PENGARUH KEPUTUSAN MANAJEMEN KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Pada Perusahaan Automotif Yang Go Publik di Bursa Efek Indonesia).

(1)

di Bursa Efek Indonesia)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur Untuk Menyusun Skripsi S-1 Program Studi Manajemen

Diajukan oleh :

0612010223/FE/EM

Peppi Elfien Niake

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR


(2)

di Bursa Efek Indonesia)

SKRIPSI

Diajukan oleh :

0612010223/FE/EM

Peppi Elfien Niake

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR


(3)

i

telah melimpahkan rahmat, kenikmatan serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Keputusan Manajemen Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Automotif Yang Go Publik di Bursa Efek Indonesia)”.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Strata-1 pada Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penelitian ini tidak akan terselesaikan tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP., Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin N, MM., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM., Ketua Program Studi Manajemen Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

4. Bapak Drs. Ec. Gendut Sukarno, MS., Selaku Dosen Pembimbing yang telah mengarahkan dan meluangkan waktu guna membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini


(4)

ii

6. Bapak, Ibu dan keluargaku yang telah membantu dan mendukung penulis baik moril dan materiil serta do’a, sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan

7. Teman-teman yang selalu memberi suport dan menemani penulis selama penyusunan skripsi ini.

8. Semua pihak yang telah membantu dan tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terimakasih.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang menbangun akan penulis terima dengan senang hati demi sempurnanya skripsi ini.

Surabaya, November 2010


(5)

iii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

ABSTRAKSI ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 6

1.3. Tujuan Penelitian ... 7

1.4. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu ... 8

2.2. Landasan Teori ... 10

2.2.1. Manajemen Keuangan ... 10

2.2.1.1.Pengertian Manajemen Keuangan ... 10

2.2.1.2.Analisis Rasio Keuangan ... 11

2.2.1.3.Penggolongan Rasio Keuangan ... 12

2.2.1.4.Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan ... 13

2.2.1.5.Keunggulan dan Kelemahan Analisis Rasio Keuangan ... 13


(6)

iv

2.2.2.2.Tujuan Investasi ... 16

2.2.2.3.Pengertian Keputusan Investasi ... 17

2.2.2.4.Risiko Investasi ... 17

2.2.2.5.Komponen Keputusan Investasi ... 19

2.2.3. Keputusan Pendanaan ... 21

2.2.3.1.Komponen Keputusan Pendanaan ... 21

2.2.4. Nilai Perusahaan ... 22

2.2.4.1.Komponen Nilai Perusahaan ... 22

2.2.5. Pengaruh Keputusan Investasi Terhadap Nilai Perusahaan ... 23

2.2.6. Pengaruh Keputusan Pendanaan Terhadap Nilai Perusahaan ... 25

2.3. Kerangka Konseptual ... 26

2.4. Hipotesis ... 26

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional ... 27

3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 30

3.2.1. Populasi ... 30

3.2.2. Sampel ... 30

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 32


(7)

v

3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 33

3.4.1. Teknik Analisis SEM ... 33

3.4.2. Asumsi Model (Structural Equation Model) ... 33

3.4.3. Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal ... 36

3.4.4. Pengujian Model dengan One-Step Approach ... 36

3.4.5. Pengujian Model dengan Two-Step Approach ... 36

3.4.6. Evaluasi Model ... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ... 42

4.1.1. Gambaran Umum PT. Bursa Efek Indonesia ... 42

4.2. Penyajian Data ... 43

4.2.1. Variabel Keputusan Investasi (X1 4.2.2. Variabel Keputusan Pendanaan (X ) ... 43

2 4.2.3. Variabel Nilai Perusahaan (Y) ... 61

) ... 53

4.3. Deskripsi Hasil Analisis dn Uji Hipotesis ... 67

4.3.1. Uji Normalitas Sebaran dan Linieritas ... 67

4.3.2. Evaluasi atas Outlier ... 68

4.3.3. Deteksi Multicollinierity dan Singularity ... 70

4.3.4. Pengujian Model Dengan One Step Approach ... 70

4.3.5. Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal ... 73


(8)

vi

4.4.2. Pengaruh Keputusan Pendanaan Terhadap Nilai Perusahaan ... 75

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ... 77 5.2. Saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(9)

vii

Tabel 3.1. Goodness of Fit Indices ... 38 Tabel 4.1. Data Total Assets Growth pada Perusahaan Otomotif Tahun

2004-2008 ... 44 Tabel 4.2. Data Market to Book Assets Ratio pada Perusahaan Otomotif

Tahun 2004-2008 ... 46 Tabel 4.3. Data Capital Expenditure to Book Value Assets pada Perusahaan

Otomotif Tahun 2004-2008 ... 48 Tabel 4.4. Data Price Earning Ratio pada Perusahaan Otomotif Tahun

2004-2008 ... 50 Tabel 4.5. Data Current Assets to Total Assets to Ratio pada Perusahaan

Otomotif Tahun 2004-2008 ... 52 Tabel 4.6. Data Dept Equity Ratio pada Perusahaan Otomotif Tahun

2004-2008 ... 54 Tabel 4.7. Data Debt Equity Ratio pada Perusahaan Otomotif Tahun

2004-2008 ... 56 Tabel 4.8. Data Long Term Debt to Equity Ratio pada Perusahaan Otomotif

Tahun 2004-2008 ... 58 Tabel 4.9. Data Market Debt Equity pada Perusahaan Otomotif Tahun

2004-2008 ... 60 Tabel 4.10. Data Free Cash Flow pada Perusahaan Otomotif Tahun


(10)

viii

Tabel 4.12. Data Market Value pada Perusahaan Otomotif Tahun

2004-2008 ... 66

Tabel 4.13. Hasil Uji Normalitas ... 68

Tabel 4.14. Hasil Pengujian Outlier Multivariate ... 69

Tabel 4.15. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices ... 71


(11)

ix

Gambar 4.2. Model Pengukuran Kausalitas One Step Approach


(12)

xi

Peppi Elfien Niake

ABSTRAKSI

Nilai perusahaan diartikan sebagai harga yang bersedia dibayar oleh calon investor seandainya suatu perusahaan akan dijual. Nilai perusahaan tercermin dari harga saham yang stabil dan dalam jangka panjang mengalami kenaikan. Semakin tinggi harga saham maka semakin tinggi pula nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab dengan nilai tinggi menunjukkan kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Untuk mencapai hal tersebut, perusahaan mengharapkan manajer keuangan akan melakukan tindakan yang terbaik bagi perusahaan dengan memaksimalkan nilai perusahaan sehingga kemakmuran (kesejahteraan) pemilik atau pemegang saham dapat tercapai. Pada penelitian ini tujuan penelitian yang dingin dicapai adalah untuk menganalisis pengaruh keputusan investasi dan keputusan pendanaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI.

Variabel-variabel yang diamati dalam penelitian ini terdiri dari Keputusan investasi (X1), keputusan pendanaan (X2), dan nilai perusahaan (Y). Populasi yang digunakan sebagai obyek penelitian adalah laporan perusahaan automotif yang go publik dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2004-2008. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling. Model yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah Structural Equation Model (SEM).

Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan analisis SEM maka dapat diambil kesimpulan bahwa keputusan investasi berpengaruh positif dan signifian terhadap nilai perusahaan dan keputusan pendanaan berpengaruh negatif dan tidak signifian terhadap nilai perusahaan.


(13)

1 1.1.Latar Belakang Masalah

Tujuan perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan (tercermin dari harga saham dan nilai arus kas). Harga saham merupakan harga yang tersedia dibayar oleh calon investor apabila investor ingin memiliki bukti kepemilikan perusahaan. Arus kas merupakan jaminan jumlah kas yang bersedia didistribusikan kepada investor setelah perusahaan menempatkan saluran untuk mempertahankan pada aktiva tetap, produk baru, dan modal kerja yang dibutuhkan untuk mempertahankan operasi yang sedang berjalan. (Murtini, 2006:240)

Tujuan perusahaan dicapai melalui pelaksanaan fungsi manajemen keuangan (keputusan investasi, pendanaan dan kebijakan deviden). Kombinasi optimal dari keputusan menejemen dapat memaksimumkan nilai perusahaan yang selanjutnya meningkatkan kemakmuran pemegang saham.

Tujuan lainnya yang diperhitungkan oleh perusahaan adalah untuk memaksimalkan kemakmuran (kesejahteraan) pemilik atau pemegang saham dengan cara memaksimalkan nilai perusahaan yang dapat ditempuh dengan memaksimalkan nilai sekarang atau present value semua keutungan pemegang saham yang diharapkan akan diperoleh di masa depannya (Sartono, 2001 : 8) dalam Nirawati (2007). Bila perusahaan dapat memberikan harapan nilai yang besar di masa depan, maka akan dinilai tinggi oleh masyarakat dan pemegang saham. Sebaliknya bila perusahaan tidak mampu memberikan harapan nilai yang


(14)

tinggi di masa depannya, maka akan dinilai rendah oeh masyarakat dan pemegang saham.

Nilai perusahaan diartikan sebagai harga yang bersedia dibayar oleh calon investor seandainya suatu perusahaan akan dijual. Nilai perusahaan tercermin dari harga saham yang stabil dan dalam jangka panjang mengalami kenaikan. Semakin tinggi harga saham maka semakin tinggi pula nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab dengan nilai tinggi menunjukkan kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Untuk mencapai hal tersebut, perusahaan mengharapkan manajer keuangan akan melakukan tindakan yang terbaik bagi perusahaan dengan memaksimalkan nilai perusahaan sehingga kemakmuran (kesejahteraan) pemilik atau pemegang saham dapat tercapai. Oleh karena itu apabila suatu perusahaan dengan memaksimalkan kemakmuran (kesejahteraan) pemilik atau pemegang saham maka yang terpenting harus dilakukan perusahaan tersebut harus mempunyai manajemen keuangan yang baik. Manajemen keuangan menyangkut kemampuan pengelolaan kekayaan (asset). Seperti diketahui tujuan perusahaan adalah memaksimumkan kekayaan pemilik saham, yang dapat dicapai melalui pelaksanaan fungsi manajemen keuangan dengan hati-hati dan tepat. Fungsi manajemen keuangan meliputi keputusan investasi dan keputusan pendanaan.

Keputusan investasi merupakan tindakan mengeluarkan dana saat sekarang sehingga diharapkan memperoleh arus kas masuk pada waktu yang akan datang (Awat & Mulyadi, 1989) dalam Murtini (2006:241). Investasi memerlukan kesempatan produksi untuk mengubah satu unit konsumsi yang ditunda guna


(15)

menghasilkan lebih dari satu unit konsumsi mendatang. Keputusan investasi tidak bisa diamati secara langsung oleh pihak luar. Untuk itu dalam penelitian keputusan dapat dilihat melalui Investment Opportunity Set (IOS). IOS didefinisikan sebagai kombinasi atau perpaduan antara aktiva (assets in place) dan pilihan investasi di masa yang akan datang dengan nilai present value yang positif. IOS tergantung pada pengeluaran yang ditetapkan oleh manajemen di masa yang akan datang, dimana pada saat ini merupakan pilihan investasi yang diharapkan menghasilkan return yang lebih besar lagi daripada masa sekarang (Gaver & Gavor ,1993) dalam Murtini (2006:241) sehingga apabila perusahaan dapat menghasilkan return yang tinggi maka akan meningkatkan nilai perusahaan dimata investor sehingga investor dapat terus menanamkan modal diperusahaan.

