Analisis Pengaruh Non Performing Loan Dan Loan To Deposit Ratio Terhadap Profitabilitas (Studi Kasus Pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk)

(1)

“ANALISIS PENGARUH NON PERFORMING LOAN (NPL) DAN

LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR) TERHADAP PROFITABILITAS

PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO)”

SKRIPSI

Nama

: Yunita Saragih


(2)

Kredit Yang Diberikan Dan Profitabilitas

PT Tabungan Negara (Persero)

Periode 2005-2010

No Tahun Triwulan Kredit yg diberikan NPL LDR ROA

1. 2005 I 13,014,210 4.32% 69.93% 2.03% II 13,693,656 5.37% 72.85% 2.02% III 14,525,067 5.37% 74.88% 1.97% IV 15,363,896 3.96% 74.15% 1.53% 2. 2006 I 15,925,682 5.28% 75.34% 2.26% II 16,659,908 5.32% 75.95% 1.76% III 17,343,980 5.20% 77.63% 1.89% IV 18,086,350 3.74% 77.56% 1.75% 3. 2007 I 18,538,814 5.09% 78.72% 2.31% II 19,473,668 4.84% 82.07% 2.16% III 20,792,770 4.72% 85.68% 1.85% IV 22,354,760 3.88% 82.88% 1.79% 4. 2008 I 23,557,638 4.59% 86.12% 1.67% II 26,190,650 4.22% 89.50% 1.71% III 30,077,198 4.03% 96.87% 1.70% IV 32,025,231 3.57% 92.36% 1.70% 5. 2009 I 33,552,878 3.96% 93.05% 1.35% II 35,809,773 3.97% 95.64% 1.32% III 38,123,456 4.03% 102.72% 1.57% IV 40,732,957 3.35% 89.31% 1.41% 6. 2010 I 40,987,332 3.76% 100.54% 1.92% II 44,005,184 3.90% 102.79% 1.87% III 46,561,282 4.08% 101.73% 1.89%


(3)

Identifikasi Masalah

1. mengalami kenaikan yang cukup tinggi diatas 100%, hal

ini terjadi karena capital

CAR

ikut meningkat.

2. Kenaikan jumlah pemberian kredit Bank BTN periode

triwulan I tahun 2005 sampai dengan triwulan IV tahun

2010 tidak selalu diikuti oleh kenaikan profitabilitasnya.

2. Adanya penurunan

Non Performing Loan (NPL)

pada

triwulan IV tahun 2010 akibat dari perubahan format

penyaluran subsidi perumahan kepada masyarakat.

3.

Loan to Deposit Ratio (LDR)

di tahun 2010


(4)

Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh

Non Performing Loan (NPL) terhadap

profitabilitas PT. Bank Tabungan Negara. Tbk?

2. Bagaimana pengaruh

Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap

profitabilitas PT. Bank Tabungan Negara. Tbk?

3. Bagaimana pengaruh Non Performing Loan (NPL) dan Loan to

Deposit Ratio (LDR) Terhadap profitabilitas PT. Bank Tabungan

Negara. Tbk?


(5)

Teori Penguhubung

Hubungan

Non Performing Loan

dan Profitabilitas

Menurut

S.Scott Mc. Donald dan Timothy W. Koch (2006:145)

menyebutkan

bahwa: dampak dari

Non Performing Loan

adalah peningkatan bunga yang tidak

terkumpulkan dan berdampak pada ROA dan ROE.”

Hubungan

Loan to Deposit Ratio

dan Profitabilitas

Menurut

Gelos

(2006:23)

menyatakan bahwa:

“Dengan penyaluran dana pihak ketiga yang besar maka pendapatan bank (ROA)

akan semakin meningkat. Maka

LDR

berpengaruh positif terhadap ROA.”

Hubungan Non Performing Loan dan loan to Deposit Ratio Terhadap Profitabilitas

Menurut

Rini Restu

dan

Budi Hermawan (2005:179)

menyatakan bahwa :

“Semakin besar kredit masalah yang dimiliki bank semakin kecil kemampuan bank

untuk memperoleh laba disebabkan oleh berkurangnya pendapatan bunga yang

diterima oleh bank ditambah lagi dengan biaya-biaya tambahan yang harus

dikeluarkan bank untuk mengatasi kredit bermasalah.”


(6)

OPERASIONALISASI VARIABEL

Variabel Konsep Variabel Indikator Skala Data

Non Performing Loan (X1)

Kegagalan nasabah mengembalikan jumlah pinjaman yang diterima dari bank beserta imbalannya dengan jangka waktu yang ditentukan. Dengan kegiatan seperti itu akan menyebabkan tingkat kredit bermasalah (npl) pada suatu bank.

(Siamat Dahlan, 2004:74) (SE BI No 3/30 DPNP tgl14Desember2001)

Rasio

Loan to Deposit Ratio (X2)

LDR adalah rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan oleh bank dengan dana yang diterima oleh bank. (Lukman Dendawijaya,

2009:116)

(Teguh P Mulyono, 1995:130)

Rasio

Profitabilitas (Y)

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

( S.Munawir, 2002:41) (Meythi, 2005:254)


(7)

Perkembangan

Non Performing Loan

Pada PT. Bank Tabungan Negara

Pada grafik terlihat bahwa

non

performing loan

pada PT. Bank

Tabungan Negara (Persero), Tbk

fluktuatif dengan trend menurun

hingga tahun 2010.

Non

performing loan

paling tinggi

terjadi pada triwulan kedua dan

ketiga tahun 2005 yaitu mencapai

5,37%, yang disebabkan karena

nasabah terkena imbas negatif

krisis global sehingga kesulitan

membayar kredit. Dan paling

rendah terjadi pada triwulan

keempat tahun 2009 yaitu hanya

mencapai 3,35%.


(8)

Perkembangan

Loan to Deposit Ratio

PT. Bank Tabungan Negara

Pada grafik terlihat dengan jelas

loan to deposit ratio

pada PT.

Bank Tabungan Negara (Persero),

Tbk cenderung mengalami

peningkatan semenjak tahun

2005 hingga tahun 2010.

Loan to

deposit ratio

paling tinggi terjadi

pada triwulan kedua tahun 2010,

yaitu mencapai 102,79% yang

dikarenakan mampu menyalurkan

kreditnya dengan efektif dengan

meningkatnya laba maka kinerja

bank juga meningkat, sebaliknya

Loan to deposit ratio

paling

rendah terjadi pada triwulan

pertama tahun 2005, yaitu

mencapai 69,93 persen.


(9)

Perkembangan Profitabilitas PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk.

Pada grafik terlihat

return on

assets

tertinggi yang diperoleh PT.

Bank Tabungan Negara (Persero),

Tbk terjadi pada triwulan

pertama tahun 2007, yaitu

mencapai 2,31%, sebaliknya

return on assets

terendah terjadi

pada triwulan kedua tahun 2009,

yaitu hanya mencapai 1,32%.

Semakin besar

return on assets

,

berarti semakin besar tingkat

keuntungan yang diperoleh

perusahaan sehingga

kemungkinan suatu perusahaan

mengalami kebangkrutan


(10)

Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Y= 0,924 + 0,223 X

1

– 0,001X

2

Dimana :

Y = Profitabilitas

X

1

= Non performing loan

X

2

= Loan to deposit ratio


(11)

Kesimpulan

Secara bersama-sama (simultan)

non performing loan

dan

loan to deposit ratio berpengaruh signifikan

terhadap profitabilitas pada PT. Bank Tabungan

Negara (Persero), Tbk. Pengaruh

non performing

loan

dan

loan to deposit ratio secara simultan

terhadap profitabilitas sebesar 35,2%, artinya

perubahan profitabilitas pada PT. Bank Tabungan

Negara tidak begitu tergantung pada perubahan

non

performing loan

dan perubahan

loan to deposit

ratio.


(12)

(13)

(14)

ANALISIS PENGARUH

NON PERFORMING LOAN

DAN

LOAN TO

DEPOSIT RATIO

TERHADAP PROFITABILITAS

(Studi Kasus Pada PT Bank Tabungan Negara (Persero)Tbk.)

AN ANALYSIS OF THE NON PERFORMING LOAN AND LOAN TO TO DEPOSIT RATIO EFFECTS ON PROFITABILITY

(Case Study at PT Bank Tabungan Negara. (Persero)Tbk)

SKRIPSI

Untuk memenuhi salah satu syarat sidang skripsi Guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh: Yunita Saragih

21107151

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG


(15)

(16)

ii

ABSTRAK

ANALIS PENGARUH NON PERFORMING LOAN DAN LOAN TO DEPOSIT RATIO

TERHADAP PROFITABILITAS

(Studi Kasus pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero)Tbk)

Penelitian ini dilakukan pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Yang bergerak dibidang perbankan, diantaranya kredit yang merupakan bisnis utama bank. Pengelolaan kredit yang kurang baik akan beresiko kredit bermasalah atau Non Performing Loan, yaitu sebagai pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui hubungan Non Performing Loan dan Loan To Deposit Ratio terhadap Profitabilitas (ROA) PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk baik secara parsial maupun simultan.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan verifikatif. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah data keuangan berupa Neraca, Laba/Rugi dan Kualitas Aktiva Produktif PT Bank Tabungan Negara (Persero), periode Triwulan I tahun 2005 sampai dengan triwulan IV tahun 2010 dan untuk menentukan sampel yang akan diteliti, menggunakan teknik nonprobability sampling. Untuk mengetahui hubungan Non Performing Loan dan Loan To Deposit Ratio terhadap Profitabilitas (ROA) menggunakan analisis korelasi. Untuk mengetahui pengaruh Non Performing Loan dan Loan To Deposit Ratio terhadap Profitabilitas (ROA) digunakan analisis regresi berganda. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan statistik thitung sebesar 2,490 berada pada daerah penolakan

Ho, yang berarti bahwa non performing loan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk. Proses analisis statistik tersebut menggunakan program SPSS.18 for windows.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan Non Performing Loan secara parsial bahwa thitung sebesar 2,490 berada pada daerah penolakan Ho, yang berarti bahwa Non

Performing Loan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk, sedangkan Loan To Deposit Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat profitabilitas pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk. Secara simultan pengaruh Non Performing Loan dan loan to deposit ratio sebesar 35,2% artinya perubahan profitabilitas pada PT Bank Tabungan Negara tidak begitu bergantung pada perubahan Non Performing Loan dan perubahan loan to deposit ratio.

