Pengaruh Return on Asset, Loan to Deposit Ratio, dan Non Performing Loan Terhadap Penyaluran Kredit

(1)

PENGARUHRETURN ON ASSET,LOAN TO DEPOSIT RATIO,

DANNON PERFORMING LOANTERHADAP PENYALURAN

KREDIT

(Studi Kasus Pada Bank Umum yang Terdaftar di BEI )

Disusun Oleh: R. Moch Aldina Suryana

109081000198

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2016


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : R. Moch Aldina Suryana 2. Tempat Tanggal Lahir : Tangerang, 01 November 1991

3. Usia : 24 tahun

4. Jenis kelamin : Laki-laki

5. Alamat : Jl. H. Abdul Ghani N0 32 Cempaka Putih Ciptim Banten.

6. Telepon : 081212337855

7. E-mail : medlyryan@gmail.com

8. Agama : Islam

9. Kewarganegaraan : Indonesia 10. Status : Belum Menikah

II. PENDIDIKAN

1. SDN 2 Ciputat Tahun 1997-2003

2. SMPN 2 Ciputat Tahun 2003-2006

3. SMAN 1 Pamulang Tahun 2006-2009

4. UIN Syarif Hidayatullah Tahun 2009-2016

III. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : R. Suryana Sukriya

2. Ibu : Herly

3. Alamat : Jl. H. Abdul Ghani N0 32 Cempaka Putih


(7)

vii

PENGARUH RETURN ON ASSET, LOAN TO DEPOSIT RATIO, DAN NON PERFORMING LOAN TERHADAP PENYALURAN KREDIT PADA BANK UMUM

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengukur pengaruh Return on Asset, Loan To Deposit Ratio, dan Non Performing Loan terhadap Penyaluran Kredit pada Bank Umum.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan sampel manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode tahun 2008-2014. Jumlah perusahaan yang dijadikan sampel penelitian ini adalah Bank Umum yang terdapat di BEI. Dengan metode purposive sampling. Metode analisis data penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda.

Pengujian secara simultan menyimpulkan bahwa semua variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Pengujian secara parsial memperlihatkan hasil bahwa hanya variabel NPL yang berpengaruh negatif terhadap, Sedangkan variabel ROA, dan LDR berpengaruh positif terhadap variabel penyaluran kredit.

Kata kunci: Penyaluran Kredit, Return on Asset, Loan to Deposit Ratio, Non Performing Loan.


(8)

viii

INFLUENCE OF RETURN ON ASSET, LOAN TO DEPOSIT RATIO, AND NON PERFORMING LOAN TO DISTRIBUTION CREDIT

ABSTRACT

The purpose of this research is to examine the impact of Return On Asset, Loan To Deposit Ratio, And Non Performing Loan To Distribution Credit in commercial bank that listed on Indonesia Stock Exchange during 2009-2011.

Sampling method that used is judgment sampling and The data used are secondary data, namely the financial statements of companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2008-2014. To prove the hypothesis, performed regression testing the assumptions of series file test begins.

Simultaneous testing concluded that all the independent variables affect the dependent variable. Partial testing results show that there are only non performing load negative influence to distribution credit and variable return on asset and loan to deposit ratio are positive influence to distribution credit.


(9)

(10)

(11)

xi

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Lembar Pengesahan Skripsi ... ii

Lembar Pengesahan Uji Komprehensif ... iii

Lembar Pengesahan Uji Skripsi ... iv

Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ... v

Daftar Riwayat Hidup ... vi

Abstract ... vii

Abstrak ………... viii

Kata Pengantar ... ix

Daftar Isi ... xi

Daftar Tabel ……….. xiv

Daftar Gambar ... xv

Daftar Lampiran ………...… xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... ... 8

D. Manfaat Penelitian ... .. 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

A. Landasan Teori...10

1. Teori Penawaran Uang ... 10


(12)

xii

3. Fungsi Bank... ... 12

B. Kredit Perbankan ... 14

1. Pengertian Kredit ... 14

2. Unsur-unsur Kredit ... 16

3. Prinsip – prinsip Pemberian Kredit ... 17

4. Klasifikasi Kredit ... 20

C. Return on Asset (ROA) ... 23

D. Loan to Deposit Ratio (LDR). ... 25

E. Non Performing Loan (NPL) ... 26

F. Hubungan Antar Variabel ... 27

G. Penelitian Terdahulu ... 29

H. Kerangka Pemikiran ... 32

I. Hipotesis... ... 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 34

A. Ruang Lingkup Penelitian ... 34

B. Metode Pengumpulan Sampel……….35

C. Metode Pengumpulan Data ... 36

D. Metode Analisis Data ... 36

1. Analisis Regresi Berganda ... 36

2. Uji Asumsi Klasik……….37

3. Uji Hipotesis ... 41


(13)

xiii

BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 45

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ... 45

B. Analisis Hasil dan Pembahasan ... 45

1. Analisis Deskriptif ... 46

2. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 47

3. Hasil Uji Hipotesis ... 52

BAB V PENUTUP ... 58

A. Kesimpulan ... 58

B. Saran ... 60

Daftar Pustaka …... 61


(14)

xiv

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

2.1 Penelitian Terdahulu 29

4.1 Uji Deskriptif 53

4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 4.7

Uji Kolmogorov-Smirnov Uji Multikolonieritas Uji Autokorelasi Uji Adj R2 Uji F Uji t

54 56 57 59 60 61


(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

1.1 Pertumbuhan kredit Periode 2008-2014 3

2.1 Kerangka Berfikir 32

4.1 Uji Normalitas Data 55


(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Halaman

1 Data penelitian 67

2 Uji Statistik Deskriptif 69

3 Uji Asumsi Klasik 69

4 Uji Hipotesis 69

5. Tabel t 70


(17)

xiv

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

2.1 Penelitian Terdahulu 29

4.1 Uji Deskriptif 53

4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 4.7

Uji Kolmogorov-Smirnov Uji Multikolonieritas Uji Autokorelasi Uji Adj R2 Uji F Uji t

54 56 57 59 60 61


(18)

xv

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

1.1 Pertumbuhan kredit Periode 2008-2014 3

2.1 Kerangka Berfikir 32

4.1 Uji Normalitas Data 55


(19)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Halaman

1 Data penelitian 67

2 Uji Statistik Deskriptif 69

3 Uji Asumsi Klasik 69

4 Uji Hipotesis 69

5. Tabel t 70


(20)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberadaan sektor perbankan sebagai subsistem dalam perekonomian suatu negara memiliki peranan cukup penting, bahkan dalam kehidupan masyarakat modern sehari-hari sebagian besar melibatkan jasa dari sektor perbankan. Hal tersebut dikarenakan sektor perbankan mengemban fungsi utama sebagai perantara keuangan antara unit-unit ekonomi yang surplus dana, dengan unit-unit ekonomi yang kekurangan dana. Melalui sebuah bank dapat dihimpun dana dari masyarakat dalam berbagai bentuk simpanan. Selanjutnya dari dana yang telah terhimpun tersebut, oleh bank disalurkan kembali dalam bentuk pemberian kredit kepada sektor bisnis atau pihak lain yang membutuhkan. Sehingga dengan penyaluran kredit memungkinkan masyarakat untuk melakukan investasi, distribusi, dan juga konsumsi barang dan jasa. Mengingat semua kegiatan investasi, distribusi, dan konsumsi selalu berkaitan dengan penggunaan uang, kelancaran kegiatan investasi, distribusi, dan konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian masyarakat. Di negara seperti Indonesia peranan bank cenderung lebih penting dalam pembangunan, karena bukan hanya sebagai sumber pembiayaan tetapi juga mampu mempengaruhi siklus usaha dalam perekonomian secara keseluruhan.


(21)

2 Hal ini dikarenakan bank lebih terkemuka dibandingkan dengan lembaga keuangan lainnya dalam menghadapi informasi yang asimetris dan mahalnya biaya dalam melakukan fungsi intermediasi. Secara alami bank mampu melakukan kesepakatan dengan berbagai tipe peminjam. Begitu strategisnya sektor perbankan dalam perekonomian, sehingga sektor perbankan sangatlah di regulasi oleh pemerintah atau bank sentral guna menghindari potensi risiko sistemik yang dapat menjadi boomerang bagi perekonomian nasional (Satria dan Subegti, 2010:415)

Krisis moneter 1997 - 1998 yang melanda perekonomian Indonesia telah berimbas pada sektor perbankan. Krisis yang diawali dengan devaluasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS telah menimbulkan ledakan kredit macet dan melunturkan kepercayaan masyarakat kepada lembaga perbankan, yang pada gilirannya melemahkan fungsi intermediasi perbankan. Masyarakat kala itu banyak menarik dananya (rush) yang ada di bank swasta dan mengalihkannya ke bank yang dianggap aman (flight to safety), yakni bank asing dan bank BUMN. Untuk mencegah hal ini bank – bank mematok suku bunga dananya dengan sangat tinggi, yang diikuti dengan penyesuaian suku bunga kredit. Penyaluran kredit perbankan praktis terhenti karena sektor riil tidak mampu menyerap dana yang mahal harganya (Billy Arma Pratama, 2011: 15).


(22)

3

Gambar 1.1 Pertumbuhan kredit

Periode 2008-2014 (dalam persen)

Sumber: www.bi.go.id

Dari grafik diatas, dapat terlihat bahwa pertumbuhan kredit periode 2008-2014 mengalami fluktuasi. Tahun 2009 pertumbuhan kredit menurun mencapai 21,60%. Penurunan ini sebagai dampak dari meningkatnya suku bunga, melemahnya daya beli masyarakat dan kondisi ekonomi yang belum prospektif, sebagai dampak lanjutan dari meningkatnya harga minyak domestik secara tajam pada bulan Oktober 2008. Namun pada tahun 2010 pertumbuhan kredit mengalami kenaikan yaitu 17,44 %. Mengingat peningkatan kredit terjadi pada saat perekonomian sedang dilanda inflasi tinggi, penting sekali dijaga agar pertumbuhan kredit tersebut tidak semakin mendorong kenaikan inflasi. Untuk itu, penyaluran kredit perlu dilakukan secara lebih berhati-hati dan dengan memprioritaskan pada tujuan produktif.