Pemenuhan kebutuhan dana perusahaan dapat disediakan dari sumber intern mupun ekstern perusahaan. Sumber dana intern dapat berasal dari laba ditahan sumber dana ekstern berasal dari tambahan penyertaan modal dari pemilik atau emisi saham baru, penjualan obligasi dan kredit dari bank. Myers (1984) dalam Murtini (2006:241) dalam Packing Order Theory menyatakan dalam usaha memenuhi kebutuhan dana, perusahaan cenderung mempergunakan internal financing terlebih dahulu dan apabila memerlukan eksternal financing, maka perusahaan akan hutang sebelum mempergunakan eksternal financing.

Bila keputusan investasi diproyeksikan akan meningkatkan keuntungan perusahaan atau dengan kata lain dapat meningkatkan nilai perusahaan, maka investor akan bereaksi positif dengan membeli saham sehingga harga saham akan naik dan akhirnya meningkatkan nilai perusahaan. Sedangkan jika keputusan


(16)

pendanaan ditingkatkan seperti meningkatkan proporsi hutang, pengeluaran saham baru, dan keputusan pendanaan lainnya tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Hal ini menunjukkan investor kurang merespon terhadap perubahan sumber pendanaan yang dilakukan perusahaan..

Dalam penelitian ini peneliti memilih menggunakan perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI sebagai objek penelitian karena pada dasarnya perusahaan otomotif ini merupakan kelompok industri yang cukup besar dan menjanjikan di Indonesia dan belakangan ini perusahaan-perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI cenderung mengalami penurunan nilai perusahaan. Berikut data nilai perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI mulai dari tahun 2004-2008 yang terukur dari nilai perusahaan seperti pada tabel dibawah ini :


(17)

Tabel 1.1. Nilai Perusahaan Otomotif Mulai Tahun 2004- 2008

No Nama Perusahaan Tahun Nilai Perusahaan No Nama Perusahaan Tahun Nilai Perusahaan 1 PT. Astra Internasional Tbk 2004 38.864.211.014.400 9 PT. Intraco Penta Tbk 2004 91.350.000.000

2005 41.293.224.202.800 2005 250.563.389.520

2006 63.559.178.429.800 2006 207.362.805.120

2007 110.520.100.072.200 2007 237.603.214.200

2008 42.710.148.562.700 2008 101.089.367.496

2 PT. Astra Otopart Tbk 2004 1.478.358.189.000 10 PT. Multi Prima Sejahtera Tbk 2004 18.062.500.000

2005 2.159.240.384.000 2005 10.625.000.000

2006 2.255.635.044.000 2006 12.750.000.000

2007 2.564.097.956.000 2007 34.000.000.000

2008 2.699.050.480.000 2008 20.187.500.000

3 PT. Gajah Tunggal Tbk 2004 2.059.200.000.000 11 PT. Polychem Indonesia Tbk 2004 1.341.766.947.855

2005 1.774.080.000.000 2005 1.244.537.458.880

2006 1.837.440.000.000 2006 777.835.911.800

2007 1.707.552.000.000 2007 680.606.422.825

2008 696.960.000.000 2008 272.242.569.130

4 PT. Goodyear Indonesia Tbk 2004 352.600.000.000 12 PT. Prima Alloy Stell Tbk 2004 94.080.000.000

2005 328.000.000.000 2005 79.380.000.000

2006 270.600.000.000 2006 52.920.000.000

2007 533.000.000.000 2007 78.204.000.000

2008 205.000.000.000 2008 70.560.000.000

5 PT. Hexindo Adipoerkasa Tbk 2004 2.490.750.000.000 13 PT. Sugi Samapersada Tbk 2004 222.495.625.000

2005 806.400.000.000 2005 101.134.375.000

2006 756.000.000.000 2006 48.544.500.000

2007 621.600.000.000 2007 60.680.625.000

2008 579.600.000.000 2008 91.020.937.500

6 PT. Indo Kordsa Tbk 2004 360.000.000.000 14 PT. Tunas Ridean Tbk 2004 941.625.000.000

2005 423.000.000.000 2005 962.550.000.000

2006 855.000.000.000 2006 990.450.000.000

2007 855.000.000.000 2007 1.729.800.000.000

2008 810.000.000.000 2008 1.046.250.000.000

7 PT. Indomobil Sukses Internasional Tbk 2004 896.852.412.000 15 PT. United Tractor Tbk 2004 6.480.514.950.000

2005 1.026.397.760.400 2005 10.479.663.442.500

2006 697.551.876.000 2006 18.678.039.605.000

2007 1.165.908.135.600 2007 31.082.539.190.000

2008 906.817.438.800 2008 14.638.260.045.200

8 PT. Indospring Tbk 2004 22.500.000.000

2005 18.750.000.000

2006 18.000.000.000

2007 54.375.000.000

2008 45.000.000.000


(18)

Berdasarkan tabel diatas nilai perusahaan otomotif mengalami peningkatan dan penurunan atau dapat pula dikatakan fluktuaktif tersebut disebabkan karena meningkatknya persaingan produk otomotif di Indonesia sehingga banyak konsumen yang berpindah menggunakan produk lainnya sehingga pemilik dan para pekerja di perusahaan otomotif menjadi terdorong untuk melakukan suatu inovasi terbaru terhadap barang produksi otomotifnya sehingga mampu mendatangkan konsumen baru dan menarik kembali konsumen lama. Bila ketidakstabilan nilai perusahaan ini tidak diperbaiki, maka akan menurunkan kredibilitas perusahaan dimata investor (Gitosudarmo & Basri, 2000).

Selain nilai perusahaan yang fluktuaktif, keputusan pendanaan juga dapat mempengaruhi nilai perusahaan, karena keputusan pendanaan dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk pembiayaan investasi di masa yang akan datang. Dalam keputusan pendanaan ini perlu harus mempertimbangkan juga adanya kebutuhan dana untuk melakukan belanja atas rencana-rencana investasi demi perkembangan perusahaan. Oleh karena itu pada akhirnya keputusan pendanaan akan berpengaruh terhadap peningkatan atau penurunan nilai perusahan pada perusahaan di masa yang akan datang. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik mengambil judul ”PENGARUH KEPUTUSAN MANAJEMEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Pada Perusahaan Otomotif Yang Go Publik Di Bursa Efek Indonesia )”

1.2.Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diungkapkan di atas maka perumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah keputusan investasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI ?


(19)

2. Apakah keputusan pendanaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI ?

1.3.Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk menganalisis pengaruh keputusan investasi terhadap nilai perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI

2. Untuk menganalisis keputusan pendanaan terhadap nilai perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI

1.4.Manfaat Penelitian

1. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan bisa digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam mengambil keputusan terhadap nilai perusahaan publik.

2. Bagi investor, dapat membantu memberikan informasi sehinga sebelum menanamkan modal atau invetasi bisa mengetahui tentang perusahaan yang akan ditanami modal atau investasi.

3. Bagi peneliti, penelitian ini sangat berguna bagi penulis untuk menambah wawasan pengetahuan sekaligus merupakan kesempatan untuk mengetahui masalah yang sebenarnya dihadapi oleh perusahaan.


(20)

8

2.1.Latar Belakang Masalah

Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat digunakan seagai bahan masukan dan bahan pengkajian yang berkaitan dengan penelitian ini adalah penelitian yang pernah dilakukan oleh:

A. Murtini (2006)

1) Judul:

“Pengaruh Keputusan Manajemen Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Publik”

2) Perumusan Masalah:

a) Apakah keputusan investasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan? b) Apakah keputusan pendanaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan? c) Apakah kebijakan dividen berpengaruh terhadap keputusan

pendanaan?

d) Apakah keputusan investasi berpengaruh terhadap keputusan pendanaan?

e) Apakah keputusan investasi berpengaruh terhadap kebijakan deviden? f) Apakah kebijakan deviden berpengaruh terhadap keputusan

pendanaan? 3) Kesimpulan

Dari hasil analisis maka dapat disimpulkan bahwa keputusan investasi mempengaruhi keputusan pembelanjan tetapi tidak mempengaruhi kebijakan deviden. Kebijakan deviden mempengaruhi keputusan


(21)

pembelanjaan, tetapi tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Keputusan pembelanjaan tidak mempengaruhi nilai perusahaan.

Penelitian ini menggunakan variabel-variabel yang terukur, sedang SEM digunakan untuk menguji variabel yagn tidak terukur. Untuk mengatasi kelemahan penelitian ini disarankan peneliti berikutnya menggunakan persamaan simultan.

B. Niragawati (2007)

1) Judul:

“Pengaruh Kebijakan Dividen dan Kebijakan Hutang Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Munufaktur Yang Go Publik di Bursa Efek Indonesia”

2) Perumusan Masalah:

a) Apakah terdapat pengaruh faktor kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang go publik di Bursa Efek Indonesia?

b) Apakah terdapat pengaruh faktor kebijakan hutang terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang go publik di Bursa Efek Indonesia ?

3) Kesimpulan

Dari hasil analisis maka dapat disimpulkan bahwa faktor kebijakan dividen dan faktor kebijakan hutang mempunyai pengaruh signifikan dan positif terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang go publik di Bursa Efek Indonesia


(22)

2.2.Perumusan Masalah

2.2.1. Manajemen Keuangan

2.2.1.1.Pengertian Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan menyangkut kemampuan pengelolaan kekayaan (asset) untuk mencapai tujuan perusahaan. Tujuan perusahaan adalah memaksimalkan kekayaan pemilik saham, yang dapat dicapai melalui pelaksanaan fungsi menajemen keuangan dengan hati-hati dan tepat. Funsi manajemen keuangan meliputi keputusan investasi, pendanaan dan kebijakan deviden (Murtini, 2006:241).

Peranan manajer keuangan telah berubah selama kurun waktu belakangan ini. Hal ini disebabkan karena perkembangan yang pesat dalam bidang ekonomi dan bisnis. Perusahaan-perusahaan telah berkembang menjadi ialah mencari dana untuk perusahaan bila diperlukan oleh perusahaan dan membelanjakannya. Dengan perkembangan itu manajer keuangan harus mengubah pandangan tradisional ke arah keputusan-keputusan yang berhubungan dengan semua aspek dari pengerahan modal. Dalam hal ini manajer keuangan harus memperhatikan aktiva, alokasi dana terhadap berbagai macam proyek dan kegiatan, pengukuran hasil dari masing-masing kegiatan, pemupukan dana dalam perusahaan, serta pemeliharaan struktur kapital yang rasional (Gitosudarmo dan Basri, 2003:3).