Kata Kunci: Non Performing Loan, Loan To Deposit Ratio, Profitabilitas


(17)

i ABSTRACT

AN ANALYSIS OF THE PEROFORMING LOAN AND LOAN TO DEPOSIT RATIO EFFECTS ON PROFITABILITY

(Case Study at PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk)

The research was conducted at PT. Bank Tabungan Negara Tbk. Engaged in banking, including business credit is a major bank. Credit management will be at risk of poor performing loans or non-performing loans, ie as a loan repayment difficulties. The purpose of this study was to determine the relationship Non Performing Loans and Loan To Deposit Ratio of profitability (ROA) PT. Bank Tabungan Negara either partially or simultaneously.

The method used is descriptive method and verifikatif. The samples used in this study is the financial data of the Balance Sheet, Profit / Loss and Quality of Earning Assets State Savings Bank (Limited), the period first quarter 2005 to fourth quarter of 2010 and to determine the sample to be studied, using nonprobability sampling technique . To determine the relationship of Non Performing Loans and Loan To Deposit Ratio of profitability (ROA) using correlation analysis. To determine the effect of non-performing loans and Loan To Deposit Ratio of profitability (ROA) used multiple regression analysis. Testing the hypothesis in this study using statistical tcount of 2.490 was the refusal to Ho, which means that non-performing loan is partially significant effect on profitability at PT. Bank Tabungan Negara, Tbk. The process of statistical analysis used the program SPSS.18 for windows.

From the research we can conclude the partial non-performing loans that tcount of 2.490 was the refusal to Ho, which means that non-performing loans are partially significant effect on profitability at PT. Bank Tabungan Negara, Inc., Loan To Deposit Ratio whereas no significant effect on the level of profitability at PT. Bank Tabungan Negara, Tbk. Simultaneous influence of non-performing loans and loan to deposit ratio of 35.2% means that changes in profitability in the State Savings Bank is not so dependent on changes in non-performing loans and loan to deposit ratio changes.


(18)

iii

KATA PENGANTAR

Segala pujian, hormat serta kemuliaan hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas kasih karunia-Nya yang selalu setia menyertai langkah peneliti. Segala berkat dan anugerah-Nya yang telah memberikan kekuatan, kesehatan, keyakinan, kemampuan dan jalan serta kesabaran bagi peneliti dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Puji serta syukur yang tiada henti atas hadirat-Nya yang telah menganugerahkan kebesaran-Nya atas ilmu yang tak terbatas yang diberikan kepada peneliti. Sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang diberi judul “Analisis Pengaruh Non Performing Loan dan Loan to Deposit Ratio terhadap

Profitabilitas” (Studi Kasus Pada PT Bank Tabungan Negara(Persero) Tbk)

Adapun penyusunan skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung..

Peneliti sadari sepenuhnya bahwa tanpa adanya dukungan, dorongan dan bimbingan serta bantuan dari beberapa pihak dalam proses penyusunan skripsi ini, peneliti tidaklah mampu untuk menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Pertama peneliti ingin menyampaikan terimakasih banyak kepada Mamah dan Bapak terkasih yang selalu memberikan perhatian, kepercayaan, semangat dan juga doa berlimpah dan tak pernah berhenti kepada peneliti baik secara moril dan materil.


(19)

iv

Dan dalam kesempatan ini, dengan ketulusan dan kerendahan hati peneliti ingin menyampaikan rasa hormat, penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Prof. Dr. Umi Narimawati, Dra., S.E., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Sri Dewi Anggadini, S.E., M.Si selaku dosen pembimbing yang selama ini mengerahkan tenaga, pikiran dan meluangkan waktu untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini.

4. Surtikanti ,SE.,M.Si, Selaku Dosen Wali terima kasih atas bimbingan dan nasehat yang diberikan kepada penulis selama ini.

5. Wati Aris Astuti, S.E., M. Si.,selaku Penguji I yang telah memberikan arahan dan saran-sarannya dalam perbaikan penulisan skripsi ini.

6. Surtikanti ,SE.,M.Si, selaku Penguji II yang telah memberikan arahan dan saran-sarannya dalam perbaikan penulisan skripsi ini.

7. Bapak/Ibu Dosen Program Studi Akuntansi Universitas Komputer Indonesia. 8. Staff Kesekretariatan Program Studi Akuntansi (Mba Senny dan Mba Dona)


(20)

v

9. Seluruh pegawai dan staf pada Bank Bank Tabungan Negara yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk melaksanakan penelitian dalam penyusunan skripsi pada PT. Bank Tabungan Negara Tbk. Cabang Bandung. 10. Bapak Candra selaku bagian umum pada PT Bank Tabungan Negara (Persero)

Tbk. Cabang Bandung yang telah meluangkan waktunya untuk membantu memberikan informasi dan data yang penulis butuhkan untuk laporan skripsi ini.

11. Adik-adik dan Kakakku tercinta; Frisca Dameria, Risky Triwani, Krisna Bella dan Merry. Terimakasih untuk kasih sayang, doa, perhatian, nasihat, saran dan motivasi yang tiada henti untuk ku.

12. Sahabat-sahabat ku tercinta, Yunita Indria sari, Rika Tri Kumala Sari yang bersama-sama berjuang menyelesaikan skripsi ini.

13. Teman-teman seperjuangan Firza, Harlina Intan sari saragih terima kasih atas kerja sama dan bantuannya.

14. Untuk kerabat dan saudara yang telah memberikan doa dan dukungan semangatnya kepada penulis.

15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis, secara langsung ataupun tidak langsung dalam menyelesaikan laporan Skripsi ini.

Peneliti berharap semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan berkat-Nya yang berlimpah kepada semua pihak yang telah terlibat dalam


(21)

vi

penyusunan skripsi ini, atas segala doa, kebaikan, kesabaran, ketulusan dan keikhlasan serta dukungannya.

Akhir kata peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Peneliti juga mengharapkan koreksi dan saran dari pembaca serta menerima masukan dan kritik tersebut dengan hati terbuka, sehingga di masa yang akan datang skripsi ini dapat menjadi bahan yang lebih baik, lebih menarik dan lebih bermanfaat lagi.

Bandung, Februari 2012 Peneliti


(22)

vii

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN MOTTO

ABSTRACT ... i ABSTRAK……… ii KATA PENGANTAR ... iii DAFTAR ISI ... vii DAFTAR GAMBAR……… x DAFTAR TABEL ... xi DAFTAR SIMBOL………. .. xii DAFTAR LAMPIRAN………. . xiii BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1 1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah ... 8 1.2.1 Identifikasi Masalah ... 8 1.2.2 Rumusan Masalah ... 8 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 9 1.3.1 Maksud Penelitian ... 9 1.3.2 Tujuan Penelitian ... 9 1.4 Kegunaan Penelitian... 9 1.4.1 Bagi Penulis ... 9 1.4.2 Bagi Perusahaan ... 10 1.4.3 Bagi Peneliti Selanjutnya... 10 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka ... 12 2.1.1 Pengertian Bank ... 12


(23)

viii

2.1.2 Jenis-Jenis Bank ... 14 2.1.3 Pengertian Manajemen Perbankan ... 15 2.1.4 Manajemen Kredit ... 15 2.1.5 Unsur-unsur Kredit ... 16 2.1.6 Prinsip Pemberian Kredit... 17 2.2 Non Performing Loan ... 18 2.3 Loan to Deposit Ratio ... 23 2.4 Profitabilitas ... 26 2.4.1 Analisis Tingkat Profitabilitas ... 26 2.4.2 Pengertian Return On Asset (ROA) ... 27 2.4.3 Alasan Menggunakan Return On Asset (ROA) ... 27 2.5 Hubungan Non Performing Loan dan Profitabilitas ... 28 2.6 Hubungan Loan to Deposit Ratio dan Profitabilitas ... 29 2.7 Hubungan NPL dan LDR terhadap Profitabilitas ... 30 2.8 Kerangka Pemikiran ... 33 2.9 Hipotesis Penelitian ... 37 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1Objek Penelitian ... 38 3.2 Metode Penelitian... 38 3.2.1 Desain Penelitian ... 40 3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 41 3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data ... 45

3.2.3.1 Sumber Data ... 45 3.2.3.2 Teknik Penentuan Data. ... 45 3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 47 3.4 Metode Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 47 3.5 Pengujian Hipotesis………. 57 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum PT.Bank Tabungan Negara, Tbk ... 63 4.1.1 Sejarah PT. Bank Tabungan Negara, Tbk ... 63 4.1.2 Struktur Organisasi PT. Bank Tabungan Negara, Tbk . 66


(24)

ix

4.1.3 Job Description PT. Bank Tabungan Negara, Tbk ... 68 4.1.4 Aktivitas Perusahan PT. Bank Tabungan Negara, Tbk. 75 4.2 Pembahasan Penelitian ... 76

4.2.1 Perkembangan Non Performing Loan, LDR dan

Profitabilitas pada PT. Bank Tabungan Negara,Tbk ... 76 4.2.1.1 Perkembangan Non Performing Loan

pada PT. Bank Tabungan Negara, Tbk ... 76 4.2.1.2 Perkembangan Loan to Deposit ratio

pada PT. Bank Tabungan Negara, Tbk ... 80 4.2.1.3 Perkembangan Profitabilitas

pada PT. Bank Tabungan Negara,Tbk ... 83 4.2.2 Analisis Pengaruh NPL dan LDR terhadap

Profitabilitas Pada PT. Bank Tabungan Negara,Tbk ... 87 4.2.2.1 Pengujian Asumsi klasik ... 88 4.2.2.2 Analisis Regresi Linear Berganda ... 94 4.2.2.3 Analisis Korelasi Parsial ... 96 4.2.2.4 Koefisien Korelasi Berganda ... 98 4.2.2.5 Koefisien Determinasi... 98 4.2.2.6 Pengujian Hipotesis Secara Simultan ... 99 4.2.2.7 Pengaruh NPL dan LDR terhadap Profitabilitas

Secara Parsial ... 101 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 107 5.2 Saran ... 108 DAFTAR PUSTAKA……….. 110 LAMPIRAN-LAMPIRAN………. 1 12


(25)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit) dengan pihak-pihak yang memerlukan dana (deficit unit) serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar aliran lalu lintas pembayaran.

Peranan bank adalah melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana dari dan ke masyarakat (sebagai lembaga intermediary). Peran sebagai penghimpun dana dilakukan bank dengan melayani masyarakat yang ingin menabungkan uangnya di bank. Peran sebagai penyalur dana dilakukan bank dengan melayani masyarakat yang membutuhkan pinjaman uang dari bank, misalnya untuk keperluan modal usaha, keperluan pembangunan, dan keperluan-keperluan lainnya.

