunakan teknik survei, yaitu sampel yang diambil secara menyeluruh dalam satu lokasi.

      

7

Rachmat Kriyanto, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2006), h. 57. 8

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT. Rineke Cipta, 1993), h. 14.


(28)

Disini penulis mengambil responden dari siswa kelas XI-XII SMKN 28 Jakarta angkatan 2010-2011. Alasan penulis memilih responden dari angkatan 2010-2011 adalah karena angkatan tersebut dianggap telah ”mengerti” karena telah mengetahui seluk beluk tentang profesi pekerja sosial, sehingga dapat diasumsikan dalam merespon mereka lebih rasional, karena kemungkinan sudah tidak di pengaruhi oleh hal-hal seperti latar belakang pengetahuan yang ada.

Berikut ini adalah tabel jumlah populasi siswa SMKN 28 Jakarta angkatan 2010-2011.

Tabel 1. Jumlah Siswa SMKN 28 Jakarta Jurusan Perawatan Sosial Angkatan 2010-2011

Kelas Jumlah Siswa

Kelas XI 88

Kelas XII 92

Total 180 Sumber: Tata Usaha SMKN 28 Jakarta

Dari tabel 1, terlihat bahwa jumlah total populasi adalah 180 siswa. Penulis akan mengambil sampel 30 % dari jumlah populasi yaitu : 54 orang dengan rincian sebagai berikut:

1. Kelas XI : 28 Orang 2. Kelas XII : 26 Orang

   


(29)

4. Prosedur Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diinginkan, maka penulis menggunakan teknik pengumpulan data melalui:

a. Menyebarkan angket (kuesioner) kepada seluruh siswa aktif jurusan perawatan sosial SMKN 28 Jakarta kelas XI dan XII .

b. Dokumentasi yang berdasarkan dokumen, buku-buku, internet9 yang ada hubungannya dengan penelitian ini, serta wawancara kepada beberapa siswa aktif SMKN 28 Jakarta terhadap jurusan pekerja sosial. c. Indikator operasional yang berdasarkan sumber-sumber yang

membahas tentang respon dan minat yaitu:

1) adanya kecintaan pada sesama manusia, rasa toleransi antar umat beragama.

2) adanya keinginan membantu orang lain secara ikhlas.

3) adanya rasa senang mengetahui segala sesuatu yang berhubungan dengan aktifitas sosial.

5. Analisis Data

a. Deskriptif yaitu data-data yang di peroleh melalui angket kemudian diproses menjadi beberapa tahapan yaitu :

1) Editing dengan cara memeriksa jawaban-jawaban responden yang di kemudian di telaah dan di rumuskan mengkelompokanya untuk memperoleh data-data yang akurat.

      

9


(30)

2) Tabulating yaitu dengan cara memindahkan jawaban-jawaban responden ke dalam tabel, kemudian di cari presentasinya untuk di analisa.

3) Kesimpulan yaitu penulis memberikan kesimpulan dari hasil analisa dan penulisan data.

b. Pengolahan data

Pengolahan data yang digunakan adalah melalui penghitungan frekuensi relative dan mean (rata-rata).

Rumus Frekuensi Relatif: P = F x 100% N

P = Besaran persentase

F = Frekuensi ( jumlah jawaban responden ) N = Jumlah responden10

Mean adalah nilai rata-rata dari total bilangan

Rumus mean: ∑ fx

---

N

Keterangan:

M = mean (rata-rata) fX = Pengamatan

N = Jumlah pengamatan11

      

10

Anas Sarjono, Pengantar Statistik Pendidikan,(Jakarta:Grafindo Persada, 1997), h. 40 11

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), Cet. 5, h. 175.

   


(31)

Untuk menentukan apakah minat siswa itu tinggi, sedang, atau rendah maka ditetapkan skala sebagai berikut:

Tinggi : Rata-rata ≥ 160 Sedang : Rata-rata = 160 Rendah : Rata-rata ≤ 16012

E. Tinjauan Pustaka

Penulis mengambil tinjauan pustaka dari skirpsi karya Djajat Sudrajat mahasiswa UIN Jakarta, dengan Judul ”Minat Siswa belajar membaca Al-Qur’an di SDI Al-Falah Jakarta Selatan”. Dalam sekripsinya tersebut, Djajat Membicarakan masalah bagaimana minat siswa terhadap belajar membaca Al-Qur’an. Yang membedakan dengan skripsi ini adalah subjek dan objek penelitianya, dalam skripsi ini penulis membahas bagaimana minat siswa SMKN 28 Jakarta terhadap profesi pekerja sosial.

F. Sistematika Penulisan

Dalam Penulisan pada penelitian ini dibagi menjadi lima bab :

BAB I: Merupakan Pendahuluan yang menjelaskan latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian dan kegunaan penelitian, metodologi peneilitian , dan sistematika penulisan

BAB II: Landasan Teori. Merupakan bab yang melandasi pemikiran dalam menganalisa dari data-data yng telah dikumpulkan. Kerangka pemikiran       

12

Febrama, Nanda, Respon Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Jakarta Terhadap Rubrik”LangLang” Pada Majalah Intisari Edisi Januari – Desember 2008, ( Jakarta : Perpustakaan Dakwah Skripsi 2009)


(32)

   

yang digunakan adalah teori-teori yang berkaitan dengan pengertian minat, macam-macam minat, faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya minat,pengertian pekerja sosial, sejarah pekerja sosial, macam-macam pekerja sosial, etika pekerja sosial dan etika pekerja sosial Islam.

BAB III: adalah Gambaran Umum Lembaga. Dalam bab ini menggambarkan sejarah berdirinya SMKN 28 Jakarta, visi dan misi, struktur organisasi sekolah, kurikulum dan profil lulusan.

BAB IV: adalah Hasil Penelitian dan Analisa. Merupakan gabungan dari hasil pengumpulan data dengan beberapa temuan data dan analisis data yang ditemukan dilapangan.

BAB V: adalah bab Penutup merupakan simpulan dari penellitian tentang minat profesi pekerja sosial dan saran-saran untuk sekolah agar lebih mengembangkan bakat siswa di bidang pekerja sosial.


(33)

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Minat

1. Pengertian Minat

Minat menurut kamus umum bahasa Indonesia adalah “ perbuatan dan sebagainya yang berdasarkan pendirian, pendapat atau keyakinan.”1 Menurut Alex Sobur secara sederhana bahwa “minat berarti kecendrungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.”2 Sedangkan Fuad Hasan berpendapat bahwa “minat (interest) adalah istilah yang menujukan pada adanya intensitas perhatian yang tinggi seseorang terhadap suatu hal, peristiwa, orang atau benda.”3

Menurut Alisuf Sabri “minat adalah sesuatu kecendrungan untuk memperhatikan secara terus menerus. Minat ini erat kaitanya dengan perasaan senang jadi minat bisa terjadi karena sikap senang pada sesuatu.”4.

Sedangkan menurut Sudarsono dalam bukunya Kamus Filsafat dan

psikologi mengatakan bahwa minat adalah perhatian, kesukaan

(kecendrungan) hati yang terdiri dari:

a. Keinginan dan perhatian yang mengandung unsur-unsur suatu dorongan untuk berbuat sesuatu (belajar)

b. Suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan, pendirian, prasangkan, dan rasa takut; kecendrungan-      

1

Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1996), Cet.

Ke-1 hlm. 499. 2

Alex Sobur, Psikologi Umum, (Bandung: Pustaka Setia, 2003), Cet. Ke-1, hlm. 246.

3

Fuad Hasan, dkk, Kamus Istilah Psikologi, (Jakarta: Pusat Pembinaan dan

Pengembangan Bahasa Depdikbud, 1981), hlm. 64. 4

M. Alif Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu jaya, 1996), Cet. Ke-2,


(34)

 

kecendrungan lain yang mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu.5

Sedangkan menurut Akyas Azhari dalam buku psikologi

pendidikan mengatakan bahwa “minat ialah kecendrungan yang tetap

untuk memperhatikan dan mengenang terus dan disertai oleh rasa senang.”6 Berbeda dengan pendapat A.D. Marimba bahwa “minat adalah sesuatu arti bagi kita, sesuatu itu dapat memenuhi kebutuhan kita dan dapat menyenangkan kita.”7

Sama dengan pengertian minat yang diungkapkan oleh Redja Mudyaharjo bahwa “minat adalah sesuatu kecendrungan batin yang menyebabkan bertahanya obyek pemikiran dalam kesadaran, atau kembalinya obyek pemikiran dalam kesadaran. Minat yang dimiliki seseorang menyebabkan orang itu dapat memerintahkan dirinnya untuk bertindak.”8 Selain itu menurut Slameto “minat adalah kecendrungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai rasa senang.”9

Secara sederhana minat dapat diartikan sebagai suatu kecendrungan untuk memberikan perhatian dan bertindak terhadap orang,       

5

Sudarsono, Kamus Filasafat dan Psikologi, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993), Cet. Ke-1,

hlm. 156 6

Akyas Azhari, Psikologi Pendidikan, (Semarang: Dina Utama, 1996), Cet. Ke-1, hlm.

