Kendala Latar Belakang PELAKSANAAN, HASIL, DAN KENDALA KEGIATAN KKN-PPM

g. Kendala

Kendala yang dihadapi dalam kegiatan ini adalah saat pelaksanaan sosialisasi sempat hujan dan menghambat jalannya kegiatan, terkait kondisi tempat yang terbuat dari kerangka baja beratap seng dan aliran air saat hujan masih belum dibuat. Selain itu waktu pelaksaan menjadi mundur, karena sulitnya menghubungi perangkat desa yang diundang untuk menghadiri kegiatan sosialisasi tersebut.

3. Judul

: Penyuluhan PHBS Mencuci Tangan Pakai Sabun CPTS Sifat : Monodisipliner Bidang Program : Kesehatan Masyarakat No. Sektor : 13. 1. 1. 55

a. Latar Belakang

PHBS merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran atas hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. PHBS dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan tatanan, yaitu : PHBS di rumah tangga, PHBS di sekolah, PHBS di tempat kerja, PHBS di institusi kesehatan, dan PHBS di tempat umum. Pada program ini PHBS yang kami ambil adalah PHBS di tatanan sekolah. Salah satu tatanan PHBS adalah di lingkungan sekolah, dimana sekolah merupakan tempat kedua bagi anak berinteraksi setelah keluarga. Sementara itu populasi anak dalam suatu komunitas sangat besar antara 40-50. Menurut Badan Pusat Statistik BPS tahun 2009, Indonesia memiliki sekitar 79,4 juta anak usia 8-18 tahun. Namun upaya menjaga kesehatan mereka masih menjadi tantangan bagi semua pihak, sehingga promosi kesehatan terkait PHBS di institusi pendidikan merupakan kebutuhan mutlak seiring munculnya berbagai penyakit. Institusi pendidikan dianggap sebagai tempat yang strategis sebagai tempat untuk mempromosikan kesehatan sekolah karena munculnya berbagai penyakit yang menyerang anak usia sekolah umumnya berkaitan dengan rendahnya PHBS yang dapat menyebabkan angka kejadian penyakit semakin meningkat dari tahun ke tahun sehinggamenjadi kejadian luar biasa KLB. Adapun PHBS di tatanan sekolah meliputi : mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun, mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah, menggunakan jamban yang bersih dan sehat, olahraga yang teratur dan terukur, memberantas jentik nyamuk, tidak merokok di sekolah, menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan, dan membuang sampah pada tempatnya. Salah satu indikator PHBS yang tidak bisa dipisahkan dari aktivitas anak sekolah setiap hari adalah perilaku membuang sampah pada tempatnya. Konsumsi makanan oleh anak di sekolah akan menyisakan limbah berupa sampah yang apabila tidak dikelola dengan baik dapat mencemari lingkungan bahkan memunculkan vektor penyakit seperti lalat, nyamuk, kecoa, serta tikus yang menimbulkan berbagai macam penyakit antara lain diare, kecacingan, DBD, dan lain sebagainya. Badan kesehatan dunia atau WHO menyatakan setiap tahun 100.000 anak meninggal dunia akibat diare dan data dari Departemen Kesehatan tahun 2005 menyatakan prevalensi kecacingan pada anak sekolah mencapai 40-60 kasus. PHBS ini sangat penting diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk mencegah munculnya penyakit seperti diare, DBD, malaria, dan lain-lain. Untuk mengatasi masalah tersebut perlu adanya peningkatan kesadaran sejak dini, salah satunya adalah dengan menekankan dan menerapkan PHBS di sekolah. Diharapkan dengan mengadakan penyuluhan PHBS di sekolah, siswa dan perangkat lingkungan sekolah lebih tahu, mau, dan mampu mempraktikkan PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat. Maka dari itu untuk meningkatkan kepedulian sekolah terhadap kerbersihan tangan kami mengadakan program kerja CPTS untuk mengajarkan murid-murid SDN 4 Desa Sumberkima untuk mencuci tangan yang baik dan benar

b. Tujuan