Bank memiliki tanggung jawab yang besar terhadap pengelolaan dana yang telah dihimpunnya, salah satunya bank harus dapat memenuhi keinginan masyarakat ketika akan melakukan penarikan dana. Contohnya pada saat krisis ekonomi hal tersebut juga tentunya diakibatkan oleh pengelolaan manajemen perbankan yang buruk. Berdasarkan pengalaman tersebut maka bank akan dituntut untuk selalu menjaga likuiditasnya pada tingkatan yang aman, sehingga kemungkinan terjadinya ketidakmampuan bank dalam memenuhi kewajban finansialnya dapat diperkecil. Dalam kegiatan suatu bank harus selalu menjaga likuiditasnya,


(26)

2

bank juga dituntut harus selalu menjaga pertumbuhan profitabilitas agar selalu berjalan dengan baik. Kemampuan bank dalam mengelola rasio profitabilitas merupakan faktor yang sangat penting yang harus selalu diperhatikan oleh suatu bank, karena rasio profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba. Profitabilitas adalah rasio-rasio yang menunjukkkan hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusan yang diambil oleh manajer bank. (Rivai, 2007)

Dengan meningkatnya non performing loan maka akibatnya bank harus menyediakan cadangan penghapusan piutang yang cukup besar, sehingga kemampuan memberi kredit menjadi sangat terbatas. Adapun masalah yang dihadapi perbankan Indonesia bisa dilihat dari berbagai sudut pandang seperti dari sisi ekonomi, sosial, budaya, teknologi dan politik. Kredit bermasalah (non performing loan) yakni jumlah kredit bermasalah yang meningkat tajam, misalnya kredit macet. Salah satu masalah yang di hadapi bank adalah kredit bermasalah (non performing loan) yakni jumlah kredit bermasalah yang meningkat tajam, misalnya kredit macet. Risiko tidak terbayarnya kredit yang telah diberikan atau sering disebut dengan risiko kredit. Yang dimaksud dengan risiko kredit adalah salah satu risiko akibat kegagalan atau ketidakmampuan nasabah mengembalikan jumlah pinjaman yang diterima dari bank beserta imbalannya sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan. Dan dengan keadaan seperti itu akan menyebabkan kredit bermasalah (non performing loan) pada suatu bank. (Deby Virga, 2006)

Secara empiris penyaluran kredit merupakan sumbangan terbesar dalam perolehan laba, oleh karena itu kelayakan pemberian kredit lebih cermat dalam penerapan prinsip 5C yaitu,

Character, Capacity, Capital, Collateral dan Condition of Economy, agar menghindari terjadinya kredit bermasalah yang tentunya akan mempengaruhi kondisi keuangan.


(27)

3

Adapun permasalahan yang dihadapi oleh suatu bank yaitu Loan To Deposit Ratio (LDR), yakni suatu ukuran likuiditas yaitu rasio yang memberikan indikasi mengenai jumlah dana pihak ketiga yang adalah rasio antara jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. Maka dari itu bank melakukan rangsangan seperti tingkat suku bunga tinggi agar dana masyarakat terhimpun kembali. Berdasarkan hal tersebut maka rasio likuiditas tersebut harus terjaga keseimbangannya dengan baik. Karena apabila nasabah ingin menarik dananya sewaktu- waktu pihak bank harus selalu mampu memenuhi kebutuhan keuangannya dan memenuhi kebutuhan nasabah pada waktunya.(Devi Puji, 2007)

Loan To Deposit Ratio menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Dengan kata lain, seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali uangnya telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit.Dan apabila di dalam suatu bank terdapat jumlah LDR yang semakin tinggi maka bank tersebut sedang mengalami tingkat kesehatan yang tidak baik. (Mila Amelia, 2008)

Maka di setiap bentuk usaha harus mempunyai rasio profitabilitas yang selalu meningkat dengan baik karena rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dalam suatu periode. Dan apabila di dalam suatu bank rasio profitabilitas cenderung menurun dari tahun ke tahun maka bisa di katakan bank tersebut mengalami perputaran aktiva yang tidak baik dan bank tersebut mengalami kerugian.

Lembaga perbankan merupakan salah satu tulang punggung perekonomian suatu negara, karena memiliki fungsi intermediasi atau sebagai perantara antara pemilik modal (fund supplier)


(28)

4

dengan pengguna ada (fund user). Di Indonesia, jumlah bank cukup banyak yaitu 240 buah bank sebelum dilikuidasi tahap pertama pada 1999. Namun dengan belum berakhir krisis moneter yang melanda Indonesia semakin banyak bank yang bermasalah akibatnya bertambah banyak pula bank yang likuidasi. (Jurnal Manajemen & Bisnis Vol.5 No.5 Yuliani 1999).

Non Performing Loan (NPL) yang tinggi akan mempengaruhi tingkat kesehatan bank. Sedangkan Loan To Deposit Ratio (LDR) yang besar akan menambah jumlah asset bank, sehingga diharapkan bank akan memiliki kemungkinan untuk memperoleh laba yang lebih besar. Baik Tingkat Kredit Bermasalah (NPL) maupun Loan To Deposit Ratio (LDR) sama-sama berpengaruh terhadap kemampuan bank dalam mengahasilkan laba, tetapi belum diketahui bagaimana Non Performing Loan (NPL) dan Loan To Deposit Ratio (LDR) mempengaruhi kemampuan bank dalam menghasilkan laba. (Joko Priono, 2007)

Penyaluran kredit pada PT. Bank Tabungan Negara (PERSERO) dari tahun ke tahun dapat dikatakan terus mengalami peningkatan. PT. Bank Tabungan Negara Tbk adalah salah satu bank penyalur kredit yang memfokuskan bisnisnya pada pemberian kredit untuk Perorangan dan Umum/Koperasi. Jumlah kredit yang terus meningkat akan merubah Non Performing Loan (NPL) dan Loan To Deposit Ratio (LDR) yang akan mempengaruhi kemampuan bank dalam menghasilkan laba. Begitu juga pada NPL apabila di amati dari tahun ke tahun angkanya cenderung selalu tidak konstan. Selain itu pada LDR juga dari tahun ke tahun dapat dikatakan terus mengalami peningkatan angka yang semakin tinggi. Dan dari fenomena tersebut pada PT. Bank Tabungan Negara (PERSERO) tidak diikuti dengan pertumbuhan profitabilitas yang meningkat, sebaliknya dari tahun ke tahun rasio profitabilitas tersebut cenderung selalu menurun.


(29)

5

Tabel 1.1

Kredit Yang Diberikan dan Profitabilitas PT. Bank Tabungan Negara (PERSERO)

Periode 2005-2010 (dalam jutaan rupiah)

No. Tahun Triwulan Kredit yang

Diberikan NPL LDR ROA 1. 2005 I 13,014,210 4.32% 69.93% 2.03%

II 13,693,656 5.37% 72.85% 2.02% III 14,525,067 5.37% 74.88% 1.97% IV 15,363,896 3.96% 74.15% 1.53% 2. 2006 I 15,925,682 5.28% 75.34% 2.26% II 16,659,908 5.32% 75.95% 1.76% III 17,343,980 5.20% 77.63% 1.89% IV 18,086,350 3.74% 77.56% 1.75% 3. 2007 I 18,538,814 5.09% 78.72% 2.31% II 19,473,668 4.84% 82.07% 2.16% III 20,792,770 4.72% 85.68% 1.85% IV 22,354,760 3.88% 82.88% 1.79% 4. 2008 I 23,557,638 4.59% 86.12% 1.67% II 26,190,650 4.22% 89.50% 1.71% III 30,077,198 4.03% 96.87% 1.70%

IV 32,025,231 3.57% 92.36% 1.70%

5. 2009 I 33,552,878 3.96% 93.05% 1.35% II 35,809,773 3.97% 95.64% 1.32% III 38,123,456 4.03% 102.72% 1.57%

IV 40,732,957 3.35% 89.31% 1.41%

6. 2010 I 40,987,332 3.76% 100.54% 1.92% II 44,005,184 3.90% 102.79% 1.87% III 46,561,282 4.08% 101.73% 1.89%

IV 48,624,640 3.43% 97.86% 1.85%


(30)

6

Kredit yang diberikan meningkat padahal non performing loan triwulan III meningkat. Hal ini menyebabkan dana pihak ke-3 menurun karena tidak percaya pada perusahaan diakibatkan dari non performing loan yang meningkat. Sehingga profitabilitas yang diperoleh menurun hal ini disebabkan perusahaan mengembalikan loan to deposit ratio kepada pihak ke-3 untuk mengembalikan kepercayaan pihak ke-3.

Pada beberapa kuartal selama periode tahun 2005-2010 seperti terlihat pada tabel 1.1 peningkatan ataupun penurunan ROA Bank BTN seiring dengan peningkatan atau penurunan NPL. Padahal secara teori disebutkan bahwa apabila kredit bermasalah meningkat maka profitabilitas akan menurun, atau sebaliknya apabila kredit bermasalah menurun maka profitabilitas akan meningkat. Disamping itu meningkat atau menurunnya penyaluran kredit (loan to deposit ratio) juga seharusnya berbarengan dengan peningkatan atau penurunan profitabilitas, namun yang terjadi untuk beberapa triwulan justru berlawanan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya anomali tersebut, yaitu faktor internal bank sendiri dan juga bisa dari faktor eksternal bank.

Faktor internal seperti efisiensi dan pendapatan non bunga, dalam sistem perbankan kredit bermasalah sangat berkaitan dengan pendapatan bunga namun tidak mempengaruhi pendapatan non bunga. Jadi meskipun kredit bermasalah meningkat seperti yang terjadi pada triwulan I tahun 2006, namun profitabilitas (ROA) juga meningkat karena pendapatan non bunga bank BTN pada triwulan I tahun 2006 tersebut mencapai 26% dari total pendapatan bank. Faktor eksternal seperti kebijakan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia yang terjadi pada triwulan IV tahun 2008, seiring dengan penurunan suku bunga rujukan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, maka keseimbangan struktur bunga kredit dan beban bunga berubah. Bank


(31)

7

BTN tidak dapat segera menaikkan tingkat bunga kredit yang diberikan secara proporsional seimbang dengan tingkat bunga dana pihak ketiga, sehingga meskipun kredit yang dikucurkan oleh bank menurun namun profitabilitas bank tidak serta merta mengalami penurunan.

