43
berinvestasi secara luas sejalan dengan perkembangan perekonomian Indonesia. Bursa Efek Indonesia juga bertekad mewujudkan sarana perdagangan yang
efisien, sistem informasi yang terpercaya, lengkap, dan tepat waktu serta mempunyai sumber daya manusia yang profesional dan berintegritas tinggi,
dengan demikian Bursa Efek Indonesia dapat menjadi bursa efek yang transparan, likuid, wajar, dan efisien sehingga dapat membawa Bursa Efek Indonesia sejajar
dengan bursa-bursa efek lain di dunia. Bursa Efek Indonesia aktif berpartisipasi di dalam mengembangkan basis
investor lokal yang luas dan kokoh sebagai stabilisator Pasar Modal Indonesia. Bursa Efek Indonesia juga menawarkan beragam efek berkualitas sejalan dengan
pertumbuhan instrumen pasar modal yang semakin meningkat sehingga Bursa Efek Indonesia dapat memberikan manfaat optimal bagi pemodal domestic
maupun asing.
4.2. Penyajian Data 4.2.1. Variabel Keputusan Investasi X
1
Merupakan tindakan mengeluarkan dana saat sekarang, diharapkan memperoleh arus kas masuk pada waktu yang akan datang. Variabel keputusan
investasi diukur melalui :
1. Total Assets Growth X
1.1
yaitu rasio yang menunjukkan adanya pertumbuhan total assets, semakin tinggi pertumbuhan nilai assetnya, tinggi pula investasi yang dilakukan oleh
perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh data mengenai Total Assets Growth sebagai berikut:
,
44
Tabel 4.1. Data Total Assets Growth pada Perusahaan Otomotif Tahun 2004 sd 2008
No Nama Perusahaan
Tahun Total Asset
Growth No
Nama Perusahaan Tahun
Total Asset
Growth 1
PT. Astra Internasional Tbk 2004
0,4284 9
PT. Intraco Penta Tbk 2004
0,1972 2005
0,5626 2005
0,1143 2006
-0,0529 2006
-0,0430 2007
0,0965 2007
0,0384 2008
0,2711 2008
0,3165 2
PT. Astra Otopart Tbk 2004
0,2448 10
PT. Multi Prima Sejahtera Tbk 2004
0.0478 2005
0,2430 2005
-0,0938 2006
-0,0001 2006
-0,0710 2007
0,1407 2007
0,2805 2008
0,1526 2008
0,3137 3
PT. Gajah Tunggal Tbk 2004
-0,4791 11
PT. Polychem Indonesia Tbk 2004
-0,2709 2005
0,1795 2005
-0,0258 2006
-0,0272 2006
-0,1004 2007
0,1620 2007
0,0437 2008
0,0306 2008
-0,0374 4
PT. Goodyear Indonesia Tbk 2004
0,1238 12
PT. Prima Alloy Stell Tbk 2004
0,1881 2005
0,0406 2005
0,2805 2006
-0,0085 2006
0,0571 2007
0,2744 2007
-0,0846 2008
0,7637 2008
0,0228 5
PT. Hexindo Adipoerkasa Tbk 2004
0,0883 13
PT. Sugi Samapersada Tbk 2004
0,0039 2005
0,6813 2005
-0,2382 2006
0,1258 2006
0,0120 2007
0,1443 2007
0,1134 2008
0,3346 2008
-,02113 6
PT. Indo Kordsa Tbk 2004
0,1081 14
PT. Tunas Ridean Tbk 2004
0,4667 2005
-0,0006 2005
0,3826 2006
-0,1056 2006
-0,0511 2007
0,0170 2007
0,1705 2008
0,0758 2008
0,0712 7
PT. Indomobil Sukses Internasional Tbk 2004
0,2189 15
PT. United Tractor Tbk 2004
0,1177 2005
0,3458 2005
0,5709 2006
-0,0407 2006
0,0577 2007
0,1106 2007
0,1560 2008
0,1367 2008
0,7572 8
PT. Indospring Tbk 2004
0,2830 2005
0,3092 2006
0,0672 2007
0,2215 2008
0,5322
Sumber : Olah data Lampiran 1
45
Dari data Total Asset Growth perusahaan otomotif dapat diketahui bahwa peningkatan Total Asset Growth perusahaan terbesar terjadi pada perusahaan PT.
Goodyear Indonesia Tbk dari tahun sebelumnya tahun 2007 yaitu sebesar 0,2744 menjadi sebesar 0,7637 pada tahun 2008. Sedangkan penurunan nilai Total Asset
Growth terbesar terjadi pada PT. Astra Internasional Tbk dari sebelumnya tahun 2005 sebesar 0,5626 menjadi -0,0529 pada tahun 2006.
Penurunan Total Asset Growth menunjukkan bahwa rendahnya nilai pertumbuhan assets suatu perusahaan. Total Asset Growth menunjukkan adanya
pertumbuhan total assets, semakin tinggi pertumbuhan nilai assetnya, tinggi pula investasi yang dilakukan oleh perusahaan begitu juga sebaliknya.
