Bahan Pendingin Refrigeran Mesin Pendingin Siklus Kompresi Uap Standar

9 1. Kerja Kompresor Besarnya kerja kompresor per satuan massa refrigeran dapat dihitung dengan menggunakan persamaan : 1 2 h h W in   1 Dimana : W in = besarnya kerja kompresor kJkg h 1 = entalpi refrigeran saat masuk kompresor kJkg h 2 = entalpi refrigeran saat keluar kompresor kJkg 2. Kerja Kondensor Besarnya panas per satuan massa refrigeran yang dilepas kondensor dapat dihitung dengan persamaan : 3 2 h h Q out   2 Dimana : Q out = besarnya panas dilepas kondensor kJkg h 2 = entalpi refrigeran saat keluar kompresor kJkg h 3 = entalpi refrigeran saat keluar kondensor kJkg 3. Kerja Evaporator Pendinginan Besarnya panas per satuan massa refrigeran yang diserap evaporator dapat dihitung dengan persamaan : 4 1 h h Q in   3 Dimana : Q in = besarnya panas diserap evaporator kJkg 10 h 1 = entalpi refrigeran saat keluar evaporator kJkg h 4 = entalpi refrigeran saat masuk evaporator kJkg 4. COP Coefficient of Performance COP dipergunakan untuk menyatakan performa unjuk kerja dari siklus refrigerasi. Semakin tinggi COP yang dimiliki oleh suatu mesin pendingin makan akan semakin baik mesin pendingin tersebut. COP tidak mempunyai satuan karena merupakan perbandingan antara besarnya panas yang diserap evaporator h 1 – h 4 dengan kerja kompresor h 2 – h1 dirumuskan sebagai berikut : 1 2 4 1 kompresor kerja n pendingina kerja h h h h COP     4 Persamaan 4 berlaku untuk mesin pendingin tanpa pemanfaatan panas buang. Pada mesin pendingin dengan pemanfaatan panas buang dari kondensor, maka COP yang dihasilkan dapat dihitung dengan persamaan: kompresor kerja tkan termanfaa yang buang panas n pendingina kerja   p COP 5 5. Peningkatan COP Peningkatan COP yang diperoleh dihitung dengan persamaan: 100 COP COP COP COP n Peningkata P P x   6 11 6. Pemanfaatan Panas Buang yang Termanfaatkan Pada mesin pendingin dengan pemanfaatan panas buang untuk pengering pakaian yang termanfaatkan Q T dapat dihitung dengan persamaan: fg T h m Q .  7 Dengan m adalah massa air pada pakaian basah yang menguap kg dan h fg adalah enthalpi penguapan air 2300 kJkg.

2.6 Penelitian Yang Pernah Dilakukan

Suatu disain penukar kalor yang digunakan pada pemanfaatan panas buang mesin pendingin dapat memanfaatkan 40 dari panas yang terbuang melalui kondensor Kaushik, 1995. Pemanfaatan panas buang mesin pendingin ruangan untuk pengering pakaian dapat menjadi alternatif pengering pakaian tanpa biaya khususnya didaerah padat yang tidak memiliki halaman. Kecepatan pengeringan berkisar antara 0,56 kgjam sampai 0,75 kgjam sementara pengeringan di dalam ruangan berkisar 0,13 kgjam dan diluar ruangan berkisar 0,18 kgjam Mahlia, 2010. Penelitian pengaruh pendinginan kondensor pada mesin pendingin ruangan jenis split menunjukkan kenaikkan COP sebesar 28 pada temperatur udara 42 O C Elsayed, 2011. Pemanfaatan panas buang mesin pendingin ruangan jenis split AC Split dapat menaikkan kapasitas pendinginan sebesar 28,2 sehingga COP mesin pendingin meningkat 21,5 Wang, 2005. Penelitian pemanfaatan panas buang pendingin untuk pengering pakaian menghasilkan laju pengeringan sebesar 2,26 kg jam jika menggunakan kipas tambahan dan 1,1 kg jam jika tidak menggunakan kipas tambahan. Hasil ini lebih baik dibandingkan pengeringan di