31.6

10

17.44

22.33 23 21.8

14

0 5 10 15 20 25 30 35


(23)

4 Menurut Basar dan Ismady (2009), pada 2010 perbankan Indonesia diharapkan dapat kembali meningkatkan perannya sebagai lembaga intermediasi secara optimal dengan momentum recovery dari krisis finansial. Banyak kalangan khususnya kalangan dunia usaha dan pemerintah mengharapkan kontribusi perbankan yang lebih besar dalam menggerakkan perekonomian. Perkembangan perbankan sepanjang tahun 2009 menunjukkan adanya recovery setelah krisis global yang berlangsung pada tahun 2008. Hal tersebut tercermin dengan adanya pertumbuhan asset, kredit dan dana pihak ketiga (DPK) perbankan pada periode Juni hingga Desember 2009 yang relatif lebih tinggi dibanding semester pertama 2009.

Menurut Perry Warjiyo (2004:26) dalam kenyataannya perilaku penawaran kredit perbankan tidak hanya dipengaruhi oleh dana yang tersedia yang bersumber dari DPK (Dana Pihak Ketiga), tetapi juga dipengaruhi oleh persepsi bank terhadap prospek usaha debitor dan kondisi perbankan itu sendiri seperti permodalan atau CAR (capital adequacy ratio), jumlah kredit macet atau NPL (non performing loan) dan LDR (loan to deposit ratio). Selain faktor-faktor tersebut, faktor profitabilitas atau tingkat keuntungan yang tercermin dalam rasio Return on Asset (ROA) juga berpengaruh terhadap keputusan bank untuk menyalurkan kredit.

Kegiatan bank setelah menghimpun dana dari masyarakat luas adalah menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat yang


(24)

5 membutuhkannya dalam bentuk pinjaman atau lebih dikenal kredit (Kasmir, 2012:95)

Return on Asset (ROA) adalah salah satu metode penilaian yang digunakan untuk mengukur tingkat rentabilitas sebuah bank, yaitu tingkat keuntungan yang dicapai oleh sebuah bank dengan seluruh dana yang ada di bank. Sehingga semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula penyaluran kredit bank (Rustam dan Dwiatmanto, 2011:3).

Rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) ialah rasio yang mengukur kemampuan melempar dana berdasarkan sumber dana tertentu. Rasio ini mirip dengan rasio asset atau kewajiban untuk perusahaan biasa. Pinjaman kredit biasanya merupakan asset yang penting dan terbesar untuk bank, sedangkan deposito merupakan sumber dana penting dan terbesar untuk bank. Semakin tinggi angka ini semakin tidak likuid bank tersebut, karena sebagian besar dana tertanam pada pinjaman. Jika ada penarikan dana oleh deposan, bank bisa mengalami kesulitan. Di lain pihak, semakin tinggi angka ini, semakin besar profitabilitas bank tersebut, karena bank tersebut mampu melempar dana lebih efektif. Ada keseimbangan antara tingkat keuntungan dan resiko. (Hanafi dan Halim 2005:349-350)

Non Performing Loan (NPL) merupakan bagian dari pengelolaan kredit bank, karena kredit bermasalah itu sendiri merupakan resiko yang dihadapi oleh bisnis perbankan. Hampir


(25)

6 semua perbankan memiliki kredit bermasalah. Namun, perbankan harus dapat meminimalisir kredit bermasalah tersebut sehingga kepercayaan masyarakat perbankan akan tetap terjaga (Arthesa dan Handiman 2006:181).

Apabila dilihat dari laporan kajian stabilitas keuangan dan tinjauan kebijakan moneter 2009 secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi dan kondisi perbankan di Indonesia semakin membaik. Seharusnya lembaga keuangan, khususnya bank harus terus menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi agar pertumbuhan ekonomi dapat meningkat. Namun, mengapa kebijakan moneter dan kondisi perbankan yang cukup solid tidak dibarengi oleh pertumbuhan kredit yang disalurkan oleh bank. (Felicia Omowunmi Olokoyo, 2011)

Dengan latar belakang diatas mengingat betapa pentingnya fungsi bank saat ini sebagai intermediasi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Nampaknya pemberian kredit dapat memberikan kontribusi positif bagi kemajuan suatu usaha. Selain itu dengan pemberian kredit bank juga akan memperoleh keuntungan yang diperoleh dari pendapatan bunga atas kredit yang disalurkannya. Sehingga dalam penelitian ini, peneliti mencoba mengetahui variabel apa saja yang mempengaruhi penyaluran kredit perbankan. Maka peneliti memilih judul yaitu “Pegaruh Return on Asset (ROA), Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing


(26)

7 Loan (NPL) Terhadap Penyaluran Kredit (Studi Kasus Bank Umum yang Terdaftar di BEI)”

Dalam penelitian ini penulis mengacu pada penelitian yang dilakukan Felicia (2011). Berbeda dengan penelitian sebelumnya, analisis ini dilakukan di Negara yang berbeda. Perbedaan lainnya terdapat pada tahun penelitian dan

jumlah bank yang dijadikan objek penelitian. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan sebagai berikut:

1. Sampel penelitian, peneliti mengambil beberapa sektor perbankan, terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan kriteria merupakan Bank Umum yang telah mengeluarkan laporan keuangannya sejak 2008-2014.

2. Tempat penelitian, penelitian ini dilakukan di Negara yang berbeda yaitu Indonesia. Sedangkan sebelumnya dilakukan di Negara Nigeria.

Adapun pertimbangan mengapa peneliti mengambil perusahaan perbankan sebagai sampel adalah perusahaan perbankan merupakan satu- satunya badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kepada masyarakat. Selain itu adanya perusahaan perbankan juga diharapkan akan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan memberikan modal usaha yakni dengan pemberian kredit atau pinjaman terhadap kreditur.


(27)

8

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, perumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Apakah variabel Return on Asset (ROA), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Non Performing Loan (NPL) berpengaruh secara simultan terhadap penyaluran kredit pada Bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Apakah variabel Return on Asset (ROA) berpengaruh terhadap penyaluran kredit pada Bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Apakah variabel Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh terhadap penyaluran kredit pada Bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

4. Apakah variabel Non Performing Loan (NPL) berpengaruh terhadap penyaluran kredit pada Bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a). Untuk menganalisis pengaruh Return on Asset (ROA), Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL) secara simultan terhadap penyaluran kredit pada Bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(28)

9 b). Untuk menganalisis besarnya pengaruh masing masing

variabel independen Return on Asset (ROA), Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL) secara parsial terhadap penyaluran kredit pada Bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Manfaat Penelitian a) Bagi perbankan

Bank yang berkepentingan dapat menggunakan salah satu sarana dalam menetapkan strategi usaha di waktu yang akan datang.

b) Bagi peneliti

Menambah pengetahuan peneliti tentang seberapa besar pengaruh Return on Asset (ROA), Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL) terhadap penyaluran kredit, serta menambah wawasan khususnya mengenai manajemen perbankan.

c) Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengembangan penelitian selanjutnya dalam bidang perbankan di masa yang akan datang.


(29)

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Teori Penawaran Uang

Bank berfungsi sebagai perantara antara pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana. Bank paling banyak menghimpun dana simpanan yang berupa dana pihak ketiga. Dana pihak ketiga yang telah berhasil dihimpun akan disalurkan kembali kepada pihak-pihak yang membutuhkan melalui penyaluran kredit. Penyaluran kredit ini dapat diartikan sebagai penawaran uang yang diberikan bank kepada masyarakat yang kekurangan dana. Penawaran uang yang dilakukan oleh bank dipengaruhi dari permintaan uang yang dilakukan oleh debitur. Tingkat bunga juga dapat mempengaruhi jumlah uang yang beredar, sehingga akan mempengaruhi kepada tingkat permintaan uang yang dilakukan oleh debitor. Semakin rendah bunga yang diberikan oleh bank maka permintaan uang akan meningkat sehingga penyaluran kredit yang diberikan akan semakin meningkat. Sebaliknya semakin tinggi bunga yang diberikan oleh bank maka permintaan uang akan menurun sehingga penyaluran kredit yang diberikan akan semakin menurun. (Sukirno, 2004).

Menurut Keynes jumlah penawaran uang yang dilakukan para pengusaha sepenuhnya ditentukan oleh suku bunga (Sukirno, 2004). Keynes menganggap bahwa suku bunga memegang peranan namun tetap ada kemungkinan walaupun suku bunga tinggi, para pengusaha


(30)

11 akan tetap berinvestasi apabila tingkat kegiatan ekonomi saat ini akan menghasilakan pertumbuhan ekonomi yang cepat dimasa mendatang. Sebaliknya, walaupun suku bunga rendah, investasi tidak akan banyak dilakukan apabila barang – barang modal yang terdapat dalam perekonomian digunakan pada tingkat yang jauh lebih rendah dari kemampuan yang maksimal. Ada juga masyarakat yang memilih kelebihan uang tunai yang mereka memilik di simpan dalam rekening giro mereka di bank. Hal ini membuat cadangan uang tunai bank menjadi lebih besar, sehingga mereka memutuskan untuk menanamkan kelebihan cadangan uang tunai tersebut untuk membeli Sertifikat Bank Indonesia (SBI).

2. Pengertian Bank

Dalam Undang - Undang No. 10 tahun 1998 menyatakan bahwa bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Dalam menjalankan kegiatan intermediasinya, bank harus memperhatikan likuiditasnya yaitu terjadinya penarikan dana simpanan maupun pinjaman dengan tetap berupaya menjaga profitabilitasnya, untuk itu bank harus berhati-hati (prudent) dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Dengan tetap menekankan pada fungsi penyaluran dana dalam bentuk kredit, untuk penyebaran resiko, dan untuk menjaga


(31)

12 likuiditasnya, mengalokasikan dana dalam cadangan utama (Scot & Timothy, 2006).