74. 7

A.D Marimba, Pengantar Filsafat Pendidiakn Islam, (Bandung: Al-Ma’arif, 1981), hlm.

88. 8

Redja Mudyaharjo, Pengantar Pendidikan Sebuah Studi Awal tentang Dasar-Dasar

Pendidikan Pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), Cet. Ke-2, hlm. 125.

9

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Mempengaruhinya,(Jakarta: rineka Cipta, 1995),


(35)

aktifitas, atau situasi yang menjadi objek dari minat tersebut dengan disertai perasaan senang. Dalam batasan tersebut terkandung suatu pengertian bahwa didalam minat ada pemusatan perhatian subjek, ada usaha (untuk: mendekati/mengetahui/memiliki/menguasai/ berhubungan) dari subjek yang dilakukan dengan perasaan senang, ada daya penarik dari objek.10

Dari definisi di atas mengindikasikan adanya saling melengkapi sehingga penulis dapat menyimpulkan bahwa minat atau interest adalah suatu hal yang bersumber dari perasaan yang berupa kecendrungan terhadap suatu hal yang mana hal tersebut berupa benda atau orang lain, sehingga menimbulkan perbuatan-perbuatan atau kegiatan-kegiatan tertentu. Oleh karena itu keinginan atau ninat dan kemauan atau kehendak sangat mempengaruhi corak perbuatan yang akan diperlihatkan seseorang. Sekalipun seseorang itu mampu mempelajari sesuatu, tetapi bila tidak mempunyai minat, tidak mau, atau tidak ada kehendak untuk mempelajari, ia tidak akan bisa mengikuti proses belajar. Dalam hal ini tentunya minat atau keinginan ini erat pula hubungannya dengan perhatian yang dimiliki, karena perhatian mengarahkan timbulnya kehendak pada seseorang.

Sehingga secara sederhana dapatlah diambil pengertian bahwa minat adalah sesuatu kecendrungan atau suatu dorongan yang terjadi pada diri seseorang untuk melakukan sesuatu. Dengan minat ini seseorang akan memusatkan atau mengarahkan seluruh aktifitas fisik maupun psikisnya       

10

Abdul Rahmat Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar Dalam


(36)

 

kearah yang diamatinya itu. Serta dapat diketahui upaya untuk meningkatkan minat siswa yang lebih besar adalah dengan cara menjelaskan hal-hal yang berguna bagi kehidupan dan hal-hal yang berhubungan dengan cita-cita serta kaitanya denga bahan pelajaran yang dipelajari itu.

2. Macam-macam Minat

Minat dapat digolongkan menjadi beberapa macam, ini sangat tergantung pada sudut pandang dan cara pengolongan misalanya berdasarkan timbulnya minat, berdasarkan arahnya minat, dan berdasarkan cara mendapatkan atau mengungkapkan minat itu sendiri.  

Minat hanya akan ada bila ditampakkan dalam bentuk perilaku lisan dan perilaku perbuatan, lalu timbul tindakan yang menentukan apakah menerima atau menolak terhadap stimuli yang diberikan. Minat dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kategori, yaitu:

a. Area pengetahuan (respon kognitif)

Merupakan hasil persepsi dan pengetahuan seseorang tentang suatu obyek dimana komponen kognitif ini timbul dengan adanya perubahan terhadap apa yang dipahami oleh khalayak. Respon ini juga berkaitan dengan pengetahuan, kecerdasan, informasi seseorang mengenai suatu hal.


(37)

b. Area perasaan (respon afektif)

Menjelaskan tentang perasaan dan reaksi emosional sebagai hasil evaluasi terhadap obyek dimana komponen afektif ini berkaitan dengan emosi, jiwa, sikap dan perasaan seseorang terhadap sesuatu. Respon ini timbul apabila ada perubahan pada apa yang disenangi khalayak terhadap sesuatu.

c. Area tindakan (respon konatif)

Respon ini berkaitan dengan perilaku nyata yang meliputi tindakan kegiatan atau kebiasaan berperilaku. Menunjukkan kecenderungan bertindak dengan cara tertentu terhadap obyek tertentu. Dalam hal ini yang merupakan tindakan yang diberikan dari responden sebagai pengguna.

1) Berdasarkan timbulnya, minat dapat dibedakan menjadi:

a) Minat primitive adalah minat yang ditimbulkan karena kebutuhan biologis atau jaringan-jaringan tubuh, misalnya kebutuhan akan makanan, perasaan enak atau nyaman, kebebasan beraktifitas dan seks.

b) Minat kultural atau minat sosial adalah minat yang timbulnya karena proses belajar, minat ini tidak secara langsung berhubungan dengan diri kita misalnya minat belajar, individu mempunyai pengalaman bahwa masyarakat atau lingkungan akan lebih menghargai orang-orang terpelajar dan pendidikan tinggi, sehingga hal ini akan menimbulkan minat individu


(38)

 

untuk belajar dan beprestasi agar mendapat penghargaan dari lingkungan, hal ini mempunyai arti yang sangat penting bagi harga dirinya

2) Berdasarkan arahnya, minat dapat dibedakan menjadi :

a) Minat intrinstik adalah minat yang langsung berhubungan dengan aktifitas itu sendiri, ini merupakan minat yang lebih mendasar atau minat asli. Sebagai contoh, seseorang belajar karena memang pada ilmu pengetahuan atau karena memang senang membaca bukan karena ingin mendapatkan pujian atau penghargaan.

b) Minat eksintrik adalah minat yang berhubungan dengan tujuan akhir dari kegiatan tersebut, apabila tujuanya sudah tercapai ada kemungkinan minat tersebut hilang. Sebagai contoh, seseorang belajar dengan sunguh-sunguh agar dapat melalui ujian nasional dengan baik dan dapat lulus.

3) Berdasarkan cara mengungkapkan minat atau indicator minat dapat dibedakan menjadi :

a) Expressed interest: adalah minat yang diungkapkan dengan cara meminta kepada subyek untuk menyatakan atau menuliskan kegiatan-kegiatan baik yang berupa tugas maupun bukan tugas yang disenangi dan paling tidak disenangi. Dari jawaban subyeklah dapat diketahui minatnya.


(39)

b) Manifest interest: adalah minat yang diungkapkan dengan cara mengobservasi atau melakukan pengamatan secara langsung terhadap aktifitas-aktifitas yang dilakukan subyek atau dengan mengetahui hobinya.

c) Tested interest: adalah minat yang diungkapkan cara menyimpulkan dari hasil jawaban tes objektif yang di berikan, nilai-nilai yang tinggi pada suatu objek atau masalah biasanya menunjukan minat yang tinggi pula terhadap hal tersebut. d) Inventoried interest: adalah minat yang diungkapkan dengan

menggunakan alat-alat yang sudah distandarisasikan, dimana biasanya bersisi pertanyaan-pertanyaan yang ditunjukan kepada subjek apakah ia senang atau tidak senang terhadap aktifitas atau sesuatu objek yang ditanyakan.11

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya minat.

Cukup banyak faktor-faktor yang dapat mempengaruhi minat terhadap sesuatu, dimana secara garis besar dapat dikelompokan menjadi : a. Faktor internal: yaitu minat yang terbentuk dari dalam diri individu

yang bersangkutan. Misalnya, bobot, umur, jenis kelamin, pengalaman dan kepribadian, faktor internal banyak di pengaruhi oleh intervensi, pengaruh dari keluarga individu

       11

Abdul Rahmat Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar Dalam


(40)

 

b. Faktor exsternal: yaitu minat yang terbentuk dari lingkungan sekitar tempat tinggal individu, faktor lingkungan merupakan pengaruh terbesar dari terbentuknya suatu minat individu ini dikarenakan terlalu banyak pengaruh yang masuk ke individu ketika ia berada di luar lingkungan internalnya.

Menurut Crow and Crow (1973) berpendapat ada tiga faktor yang menjadikan timbulnya minat, yaitu:

1) Dorongan dalam diri individu, misalnya dorongan untuk makan dan ingin tahu. Dorongan ingin makan akan membuat individu membangkitkan minat untuk mencari pengahasilan dan bekerja, serta dorongan untuk ingin tahu atau rasa ingin tahu akan membuat individu akan membangkitkan minat untuk membaca, belajar, dan menuntut ilmu.