Ketidakstabilan profitabilitas yang terjadi pada PT. Bank Tabungan Negara (PERSERO), selama triwulan I tahun 2005- triwulan IV tahun 2010 disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya Non performing loan dan loan to deposit ratio seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Non performing loan yang terjadi pada PT. Bank Tabungan Negara (PERSERO), setiap tahunnya mengalami penurunan dan peningkatan yang tidak kostan. Begitu juga dengan

Loan to deposit ratio yang terjadi PT. Bank Tabungan Negara (PERSERO), dari tahun ke tahun terjadi peningkatan semakin tinggi. Dan dari faktor- faktor tersebut sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan profitabilitas pada PT. Bank Tabungan Negara (PERSERO) yang dimana setiap tahunnya mengalami penurunan. (Sumber: swww.btn.co.id)

Adanya Peningkatan kredit bermasalah kembali terjadi pada triwulan IV tahun 2010 yaitu 3,43 yang disebabkan oleh menurunnya kualitas kredit yang dikucurkan PT Bank Tabungan Negara sehingga menyebabkan meningkatnya kolektibilitas kredit yang diketegorikan kredit bermasalah, sedangkan penurunan kredit bermasalah disebabkan oleh membaiknya kualitas kredit yang telah dikucurkan oleh PT Bank Tabungan Negara.

Berdasarkan uraian di atas penulis bermaksud untuk meneliti apakah Non Performing Loan (NPL) dan Loan To Deposit Ratio mempengaruhi Profitabilitas PT. Bank Tabungan Negara (PERSERO) Untuk itu penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul:

“Pengaruh Non Performing Loan (NPL) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) Terhadap Profitabilitas PT. Bank Tabungan Negara (PERSERO)”


(32)

8

1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

1. Kenaikan jumlah pemberian kredit Bank BTN periode triwulan I tahun 2005 sampai dengan triwulan IV tahun 2010 tidak selalu diikuti oleh kenaikan profitabilitasnya.

2. Adanya penurunan Non Performing Loan (NPL) pada triwulan IV tahun 2010 akibat dari perubahan format penyaluran subsidi perumahan kepada masyarakat.

3. Loan to Deposit Ratio (LDR) di tahun 2010 mengalami kenaikan yang cukup tinggi diatas 100%, hal ini terjadi karena capital CAR ikut meningkat.

1.2.2 Rumusan Masalah

Fenomena yang telah diuraikan di atas mengenai Pengaruh Non Performing Loan (NPL)

dan Loan To Deposit Ratio (LDR) Terhadap Profitabilitas bank dapat diambil beberapa rumusan masalah, diantaranya :

1. Bagaimana pengaruh Non Performing Loan (NPL) terhadap profitabilitas ? 2. Bagaimana pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap profitabilitas ?

3. Bagaimana pengaruh Non Performing Loan (NPL) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) Terhadap profitabilitas ?


(33)

9

1.3 Maksud dan Tujuan 1.3.1 Maksud Penelitian

Suatu penelitian yang disusun tentu saja harus memiliki maksud yang jelas. Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data dan informasi mengenai Non Performing Loan

dan profitabilitas untuk kemudian diolah dan dianalisis. 1.3.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1.Untuk mengetahui pengaruh Non Performing Loan terhadap profitabilitas.

2. Untuk mengetahui pengaruh Loan to Deposit Ratio terhadap proditabilitas.

3. Untuk mengetahui pengaruh Non Performing Loan dan Load to Deposit Ratio terhadap profitabilitas.

1.4 Kegunaan Penelitian

Manfaat atau kegunaan dari hasil penelitian merupakan dampak dari tercapainya tujuan penelitian. Untuk itu, penelitian ini diharapkan dapat memiliki kegunaan sebagai berikut :

1.4.1. Bagi penulis

Manfaat yang utama adalah bertambah wawasam bagi penulis dalam permasalahan yang diteliti dengan demikian pemahaman terhadap teori yang telah penulis terima di bangku kuliah dapat dimengerti, dipahami, dalam pengaplikasiannya.


(34)

10

1.4.2. Bagi Bank BTN

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai pengaruh Non Performing Loan (NPL) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap profitabilitas bank, sehingga memberikan masukan kepada pihak bank guna menetapkan kebijakan penyaluran kredit dalam rangka meningkatkan perolehan laba.

1.4.3. Bagi peneliti selanjutnya

Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian serta masukan atau informasi bagi peneliti selanjutnya dalam mengembangkan ilmu khususnya dalam ilmu akuntansi dan sebagai rujukan atau referensi untuk menambah wawasan atas teori-teori yang sudah ada dan dipelajari dengan kondisi langsung di lapangan.

1.5 Waktu dan Lokasi.

Penelitian ini penulis lakukan pada perusahaan yang bergerak di bidang perbankan yaitu PT Bank Tabungan Negara yang berlokasi di Jl. Jawa No 7 Bandung 40111.


(35)

11

Tabel 1.1

Pelaksanaan Penelitian

No Schedule

Bulan

September Oktober November Desember Januari Febuari 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Persiapan

a. Penyusunan UP b. Bimbingan c. Pendaftaran Seminar UP d. Seminar UP e. Perbaikan 2 Pengumpulan Data 3 Pengolahan Data 4 Penyusunan Laporan dan Bimbingan 5 Pendaftaran Ujian Sidang Akhir 6 Ujian Sidang Akhir


(36)

12 BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Bank

Bank dalam menjalankan usahanya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dalam berbagai alternatif investasi. Sehubungan dengan fungsi penghimpunan dana ini, bank sering pula disebut lembaga kepercayaan. Pengertian bank dari menurut Kasmir (2001:11) yaitu :

“Lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyrakat serta memberikan jasa bank lainnya”.

Kemudian pengertian bank menurut Undang-Undang RI nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan adalah :

” badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyrakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.”

Dari uraian di atas dapat diartikana usaha perbankan selalu berkaitan masalah bidang keuangan. Jadi dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan utama menurut Kuncoro dan Suhardjono (2002:32) yaitu :


(37)

13

a. Menghimpun dana b. Menyalurkan dana dan

c. Memberikan jasa bank lainnya.

Adapun kegiatan menghimpun dana dan menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok perbankan. Sedangkan kegiatan memberikan jasa-jasa bank lainnya hanyalah merupakan pendukung dari kedua kegiatan diatas. Pengertian menghimpun dana maksudnya adalah mengumpulkan atau mencari dana dengan cara membeli dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan giro, tabungan dan deposito. Pembelian dana dari masyarakat ini dilakukan oleh bank dengan cara memasang berbagai strategi agar masyarakat mau menanamkan dananya.

Jenis simpanan yang dapat dipilih oleh masyarakat adalah simpanan giro, tabungan, sertifikat deposito serta deposito berjangka di mana masing-masing jenis simpanan yang ada memiliki kelebihan dan keuntungan tersendiri. Kegiatan menghimpun dana ini sering disebut dengan istilah funding. Selanjutnya pengertian menyalurkan dana adalah melemparkan kembali dana yang diperoleh lewat simpanan giro, tabungan dan deposito ke masyarakat dalam bentuk pinjaman (Kredit) bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah. Kegiatan penyaluran dana ini disebut dengan istilah Lending. Dalam pemberian kredit disamping dikenakan bunga bank juga mengenakan jasa pinjaman kepada penerima kredit (debitur) dalam bentuk biaya administrasi serta biaya provisi dan komisi.

Sedangkan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah berdasarkan bagi hasil atau penyerahan modal. Besar kecilnya bunga kredit dipengaruhi oleh besar kecilnya bunga simpanan. Semakin besar atau semakin mahal bunga simpanan, maka semakin besar pula bunga


(38)

14

pinjaman dan demikian pula sebaliknya. Di samping bunga simpanan pengaruh besar kecil pinjaman juga dipengaruhi oleh keuntungan yang di ambil, biaya operasi yang dikeluarkan, cadangan resiko kredit macet, pajak serta pengaruh lainnya. Bagi perbankan yang berdasarkan prinsip konvensional, keuntungan utama diperoleh dari selisih bunga simpanan yang diberikan kepada penyimpanan dengan bunga pinjaman atau kredit yang disalurkan keuntungan dari selisih bunga ini di bank dikenal dengan istilah spread based. Apabila suatu bank mengalami suatu kerugian dari selisih bunga, di mana suku bunga simpanan lebih besar dari suku bunga kredit, maka istilah ini dikenal dengan nama negatif spread.

2.1.2 Jenis-jenis Bank

Praktik perbankan di Indonesia saat ini yang diatur dalam Undang-undang Perbankan memiliki beberapa jenis bank. Di dalam Undang-undang nomor 14 tahun 1967, terdapat beberapa perbedaan jenis perbankan.

Menurut Kasmir (2001:20) ada beberapa jenis bank ditinjau dari beberapa segi antara lain :

1. Dilihat dari Segi Fungsinya a. Bank Umum

b. Bank Pembangunan c. Bank Tabungan d. Bank Pasar e. Bank Desa f. Bank Pegawai g. Lumbung Desa

h. Dan bank jenis lainnya

Kemudian menurut Undang-undang Pokok Perbankan nomor & tahun 1992 dan ditegaskan lagi dengan Undang-undang RI nomor 10 Tahun 1998 maka jenis perbankan terdiri dari dua jenis bank yaitu :


(39)

15

a. Bank umum

b. Bank Perkreditan Rakyat

2. Dilihat dari Segi Kepemilikannya a. Bank milik Pemerintah

b. Bank milik swasta Nasional c. Bank milik asing

d. Bank milik campuran 3. Dilihat dari Segi Status a. Bank Devisa

b. Bank non Devisa

4. Dilihat dari Segi Cara Menentukan Harga a. Bank berdasarkan Prinsip Konvensional b. Bank berdasarkan Prinsip Syariah 2.1.3. Pengertian Manajemen Perbankan

Bank merupakan salah satu lembaga yang memberikan pelayanan jasa keuangan. Pada sebuah bank ada tiga kelompok jasa yang perlu dikelola dengan baik yaitu funding, lending, dan

service. Menurut Kasmir (2001:5) :

”Manajemen perbankan adalah bagaimana mengolah ketiga kelompok jasa secara professional dan simultan, sehingga dapat menghasilkan laba yang maksimal. Kegiatan memaksimalkan laba ini sangat penting karena keuntungan utama perbankan adalah dari selisih bunga simpanan dengan bunga pinjaman yang dikenal dengan istilah spread based.”

