Gambaran Pengetahuan Siswa dan Siwi SMA Negeri 15 Medan tentang Vitamin C dan Kegunaannya Tahun 2011

(1)

GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA DAN SISWI SMA NEGERI 15 MEDAN TENTANG VITAMIN C DAN KEGUNAANNYA TAHUN 2011

KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh :

ENDAH GALIH HARINA 080100086

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N 2011


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Penelitian: Gambaran Pengetahuan Siswa dan Siwi SMA Negeri 15 Medan tentang Vitamin C dan Kegunaannya Tahun 2011 Nama : Endah Galih Harina

NIM : 080100086

Pembimbing Penguji I

(dr. Zulkarnain Rangkuti, Msi) (dr. Mega Sari Sitorus, M.Kes) NIP. 1952 0917 1981 12 1001 NIP.1977 0126 2001 12 2002

Penguji II

(dr.Vita Camelia, Sp.KJ) NIP.1978 0404 2005 01 2002

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara


(3)

ABSTRAK

Vitamin C merupakan salah satu vitamin larut air yang sangat penting dan sering dikonsumsi oleh masyarakat. Vitamin ini tidak dapat disintesis oleh manusia karena tidak memiliki enzim gulonolakton oksidase (Naidu, 2003).

Penelitian ini bersifat deskriptif, dengan tujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan siswa dan siswi SMA Negeri 15 Medan tentang vitamin C dan kegunaannya. Penelitian dilakukan di SMA Negeri 15 Medan, pada bulan Juli 2011 s.d. November 2011. Populasi penelitian ini adalah para siswa dan siswi kelas SMA Negeri 15 Medan. Jumlah populasi adalah 1032 orang. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode simple random sampling. Setelah dilakukan penghitungan diperoleh 88 orang minimal sampel, tetapi untuk memperkuat hasil penelitian, sampel diperbanyak menjadi 168 orang.

Berdasarkan penghitungan dan pengolahan data dari kuesioner yang telah dibagikan, diketahui bahwa dari 168 responden yang diteliti di SMA Negeri 15 Medan, diketahui 105 responden (62%) dengan pengetahuan yang cukup (sedang) dan yang berpengetahuan baik sebanyak 50 responden (30%), sedangkan yang berpengetahuan kurang yaitu 13 responden (8%) . Melalui data tersebut, dapat dilihat bahwa mayoritas responden memiliki pengetahuan yang sedang mengenai Vitamin C.

Walaupun pengetahuan para siswa dan siswi adalah sedang, namun para siswa dan siswi diharapkan dapat mencari tahu lebih banyak tentang kandungan vitamin C dalam bentuk alami maupun buatan, sehingga dapat mengkonsumsi vitamin C secara teratur.


(4)

ABSTRACT

Vitamin C is one of the water-soluble vitamins that are very important and frequently consumed by the public. This vitamin can not be synthesized by humans because they do not have the gulonolactone oxydase enzyme.

This is a descriptive-study with cross-sectional method. The objective of this study is to know the description of the knowledge of the science class students at Santo Thomas 2 High School. This study has been conducted at SMAN 15 High School Medan, from July to November 2011. The population of this study are the male and female students of the school. Total population is 1032 students. The sampling method is Simple Random Sampling. After calculated, the minimum 88 samples obtained. But for get more valid result of this research, the propogation sample to be 168 samples obtained.

Based on the calculation and processing of the data from the questionnaires that have been distributed to science classes. Among 168 respondents who was studied at SMAN 15 High School, 105 respondents (62%) have moderate level of knowledge, and the remaining 50 respondents (30%) have good level of knowledge, and 13 respondents (8%) have less level of knowledge. From the data, it can be seen that most of the respondents have moderate level of knowledge about vitamin C.

Although the knowledge level of the students at the science class are moderate, it is suggested to the students to know more about vitamin C volume in the natural type or tablets, so the students could use vitamin C wisely.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, sebagai salah satu syarat kelulusan sarjana kedokteran Program Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Karya tulis ilmiah ini berjudul ”Gambaran Pengetahuan Siswa dan Siswi SMA Negeri 15 Medan tentang Vitamin C dan Kegunaannya Tahun 2011”. Dalam penyelesaian karya tulis ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak dr. Zulkarnain, M.si, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberi arahan dan masukan kepada penulis sehingga karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik.

3. Ibu dr. Mega Sari Sitorus, M.Kes, dan Ibu dr. Vita Camelia, Sp.KJ, selaku Dosen Penguji yang telah banyak memberikan masukan kepada penulis sehingga karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik.