2) Motif sosial, dapat menjadi faktor yang mebangkitkan minat untuk melakukan aktifitas tertentu. Mislanya minat untuk belajar atau menuntut ilmu pengetahuan timbulnya karena ingin mendapatkan penghargaan dari masyarakat, karena biasanya orang yang memiliki pengetahuan cukup luas (orang pandai) mendapatkan kedudukan yang tinggi dan terpandang dalam masyrakat.

3) Faktor emosional, minat mempunyai hubungan yang erat dengan emosi. Bila seseorang mendapatkan kesuskesan pada aktifitas akan menimbulkan perasaan senang, dan hal tersebut akan memperkuat minat terhadap aktifitas tersebut, sebaliknya suatu kegagalan akan menghilakan minat terhadap hal tersebut.


(41)

Karena kepribadian manusia itu bersifat kompleks, maka sering ketiga faktor yang menjadi penyebab timbulnya minat tersebut tidak berdiri sendiri, melainkan merupakan suatu perpaduan dari ketiga faktor tersebut, akhirnya menjadi agak sulit bagi kita untuk menentukan faktor manakah yang menjadi awal penyebab timbulnya suatu minat.12

B. Pekerja Sosial

1. Pengertian Pekerja Sosial

Pekerjaan sosial berawal dari perjuangan masyarakat untuk mengatasi kemiskinan dan masalah-masalah yang diakibatkannya. Oleh karena itu, pekerjaan sosial berhubungan erat dengan gagasan amal pekerjaan, tetapi harus dipahami dalam pengertian yang lebih luas. Beberapa definisi pekerjaan sosial di bawah ini diuraikan sebagai bahan pengetahuan bagi penstudi, peminat dan pemerhati kesejahteraan sosial tentang konsep pekerjaan sosial.

Dalam wacana umum, pekerjaan sosial dianggap sebagai pekerjaan yang bersifat amal yang muncul atas dasar belas kasihan atau lebih jauh karena adanya rasa mencintai sesama manusia (altruism). Tentunya, bagi para penstudi kesejahteraan, pemberian pertolongan, istilah awalnya dan berkembang menjadi pemberdayaan manusia akan lebih efektif dan efisien kalau diperkuat dengan pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill) dan nilai (value). Konsep-konsep yang mendasari bahwa pekerjaan sosial       

12

Abdul Rahmat Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar Dalam


(42)

 

sebagai profesi yang profesional dan bukan hanya semata-mata amal dapat dikemukakan sebagai berikut:

a. Rex A. Skidmore, Milton Thackeray, dan O William Farley, pekerjaan Sosial bertujuan untuk meningkatkan keberfungsian sosial individu-individu, baik secara individual maupun kelompok, dimana kegiatannya difokuskan kepada relasi sosial mereka khususnya interaksi orang-orang dengan lingkungannya.

b. Max Siporin, pekerjaan sosial didefinisikan sebagai metode institusi sosial untuk membantu orang-orang guna mencegah dan menyelesaikan masalah sosial dengan cara memperbaiki dan meningkatkan keberfungsian sosialnya.

c. Walter A. Friedlander dan Robert Z. Apte, pekerjaan sosial adalah pelayanan profesional yang didasarkan pada pengetahuan dan keterampilan ilmiah guna membantu individu, kelompok, maupun masyarakat agar tercapainya kepuasan pribadi dan sosial serta kebebasan.

d. Charles Zastrow, pekerjaan sosial adalah aktivitas profesional untuk membantu individu, kelompok atau komunitas guna meningkatkan atau memperbaiki kapasitasnya untuk kembali berfungsi sosial dan menciptakan kondisi masyarakat guna mencapai tujuan-tujuannya.

Dari beberap definisi diatas dapat dikemukakan bahwa : pekerjaan sosial sebagai pekerjaan profesional, syarat profesional pekerjaan sosial adalah didasari oleh pengetahuan, skill dan value, fokus pekerjaan sosial


(43)

adalah relasi sosial antara klien (individu, kelompok dan masyarakat) dengan lingkungan sosial, tujuan pekerjaan sosial adalah kesejahteraan sosial atau keberfungsian sosial.13

Pekerjaan sosial sebagai suatu profesi masih dapat dikatakan baru sebagai sebuah profesi yang baru muncul pada awal abad ke 20, meskipun demikian ia mempunyai akar sejak timbulnya revolusi industri. Berbeda dengan profesi lain yang mengembangkan spesialisasi untuk mencapai kematanganya, maka pekerjaan sosial lebih berusaha untuk menyatukan berbagai bidang ilmu ataupun spesialisasi dari berbagai lapangan praktek.14

2. Sejarah Pekerja Sosial

Secara historis telah dinyatakan bahwa kelahiran pekerja sosial modern tidak bisa dipisahkan dari kelahiran Negara-negara kapitalis modern yang industrialis, khususnya di Inggris dan Amerika. Sejarah awal pekerja sosial pada kedua Negara industri tersebut sebenarnya adalah sebuah sejarah tentang berbagai aktivitas kedermawanan atau filantropis demi menolong rakyat miskin atau juga dikenal dengan istilah ‘penanganan kemiskinan’. Aktivitas-aktivitas filantropis itu secara resmi diturunkan dari sebuah undang-undang terkenal mengenai kemiskinan: yaitu undang-undang kemiskinan Elizabeth (the Elizabeth Poor Law) yang       

13

Soni A. Nulhaqim , Definis Pekerjaan Sosial), http://blogs.unpad.ac.id/teguhaditya/

script.php/read/ definisi-pekerjaan-sosial/, akses 16 Maret 2010. 14

Isbandi Rukminto Adi, Psikologi, Pekerjaan Sosial dan Ilmu Kesejahteraan Sosial,


(44)

 

dikeluarkan pada awal abad ke-17.15 Gerakan dari aktivitas ini yang menyebabkan cikal bakal atau pelopor sebuah rangkaian ide untuk membuat sebuah profesi pekerja sosial, ada dua organisasi yang mepelopori atau cikal bakal terbentuknya sebuah profesi pekerja sosial yaitu Charity Organization Society (COS), dan yang kedua adalah Fabian

Society, yang ditransformasikan kepada sebuah pendekatan langsung yang

menjadi the Settlement House Movement. The Settlement House Movement adalah asal muasal profesi pekerja sosial dan secara nyata merupakan produk-produk industrialisasi dan urbanisasi.16

Sebuah profesi harus ditunjang dari berbagai segi, berupa kerangka yang jelas, terarah, teruji, terencanakan, dan bersistem. Demikian pula yang terjadi pada pekerja sosial yang ada di Negara maju. Mekanisme

voluntary tidak bisa begitu saja berjalan kalau dibiarkan terus menerus

maka tidak ada bedanya voluntary dengan pekerja sosial. Oleh karena itu harus ada kerangka hukum, karena apa yang dilakukannya memiliki dimensi publik. Sehingga kalau sudah memasuki area ini, maka pelaku-pelaku publik (Negara, masyarakat, dan pemerintah) harus duduk semeja dan merumuskan sistem kelembagaan pekerja sosial.

Bersamaan dengan kemunculan pandangan ilmiah mengenai pelayanan kemanusiaan dan diikuti oleh pendirian the New York School of Philantropy pada tahun 1898, kemudian berganti nama menjadi Colombia University School of Social Work di Amerika. Istilah ‘Social       

15

Budi Rahman Hakim, Rethinking Social Work Indonesia, (Jakarta:Wahana Semesta

Intermedia,2010), h.25. 16


(45)

Work’ pertama kali digunakan setahun sesudah berdirinya sekolah tersebut dan sejak saat itulah pekerja sosial secara resmi menjadi sebuah ‘disiplin ilmu pemberian pertolongan’ dan pekerja sosial telah mendorong perkembangan-perkembangan besar dalam aspek pendidikan institusional, praktik, dan juga idieologinya. Pilar-pilar pofesi ini dirasakan kepada asumsi, sebagaimana Epstein (1999) mencatat, “Negara memerlukan akademi, profesi, dan seni untuk menangani usaha dan cetakan, membimbing dan mengajarkan berbagai pikiran” (h.8). Dengan kata lain, perkembangan profesi pekerja sosial adalah konsekuensi dari lahirnya Negara modern dan pembagian kelas pekerja.17

3. Macam-macam Pekerja Sosial

Dalam dunia pekerja sosial kita mengenal beberapa macam-macam kekuhsusan yang dimiliki oleh seorang pekerja sosial atau skill yang ia miliki sama dengan halnya dengan dokter yang mempunyai spesialisasi dalam ilmunya, berikut ini macam-macam pekerja sosial:

a. Pekerja sosial medis: adalah seorang pekerja sosial yang bekerja di rumah sakit yang bertugas atau bertujuan untuk menilai fungsi psikososial yang dimiliki oleh klien dan keluarganya, serta menghubungkan pasien dengan sumber daya manusia yang ada, sehingga pasien tidak lagi bingung ketika ia memasuki ranah kedokteran. Selain itu pekerja sosial medis dapat juga melakukan