Kesimpulannya agar mendapatkan laba yang maksimal bank harus dapat mengolah dengan baik ketiga kelompok jasa secara seperti profesional yaitu funding, lending, dan service.

2.1.4. Manajemen Kredit

Kredit bermasalah dapat diartikan juga sebagai pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor kesengajaan dan atau karena faktor eksternal di luar kemampuan


(40)

16

debitur yang dapat diukur dari kolektibilitas. Standar Akuntansi Keuangan No. 31 (2002 : PSAK No.31), menyebutkan bahwa :

“Kredit adalah peminjaman uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan”.

Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kredit adalah suatu pinjaman dana yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan yang selanjutnya disebut sebagai kreditur kepada orang perorangan atau badan yang selanjutnya disebut sebagai debitur dengan berdasarkan pada perjanjian yang telah disepakati bersama guna mencapai faedah/manfaat baik bagi debitur maupun kreditur.

2.1.5 Unsur-unsur Kredit

Adapun unsur- unsur dalam pemberian dalam fasilitas kredit menurut Kasmir (2004:94) adalah sebagai berikut :

1. kepercayaan 2. Kesepakatan 3. Jangka Waktu 4. Resiko

5. Balas Jasa

Penjelasan dari kelima unsur - unsur tersebut adalah sebagai berikut : 1. Kepercayaan

Kepercayaan yaitu suatu keyakinan pemberian kredit (bank) bahwa kredit yang diberikan baik berupa uang, barang atau jasa akan benar-benar diterima kembali dimasa tertentu di masa yang akan datang.


(41)

17

2. Kesepakatan

Selain unsur kepercayaan di dalam kredit juga ada unsur kesepakatan antara kreditur dan debitur yang dituangkan dalam suatu perjanjian yang berisi tentang akad kredit mengenai hak dan kewajiban masing-masing dan ditandatangani oleh kedua belah pihak.

3. Jangka waktu

Jangka waktu adalah masa pengembalian kredit yang telah disepakati bersama dalam perjanjian kredit.

4. Resiko

Resiko adalah kerugian yang harus ditanggung oleh kreditur baik resiko yang disengaja maupun resiko yang tidak disengaja. Salah satu penyebab utama dari tidak tertagihnya suatu kredit disebabkan oleh jangka waktu pengembalian kredit, semakin panjang jangka waktu suatu kredit semakin besar pula resikonya.

5. Balas jasa

Dalam proses pemberian kredit bank tentu saja mengharapkan suatu keuntungan, keuntungan atas suatu pemberian kredit tersebut kita kenal dengan nama bunga bank yang merupakan keuntungan utama dari bank.

2.1.6. Prinsip Pemberian Kredit

Dalam pemberian kredit terdapat prinsip dalam pemberian kredit untuk melakukan penilaian atas permohonan kredit oleh debitur. Menurut Kasmir (2000:107), yaitu :

1. Character

2. Capacity

3. Capital

4. Condition Of economy 5. Collateral


(42)

18

Dari uraian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Character (watak/kepribadian)

Character atau watak daripada calon peminjam merupakan salah satu pertimbangan yang terpenting dalam memutuskan pemberian kredit. Bank sebagai pemberi kredit harus yakin bahwa calon peminjam termasuk orang yang bertingkah laku baik, dalam arti selalu memegang teguh janjinya, selalu berusaha dan bersedia melunasi utang-utangnya pada waktu yang telah ditetapkan. Peminjam harus mempunyai reputasi yang baik.

2. Capacity (kemampuan)

Pihak bank harus mengetahui dengan pasti sampai dimana kemampuan menjalankan usaha daripada calon peminjam. Kemampuan ini sangatlah penting artinya mengingat bahwa kemampuan inilah yang menentukan besar kecilnya pendapatan atau penghasilan suatu perusahaan dimasa yang akan datang.

3. Capital (modal)

Asaz capital atau modal ini menyangkut berapa banyak dan bagaimana struktur modal yang dimiliki oleh calon peminjam. Yang dimaksud dengan struktur permodalan di sini ialah ke

likuiditan daripada modal yang telah ada, misalnya apakah seluruhnya dalam bentuk uang tunai dan harta lain yang mudah diuangkan (dicairkan) ataukah sebagian dalam bentuk benda-benda yang sukar diuangkan, misalnya bangunan pabrik dan sebagainya. Biasanya jika jumlah modal sendiri (modal netto) cukup besar, perusahaan tersebut akan kuat dalam menghadapi persaingan dari perusahaan-perusahaan sejenis.

4. Condition Of economy (kondisi perekonomian)

Asaz kondisi dan situasi ekonomi perlu juga diperhatikan dalam pertimbangan pemberian kredit, terutama dalam hubungannya dengan keadaan usaha calon peminjam. Bank harus mengetahui ekonomi pada saat tersebut yang berpengaruh dan berkaitan langsung dengan usaha calon peminjam dan bagimana prospeknya dimasa yang akan datang.

5. Collateral (Jaminan atau agunan)

Ialah jaminan atau agunan yaitu harta benda milik calon peminjam atau pihak ketiga yang diikat sebagai tanggungan andai kata terjadi ketidakmampuan calon peminjam tersebut untuk menyelesaikan utangnya sesuai dengan perjanjian kredit.

2.2 Non Performing Loan

Salah satu risiko yang dihadapi bank adalah risiko tidak terbayarnya kredit yang telah diberikan atau yang sering disebut risiko kredit. Risiko kredit atau default risk umumnyatimbul dari berbagai kredit yang masuk dalam kategori bermasalah atau Non Performing Loan. Keberadaan Non Performing Loan dalam jumlah yang cukup banyak dapat menimbulkan kesulitan sekaligus menurunkan tingkat kesehatan bank yang bersangkutan.


(43)

19

Oleh sebab itu bank dituntut untuk selalu menjaga kredit tidak berada dalam Non Performing Loan. Meskipun tak dapat menghindari penuh risiko kredit, tetapi diusahakan agar jumlah kredit yang bermasalah berada dalam batas yang wajar. Bank yang berhasil dalam pengelolaan kredit adalah bank yang mampu mengelola Non Performing Loan pada tingkat yang wajar dan tidak merugikan bagi bank. Adapun masalah yang dihadapi perbankan Indonesia adalah sebagai berikut. Pertama, non performing loan yakni jumlah kredit bermasalah yang meningkat tajam, misalnya kredit macet. Dengan meningkatnya non performing loan maka akibatnya bank harus menyediakan cadangan penghapusan piutang yang cukup besar, sehingga kemampuan memberi kredit menjadi sangat terbatas. Kedua, likuiditas yakni masalah tingginya mobilitas dana masyarakat sehingga bank melakukan rangsangan seperti tingkat suku bunga tinggi agar dana masyarakat terhimpun kembali. Mudrajat Kuncoro dan Suhardjono (2002:462) mendefinisikan :

Non performing loan yaitu suatu keadaan dimana nasabah sudah tidak sanggup membayar kreditnya terhadap bank seperti yang telah diperjanjikan sebelumnya.”

Dahlan Siamat (2004:174) mengartikan bahwa :

Non Performing Loan sebagai pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor kesengajaan dan atau karena faktor eksternal diluar kendali calon debitur, NPL dapat diukur dari kolektibilitas, yaitu merupakan gambaran kondisi pembayaran pokok dan bunga pinjaman serta kemungkinan diterimanya kembali dana yang ditanamkan.”

Untuk mengetahui besarnya tingkat Non Performing Loan suatu bank maka diperlukan suatu ukuran. Bank Indonesia menginstruksikan perhitungan Non Performing Loan dalam laporan tahunan perbankan nasional sesuai dengan SE BI No. 3 / 33 / DPNP tanggal 14 Desember 2001 tentang Perhitungan rasio keuangan bank, adapun dirumuskan sebagai berikut :


(44)

20

Sumber: (Taswan, 2010:164)

Agar dapat menentukan tingkat yang wajar atau sehat dilihat dari keberadaan Non Performing Loan diperlukan suatu standar ukuran yang tepat. Dalam hal ini Bank Indonesia menetapkan bahwa tingkat Non Performing Loan yang wajar berkisar antara 3% - 5% dari total

portofolio kreditnya. Veithzal Rivai dan Andria Permata Veitzal (2006:478) menyatakan beberapa hal yang menjadi penyebab timbulnya kredit bermasalah sebagai berikut :

A. Karena Kesalahan Bank

Bank harus sangat berhati-hati dalam tahap perencanaan, tahap analisis, dan tahap pengawasan, hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya kredit bermasalah. Adapun beberapa hal yang menjadi penyebab kredit bermasalah karena kesalahan bank adalah sebagai berikut :

1. Kurang pengecekan terhadap latar belakang calon nasabah.

2. Kurang tajam dalam menganalisis maksud dan tujuan penggunaan kredit dan sumber pembayaran kembali.

3. Kurang pemahaman terhadap kebutuhan keuangan yang sebenarnya dari calon nasabah dan manfaat kredit yang diberikan.

4. Kurang mahir dalam menganalisis keuangan calon nasabah. 5. Kurang lengkap mencantumkan syarat-syarat.

6. Pemberian kelonggaran terlalu banyak.

7. Kurang pengalaman dari pejabat kredit atau account officer.

8. Pejabat kredit atau account officer mudah dipengaruhi, diintimidasi atau dipaksa oleh calon nasabah.

9. Keyakinan yang berlebihan.

10.Kurang mengadakan review, minta laporan dan menganalisis laporan keuangan serta informasi kredit lainnya.

11. Kurang mengadakan kunjungan on the spot pada lokasi bank nasabah.

Hal tersebut perlu perhatian dan penanganan khusus dari para manajer agar dikemudian hari masalah yang ditimbulkan oleh perrsoalan-persoalan tersebut dapat dihindari.

B. Karena Kesalahan Nasabah

Adapun beberapa hal yang menjadi penyebab timbulnya kredit bermasalah karena kesalahan nasabah adalah sebagai berikut :

1. Nasabah tidak kompeten.

2. Nasabah kurang berpengalaman.


(45)

21

4. Nasabah tidak jujur. 5. Nasabah serakah. C. Faktor Eksternal

Problem ini akan timbul sebagai akibat gagalnya pengelola dengan tepat mengantisipasi dan menyesuaikan diri dengan perubahan seperti perubahan kondisi perekonomian, perubahan-perubahan peraturan, dan bencana alam.

Akibat timbulnya kredit bermasalah menurut Lukman Dendawijaya (2009:82), yaitu : 1. Hilangnya kesempatan untuk memperoleh pendapatan dari kredit yang diberikannya, sehingga

mengurangi perolehan laba dan berpengaruh buruk bagi rentabilitas bank.