4. Terima kasih tiada tara penulis persembahkan kepada Ayahanda tercinta, H. Harianto, SH dan Ibunda tercinta, Hj. Naimah Nasution yang telah membesarkan dengan penuh kasih sayang dan tiada bosan-bosannya mendoakan dan memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan pendidikan.

5. Seluruh staf SMA Negeri 15 Medan yang telah membantu administrasi perizinan untuk melakukan penelitian.


(6)

7. Bapak Drs. Darwin Siregar, selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 15 Medan, yang telah memberikan izin dan banyak bantuan kepada penulis dalam melakukan survey lokasi penelitian dan melakukan penelitian.

8. Seluruh siswa dan siswi SMA Negeri 15 Medan, atas bantuan dan partisipasinya dalam penelitian ini.

9. Kakak saya tercinta Briptu Inggit Galuh Harina, yang telah banyak membantu saya dan memberikan dukungan yang tiada henti kepada penulis.

10. Sahabat saya tercinta Dania Rahmi, yang telah banyak memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis.

11. Seluruh teman-teman Stambuk 2008,atas bantuan dan dukungannya.

Untuk seluruh bantuan baik moril maupun materil yang diberikan kepada penulis selama ini, penulis ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya dan semoga Allah SWT memberikan imbalan dan pahala yang sebesar-besarnya.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.Semoga karya tulis ilmiah ini dapat berguna bagi kita semua.

Medan,12 Desember 2011 Penulis


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Persetujuan... i

Abstrak... ii

Abstract... iii

Kata Pengantar... iv

Daftar isi... vi

Daftar tabel... ix

Daftar gambar... x

Daftar Lampiran... xi

BAB 1 PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar belakang... 1

1.2. Rumusan masalah... 3

1.3. Tujuan penelitian... 3

1.4. Manfaat penelitian... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA... 5

2.1. Vitamin... 5

2.1.1. Pengertian vitamin... 5

2.1.2. Pengertian vitamin C... 5

2.1.3. Susunan kimia vitamin C... 5

2.1.4. Metabolisme vitamin C... 6

2.1.5. Fungsi vitamin C... 7

2.1.6. Bahan makanan sumber vitamin C... 8

2.1.7. Angka kecukupan gizi vitamin C... 9


(8)

2.2. Remaja... 10

2.2.1. Pengertian remaja... 10

2.2.2. Peran gizi pada pertumbuhan remaja... 10

2.2.3. Kebutuhan nutrisi remaja... 10

2.3. Pengetahuan... 11

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 14

3.1. Kerangka konsep penelitian... 14

3.2. Variabel dan Definisi Operasional... 14

BAB 4 METODE PENELITIAN 16

4.1. Jenis Penelitian... 16

4.2. Waktu dan tempat penelitian... 16

4.3. Populasi dan Sampel penelitian... 16

4.4. Metode Pengumpulan Data... 18

4.4.1. Uji Validitas dan Reabilitas... 18

4.5. Metode Analisis Data... 19

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 20

5.1. Hasil Penelitian... 20

5.1.1.Deskripsi Lokasi Penelitian... 20

5.1.2. Deskripsi Karakteristik responden... 20

5.1.3. Hasil Analisis Data... 21

5.1.3.1. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Pengetahuan tentang Vitamin C dan Kegunaannya... 21 5.1.3.2. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat


(9)

5.1.3.4. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat

Pengetahuan Berdasarkan Kelas Responden.. 24

5.1.3.5. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Pengetahuan tentang Definisi dan Manfaat Vitamin C... 25

5.1.3.6. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Pengetahuan tentang Bentuk Sediaan Vitamin C... 27

5.2. Pembahasan... 29

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN... 32

6.1. Kesimpulan... 32

6.2. Saran... 32


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1. Bahan makanan sumber vitamin C 8 2.2. Angka kecukupan gizi yang dianjurkan untuk vitamin C 9 3.1. Skor berdasarkan pilihan jawaban 15 4.4.1. Uji Validitas dan Reabilitas 19

