Remaja .1.Pengertian Remaja Tujuan Khusus
makan, kulit menjadi kering, kasar, dan gatal, warna merah kebiruan di bawah kulit, perdarahan gusi, kedudukan gigi menjadi longgar, mulut dan mata kering
dan rambut rontok. Di samping itu luka akan menjadi sulit sembuh. Gejala skorbut akan terlihat apabila taraf asam askorbat dalam serum menurun di bawah
0,20 mgdl. Kekurangan asam askorbat juga menyebabkan terhentinya pertumbuhan tulang. Sel dari epifise yang sedang tumbuh terus berproliferasi,
tetapi tidak ada kolagen baru yang terdapat diantara sel, dan tulang mudah fraktur pada titik pertumbuhan karena kegagalan tulang untuk berosifikasi. Juga, apabila
terjadi fraktur pada tulang yang sudah terosifikasi pada pasien dengan defisiensi asam askorbat, maka osteoblas tidak dapat membentuk matriks tulang yang baru,
akibatnya tulang yang mengalami fraktur tidak dapat sembuh. Pada skorbut defisiensi vitamin C dapat meyebabkan dinding pembuluh darah menjadi sangat
rapuh karena terjadinya kegagalan sel endotel untuk saling merekat satu sama lain dengan baik dan kegagalan untuk terbentuknya fibril kolagen yang biasanya
terdapat di dinding pembuluh darah Guyton, 2007. Kelebihan vitamin C yang berasal dari makanan tidak menimbulkan
gejala. Tetapi konsumsi vitamin C berupa suplemen secara berlebihan setiap harinya akan menimbulkan hiperoksaluria dan risiko lebih tinggi untuk menderita
batu ginjal Sunita, 2004.
2.2 Remaja 2.2.1.Pengertian Remaja
Remaja pada umumnya didefinisikan sebagai orang-orang yang mengalami masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Menurut
Organisasi Kesehatan Dunia WHO, remaja adalah mereka yang berusia 10-19 tahun. Dalam terminology PBB menyebutkan anak muda youth untuk mereka
yang berusia 15-24 tahun. Kemudian disatukan dalam sebuah terminologi kaum muda young people yang mencakup 10-24 tahun. Sementara itu pada program
BKKBN disebutkan bahwa remaja adalah mereka yang berusia 10-24 tahun.
Universitas Sumatera Utara
2.2.2.Peran Gizi Pada Pertumbuhan Remaja
Asupan energy mempengaruhi pertumbuhan tubuh dan apabila asupan tidak adekuat,maka akan menyebabkan seluruh unit fungsional remaja akan
terganggu. Antara lain: derajat metabolisme, tingkat aktifitas, tampilan fisik dan maturasi seksual. Derajat pertumbuhan remaja mencapai puncaknya pada masa
pacu tumbuh, rata-rata percepatan pertumbuhan mencapai 16 ghari untuk remaja perempuan dan 19 ghari untuk remaja laki-laki. Untuk pertumbuhan normal
tubuh diperlukan nutrisi yang memadai, kecukupan energy, protein, lemak, dan suplai semua nutrien esensial yang menjadi basis pertumbuhan Gibney,
Margaretts, Kearney, Lenore, 2008.
2.2.3.Kebutuhan Nutrisi Remaja
Remaja membutuhkan energi dan nutrien untuk melakukan deposisi jaringan. Peristiwa ini merupakan suatu fenomena pertumbuhan tercepat yang
terjadi kedua kali setelah yang pertama dialami pada tahun pertama kehidupannya. Nutrisi dan pertumbuhan mempunyai hubungan yang sangat erat. Jika asupan
nutrisi optimal maka pertumbuhan potensialnya akan terpenuhi dan berlangsung secara optimal. Total nutrient yang dibutuhkan jauh lebih tinggi pada masa remaja
dari pada ketika menjalani siklus kehidupan yang lain. Kebutuhan nutrient remaja dapat dikenal dari perubahan komposisi tubuhnya, perbedaan jenis kelamin.