2. Market to Book Assets Ratio X
1.2
yaitu rasio yang didasarkan pada pemikiran bahwa prospek pertumbuhan perusahaan tereflesi dalam harga saham. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan diperoleh data mengenai Market to Book Assets Ratio sebagai berikut:
,
46
Tabel 4.2. Data Market to Book Assets Ratio pada Perusahaan Otomotif Tahun 2004 sd 2008
No Nama Perusahaan
Tahun MBAR No
Nama Perusahaan Tahun
MBAR 1
PT. Astra Internasional Tbk 2004
1,5717 9
PT. Intraco Penta Tbk 2004
1,0217 2005
1,3412 2005
1,2165 2006
1,7109 2006
1,1754 2007
2,3154 2007
1,1850 2008
1,1193 2008
1,0163 2
PT. Astra Otopart Tbk 2004
1,1164 10
PT. Multi Prima Sejahtera Tbk 2004
0,5635 2005
1,2512 2005
0,5578 2006
1,1292 2006
0,5522 2007
1,0876 2007
0,6852 2008
1,0116 2008
0,6588 3
PT. Gajah Tunggal Tbk 2004
1,0591 11
PT. Polychem Indonesia Tbk 2004
0,9722 2005
1,0120 2005
0,9409 2006
0,9591 2006
0,8813 2007
0,9198 2007
0,8466 2008
0,8907 2008
0,8084 4
PT. Goodyear Indonesia Tbk 2004
1,1508 12
PT. Prima Alloy Stell Tbk 2004
0,9295 2005
1,1135 2005
0,9106 2006
0,9766 2006
0,8755 2007
1,4028 2007
0,9054 2008
0,9103 2008
0,9204 5
PT. Hexindo Adiperkasa Tbk 2004
4,4705 13
PT. Sugi Samapersada Tbk 2004
3,6935 2005
1,4316 2005
2,2705 2006
1,3409 2006
1,2036 2007
1,1791 2007
1,3336 2008
0,9820 2008
2,1649 6
PT. Indo Kordsa Tbk 2004
1,1165 14
PT. Tunas Ridean Tbk 2004
1,1599 2005
1,1319 2005
1,0944 2006
1,4334 2006
1,1108 2007
1,4619 2007
1,2611 2008
1,4024 2008
1,0060 7
PT. Indomobil Sukses Internasional Tbk 2004
1,2406 15
PT. United Tractor Tbk 2004
1,4989 2005
1,2084 2005
1,5994 2006
1,1423 2006
2,2521 2007
1,2215 2007
2,9495 2008
1,1431 2008
1,1535 8
PT. Indospring Tbk 2004
0,6761 2005
0,3651 2006
0,4036 2007
0,5807 2008
0,6911
Sumber : Data Olah Lampiran 1
47
Dari data Market to Book Assets Ratio perusahaan otomotif dapat diketahui bahwa peningkatan Market to Book Assets Ratio perusahaan terbesar
terjadi pada perusahaan PT. United Tractor Tbk dari tahun sebelumnya tahun 2005 yaitu sebesar 1,5994 menjadi sebesar 2,2521 pada tahun 2006. Sedangkan
penurunan nilai Market to Book Assets Ratio terbesar terjadi pada PT. Hexindo Adi Perkasa Tbk dari sebelumnya tahun 2005 sebesar 4,4705 menjadi 1,4316
pada tahun 2006. Penurunan Market to Book Assets Ratio menunjukkan bahwa rendahnya
nilai pertumbuhan perusahaan yang tereflesi dalam harga saham. Market to Book Assets Ratio yaitu rasio yang didasarkan pada pemikiran bahwa prospek
pertumbuhan perusahaan tereflesi dalam harga saham semakin pertumbuhan perusahaan semakin tinggi maka semakin baik begitu juga sebaliknya.
3. Capital expenditure to Book Value Asets Ratio X
1.3
Yaitu rasio yang menunjukan adanya aliran tambahan modal saham. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh data mengenai Capital
expenditure to Book Value Asets Ratio sebagai berikut:
48
Tabel 4.3. Data Capital expenditure to Book Value Asets Ratio pada Perusahaan Otomotif Tahun 2004 sd 2008
No Nama Perusahaan
Tahun CEBVA
No Nama Perusahaan
Tahun CEBVA
1 PT. Astra Internasional Tbk
2004 0,1113
2006 -0,0830
2005 0,0422
2007 0,1966
2006 -0,0074
2008 0,3562
2007 0,1957
9 PT. Intraco Penta Tbk
2004 0,1933
2008 0,0913
2005 0,1102
2 PT. Astra Otopart Tbk
2004 0,0831
2006 -0,1002
2005 0,0916
2007 0,0814
2006 -0,0268
2008 0,2078
2007 0,1094
10 PT. Multi Prima Sejahtera Tbk
2004 0,0203
2008 0,0492
2005 -0,0659
3 PT. Gajah Tunggal Tbk
2004 -0,1935
2006 -0,0533
2005 0,0922
2007 0,4611
2006 -0,0159
2008 0,1448
2007 0,1107
11 PT. Polychem Indonesia Tbk
2004 -0,0098
2008 -0,0361
2005 0,0106
4 PT. Goodyear Indonesia Tbk
2004 0,1258
2006 -0,0763
2005 0,1400
2007 0,0381
2006 -0,0176
2008 -0,0366
2007 0,0330
12 PT. Prima Alloy Stell Tbk
2004 0,1627
2008 0,1143
2005 0,1620
5 PT. Hexindo Adipoerkasa Tbk
2004 0,1062
2006 0,0492
2005 0,3011
2007 -0,1098
2006 -0,0512
2008 -0,0111
2007 0,2217
13 PT. Sugi Samapersada Tbk
2004 0,0144
2008 0,2792
2005 -0,2128
6 PT. Indo Kordsa Tbk
2004 0,1298
2006 -0,0210
2005 0,0453
2007 0,0810
2006 -0,0819
2008 0,1442
2007 0,0475
14 PT. Tunas Ridean Tbk
2004 0,1653
2008 0,0397
2005 0,2074
7 PT. Indomobil Sukses Internasional Tbk
2004 0,1543
2006 -0,0726
2005 0,1065
2007 0,0556
2006 0,0064
2008 0,0854
2007 0,0710
15 PT. United Tractor Tbk
2004 0,0705
2008 0,0765
2005 0,1727
8 PT. Indospring Tbk
2004 0,1580
2006 -0,0179
2005 0,1536
2007 0,1257
2008 0,2559
Sumber : Data Olah Lampiran 1
49
Dari data Capital expenditure to Book Value Asets Ratio perusahaan otomotif dapat diketahui bahwa peningkatan Capital expenditure to Book
Value Asets Ratio perusahaan terbesar terjadi pada perusahaan PT. Hexindo Adi Perkasa Tbk dari tahun sebelumnya tahun 2006 yaitu sebesar -0,0512
menjadi sebesar 0,2217 pada tahun 2007. Sedangkan penurunan nilai Capital expenditure to Book Value Asets Ratio terbesar terjadi pada PT. Multi Prima
Sejahtera Tbk dari sebelumnya tahun 2007 sebesar 0,4611 menjadi 0,1448 pada tahun 2008.