       17


(46)

 

konseling terhadap pasien atau klien untuk mengetahui apa saja masalah yang dihadapi oleh klien atau pasien sehingga pekerja sosial medis dapat membantu untuk menemukan dan memfasilitasi kebutuhan klien atau pasein terhadap masalah kesehatan. Pekerja sosial medis biasanya bekerja pada tim dengan profesional dari disiplin lain (seperti kedokteran, perawatan, fisik, pekerjaan, pidato dan terapi rekreasi, dll).18

b. Pekerja sosial internasional: adalah seorang pekerja yang rata-rata menangani pengungsi, baik korban perang, bencana alam, politik dan tenaga kerja luar negeri (TKLN). Skill yang harus dimiliki oleh seorang pekerja sosial internasional adalah menguasai beberpa bahasa asing dan pengetahuan mengenai isu-isu internasional yang sedang terjadi.19

c. Pekerja Sosial Industri: sebagai lapangan praktik pekerjaan sosial yang secara khusus menangani kebutuhan-kebutuhan kemanusiaan dan sosial di dunia kerja melalui berbgai intervensi dan penerapan metode pertolongan yang bertujuan untuk memelihara adaptasi optimal antara indvidu dan lingkunganya terutama lingkungan kerja.20

d. Pekerja Sosial Advokasi: adalah kegiatan yang dilakukan oleh pekerja sosial untuk membantu klien agar mampu menjangkau sumber atau       

18

Mary Jhonson, Relasi Dinamis Antara Pekerja Sosial dengan Klien dalam Setiing

Rumah Sakit, (Surakarta:1988), hal. 36. 19

Edi Suharto,Prospek dan Tantangan Pekerja Sosial, http://blogs.unpad.ac.id/teguh

aditya/script.php/view/pekerja-sosial-industri/, diakses pada 15 April 2010.

20

Edi Suharto, Pekerjaan Sosial di Dunia Industri Memperkuat Tanggung Jawab Sosial


(47)

pelayanan sosial yang telah menjadi haknya. Alasannya terjadi diskriminasi atau ketidakadilan yang dilakukan oleh lembaga, dunia bisnis atau kelompok professional terhadap klien dan klien sendiri tidak mampu merespon situasi tersebut dengan baik. Pekerja sosial berbicara, berargumen dan bernegoisasi atas nama klien individual. Karenanya advokasi ini sering disebut pula sebagai advokasi klien.21

Profesi pekerja sosial tidak hanya sebatas itu saja, akan tetapi bisa merambah dalam dunia pendidikan, anak, prostitusi, maupun pemerintahan. Seorang pekerja sosial juga bisa melakukan enabler (menyediakan atau memfasilitasi), broker (pialang), expert (tenaga ahli),

social planner (perencana sosial), advocate (advokat atau hukum), activist

(aktifis), dan educator (pendidik).22

4. Etika Pekerja Sosial.

Etika pekerja sosial merupakan etika frofesi yang berfungsi membimbing, mengatur, dan mengendalikan prilaku dalam kapasitas peranan-peranan dan status pekerjaan sosial menggambarkan apa yang diharapkan dari para pekerja sosial di dalam penampilan fungsi -fungsi profesional mereka dan di dalam tingkah laku mereka sebagai anggota profesi pekerja sosial. Apa yang diharapkan dari para pekerja sosial dengan cara tingkah laku yang dinilai di dalam fungsi-fungsi dan status       

21

Edi Suharto, Pekerjaan Sosial di Dunia Industri Memperkuat Tanggung Jawab Sosial

Perusahaan, h. 147 22

Isbandi Rukminto Adi, Psikologi, Pekerjaan Sosial dan Ilmu Kesejahteraan Sosial,


(48)

 

profesional didasarkan pada dan berasal dari pekerjaan yang mereka lakukan, untuk siapa dengan siapa mereka bekerja dan dalam setting apa pekerjaan itu dilakukan. Etika pekerja sosial didasarkan pada beberapa premis atau dasar pemikiran tertentu tentang pekerja sosial dan tentang klien, dan resiko-resiko bagi klien. Dari hasil kongres III Ikatan Pekerja Sosial Profesional Indonesia (IPSPI) pada tanggal 20 Februari 2010 menetapkan etika pekerja sosial sebagai berikut:

a. Perilaku dan Integritas Pribadi Pekerja Sosial Profesional.

1) Prilaku pribadi: pekerja sosial professional wajib memelihara dan senantiasa meningkatkan standar perilaku pribadi selama menggunakan identitas dan bertindak dalam kapasitasnya sebagai pekerja sosial professional.

2) Integritas: Pekerja sosial professional harus senantiasa bertindak dengan setinggi-tingginya integritas professional.

3) Kemampuan Profesional: Pekerja sosial professional dalam menerima tanggung jawab atau pekerjaan harus semata-mata mendasarkan pada pemahaman bahwa ia memang memiliki kemampuan untuk melaksanakannya dengan sebaik-baiknya dan atau untuk meningkatkan kemampuan yang terkait dengan tanggung jawab atau pekerjaan tersebut.

4) Pelayanan: Pekerja sosial professional wajib memastikan mutu dan cakupan lingkup pelayanan.


(49)

5) Keilmuan dan Penelitian: Pekerja sosial professional yang terlibat dalam bidang keilmuan dan penelitian harus mengikuti dan mematuhi tradisi-tradisi keilmuan pekerja sosial.

b. Kewajiban Pekerja Sosial Professional terhadap Klien.

1) Menghargai kepentingan Klien: Pekerja Sosial professional harus mengakui, menghargai dan berusaha sebaik mungkin melindungi kepentingan klien dalam konteks pelayanan.

2) Menghargai Hak-hak Klien: Pekerja sosial professional wajib mengakui, menghargai, berupaya mewujudkan dan melindungi hak-hak klien.

c. Kewajiban Pekerja Sosial Profesional Terhadap Rekan Sejawat.

1) Penghargaan, keterbukaan, dan Penghormatan: Pekerja sosial professional harus memperlakukan setiap rekan sejawatnya sebaik-baiknya dengan penghormatan, kejujuran, dan keterbukaan demi perbaikan standar pelayanan, peningkatan kemampuan professional, dan pengembangan profesi pekerja sosial.

2) Klien Rekan sejawat: Pekerja Sosial professional menghargai konteks pelayanan rekan sejawat dengan klienya.

d. Kewajiban Pekerja Sosial Profesional terhadap Lembaga yang Mempekerjakanya.

1) Komitmen terhadap Lembaga yang memperkerjakanya: Pekerja sosial profesiional harus senantiasa berperanserta aktif dalam meningkatkan kinerja pelayanan lembaganya terhadap klien baik


(50)

 

melalui hubungan kerja yang kondusif maupun dalam bentuk pelayanan yang lebih bermutu kepada klien.

2) Ongkos Pelayanan: pekerja sosial professional wajib memastikan bahwa dalam kontes pelayanan terdapat unsur imbalan jeri payah yang patut dan memadai baik langsung dari klien atau pihak ketiga kepada lembaga sesuai standard an ketentuan.

e. Kewajiban pekerja sosial professional terhdap profesi pekerjaan sosial. 1) Memelihara integritas Profesi: pekerja sosial professional harus

memelihara dan mengembangkan unsur-unsur profesi pekerjaan sosial nilai-nilai etika, misi, ilmu pengetahuan, dan serta parktiknya.

2) Kemaslahatan masyarakat: pekerja sosial professional harus senantiasa berupaya untuk mewujudkan profesi pekerja sosial sebagai unsur pelayanan yang menjadi sumbangsih untuk kemaslahatan masyarakat dalam upaya peningkatan kesejahteraan sosial.

3) Pengembangan Pengetahuan dan Keterampilan: pekerja sosial professional harus berperan aktif dalam mengidentifikasi, mengembangkan dan memanfaatkan unsur-unsur profesi pekerja sosial.

f. Kewajiban Pekerja Sosial Profesional Terhadap Masyarakat.

Meningkatkan Kesejahteraan Sosial: Pekerja sosial professional wajib ikut serta memajukan kesejahteraan sosial dengan mendukung


(51)

perwujudan kondisi kehidupan yang kondusif bagi pemenuhan kebutuhan dasar dan hak asasi dan mendorong perwujudan nilai-nilai sosial, ekonomi, politik, dan budaya yang selaras dengan cita-cita keadilan sosial.

g. Kekuatan Kode Etik Profesi Pekerjaan Sosial Indonesia.