Keuntungan utama dari bisnis perbankan yang berdasarkan prinsip konvensional diperoleh dari selisih bunga simpanan yang diberikan kepada penyimpan dengan bunga pinjaman atau kredit yang disalurkan. Keuntungan dari selisih bunga ini dikenal dengan istilah spread based (Kasmir, 2012: 96-97).

3. Fungsi Bank

Secara umum, fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat luas (funding) dan menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman atau kredit (lending) untuk berbagai tujuan. Secara garis besar bank hanya sebagai lembaga perantara saja, sehingga tanpa adanya himpunan dana dari masyarakat luas maka bank tidak dapat menjalankan kegiatan operasionalnya. Karena bagian terpenting dalam operasional bank adalah peyaluran pinjaman kepada masyarakat yang membutuhkan, hal tersebut merupakan sumber pendapatan terbesar yang dihasilkan oleh bank.

Menurut Triandaru dan Budisantoso (2006:9) penjelasan fungsi bank yang lebih spesifik adalah sebagai berikut:

a. Agent of Trust

Dasar utama kegiatan perbankan adalah trust atau kepercayaan, baik dalam hal penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau menitipkan dananya di bank apabila dilandasi oleh unsur kepercayaan. Masyarakat percaya bahwa


(32)

13 uangnya tidak akan disalahgunakan oleh bank, uangnya akan dikelola dengan baik, bank tidak akan bangkrut, dan juga percaya bahwa pada saat yang telah dijanjikan masyarakat dapat menarik lagi simpanan dananya di bank. Pihak bank sendiri akan mau menempatkan atau menyalurkan dananya pada debitur atau masyarakat apabila dilandasi unsur kepercayaan. Pihak bank percaya bahwa debitur tidak akan menyalah gunakan pinjamannya, debitur akan mengelola dana pinjaman dengan baik, debitur akan mempunyai kemampuan untuk membayar pada saat jatuh tempo, dan juga bank percaya bahwa debitur mempunyai niat baik untuk mengembalikan pinjaman beserta kewajiban lainnya pada saat jatuh tempo.

b. Agent of Development

Sektor dalam kegiatan perekonomian masyarakat yaitu sektor moneter dan sektor riil, tidak dapat dipisahkan. Kedua sektor tersebut berinteraksi saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Sektor riil tidak akan dapat berkinerja dengan baik apabila sektor moneter tidak bekerja dengan baik. Tugas bank sebagai penghimpun dan penyaluran dana sangat diperlukan untuk kelancaran kegiatan perekonomian di sektor riil. Kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan investasi, distribusi, dan juga konsumsi barang dan jasa. Mengingat semua kegiatan investasi, distribusi, konsumsi selalu berkaitan dengan penggunaan uang. Kelancaran kegiatan investasi, distribusi,


(33)

14 konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian masyarakat.

c. Agent of Service

Di samping melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank juga memberikan penawaran jasa - jasa perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa – jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum. Jasa - jasa bank ini antara lain dapat berupa jasa pengiriman uang, jasa penitipan barang berharga, jasa pemberian jaminan bank, dan jasa penyelesaian tagihan.

Ketiga fungsi bank di atas diharapkan dapat memberikan gambaran yang menyeluruh dan lengkap mengenai fungsi bank dalam perekonomian, sehingga bank tidak hanya dapat diartikan sebagai lembaga perantara keuangan atau financial intermediary.

B. Kredit Perbankan

1. Pengertian Kredit

Kata kredit berasal dari bahasa latin yaitu credere, yang diterjemahkan sebagai kepercayaan atau credo yang berarti saya percaya. Dalam pengertian sederhana kredit merupakan penyaluran dana dari pihak pemilik dana kepada pihak yang memerlukan dana. Penyaluran dana tersebut didasarkan pada kepercayaan yang diberikan oleh pemilik dana kepada pengguna dana. Artinya pihak yang memberikan kredit percaya


(34)

15 kepada pihak yang menerima kredit, bahwa kredit yang diberikan pasti akan terbayar. Di lain pihak, penerima kredit mendapat kepercayaan dari pihak yang memberi pinjaman, sehingga pihak peminjam berkewajiban untuk mengembalikan kredit yang telah diterimanya (Ismail, 2010).

Menurut Undang-Undang Perbankan nomor 10 tahun 1998 kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

Menurut Triandaru dan Budisantoso (2006), jenis kredit atas dasar tujuan pengguanan dapat dibedakan menjadi:

1. Kredit Modal Kerja (KMK)

KMK adalah kredit yang digunakan untuk membiayai kebutuhan modal kerja nasabah. KMK terdiri atas 2 (dua) macam, yaitu:

a. KMK Revolving: Apabila kegiatan usaha debitor dapat diharapkan berlangsung secara berkelanjutan dalam jangka panjang dan pihak bank cukup mempercayai kemampuan dan kemauan nasabah, maka fasilitas KMK nasabah dapat diperpanjang setiap periodenya tanpa harus mengajukan permohonan kredit baru.

b. KMK Einmaleg: Apabila volume kegiatan usaha debitor sangat berfluktuasi dari waktu ke waktu dan atau pihak bank kurang


(35)

16 mempercayai kemampuan dan kemauan nasabah, maka pihak bank merasa lebih aman kalau memberikan KMK Einmaleg. 2. Kredit Investasi (KI) Kredit Investasi adalah kredit yang digunakan

untuk pengadaan barang modal jangka panjang untuk kegiatan usaha nasabah.

3. Kredit Konsumsi Kredit konsumsi adalah kredit yang digunakan dalam rangka pengadaan barang atau jasa untuk tujuan konsumsi, dan bukan sebagai barang modal dalam kegiatan usaha nasabah.

2. Unsur-Unsur Kredit

Dalam pemberian kredit, unsur kepercayaan adalah hal yang sangat mendasar yang menciptakan kesepakatan antara pihak yang memberikan kredit dan pihak yang menerima kredit untuk dapat melaksanakan hak dan kewajiban yang telah disepakati, baik dari jangka waktu peminjaman sampai masa pengembalian kredit serta balas jasa yang diperoleh, maka unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian fasilitas kredit adalah sebagai berikut (Firdaus dan Ariyanti, 2009) :

1. Kepercayaan, yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan akan benar-benar diterima kembali dimasa tertentu dimasa yang akan datang. Kepercayaan ini diberikan oleh bank, dimana sebelumnya sudah dilakukan penelitian, penyelidikan tentang nasabah baik secara intern maupun ekstern.


(36)

17 2. Adanya badan atau orang yang memiliki uang, barang atau jasa yang bersedia untuk meminjamkan kepada pihak lain, orang atau barang demikian lazim disebut kreditur.

3. Adanya fihak yang membutuhkan/ meminjam uang, barang atau jasa. Fihak ini lazim disebut debitur.

4. Adanya janji dan kesanggupan membayar dari debitur kepada kreditur.

5. Adanya perbedaan waktu yaitu perbedaan antara saat penyerahan uang, barang atau jasa oleh kreditur dengan pada saat pembayaran kembali dari debitur

6. Adanya bunga yang harus dibayar oleh debitur kepada kreditur (walaupun ada kredit yang tidak berbunga).

7. Adanya resiko yaitu sebagai akibat dari adanya perbedaan waktu seperti diatas, dimana masa yang akan datang merupakan suatu yang belum pasti, maka kredit itu pada dasarnya mengandung resiko, termasuk penurunan nilai uang karena inflasi dan sebagainya.

3. Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit

Dalam melakukan penilaian kriteria-kriteria serta aspek penilaiannya tetap sama. Begitu pula dengan ukuran-ukuran yang ditetapkan sudah menjadi standar penilaian setiap bank. Biasanya kriteria penilaian yang harus dilakukan oleh bank untuk mendapatkan nasabah yang benar-benar menguntungkan dilakukan dengan analisis 5C dan 5.P. Metode analisis 5 C adalah sebagai berikut (Ismail, 2010) :


(37)

18 1. Character

Suatu keyakinan bahwa sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya, hal ini tercermin dari latar belakang si nasabah baik dari pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti: gaya hidup, keadaan keluarga dan sebagainya. Ini semua ukuran “kemauan” membayar.

2. Capacity

Untuk melihat nasabah dalam kemampuannya dalam bidang bisnis yang dihubungkan dengan pendidikannya, kemampuan bisnis juga diukur dengan kemampuannya dalam memahami tentang ketentuan-ketentuan pemerintah. Begitu pula dengan kemampuannya dalam menjalankan usahanya selama ini. Pada akhirnya akan terlihat “kemampuannya” dalam mengembalikan kredit yang telah disalurkan.

3. Capital

Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif, dilihat laporan keuangan (neraca dan laporan laba rugi) dengan melakukan pengukuran seperti dari segi likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan ukuran lainnya. Capital juga harus dilihat dari sumber mana saja modal yang ada sekarang ini.

4. Colleteral

Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahannya.


(38)

19 Sehingga jika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin.

5. Condition

Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi dan politik sekarang dan di masa yang akan datang sesuai sektor masing- masing, serta prospek usaha dari sektor yang ia jalankan. Penilaian prospek bidang usaha yang dibiayai hendaknya benar-benar memiliki prospek yang baik, sehingga kemungkinan kredit itu bermasalah kecil.

Kemudian penilaian kredit dengan metode analisis 5 P adalah sebagai berikut (Ismail, 2010) :

1. Party

Mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi atau golongan- golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas, serta karakternya, sehingga nasabah akan mendapatkan fasilitas yang berbeda pula.

2. Purpose

Purpose lebih difokuskan terhadap tujuan penggunaan kredit yang diajukan oleh calon debitur. Bank akan melihat dan melakukan analisis terhadap tujuan kredit tersebut dengan mengaitkannya dengan beberapa aspek sosial lainnya. Kredit yang tidak sesuai dengan tujuan akan berdampak negatif pada kelangsungan kredit tersebut.