2. Rasio kualitas aktiva produktif atau yang lebih dikenal dengan bad debt ratio menjadi semakin besar yang menggambarkan terjadinya situasi yang memburuk.

3. Bank harus memperbesar penyisihan untuk cadangan aktiva produktif yang diklasifikasikan menurut ketentuan yang ada. Hal ini pada akhirnya akan mengurangi besarnya modal bank dan akan sangat berpengaruh terhadap capital adequacy ratio.

4. Return on asset mengalami penurunan.

5. Menurunnya tingkat kesehatan Bank menurut perhitungan metode CAMEL.

Adapun penyelamatan kredit yang dapat dilakukan oleh suatu bank dalam mengatasi timbulnya kredit bermasalah menurut Lukman Dendawijaya (2005: 83) yaitu :

1. Resceduling 2. Reconditioning 3. Restructuring

4. Kombinasi 3-R 5. Eksekusi

Adapun penjelasan dari penyelamatan kredit bermasalah tersebut adalah : 1. Resceduling

Penjadwalan kembali merupakan upaya pertama dari pihak bank untuk menyelamatkan kredit yang diberikannya kepada debitur. Cara ini dilakukan jika ternyata pihak debitur tidak mampu


(46)

22

untuk memenuhi kewajibannya dalam hal pembayaran kembali angsuran pokok maupun bunga kredit.

2. Reconditioning

Merupakan usaha pihak Bank untuk menyelamatkan kredit yang diberikannya dengan cara merubah sebagian atau seluruh kondisi yang semula disepakati bersama pihak debitur dan dituangkan dalam perjanjian kredit. Perubahan kondisi kredit dibuat dengan memperhatikan masalah-masalah yang dihadapi oleh debitur dalam pelaksanaan proyek atau bisnisnya.

3. Restructuring

Restruktrurisasi adalah usaha penyelamatan kredit yang terpaksa harus dilakukan bank dengan cara mengubah komposisi pembiayaan yang mendasari pemberian kredit. Pembiayaan proyek atau bisnis tidak seluruhnya berasal dari modal sendiri, tetapi sebagian besar berasal dari kredit yang diperoleh dari bank. Salah satu cara menanggulangi kesulitan nasabah tersebut adalah dengan mengubah struktur pembiayaan bagi proyeknya.

4. Kombinasi 3-R

Dalam rangka penyelamatan kredit bermasalah. Bila dianggap perlu bank dapat melakukan berbagai kombinasi dari tindakan rescheduling, reconditioning, dan restructuring tersebut diatas, yaitu :

a. Rescheduling dan reconditioning

b. Rescheduling dan restructuring


(47)

23

d. Rescheduling, restrucrturing dan reconditioning sekaligus. 5. Eksekusi

Jika semua usaha penyelamatan kredit telah dilakukan, namun nasabah masih juga tidak mampu memenuhi kewajibannya, maka jalan terakhir adalah melakukan eksekusi dengan cara:

a. Menyerahkan kewajiban kepada BUPN (Badan Usaha Piutang Negara). b. Menyerahkan perkara ke Pengadilan Negeri (Perkara Perdata).

Non Performing Loan merupakan risiko dari pengambilan keputusan dalam memberikan kredit. Oleh karena itu dalam penanganannya diperlukan langkah-langkah yang meyakinkan dari manajemen bank yang bersangkutan.

2.3 Loan To Deposit Ratio

Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan rasio antara seluruh jumlah kredit atau pembiayaan yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. Nilai LDR dapat ditentukan melalui suatu formula yang ditentukan sebagai berikut :


(48)

24

S. Scott Mc. Donald dan Timothy W. Koch (2006:581) menyebutkan bahwa:

Many bank and bank analysis monitor loan to deposit ratio as a generall measure of liquidity.” Artinya, semua bank dan analisis bank melihat loan to deposit ratio sebagai alat ukur likuiditas bank.

Menurut Lukman Dendawijaya (2009:116) :

LDR adalah rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan oleh bank dengan dana yang diterima oleh bank.”

Menurut Veithzal Rivai dan Andria Permata Veitzal (2006:281) :

Loan to deposit ratio adalah rasio antara kredit yang diberikan dan dana pihak ketiga ditambah modal sendiri. Oleh karena itu, manajemen bank perlu memelihara loan to deposit ratio yang dapat meningkatkan kesehatan bank.”

Jumlah kredit yang diberikan dalam arti kredit yang telah direalisir atau dicairkan, tetapi tidak termasuk kredit yang diberikan kepada bank lain. Dana pihak ketiga meliputi giro, tabungan, dan deposit. Tetapi tidak termasuk giro dan deposito antar bank. Modal inti yang dimaksud adalah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang terdiri atas modal disetor pemilik bank, agio saham, berbagai cadangan, laba ditahan, dan laba tahun berjalan. Selanjutnya, BI juga menetapkan batas maksimum rasio pemberian kredit terhadap dana yang terhimpun adalah maksimal sebesar 110%.

Loan to Deposit Ratio umumnya digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas sebuah bank. Rasio ini menunjukkan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali


(49)

25

penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya.

Dalam tata cara penilaian tingkat kesehatan bank menurut Lukman Dendawijaya (2009:117), Bank Indonesia menetapkan ketentuan sebagai berikut :

1. Untuk rasio LDR sebesar 110% atau lebih diberi nilai kredit 0, artinya likuiditas bank tersebut dinilai tidak sehat.

2. Untuk rasio LDR dibawah 110% diberi nilai kredit 100, artinya likuiditas bank tersebut dinilai sehat.

Loan To Deposit Ratio menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Dengan kata lain, seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali uangnya telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit. Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar.

Rasio ini juga merupakan indikator kerawanan dan kemampuan dari suatu bank. Sebagian praktisi perbankan menyepakati bahwa batas aman dari LDR suatu Bank adalah 80%. Namun, batas toleransi berkisar antara 85% dan 100% .


(50)

26

2.4 Profitabilitas

Di dalam suatu bank tingkat efektifitas dan laba opersai diukur dengan menggunakan rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas di dalam bank juga mengukur laba yang diperoleh oleh bank. Menurut Munawir (2002:33) mendefinisikan :

“ Profitabilitas adalah menunjukkan kemampuan bank untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Profitabilitas bank diukur secara produktif dengan demikian profitabilitas bank digunakan untuk membandingkan antara laba yang diperoleh dalam satu periode dengan jumlah aktiva atau jumlah modal bank.”

Menurut Bambang Rianto (2001:330) bahwa:

“Profitabilitas adalah rasio- rasio yang menunjukkan hasil akhir dari sebuah kebijakan yang dilakukan oleh bank.”

2.4.1 Analisis Tingkat Profitabilitas

Menurut Lukman Dendawijaya (2005:118) “ Analisis tingkat profitabilitas bank adalah alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan.”

Analisis tingkat profitabilitas suatu bank menurut Lukman Dendawijaya (2008:118) sebagai berikut :

1.Return On Asset (ROA) 2.Return On Equity (ROE)

3.Rasio Biaya Operasional (BOPO) 4.Net Profit Margin (NPM)


(51)

27

2.4.2 Pengertian Return On Asset (ROA)

Dalam penentuan tingkat kesehatan suatu bank, Bank Indonesia lebih mementingkan penilaian besarnya ROA, hal ini dikarenakan Bank Indonesia sebagai pengawas perbankan lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan asset yang dananya sebagian besar berasal dari dana simpanan masyarakat.

Munawir (2002:269) menjelaskan bahwa “Return On Asset merefleksikan seberapa banyak perusahaan telah memperoleh hasil atas sumber daya keuangan yang ditanamkan oleh perusahaan”. ROA (Return On Asset) adalah rasio keuntungan bersih setelah pajak untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian dari asset yang dimiliki oleh perusahaan.

Adapun rumus dari ROA :

Sumber : ( Meythi, 2005:254)

Pada suatu bank perbandingan tingkat profitabilitas dari tahun ke tahun selain dapat mengukur kinerja bank pada periode tertentu juga digunakan sebagai acuan dalam pengambilan suatu keputusan di masa yang akan datang.

2.4.3 Alasan Menggunakan Return On Asset (ROA)

Selanjutkan penilaian profitabilitas yang dapat dipakai adalah ROA karena bank diharuskan menggunakan rasio ROA untuk mengukur profitabilitasnya sesuai dengan Peraturan BI No. 6/10/PBI/2004 tentang sistem penilaian tingkat kesehatan bank umum yang tertuang dalm


(52)

28

pasal 4 ayat (4) dalam penilaian kesehatan bank menurut CAMELS. Demikian halnya dengan Nogi S. Tangkisilah dalam jurnal Asti Robianti (2008:40) mengemukakan bahwa :

”ROA merupakan ukuran profitabilitas yang lebih baik dari rasio profitabilitas lainnya karena rasio ini dapat mengukur efesiensi operasi.”

Begitupun dalam jurnal Meythi (2005:254) mengemukakan bahwa ”Rasio profitabilitas diproksikan dengan ROA yang paling baik dalam memprediksikan pertumbuhan laba.” Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa ROA (return on assets)

merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan (profit) secara keseluruhan yang diperoleh dari aktiva yang dimiliki serta merupakan rasio bank yang lebih baik dari pada rasio profitabilitas bank lainnya.

2.5 Hubungan Non Performing Loan dan Profitabilitas

NPL yang tinggi dapat menurunkan tingkat kesehatan bank, memperburuk citra bank tersebut dan berakibat pada penurunan tingkat pendapatan bank.

Menurut S.Scott Mc. Donald dan Timothy W. Koch (2006:145) menyebutkan bahwa: Impact of practice non performing loan are interest accrued but not collected increasenet interest income, this overstating ROA dan ROE.”

Artinya, dampak dari Non Performing Loan adalah peningkatan bunga yang tidak terkumpulkan dan berdampak pada ROA dan ROE.

NPL merupakan rasio yang dipergunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam mengukur risiko kegagalan pengembalian kredit oleh debitur (Mabruroh, 2004:22). NPL


(53)

29

pihak bank. Bank dalam memberikan kredit harus melakukan analisis terhadap kemampuan debitur untuk membayar kembali kewajibannya.

Setelah kredit diberikan bank wajib melakukan pemantauan terhadap penggunaan kredit serta kemampuan dan kepatuhan debitur dalam memenuhi kewajibannya.