Capital expenditure to Book Value Asets Ratio rasio yang menunjukan adanya aliran tambahan modal saham, semakin baik aliran tambahan modal
saham semakin baik untuk perusahaan begitu juga sebaliknya.
4. Price Earning Ratio X
1.4
yaitu rasio yang termasuk dalam proksi ICS karena dapat menunjukkan indikator adanya aliran laba di masa yang akan datang. Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan diperoleh data mengenai Price Earning Ratio sebagai berikut:
50
Tabel 4.4. Data Price Earning Ratio pada Perusahaan Otomotif Tahun 2004 sd 2008
No Nama Perusahaan
Tahun PER
No Nama Perusahaan
Tahun PER
1 PT. Astra Internasional Tbk
2004 7,19
9 PT. Intraco Penta Tbk
2004 16,94
2005 7,57
2005 5,63
2006 17,12
2006 30,00
2007 16,96
2007 25,00
2008 4,65
2008 4,42
2 PT. Astra Otopart Tbk
2004 6,62
10 PT. Multi Prima Sejahtera Tbk
2004 -5,59
2005 7,73
2005 -0,94
2006 7,99
2006 -13,64
2007 5,64
2007 1,88
2008 4,77
2008 4,24
3 PT. Gajah Tunggal Tbk
2004 4,30
11 PT. Polychem Indonesia Tbk
2004 1,68
2005 5,14
2005 29,09
2006 15,68
2006 -2,90
2007 18,85
2007 11,67
2008 -1,12
2008 -1,03
4 PT. Goodyear Indonesia Tbk
2004 14,10
12 PT. Prima Alloy Stell Tbk
2004 7,84
2005 -49,08
2005 16,88
2006 10,66
2006 -18,00
2007 12,57
2007 26,60
2008 250,00
2008 -4,80
5 PT. Hexindo Adipoerkasa Tbk
2004 5,65
13 PT. Sugi Samapersada Tbk
2004 137,50
2005 8,28
2005 -11,90
2006 19,15
2006 120,00
2007 11,04
2007 16,67
2008 2,27
2008 56,25
6 PT. Indo Kordsa Tbk
2004 8,51
14 PT. Tunas Ridean Tbk
2004 6,19
2005 3,53
2005 6,76
2006 46,34
2006 44,38
2007 21,84
2007 9,12
2008 8,53
2008 4,26
7 PT. Indomobil Sukses Internasional Tbk
2004 -15,79
15 PT. United Tractor Tbk
2004 5,89
2005 27,11
2005 9,96
2006 700,00
2006 20,09
2007 1.170,00
2007 20,80
2008 39,57
2008 5,50
8 PT. Indospring Tbk
2004 -1,18
2005 -3,21
2006 8,28
2007 5,49
2008 1,41
Sumber : Data Olah Lampiran 1
51
Dari data Price Earning Ratio perusahaan otomotif dapat diketahui bahwa peningkatan Price Earning Ratio perusahaan terbesar terjadi pada perusahaan PT.
Indomobil Sukses Internasional Tbk dari tahun sebelumnya tahun 2006 yaitu sebesar 700,00 menjadi sebesar 1.170,00 pada tahun 2007. Sedangkan penurunan
nilai Price Earning Ratio terbesar terjadi pada PT. Indomobil Sukses Internasional Tbk dari sebelumnya tahun 2007 sebesar 1.170,00 menjadi 39,57
pada tahun 2008. Penurunan Price Earning Ratio menunjukkan bahwa aliran laba terhadap
perusahaan mengalami penurunan. Price Earning Ratio merupakan rasio yang termasuk dalam proksi ICS karena dapat menunjukkan indikator adanaya aliran
laba di masa yang akan datang. Makin tinggi Price Earning Ratio, makin baik untuk perusahaan karena mempunyai aliran laba untuk masa yang akan datang
begitu juga sebaliknya makin rendah nilai price earning ratio maka semakin buruk bagi perusahaan karena tidak mempunyai aliran laba untuk masa yang akan
datang.