Dianggap mengetahui dan kesediaan mematuhi: Pekerja sosial professional wajib mengetahui dan mematuhi ketentuan Kodepeksos dan juga menerima bahwa pengawasan terhadap pelaksanaan dan penetapan sanksi atas pelanggaran Kodepeksos etik adalah hak sepenuhnya IPSPI yang dilaksanakan oleh Dewan Pengawas Kode Etik Profesi IPSPI.23

5. Etika Pekerja Sosial Islam.

Dalam perjalanan ilmu kesejahteraan sosial di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari budaya dan agama-agama yang berkembang di dalam Negara dan agama itu sendiri, dalam konteks Indonesia mayoritas agama yang dianut adalah Islam oleh karena itu dalam pergulatan dunia pekerja sosial di Indonesia haruslah berasimilasi dengan ajaran agama Islam yang berpegang teguh terhadap AL-Qur’an dan Hadist, berikut adalah beberapa etika pekerja sosial dalam ajaran atau menurut pandangan syariat (al-maqasid al syari’ah) Islam:

a. Al-khifd al-din (memelihara agama): yaitu seorang pekerja sosial haruslah mempunyai perlindungan agama dan keimanan.

       23

Ikatan Pekerja Sosial Profesional Indonesia, Penerapan Kode Etik Profesi Pekerjaan


(52)

 

       

b. Al-khifd al-nasl (memelihara keluarga): yaitu seorang pekerja sosial harus atau wajib melindungi keluarga atau kerabat keturunanya dari kekafiran atau kesulitan hidup.

c. Al-khifd al’aql (memelihara qolbu): yaitu mengisyaratkan seorang pekerja sosial harus atau hendaknya memiliki kualitas pikiran dan qalbu yang baik agar bisa beramal saleh.

d. Al-khifd al-maal (memelihara harta): yaitu seorang pekerja sosial harus menjamin ekonomi bagi dirinya sendiri, keluarga dan masyarakat, seorang pekerja sosial haruslah mampu menjaga diri, keluarga dan masyarakat agar tidak jatuh dalam jurang kemiskinan. e. Al-khifd al-nafs (memelihara jiwa): yaitu seorang pekerja sosial harus

menekankan urgensi setiap individu muslim memiliki kekuatan dan kemampuan untuk melindungi dan mengusahakan kesejahteraan secara mandiri serta masyarakat, dalam konteks ini pekerja sosial juga harus mampu mengaktifkan keberfungsi sosial individu masing-masing.24

Prinsip-prinsip diatas sesunguhnya berisikan keharusan bagi setiap individu muslim ataupun pekerja sosial untuk mewujudkan keadilan sosial dan kesejahteraan sosial bagi diri, keluarga, dan masyarakat. Dalam konteks lebih besar, hal ini merupakan akar dari gagasan”rahmatan

lil’alamin” dan etika bahwa “sebaik-baiknya manusia adalah manusia

yang bisa memberi manfaat bagi orang lain.

  24

Faturahman Jamil, “ The Muhammadiyah and the Theory of Maqasid al-Shari’ah”


(53)

A. Sejarah Berdirinya SMKN 28 Jakarta.

Berbeda dengan sekolah kejuruan pada umumnya, SMK Negeri 28 Jakarta mengelola dua program studi dari dua bidang studi yang berberbeda. Satu program studi Perawatan Sosial dari kelompok Kesehatan Masyarakat, sedang yang satunya lagi adalah Akomodasi Perhotelan dari kelompok Pariwisata. Pekerja Sosial merupakan salahsatu program strudi dari kelompok Kesehatan Masyarakat.

Pada saat berdiri tahun 20 Agustus1955 bernama SPK yang beralamat di Jalan Surabaya Menteng Jakarta Pusat. Kemudian pada tahun 1959 diganti namanya menjadi “Sekolah Pekerjaan Sosial Atas” (SPSA) Negeri. Tahun 1976 Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan mewajibkan pada sekolah-sekolah kejuruan menggunakan nama Sekolah Menengah, kemudian diteruskan dengan jenis sekolah yang dikelolanya, dengan dasar itulah maka nama SPSA diganti menjadi “Sekolah Menengah Pekerjaan Sosial” (SMPS) Negeri Jakarta. Hal ini dimaksudkan sebagai usaha untuk menyeragamkan sekolah kejuruan dengan menggunakan istilah sekolah menengah (SM) seperti SKKA menjadi SMKK, STM menjadi SMT dan sebagainya.

Kemudian menurut Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 036/O/1997, tanggal 7 Maret 1997, yang didasarkan pada penyederhanaan jenis pendidikan tingkat menengah yaitu SMU dan SMK,


(54)

sejak saat hingga sekarang, inistitusi pendidikan menengah kejuruan ini diberi nama SMK Negeri 28 Jakarta. Kemudian untuk jenis SMK ini cukup banyak maka dibedakan lagi menjadi Kelompok Bidang Keahlian, seperti KBK Pariwisata, Teknik, Ekonomi, Kesejahteraan Masyarakat dan sebagainya, SMK Negeri 28 Jakarta termasuk dalam Kelompok Kesejahteraan Masyarakat. Sekolah yang terletak di Jl. Maritim No. 26 Cilandak barat, Jakarta Selatan ini mempunyai beberapa sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan belajar siswanya yaitu terdiri dari:

1. Lab komputer 2. Lab bahasa

3. Lab ruang praktik perhotelan 4. Lab ruang praktik perwatan sosial 5. Ruang praktik pekerjaan sosial 6. Kantin / restoran

7. Lapangan olahraga 8. Masjid

B. Visi dan Misi SMKN 28 JAKARTA 1. Visi

Mewujudkan Sekolah Bertaraf Internasional. 2. Misi

Peningkatan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan YME.

a. Peningkatan manajemen sekolah berbasis IT (Information Technology).


(55)

b. Terwujudnya manajemen mutu ISO 9001 : 2000. c. Peningkatan mutu pemelajaran siswa.

d. Peningkatan profesionalitas guru dan tenaga keadministrasian. e. Peningkatan pelayanan kepada masyarakat dan industry. f. Peningkatan kualitas kemampuan berbahasa asing. g. Terserapnya minimal 80% tamatan dalam dunia kerja1.

3. Struktur Organisasi

       1


(56)

C. Kurikulum dan Profil Lulusan 1. Kurikulum

Tabel 2. Kurikulum

No. Kode Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran / Stand. Kompetensi

I Kelompok Normatif

1 AG-01-06 Pendidikan Agama

2 PKn-01-06 PKn

3 IND-01-06 Bahasa Indonesia

4 OR-01-06 Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

5 SB-01-06 Seni Budaya

II Kelompok Adaptif

1 MTK-01-06 Matematika

2 ING-01-06 Bahasa Inggris

3 KKPI-01-06 KKPI

4 KWU-01-06 Kewirausahaan

5 IPS-01-03 Ilmu Pengetahuan Sosial 6 IPA-01-06 Ilmu Pengetahuan Alam

III Dasar Kompetensi Kejuruan

1 081.DKK.01 Melakukan kerja sama klien individu/keluarga/kelompok/komunitas dan masyarakat

2 081.DKK.02 Melakukan kerja sama di lingkungan sosial klien

3 081.DKK.03 Melakukan pencatatan dan pelaporan kasus (catatan kasus)

4 081.DKK.04 Melakukan temu bahas kasus

5 081.DKK.05 Menerapkan kode etik pekerjaan sosial

6 081.DKK.06 Menerapkan Keselamatan, Kesehatan kerja dan Lingkungan hidup (K3LH)


(57)

IV Kompetensi Kejuruan 1 081.KK.01 Melakukan fungsi pekerjaan sosial 2. 081.KK.02 Memahami peran pekerja sosial

3 081.KK.03 Melakukan metode praktek pekerjaan sosial 4 081.KK.04 Menerapkan teknik-teknik dalam praktek

pekerjaan sosial

5 081.KK.05 Menggunakan pengetahuan lokal untuk praktek pekerjaan sosial

6 081.KK.06 Memahami prosedur pelayanan di lembaga pelayanan sosial

7 081.KK.07 Melakukan Assesmen

8 081.KK.08 Merancang rencana intervensi 9 081.KK.09 Melaksanakan intervensi

10. 081.KK.10 Melakukan terminansi (melakukan pengakhiran hubungan kerja)

11 081.KK.11 Melakukan referal

V Muatan Lokal

1 ML-01 Bahasa Jepang

2 ML-02 Jurnalistik

VI Pengembangan Diri

Paskibraka, PMR, KIR, Karate, dll2

2. Profil Lulusan

Tabel 3. Tahun ajaran 2008/2009

No KELAS KOMPETENSI KEAHLIAN JUMLAH LULUS

1 XII Akomodasi Perhotelan 124 124

2 XII Pekerjaan Sosial 75 75

Jumlah 199 199

Keterangan LULUS 100 %

       2


(58)

Tabel 4. Tahun ajaran 2009/2010

No KELAS KOMPETENSI KEAHLIAN JUMLAH LULUS

1 XII Akomodasi Perhotelan 83 83

2 XII Pekerjaan Sosial 92 92

Jumlah 175 175


(59)

A. Minat Siswa Terhadap Profesi Pekerja Sosial 1. Temuan Data

Setelah dilakukan penelitian, penulis menemukan beberapa hal yang menjadi temuan lapangan, untuk mengetahui minat siswa kelas XI-XII SMKN 28 Jakarta terhadap profesi pekerja sosial. Pada penelitian ini, responden adalah siswa kelas XI-XII jurusan perawatan sosial SMKN 28 Jakarta siswa yang dijadikan sample adalah sebanyak 54 orang. Kemudian penulis akan menjelaskan analisanya dalam bentuk tabel serta uraian dari masing-masing tabel.