Kebutuhan sehari yang direkomendasikan merupakan standar asupan rata-rata dalam waktu yang cukup lama, sehingga tidak terjadi defisiensi. Kebutuhan sehari
sudah disesuaikan dengan tingkat keamanan masing-masing nutrien sesuai dengan kebutuhan yang sebenarnya Fauzi, 2008.
Suatu survey dari First Health and Nutrition Examination Survey NHANES I,1971-1974 dan Nutrition Examination Survey NHANES II,1976-
1980 demikian pula Nationwide Food Consumption Survey NFCS,1977-1978 menemukan: bahwa walaupun status nutrisi kelompok remaja ditemukan
Universitas Sumatera Utara
baik,secara individu pada subkelompok ditemukan bukti-bukti asupan vitamin dan mineral kurang adekuat, status nutrisi kurang baik, atau ditemukan keduanya
Soetjiningsih, 2005.
2.3.Pengetahuan
Pengetahuan adalah proses belajar dan mengetahui apa yang terjadi dalam cara yang dapat diramalkan Kaplan, 2010. Dan dalam pengertian lain
pengetahuan didefinisikan sebagai hasil tahu dari manusia yang sekedar menjawab pertanyaan “what”, misalnya apa air, apa manusia, apa alam, dan
sebagainya Notoatmodjo, 2010. Sedangkan ilmu science bukan sekedar menjawab “what”, melainkan akan
menjawab pertanyaan “why” dan ”how”, misalnya mengapa air mendidih bila dipanaskan, mengapa bumi berputar,mengapa manusia bernafas, dan sebagainya.
Apabila pengetahuan mempunyai sasaran tertentu, mempunyai objek sehingga memperoleh hasil yang dapat disusun secara sistematis dan diakui secara
universal, maka terbentuklah ilmu, atau lebih sering disebut ilmu pengetahuan. Pengetahuan dapat berkembang menjadi ilmu apabila memenuhi kriteria sebagai
berikut: a
Mempunyai objek kajian, b
Metode pendekatan c
Disusun secara sistematis d
Bersifat universal mendapat pengakuan secara umum. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo 2003 tingkat pengetahuan dapat dibagi menjadi 6 enam yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1. Tahu know diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. 2.
Memahami comprehension diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan
menginterpretasi materi tersebut secara benar. 3.
Aplikasi Application diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil sebenarnya.
4. Analisis analysis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5. Sintesis synthesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakan
atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
6. Evaluasi evaluation berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penelitian terhadap suatu materi atau objek.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL
3.1.Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas,maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah:
3.2.Variabel dan Definisi Operasional
1. Definisi operasional:
1. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh siswaI SMA
Negeri 15 Medan mengenai vitamin C. 2.
Fungsi dari vitamin C adalah sebagai sintesis kolagen, absorbsi dan metabolisme besi, mencegah terjadinya aterosklerosis, dan mencegah
dan menyembuhkan serangan flu. 2.
Cara pengukuran: angket Pengetahuan
siswai Vitamin C dan
kegunaannya
Universitas Sumatera Utara
3. Alat ukur: kuesioner, pertanyaan yang diajukan sebanyak 18 pertanyaan
dengan 3 pilihan jawaban. Jawaban yang benar diberi skor 2, jawaban yang salah diberi skor 0 dan jawaban tidak tahu diberi skor 0.
4. Kategori: Pengukuran tingkat pengetahuan responden dilakukan dengan
menggunakan metode scoring Arikunto, 2007, yakni dengan skala ordinal sebagai berikut:
a. Tingkat pengetahuan baik, apabila jawaban responden benar 75
dari nilai tertinggi, yaitu skor 28-36 b.