5. Current Assets to Tital Assets to Ratio X
1.5
yaitu rasio yang menunjukkan semakin tinggi rasio ini maka semakin lancar investasi yang dilakukan oleh perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan diperoleh data mengenai Current Assets to Tital Assets to Ratio sebagai
berikut:
52
Tabel 4.5. Data Current Assets to Tital Assets to Ratio pada Perusahaan Otomotif Tahun 2004 sd 2008
No Nama Perusahaan
Tahun CATA No
Nama Perusahaan Tahun CATA
1 PT. Astra Internasional Tbk
2004 0,347
2007 0,594
2005 0,264
2008 0,744
2006 0,272
9 PT. Intraco Penta Tbk
2004 0,885
2007 0,443
2005 0,904
2008 0,440
2006 0,845
2 PT. Astra Otopart Tbk
2004 0,449
2007 0,895
2005 0,452
2008 0,887
2006 0,426
10 PT. Multi Prima Sejahtera Tbk
2004 0,383
2007 0,483
2005 0,357
2008 0,468
2006 0,331
3 PT. Gajah Tunggal Tbk
2004 0,292
2007 0,720
2005 0,339
2008 0,693
2006 0,333
11 PT. Polychem Indonesia Tbk
2004 0,364
2007 0,397
2005 0,384
2008 0,349
2006 0,350
4 PT. Goodyear Indonesia Tbk
2004 0,575
2007 0,374
2005 0,692
2008 0,367
2006 0,681
12 PT. Prima Alloy Stell Tbk
2004 0,725
2007 0,567
2005 0,728
2008 0,436
2006 0,738
5 PT. Hexindo Adipoerkasa Tbk
2004 0,812
2007 0,697
2005 0,784
2008 0,670
2006 0,645
13 PT. Sugi Samapersada Tbk
2004 0,667
2007 0,786
2005 0,663
2008 0,868
2006 0,634
6 PT. Indo Kordsa Tbk
2004 0,518
2007 0,650
2005 0,563
2008 0,969
2006 0,548
14 PT. Tunas Ridean Tbk
2004 0,518
2007 0,586
2005 0,582
2008 0,585
2006 0,541
7 PT. Indomobil Sukses Internasional Tbk
2004 0,532
2007 0,518
2005 0,502
2008 0,569
2006 0,529
15 PT. United Tractor Tbk
2004 0,556
2007 0,548
2005 0,527
2008 0,558
2006 0,480
8 PT. Indospring Tbk
2004 0,593
2007 0,541
2005 0,607
2008 0,564
2006 0,485
Sumber : Data Olah lampiran 1
53
Dari data Current Assets to Tital Assets to Ratio perusahaan otomotif dapat diketahui bahwa peningkatan Current Assets to Tital Assets to Ratio e
perusahaan terbesar terjadi pada perusahaan PT. Multi Prima Sejahtera Tbk dari tahun sebelumnya tahun 2006 yaitu sebesar 0,331 menjadi sebesar 0,720 pada
tahun 2007. Sedangkan penurunan nilai Current Assets to Tital Assets to Ratio
terbesar terjadi pada PT. Indospring Tbk dari sebelumnya tahun 2005 sebesar 0,607 menjadi 0,485 pada tahun 2006.
Current Assets to Tital Assets to Ratio menunjukkan bahwa nilai investasi
yang dilakukan investor kepada perusahaan mengalami penurunan. Current Assets
to Tital Assets to Ratio menunjukkan nilai investasi yang dilakukan oleh investor di perusahaan. Makin tinggi Current Assets to Tital Assets to Ratio, makin besar
dan lancar investasi yang dilakukan oleh investor di perusahaan dan sebaliknya.
4.2.2. Variabel Keputusan Pendanaan X
2
Merupakan pemenuhan kebutuhan dana perusahaan yang dapat disediakan dari sumber intern maupun ekstern perusahaan. Keputusan pendanaan diukr
melalui :
1. Debt Equity Ratio X
3.1
Yaitu rasio yang menunjukkan seberapa besar perusahaan dibiayai oleh kreditur. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh data mengenai
Debt Equity Ratio sebagai berikut :
54
Tabel 4.6. Data Debt Equity Ratio pada Perusahaan Otomotif Tahun 2004 sd 2008
No Nama Perusahaan
Tahun Debt on
Equity No
Nama Perusahaan Tahun
Debt on Equity
1 PT. Astra Internasional Tbk
2004 1,178
2007 6,611
2005 1,808
2008 7,448
2006 1,408
9 PT. Intraco Penta Tbk
2004 4,725
2007 1,169
2005 1,798
2008 1,213
2006 1,678
2 PT. Astra Otopart Tbk
2004 0,621
2007 1,826
2005 0,709
2008 2,461
2006 0,572
10 PT. Multi Prima Sejahtera Tbk
2004 0,735
2007 0,484
2005 0,876
2008 0,449
2006 0,770
3 PT. Gajah Tunggal Tbk
2004 2,764
2007 0,789
2005 2,685
2008 1,214
2006 2,408
11 PT. Polychem Indonesia Tbk
2004 2,098
2007 2,544
2005 1,941
2008 4,283
2006 2,185
4 PT. Goodyear Indonesia Tbk
2004 0,541
2007 2,154
2005 0,662
2008 2,852
2006 0,617
12 PT. Prima Alloy Stell Tbk
2004 2,507
2007 0,935
2005 3,331
2008 2,445
2006 3,678
5 PT. Hexindo Adipoerkasa Tbk
2004 1,247
2007 3,191
2005 2,102
2008 3,839
2006 2,485
13 PT. Sugi Samapersada Tbk
2004 0,399
2007 2,676
2005 0,309
2008 2,002
2006 0,313
6 PT. Indo Kordsa Tbk
2004 1,224
2007 0,333
2005 1,181
2008 0,118
2006 0,608
14 PT. Tunas Ridean Tbk
2004 2,671
2007 0,517
2005 3,441
2008 0,481
2006 3,174
7 PT. Indomobil Sukses Internasional Tbk
2004 18,994
2007 2,907
2005 21,228
2008 2,497
2006 20,898
15 PT. United Tractor Tbk
2004 1,169
2007 27,039
2005 1,580
2008 17,776
2006 1,438
8 PT. Indospring Tbk
2004 3,779
2007 1,259
2005 5,894
2008 1,046
2006 6,126
Sumber : Data Olah Lampiran 1
55
Dari data Debt Equity Ratio perusahaan otomotif dapat diketahui bahwa peningkatan nilai Debt Equity Ratio terbesar terjadi pada perusahaan PT.
Indomobil Sukses Internasional Tbk dari tahun sebelumnya tahun 2006 yaitu sebesar 20,898 menjadi sebesar 27,039 pada tahun 2007. Sedangkan penurunan
Debt Equity Ratio terbesar terjadi pada PT. Indomobil Sukses Internasional Tbk
dari sebelumnya tahun 2007 sebesar 27,039 menjadi 17,776 pada tahun 2008.