Dari 54 kuisioner (angket) yang telah terkumpul, penulis mendapatkan data mengenai responden dan selanjutnya penulis mengklaisifikasikanya menjadi dua bagian yaitu identitas responden berdasarkan kelas dan jenis kelaminya. Adapun frekuensi jumlah responden berdasarkan kelas dapat dilihat pada tabel 5 berikut:

Identitas Responden

Tabel 5. Karakteristik siswa berdasarkan kelas

No Kelas Frekuensi Frekuensi Relatif

1 XI 28 51%

2 XII 26 49%


(60)

Berdasarkan tabel 5 diatas bahwa identitas siswa kelas XI berjumlah 28 orang (51%) dan siswa kelas XII berjumlah 26 orang (49%). Dengan begitu terlihat bahwa dalam penelitian ini jumlah kedua kelas hampir seimbang.

Tabel 6. Karakteristik siswa berdasarkan jenis kelamin

No Jenis Kelamin Frekuensi Frekuensi Relatif

1 Laki-laki 21 39%

2 Perempuan 33 61%

Jumlah 54 54

Berdasarkan tabel 6 diatas bahwa identitas siswa berdasarkan jenis kelamin, siswa laki-laki berjumlah 21 orang (39%) sedangkan siswa perempuan berjumlah 33 orang (66%). Dengan temuan ini terlihat siswa perempuan lebih mendominasi pernyataan dibandingkan dengan laki-laki

Frekuensi yang telah diperoleh seperti yang ditulis di atas dinyatakan kedalam ranking sehingga diketahui kecendrungan setiap jawaban sesuai dengan jawaban responden. Langkah selanjutnya adalah menganalisa dan mengiteprestasikan jawaban dari hasi angket yang telah penulis sebarkan. Untuk mengetahui jawaban hasil penelitian ini maka dapat di lihat melalui tabel-tabel di bawah ini:


(61)

Tabel 7. Jiwa sosial siswa untuk menolong orang lain.

No Pernyataan SS S TS STS Skor Ranking

1 Saya senang dan ikhlas membantu orang lain yang sedang membutuhkan pertolongan

37/148 17/51 0/0 0/0 199 1

2 Ketika ada teman yang sedang

memerlukan

pertologan mendesak sedangkan kamu sedang terlelap tidur apakah kamu akan tetap membantu

14/56 37/111 3/6 0/0 173 2

Rata-rata 199+173 = 372 2

= 186

Berdasarkan ranking penilaian siswa tentang jiwa sosial untuk menolong orang lain, terlihat bahwa jiwa sosial siswa sangat tinggi untuk membantu orang lain tanpa mengenal waktu, keadaan, dan siapa orang yang akan dibantu. Ini merupakan perwujudan dari jiwa sosial yang tinggi terhadap manusia, memang pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yakni manusia membutuhkan manusia lain untuk menjalankan kehidupan.


(62)

Tabel 8. Partisipasi siswa terhadap kegiatan sosial kemasyarakatan.

No Pernyataan SS S TS STS Skor Ranking

1 Saya selalu ikut berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan sosial kemasyarakatan

13/52 40/120 1/3 0/0 175 1

2 Ketika ada kerja bakti secara bergotong royong dilingkungan rumah, saya selalu ikut berpartisipasi

11/44 42/126 1/3 0/0 173 2

Rata-rata 175+173 = 348

2

= 174

Berdasarkan ranking penilaian partisipasi siswa terhadap kegiatan sosial kemasyarakatan, terlihat bahwa partisipasi siswa sangat tinggi apabila ada kegiatan sosial kemasyarakat di lingkungan rumahnya. Ini membuktikan bahwa siswa sangat antusias terhadap kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh masyarakat sekitar tempat tinggal para siswa, baik kegiatan membersihkan lingkungan, mengikuti karang taruna, dan lain sebagainya.


(63)

Tabel 9.Kesediaan siswa menerima perbedaan yang ada di masyarakat.

No Pernyataan SS S TS STS Skor Ranking

1 Saya merasa nyaman dan senang di tengah-tengah masyarakat yang penuh dengan kemajemukan

12/48 28/84 10/20 4/4 156 2

2 Saya selalu terganggu apabila ada tetangga saya sedang melakukan kegiatan adat istiadat baik itu perkawinan, khitanan, dll

1/1 8/16 26/78 19/76 171 1

Rata-rata 156+171 = 327

2

= 163,5

Berdasarkan ranking penilaian kesediaan siswa menerima perbedaan yang ada di masyarakat, terlihat bahwa siswa tidak terganggu dengan perbedaan yang ada di tengah-tengah masyarakat, ini dikarenakan Indonesia menjunjung tinggi toleransi antar umat beragama untuk menjalankan adat istiadat menurut kepercayaanya masing-masing. Dari pernyataan siswa diatas dapat diambil kesimpulan bahwa siswa tidak terganggu dengan adanya perbedaan-perbedaan yang ada dan siswa sangat menghargai perbedaan itu.


(64)

Tabel 10. Pengetahuan siswa terhadap isu-isu sosial yang sedang berkembang.

No Pernyataan SS S TS STS Skor Ranking

1 Saya selau memperbaruhi

pengetahuan saya di isu-isu sosial karena itu akan membangkitkan jiwa sosial saya.

17/68 34/102 3/6 0/0 176 1

2 Ketika didalam rumah atau diluar rumah saya tidak pernah

menyempatkan diri untuk mencari informasi tentang isu-isu sosial yang sedang hangat dibicarakan oleh masyarakat

0/0 9/18 27/81 8/32 131 2

Rata-rata 176+131 = 307

2

= 153,5

Berdasarkan ranking penilaian pengetahuan siswa terhadap isu-isu sosial yang sedang berkembang, terlihat bahwa siswa selalu memperbaruhi pengetahuanya di isu-sisu yang berhubungan dengan sosial itu sangat tinggi, baik itu hanya sekedar pengetahuanya saja maupun untuk lebih mengembangkan jiwa sosial yang dimiliki oleh tiap-tiap siswa. Pembaruan informasi dalam ilmu pengetahuan sangatlah penting selain menambah wawasan akan khasanah ilmu pengetahuan pembaruan ini sangat berguna untuk siswa agar tidak ketinggalan akan informasi yang sangat cepat berubah-ubah sewaktu-waktu.


(65)

Tabel 11. Keinginan siswa memilih jurusan perawatan sosial di SMKN 28 Jakarta.

No Pernyataan SS S TS STS Skor Ranking

1 Saya masuk jurusan perawatan sosial di SMKN 28 Jakarta karena ingin menjadi seorang pekerja sosial professional

32/128 19/57 3/6 0/0 191 1

2 Masuk Jurusan perawatan sosial bukan karena keinginan saya dan sangat terpaksa

1/1 10/20 28/84 15/60 165 2

Rata-rata 191+165 = 356

2

= 178

Berdasarkan ranking penilaian keinginan siswa memilih jurusan perawatan sosial di SMKN 28 jakarta, terlihat bahwa minat siswa sangat tinggi untuk masuk jurusan perawatan sosial di SMKN 28 Jakarta. Ini bukan tanpa alasan minat siswa sangat tinggi terhadap jurusan ini, dikarenakan jurusan ini sangat sesuai dengan kepribadian siswa yang selalu ingin membantu sesama tanpa mengenal status untuk membantu orang lain. Tentunya ini dibarengi dengan keikhlasan membantu orang lain.


(66)

Tabel 12. Ketertarikan siswa terhadap profesi pekerja sosial.