(39)

20 3. Payment

Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit. Di samping itu, bank perlu memperkirakan jangka waktu debitur dapat melunasi kreditnya disesuaikan dengan net cash flow - nya, yaitu perbandingan antara cash in flow dan cash out flow calon debitur.

4. Profitability

Profitability, tidak terbatas pada keuntungan calon debitur, akan tetapi juga keuntungan yang akan dicapai oleh bank apabila kredit tersebut diberikan. Bank akan menghitung jumlah keuntungan yang dicapai oleh calon debitur dengan adanya kredit dari bank dan tanpa adanya kredit bank. Selain itu, bank juga perlu mempertimbangkan pendapatan lain selain bunga, misalnya pendapatan fee dan komisi karena debitur akan melakukan setiap transaksinya melalui bank.

5. Protection

Proteksi merupakan upaya perlindungan yang dilakukan bank dalam rangka berjaga - jaga apabila calon debitur tidak dapat memenuhi kewajibannya. Untuk melindungi kredit tersebut maka bank meminta jaminan kebendaan kepada calon nasabah. Jaminan ini merupakan sumber dana pembayaran kedua.


(40)

21

4. Klasifikasi Kredit

Menuru Kasmir (2012:87) kredit yang disalurkan sistem perbankan dapat dikelompokkan atau diklasifikasikan berdasarkan beberapa kriteria yaitu:

a. Berdasarkan jangka waktu (Maturity)

Berdasarkan jangka waktu pelunasannya, kredit dapat dikelompokkan menjadi:

1) Kredit jangka pendek

Kredit jangka pendek adalah kredit yang harus dilunasi dalam jangka waktu setahun atau kurang.

2) Kredit jangka menengah

Kredit jangka menengah adalah kredit yang harus dilunasi dalam jangka waktu satu sampai tiga tahun.

3) Kredit jangka panjang

Kredit jangka panjang adalah kredit yang harus dilunasi dalam jangka waktu tiga sampai lima tahun, bahkan lebih.

b. Berdasarkan jaminan

1) Kredit dengan jaminan adalah kredit yang disertai dengan jaminan atau agunan. Jaminan tersebut diserahkan oleh nasabah peminjam (debitur). Bentuk-bentuk jaminan dapat berupa harta berwujud seperti tanah dan bangunan.

2) Kredit tanpa jaminan

Kredit tanpa jaminan dapat diberikan kepada seseorang atau perusahaan tertentu dengan beberapa alasan. Pertama, orang


(41)

22 tersebut sudah sangat dikenal, teruji dan terpercaya oleh pihak bank. Kedua, prospek usaha debitur sangat baik dan biasanya juga terkait dengan penilain bank tentang reputasi orang atau perusahaan tersebut. Kredit tanpa jaminan juga diberikan kepada perusahaan-perusahaan kecil dan atau pengusaha lemah. Namun pemberiannya harus sangat selektif, karena pemberian kredit tanpa jaminan sangat beresiko.

c. Berdasarkan segmen usaha

Berdasarkan segmen usaha, kredit dapat digolongkan menjadi: 1). Kredit pertanian

Kredit yang disalurkan kepada sektor usaha pertanian, seperti peternakan dan perkebunan.

2). Kredit industri

Kredit yang disalurkan kepada sektor industri kecil dan rumah tangga. Di Indonesia, penyaluran kredit sektor industri umumnya lebih besar dibandingkan dengan sektor pertanian.

3). Kredit jasa

Kredit yang disalurkan kepada sektor jasa baik untuk UKM maupun usaha besar.

d. Berdasarkan tujuannya

Berdasarkan tujuannya, kredit dikelompokkan menjadi: 1). Kredit komersial


(42)

23 Kredit komersial diberikan untuk memperlancar kegiatan nasabah yang bidang usahanya adalah perdagangan. Seperti kredit usaha pertokoan dan kredit ekspor.

2). Kredit konsumtif

Kredit konsumtif adalah kredit yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan dan bagi debitur yang ingin membeli barang atau kebutuhan-kebutuhan konsumtif.

3). Kredit produktif

Kredit produktif diberikan dalam rangka memperlancar kegiatan produksi debitur. Kredit ini mencakup antara lain kredit untuk pembelian bahan baku dan pembayaran upah.

e. Berdasarkan penggunaan

1). Kredit modal kerja

Kredit modal kerja pada prinsipnya adalah kredit untuk penggunaan dana selama satu siklus usaha, mulai dari perolehan uang tunai dari kredit bank, kemudian penggunaanya untuk membeli barang dagangan atau bahan baku, selanjutnya dijual sampai memperoleh uang kas kembali.

2). Kredit investasi

Kredit investasi diberikan kepada debitur agar dapat membeli barang-barang modal maupun jasa yang diperlukan dalam rangka rehabilitasi, modernisasi, dan pendirian usaha.


(43)

24 C. Return on Asset (ROA)

1. Pengertian profitabilitas

Menurut Dendawijaya (2005 : 119) rasio profitabilitas bank adalah alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi usaha yang dicapai oleh suatu perusahaan yang bersangkutan. Selain itu profitabilitas di definisikan sebagai kemampuan bank dalam menghasilkan laba. (Hasibuan, 2006 : 104).

Menurut Hanafi dan Halim (2009 : 27), Return on Assets (ROA) merupakan rasio keuangan perusahaan yang berhubungan dengan profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan atau laba pada tingkat pendapatan, aset dan modal saham tertentu.

Dari berbagai pendapat diatas, dapat diketahui bahwa tujuan analisis profitabilitas adalah untuk mengukur tingkat efisisensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh suatu bank. Dengan rasio-rasio keuangan akan dapat dilihat pada posisi dan kondisi keuangan suatu bank pada periode tertentu. Dengan mengetahui ROA, kita dapat menilai apakah perusahaan telah efisien dalam menggunakan aktivanya dalam kegiatan operasi untuk menghasilkan keuntungan.

Dengan kata lain, semakin tinggi rasio ini maka semakin baik produktivitas asset dalam memperoleh keuntungan bersih. Hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik perusahaan kepada investor. Peningkatan daya tarik perusahaan menjadikan perusahaan tersebut semakin diminati oleh investor, karena tingkat pengembalian atau deviden


(44)

25 akan semakin besar. Hal ini juga akan berdampak pada harga saham dari perusahaan tersebut di pasar modal yang akan semakin meningkat sehingga ROA akan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan. Menurut Lestari dan Sugiharto (2007:196) angka ROA dapat dikatakan baik apabila > 2%.

Rumus menghitung ROA (Return on Asset)

D. Loan to Deposit Ratio (LDR).

Loan to Deposit Ratio (LDR) menurut Lukman Dendawijaya (2005 : 116) adalah rasio antara jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. Rasio ini dapat digunakan sebagai indikator untuk melihat kerawanan atau kemampuan dalam suatu bank, karena bank dituntut untuk dapat menyediakan kemampuannya dalam membayar kembali dana yang ditarik oleh deposan dengan mengandalkan pemberian kredit yang dilakukan bank tersebut untuk mendapatkan likuiditas. Sehingga aktivitas pengkreditan dapat mempengaruhi aktivitas bank, penilaian atas kesehatan bank, tingkat kepercayaan nasabah dan juga pencapaian laba yang didapatkan.

Sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No. 30/23/UPPB tanggal 19 Maret 1998, rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) dihitung dari pembagian kredit dengan dana yang diterima yang meliputi giro, deposito,


(45)

26 dan tabungan masyarakat, pinjaman bukan dari bank yang berjangka waktu lebih dari 3 bulan tidak termasuk pinjaman subordinasi, deposito dan pinjaman dari bank lain yang berjangka waktu lebih dari 3 bulan, surat berharga yang diterbitkan oleh bank yang berjangka waktu lebih dari 3 bulan, modal inti, dan modal pinjaman. Kemudian disesuaikan dengan Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004, rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) dihitung dari pembagian kredit yang diberikan kepada pihak ketiga (tidak termasuk antar bank) dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang mencakup giro, tabungan, dan deposito (tidak termasuk antar bank). Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, angka LDR seharusnya berada di sekitar 85% - 110%. Amithya, (2012).

Rumus Loan to Deposit Ratio (LDR):

E. Non Performing Loan (NPL)

NPL merupakan rasio yang dipergunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam meng-cover risiko kegagalan pengembalian kredit oleh debitur. NPL mencerminkan risiko kredit, semakin kecil NPL semakin kecil pula risiko kredit yang ditanggung pihak bank. Bank dalam memberikan kredit harus melakukan analisis terhadap kemampuan debitur untuk membayar kembali kewajibannya. Setelah kredit diberikan, bank wajib melakukan pemantauan terhadap penggunaan


(46)

27 kredit serta kemampuan dan kepatuhan debitur dalam memenuhi kewajibannya. Bank melakukan peninjauan, penilaian, dan pengikatan terhadap agunan untuk memperkecil risiko kredit. Besarnya NPL yang diperbolehkan oleh Bank Indonesia saat ini adalah maksimal 5%, jika melebihi 5% maka akan mempengaruhi penilain tingkat kesehatan bank yang bersangkutan. (Riyadi, 2006:161).

Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, semakin tinggi nilai NPL (diatas 5%) maka bank tersebut tidak sehat. NPL yang tinggi menyebabkan menurunnya laba yang akan diterima oleh bank. Penurunan laba mengakibatkan dividen yang dibagikan juga semakin berkurang sehingga pertumbuhan tingkat retun saham bank akan mengalami penurunan.


(47)

28

F. Pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen

1. Pengaruh Return on Asset (ROA) terhadap penyaluran kredit.

Return on Asset (ROA) adalah salah satu metode penilaian yang digunakan untuk mengukur tingkat rentabilitas sebuah bank, yaitu tingkat keuntungan yang dicapai oleh sebuah bank dengan seluruh dana yang ada di bank. Sehingga semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula penyaluran kredit bank (Rustam dan Dwiatmanto, 2011:3).

2. Pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap penyaluran kredit.

Semakin tinggi LDR maka laba bank semakin meningkat (dengan asumsi bank tersebut mampu menyalurkan kreditnya dengan efektif). Jika laba bank meningkat, likuiditas bank juga meningkat. Dengan demikian besar-kecilnya rasio LDR suatu bank akan mempengaruhi kinerja bank tersebut (Rustam dan Dwiatmanto, 2011:3)

3. Pengaruh Non Performing Loan (NPL) terhadap penyaluran kredit.

Tingginya NPL akan meningkatkan premi resiko yang berdampak pada tingginya suku bunga kredit yang terlampau tinggi akan mempengaruhi permintaan masyarakat akan kredit. Tingginya NPL juga mengakibatkan munculnya pencadangan yang lebih besar, sehingga pada akhirnya modal bank ikut terkikis (Billy Arma, 2010:12).


(48)

29

G. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No. Nama & Judul Penelitian

Persamaan Perbedaan Alat Analisis

Hasil

1 Febry Amithya Yuwono (2012) “ Analisis pengaruh DPK, LDR, CAR, NPL, ROA, SBI terhadap jumlah penyaluran kredit” Variabel LDR, NPL, ROA Variabel dependen : total kredit

Regresi linier berganda

LDR (+) signifikan CAR, ROA, SBI (+) tidak signifikan NPL (-) tidak signifikan

2 Oktaviani (2012)

“Pengaruh DPK, ROA, CAR, NPL dan jumlah SBI terhadap penyaluran kredit perbankan”

Variabel ROA dan NPL

Variabel LDR dan total kredit

Regresi linier berganda

Secara simultan Dana Pihak Ketiga (DPK), Return On Assets (ROA), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Jumlah SBI Berpengaruh signifikan. Kedua, DPK dan CAR berpengaruh positif dan signifikan. Ketiga, Jumlah SBI berpengaruh negatif dan signifikan Keempat, ROA dan NPL tidak berpengaruh

3 Felicia Omowunmi Olokoyo

(2011)

Determinants of Commercial Banks’ Lending Behavior in Nigeria

Variabel ROA

Variabel NPL, LDR dan total kredit Regression analysis of the ordinary lease Square (OLS) method

VD, IP.FX, Gdp signifikan

Liquidity, Interest rate, Cash Reserve

Requirement Ratio tidak signifikan

4. Billy Arma Pratama (2010)

“Analisis faktor -faktor yang

Variabel total kredit dan NPL

Variabel ROA Dan LDR

Analisis regresi linier berganda

DPK berpengaruh (+) dan signifikan CAR dan NPL berpengaruh (-) dan signifikan SBI


(49)

30 mempengaruhi

kebijakan

penyaluran kredit perbankan” (Studi kasus pada Bank Umum di Indonesia periode Tahun 2005-2009).

tidak signifikan.

5. Sri Haryati (2009)

“ Pertumbuhan kredit perbankan di Indonesia : Intermediasi dan pengaruh variabel makro ekonomi (2004-2008) Variabel dependen : total kredit

Variabel ROA, LDR, dan NPL

Analisis regresi linier berganda

Secara simultan semua variabel mempunyai pengaruh signifikan Secara parsial variabel DPK, pinjaman diterima mempunyai pengaruh positif (+) dan signifikan Modal sendiri berpengaruh tidak signifikan. Ekses likuiditas mempunyai pengaruh negatif (-) dan tidak signifikan

Variabel makro ekonomi: suku bunga, tingkat inflasi, nilai tukar semuanya mempunyai pengaruh signifikan.

6 Dias Satria (2007) “Determinasi penyaluran kredit bank umum di Indonesia periode 2006-2009”

Variabel total kredit, ROA, Dan NPL Variabel LDR Analisis regresi panel

CAR, ROA SBI signifikan NPL, BOPO, DPK, market share tidak Signifikan

7 Luh Gede Meydianawati (2007)

“Analisis perilaku penawaran kredit perbankan kepada sektor UMKM di Indonesia (2002-2006)”

Variabel ROA dan NPL

Variabel Total kredit dan LDR

Ordinary lease square (OLS)

Secara serempak DPK, CAR, ROA, NPL berpengaruh nyata dan signifikan Secara parsial DPK, CAR, ROA menunjukkan pengaruh (+) dan signifikan

Sedangkan NPL

berpengaruh (-) dan Signifikan


(50)

31

H. Kerangka Berpikir

I. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya harus diuji secara empiris. Berdasarkan permasalahan yang ada, hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Ho: b1,b2,b3=0

Tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel Return On Asset (ROA), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Non Performing


(51)

32 Loan (NPL) terhadap penyaluran kredit secara simultan pada Bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Ha: b1,b2,b3≠0

Terdapat pengaruh signifikan antara variabel Return On Asset (ROA), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Non Performing Loan (NPL) terhadap penyaluran kredit secara simultan pada Bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Ho: b1=0

Tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel Return on Asset (ROA) terhadap penyaluran kredit secara parsial pada sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Ha: b1≠0

Terdapat pengaruh signifikan antara variabel Return on Asset (ROA) terhadap penyaluran kredit secara parsial pada sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Ho: b2=0

Tidak terdapat pengaruh signifikan antara Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap penyaluran kredit secara parsial pada sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Ha: b2≠

Terdapat pengaruh signifikan antara Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap penyaluran kredit secara parsial pada sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(52)

33 4. Ho: b3=0

Tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel Non Performing Loan (NPL) terhadap penyaluran kredit secara parsial pada sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Ha: b3≠0

Terdapat pengaruh signifikan antara variabel Non Performing Loan (NPL) terhadap penyaluran kredit secara parsial pada sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(53)

34

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, Sumber data yang digunakan berasal dari laporan keuangan bank-bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2012 – 2014.

Ruang lingkup penelitian ini adalah membahas variabel bebas (independent variable) yang terdiri ROA (X1), LDR (X2), dan NPL (X3). Sedangkan variabel terikat (dependent variable) dalam penelitian ini adalah penyaluran kredit (Y).

B. Metode Pengumpulan Sampel

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data cross section, yaitu data yang dikumpulkan pada suatu waktu tertentu (at a point of time) untuk menggambarkan keadaan dan kegiatan pada waktu tersebut.

Populasi dalam penelitian ini adalah Bank Umum yang tercatat di BEI dan telah menyampaikan laporan keuangannya ke BEI mulai tahun 2012 - 2014. Metode penentuan sampel yang digunakan yaitu metode purposive sampling. Metode purposive sampling adalah penentuan sampel dengan pengambilan data-data tertentu yang dianggap sesuai dan terkait dengan penelitian yang dilakukan. Adapun kriteria dalam penelitian ini adalah:

a. Bank Umum yang diteliti terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012 - 2014.

b. Bank Umum mempublikasikan laporan keuangan secara konsisten sejak periode 2012 - 2014.


(54)

35 c. Bank Umum menyajikan secara lengkap laporan keuangan dan rasio-rasio

yang dibutuhkan dalam penelitian ini selama 3 tahun berturut-turut.

C. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder. Metode yang digunakan adalah:

1. Penelitian kepustakaan

Yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan pengetahuan teoritis yang relevan dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku, jurnal-jurnal, literatur keterangan-keterangan dari sumber lain yang dibahas dalam penelitian ini.

2. Data sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dengan cara mengumpulkan dokumen atau laporan yang bersumber dari perusahaan atau pihak-pihak yang berkaitan dengan penelitian. Dalam penelitian ini sumber datanya diambil dari website, www.idx.co.id dan www.bi.go.id

D. Metode Analisis Data

Merupakan metode yang digunakan untuk mengolah sebuah data penelitian dengan menggunakan proses penyederhanaan data dalam bentuk yang mudah dibaca dan diintepretasikan. Metode yang digunakan peneliti adalah analisis regresi linier berganda menggunakan alat analisis SPSS 20. Dalam penelitian ini Metode-metode yang digunakan adalah:

1. Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda merupakan regresi linier dengan menggunakan sebuah variabel terikat (Y) Penyaluran Kredit dihubungkan


(55)

36 dengan dua atau lebih variabel bebas (X1, X2, X3) Return on Asset (ROA), Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL) persamaan dari regresi linier berganda adalah sebagai berikut :

Y= a + b 1x1 + b2x2 + b3x3 + e Keterangan :

Y = penyaluran kredit a = bilangan konstanta b = koefisien regresi

X1 = Return on Asset (ROA) X2 = Loan to Deposit Ratio (LDR) X3 = Non Performing Loan (NPL) e = Error

Menurut Agus Widarjono (2009:16) ada dua pendekatan di dalam mengestimasi persamaan regresi berganda, yaitu :

1. Secara menyeluruh (simultan). Metode ini dilakukan dengan memasukan semua variabel independen kemudian baru dievaluasi variabel independen mana yang berpengaruh (signifikan) terhadap variabel dependen.

2. Secara bertahap (stepwise). Metode ini dilakukan dengan menyeleksi secara otomatis hanya dengan varibel-variabel independen yang berpengaruh terhadap variabel dependen.

2. Uji Asumsi Klasik

Sebelum pengujian hipotesis, juga diuji apakah terdapat penyimpanan asumsi klasik, diantaranya :


(56)

37 a. Uji Normalitas data

Menurut Imam Ghozali (2011:160). Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel atau penganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji F dan t mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.

b. Multikoloneritas

Menurut Imam Ghozali (2011:105). Uji multikoloneritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikoloneritas didalam model regresi adalah sebagai berikut:

1. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi varibel dependen.

2. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antar independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0.90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikoloneritas.


(57)

38 3. Multikoloneritas dapat juga dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawanya (2) variance inflation factor (VIF). kedua ukuran ini menunujukan setiap varibel independen manakah yang dijelaskan oleh varibel independen lainya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi variabel dependen. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF=1/tolerance). Nilai yang umum dipakai untuk menujukan adanya multikoloneritas adalah nilai Tolerance 0.10 atau sama dengan VIF 10.

c. Autokorelasi

Menurut Duwi Priyatno (2009:61) Autokorealasi adalah keadaan dimana terjadinya korelasi dari residual untuk pengamatan satu dengan pengamatan lainnya yang disusun menurut runtut waktu. Dampak yang dapat diakibatkan dengan adanya autokorelasi yaitu varian sampel tidak dapat menggambarkan varian populasinya.