Dalam rangka mencapai tujuan perusahaan keseluruhan yaitu kemakmuran yang maksimal, manajer keuangan harus menjabarkan tujuan perusahaan itu ke dalam tujuan-tujuan yang lebih rinci. (Gitosudarmo dan Basri, 2002:7)


(23)

Tujuan manajemen keuangan adalah meningkatkan nilai (value) perusahaan dengan meningkatkan nilai saham dan peningkatan kekayaan perusahaan. Value atau nilai perusahaan yang dimaksud adalah nilai perusahaan saat ini dan nilai pada waktu yang akan datang, oleh karenanya perlu pertimbangan nilai waktu dan uang. (Gitosudarmo dan Basri, 2002:7)

Pertimbangan nilai waktu dan uagn dipergunakan untuk menilai pengeluaran atau pemasukan yang akan diterima di waktu yang akan datang. Sedangkan evaluasi dan keputusan harus dilakukan sekarang (present value). Untuk itu diperlukan pergitungan tingkat diskonto dalam pengeluran atau pemasukan yang akan datang.

2.2.1.2.Analisa Rasio Keuangan

Rasio dalam analisis laporan keuangan adalah angka yang menunjukkan hubungan antara unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan. Hubungan antar unsur-unsur laporan keuangan tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana. Secara individual rasio keci artinya, kecuali jika dibandingkan dengan suaut rasio standar yang layak dijadikan dasar pembanding. Apabila tidak ada standar yang dipakai sebagai dasar pembanding, dari penafsiran rasio-rasio sutau perusahaan, penganalisis tidak dapat menyimpulkan apakah rasio-rasio itu menunjukkan kondisi yang menguntungkan atau tidak menguntungkan. (Jumingan, 2008)

Menurut Munawir (2002:83), analisis rasio sangat bermanfaat bagi manajer untuk perencanaan dan pengevaluasian prestasi kerja atau kinerja (performance) perusahaannya bial dibandingkan dengan rata-rata industri,


(24)

sedangkan bagi para kreditur dapat digunakan untuk memperkirakan potensi resiko yang dikaitkan dengan pembayaran bunga dan pengembalian pokok pinjaman. Analisis rasio juga bermanfaat bagi para investor dalam dalam mengevaluasi nilai saham dan adanya jaminan keamanan dana yang ditanam pada perusahaan.

Rasio standar ini dapat ditentukan berdasarkan alternatif di bawah ini. (Jumingan, 2008)

1. Didasarkan pada catatan kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan tahun-tahun yang telah lampau.

2. Didasarkan pada rsio dari perusahaan lain yang menjadi persaingannya, dipilih satu perusahaan yang tergolong maju dan berhasil.

3. Didasarkan pada data laporan keuangan yang dianggarkankan (disebut goal ratio).

4. Didasarkan pada rasio industri, dimana perushaaan yang bersangkutan masuk sebagai anggotanya.

2.2.1.3.Penggolongan Rasio Keuangan

Menurut munawir (2002:82), analisis rasio dapat diterapkan pada dua jenis atau teknik analisis sebagai berikut:

a. Cross sectional ratioanalysis

Analisis rasio dengan membandingkan antar informasi atau data untuk satu periode, kemudian hasilnya dibandingkan dengan rasio pembanding antara lain rasio pada perusahaan


(25)

b. Time Series Analysis

Analisis rasio keuangan untuk beberapa periode sehingga akan terlihat prestasi perusahaan tersebut cenderung meningkat, menurun atau cenderung konstan dalam beberapa periode tersebut. Rasio keuangan ini merupakan teknik analisis yang sering digunakan dalam analisa laporan keuangan.

2.2.1.4.Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan

Menurut Harapan (1998:298-299) rasio keuangan memiliki beberapa keterbatasan diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainya.

2. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga menjadi keterbatasan teknik ini.

3. Jika data unuk menghitung rasio tidak tersedia maka akna menimbulkan kesulitan menghitung rasio.

4. Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron.

5. Jika dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik da\n standar akuntansi yang dipakai tidak lama. Oleh karenya dilakukan perbandingan bisa menimbulkan kesalahan.

2.2.1.5.Keunggulan dan Kelemahan Analisis Rasio Keuangan

Menurut Harahap (1998:298), analisa rasio memikili keunggulan dibanding teknik analisa lainnya. Beberapa keunggulan dari analisis rasio keuangan sebagai berikut:


(26)

1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtiar statistik yang lebih muda untuk dibaca dan ditafsirkan.

2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari inforamsi yang disahkan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.

3. Mengetahui posisi perusahaan ditengah industri lain

4. Lebih mudah membandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau ”time series”.

5. Lebih mudah lihat trend perusahaan serta melakukan prediksi dimasa yang akan datang.

Adapun kelemahan dari analisa rasio keuangan menurut Brigham dan Houston (2000:101) sebagai berikut:

1. Banyak perusahaan besar yang mengoperasikan divisi berbeda pada industri yang berbeda dan perusahaan semacam ini sangat sulit untuk mengembangkan seperangkat rata-rata industri. Oleh karen itu, analisis rasio lebih berguna bagi perusahaan kecil dibandingkan perusahaan multidivisi.

2. Sangat sulit menyamaratakan apakah suatu rasio tertentu baik atau buruk. 3. Perusahaan dapat menggunakan teknik Windows Dressing untuk membuat

laporan keuangan nampah lebih baik.

4. Banyak perusahaan mengalami situasi musiman dalam kegiatan operasinya jadi pos neraca dan rasionya akan berubah sepanjang tahun saat laporan keuangan disiapkan.


(27)

2.2.2. Keputusan Investasi

2.2.2.1.Pengertian Investasi

Investasi adalah penawaran modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan dimasa-masa yang akan datang. Keputusan penenaman modal tersebut dapat dilakukan oleh individu atau suatu eintitas yang mempunyai kelebihan dana.

Investasi adalah suatu aktiva yang digunakan oleh perusahaan untuk pertumbuhan kekayaannya melalui distribusi hasi invesatasi (seperti pendapatan bunga, royalty, deviden, pendapatan sewa dan lain-lain), untuk apresiasi nilai investasi, atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi, seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan datang (Simamora, 2004:438).

Investasi menurut Sunariyah (2000:4), adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan dimasa-masa yang akan datang. Keputusan penananman modal tersebut dapat dilakukan oleh individu atau suatu entitas yang mempunyai kelebihan dana. Investasi dalam arti luas terdiri dari dua bagian utama, yaitu: investasi dalam bentuk aktiva real dan investasi dalan surat-surat berharga atau sekuritas.

Investasi menurut Jogiyanto (2000:5) merupakan penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan didalam produksi yang efisien selama periode waktu yang tertentu. Pengetian investasi yang lebih luas membutuhkan kesempatan produksi yang efisien untuk mengubah satu unit konsumsi mendatang. Dengan


(28)

demikian invesatasi dapat didefinisikan sebagi penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan didalam produksi yang efisien selam periode waktu yang tertentu.

2.2.2.2.Tujuan Investasi

Ada beberapa alasan mengapa seseorang menlakukan investasi, antara lain (Tandelilin, 2001:4):

1. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak dimasa datang

Seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana meningkatkan hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya berusaha bagaimana mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada sekarang agar tidak berkurang dimasa yang akan datang.

2. Mengurangi tekanan inflasi

Degan melakukan investasi dalam pemilikan perusahaan atau obyek lain, seseorang dapat menghindarkan diri dari risiko penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya akibat adanya pengaruh inflasi.

3. Dorongan untuk menghemat pajak

Beberapa negara di dunia banyak melakukan kebijakan yang bersifat mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat melalui pemberian fasilitas perpajakan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada bidang-bidang tertentu.


(29)

2.2.2.3.Pengertian Keputusan Investasi

Keputusan investasi merupakan tindakan mengeluarkan dana saat sekarang, diharapkan memeperoleh arus kas masuk pada waktu yang akan datang. Investasi memerlukan kesempatan produksi untuk mengubah satu unit konsumsi yang ditunda guna dihasilkan lebih dari satu unit konsumsi mendatang.

Keputusan investasi tidak dapat diamati secara lagnsung oleh pihak luar. Untuk itu dalam penelitian ini, keputusan investasi diproksi melalui investement opportunity set (IOS). IOS didefinisikan sebagai kombinasi aktiva (assets in place) dan pilihan investasi

2.2.2.4.Resiko Investasi

Pemahaman modal atau investasi dalam dunia bisnis memerlukan dana yang relatif besar dengan jangka waktu pengembalian yang cukup lama. Sehubungan dengan hal tersebut, hampir dipastikan setiap investor maupun calon investor akan memperhitungan faktor risiko. Faktor ini melekat pada setiap investasi, sehingga investor harus membuat proyeksi besaran penerimaan atau casfflow yang akan diterima selama masa investasi. Unsur utama pengukuran risiko investasi dilakukan dengan konsep probabilitas atau kemungkinan (Arifin, 2007:149).

Casfflow yang diterima investor merupakan suatu proyeksi penerimaan yang disebut sebagi nilai yang diharapkan atau expected value. Salanjutnya investor harus membuat distribusi yang menunjukkan kemungkinan atau probabilitas nilai nilai diharapkan. Risiko investasi diukur dengan diviasi standar


(30)

yang merupakan ukuran sejauhmana realisasi hasil menyimpang dari nilai yang diharapkan. (Arifin, 2007:149)

Risiko investasi dalam bentuk efek akan didapati dalam beberapa macam, yaitu (Gitosudarmo dan Basri, 2002:249):

1. Finansial

Risiko finansial adalah risiko yang timbul karena perusahaan yang menerbitkan saham tidak dapat memenuhi kewajiban finansialnya dalam keadaan ekonomi yang memburuk. Dengan demikian investor yang memiliki saham perusahaan tersebut mempunyai risiko tidak menerima dividen atau bahkan mungkin kehilanganmodal apabila ternyata kemudian perusahaan tersebut dilikuidasi.

2. Risiko Tingkat Bunga

Risiko tingkat bunga adalah risiko yang timbul karena meningkatnya tingkat suku bunga yang berlaku di masyarakat sehingga hal tersebut dapat menurunkan harga dari efek yang dimilikinya.

3. Risiko Daya Beli (Inflasi)

Risiko ini adalah risiko yang muncul karena menurunkan daya beli rupiah yang disebabkan karena adanya inflasi.

4. Risiko Pasar

Jenis risiko ini adalah risiko yang timbul karena harga pasar dari semua efek mengalami penurunan secara substansial.


(31)

5. Risiko Psikologi

Risiko ini adalah pemodal akan bertindak secara emosional dalam menanggapi gelombang optimisme dan pesimisme yang secar periodik terjadi dalam pasar modal. Hal ini terjadi apabila pemodal (investor) yang sebenarnya tidak membutuhkan dana, namun tetap menjual efeknya karena terpengaruh oleh investor yang menjualnya lebih dahulu dan takut menderita kerugian yang lebih besar lagi.

2.2.2.5.Komponen Keputusan Investasi

1. Total Asset Growth

Pertumbuhan aktiva (asset growth) didefinisikan sebagai perubahan (tingkat pertumbuhan) tahunan dari aktiva total. Variabel ini diprediksi mempunyai hubungan positif dengan beta.