No Pernyataan SS S TS STS Skor Ranking

1 Saya tertarik dengan profesi pekerja sosial, alasanya

31/124 22/66 1/2 0/0 192 1

2 Sedikitpun saya tidak tertarik dengan profesi sebagai pekerja sosial, alasanya :

1/1 5/10 31/93 17/68 172 2

Rata-rata 192+172 = 364

2

= 182

Berdasarkan ranking penilaian ketertarikan siswa terhadap profesi pekerja sosial, terlihat bahwa minat siswa terhadap profesi pekerja sosial sangatlah tinggi, ini dibuktikan dengan bergabagai macam pengertian yang penulis dapatkan dari angket yang penulis berikan. Dengan adanya minat yang tinggi terhadap profesi pekerja sosial diharapkan profesi pekerja sosial dimassa yang akan datang akan lebih dikenal oleh masyarakat luas, yang selama ini selalu beranggapan bahwa profesi pekerja sosial masih sama dengan relawan atau psikolog.


(67)

Tabel 13. Keyakinan siswa terhadap massa depan menjadi seorang pekerja sosial.

No Pernyataan SS S TS STS Skor Ranking

1 Profesi pekerja sosial memiliki peluang sukses yang lebih besar dari pada profesi yang sejenis seperti psikolog dan dokter

27/108 23/69 7/14 0/0 191 1

2 Menurut saya profesi pekerja sosial tidak menjamin hidup dimassa depan, alasanya:

0/0 4/8 22/66 28/112 186 2

Rata-rata 191+186 = 377

2

= 188,5

Berdasarkan ranking penilaian keyakinan siswa terhadap massa depan menjadi seorang pekerja sosial, terlihat bahwa para siswa meyakini dengan sangat tinggi bahwa menjadi seorang pekerja sosial bukanlah sosok yang membuat siswa takut akan profesi ini, melainkan siswa beranggapan profesi pekerja sosial bisa menjamin hidup di massa depan dan tidak kalah dengan profesi-profesi yang sudah ada. Keyakinan ini harus dibarengi dengan tekad yang kuat dan harus mendapat dukungan dari orang tua dan guru, agar cita-cita mereka dapat terwujud.


(68)

Tabel 14. Kebanggan menjadi seorang pekerja sosial.

No Pernyataan SS S TS STS Skor Ranking

1 Menjadi seorang pekerja sosial adalah suatu kebanggaan tersendiri

29/116 23/69 2/4 0/0 189 2

2 Bagi saya profesi pekerja sosial tidaklah

membanggakan, karena:

0/0 0/0 20/60 34/136 196 1

Rata-rata 189+196 = 385

2

= 192,5

Berdasarkan ranking penilaian kebanggan menjadi seorang pekerja sosial, terlihat bahwa tingkat kebanggaan siswa akan menjadi seorang pekerja sosial sangatlah tinggi. Ini bukan tidak ada alasan siswa menjawab bangga menjadi seorang pekerja sosial, kebanyakan meraka menjawab karena seorang yang berprofesi sebagai pekerja sosial jauh lebih mulia dari pada profesi sejenis karena cangkupan profesi pekerja sosial lebih luas dari profesi yang lain. Selain itu juga ada yang menyatakan bahwa profesi pekerja sosial sangatlah mulia karena menolong siapa saja yang sedang membutuhkan pertolongan tanpa memandang status apapun.


(69)

Tabel 15. Pengetahuan siswa akan minat masyarakat terhadap profesi pekerja sosial.

No Pernyataan SS S TS STS Skor Ranking

1 Menurut saya profesi pekerja sosial sekarang banyak diminati oleh masyarakat luas

20/80 25/75 9/18 0/0 173 1

2 Menurut saya profesi pekerja sosial kurang diminati atau digemari oleh masyarakat luas

0/0 10/20 43/129 1/4 153 2

Rata-rata 173+153 = 326

2

= 163

Berdasarkan ranking penilaian pengetahuan siswa akan minat masyarakat terhadap profesi pekerja sosial, terlihat bahwa siswa pengetahuan siswa atas minat masyarakat terhadap profesi pekerja sosial sangatlah tinggi. Mereka menyakini bahwa profesi pekerja sosial sudahlah sangat dikenal oleh masyarakat luas, sehingga tidak ada lagi kekahawatiran bahwa profesi ini tidak dikenal oleh masyarakat.


(70)

Tabel 16. Keinginan siswa setelah mereka lulus dari SMKN 28 Jakarta.

No Pernyataan SS S TS STS Skor Ranking

1 Setelah lulus dari SMKN 28 Jakarta, saya akan menjadi profesi pekerja sosial

professional

25/100 24/72 3/6 0/0 178 1

2 Setelah lulus dari SMKN 28 Jakarta, saya lebih memilih bekerja dan membantu orang tua dirumah

5/5 15/30 22/66 13/52 153 2

Rata-rata 178+153 = 331

2

= 165,5

Berdasarkan ranking penilaian keingginan setelah lulus dari sekolah, terlihat bahwa minat para siswa untuk melanjutkan sekolahnya sangat tinggi dan berkeinginan menjadi seorang pekerja sosial ketika lulus nanti. Ini dibuktikan dengan tingginya skor dalam memilih menjadi seorang pekerja sosial ketika lulus nanti, akan tetapi yang berkeinginan langsung bekerja dan membantu orang tua juga tidak sedikit.

2. Analisis Data

Diatas telah dijelaskan tentang prosentase jawaban dari kuesioner yang peneleti ajukan kepada responden (siswa), sebagai satu pola pengumpulan data dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil kuesioner kemudian peneliti merangkum dan menuliskan hasil analisa kedalam sub judul di bawah ini:


(71)

a. Minat siswa terhadap profesi pekerja sosial

Peneliti menemukan minat siswa akan profesi pekerja sosial sangatlah tinggi, ini berdasarkan beberapa jawaban dari responden yang menyatakan bahwa profesi pekerja sosial merupakan profesi yang mulia dimata Tuhan YME dan masyarakat. Pekerja sosial juga dapat berkontribusi positif terhadap masyarakat baik itu membantu, menolong, dan mengakses semua kebutuhan masyarakat. Minat siswa yang tinggi terhadap profesi pekerja sosial ini bukan tanpa alasan, ini di karenakan karakteristik dan kepribadian responden (siswa) sudah menunjukan kepekaan sosial yang sangat tinggi, rasa ingin membantu, senang terhadap perbedaan yang ada, dan mau belajar dengan kemauan yang tinggi terhadap isu-isu sosial yang sedang berkembang. Ini merupakan dasar utama atau pilar utama untuk menjadi seorang pekerja sosial professional. Tanpa ada dasar-dasar itu seorang tidak dapat menjadi seorang pekerja sosial yang professional. b. Masa depan sebagai profesi pekerja sosial.

Dari temuan data yang peneliti peroleh bahwa sebagian responden (siswa) tidak meragukan kesuksesan berkerja sebagai profesi pekerja sosial sebagai pekerjaan yang menjamin hidup dimasa yang akan datang. Para siswa yakin profesi pekerja sosial bisa menjamin hidup di masa depan, dikarenakan masih banyak lapangan pekerjaan untuk lulusan pekerja sosial dimasa depan, bahkan ada yang meyakini profesi pekerja sosial dapat bersaing dengan dokter dan psikolog sehingga kedudukan profesi pekerja sosial sama halnya dengan profesi lainya yang sudah ada. Ini membutukan minat siswa terhadap profesi pekerja sosial sangatlah tinggi.


(1)

Sabri, M Alif, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu jaya, 1996.

Sarjono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta:Grafindo Persada, 1997. Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Mempengaruhinya, Jakarta: rineka Cipta,

1995

Sudarsono, Kamus Filasafat dan Psikologi, Jakarta: Rineka Cipta, 1993. Sobur, Alex, “Psikologi Umum”, Bandung: Pustaka Setia, 2003.

Soehartono, Irawan, Metode Penelitian Sosial, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 1995.

Suharto, Edi, Pekerjaan Sosial di Dunia Industri (memperkuat tanggung jawab sosial perusahaan”,Bandung:Refika Aditama, 2007.

Internet :

Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Data Pokok PSMK 2009, http://datapokok.ditpsmk.net/detil.php?id=0171030002, di akses 4 Juli 2010.

Bandoeng, Berita, Indonesia Kekurangan Tenaga Pekerja Sosial Profesional,Artikel diakses pada 10 Februari 2010 dari http://www.berita bandoeng.com/berita/2009-05/pendaftaran-pemilihan-putri-indonesia-mulai-hari-ini/berita/2009-11/indonesia-kekurangan-tenaga-pekerja-sosial-profesional/html. Kementrian Pendidikan Nasional, Data Pokok SMK Versi 3,5 Kemdiknas RI, http://datapokok.ditpsmk.net/index.php?nama=&prop=01&kab=&status=negeri& kk=04,. Artikel diakses 2 Juli 2010

Nulhaqim, Soni A, Definis Pekerjaan Sosial dari http://blogs.unpad.ac.id/teguhaditya/script.php/read/ definisi-pekerjaan-sosial/html. Artikel diakses pada 16 Maret 2010

Rozy, Firardi , Menteri Sosial Akui Minimnya Anggaran dan Pekerja Sosial, http://www.rakyat merdeka.co.id/news/2009/12/07/84874/Menteri-Sosial-Akui-Minimnya-Anggaran-dan-Pekerja-Sosial. Artikel diakses pada 10 Februari 2010 Suharto, Edi,Prospek dan Tantangan Pekerja Sosial, http://blogs.unpad.ac.id/teguhaditya/script.php/view/pekerja-sosial-industri/html. Artikel diakses pada 15 April 2010

________________http://smkn28jakarta.net/index.php?option=com_content&view =article&id=68&Itemid=34, di akses 4 Juli 2010.