Menurut Nachrowi (2006:186-193) ada empat cara untuk mengetes keberadaan autokorelasi ini, diantaranya adalah:

1. Uji Durbin-Watson (DW test) hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi diantara variabel independen.

2. Uji run test


(58)

39 4. Uji Lagrage Multipler (LM test) digunakan untuk sampel besar diatas 100 observasi. Uji ini memang lebih tepat digunakan dibandingkan uji DW terutama bila sampel yang digunakan relative besar dan derajat autokorelasi lebih dari satu.

d. Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah terjadi penyimpangan model karena gangguan varian yang berbeda antar observasi satu ke observasi lain. Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan mengamati grafik scatter plot pada output SPSS, dimana menurut Duwi Priyatno (2009) ketentuannya adalah sebagai berikut:

1. Jika titik-titiknya membentuk pola tertentu yang teratur maka diindikasikan terdapat masalah heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titiknya menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka diindikasikan tidak terdapat masalah heterokedastisitas.

3. Uji Hipotesis

a. Uji – F (Simultan)

Uji simultan bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) secara serentak/bersama-sama/sekaligus. Uji F ini pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel Dependen atau terikat (Ghozali, 2011:98).


(59)

40 Hipotesis nol (H0) yang akan diuji adalah apakah semua

parameter dalam model sama dengan nol, atau Ho : b1 = b2 = …=

bk = 0 Artinya, apakah semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (Ha) tidak semua parameter secara simultan

sama dengan nol, atau: Ha : b1 ≠ b2 ≠ … ≠ bk ≠ 0. Artinya variabel

tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Adapun hipotesis dalam uji model ini adalah: Ho = tidak ada pengaruh signifikan dari variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen. Ha = ada pengaruh signifikan dari variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen. Aturan pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Nilai F hitung digunakan untuk menguji ketepatan model (goodness of fit). Uji F ini juga sering disebut sebagai uji simultan, untuk menguji apakah variabel bebas yang digunakan dalam model mampu menjelaskan perubahan nilai variabel tergantung atau tidak. Untuk menyimpulkan apakah variabel bebas yang digunakan dalam model masuk dalam kategori cocok atau tidak, kita harus membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel dengan derajat bebas: df : , (k-1), (n-k). (Suliyanto, 2011:61)

b. Uji – t (Parsial)

Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel


(60)

41 terikat. Tujuan dari uji t adalah untuk menguji koefisien regresi secara individual. Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali 2011:98). Hipotesis nol (H0) yang akan diuji adalah apakah suatu parameter (bi) sama dengan nol, atau: Ho: bi = 0 Artinya, apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (Ha) parameter suatu variabel tidak sama dengan nol, atau: Ha: bi ≠ 0 Adapun hipotesis dalam uji model ini adalah: Ho = tidak ada pengaruh signifikan dari variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen. Ha = ada pengaruh signifikan dari variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen. Aturan pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak.Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Nilai t hitung digunakan untuk menguji apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel tergantung atau tidak. Suatu variabel akan memiliki pengauh yang berarti jika nilai t hitung variabel tersebut lebih besar dibandingkan dengan t tabel. (Suliyanto, 2011:62).

c. Uji Koefisien Determinasi (Adj. R2)

Adjusted R square adalah suatu indikator yang digunakan untuk mengetahui pengaruh penambahan suatu variabel independen ke dalam suatu persamaan regresi. Nilai adjusted R2 telah dibebaskan


(61)

42 dari pengaruh derajat kebebasan (degree of freedom) yang berarti nilai tersebut telah benar-benar menunjukkan bagaimana pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Menurut Santoso dalam buku (Priyatno, 2008:81), Adjusted R square adalah R square yang telah disesuaikan nilai ini selalu lebih kecil dari R square dari angka ini bisa memiliki harga negatif, bahwa untuk regresi dengan lebih dari dua variabel bebas digunakan Adjusted R2 sebagai koefisien determinasi.

E. Operasional Variabel Penelitian

Menurut Prasetyo dan Jannah (2006:67) variabel dalam penelitian kuantitatif dapat dibedakan menjadi dua, yaitu variabel bebas (independent variabel) dan variabel terikat (dependent variabel). Variabel bebas adalah suatu variabel yang ada dan atau terjadi mendahului variabel terikatnya. Sementara variabel terikat adalah variabel yang diakibatkan atau dipengaruhi oleh variabel bebas.

Berdasarkan metode analisis yang akan digunakan, maka disusunlah definisi variabel-variabel yang akan digunakan. Definisi variabel- variabel tersebut adalah sebagai berikut:

1. Variabel Independen a. Return on Asset (ROA)

Menurut Kasmir (2012:281), ROA digunakan untuk mengukur kamampuan manajemen menghasilkan income dari pengelolaan asset dan memperoleh profitabilitas dan manajerial efisiensi secara overall. Jadi ROA digunakan dalam penelitian ini untuk melihat sejauh mana tingkat keberhasilan bank dalam mengelola assetnya. Semakin besar


(62)

43 ROA, semakin baik tingkat keberhasilan bank tersebut. Rumusnya adalah:

b. Loan to Deposit Ratio (LDR)

Rasio ini merupakan rasio yang mengukur kemampuan jumlah kredit yag diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri digunakan. Semakin tinggi rasio ini memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan (Dendawijaya, 2005).

Rumusnya adalah:

c. Non Performing Loan (NPL)

Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, semakin tinggi nilai NPL (diatas 5%) maka bank tersebut tidak sehat. NPL yang tinggi menyebabkan menurunnya laba yang akan diterima oleh bank. Penurunan laba mengakibatkan dividen yang dibagikan juga semakin berkurang sehingga pertumbuhan tingkat retun saham bank akan mengalami penurunan.


(63)

44 Rumusnya adalah:

2. Variabel dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah total kredit. Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan.


(64)

45

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

Penelitian ini mengambil sampel Bank Umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014. Pemilihan Bank Umum ini didasarkan pada pertimbangan akan penyaluran kredit yang relatif lebih besar jika dibandingkan dengan kelompok Bank daerah, asing, dan syariah di Bursa Efek Indonesia (BEI).

B. Analisis Hasil dan Pembahasan

1. Statistik Deskriptif

Sebelum melakukan pengujian secara kemaknaan pengaruh variabel Return on Asset (ROA), Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL) terhadap Penyaluran Kredit, terlebih dahulu akan ditinjau mengenai deskripsi variabel penelitian dengan analisis statistik deskriptif. Statistik deskriptif memberikan gambaran suatu data yang dapat dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi. Selengkapnya mengenai hasil statistik deskriptif penelitian dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut.


(65)

46

Tabel 4.1

Hasil Uji Statistik Deskriptif

Sumber: Data sekunder diolah

Dari tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa variabel independen Return on Asset (ROA) memiliki nilai rata-rata sebesar 3,1972 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,93106. Loan to Deposit Ratio (LDR) memiliki nilai rata-rata 84,5972 dengan standar deviasi sebesar 7,26935. Non Performing Loan (NPL) memiliki nilai rata-rata sebesar 2,5867 dan standar deviasi sebesar 0,93106. Sedangkan variabel dependen yaitu Penyaluran Kredit memiliki nilai rata-rata sebesar 14,4581 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,70572.

2. Hasil Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik diperlukan agar model regresi menjadi suatu model yang lebih reperesentatif. Analisis data uji asumsi klasik dalam penelitian ini antara lain melalui uji normalitas, multikolonieritas, autokorelasi dan heterokedastisitas.

a. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Kolomogorov-Smirnov (K-S) dan Probability Plot (P-Plot). Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N DOF 14,4581 ,70572 18 LDR 84,5972 7,26935 18 NPL 2,5867 1,02035 18


(66)

47 regresi, variabel penggangu atau residual mempunyai distribusi yang normal. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Selengkapnya mengenai hasil uji normalitas penelitian dapat dilihat pada tabel dan gambar 4.2 di halaman berikutnya.

Tabel 4.2 Uji Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 18

Normal Parametersa,b Mean ,0000000 Std. Deviation ,57997769 Most Extreme Differences Absolute ,145

Positive ,145

Negative -,086

Test Statistic ,145

Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.


(67)

48

Gambar 4.1

Hasil Uji Normalitas Data

Berdasarkan Tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat signifikansi diatas 0,05 yakni sebesar 0,200 dan gambar 4.1 diatas dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini telah terdistribusi secara normal.

b. Hasil Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen dan model regresi yang baik adalah model regresi yang


(68)

49 bebas dari masalah tersebut. Selengkapnya mengenai hasil uji multikolonieritas dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini

Tabel 4.3

Hasil Uji Multikolonieritas

Sumber: Data sekunder diolah

Dari tabel 4.3 diatas dapat diketahui nilai tolerance masing-masing variabel diatas 0.01 dan nilai VIF masing-masing-masing-masing variabel juga dibawah 10 dan mendekati 1. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada masalah multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi dalam penelitian ini.

c. Hasil Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin Watson (D-W). Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode tertentu dengan periode sebelumnya. Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari masalah

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Collinearity Statistics B Std. Error Tolerance VIF 1 (Constant) 12,790 1,938

LDR -,013 ,024 ,783 1,278

NPL ,490 ,210 ,522 1,914

ROA ,463 ,209 ,632 1,583


(69)

50 autokorelasi. Selengkapnya mengenai hasil uji autokorelasi penelitian dapat dilihat pada tabel 4.4 di bawah ini

Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi

n k=1 k=2 k=3 k=4 k=5

dL dU dL dU dL dU dL dU dL dU

18 1.1576 1.3913 1.0461 1.5353 0.9331 1.6961 0.8204 1.8719 1.7098 2.0600

Sumber : Data Sekunder diolah

Dari tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa nilai D-W adalah sebesar 1,767. Berdasarkan tabel Durbin Watson nilai dL= 0,9331 dan dU=1,6961 dengan menggunakan signifikansi 5%, nilai D-W hitung diatas nilai dU yang artinya tidak terdapat autokurelasi positif dan negatif maka dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini telah terbebas dari masalah autokorelasi.

d. Hasil Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari masalah heterokedastitisitas

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 ,723a ,325 ,570 ,63910 1,767

a. Predictors: (Constant), ROA, LDR, NPL b. Dependent Variable: DOF


(70)

51 (homokedastisitas). Selengkapnya mengenai hasil uji untuk heterokedastisitas dapat dilihat pada gambar 4.2 sebagai berikut.