5.1. Distribusi frekuensi karakteristik responden 20 berdasarkan usia responden

5.2. Distribusi frekuensi hasil uji tingkat pengetahuan 21 siswa dan siswi SMA Negeri 15 Medan tentang

vitamin C dan kegunaannya tahun 2011 5.3. Distribusi frekuensi hasil uji tingkat pengetahuan 22

siswa dan siswi SMA Negeri 15 Medan

tentang vitamin C tahun 2011 berdasarkan usia 5.4. Distribusi frekuensi hasil uji tingkat pengetahuan 23

siswa dan siswi SMA Negeri 15 Medan

tentang vitamin C tahun 2011 berdasarkan jenis kelamin 5.5. Distribusi frekuensi hasil uji tingkat pengetahuan 24

siswa dan siswi SMA Negeri 15 Medan

tentang vitamin C tahun 2011 berdasarkan kelas responden 25 5.6. Distribusi frekuensi hasil uji tingkat pengetahuan

tentang definisi dan manfaat vitamin C 5.7. Pengetahuan responden tentang definisi dan manfaat vitamin C 27 5.8. Distribusi frekuensi hasil uji tingkat pengetahuan 28


(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 1. Struktur kimia vitamin C 6 Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian 14


(12)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2 Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 3 Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan

Lampiran 4 Kuesioner

Lampiran 5 Izin Penelitian dari Fakultas Kedokteran USU

Lampiran 6 Izin Penelitian Dinas Pendidikan Kota Medan

Lampiran 7 Lembar Persetujuan Komisi Etik Penelitian Bidang Kesehatan

Lampiran 8 Izin Penelitian dari SMA Negeri 15 Medan Lampiran 9 Master Data dan Output


(13)

ABSTRAK

Vitamin C merupakan salah satu vitamin larut air yang sangat penting dan sering dikonsumsi oleh masyarakat. Vitamin ini tidak dapat disintesis oleh manusia karena tidak memiliki enzim gulonolakton oksidase (Naidu, 2003).

Penelitian ini bersifat deskriptif, dengan tujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan siswa dan siswi SMA Negeri 15 Medan tentang vitamin C dan kegunaannya. Penelitian dilakukan di SMA Negeri 15 Medan, pada bulan Juli 2011 s.d. November 2011. Populasi penelitian ini adalah para siswa dan siswi kelas SMA Negeri 15 Medan. Jumlah populasi adalah 1032 orang. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode simple random sampling. Setelah dilakukan penghitungan diperoleh 88 orang minimal sampel, tetapi untuk memperkuat hasil penelitian, sampel diperbanyak menjadi 168 orang.

Berdasarkan penghitungan dan pengolahan data dari kuesioner yang telah dibagikan, diketahui bahwa dari 168 responden yang diteliti di SMA Negeri 15 Medan, diketahui 105 responden (62%) dengan pengetahuan yang cukup (sedang) dan yang berpengetahuan baik sebanyak 50 responden (30%), sedangkan yang berpengetahuan kurang yaitu 13 responden (8%) . Melalui data tersebut, dapat dilihat bahwa mayoritas responden memiliki pengetahuan yang sedang mengenai Vitamin C.

Walaupun pengetahuan para siswa dan siswi adalah sedang, namun para siswa dan siswi diharapkan dapat mencari tahu lebih banyak tentang kandungan vitamin C dalam bentuk alami maupun buatan, sehingga dapat mengkonsumsi vitamin C secara teratur.


(14)

ABSTRACT

Vitamin C is one of the water-soluble vitamins that are very important and frequently consumed by the public. This vitamin can not be synthesized by humans because they do not have the gulonolactone oxydase enzyme.

This is a descriptive-study with cross-sectional method. The objective of this study is to know the description of the knowledge of the science class students at Santo Thomas 2 High School. This study has been conducted at SMAN 15 High School Medan, from July to November 2011. The population of this study are the male and female students of the school. Total population is 1032 students. The sampling method is Simple Random Sampling. After calculated, the minimum 88 samples obtained. But for get more valid result of this research, the propogation sample to be 168 samples obtained.

Based on the calculation and processing of the data from the questionnaires that have been distributed to science classes. Among 168 respondents who was studied at SMAN 15 High School, 105 respondents (62%) have moderate level of knowledge, and the remaining 50 respondents (30%) have good level of knowledge, and 13 respondents (8%) have less level of knowledge. From the data, it can be seen that most of the respondents have moderate level of knowledge about vitamin C.

Although the knowledge level of the students at the science class are moderate, it is suggested to the students to know more about vitamin C volume in the natural type or tablets, so the students could use vitamin C wisely.