Penurunan Debt Equity Ratio menunjukkan bahwa perusahaan yang dibiayai sepenuhnya oleh kreditur mengalami penurunan. Debt Equity Ratio
menujukkan seberapa besar perusahaan dibiayai oleh kreditur. Makin tinggi Debt
Equity Ratio, makin kecil perusahan tersebut dibiayai oleh kreditur dan
sebaliknya.
2. Debt Assets Ratio X
3.2
Menunjukkan prosentase aktiva yang dibiayai dengan hutang baik jangka panjang maupun jangka pendek. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
diperoleh data mengenai Debt Assets Ratio sebagai berikut :
56
Tabel 4.7. Data Debt Equity Ratio pada Perusahaan Otomotif Tahun 2004 sd 2008
No Nama Perusahaan
Tahun DAR
No Nama Perusahaan
Tahun DAR
1 PT. Astra Internasional Tbk
2004 0,496
2007 0,868
2005 0,604
2008 0,882
2006 0,544
9 PT. Intraco Penta Tbk
2004 0,825
2007 0,496
2005 0,643
2008 0,497
2006 0,627
2 PT. Astra Otopart Tbk
2004 0,356
2007 0,646
2005 0,383
2008 0,711
2006 0,352
10 PT. Multi Prima Sejahtera Tbk
2004 0,424
2007 0,317
2005 0,467
2008 0,299
2006 0,435
3 PT. Gajah Tunggal Tbk
2004 0,734
2007 0,441
2005 0,729
2008 0,548
2006 0,707
11 PT. Polychem Indonesia Tbk
2004 0,677
2007 0,718
2005 0,660
2008 0,811
2006 0,686
4 PT. Goodyear Indonesia Tbk
2004 0,351
2007 0,683
2005 0,398
2008 0,748
2006 0,382
12 PT. Prima Alloy Stell Tbk
2004 0,715
2007 0,483
2005 0,769
2008 0,710
2006 0,786
5 PT. Hexindo Adipoerkasa Tbk
2004 0,555
2007 0,761
2005 0,678
2008 0,793
2006 0,713
13 PT. Sugi Samapersada Tbk
2004 0,285
2007 0,728
2005 0,236
2008 0,667
2006 0,238
6 PT. Indo Kordsa Tbk
2004 0,455
2007 0,250
2005 0,491
2008 0,105
2006 0,332
14 PT. Tunas Ridean Tbk
2004 0,728
2007 0,297
2005 0,775
2008 0,287
2006 0,748
7 PT. Indomobil Sukses Internasional Tbk
2004 0,892
2007 0,744
2005 0,911
2008 0,714
2006 0,910
15 PT. United Tractor Tbk
2004 0,536
2007 0,918
2005 0,610
2008 0,914
2006 0,587
8 PT. Indospring Tbk
2004 0,791
2007 0,555
2005 0,855
2008 0,510
2006 0,859
Sumber : Data Olah lampiran 1
57
Dari data Debt Assets Ratio perusahaan otomotif dapat diketahui bahwa peningkatan nilai Debt Assets Ratio terbesar terjadi pada perusahaan PT. Astra
Internasional Tbk dari tahun sebelumnya tahun 2004 yaitu sebesar 0,496 menjadi sebesar 0,604 pada tahun 2005. Sedangkan penurunan Debt Assets Ratio terbesar
terjadi pada PT. Sugi Samapersada Tbk dari sebelumnya tahun 2007 sebesar 0,250 menjadi 0,105 pada tahun 2008.
Penurunan Debt Assets Ratio menunjukkan bahwa persentase aktiva yang dibiayai oleh hutang baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang
mengalami penurunan. Debt Assets Ratio menunjukkan prosentase aktiva yang
dibiayai dengan hutang baik jangka panjang maupun jangka pendek. Makin tinggi
Debt Assets Ratio, makin kecil perusahan tersebut dibiayai oleh hutang baik
dalam jangka panjang maupun jangka pendek dan sebaliknya
3. Long Term Debt to Equity Ratio X
3.3
Menunjukkan seberapa besar perusahaan dibiayai oleh hutan jangka panjang. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh data mengenai
Long Term Debt to Equity Ratio sebagai berikut :
58
Tabel 4.8. Data Long Term Debt to Equity Ratio pada Perusahaan Otomotif Tahun 2004 sd 2008
No Nama Perusahaan
Tahun LDER No
Nama Perusahaan Tahun LDER
1 PT. Astra Internasional Tbk
2004 0,158
2007 0,314
2005 0,196
2008 0,190
2006 0,197
9 PT. Intraco Penta Tbk
2004 0,425
2007 0,160
2005 0,195
2008 0,164
2006 0,376
2 PT. Astra Otopart Tbk
2004 0,042
2007 0,281
2005 0,119
2008 0,298
2006 0,109
10 PT. Multi Prima Sejahtera Tbk
2004 0,000
2007 0,097
2005 0,015
2008 0,080
2006 0,020
3 PT. Gajah Tunggal Tbk
2004 0,530
2007 0,018
2005 0,583
2008 0,016
2006 0,535
11 PT. Polychem Indonesia Tbk
2004 0,445
2007 0,533
2005 0,569
2008 0,573
2006 0,573
4 PT. Goodyear Indonesia Tbk
2004 0,100
2007 0,516
2005 0,095
2008 0,365
2006 0,065
12 PT. Prima Alloy Stell Tbk
2004 0,211
2007 0,064
2005 0,177
2008 0,417
2006 0,103
5 PT. Hexindo Adipoerkasa Tbk
2004 0,098
2007 0,098
2005 0,084
2008 0,129
2006 0,132
13 PT. Sugi Samapersada Tbk
2004 0,009