Gambar 4.2

Hasil Uji Heterokedastisitas


(71)

52 Dari gambar 4.2 di atas menunjukkan bahwa tidak ada pola tertentu dan titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Dan pada gambar histogram data mengikuti diagonal atau grafik histgramnya. Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini telah homokedastisitas sehingga layak dipakai untuk kemudian dilanjutkan ke pengujian hipotesis.

3. Hasil Uji Hipotesis

Persamaan Regresi : Y= 12,790 + 0,463+ -0,490 + 0,013 + e a. Uji F

Bertujuan untuk mengetahui apakah seluruh variabel independen secara bersama-sama (simultan) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Signifikansi model regresi pada penelitian ini diuji dengan melihat nilai signifikansi (sig.) yang ada di tabel 4.5. Selengkapnya mengenai hasil uji F penelitian dapat dilihat di tabel 4.5 berikut ini.

Tabel 4.5 Hasil Uji F

Sumber: Data sekunder diolah

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 2,748 3 ,916 2,243 ,006b

Residual 5,718 14 ,408

Total 8,467 17

a. Dependent Variable: DOF


(72)

53 Dari tabel 4.5 diatas menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar 2,243 dengan nilai sig. sebesar 0,006. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi dapat digunakan untuk memprediksi penyaluran kredit karena nilai sig. < alpha (α = 5%). Maka dapat disimpulkan Ha4 diterima yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh simultan antara return on asset (ROA), loan to deposit ratio (LDR), non performing loan (NPL).

b. Hasil Uji t

Uji t bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh variabel independen secara individual (parsial), yaitu return on asset (ROA), loan to deposit ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL) dalam menerangkan variabel dependen, yaitu nilai penyaluran kredit,. Signifikansi model regresi pada penelitian ini diuji dengan melihat nilai sig. yang ada di tabel 4.6. Selengkapnya mengenai hasil uji t penelitian dapat dilihat di tabel 4.6 sebagai berikut:

Tabel T Pr Df 0.25 0.50 0.10 0.20 0.05 0.10 0.0025 0.050 0.01 0.002 0.005 0.010 0.001 0.002 17 0.68920 1.33338 1.73961 2.10982 2.56693 2.89823 3.64577


(73)

54

Tabel 4.6 Hasil Uji t

Sumber: Data sekunder diolah

Dari tabel 4.6 diatas menunjukkan bahwa koefisien model regresi memiliki nilai konstanta sebesar 12,790 dengan nilai t hitung sebesar 6,600 dan nilai sig. sebesar 0,000. Konstanta sebesar 12,790 menandakan bahwa jika variabel independen konstan maka rata-rata peyaluran kredit adalah sebesar 12,790

Return on Asset mempunyai t hitung sebesar 2,210 dengan probabilitas signifikansi 0,044 serta t hitung lebih besar dibandingkan dengan t tabel yakni sebesar 1,73961. Hal tersebut menunjukkan bahwa probabilitas signifikansinya di bawah 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa Return on Asset berpengaruh terhadap Penyaluran Kredit. Hal ini berarti H1 diterima. Dalam hal ini semakin besar tingkat profitabiltitas sebuah bank maka akan berdampak positif terhadap peyaluran kredit yang akan diberikan. Hasil dari penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Oktaviani

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 12,790 1,938 6,600 ,000

LDR ,013 ,024 ,132 1,930 ,005

NPL -,490 ,210 -,709 -2,332 ,035

ROA ,463 ,209 ,611 2,210 ,044


(74)

55 (2012). Hal ini meunjukkan bahwa Return on Asset berpengaruh positif terhadap Penyaluran Kredit.

Loan to Deposit Ratio mempunyai t hitung sebesar 1,930 dengan probabilitas signifikansi adalah 0,005 serta t hitung lebih besar dibandingkan dengan t tabel yakni sebesar 1,73961. Hal tersebut menunjukkan bahwa Loan to Deposit Ratio signifikansinya dibawah 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa Loan to Deposit Ratio berpengaruh terhadap Penyaluran Kredit. Hal ini berarti H2 diterima. Dalam hal ini semakin besar modal yang dimiliki sebuah bank maka akan berpengaruh positif terhadap penyaluran kredit yang diberikan. Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Febry Amithya Yuwono (2012). Hal ini meunjukkan bahwa Loan to Deposit Ratio berpengaruh positif terhadap Penyaluran Kredit.

Non Performing Loan mempunyai t hitung sebesar -2,332 dengan probabilitas signifikansi 0,035. Serta t hitung lebih besar dibandingkan dengan t tabel yakni sebesar 1,73961. Hal tersebut menunjukkan bahwa probabilitas signifikansinya di bawah 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa Non Performing Loan berpengaruh negatif terhadap Penyaluran Kredit. Hal ini berarti H3 ditolak. Dalam hal ini semakin besar kredit macet atau NPL sebuah bank maka akan menimbulkan masalah pada bank tersebut. Hasil dari penelitian ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Oktaviani (2012)


(1)

68

LAMPIRAN 4. UJI HIPOTESIS

1.

UJI ADJ R SQUARE

2.

UJI F

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 ,723a ,325 ,570 ,63910 1,767

a. Predictors: (Constant), ROA, LDR, NPL b. Dependent Variable: DOF

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 2,748 3 ,916 2,243 ,006b

Residual 5,718 14 ,408

Total 8,467 17

a. Dependent Variable: DOF


(2)

69

3.

UJI t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 12,790 1,938 6,600 ,000

LDR ,013 ,024 ,132 1,930 ,005

NPL -,490 ,210 -,709 -2,332 ,035

ROA ,463 ,209 ,611 2,210 ,044


(3)

Tabel T

70

Pr 0,25 0,1 0,05 0,025 0,01 0,005 0,001

df 0,5 0,2 0,1 0,05 0,02 0,01 0,002

1 1 3,07768 6,31375 12,7062 31,82052 63,65674 318,30884

2 0,8165 1,88562 2,91999 4,30265 6,96456 9,92484 22,32712

3 0,76489 1,63774 2,35336 3,18245 4,5407 5,84091 10,21453

4 0,7407 1,53321 2,13185 2,77645 3,74695 4,60409 7,17318

5 0,72669 1,47588 2,01505 2,57058 3,36493 4,03214 5,89343

6 0,71756 1,43976 1,94318 2,44691 3,14267 3,70743 5,20763

7 0,71114 1,41492 1,89458 2,36462 2,99795 3,49948 4,78529

8 0,70639 1,39682 1,85955 2,306 2,89646 3,35539 4,50079

9 0,70272 1,38303 1,83311 2,26216 2,82144 3,24984 4,29681

10 0,69981 1,37218 1,81246 2,22814 2,76377 3,16927 4,1437

11 0,69745 1,36343 1,79588 2,20099 2,71808 3,10581 4,0247

12 0,69548 1,35622 1,78229 2,17881 2,681 3,05454 3,92963

13 0,69383 1,35017 1,77093 2,16037 2,65031 3,01228 3,85198

14 0,69242 1,34503 1,76131 2,14479 2,62449 2,97684 3,78739

15 0,6912 1,34061 1,75305 2,13145 2,60248 2,94671 3,73283

16 0,69013 1,33676 1,74588 2,11991 2,58349 2,92078 3,68615

17 0,6892 1,33338 1,73961 2,10982 2,56693 2,89823 3,64577

18 0,68836 1,33039 1,73406 2,10092 2,55238 2,87844 3,61048

19 0,68762 1,32773 1,72913 2,09302 2,53948 2,86093 3,5794

20 0,68695 1,32534 1,72472 2,08596 2,52798 2,84534 3,55181

21 0,68635 1,32319 1,72074 2,07961 2,51765 2,83136 3,52715

22 0,68581 1,32124 1,71714 2,07387 2,50832 2,81876 3,50499

23 0,68531 1,31946 1,71387 2,06866 2,49987 2,80734 3,48496

24 0,68485 1,31784 1,71088 2,0639 2,49216 2,79694 3,46678

25 0,68443 1,31635 1,70814 2,05954 2,48511 2,78744 3,45019

26 0,68404 1,31497 1,70562 2,05553 2,47863 2,77871 3,435

27 0,68368 1,3137 1,70329 2,05183 2,47266 2,77068 3,42103

28 0,68335 1,31253 1,70113 2,04841 2,46714 2,76326 3,40816

29 0,68304 1,31143 1,69913 2,04523 2,46202 2,75639 3,39624

30 0,68276 1,31042 1,69726 2,04227 2,45726 2,75 3,38518

31 0,68249 1,30946 1,69552 2,03951 2,45282 2,74404 3,3749

32 0,68223 1,30857 1,69389 2,03693 2,44868 2,73848 3,36531

33 0,682 1,30774 1,69236 2,03452 2,44479 2,73328 3,35634

34 0,68177 1,30695 1,69092 2,03224 2,44115 2,72839 3,34793

35 0,68156 1,30621 1,68957 2,03011 2,43772 2,72381 3,34005

36 0,68137 1,30551 1,6883 2,02809 2,43449 2,71948 3,33262

37 0,68118 1,30485 1,68709 2,02619 2,43145 2,71541 3,32563

38 0,681 1,30423 1,68595 2,02439 2,42857 2,71156 3,31903

39 0,68083 1,30364 1,68488 2,02269 2,42584 2,70791 3,31279


(4)