Total Asset Growth (TAG) menunjukkan adanya pertumbuhan total asset, semakin tinggi pertumbuhan nilai asset, semakin tinggi pula investasi yang dilakukan oleh perusahaan. Rasio ini dirumuskan melalui persamaan(Murtini, 2006:245): 1 -t 1 -t t asset total asset total asset total

TAG= −

2. Market to Book AssetRatio

Market to Book Asset Ratio (MBAR), didasarkan pada pemikiran bahwa prospek pertumbuhan perusahaan terefleksi dalam harga saham. Rasio ini dirumuskan melalui persamaan (Murtini, 2006:245):

(

)

(

asset total penutupan harga beredar x saham ekuitas total -asset


(32)

3. Capital Expenditure to Book Value Assets Ratio

Capital Expenditure to Book Value Assets Ratio (CEBVA) menunjukkan adanya alilran tambahan modal saham, rasio ini juga menunjukkan bahwa perusahaan bertumbuh memiliki level aktivitas investasi lebih tinggi. Rasio ini dirumuskan melalui persamaan (Murtini, 2006:245):

(

)

asset total

asset total asset

total

CEBVA= t − t-1

4. Price Earning Ratio

Alternatif selain menggunakan arus kas atau arus deviden dalam menghitung nilai fundamental atau nilai intrinsik saham adalah dengan menggunakan nilai laba perusahaan (earning). Salah satu pendekatan yang populer yang menggunakan nilai earning untuk mengestimasi nilai intrinsik adalah pendekatan PER (Price Earning Ratio) atau disebut juga pendekatan earning multiplier. PER (Price Earning Ratio) menunjukkan rasio dari harga saham terhadap earnings. Ratio ini menunjukkan berapa besar investor menilai harga dari saham terhadap kelipatan dari earnings. (Jogiyanto, 2003:105)

Rasio ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Murtini, 2006:245)

saham r laba/lemba

saham penutupan harga

PER =

Rasio ini menunjukkan perbandingan antara harga sham di pasar atau harga perdana yang ditawarkan dibandingkan dengan pendapatan yang


(33)

diterima. PER yang tinggi menunjukkan ekspektasi investor tentang prestasi perusahaan dimasa yang akan datang cukup tinggi. (Harahap, 2001:311)

5. Curent Asset to Total Asset to Ratio

Current Asset to Total Asset to Ratio (CATA) menunjukkan semakin tinggi rasio ini semakin lancar investasi yang dilakukan oleh perusahaan. Rasio ini dirumuskan melalui persamaan (Murtini, 2006:245)

asset total

lancar aktiva CATA=

2.2.3. Keputusan Pendanaan

Keputusan pendanaan didefinisikan sebagi keputusan menyangkut komposisi pendanaan yang dipilih oleh perusahaan. (Murtini, 2006:246)

2.2.3.1.Komponen Keputusan Pendanaan

1. Debt EquityRatio

Debt Equity Ratio (DER), menunjukkan seberapa besar perusahaan dibiayai oleh kreditur. Rasio ini dapat dirumuskan melalui:

ekuitas total

kewajiban total

DER =

2. Debt AssetsRatio

Debt Assets Ratio (DAR), menunjukkan prosentase aktiva yang dibiayai dengan hutang baik hutang jangka panjang maupun jangka pendek. Rasio ini dirumuskan melalui :

asset total

kewajiban total


(34)

3. Long Term Debt toEquity Ratio

Long Term Debt to Equity Ratio (LDER), menunjukkan seberapa besar perusahaan dibiayai oleh hutang jangka panjang. Rasio ini dirumuskan melalui:

ekuitas total

panjang jangka

kewajiban LDER=

4. Market Dept Equity Ratio

Market Dept Equity Ratio (MDER), menunukkan seberapa besar nilai perusahaan dibanding dengan kewajiban perusahaan. Rasio ini dirumuskan melalui:

(

sahamberedar x hargapasar saham

)

kewajiban total

MDER =

2.2.4. Nilai Perusahaan

Setiap perusahaan memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai. Tujuan utama yang diperhitungkan oleh setiap perusahaan adalah memaksimalkan kemakmuran (kesejahteraan) pemilik atau pemegang saham sesuai dengan cara memaksimalkan nilai perusahaan. Husnan (1994:6) dalam Nirawati (2007) mengartikan nilai perusahaan sebagai harga yang bersedia dibayar oleh calon investor seandainya suatu perusahaan akan dijual. Tujaun memaksimalkan kemakmuran (kesejahteraan) pemilik atau pemegang saham ini dapat ditempuh dengan memasimalkan nilai sekarang atau present value semua keuntungan pemegang saham diharapkan akan diperoleh masa depannya, maka perusahaan akan dinilai tinggi oleh masyarakat dan pemegang saham, sebaliknya bila perusahaan tidak mampu memberikan harapan nilai yang besar dimasa depannya,


(35)

maka perusahaan akan dinilai rendah oleh masyarakat dan pemegang saham atau pemilik perusahaan.

Munurut Husnan (1996:10) d al am Ni rawati (2007) nilai perusahaan adalah nilai sekarang (present value) dari aliran kas yang diharapkan akan diterima oleh pemegang saham dim as a mendatang baik dari hutang maupun dari ekuitas.

2.2.4.1.Komponen Nilai Perusahaan

1. Free Cash Flow

Free Cash flow, dapat dirumuskan melalui : ECF = NOPAT- investasi bersih modal operasi

2. ExcessReturn to Market

ExcessReturn to Market, merupakan selisih yang dibayar oleh pemegang saham kepada perusahaan dengan nilai nominal sahamnya. Rasio ini dihitung melalui persamaan :

ER =

saham nilaipasar

saham nilaipasar alsaham

nilainomin −

3. Market Value

Market Value, merupakan harga dari saham di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh perilaku pasar. Dihitung :

MV = closing price saham

2.2.5. Pengaruh Keputusan Investasi Terhadap Nilai Perusahaan

Investasi merupakan tindakan mengeluarkan dana saat sekarang, diharapkan memperoleh arus kas masuk pada waktu yang akan datang (Awat &


(36)

Mulyadi, 1989) dalam Murtini (2006:241). Investasi memerlukan kesempatan produksi untuk mengubah satu unit konsumsi yang ditunda guna dihasilkan lebih dari satu unit konsumsi mendatang. Keputusan investasi tidak bisa diamati secara langsung oleh pihak luar. Untuk itu dalam penelitian ini, keputusan investasi diproksi melalui Investment Opportunity Set (IOS). IOS didefinisikan sebagai kombinasi aktiva (assets in place) dan pilihan investasi di masa datang dengan net present value positif. IOS tergantung pada pengeluaran yang ditetapkan manajemen di masa yang akan datang, dimana pada saat ini merupakan pilihan investasi yang diharapkan menghasilkan return yang lebih besar (Gaver &Gavor, 1993) dalam Murtini (2006:241).

Pada penelitian yang dilakukan oleh (Murtini, 2006:250) ditemukan hasi bahwa keputusan investasi mempengaruhi nilai perusahaan baik itu secara langsung maupun tidak langsung. Apabila investasi ditingkatkan seperti melakukan ekspansi usaha, diversifikasi usaha, pembelian alat produksi dan keputusan investasi lainnya akan meningkatkan nilai perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa investor memperhatikan dan merespon keputusan investasi yang dilakukan perusahaan. Bila keputusan investasi diproyeksikan akan meningkatkan keuntungan perusahaan, maka investor akan beraksi positif dengan membeli saham sehingga harga saham akan naik dan akhirnya meningkatkan hasil perusahaan. Menurut Sunaiyah (2000:4) keputuasan investasi merupakan keputusan menanamkan modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang. Keputusan investasi tersebut dapat dilakukan oleh


(37)

individu atau suatu entitas yang mempunyai kelebihan dana sehingga bagi perusahaan yang ditanami akan berdampak yaitu dapat menigkatkan nilai perusahaan tersebut karena dengan banyak individu atau entitas yang menanamkan modal maka orang yang beranggapan bahwa perusahaan itu maju dan sukses sehingga dapat dikataknan bahwa keputusana investasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

2.2.6. Pengaruh Keputusan Pendanaan Terhadap Nilai Perusahaan

Pemenuhan kebutuhan dana perusahaan dapa disediakan dari sumber intern atau ekstern perusahaan. Sumber dana intern dapat berasal dari laba ditahan, sumber dana ekstern berasal dari tambahan penyertaan modal dari pemilik saham baru, penjualan obligasi dan kredit dari bank (Murtini, 2005:241).

Keputusan pendanaan yang didasarkan pada pecking order theory menyatakan bahwa urutan pendanaan berdasarkan risiko yang lebih kecil yaitu pertama laba ditahan, diikuti hutang, dan terakhir ekuitas baru (Meyers, 1984), teori tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan Fama dan French (1999). Dalam studinya Asquisth dan Mullins (1986), mengemukakan bahwa penerbitan saham baru yang dilakukan perusahaan, akan menurunkan harga saham perusahaan. Masulis (1980) menemukan bahwa harga saham perusahaan akan naik apabila perusahaan mengumumkan pinjaman yang akan digunakan untuk membeli kembali saham perusahaan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Murtini (2005:250) menemukan bahwa keputusan pendanaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Apabila keputusan pendanaan ditingkatkan seperti menigkatkan proporsi hutang, pengeluaran saham baru, dan keputusan pendanaan lainnya tidak


(38)

mempengaruhi nilai perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa investor kurang merespon terhadap perubahan sumber pendanaan yang dilakukan perusahaan.

2.3.Kerangka Konseptual

Keputusan Investasi (X1)

Nilai Perusahaan (Y)

Keputusan Pendanaan (X2)

2.4. Hipotesis

Berdasarkan teori yang diungkapkan di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

1. Diduga keputusan investasi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI

2. Diduga keputusan pendanaan berpengaruh positif pterhadap nilai perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI


(39)

27 3.1.Definisi Operasional

Variabel – variabel yang diamati dalam penelitian ini terdiri dari bebrapa variabel. Variabel – variabel tersebut adalah sebagai berikut :

a. Nilai Perusahaan (Y), merupakan nilai pasar free cash flow yang dimiliki oleh perusahaan. Rasio ini dirumuskan melalui : (Murtini : 2006)

Free Cash Flow, dapat dirumuskan melalui : ECF = NOPAT- investasi bersih modal operasi Keterangan :

NOPAT = EBIT (1- Tarif pajak)

Investasi bersih = total modal operasi t- total modal operasi

Total modal operasi = ((kas+piutang+persediaan)-(utang+akrual))-aktiva tetap bersih

t-1

Excess Return to Market, merupakan selisih yang dibayar oleh pemegang saham kepada perusahaan dengan nilai nominal sahamnya. Rasio ini dihitung melalui persamaan :

ER =

saham pasar nilai

saham pasar nilai -saham nominal nilai

Market Value, merupakan harga dari saham di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh perilaku pasar.


(40)

Dihitung meliputi :

MV = closing price saham

2. Variabel bebas (X) yang digunakan dalam penelitian ini adalah seagai berikut:

a. Keputusan Investasi (X1

Variabel keputusan investasi diukur melalui : (Murtini : 2006)

), merupakan tindakan mengeluarkan dana saat sekarang, diharapkan memperoleh arus kas masuk pada waktu yang akan datang.