2007 0,084
2005 0,031
2008 0,049
2006 0,028
6 PT. Indo Kordsa Tbk
2004 0,299
2007 0,028
2005 0,220
2008 0,022
2006 0,192
14 PT. Tunas Ridean Tbk
2004 0,285
2007 0,180
2005 0,290
2008 0,020
2006 0,292
7 PT. Indomobil Sukses Internasional Tbk
2004 0,491
2007 0,293
2005 0,438
2008 0,311
2006 0,355
15 PT. United Tractor Tbk
2004 0,234
2007 0,263
2005 0,271
2008 0,300
2006 0,227
8 PT. Indospring Tbk
2004 0,453
2007 0,152
2005 0,000
2008 0,165
2006 0,366
Sumber : Data Olah Lampiran 1
59
Dari data Long Term Debt to Equity Ratio perusahaan otomotif dapat diketahui bahwa peningkatan nilai Long Term Debt to Equity Ratio terbesar
terjadi pada perusahaan PT. Goodyear Indonesia Tbk dari tahun sebelumnya tahun 2006 yaitu sebesar 0,064 menjadi sebesar 0,417 pada tahun 2007. Sedangkan
penurunan Long Term Debt to Equity Ratio terbesar terjadi pada PT. Polychem Indonesia Tbk dari sebelumnya tahun 2007 sebesar 0,516 menjadi 0,365 pada
tahun 2008. Penurunan Long Term Debt to Equity Ratio menunjukkan bahwa
pembiayaan perusahaan yang dibiayai oleh hutang jangka panjang mengalami penurunan. Long Term Debt to Equity Ratio menunjukkan prosentase aktiva yang
dibiayai dengan hutang baik jangka panjang maupun jangka pendek. Makin tinggi
Long Term Debt to Equity Ratio, makin kecil perusahan tersebut dibiayai oleh
hutang baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek dan sebaliknya
4. Market Debt Equity X
3.4
Rasio ini menunjukkan seberapa besar nilai perusahaan dibanding dengan kewajiban perusahaan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh data
mengenai Market Debt Equity sebagai berikut:
60
Tabel 4.9. Data Market Debt Equity Perusahaan Otomotif Tahun 2004 sd 2008
No Nama Perusahaan
Tahun LDER
No Nama Perusahaan
Tahun LDER
1 PT. Astra Internasional Tbk
2004 0,500
2007 9,571
2005 0,894
2008 17,987
2006 0,496
9 PT. Intraco Penta Tbk
2004 7,046
2007 0,285
2005 2,229
2008 0,940
2006 2,514
2 PT. Astra Otopart Tbk
2004 0,587
2007 2,349
2005 0,537
2008 7,999
2006 0,473
10 PT. Multi Prima Sejahtera Tbk
2004 3,030
2007 0,427
2005 5,146
2008 0,441
2006 3,710
3 PT. Gajah Tunggal Tbk
2004 2,261
2007 1,806
2005 3,072
2008 4,968
2006 2,798
11 PT. Polychem Indonesia Tbk
2004 2,295
2007 3,554
2005 2,350
2008 10,136
2006 3,516
4 PT. Goodyear Indonesia Tbk
2004 0,439
2007 4,175
2005 0,557
2008 10,594
2006 0,642
12 PT. Prima Alloy Stell Tbk
2004 3,330
2007 0,526
2005 5,437
2008 3,540
2006 8,813
5 PT. Hexindo Adipoerkasa Tbk
2004 0,142
2007 5,286
2005 0,899
2008 6,244
2006 1,136
13 PT. Sugi Samapersada Tbk
2004 0,084
2007 1,614
2005 0,116
2008 2,116
2006 0,247
6 PT. Indo Kordsa Tbk
2004 2,162
2007 0,231
2005 1,984
2008 0,051
2006 0,593
14 PT. Tunas Ridean Tbk
2004 1,683
2007 0,541
2005 2,424
2008 0,593
2006 2,160
7 PT. Indomobil Sukses Internasional Tbk
2004 3,406
2007 1,439
2005 4,086
2008 2,446
2006 5,762
15 PT. United Tractor Tbk
2004 0,560
2007 3,865
2005 0,619
2008 5,622
2006 0,354
8 PT. Indospring Tbk
2004 12,340
2007 0,232
2005 20,956
2008 0,796
2006 23,425
Sumber: Data Olah pada lampiran 1
61
Dari data Market Debt Equity perusahaan perbankan dapat diketahui bahwa peningkatan nilai Market Debt Equity terbesar terjadi pada perusahaan PT.
Indospring Tbk dari tahun sebelumnya tahun 2004 yaitu sebesar 12,340 menjadi sebesar 20,956 pada tahun 2005. Peningkatan Market Debt Equity menunjukkan
bahwa nilai perusahaan dibanding dengan kewajiban perusahaan mengalami peningkatan.
Sedangkan penurunan Market Debt Equity terbesar terjadi pada PT. Intraco Penta Tbk dari tahun sebelumnya tahun 2004 yaitu sebesar 7,046
menjadi sebesar 2,229 pada tahun 2005. Penurunan Market Debt Equity tersebut menunjukkan bahwa nilai perusahaan dibanding dengan kewajiban
perusahaan mengalami penurunan. Peningkatan dan penurunan pada Market Debt Equity dimungkinkan karena nilai perusahaan mengalami peningkatan dan
penurunan. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap perusahaan tersebut dalam keadaan baik karena peningkatan nilai perusahaan.