TABEL DURBIN WATSON

71

n k=1 k=2 k=3 k=4 k=5

dL dU dL dU dL dU dL dU dL dU

6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 0.6102 0.6996 0.7629 0.8243 0.8791 0.9273 0.9708 1.0097 1.0450 1.0770 1.1062 1.1330 1.1576 1.1804 1.2015 1.2212 1.2395 1.2567 1.2728 1.2879 1.3022 1.3157 1.3284 1.3405 1.3520 1.3630 1.3734 1.3834 1.3929 1.4019 1.4107 1.4190 1.4270 1.4347 1.4421 1.4493 1.4562 1.4628 1.4692 1.4754 1.4814 1.4872 1.4928 1.4982 1.5035 1.5086 1.5135 1.5183 1.5230 1.5276 1.5320 1.5363 1.5405 1.5446 1.5485 1.5524 1.5562 1.5599 1.5635 1.5670 1.5704 1.5738 1.5771 1.5803 1.4002 1.3564 1.3324 1.3199 1.3197 1.3241 1.3314 1.3404 1.3503 1.3605 1.3709 1.3812 1.3913 1.4012 1.4107 1.4200 1.4289 1.4375 1.4458 1.4537 1.4614 1.4688 1.4759 1.4828 1.4894 1.4957 1.5019 1.5078 1.5136 1.5191 1.5245 1.5297 1.5348 1.5396 1.5444 1.5490 1.5534 1.5577 1.5619 1.5660 1.5700 1.5739 1.5776 1.5813 1.5849 1.5884 1.5917 1.5951 1.5983 1.6014 1.6045 1.6075 1.6105 1.6134 1.6162 1.6189 1.6216 1.6243 1.6268 1.6294 1.6318 1.6343 1.6367 1.6390 0.4672 0.5591 0.6291 0.6972 0.7580 0.8122 0.8612 0.9054 0.9455 0.9820 1.0154 1.0461 1.0743 1.1004 1.1246 1.1471 1.1682 1.1878 1.2063 1.2236 1.2399 1.2553 1.2699 1.2837 1.2969 1.3093 1.3212 1.3325 1.3433 1.3537 1.3635 1.3730 1.3821 1.3908 1.3992 1.4073 1.4151 1.4226 1.4298 1.4368 1.4435 1.4500 1.4564 1.4625 1.4684 1.4741 1.4797 1.4851 1.4903 1.4954 1.5004 1.5052 1.5099 1.5144 1.5189 1.5232 1.5274 1.5315 1.5355 1.5395 1.5433 1.5470 1.5507 1.5542 1.8964 1.7771 1.6993 1.6413 1.6044 1.5794 1.5621 1.5507 1.5432 1.5386 1.5361 1.5353 1.5355 1.5367 1.5385 1.5408 1.5435 1.5464 1.5495 1.5528 1.5562 1.5596 1.5631 1.5666 1.5701 1.5736 1.5770 1.5805 1.5838 1.5872 1.5904 1.5937 1.5969 1.6000 1.6031 1.6061 1.6091 1.6120 1.6148 1.6176 1.6204 1.6231 1.6257 1.6283 1.6309 1.6334 1.6359 1.6383 1.6406 1.6430 1.6452 1.6475 1.6497 1.6518 1.6540 1.6561 1.6581 1.6601 1.6621 1.6640 1.6660 1.6678 1.6697 1.6715 0.3674 0.4548 0.5253 0.5948 0.6577 0.7147 0.7667 0.8140 0.8572 0.8968 0.9331 0.9666 0.9976 1.0262 1.0529 1.0778 1.1010 1.1228 1.1432 1.1624 1.1805 1.1976 1.2138 1.2292 1.2437 1.2576 1.2707 1.2833 1.2953 1.3068 1.3177 1.3283 1.3384 1.3480 1.3573 1.3663 1.3749 1.3832 1.3912 1.3989 1.4064 1.4136 1.4206 1.4273 1.4339 1.4402 1.4464 1.4523 1.4581 1.4637 1.4692 1.4745 1.4797 1.4847 1.4896 1.4943 1.4990 1.5035 1.5079 1.5122 1.5164 1.5205 1.5245 2.2866 2.1282 2.0163 1.9280 1.8640 1.8159 1.7788 1.7501 1.7277 1.7101 1.6961 1.6851 1.6763 1.6694 1.6640 1.6597 1.6565 1.6540 1.6523 1.6510 1.6503 1.6499 1.6498 1.6500 1.6505 1.6511 1.6519 1.6528 1.6539 1.6550 1.6563 1.6575 1.6589 1.6603 1.6617 1.6632 1.6647 1.6662 1.6677 1.6692 1.6708 1.6723 1.6739 1.6754 1.6769 1.6785 1.6800 1.6815 1.6830 1.6845 1.6860 1.6875 1.6889 1.6904 1.6918 1.6932 1.6946 1.6960 1.6974 1.6988 1.7001 1.7015 1.7028 0.2957 0.3760 0.4441 0.5120 0.5745 0.6321 0.6852 0.7340 0.7790 0.8204 0.8588 0.8943 0.9272 0.9578 0.9864 1.0131 1.0381 1.0616 1.0836 1.1044 1.1241 1.1426 1.1602 1.1769 1.1927 1.2078 1.2221 1.2358 1.2489 1.2614 1.2734 1.2848 1.2958 1.3064 1.3166 1.3263 1.3357 1.3448 1.3535 1.3619 1.3701 1.3779 1.3855 1.3929 1.4000 1.4069 1.4136 1.4201 1.4264 1.4325 1.4385 1.4443 1.4499 1.4554 1.4607 1.4659 1.4709 1.4758 1.4806 1.4853 1.4899 1.4943 2.5881 2.4137 2.2833 2.1766 2.0943 2.0296 1.9774 1.9351 1.9005 1.8719 1.8482 1.8283 1.8116 1.7974 1.7855 1.7753 1.7666 1.7591 1.7527 1.7473 1.7426 1.7386 1.7352 1.7323 1.7298 1.7277 1.7259 1.7245 1.7233 1.7223 1.7215 1.7209 1.7205 1.7202 1.7200 1.7200 1.7200 1.7201 1.7203 1.7206 1.7210 1.7214 1.7218 1.7223 1.7228 1.7234 1.7240 1.7246 1.7253 1.7259 1.7266 1.7274 1.7281 1.7288 1.7296 1.7303 1.7311 1.7319 1.7327 1.7335 1.7343 1.7351 0.2427 0.3155 0.3796 0.4445 0.5052 0.5620 0.6150 0.6641 0.7098 0.7523 0.7918 0.8286 0.8629 0.8949 0.9249 0.9530 0.9794 1.0042 1.0276 1.0497 1.0706 1.0904 1.1092 1.1270 1.1439 1.1601 1.1755 1.1901 1.2042 1.2176 1.2305 1.2428 1.2546 1.2660 1.2769 1.2874 1.2976 1.3073 1.3167 1.3258 1.3346 1.3431 1.3512 1.3592 1.3669 1.3743 1.3815 1.3885 1.3953 1.4019 1.4083 1.4146 1.4206 1.4265 1.4322 1.4378 1.4433 1.4486 1.4537 1.4588 1.4637 2.8217 2.6446 2.5061 2.3897 2.2959 2.2198 2.1567 2.1041 2.0600 2.0226 1.9908 1.9635 1.9400 1.9196 1.9018 1.8863 1.8727 1.8608 1.8502 1.8409 1.8326 1.8252 1.8187 1.8128 1.8076 1.8029 1.7987 1.7950 1.7916 1.7886 1.7859 1.7835 1.7814 1.7794 1.7777 1.7762 1.7748 1.7736 1.7725 1.7716 1.7708 1.7701 1.7694 1.7689 1.7684 1.7681 1.7678 1.7675 1.7673 1.7672 1.7671 1.7671 1.7671 1.7671 1.7672 1.7673 1.7675 1.7676 1.7678 1.7680 1.7683


(5)

TABEL DURBIN WATSON

72

70 1.5834 1.6413


(6)

TABEL DURBIN WATSON


Dokumen yang terkait

Pengaruh Capital Adequacy Ratio(CAR), Non Performing Loan (NPL), Operating Ratio (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio(LDR) Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 66 83

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Loan to Deposit Ratio, dan Return on Asset terhadap Penyaluran Kredit Bank Pembangunan Daerah di Indonesia

1 79 118

Pengaruh Capital Adequwacy Ratio (CAR),Retrn On Asset (ROA), Retrn On Equwacy (ROE), Loan To Deposit Ratio (LDR), Dan Price EarningRatio (PER) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bei

1 41 115

Pengaruh Beban Operasional Pendapatan Operasional, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Loan To Deposit Ratio, Net Interest Margin Dan Bank Size Terhadap Return On Asset Pada Bank Bumn Go Public Di Bursa Efek Indonesia

0 54 99

Pengaruh Piutang Murabahah, Mudharabah, Musyarakah, dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Return On Asset (ROA) Pada Bank Umum Syariah di Indonesia

0 65 103

Analisis Pengaruh Retum oh Assets (ROA), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Non Performing Loan (NPL) Terhadap Penyaluran Kredit (Studi kasus pada Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI)

0 4 128

Analisis pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Asset (ROA), Loan Deposit Ratio (LDR) dan non performing loan (NPL) terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka tiga bulan: studi kasus pada Bank Persero di Indonesia Tahun 2004 - 2012

0 6 100

Pengaruh Rentabilitas Dan Likuiditas Terhadap Capital Adequacy Ratio (Car) Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012 - 2015

0 3 96

PENGARUH LOAN TO DEPOSIT RATIO, CAPITAL ADEQUACY RATIO, RETURN ON ASSET DAN NON PERFOMING LOAN TERHADAP RETURN SAHAM

1 4 17

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Loan to Deposit Ratio, dan Return on Asset terhadap Penyaluran Kredit Bank Pembangunan Daerah di Indonesia

0 0 28