Total Assets Growth (X1.1

TAG =

), yaitu rasio yang menunjukkan adanya pertumbuhan total assets, semakin tinggi pertumbuhan nilai assetnya, tinggi pula investasi yang dilakukan oleh perusahaan.

1 -t 1 -t t asset total asset total -asset total

Market to Book Assets Ratio (X1.2

MBAR =

), yaitu rasio yang didasarkan pada pemikiran bahwa prospek pertumbuhan perusahaan tereflesi dalam harga saham. Rasio ini dirumuskan melalui persamaan :

totalasset apenutupan h ar sahambered as totalekuit

asset− +( * arg )

Capital expenditure to Book Value Asets Ratio (X1.3

CEBVA =

), yaitu rasio yang menunjukan adanya aliran tambahan modal saham. Rasio ini dirumuskan melalui persamaan :

totalaset

pt aktivateta p

aktivateta t t )


(41)

Price Earning Ratio (X4

PER =

), yaitu rasio yang termasuk dalam proksi ICS karena dapat menunjukkan indikator adanaya aliran laba di masa yang akan datang. Rasio ini dirumuskan :

saham perlembar laba saham penutupan harga

Current Assets to Tital Assets to Ratio (X5

CATA =

), yaitu rasio yang menunjukkan semakin tinggi rasio ini maka semakin lancar investasi yang dilakukan oleh perusahaan. Rasio ini dirumuskan :

aktiva total

lancar aktiva

c. Keputusan Pendanaan (X2

Debt Equity Ratio (X

), merupakan pemenuhan kebutuhan dana perusahaan yang dapat disediakan dari sumber intern maupun ekstern perusahaan. Rasio ini dirumuskan melalui persamaan : (Murtini : 2006)

3.1

DER =

), menujukkan seberapa besar perusahaan dibiayai oleh kreditur. Rasio ini dapat dirumuskan melalui :

ekuitas total

kewajiban total

Debt Assets Ratio (X3.2

DAR =

), menunjukkan prosentase aktiva yang dibiayai dengan hutang baik jangka panjang maupun jangka pendek. Rasio ini dirumuskan melalui :

aset total

kewajiban total


(42)

• Long Term Debt to Equity Ratio (X3.3

LDER =

), menunjukkan seberapa besar perusahaan dibiayai oleh hutan jangka panjang. Rasio ini dirumuskan :

ekuitas total

panjang jangka

kewajiban

• Market Debt Equity (X3.4

MDER =

), menunjukkan seberapa besar nilai perusahaan dibanding dengan kewajiban perusahaan. Rasio ini dirumuskan :

saham) pasar

harga * beredar (saham

kewajiban total

3.2.Teknik Penentuan Sampel 3.2.1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek / subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2003:55). Dalam penelitian ini populasi yang digunakan sebagai obyek penelitian adalah laporan perusahaan automotif yang go publik dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia sampai saat ini yang berjumlah 18 perusahaan.

3.2.2. Sampel dan Teknik Penarikan Sampel

Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Dalam penelitian ini kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:


(43)

1. Perusahaan yang tergabung dalam kelompok industri otomotif yang terdaftar di BEI dan dipublikasikan dalam ICMD.

2. Mengeluarkan laporan keuangan selama tahun 2004 s/d 2008 secara berurut-urut.

3. Terdapat data yang diperlukan untuk menghitung rasio-rasio yang digunakan dalam penelitian.

Adapun sampel yang digunakan dalam peneltian ini adalah kelompok perusahaan automotive yang sesuai dengan kriteria di atas, yaitu sebagai berikut :

1. PT. Astra Internasional Tbk 2. PT. Astra Otopart Tbk 3. PT. Gajah Tunggal Tbk 4. PT. Goodyear Indonesia Tbk 5. PT. Hexindo Adipoerkasa Tbk 6. PT. Indo Kordsa Tbk 7. PT. Indomobil Sukses Internasional Tbk 8. PT. Indospring Tbk 9. PT. Intraco Penta Tbk

10. PT. Multi Prima Sejahtera Tbk 11. PT. Polychem Indonesia Tbk 12. PT. Prima Alloy Stell Tbk 13. PT. Sugi Samapersada Tbk 14. PT. Tunas Ridean Tbk 15. PT. United Tractor Tbk


(44)

Teknik Pengumpulan Data Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang diambil untuk memperoleh bahan atau keterangan data dengan cara mempelajari serta mencatat dari data dokumen dan laporan keuangan dari masing-masing perusahaan yang diserahkan dari BEI.

Sumber Data

Dalam penelitian ini data sekunder tersebut berupa laporan keuangan perusahaan otomotif tahun 2004 – 2008 yang terdaftar di Bursa Efek indonesia, selama 5 tahun ICMD (Indonesia Capital Market Directory).

Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi. Teknik pengumpulan data secara dokumentasi adalah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen – dokumen dengan cara mencari dan mengumpulkan data dengan mengambil data – data yang sudah dipublikasikan oleh pemerintah, industri atau sumber – sumber individual. Data ini diambil atau digunakan sebagian dari data yang telah dicatat atau dilaporkan.


(45)

Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis Teknik Analisis SEM

Model yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah Structural Equation Model (SEM). SEM adalah sekumpulan teknik-teknik stastikal yang memungkinkan pengujian sebuah rangkaian hubungan yang relatif “rumit” secara simultan. Hubungan yang rumit itu dapat dibangun antara satu atau beberapa variabel dependen dengan satu atau beberapa variabel independen. Masing-masing variabel dependen dan independen dapat berbentuk faktor (konstruk) yang dibangun dari beberaapa variabel indikator. Tentu saja variabel-variabel itu dapat berbentuk variabel-variabel tunggal yang diobservasi atau yang diukur langsung dalam sebuah proses penelitian. Model pengukuran variabel keputusan investasi, keputusan pendanaan dan kebijakan dividen yang menggunakan Confirmatory Factor Analysis. Penaksiran pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikatnya menggunakan koefisien jalur.

Uji Asumsi Model (Structural Equation Modeling) A. Uji Normalitas Sebaran dan Linieritas

1. Normalitas dapat diuji dengan melihat gambar histogram data atau dengan menggunakan metode statistik.

2. Menggunakan critical ratio yang diperoleh dengan membagi koefisien sampel dengan standart error-nya dan Skeweness value yang biasa disajikan dalam statistik deskriptif dimana nilai statistik untuk menguji normalitas itu disebut Z-value. Pada tingkat signifikansi 1%,


(46)

jika nilai Z score lebih besar dari nilai kritis maka dapat diduga bahwa distribusi data adalah tidak normal.

3. Normal Probability Plot (SPSS 10.1)

4. Linieritas dengan mengamati scatterplots dari data yaitu dengan memilih pasangan data dan dilihat pola penyebarannya untuk menduga ada tidaknya linieritas.

B. Evalusi atas Outlier

1. Mengamati nilai Z-score, ketentuannya diantara + 3,0 non outlier.

2. Multivariate outlier diuji dengan kriteria jarak Mahalanobis pada tingkat p < 0,001. Jarak diuji dengan Chi Square χ pada df sebesar jumlah variabel bebasnya. Ketentuan : bila Mahalanobis > dari nilai χ adalah multivariate outlier.

Outlier adalah observasi atau data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda dibandingkan observasi-observasi yang lain dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim untuk sebuah variabel tunggal atau variabel kombinasi.

C. Deteksi Multicolinearity dan Singularity

Deteksi dengan mengamati Determinant Matrix Covariance. Dengan ketentuan apabila determinant sample matrix mendekati angka 0 (kecil), maka terjadi multikolinearitas dari singulaitas (Tabachnick dan Fidell, 1998).


(47)

D. Uji Validitas dan Reliabilitas

Dimensi yang diukur melalui indikator-indikator dalam daftar pertanyaan perlu dilihat reliabilasnya dan validitas, dalam hal ini dijelaskan sebagai berikut :

a. Uji Validitas

Validitas menyangkut tingkat akurasi yang dicapai oleh sebuah indikator dalam menilai sesuatu atau akuranya pengukuran atas apa yang seharusnya diukur. Karena indikator multidimensi, maka uji validitas dari setiap latent variabel/ construct akan diuji dengan melihat loading faktor dari hubungan antara setiap observed variabel dan latent variabel.

b. Uji Reliablitas

Adalah ukuran mengenai konsistensi internal dari indikator-indikator sebuah konstruk yang menunjukkan derajat sampai dimana masing-masing indikator itu mengindikasikan sebuah konstruk yang umum. Sedangkan reliabilitas diuji dengan construct reliability dan variance extraced. Construct reliability dan Variance extraced dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Construct reliability =

[

]

[

S dardizeLoading

]

Ej ding dardizeLoa S

2 +

2

tan tan

Variance Extracted =

S

dardizeLoading +

Ej

ding dardizeLoa S

2 2

tan tan


(48)

Sementara εj dapat dihitung denga formula εj=1-(Standardize Loading) secara umum, nilai consturct reliability yang dapat diterima adalah ≥ 0,7 dan variance estrated ≥ 0,5 (Hair et al., 1998). Standardize Loading dapat diperoleh dari output AMOS 4.01, dengan melihat nilai estimasi setiap construct standardize regression weigths terhadap setipa butir sebagai indikatornya.

3.4.3. Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal

Pengaruh langsung (koefisien jalur) diamati dari bobot regresi terstandar, dengan pengujian signifikansi pembanding nilai CR (Critical Ratio) atau p (Probability) yang sama dengan nilai thitung,. Apabila thitung lebih besar daripada ttabel

3.4.4. Pengujian Model dengan One-Step Approach

berarti signifikan.

Dalam model SEM, model pengukuran dan model structural parameter-parameternya dieliminasi secara bersama-sama. Cara ini agak mengalami kesulitan dalam memenuhi tuntutan fit model. Kemungkinan terbesar disebabkan oleh terjadinya interaksi antara measurement model dan structural model yang diestimasi bersama (One Step Approach to SEM) yang digunakan apabila model diyakini bahwa dilandasi teori yang kuat serta validitas dan reliabilitas yang sangat baik.

3.4.5. Pengujian model dengan Two-Step Approach

Two-Step Approach digunakan untuk mengatasi masalah sampel data yang relatif kecil jika dibandingkan dengan jumlah butir instrumentasi yang digunakan


(49)

(Hartline & Ferrel, 1996), dan keakuratan realibilitas indikator-indikator terbaik dapat dicapai dalam two-step approach. Two-Step Approach bertujuan untuk menghindari interaksi antara model pengukuran dan model struktual pada One-Step Approach (Hair, et,al., 1998).

Yang dilakukan dalam two-step approach to SEM adalah : estimasi terhadap measurement model dan estimasi terhadap structural model (Anderson dan Gerbing, 1998). Cara yang dilakukan dalam menganalisis SEM dengan two-step approach adalah sebagai berikut :

a. Menjumlahkan skala butir-butir setiap konstruk menjadi sebuah indikator summed-scale bagi setiap konstruk. Jika terdapat skala yang berbeda setiap indikator tersebut distandarisasi (Z-scores) dengan mean = 0, deviasi standar = 1, yang tujuannya adalah untuk mengeliminasi pengaruh-pengaruh skala yang berbeda tersebut (Hair, et.al., 1998).

b. Menetapkan error (ε) dan lambda (λ) term, error term dapat dihitung dengan rumus 0,1 kali σ2

dan lambda term dengan rumus 0,95 kali σ (Anderson dan Gerbing, 1998).