Menurut Masyhud Ali (2004:31) :

“Bank melakukan peninjauan, penilaian dan pengikatan terhadap agunan untuk memperkecil risiko kredit.”

Non Performing Loan (NPL) merupakan salah satu pengukuran dari rasio risiko usaha bank yang menunjukkan besarnya risiko kredit bermasalah yang ada pada suatu bank.

Gelos (2006:16) dalam penelitiannya menguji pengaruh NPL terhadap ROA bank dimana hasil penelitiannya menunjukkan hasil yang signifikan negatif berpengaruh terhadap kinerja bank artinya besarnya risiko kredit bank mempengaruhi kinerja bank sehingga perlu dilakukan peneliitian lanjutan yang menguji pengaruh NPL terhadap ROA.

2.6 Hubungan Loan to Deposit Ratio dan Profitabilitas

Loan to deposit ratio yang besar tentunya akan dapat memperbesar jumlah asset yang dapat meningkatkan pendapatan bank. Artinya, Loan to Deposit Ratio mempunyai pengaruh yang baik terhadap profitabilitas bank, karena LDR dapat memperbesar kemungkinan bank untuk menghasilkan laba dari kredit yang disalurkan oleh bank yang bersangkutan.

LDR merupakan ukuran likuiditas yang mengukur besarnya dana yang ditempatkan dalam bentuk kredit yang berasal dari dana yang dikumpulkan oleh bank (terutama dana masyarakat). Semakin tinggi LDR maka semakin tinggi dana yang disalurkan ke dana pihak ketiga. Dengan


(54)

30

penyaluran dana pihak ketiga yang besar maka pendapatan bank akan semakin meningkat. Maka

LDR berpengaruh positif terhadap ROA (Gelos, 2006:23).

Loan to deposit ratio dapat dikatakan suatu alat untuk mengetahui rasio likuiditas suatu bank yang mencerminkan kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban- kewajiban jangka pendeknya. Likuiditas adalah kemampuan bank untuk memenuhi semua penarikan dana oleh nasabah dan memenuhi permintaan kredit tanpa ada penundaan.

2.7 Hubungan Non Performing Loan dan Loan To Deposit Ratio dengan Profitabilitas Meningkatnya non performing loan akan mengurangi jumlah modal bank, selain itu meningkatnya non performing loan akan mempengaruhi bank dalam menyalurkan modal. Profitabilitas (ROA) akan meningkat jika tingkat kredit bermasalah (NPL) menurun. Dan itu sesuai dengan yang diungkapkan Rini Restu dan Budi Hermawan (2005:179) bahwa : “Semakin besar kredit masalah yang dimiliki bank semakin kecil kemampuan bank untuk memperoleh laba disebabkan oleh berkurangnya pendapatan bunga yang diterima oleh bank ditambah lagi dengan biaya-biaya tambahan yang harus dikeluarkan bank untuk mengatasi kredit bermasalah.”

Loan to deposit ratio yang besar tentunya akan dapat memperbesar jumlah asset yang dapat meningkatkan pendapatan bank. artinya, Loan to Deposit Ratio mempunyai pengaruh yang baik terhadap profitabilitas bank, karena LDR dapat memperbesar kemungkinan bank untuk menghasilkan laba dari kredit yang disalurkan oleh bank yang bersangkutan.


(55)

31

S. Scott Mc. Donald dan Timothy W. Koch (2006:582) menyebutkan :

Big loan to deposit ratio also will enlarge the asset amount, because defrayal represent one of productive aspect owned by the Bank which can improve the Bank earing.”

Artinya, loan to deposit ratio yang besar juga akan memperbesar jumlah asset, karena pembiayaan merupakan salah satu aspek produktif yang dimiliki bank yang dapat meningkatkan pendapatan bank. Sedangkan menurut Bambang Rianto (2001:330) :

“Profitabilitas adalah rasio-rasio yang menunjukkan hasil akhir dari sebuah kebijakan yang dilakukan oleh bank. Rasio yang digunakan untuk mengukur kinerja profitabilitas adalah

ROA dan ROE.”

Gambar 2.1 Paradigma Penelitian

Non Performing Loan ( (Variabel Independen)

Loan to Deposit Ratio ( (Variabel Independen)

Profitabilitas (Y) (Variabel Dependen)


(56)

32

Tabel 2.1

Persamaan dan Perbedaan dengan Peneliti Terdahulu

No Judul Kesimpulan Persamaan Perbedaan Sumber

1. Pengaruh CAR, FDR, BOPO, dan NPL terhadap Profitabilitas Bank Syariah Mandiri.

Hasil penelitian menunjukan bahwa NPL merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi profitabilitas. Menggunakan variabel terikat Profitabilitas dan menggunakan variabel bebas yaitu NPL. Subjek penelitian dan tahun penelitian. Imam Gozali (2008)

2. Pengaruh CAR

dan LDR Terhadap Profitabilitas pada perusahaan bank pemerintah dan swasta yang listing di BEJ.

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa LDR

memiliki pengaruh terhadap

profitabilitas pada bank.

Variabel LDR yang mempengaruhi (independen) dan variabel Profitabilitas sebagai variabel yang dipengaruhi (dependen). Pada penelitian ini berbeda tempat penelitian; Tahun penelitian yang berbeda. Fitria Astuti (2008)

3. Pengaruh pembiayaan murabahah dan tingkat NPL terhadap

profitabilitas bank Syariah Muamalat.

Menunjukkan bahwa tingkat NPL berpengaruh terhadap

profitabilitas bank.

Menggunakan NPL sebagai variabel bebas. Variabel murabahah tidak digunakan dan periode waktu yang digunakan. Irnawati (2007)


(57)

33

2.8 Kerangka Pemikiran

Kredit yang diberikan oleh setiap bank kepada nasabahnya secara langsung akan berdampak pada nilai kredit bermasalah itu sendiri. Semakin besar bank menyalurkan kreditnya akan mengakibatkan kredit bermasalah yang ada akan mengikuti perkembangan jumlah kredit itu sendiri maka pendapatan bunga bank akan terpengaruh dengan nilai tersebut. Bank sebagai lembaga keuangan, berfungsi menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya dalam bentuk kredit kepada masyarakat atau pihak lain dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat. Penyaluran kredit merupakan aktivitas pokok bank, karena dengan menyalurkan kedit kepada debitur, bank dapat memperoleh bunga yang merupakan sumber utama pendapatan bank. Pemberian kredit harus dikelola dengan baik yang didukung dengan system pengawasan dan pengendalian untuk dapat mengatasi risiko kredit yang timbul.

Bisnis perbankan pada dasarnya tidak dapat melepaskan diri dari resiko kegagalan, resiko yang timbul dari usaha pemberian kredit berupa tidak lancarnya pembayaran kredit atau dengan kata lain disebut kredit bermasalah. Menurut Lukman Dendawijaya (2005:81) risiko kredit didefinisikan sebagai berikut:

“Kredit bermasalah adalah kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya telah mengalami penundaan lebih dari satu tahun sejak jatuh tempo menurut jadwal yang telah diperjanjikan”.

Bank dituntut untuk selalu menjaga kredit agar tidak berada dalam kategori kredit bermasalah atau non performing loan. Risiko yang dihadapi bank dalah risiko tidak terbayarnya


(58)

34

kredit dan/atau bunga yang sering disebut default risk atau risiko kredit. Risiko kredit timbul dari berbagai kredit yang masuk dalam kategori bermasalah, yang dapat mengganggu tingkat kesehatan bank bila berada dalam tingkat yang tinggi. Meskipun risiko kredit bermasalah tak dapat terhindarkan, maka harus diusahakan dalam tingkat yang wajar.

Kredit bermasalah (NPL) yang tinggi akan mengurangi pendapatan bank dan berdampak pada nilai kredit bermasalah tersebut, karena tertundanya pembayaran dari nasabah. Hal ini akan berakibat pada kredibilitas bank dimata masyarakat. Untuk menjaga kepercayaan yang telah diberikan masyarakat. bank dituntut untuk selalu menjaga likuiditasnya agar jika sewaktu-waktu nasabah akan melakukan penarikan dana dalam jumlah besar maka bank akan dapat memenuhinya.

Loan To Deposit Ratio memperlihatkan tingkat ekspansi suatu bank. semakin besar tingkat LDR bank menunjukkan bahwa semakin ekspansif dalam pembiayaan dan semakin besar bank tersebut memanfaatkan dana yang berhasil dihimpunnya. Peningkatan loan to deposit ratio

memiliki resiko. LDR yang besar akan mempengaruhi likuiditas bank, tetapi disisi lain LDR yang besar akan memberikan peluang bank untuk memperoleh pendapatan dari pembiayaan karena kredit yang disalurkan makin besar.

Dari pengertian diatas dapat diketahui bahwa dalam usahanya menghimpun dana dan menyalurkan dana kepada sektor riil, bank harus dapat mengelola tingkat rasio likuiditasnya yang diukur oleh Loan To Deposit Ratio. Rasio ini mengindikasikan mengenai jumlah dana pihak ketiga yang disalurkan dalam bentuk kredit.


(59)

35

Rasio profitabilitas mengukur efektifitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian yang dihasilkan dari pinjaman dan investasi. Indikator yang biasa digunakan untuk mengukur kinerja profitabilitas bank adalah ROE (Return on Equity) yaitu rasio yang menggambarkan besarnya kembalian atas total modal untuk menghasilkan keuntungan, ROA (Return on Assets) yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan dari keseluruhan aktiva yang ada dan yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan. Menurut Bambang Rianto (2001:53) :

“Profitabilitas yaitu suatu keadaan dimana bank dapat menghasilkan laba selama periode tertentu. Agar bank selalu produktif maka bank harus menggunakan profitabilitas dalam membandingkan antara laba yang diperoleh dalam satu periode dengan jumlah aktiva atau jumlah modal bank. Profitabilitas juga merupakan sebuah rasio yang menunjukkan hasil dari kebijakan suatu bank.”

Risiko kerugian bank akibat pembayaran kembali kredit yang tidak lancar akan berpengaruh terhadap pendapatan dan profit yang diterima oleh bank. kredit bermasalah memiliki pengaruh yang buruk terhadap profitabilitas bank. Hal tersebut disebabkan karena NPL

merupakan harta operasional bank tidak produktif. NPL yang tinggi dapat menurunkan tingkat kesehatan bank, memperburuk citra bank tersebut dan berakibat pada penurunan tingkat pendapatan Bank.