(2)

Kuesioner

Nama : ____________________________________ Jenis Kelamin :L/P

Kelas : ____________________________________

Assallamuallaikum, saya mahasiswa jurusan Kesehjateraan Sosial di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sedang melakukan penelitian skripsi yang berjudul “Minat Siswa Kelas XI-XII SMKN 28 Jakarta Terhadap Profesi Pekerja Sosial” maka dari itu saya mohon bantuan dari adik-adik untuk bersedia mengisi kuesioner dibawah dengan sebenar-benarnya. Terima kasih.

Petunjuk pengisian

1. Dalam rangka memperoleh data mengenai minat siswa terhadap profesi pekerja sosial, anda diminta memberikan jawaban secara obyektif dan sesuai yang anda alami. 2. Isilah kolom dengan tanda √ sesuai dengan pendapat anda berdasarkan skala berikut:

SS = Sangat Setuju S = Setuju

TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

3. Jika menemukan pertanyaan yang ada keterangan (

) mohon diisi secara essay

Minat Siswa Terhadap Profesi Pekerja Sosial

No Komponen SS S TS STS

1 Saya senang dan ikhlas membantu orang lain yang sedang membutuhkan pertolongan

2 Saya selalu ikut berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan sosial kemasyarakatan

3 Ketika ada teman yang sedang memerlukan pertologan mendesak sedangkan kamu sedang terlelap tidur apakah kamu akan tetap membantu

4 Saya merasa nyaman dan senang di tengah-tengah masyarakat yang penuh dengan kemajemukan

5 Ketika ada kerja bakti secara bergotong royong dilingkungan rumah, saya selalu ikut berpartisipasi

6 Saya selalu terganggu apabila ada tetangga saya sedang melakukan kegiatan adat istiadat baik itu perkawinan, khitanan, dll

7


(3)

8 Saya selau memperbaruhi pengetahuan saya di isu-isu sosial karena itu akan membangkitkan jiwa sosial saya.

9 Saya masuk jurusan perawatan sosial di SMKN 28 Jakarta karena ingin menjadi seorang pekerja sosial professional 10 Ketika didalam rumah atau diluar rumah saya tidak pernah

menyempatkan diri untuk mencari informasi tentang isu-isu sosial yang sedang hangat dibicarakan oleh masyarakat

 

11 Menurut saya profesi pekerja sosial sekarang banyak diminati oleh masyarakat luas

12 Masuk Jurusan perawatan sosial bukan karena keinginan saya dan sangat terpaksa

13 Menjadi seorang pekerja sosial adalah suatu kebanggaan tersendiri

14 Profesi pekerja sosial memiliki peluang sukses yang lebih besar dari pada profesi yang sejenis seperti psikolog dan dokter

15

Sedikitpun saya tidak tertarik dengan profesi sebagai pekerja sosial, alasanya :

16


(4)

17

Menurut saya profesi pekerja sosial tidak menjamin hidup dimassa depan, alasanya:

18 Setelah lulus dari SMKN 28 Jakarta, saya akan menjadi profesi pekerja sosial professional

19 Setelah lulus dari SMKN 28 Jakarta, saya lebih memilih bekerja dan membantu orang tua dirumah

20 Menurut saya profesi pekerja sosial kurang diminati atau digemari oleh masyarakat luas

Faktor-faktor yang membedakan dan mendukung profesi pekerja sosial

No. Komponen SS S TS STS 1

Profesi pekerja sosial sangat berbeda dengan seorang psikologi, alasanya: 2 Profesi pekerja sosial merupakan orang-orang yang berjiwa

sosial tinggi, kepekaan sosial yang tajam, dan peduli terhadap sesama.

3 Menurut saya profesi pekerja sosial sama dengan psikolog 4 Saya rasa orang-orang yang berprofesi sebagai pekerja

sosial merupakan orang-orang yang mementingkan pekerjaanya saja dari pada tanggung jawabnya sebagai pekerja sosial.

5 Di zaman globalisasi seperti ini, dan dengan masyarakat yang mayoritas menengah kebawah, maka disitulah profesi pekerja sosial dibutuhkan untuk menolong masyarakat menengah kebawah

6 Profesi pekerja sosial sangatlah kurang apabila dibandingkan dengan jumlah masyarakat miskin

7


(5)

8 Saya rasa profesi sebagai pekerja sosial sudah banyak sehingga tidak diperlukan lagi pekerja sosial

9 Profesi pekerja sosial tidak hanya memberikan penyuluhan saja tetapi juga membantu masyarakat untuk mengakses kebutuhanya. Serta menjaga kerahasiaan klien terhadap masalah yang sedang dihadapinya

10 Profesi pekerja sosial kalah pamor dibandingkan dengan profesi yang sejenis

11

Saya rasa pekerja sosial tidak bisa berbuat apa-apa, alasanya:

12 Saya rasa profesi pekerja sosial sudah sangat dikenal oleh masyarakat luas.

13 Profesi pekerja sosial merupakan profesi yang dianggap sama dengan profesi seorang relawan

14 Profesi pekerja sosial memberikan nilai-nilai positif terhadap masyarakat, alasanya:

15

Profesi pekerja sosial tidak mampu memecahkan ataupun mengatasi masalah yang sedang dihadapi masyarakat dan berdampak negative, alasanya:


(6)

16

Relawan berbeda dengan profesi pekerja sosial, alasanya:

17 Profesi pekerja sosial adalah profesi yang mulia di mata Tuhan YME dan masyarakat

18 Profesi pekerja sosial adalah profesi yang dapat beradaptasi dan bekerja sama dengan profesi-profesi yang lain seperti dokter dan psikolog.

19 Dilihat dari profesinya seorang pekerja sosial dapat bekerja sendiri tanpa bantuan profesi-profesi yang lain.

20


Dokumen yang terkait

Minat belajar siswa pada pembelajaran sastra dengan metode demonstrasi di kelas X Madrasah Aliyah Negeri XI Jakarta

0 8 109

Peningkatan Minat Belajar Akuntansi Dengan Metode Peer Teaching Pada Konsep Jurnal Umum Dan Laporan Keuangan Siswa Kelas Xi Di Sma Darussalam Ciputat

0 6 170

Minat Membaca Karya Sastra pada Siswa Kelas XII SMK Budhi Warman II Pekayon Jakarta Timur

0 13 0

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBING PROMPTING TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XII SMKS PAB 2 HELVETIA T.P. 2015/2016.

1 6 28

MINAT BERWIRAUSAHA DITINJAU DARI LINGKUNGAN KELUARGA DAN PERSEPSI PELUANG KERJA PADA SISWA KELAS XI DAN Minat Berwirausaha Ditinjau Dari Lingkungan Keluarga Dan Persepsi Peluang Kerja Pada Siswa Kelas XI Dan Kelas XII Program Keahlian Akuntansi SMK Ta

0 2 15

PERSEPSI SISWA TENTANG PROFESI GURU DAN LINGKUNGAN KELUARGA PENGARUHNYA TERHADAP MINAT MENJADI Persepsi Siswa Tentang Profesi Guru Dan Lingkungan Keluarga Pengaruhnya Terhadap Minat Menjadi Guru Pada Siswa Kelas Xii Di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Nal

0 3 14

PERSEPSI SISWA TENTANG PROFESI GURU DAN LINGKUNGAN KELUARGA PENGARUHNYA TERHADAP MINAT MENJADI Persepsi Siswa Tentang Profesi Guru Dan Lingkungan Keluarga Pengaruhnya Terhadap Minat Menjadi Guru Pada Siswa Kelas Xii Di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Nal

0 2 16

Pengaruh prestasi belajar, dan status sosial ekonomi orang tua terhadap minat siswa kelas XII untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi : studi kasus siswa kelas XII SMA Pangudi Luhur Sedayu.

0 0 139

PERBEDAAN PERSEPSI TENTANG PROFESI KEPERAWATAN PADA SISWA SMA KELAS XII DI KABUPATEN KEBUMEN

0 0 8

BAB III METODOLOGI PENELITIAN - HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI DENGAN MINAT MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI SISWA KELAS XII SMKN 31 JAKARTA - Repository Fakultas Ekonomi UNJ

0 1 12