Tingkat pengetahuan sedang, apabila jawaban responden benar antara 50-75 dari nilai tertinggi, yaitu skor 18-27
c. Tingkat pengetahuan buruk, apabila jawaban responden benar antara
50 dari nilai tertinggi, yaitu skor 18 5.
Skala pengukuran: Ordinal
Tabel 3.1. Skor berdasarkan pilihan jawaban
No Benar
Salah Tidak tahu No
Benar Salah
Tidak tahu 1
2 10
2 2
2 11
2 3
2 12
2 4
2 13
2 5
2 14
2 6
2 15
2 7
2 16
2 8
2 17
2 9
2 18
2
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1.Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian bersifat deskriptif, yaitu suatu penelitan yang bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai pengethauan
siswa dan siswi SMA Negeri 15 Medan mengenai vitamin C dan kegunaannya. Pendekatan yang dilakukan pada desain penelitian ini adalah cross sectional study
dimana data dikumpulkan pada satu waktu tertentu.
4.2.Waktu dan Tempat Penelitian 4.2.1.Waktu Penelitian
Penelitian ini berlangsung selama 10 bulan, sejak peneliti menentukan judul, menulis proposal hingga seminar hasil yang berlangsung sejak bulan
Februari hingga Desember 2011.
4.2.2.Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 15 Medan, provinsi sumatera utara.
4.3.Populasi dan Sampel 4.3.1.Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah siswi SMA Negeri 15 Medan. Populasi penelitian ini berjumlah 1032 orang.
Universitas Sumatera Utara
4.3.2.Sampel Penelitian
Sampel pada penelitian ini adalah sebagian dari siswa-siswi SMA Negeri 15 Medan. Dalam menentukan besarnya sampel, dilakukan perhitungan sampel
dengan menggunakan rumus
1 .
. 2
1 1
1 .
2 1
.
2 2
2
p p
a Z
d N
p p
a Z
N n
− −
+ −
− −
=
5 ,
1 5
, .
96 ,
1 1
, .
1 1032
5 ,
1 .
5 ,
. 96
, 1
1032
2 2
2
− +
− −
= n
25 ,
. 84
, 3
01 ,
. 1031
25 ,
. 84
, 3
. 1032
+ =
n
2 ,
11 7
, 990
= n
88 =
n
Keterangan n
=besar sampel minimum Z1-
α2 =nilai distribusi normal baku table Z pada α tertentu
p =harga proporsi di populasi
d =kesalahan absolut yang dapat ditolerir
N =jumlah di populasi
Dengan tingkat ketepatan relative 10, maka jumlah sampel yang diperoleh dari rumus diatas berjumlah sekitar 88 orang. Akan tetapi untuk memperkuat hasil
penelitian, dan karena penelitian yang bersifat deskriptif membutuhkan banyak sampel, maka sampel diperbanyak menjadi 168 orang. Pengambilan dilakukan
dengan teknik stratified random sampling dan dikombinasikan dengan teknik
Universitas Sumatera Utara
simple random sampling. Sampel tersebut kemudian didistribusikan merata pada setiap jenjang kelas di sekolah tersebut:
• Siswa dan siwi kelas X
: 56 orang •
Siswa dan siswi kelas XI IPA : 28 orang •
Siswa dan siswi kelas XI IPS : 28 orang •
Siswa dan siswi kelas XII IPA: 28 orang •
Siswa dan siswi kelas XII IPS: 28 orang
4.3.3.Kriteria Inklusi dan Kriteria Eksklusi: Kriteria Inklusi:
Siswai SMA Negeri 15 Medan yang bersedia mengisi kuesioner.
4.4.Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dibagi menjadi 2 cara, yakni menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari
responden dimana pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket yang dibagikan kepada responden untuk mendapatkan jawaban pertanyaan.
Sedangkan data sekunder adalah data yang didapatkan dari pihak sekolah yang berhubungan dengan jumlah dan karakteristik siswa dan siswi SMA Negeri 15
Medan.