Perhitungan Construk reliability (α) telah dijelaskan pada bagian sebelumnya dan deviasi standar (σ ) dapat dihitung dengan bantuan program aplikasi statistik SPSS. Setelah error (ε) dan lambda (λ) terms diketahui, skor-skor tersebut dimasukkan sebagai parameter fix pada analisis model pengukuran SEM.


(50)

3.4.6. Evaluasi Model

Hair et.al. (1998) menjelaskan bahwa pola “confirmatory” menunjukkan prosedur yang dirancang untuk mengevaluasi utilitas hipotesis-hipotesis dengan pengujian fit antara model teoritis dan data empiris. Jika model teoritis menggambarkan “good fit” dengan data, maka model dianggap sebagai yang diperkuat. Sebaliknya, suatu model teoritis tidak diperkuat jika teori tersebut mempunyai “poor fit” dengan data. AMOS dapat menguji apakah model “good fit” atau “poor fit”. Jadi “good fit” model yang diuji sangat penting dalam menggunakan Structural Equation Modeling.

Pengujian terhadap model dikembangkan dengan menggunakan berbagai kriteria Goodness of Fit, yakni Chi Square, Probability, RMSEA, GFI, TLI, CFI, AGFI, CMIN/DF. Apabila model awal tidak good fit dengan data model dikembangkan dengan two step approach to SEM.

Tabel 3.1.Goodness of Fit Index Goodness of Fit

Index

Keterangan Cut-off Value

Χ2 Menguji apakah covariance populasi yang diestimasi sama dengan covariance sampel (apakah model sesuai dengan data)

- Chi Square

Diharapkan kecil, 1 s.d 5, atau paling baik diantara 1 dan 2

Probability

Uji signifikansi terhadap perbedaan matriks covariance data dan matriks covariance yang diestimasi.

Minimum 0,1 atau 0,2 atau ≥ 0,05

RMSEA Mengkompensasi kelemahan Chi-Square pada sampel besar

≤ 0,08

GFI

Menghitung proporsi tertimbang varian dalam matriks sampel yang dijelaskan oleh matriks covariance populasi yang diestimasi (Analog


(51)

dengan R2 dalam regresi berganda)

AGFI GFI yang disesuaikan terhadap DF ≥ 0,90 CMIND/DF Kesesuaian antara data dengan model ≤ 2,00

TLI Perbandingan antara model yang diuji terhadap baseline model

≥ 0,95 CFI

Uji kelayakan model yang tidak sensitif terhadap besarnya sampel dan kerumitan model

≥ 0,94 Sumber

1. X

: Hair et.al., (1998)

2

- Chi Square Statistic

Alat uji paling fundamental untuk mengukura overall fit adalah Likehood Ratio Chi-Square Statistic. Chi-Square ini bersifat sangat sensitif terhadap besarnya sampel yang digunakan. Karenanya bila jumlah sampel cukup besar (lebih dari 200), statistik Chi-Square ini harus di damping oleh alat uji lain. Model yang diuji akan dipandang baik atau memuaskan bila nilai Chi-Square-nya rendah. Semakin kecil nilai X2 semakin baik model itu. Karena tujuan analisis adalah mengembangkan dan menguji sebuah model yang sesuai dengan data atau fit terhadap data, maka yang dibutuhkan justru sebuah nilai X2 yang kecil dan tidak signifikan.

2. RMSEA-The Root Mean Square Error of Approximation

RMSEA adalah sebuah indeks yang dapt digunakan mengkompensasi Chi-Square Statistik dalam sampel yang besar. Nilai RMSEA menunjukkan Goodness of Fit yang dapat diharapkan bila model diestimasi dalam populasi nilai RMSEA yang lebih kecil atau sama dengan 0,8 merupakan indeks untuk dapat diterimanya model yang menunjukkan sebuah close fit dari model itu berdasarkan of freedom.


(52)

3. GFI-Goodness of Fit Index GFI adalah analog dari R2

4. AGFI-Adjusted Goodness of Fit Index

dalam regresi berganda. Indeks kesesuaian ini akan menghitung proposi tertimbang dari varian dalam matriks kovarians sampel yang dijelaskan oleh matriks kovarians populasi yang terestimasi. GFI adalah sebuah ukuran non-statistikal yang mempunyai rentan nilai antara 0 (poor fit) sampai dengan 1,0 (perfect fit). Nilai yang tinggi dalam indeks ini menunjukkan sebuah “better fit”,

AGFI=GFI/DF tingkat penerimaan yang direkomendasikan adalah bila AGFI mempunyai nilai sama dengan atau lebih besar dari 0,90. GFI maupun AGFI adalah kriteria yang memperhitungkan proporsi tertimbang dari varian dalam sebuah matriks kovarians sampel. Nilai sebesar 0,95 dapat diinterpretasikan sebagi tingkatan yang baik (good overal model fit) sedangkan besaran nilai antara 0,90 sampai 0,95 menunjukkan tingkatan cukup (adequate fit)

5. TLI-Tucker Lewis Index

TLI adaalh sebuah alternatif incremental fit indeks yang membandingkan sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline model. Nilai yang direkomendasikan sebagai acuan untuk diterimanya sebuah model adalah penerimaan ≥ 0,95 dan nilai yang sangat mendekati 1 menunjukkan a very good fit.


(53)

6. CMIN/DF sebagai salah satu indikator yang mengukur tingkat fitnya sebuah model. Dalam hal ini DMIN/DF tidak lain adalah statistik chi-square, X2 dibagi DF-nya sehingga disebut X2 relatif. Nilai X2 relatif kurang dari 2,0 atau bahkan kadang kurang dari 3,0 adalah indikasi dari acceptable fit antara model dan data. Nilai X2

7. CFI/Comparative Fit Index

relatif yang tinggi menandakan adanya perbedaan yang signifikan antara matriks kovarians yang diobservasi dan diestimasi.

Besaran indeks ini adalah pada rentang nilai sebesar 0,1 dan semakin mendekati 1, mengindikasikan tingkat fit yang paling tinggi (a very good fiit). Nilai yang direkomendasikan adalah CFI > 0,95. Keunggulan dari indeks ini besarannya tidak dipengaruhi oleh ukuran sampel karena itu sangat baik untuk mengukur tingkat penerimaan sebuah model. Indeks CFI adalah identik dengan relative noncentrality index (RNI), terhadap variabel terikat.


(54)

42 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum PT. Bursa Efek Indonesia

Bursa Efek Indonesia (BEI) saat ini adalah gabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange dan Bursa Efek Surabaya (BES). Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange merupakan akhir dari perjalanan panjang Pasar Modal Indonesia. Sejarah Pasar Modal Indonesia dimulai dengan dibentuknya bursa efek di Batavia (sekarang Jakarta) pada tahun 1912 oleh Vereniging Voor de Effectenhandel, kemudian pada tahun 1925 pemerintah kolonial Belanda menambah lagi dua bursa, yaitu Bursa Efek Semarang dan Surabaya. Ketiga bursa ini menghentikan aktivitasnya menjelang invasi Jepang pada tahun 1942, dan dimulai kembali dengan dibukanya Bursa Efek Jakarta pada tahun1952. program nasionalisasi yang dilakukan pemerintah pada tahun1956, mengkibatkan terhentinya aktivitas pasar modal.

Visi dan Misi Bursa Efek Indonesia:

Visi Bursa Efek Indonesia adalah menjadikan Bursa Efek Indonesia sebagai sarana yang efisien untuk menghimpun dana bagi investor dan perdagangan instrumen pasar modal baik untuk masyarakat Indonesia maupun masyarakat Internasional.

Misi Bursa Efek Indonesia adalah mewujudkan Bursa Efek Indonesia sebagai bursa efek yang berskala Internasional yang menawarkan kesempatan


(55)

berinvestasi secara luas sejalan dengan perkembangan perekonomian Indonesia. Bursa Efek Indonesia juga bertekad mewujudkan sarana perdagangan yang efisien, sistem informasi yang terpercaya, lengkap, dan tepat waktu serta mempunyai sumber daya manusia yang profesional dan berintegritas tinggi, dengan demikian Bursa Efek Indonesia dapat menjadi bursa efek yang transparan, likuid, wajar, dan efisien sehingga dapat membawa Bursa Efek Indonesia sejajar dengan bursa-bursa efek lain di dunia.

Bursa Efek Indonesia aktif berpartisipasi di dalam mengembangkan basis investor lokal yang luas dan kokoh sebagai stabilisator Pasar Modal Indonesia. Bursa Efek Indonesia juga menawarkan beragam efek berkualitas sejalan dengan pertumbuhan instrumen pasar modal yang semakin meningkat sehingga Bursa Efek Indonesia dapat memberikan manfaat optimal bagi pemodal domestic maupun asing.

4.2. Penyajian Data

4.2.1. Variabel Keputusan Investasi (X1

Merupakan tindakan mengeluarkan dana saat sekarang, diharapkan memperoleh arus kas masuk pada waktu yang akan datang. Variabel keputusan investasi diukur melalui :

)

1. Total Assets Growth (X1.1

yaitu rasio yang menunjukkan adanya pertumbuhan total assets, semakin tinggi pertumbuhan nilai assetnya, tinggi pula investasi yang dilakukan oleh perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh data mengenai Total Assets Growth sebagai berikut:


(56)

Tabel 4.1. Data Total Assets Growth pada Perusahaan Otomotif

Tahun 2004 s/d 2008

No Nama Perusahaan Tahun

Total Asset

Growth No Nama Perusahaan Tahun

Total Asset Growth 1 PT. Astra Internasional Tbk 2004 0,4284 9 PT. Intraco Penta Tbk 2004 0,1972

2005 0,5626 2005 0,1143 2006 -0,0529 2006 -0,0430 2007 0,0965 2007 0,0384 2008 0,2711 2008 0,3165 2 PT. Astra Otopart Tbk 2004 0,2448 10 PT. Multi Prima Sejahtera Tbk 2004 0.0478 2005 0,2430 2005 -0,0938 2006 -0,0001 2006 -0,0710 2007 0,1407 2007 0,2805 2008 0,1526 2008 0,3137 3 PT. Gajah Tunggal Tbk 2004 -0,4791 11 PT. Polychem Indonesia Tbk 2004 -0,2709 2005 0,1795 2005 -0,0258

2006 -0,0272 2006 -0,1004

2007 0,1620 2007 0,0437

2008 0,0306 2008 -0,0374

4 PT. Goodyear Indonesia Tbk 2004 0,1238 12 PT. Prima Alloy Stell Tbk 2004 0,1881

2005 0,0406 2005 0,2805

2006 -0,0085 2006 0,0571

2007 0,2744 2007 -0,0846

2008 0,7637 2008 0,0228

5 PT. Hexindo Adipoerkasa Tbk 2004 0,0883 13 PT. Sugi Samapersada Tbk 2004 0,0039 2005 0,6813 2005 -0,2382

2006 0,1258 2006 0,0120

2007 0,1443 2007 0,1134

2008 0,3346 2008 -,02113 6 PT. Indo Kordsa Tbk 2004 0,1081 14 PT. Tunas Ridean Tbk 2004 0,4667 2005 -0,0006 2005 0,3826 2006 -0,1056 2006 -0,0511

2007 0,0170 2007 0,1705

2008 0,0758 2008 0,0712

7 PT. Indomobil Sukses Internasional Tbk 2004 0,2189 15 PT. United Tractor Tbk 2004 0,1177

2005 0,3458 2005 0,5709

2006 -0,0407 2006 0,0577

2007 0,1106 2007 0,1560

2008 0,1367 2008 0,7572

8 PT. Indospring Tbk 2004 0,2830 2005 0,3092 2006 0,0672 2007 0,2215 2008 0,5322


(57)

Dari data Total Asset Growth perusahaan otomotif dapat diketahui bahwa peningkatan Total Asset Growth perusahaan terbesar terjadi pada perusahaan PT. Goodyear Indonesia Tbk dari tahun sebelumnya tahun 2007 yaitu sebesar 0,2744 menjadi sebesar 0,7637 pada tahun 2008. Sedangkan penurunan nilai Total Asset Growth terbesar terjadi pada PT. Astra Internasional Tbk dari sebelumnya tahun 2005 sebesar 0,5626 menjadi -0,0529 pada tahun 2006.