(15)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Vitamin C atau asam askorbik merupakan vitamin yang larut dalam air. Fungsi dasar vitamin C adalah meningkatkan daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit dan sebagai antioksidan yang menetralkan racun dan radikal bebas di dalam darah maupun cairan sel tubuh. Selain itu, vitamin C juga berfungsi menjaga kesehatan paru-paru karena dapat menetralkan radikal bebas yang masuk melalui saluran pernafasan. Vitamin C juga meningkatkan fungsi sel-sel darah putih yang dapat melawan infeksi dan dapat meningkatkan penyerapan zat besi sehingga dapat mencegah anemia (Dadang, 2010).

Asupan vitamin C yang ditetapkan Recommended Daily Allowance (RDA) untuk remaja usia 11-14 tahun adalah 50 mg/hari dan usia 15-18 tahun 60 mg/hari. Akan tetapi konsumsi vitamin C pada remaja di Indonesia masih dikategorikan kurang, yaitu sekitar 56,5% remaja di Indonesia kurang mengkonsumsi vitamin C (UNDIP,2005). Dan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Endang Kustyaningsih (2007) didapatkan sebanyak 54,80% remaja yang berada di pesantren modern kurang mengkonsumsi vitamin C. Salah satu penyakit yang disebabkan oleh kekurangan vitamin C adalah penyakit scurvy, penyakit ini menyebabkan pucat, rasa lelah yang berkepanjangan dan diikuti oleh perdarahan gusi, perdarahan di bawah kulit, edema, dan akhirnya dapat menyebabkan kematian. Oleh karena itu sangat diperlukan kesadaran setiap orang untuk memperhatikan konsumsi vitamin C setiap hari dan khusus untuk remaja agar memperhatikan asupan bahan makanan yang mengandung vitamin C karena pada saat remaja kebutuhan vitamin C meningkat. Keadaan-keadaan yang perlu dipertimbangkan yang sering mempengaruhi status nutrisi remaja, antara lain: faktor asupan makanan yang tidak mencukupi, kemiskinan, nutrisi yang


(16)

berhubungan dengan keadaan tertentu, faktor psikologis dan faktor gaya hidup. Menurut Sediaoetama (2004) tingkat pengetahuan gizi seseorang berpengaruh terhadap sikap dan perilaku dalam memilih makanan, yang menentukan mudah tidaknya seseorang memahami manfaat kandungan gizi dari makanan yang dikonsumsi. Pengetahuan gizi yang baik diharapkan mempengaruhi konsumsi makanan yang baik sehingga dapat menuju status gizi yang baik pula. Namun tidak semua dari mereka yang memiliki tingkat pengetahuan gizi yang baik dan kecukupan gizi yang baik.

Suatu survey dari First Health and Nutrition Examination Survey (NHANES I,1971-1974) dan Nutrition Examination Survey (NHANES II,1976-1980) demikian pula Nationwide Food Consumption Survey (NFCS,1977-1978) menemukan: bahwa walaupun status nutrisi kelompok remaja ditemukan baik, secara individu pada subkelompok ditemukan bukti-bukti asupan vitamin dan mineral kurang adekuat, status nutrisi kurang baik, atau ditemukan keduanya. Asupan vitamin C yang tidak adekuat menimbulkan gejala defisiensi vitamin C, berupa perdarahan kulit dan gusi, lemah, defek perkembangan tulang (scurvy), dan sebaliknya apabila asupan vitamin C berlebihan pada remaja akan menimbulkan keluhan pada sistem gastrointestinal.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Deni Elnovriza, Rina Yenrina dan Hafni Bachtiar (2011) didapatkan tingkat pengetahuan remaja dengan asupan vitamin C menunjukkan korelasi yang lemah dan berpola negatif, yang artinya semakin tinggi pengetahuan, semakin rendah konsumsi vitamin C. Oleh karena itu tingkat pengetahuan remaja memgenai asupan nutrisi berupa vitamin dan mineral sangat diperlukan untuk menentukan sikap dan perilaku dalam hal pemilihan makanan (Sediaoetama, 2004).


(17)

1.2.1 Rumusan Masalah

Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah gambaran pengetahuan remaja (siswa dan siswi SMAN 15 Medan) tentang vitamin C dan kegunaannya tahun 2011.

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja (siswa dan siswi SMAN 15 Medan) tentang vitamin C dan kegunaannya.