Loan to deposit ratio yang besar tentunya akan dapat memperbesar jumlah asset yang dapat meningkatkan pendapatan Bank. Artinya, Loan to deposit ratio mempunyai pengaruh yang baik terhadap profitabilitas bank, karena LDR dapat memperbesar kemungkinan bank untuk menghasilkan laba dari kredit yang disalurkan oleh bank yang bersangkutan.


(60)

36

Gambar 2.2.1

Bagan Kerangka Pemikiran

LEMBAGA INTERMEDIARY FUNDING (MENGHIMPUN DANA) LENDING (MENYALURKAN DANA) Menghimpun dana

pihak ketiga :

1. Dari masyarakat a. Tabungan b. Deposito 2. Dari pihak lain

Menyalurkan dana pihak ketiga dalam

bentuk kredit LDR KOLEKTIBILITAS (Pembayaran kredit oleh debitur) •Lancar •Dalam perhatian khusus •Kurang lancar •Diragukan •Macet NPL BANK TABUNGAN NEGARA TINGKAT RISIKO Profitabilitas


(61)

37

2.9 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Menurut Bambang Prasetyo (2005: 76)

“Hipotesis merupakan proporsisi yang akan diuji keberlakuannya atau merupakan suatu jawaban sementara atas pertanyaan peneliti”.

Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik.

Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah diuraikan di atas, maka dapat diungkapkan sebuah hipotesis yaitu : “Non Performing Loan (NPL) dan Loan to Deposit Ratio(LDR)


(62)

107

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh non performing loan dan loan to deposit ratio terhadap tingkat profitabilitas pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk, maka pada bagian akhir dari penelitian ini penulis menarik kesimpulan, sekaligus memberikan saran sebagai berikut.

5.1Kesimpulan

1. Secara parsial non performing loan dari tahun 2005- 2010 memberikan kontribusi/pengaruh sebesar 22,8% terhadap tingkat profitabilitas pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk. Dari fenomena didapat bahwa non performing loan menurun dan profitabilitas (ROA) ikut menurun juga. Meningkatnya non performing loan diduga akan meningkatkan tingkat profitabilitas pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk, atau sebaliknya, kemudian hasil pengujian menunjukkan bahwa non performing loan berpengaruh signifikan terhadap tingkat profitabilitas pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk.

2. Secara parsial loan to deposit ratio hanya memberikan kontribusi/pengaruh sebesar 0,2% terhadap tingkat profitabilitas pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk. Dari fenomena didapat bahwa loan to deposit ratio menurun maka profitabilitas (ROA) menurun juga. Meningkatnya loan to deposit ratio diduga akan menurunkan tingkat profitabilitas pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk, namun hasil


(63)

108

pengujian menunjukkan bahwa loan to deposit ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat profitabilitas pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk.

3. Secara bersama-sama (simultan) non performing loan dan loan to deposit ratio berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk. Pengaruh non performing loan dan

loan to deposit ratio secara simultan terhadap profitabilitas sebesar 35,2%, artinya perubahan profitabilitas pada PT. Bank Tabungan Negara tidak begitu tergantung pada perubahan non performing loan dan perubahan

loan to deposit ratio. 5.2Saran

Saran yang dapat dijadikan masukan dan kritik dari penulis kepada pihak PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, yaitu:

1. Bank harus dapat menjaga kredit agar tidak berada dalam Non Performing Loan. Meskipun tak dapat menghindari penuh risiko kredit, tetapi diusahakan agar jumlah kredit yang bermasalah berada dalam batas yang wajar.

2. PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk harus lebih bisa menjaga profitabilitasnya agar meningkat setiap tahunnya sehingga mampu menjaga rasio profitabilitas dengan baik dan agar mendapatkan keuntungan yang besar.

3. Kredit bermasalah yang ada dari tahun ke tahun menjadi catatan untuk pihak bank agar dapat meningkatkan pengawasan kredit dan


(64)

109

meminimalisir resiko kredit bermasalah dengan hati-hati sehingga penyaluran kredit menjadi lebih selektif dan gejala awal kredit bermasalah dapat diantisipasi.


(1)

107 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh non performing loan dan loan to deposit ratio terhadap tingkat profitabilitas pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk, maka pada bagian akhir dari penelitian ini penulis menarik kesimpulan, sekaligus memberikan saran sebagai berikut.

5.1Kesimpulan

1. Secara parsial non performing loan dari tahun 2005- 2010 memberikan kontribusi/pengaruh sebesar 22,8% terhadap tingkat profitabilitas pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk. Dari fenomena didapat bahwa non performing loan menurun dan profitabilitas (ROA) ikut menurun juga. Meningkatnya non performing loan diduga akan meningkatkan tingkat profitabilitas pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk, atau sebaliknya, kemudian hasil pengujian menunjukkan bahwa non performing loan berpengaruh signifikan terhadap tingkat profitabilitas pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk.

2. Secara parsial loan to deposit ratio hanya memberikan kontribusi/pengaruh sebesar 0,2% terhadap tingkat profitabilitas pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk. Dari fenomena didapat bahwa loan to deposit ratio menurun maka profitabilitas (ROA) menurun juga. Meningkatnya loan to deposit ratio diduga akan menurunkan tingkat profitabilitas pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk, namun hasil


(2)

pengujian menunjukkan bahwa loan to deposit ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat profitabilitas pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk.

3. Secara bersama-sama (simultan) non performing loan dan loan to deposit ratio berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk. Pengaruh non performing loan dan loan to deposit ratio secara simultan terhadap profitabilitas sebesar 35,2%, artinya perubahan profitabilitas pada PT. Bank Tabungan Negara tidak begitu tergantung pada perubahan non performing loan dan perubahan loan to deposit ratio.

5.2Saran

Saran yang dapat dijadikan masukan dan kritik dari penulis kepada pihak PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, yaitu:

1. Bank harus dapat menjaga kredit agar tidak berada dalam Non Performing Loan. Meskipun tak dapat menghindari penuh risiko kredit, tetapi diusahakan agar jumlah kredit yang bermasalah berada dalam batas yang wajar.

2. PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk harus lebih bisa menjaga profitabilitasnya agar meningkat setiap tahunnya sehingga mampu menjaga rasio profitabilitas dengan baik dan agar mendapatkan keuntungan yang besar.

3. Kredit bermasalah yang ada dari tahun ke tahun menjadi catatan untuk pihak bank agar dapat meningkatkan pengawasan kredit dan


(3)

109

meminimalisir resiko kredit bermasalah dengan hati-hati sehingga penyaluran kredit menjadi lebih selektif dan gejala awal kredit bermasalah dapat diantisipasi.


(4)

110

Abdullah, M. Faisal. 2004. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Cetakan Keempat. Penerbit Universitas Muhammadiyah. Malang.

Brealy, Richard. A, Stewart C Myers, dan Alan J Marcus. 2000, Corporate Finance, Mc Graw Hill.

Dendawijaya, Lukman 2009. Manajemen Perbankan, Edisi 2. Cetakan Kedua Bogor: Ghalia Indonesia.

H.M,Jogiyanto. 2008. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, edisi ketiga, BPFF, Yogyakarta

Indonesian Capital Market Directory, 2003-2008, ECFIN, Jakarta.

Kasmir, 2001. Manajemen Perbankan .Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Kuncoro, Mudjarat dan Suharjono 2002. Manajemen Perbankan, Edisi 1. Yogyakarta: BPFE

Lukman, Syamsudin. 2004. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Muljono Teguh, Pudjo . 1999. Analisa Laporan Keuangan Untuk Perbankan. Jakarta: Djambatan.

M.Nazir 2003. Metode Penelitian. Jakarta: PT. Ghalia Indonesia. Mulyadi. 2000. Sistem Akuntansi (


(5)

111

Sofyan Syafri Harahap. 2007. Teori Akuntansi. Edisi Pertama, Cetakan Kelima. Jakarta : Grafindo Persada.

S. Munawir. 2004. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Pustaka Gramedia. Sugiyono 2006. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta.

Susan, Irawati. 2004. Manajemen Keuangan. Bandung: Pustaka. www.google.com

www.idx.co.id www.bi.go.id


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Yunita Saragih Tempat tanggal lahir : Cianjur, 3 Juni 1989 Agama : Kristen Protestan Jenis Kelamin : Perempuan Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jl. Kemakmuran Riung Bandung

DATA PENDIDIKAN

2007 – 2012 : Program Studi S1 Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia

2004 – 2007 : SMA NEGERI 7 Bandung 2001 – 2004 : SLTP NEGERI 43 Bandung 1996 – 2001 : SD Advent Bandung


Dokumen yang terkait

Pengaruh Capital Adequacy Ratio(CAR), Non Performing Loan (NPL), Operating Ratio (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio(LDR) Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 66 83

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Loan to Deposit Ratio Pada Bank Badan Umum Milik Negara (Persero) Di Indonesia

3 94 97

Pengaruh Beban Operasional Pendapatan Operasional, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Loan To Deposit Ratio, Net Interest Margin Dan Bank Size Terhadap Return On Asset Pada Bank Bumn Go Public Di Bursa Efek Indonesia

0 54 99

Analisis Pengaruh Retum oh Assets (ROA), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Non Performing Loan (NPL) Terhadap Penyaluran Kredit (Studi kasus pada Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI)

0 4 128

Analisis Risiko Krdit (Non Performing Loan) Dan Loan To Deposit Ratio Terhadap Profitabilitas (ROA) Pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

2 14 113

Pengaruh Return on Asset, Loan to Deposit Ratio, dan Non Performing Loan Terhadap Penyaluran Kredit

0 7 105

ANALISIS PENGARUH NON PERFORMING LOAN (NPL) Analisis Pengaruh Non Performing Loan dan Loan to Deposit Ratio Terhadap Profitabilitas Pada PT.Bank Syariah Mandiri Periode (2010-2014).

0 3 10

ANALISIS PENGARUH NON PERFORMING LOAN (NPL) DAN LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR) Analisis Pengaruh Non Performing Loan dan Loan to Deposit Ratio Terhadap Profitabilitas Pada PT.Bank Syariah Mandiri Periode (2010-2014).

0 3 18

ANALISIS RASIO NON PERFORMING LOAN, LOAN TO DEPOSIT RATIO DAN CAPITAL ADEQUACY RATIO, SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP PROFITABILITAS BANK (STUDI kASUS PADA PT. BANK RIAU).

0 0 6

ANALISIS RASIO NON PERFORMING LOAN, CAPITAL ADEQUACY RATIO DAN LOAN TO DEPOSIT RATIO DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PROFITABILITAS BANK (Studi Kasus pada PT. Bank Nagari Sumbar).

0 1 6