Penurunan Total Asset Growth menunjukkan bahwa rendahnya nilai pertumbuhan assets suatu perusahaan. Total Asset Growth menunjukkan adanya pertumbuhan total assets, semakin tinggi pertumbuhan nilai assetnya, tinggi pula investasi yang dilakukan oleh perusahaan begitu juga sebaliknya.

2. Market to Book Assets Ratio (X1.2

yaitu rasio yang didasarkan pada pemikiran bahwa prospek pertumbuhan perusahaan tereflesi dalam harga saham. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh data mengenai Market to Book Assets Ratio sebagai berikut:


(58)

Tabel 4.2. Data Market to Book Assets Ratio pada Perusahaan Otomotif Tahun 2004 s/d 2008

No Nama Perusahaan Tahun MBAR No Nama Perusahaan Tahun MBAR 1 PT. Astra Internasional Tbk 2004 1,5717 9 PT. Intraco Penta Tbk 2004 1,0217

2005 1,3412 2005 1,2165 2006 1,7109 2006 1,1754 2007 2,3154 2007 1,1850 2008 1,1193 2008 1,0163 2 PT. Astra Otopart Tbk 2004 1,1164 10 PT. Multi Prima Sejahtera Tbk 2004 0,5635 2005 1,2512 2005 0,5578 2006 1,1292 2006 0,5522 2007 1,0876 2007 0,6852 2008 1,0116 2008 0,6588 3 PT. Gajah Tunggal Tbk 2004 1,0591 11 PT. Polychem Indonesia Tbk 2004 0,9722 2005 1,0120 2005 0,9409

2006 0,9591 2006 0,8813

2007 0,9198 2007 0,8466

2008 0,8907 2008 0,8084

4 PT. Goodyear Indonesia Tbk 2004 1,1508 12 PT. Prima Alloy Stell Tbk 2004 0,9295 2005 1,1135 2005 0,9106 2006 0,9766 2006 0,8755 2007 1,4028 2007 0,9054 2008 0,9103 2008 0,9204 5 PT. Hexindo Adiperkasa Tbk 2004 4,4705 13 PT. Sugi Samapersada Tbk 2004 3,6935 2005 1,4316 2005 2,2705 2006 1,3409 2006 1,2036 2007 1,1791 2007 1,3336 2008 0,9820 2008 2,1649 6 PT. Indo Kordsa Tbk 2004 1,1165 14 PT. Tunas Ridean Tbk 2004 1,1599 2005 1,1319 2005 1,0944 2006 1,4334 2006 1,1108 2007 1,4619 2007 1,2611 2008 1,4024 2008 1,0060 7 PT. Indomobil Sukses Internasional Tbk 2004 1,2406 15 PT. United Tractor Tbk 2004 1,4989 2005 1,2084 2005 1,5994 2006 1,1423 2006 2,2521 2007 1,2215 2007 2,9495 2008 1,1431 2008 1,1535 8 PT. Indospring Tbk 2004 0,6761

2005 0,3651 2006 0,4036 2007 0,5807 2008 0,6911


(59)

Dari data Market to Book Assets Ratio perusahaan otomotif dapat diketahui bahwa peningkatan Market to Book Assets Ratio perusahaan terbesar terjadi pada perusahaan PT. United Tractor Tbk dari tahun sebelumnya tahun 2005 yaitu sebesar 1,5994 menjadi sebesar 2,2521 pada tahun 2006. Sedangkan penurunan nilai Market to Book Assets Ratio terbesar terjadi pada PT. Hexindo Adi Perkasa Tbk dari sebelumnya tahun 2005 sebesar 4,4705 menjadi 1,4316 pada tahun 2006.

Penurunan Market to Book Assets Ratio menunjukkan bahwa rendahnya nilai pertumbuhan perusahaan yang tereflesi dalam harga saham. Market to Book Assets Ratio yaitu rasio yang didasarkan pada pemikiran bahwa prospek pertumbuhan perusahaan tereflesi dalam harga saham semakin pertumbuhan perusahaan semakin tinggi maka semakin baik begitu juga sebaliknya.

3. Capital expenditure to Book Value Asets Ratio (X1.3

Yaitu rasio yang menunjukan adanya aliran tambahan modal saham. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh data mengenai Capital expenditure to Book Value Asets Ratio sebagai berikut:


(60)

Tabel 4.3. DataCapital expenditure to Book Value Asets Ratio pada Perusahaan OtomotifTahun 2004 s/d 2008

No Nama Perusahaan Tahun CEBVA No Nama Perusahaan Tahun CEBVA 1 PT. Astra Internasional Tbk 2004 0,1113 2006 -0,0830 2005 0,0422 2007 0,1966 2006 -0,0074 2008 0,3562 2007 0,1957 9 PT. Intraco Penta Tbk 2004 0,1933 2008 0,0913 2005 0,1102 2 PT. Astra Otopart Tbk 2004 0,0831 2006 -0,1002 2005 0,0916 2007 0,0814 2006 -0,0268 2008 0,2078 2007 0,1094 10 PT. Multi Prima Sejahtera Tbk 2004 0,0203 2008 0,0492 2005 -0,0659 3 PT. Gajah Tunggal Tbk 2004 -0,1935 2006 -0,0533 2005 0,0922 2007 0,4611 2006 -0,0159

2008 0,1448 2007 0,1107 11 PT. Polychem Indonesia Tbk 2004 -0,0098 2008 -0,0361 2005 0,0106 4 PT. Goodyear Indonesia Tbk 2004 0,1258 2006 -0,0763 2005 0,1400 2007 0,0381 2006 -0,0176 2008 -0,0366 2007 0,0330 12 PT. Prima Alloy Stell Tbk 2004 0,1627 2008 0,1143 2005 0,1620 5 PT. Hexindo Adipoerkasa Tbk 2004 0,1062 2006 0,0492 2005 0,3011 2007 -0,1098 2006 -0,0512 2008 -0,0111 2007 0,2217 13 PT. Sugi Samapersada Tbk 2004 0,0144 2008 0,2792 2005 -0,2128 6 PT. Indo Kordsa Tbk 2004 0,1298 2006 -0,0210 2005 0,0453 2007 0,0810 2006 -0,0819 2008 0,1442 2007 0,0475 14 PT. Tunas Ridean Tbk 2004 0,1653 2008 0,0397 2005 0,2074 7 PT. Indomobil Sukses Internasional Tbk 2004 0,1543 2006 -0,0726 2005 0,1065 2007 0,0556 2006 0,0064 2008 0,0854 2007 0,0710 15 PT. United Tractor Tbk 2004 0,0705 2008 0,0765 2005 0,1727 8 PT. Indospring Tbk 2004 0,1580 2006 -0,0179 2005 0,1536 2007 0,1257

2008 0,2559


(61)

Dari data Capital expenditure to Book Value Asets Ratio perusahaan otomotif dapat diketahui bahwa peningkatan Capital expenditure to Book Value Asets Ratio perusahaan terbesar terjadi pada perusahaan PT. Hexindo Adi Perkasa Tbk dari tahun sebelumnya tahun 2006 yaitu sebesar -0,0512 menjadi sebesar 0,2217 pada tahun 2007. Sedangkan penurunan nilai Capital expenditure to Book Value Asets Ratio terbesar terjadi pada PT. Multi Prima Sejahtera Tbk dari sebelumnya tahun 2007 sebesar 0,4611 menjadi 0,1448 pada tahun 2008.

Capital expenditure to Book Value Asets Ratio rasio yang menunjukan adanya aliran tambahan modal saham, semakin baik aliran tambahan modal saham semakin baik untuk perusahaan begitu juga sebaliknya.

4. Price Earning Ratio (X1.4

yaitu rasio yang termasuk dalam proksi ICS karena dapat menunjukkan indikator adanya aliran laba di masa yang akan datang. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh data mengenai Price Earning Ratio sebagai berikut:


(62)

Tabel 4.4. DataPrice Earning Ratio pada Perusahaan Otomotif

Tahun 2004 s/d 2008

No Nama Perusahaan Tahun PER No Nama Perusahaan Tahun PER 1 PT. Astra Internasional Tbk 2004 7,19 9 PT. Intraco Penta Tbk 2004 16,94

2005 7,57 2005 5,63

2006 17,12 2006 30,00 2007 16,96 2007 25,00

2008 4,65 2008 4,42

2 PT. Astra Otopart Tbk 2004 6,62 10 PT. Multi Prima Sejahtera Tbk 2004 -5,59

2005 7,73 2005 -0,94

2006 7,99 2006 -13,64

2007 5,64 2007 1,88

2008 4,77 2008 4,24

3 PT. Gajah Tunggal Tbk 2004 4,30 11 PT. Polychem Indonesia Tbk 2004 1,68

2005 5,14 2005 29,09

2006 15,68 2006 -2,90 2007 18,85 2007 11,67 2008 -1,12 2008 -1,03 4 PT. Goodyear Indonesia Tbk 2004 14,10 12 PT. Prima Alloy Stell Tbk 2004 7,84 2005 -49,08 2005 16,88 2006 10,66 2006 -18,00 2007 12,57 2007 26,60 2008 250,00 2008 -4,80 5 PT. Hexindo Adipoerkasa Tbk 2004 5,65 13 PT. Sugi Samapersada Tbk 2004 137,50 2005 8,28 2005 -11,90 2006 19,15 2006 120,00 2007 11,04 2007 16,67

2008 2,27 2008 56,25

6 PT. Indo Kordsa Tbk 2004 8,51 14 PT. Tunas Ridean Tbk 2004 6,19

2005 3,53 2005 6,76

2006 46,34 2006 44,38

2007 21,84 2007 9,12

2008 8,53 2008 4,26

7 PT. Indomobil Sukses Internasional Tbk 2004 -15,79 15 PT. United Tractor Tbk 2004 5,89

2005 27,11 2005 9,96

2006 700,00 2006 20,09 2007 1.170,00 2007 20,80

2008 39,57 2008 5,50

8 PT. Indospring Tbk 2004 -1,18

2005 -3,21

2006 8,28

2007 5,49

2008 1,41


(63)

Dari data Price Earning Ratio perusahaan otomotif dapat diketahui bahwa peningkatan Price Earning Ratio perusahaan terbesar terjadi pada perusahaan PT. Indomobil Sukses Internasional Tbk dari tahun sebelumnya tahun 2006 yaitu sebesar 700,00 menjadi sebesar 1.170,00 pada tahun 2007. Sedangkan penurunan nilai Price Earning Ratio terbesar terjadi pada PT. Indomobil Sukses Internasional Tbk dari sebelumnya tahun 2007 sebesar 1.170,00 menjadi 39,57 pada tahun 2008.