4.2.3. Variabel Nilai Perusahaan Y
Merupakan nilai pasar free cash flow yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam hal ini nilai perusahaan diukur melalui :
1. Free Cash Flow Y
1
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh data mengenai free cash flow sebagai berikut:
62
Tabel 4.10. Data Free Cash Flow Perusahaan Otomotif Tahun 2004 sd 2008
No Nama Perusahaan
Tahun FCF
No Nama Perusahaan
Tahun FCF
1 PT. Astra Internasional Tbk
2004 9.337.016.000.000
2007 42.895.472.703
2005 27.161.878.000.000
2008 488.892.832.226
2006 -8.126.169.000.000
9 PT. Intraco Penta Tbk
2004 221.911.535.848
2007 17.344.101.000.000
2005 -65.424.779.150
2008 8.582.822.000.000
2006 29.475.835.693
2 PT. Astra Otopart Tbk
2004 473.514.000.000
2007 -113.639.399.747
2005 633.060.000.000
2008 313.800.686.987
2006 116.947.000.000
10 PT. Multi Prima Sejahtera Tbk
2004 13.968.728.363
2007 676.553.000.000
2005 -47.619.453.462
2008 848.487.000.000
2006 31.810.391.325
3 PT. Gajah Tunggal Tbk
2004 -7.335.768.644.000
2007 94.160.226.137
2005 1.342.090.000.000
2008 26.677.216.282
2006 -447.488.000.000
11 PT. Polychem Indonesia Tbk
2004 -4.470.405.520.000
2007 944.504.000.000
2005 104.354.048.000
2008 935.647.000.000
2006 561.072.916.854
4 PT. Goodyear Indonesia Tbk
2004 112.862.346.000
2007 312.663.337.668
2005 54.307.038.000
2008 24.543.631.271.944
2006 -70.300.345.000
12 PT. Prima Alloy Stell Tbk
2004 -241.687.292.175
2007 140.573.280.000
2005 342.145.704.450
2008 471.400.941.000
2006 78.057.623.625
5 PT. Hexindo Adipoerkasa Tbk
2004 119.562.403.524
2007 -61.655.064.832
2005 868.507.625.921
2008 66.709.479.989
2006 -283.096.367.541
13 PT. Sugi Samapersada Tbk
2004 -1.602.881.044
2007 118.899.487.728
2005 -36.067.922.817
2008 762.332.000.000
2006 9.521.732.496
6 PT. Indo Kordsa Tbk
2004 164.444.810.000
2007 20.377.760.538
2005 51.235.893.000
2008 -2.784.378.732
2006 -334.553.787.000
14 PT. Tunas Ridean Tbk
2004 937.631.000.000
2007 46.742.884.535
2005 1.180.601.000.000
2008 146.390.737.338
2006 -1.108.810.000.000
7 PT. Indomobil Sukses
Internasional Tbk 2004
175.392.421.667 2007
1.022.718.000.000 2005
1.722.529.655.756 2008
-623.698.000.000 2006
-976.196.701.602 15
PT. United Tractor Tbk 2004
-32.268.000.000 2007
557.840.992.389 2005
5.095.436.000.000 2008
660.063.122.775 2006
755.597.000.000 8
PT. Indospring Tbk 2004
18.569.499.750 2007
1.692.932.000.000 2005
121.239.390.343 2008
6.495.631.000.000 2006
100.056.407.167
Sumber : Data Olah Lampiran 1
63
Dari data free cash flow perusahaan perbankan dapat diketahui bahwa peningkatan nilai free cash flow terbesar terjadi pada perusahaan PT. Polychem
Indonesia Tbk dari tahun sebelumnya tahun 2007 yaitu sebesar 312.663.337.668 menjadi sebesar 24.543.631.271.944 pada tahun 2008. Peningkatan free cash flow
menunjukkan bahwa pemasukan yang berasal dari arus kas operas perusahaan mengalami peningkatan.
Sedangkan penurunan free cash flow terbesar terjadi pada PT. Astra Internasional Tbk dari tahun sebelumnya tahun 2005 yaitu sebesar
27.161.878.000.000 menjadi sebesar -8.126.169.000.000 pada tahun 2006. Penurunan free cash flow tersebut menunjukkan bahwa pemasukan perusahan
yang berasal dari arus kas operasi mengalami penurunan. Peningkatan dan penurunan pada free cash flow dimungkinkan karena pemasukan ang berasal dari
arus kas operasi mengalami peningkatan dan penurunan. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap perusahaan tersebut dalam keadaan baik karena
peningkatan nilai perusahaan.