1.3.2 Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan siswa dan siswi SMAN 15 Medan mengenai vitamin C

2. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan siswa dan siswi SMAN 15 Medan mengenai bahan makanan yang mengandung vitamin C

3. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan siswa dan siswi SMAN 15 Medan mengenai asupan vitamin C mereka per hari

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat member manfaat yaitu untuk:

1. Mengetahui gambaran pengetahuan siswa/i SMAN 15 Medan tentang vitamin C dan kegunaannya


(18)

2. Memberikan pandangan mengenai asupan nutrisi vitamin C yang seimbang

3. Sebagai bahan masukan untuk remaja mengenai asupan bahan makanan yang seimbang

4. Menambah pengetahuan peneliti dalam melakukan penelitian

5. Sebagai informasi kepada Dinas Kesehatan Kota Medan mengenai gambaran pengetahuan remaja mengenai vitamin C dan kegunaannya.


(19)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Vitamin

2.1.1.Pengertian Vitamin

Vitamin adalah suatu senyawa organik yang terdapat di dalam makanan dalam jumlah sedikit dan dibutuhkan jumlah yang besar untuk fungsi metabolisme yang normal. Vitamin dapat larut di dalam air dan lemak. Vitamin yang larut dalam lemak adalah Vitamin A, D, E, dan K dan yang larut di dalam air adalah vitamin B dan C (Dorland, 2006).

2.1.2.Pengertian Vitamin C

Vitamin C adalah Kristal putih yang mudah larut dalam air. Vitamin C yang disebut juga sebagai asam askorbik merupakan vitamin yang larut dalam air. Dalam keadaan kering vitamin C cukup stabil, tetapi dalam keadaan larut, vitamin C mudah rusak karena bersentuhan dengan udara (oksidasi) terutama apabila terkena panas. Vitamin C tidak stabil dalam larutan alkali, tetapi cukup stabil dalam larutan asam (Sunita, 2004).

Di dalam tubuh, vitamin C terdapat di dalam darah (khususnya leukosit), korteks anak ginjal, kulit, dan tulang. Vitamin C akan diserap di saluran cerna melalui transpor aktif (Sherwood, 2001).

2.1.3.Susunan kimia Vitamin C

Asam askorbat (vitamin C) adalah turunan heksosa dan diklasifikasikan sebagai karbohidrat yang erat kaitannya dengan monosakarida. Vitamin C dapat disintesis dari D-glukosa dan D-galaktosa dalam tumbuh-tumbuhan dan sebagian besar hewan. Vitamin C terdapat dalam dua bentuk di alam, yaitu L-asam askorbat (bentuk tereduksi) dan L-asam dehidro askorbat (bentuk teroksidasi).


(20)

Oksidasi bolak-balik L-asam askorbat menjadi L-asam dehidro askorbat terjadi apabila bersentuhan dengan tembaga, panas, atau alkali (Akhilender, 2003).

Gambar 2.1.3. Struktur kimia Vitamin C

2.1.4.Metabolisme Vitamin C

Vitamin C mudah diabsorbsi secara aktif dan mungkin pula secara difusi pada bagian atas usus halus lalu masuk ke peredaran darah melalui vena porta. Rata-rata arbsorbsi adalah 90% untuk konsumsi diantara 20-120 mg/hari. Konsumsi tinggi sampai 12 gram hanya diarbsorbsi sebanyak 16%. Vitamin C kemudian dibawa ke semua jaringan. Konsentrasi tertinggi adalah di dalam jaringan adrenal, pituitary, dan retina. Vitamin C di ekskresikan terutama melalui urin,sebagian kecil di dalam tinja dan sebagian kecil di ekskresikan melaului kulit (Yuniastuti, 2008).

Tubuh dapat menyimpan hingga 1500 mg vitamin C bila dikonsumsi mencapai 100 mg/hari. Status vitamin C di dalam tubuh ditetapkan melalui tanda-tanda klinik dan pengukuran kadar vitamin C di dalam darah. Tanda- tanda-tanda klinik antara lain, perdarahan gusi dan perdarahan kapiler di bawah kulit. Tanda-tanda dini kekurangan vitamin C dapat diketahui apabila kadar vitamin C darah di bawah 0,20 mg/dl (Sunita, 2004).


(21)

yang sangat penting dalam pembentukan kolagen. Karena vitamin C diperlukan untuk hidroksilasi prolin dan lisin menjadi hidroksiprolin yang merupakan bahan penting dalam pembentukan kolagen. Kolagen merupakan senyawa protein yang mempengaruhi integritas struktur sel di semua jaringan ikat, seperti pada tulang rawan, matriks tulang, gigi, membrane kapiler, kulit dan tendon. Dengan demikian maka fungsi vitamin C dalam kehidupan sehari-hari berperan dalam penyembuhan luka, patah tulang, perdarahan di bawah kulit dan perdarahan gusi. Asam askorbat penting untuk mengaktifkan enzim prolil hidroksilase, yang menunjang tahap hidroksilasi dalam pembentukan hidroksipolin, suatu unsure integral kolagen. Tanpa asam askorbat, maka serabut kolagen yang terbentuk di semua jaringan tubuh menjadi cacat dan lemah. Oleh sebab itu, vitamin ini penting untuk pertumbuhan dan kekurangan serabut di jaringan subkutan, kartilago, tulang, dan gigi (Guyton, 2007).