Penurunan Price Earning Ratio menunjukkan bahwa aliran laba terhadap perusahaan mengalami penurunan. Price Earning Ratio merupakan rasio yang termasuk dalam proksi ICS karena dapat menunjukkan indikator adanaya aliran laba di masa yang akan datang. Makin tinggi Price Earning Ratio, makin baik untuk perusahaan karena mempunyai aliran laba untuk masa yang akan datang begitu juga sebaliknya makin rendah nilai price earning ratio maka semakin buruk bagi perusahaan karena tidak mempunyai aliran laba untuk masa yang akan datang.

5. Current Assets to Tital Assets to Ratio (X1.5

yaitu rasio yang menunjukkan semakin tinggi rasio ini maka semakin lancar investasi yang dilakukan oleh perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh data mengenai Current Assets to Tital Assets toRatio sebagai berikut:


(64)

Tabel 4.5. DataCurrent Assets to Tital Assets to Ratio pada Perusahaan OtomotifTahun 2004 s/d 2008

No Nama Perusahaan Tahun CATA No Nama Perusahaan Tahun CATA 1 PT. Astra Internasional Tbk 2004 0,347 2007 0,594 2005 0,264 2008 0,744 2006 0,272 9 PT. Intraco Penta Tbk 2004 0,885 2007 0,443 2005 0,904 2008 0,440 2006 0,845 2 PT. Astra Otopart Tbk 2004 0,449 2007 0,895 2005 0,452 2008 0,887 2006 0,426 10 PT. Multi Prima Sejahtera Tbk 2004 0,383 2007 0,483 2005 0,357 2008 0,468 2006 0,331 3 PT. Gajah Tunggal Tbk 2004 0,292 2007 0,720 2005 0,339 2008 0,693 2006 0,333 11 PT. Polychem Indonesia Tbk 2004 0,364 2007 0,397 2005 0,384 2008 0,349 2006 0,350 4 PT. Goodyear Indonesia Tbk 2004 0,575 2007 0,374 2005 0,692 2008 0,367 2006 0,681 12 PT. Prima Alloy Stell Tbk 2004 0,725 2007 0,567 2005 0,728

2008 0,436 2006 0,738

5 PT. Hexindo Adipoerkasa Tbk 2004 0,812 2007 0,697

2005 0,784 2008 0,670

2006 0,645 13 PT. Sugi Samapersada Tbk 2004 0,667 2007 0,786 2005 0,663 2008 0,868 2006 0,634 6 PT. Indo Kordsa Tbk 2004 0,518 2007 0,650 2005 0,563 2008 0,969 2006 0,548 14 PT. Tunas Ridean Tbk 2004 0,518 2007 0,586 2005 0,582 2008 0,585 2006 0,541 7 PT. Indomobil Sukses Internasional Tbk 2004 0,532

2007 0,518 2005 0,502 2008 0,569 2006 0,529 15 PT. United Tractor Tbk 2004 0,556 2007 0,548 2005 0,527 2008 0,558 2006 0,480 8 PT. Indospring Tbk 2004 0,593 2007 0,541 2005 0,607 2008 0,564 2006 0,485


(65)

Dari data Current Assets to Tital Assets to Ratio perusahaan otomotif dapat diketahui bahwa peningkatan Current Assets to Tital Assets to Ratio e perusahaan terbesar terjadi pada perusahaan PT. Multi Prima Sejahtera Tbk dari tahun sebelumnya tahun 2006 yaitu sebesar 0,331 menjadi sebesar 0,720 pada tahun 2007. Sedangkan penurunan nilai Current Assets to Tital Assets to Ratio terbesar terjadi pada PT. Indospring Tbk dari sebelumnya tahun 2005 sebesar 0,607 menjadi 0,485 pada tahun 2006.

Current Assets to Tital Assets toRatio menunjukkan bahwa nilai investasi yang dilakukan investor kepada perusahaan mengalami penurunan. Current Assets to Tital Assets to Ratio menunjukkan nilai investasi yang dilakukan oleh investor di perusahaan. Makin tinggi Current Assets to Tital Assets to Ratio, makin besar dan lancar investasi yang dilakukan oleh investor di perusahaan dan sebaliknya.

4.2.2. Variabel Keputusan Pendanaan(X2

Merupakan pemenuhan kebutuhan dana perusahaan yang dapat disediakan dari sumber intern maupun ekstern perusahaan. Keputusan pendanaan diukr melalui :

)

1. Debt Equity Ratio (X3.1

Yaitu rasio yang menunjukkan seberapa besar perusahaan dibiayai oleh kreditur. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh data mengenai Debt Equity Ratio sebagai berikut :


(1)

Set (IOS). IOS didefinisikan sebagai kombinasi aktiva (assets in place) dan pilihan investasi di masa datang dengan net present value positif. IOS tergantung pada pengeluaran yang ditetapkan manajemen di masa yang akan datang, dimana pada saat ini merupakan pilihan investasi yang diharapkan menghasilkan return yang lebih besar (Gaver &Gavor, 1993) dalam Murtini (2006:241).

4.4.2. Pengaruh Keputusan Pendanaan terhadap Nilai Perusahaan

Variabel keputusan pendanaan berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal tersebut dibuktikan dengan besarnya nilai probabilitas kausal yaitu sebesar 0,557 ≥ 0,10. Hal tersebut berarti pendanaan tidak berpengaruh penting terhadap nilai suatu perusahaan, karena apabila pendanaan terhadap suatu perusahaan sangat besar maka akan menurunkan nilai perusahaan di mata investor karena para investor menganggap perusahaan tersebut tidak berhasil dalam mengelola perusahaannya dengan baik.

Keputusan pendanaan yang didasarkan pada pecking order theory menyatakan bahwa urutan pendanaan berdasarkan risiko yang lebih kecil yaitu pertama laba ditahan, diikuti hutang, dan terakhir ekuitas baru (Meyers, 1984), teori tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan Fama dan French (1999). Dalam studinya Asquisth dan Mullins (1986), mengemukakan bahwa penerbitan saham baru yang dilakukan perusahaan, akan menurunkan harga saham perusahaan. Masulis (1980) menemukan bahwa harga saham perusahaan akan naik apabila perusahaan mengumumkan pinjaman yang akan digunakan untuk membeli kembali saham perusahaan.


(2)

76

Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh oleh Murtini (2005:250) menemukan bahwa keputusan pendanaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Apabila keputusan pendanaan ditingkatkan seperti menigkatkan proporsi hutang, pengeluaran saham baru, dan keputusan pendanaan lainnya tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa investor kurang merespon terhadap perubahan sumber pendanaan yang dilakukan perusahaan.


(3)

77

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan analisis SEM untuk menguji pengaruh keputusan manajemen keuangan terhadap nilai perusahaan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Keputusan investasi berpengaruh positif dan signifian terhadap Nilai perusahaan, sehingga hipotesis yang diajukan terbukti kebenaranya. 2. Keputusan pendanaan berpengaruh negatif dan tidak signifikan

terhadap Nilai perusahaan, hipotesis yang diajukan tidak terbukti kebenarannya.

5.2. Saran

Sebagai implikasi dari hasil penelitian ini dapat dikemukakan beberapa saran yang dapat dipertimbangkan atau dimanfaatkan sebagai bahan dalam pengambilan keputusan, antara lain sebagai berikut :

1. Diharapkan pihak perusahaan dapat mengambil keputusan dengan tepat dalam mengambil keputusan terhadap nilai perusahaan karena keputusan manajemen sangat berpengaruh bagi perusahaan karena apabila manajemen dapat mengambil keputusan dengan tepat maka akan meningkatkan nilai perusahaan dan dapat mendatangkan investor untuk


(4)

78

menanamkan modalnya di perusahaan sehingga akan meningkatkan keuntungan bagi perusahaan.

2. Penelitian yang dilakukan pada kesempatan kali ini menganalisis pengaruh keputusan manajemen keuangan yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Untuk itu penelitian yang akan datang, membahas variabel–variabel yang ada hubungannya dengan manajemen keuangan yang berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan agar hasil yang diperoleh dapat lebih akurat, dan mungkin bisa menambah jumlah sampel yang diteliti.


(5)

Brigham, Eugene dan Houston, 2000, Manajemen Keuangan, Edisi ke-8, Penerbit Erlangga, Jakarta

Ferdinand, A., 2002, Structural Equation Modelling dalam Penelitian Manajemen, Edisi Ke-2, Penerbit BP UNDIP, Semarang

Gitosudarmo dan Basri, 2002, Manajemen Keuangan, Edisi ke-4, BPFE, Yogyakarta

Harahap, S., Sofyan, 1998, Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, Laji Grafindo Persada, Jakarta

Hair, J. F. et. Al., 1998, Multivariate Data Analysis, Fifth Edition, Prentice-Hall International, Inc., New Jersey

Jogiyanto, 2000, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi ke-2, Cetakan Pertama, BPFE, Yogyakarta

Jumingan. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : Penerbit Bumi Aksara. Riyanto, Bambang, 2001, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi ke-4,

Penerbit BPFE, Yogyakarta

Simamora, Henry, 2004, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi ke-3, Penerbit STIE YKPN

Sunariyah, 2000, Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Penerbit UPP-AMP YKPN, Yogyakarta

Sugiyono, 2003, Statistika untuk Penelitian, Cetakan ke-5, Penerbit CV. Alphabeta

Tandelilin, Edvardus, 2001, Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, Edisi Pertama, Penerbit BPFE, Yogyakarta

Sartono, Agus, 2001, Manajemen Keuangan Teori, Konsep & Aplikasi, Edisi Pertama, Penerbit Ekonisia, Yogyakarta

Jurnal:

Murtini, Umi, 2009, Jurnal Pengaruh Keputusan Manajemen Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Publik, Universitas Kristen Duta Wacana

Nirawati, Lia, 2008, Jurnal Pengaruh Kebijakan Deviden dan Kebijakan Hutang Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Go


(6)

Publik di Bursa Efek Indonesia, Dosen tetap Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN ”Veteran” Jawa Timur