2. Excess Return to Market Y
2
Merupakan selisih yang dibayar oleh pemegang saham kepada perusahaan dengan nilai nominal sahamnya. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
diperoleh data mengenai Excess Return to Market sebagai berikut:
64
Tabel 4.11. Data Excess Return to Market Perusahaan Otomotif Tahun 2004 sd 2008
No Nama Perusahaan
Tahun ER
No Nama Perusahaan
Tahun ER
1 PT. Astra Internasional Tbk
2004 -0,948
2006 1,083
2005 -0,951
2007 -0,310
2006 -0,968
2008 -0,167
2007 -0,982
9 PT. Intraco Penta Tbk
2004 -0,524
2008 -0,953
2005 -0,569
2 PT. Astra Otopart Tbk
2004 -0,740
2006 -0,479
2005 -0,821
2007 -0,545
2006 -0,829
2008 0,068
2007 -0,850
10 PT. Multi Prima Sejahtera Tbk
2004 -0,412
2008 -0,857
2005 0,000
3 PT. Gajah Tunggal Tbk
2004 -0,231
2006 -0,167
2005 -0,107
2007 -0,688
2006 -0,138
2008 -0,474
2007 0,020
11 PT. Polychem Indonesia Tbk
2004 0,449
2008 1,500
2005 0,563
4 PT. Goodyear Indonesia Tbk
2004 -0,884
2006 1,500
2005 -0,875
2007 1,857
2006 -0,848
2008 6,143
2007 -0,923
12 PT. Prima Alloy Stell Tbk
2004 -0,875
2008 -0,800
2005 -0,259
5 PT. Hexindo Adipoerkasa Tbk
2004 -0,837
2006 0,111
2005 -0,896
2007 -0,248
2006 -0,889
2008 -0,167
2007 -0,865
13 PT. Sugi Samapersada Tbk
2004 -0,818
2008 -0,855
2005 -0,600
6 PT. Indo Kordsa Tbk
2004 -0,375
2006 -0,167
2005 -0,468
2007 -0,333
2006 -0,737
2008 -0,556
2007 -0,737
14 PT. Tunas Ridean Tbk
2004 -0,852
2008 -0,722
2005 -0,855
7 PT. Indomobil Sukses Internasional Tbk
2004 -0,444
2006 -0,859
2005 -0,515
2007 -0,919
2006 -0,286
2008 -0,867
2007 -0,573
15 PT. United Tractor Tbk
2004 -0,890
2008 -0,451
2005 -0,932
8 PT. Indospring Tbk
2004 0,667
2006 -0,962
2005 1,000
2007 -0,977
2008 -0,943
Sumber :Data Olah Lampiran 1
65
Dari data Excess Return to Market perusahaan otomotif dapat diketahui bahwa peningkatan nilai Excess Return to Market terbesar terjadi pada perusahaan
PT. Polychem Indonesia Tbk dari tahun sebelumnya tahun 2007 yaitu sebesar 1,857 menjadi sebesar 6,143 pada tahun 2008. Peningkatan Excess Return to
Market menunjukkan bahwa selisih yang dibayarkan oleh pemegang saham kepada perusahaan mengalami peningkatan.
Sedangkan penurunan Excess Return to Market terbesar terjadi pada PT. Indospring Tbk dari tahun sebelumnya tahun 2006 yaitu sebesar 1,083 menjadi
sebesar -0,310 pada tahun 2007. Penurunan Excess Return to Market tersebut menunjukkan bahwa selisih yang dibayarkan oleh pemegang saham kepada
perusahaan mengalami penurunan. Peningkatan dan penurunan pada Excess Return to Market dimungkinkan karena nilai noiminal saham yang dijual
mengalami peningkatan dan penurunan. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap mampun memberi masukan kepada perusahaan yang berasal
selisih yang dibayarkan oleh pemegang saham dengan nominal sahamnya.
3. Market Value Y
3
Merupakan harga dari saham di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh perilaku pasar Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
diperoleh data mengenai Market Value sebagai berikut:
66
Tabel 4.12. Data Market Value Perusahaan Otomotif Tahun 2004 sd 2008
No Nama Perusahaan
Tahun Closing
Price No
Nama Perusahaan Tahun
Closing Price
1 PT. Astra Internasional Tbk
2004 9.600
2007 1.450
2005 10.200
2008 1.200
2006 15.700
9 PT. Intraco Penta Tbk
2004 525
2007 27.300
2005 580
2008 10.550
2006 480
2 PT. Astra Otopart Tbk
2004 1.925
2007 550
2005 2.800
2008 234
2006 2.925
10 PT. Multi Prima Sejahtera Tbk
2004 850
2007 3.325
2005 500
2008 3.500
2006 600
3 PT. Gajah Tunggal Tbk
2004 650
2007 1.600
2005 560
2008 950
2006 580
11 PT. Polychem Indonesia Tbk
2004 345
2007 490
2005 320
2008 200
2006 200
4 PT. Goodyear Indonesia Tbk
2004 8.600
2007 175
2005 8.000
2008 70
2006 6.600
12 PT. Prima Alloy Stell Tbk
2004 800
2007 13.000
2005 135
2008 5.000
2006 90
5 PT. Hexindo Adipoerkasa Tbk
2004 3.075
2007 133
2005 960
2008 120
2006 900
13 PT. Sugi Samapersada Tbk
2004 550
2007 740
2005 250
2008 690
2006 120
6 PT. Indo Kordsa Tbk
2004 800
2007 150
2005 940
2008 225
2006 1.900
14 PT. Tunas Ridean Tbk
2004 675
2007 1.900
2005 690
2008 1.800
2006 710
7 PT. Indomobil Sukses Internasional Tbk
2004 900
2007 1.240
2005 1.030
2008 750
2006 700
15 PT. United Tractor Tbk
2004 2.275
2007 1.170
2005 3.675
2008 910
2006 6.550
8 PT. Indospring Tbk
2004 600
2007 10.900
2005 500
2008 4.400
2006 480
Sumber: Data Olah pada lampiran 1
67
Dari data Market Value perusahaan perbankan dapat diketahui bahwa peningkatan nilai Market Value terbesar terjadi pada perusahaan PT. Astra
Internasional Tbk dari tahun sebelumnya tahun 2006 yaitu sebesar 15.700 menjadi sebesar 27.300 pada tahun 2007. Peningkatan Market Value menunjukkan bahwa
saham yang dimiliki oleh perusahaan mengalami peningkatan. Sedangkan penurunan Market Value terbesar terjadi pada PT. Goodyear Indonesia Tbk dari
tahun sebelumnya tahun 2007 yaitu sebesar 13.000 menjadi sebesar 5.000 pada tahun 2008.
Penurunan Market Value menunjukkan saham yang dimiliki oleh perusahaan mengalami mengalami penurunan. Semakin tinggi Market Value akan
semakin baik karena saham yang dimiliki oleh perusahaan nilainya semakin tinggi dan dapat menambah keuntungan bagi perusahaan, demikian juga keadaan
sebaliknya.
4.3. Deskripsi Hasil Analisis Dan Uji Hipotesis 4.3.1. Uji Normalitas Sebaran dan Linieritas