Fungsi yang kedua adalah absorbsi dan metabolisme besi, vitamin C mereduksi besi menjadi feri dan menjadi fero dalam usus halus sehingga mudah untuk diabsorbsi. Vitamin C menghambat pembentukan hemosiderin yang sulit dibebaskan oleh besi apabila diperlukan. Absorbsi besi dalam bentuk nonhem meningkat empat kali lipat apabila terdapat vitamin C. Fungsi yang ketiga adalah mencegah infeksi, Vitamin C berperan dalam meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi. Pauling (1970) pernah mendapat hadiah nobel dengan bukunya Vitamin C and the common cold, di mana pauling mengemukakan bahwa dosis tinggi vitamin C dapat mencegah dan menyembuhkan serangan flu (Pauling, 1971).

Penelitian menunjukkan bahwa vitamin C memegang peranan penting dalam mencegah terjadinya aterosklerosis. Vitamin C mempunyai hubungan dengan metabolisme kolesterol. Kekurangan vitamin C menyebabkan peningkatan sintesis kolesterol. Peran Vitamin C dalam metabolism kolesterol adalah melalui cara: 1) vitamin C meningkatkan laju kolesterol dibuang dalam bentuk asam empedu, 2) vitamin C meningkatkan kadar HDL, tingginya kadar HDL akan menurunkan resiko menderita penyakit aterosklerosis, 3) vitamin C dapat


(22)

berfungsi sebagai pencahar sehingga dapat meningkatkan pembuangan kotoran dan hal ini akan menurunkan pengabsorbsian kembali asam empedu dan konversinya menjadi kolesterol (Khomsan, 2010).

Studi yang dilakukan WHO (1976) meyimpulkan bahwa progresi pengapuran koroner bertambah sebesar 3% per tahun sejak usia seseorang melewati 20 tahun. Kenyataan ini membuktikan bahwa progresivitas pengapuran pembuluh koroner sesungguhnya memang menggulir secara tersembunyi dan menimbulkan bahaya yang bersifat laten. Penelitian klinis menunjukkan bahwa vitamin C menurunkan kolesterol dan trigliserida pada orang-orang yang mempunyai kadar kolesterol yang tinggi, tetapi tidak pada orang-orang yang mempunyai kadar kolesterol yang normal. Ini membuktikan bahwa vitamin C berperan sebagai homeostatis untuk mencapai. Konsumsi vitamin C 1g per hari setelah tiga bulan akan menurinkan kolesterol 10% dan trigliserida 40% (Khomsan, 2010).

2.1.6.Bahan Makanan Sumber Vitamin C

Vitamin C pada umumnya hanya terdapat pada bahan makanan nabati,yaitu sayur dan buah terutama yang mengandung asam (Sunita, 2004).

Tabel 2.1. Bahan Makanan Sumber Vitamin C (mg Vit.C/100 g bahan) (Sumber: Daftar Analisa Bahan Makanan, Dep.Kes.RI, 1964)

SAYUR BUAH

Asparagus 33 Jambu batu 302

Kacang-kacangan segar 19 Jeruk lemon 50 Brussel’s sprout 94 Jeruk nipis 27


(23)

2.1.7.Angka Kecukupan Gizi Vitamin C

Asupan vitamin C yang ditetapkan Recommended Daily Allowance (RDA) untuk remaja usia 11-14 tahun adalah 50 mg/hari dan usia 15-18 tahun 60 mg/hari. Peningkatan kebutuhan vitamin C dalam keadaan stress psikologik atau fisik, seperti pada luka, panas tinggi, atau suhu lingkungan tinggi.

Tabel 2.2. Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan untuk vitamin C (sumber: Widya Karya Pangan dan Gizi, 1998)

Golongan AKG Golongan AKG

umur (mg) umur (mg)

0-6 bl 30 Wanita:

7-12 bl 35 10-12 th 50

1-3 th 40 13-15 th 60

4-6 th 45 16-19 th 60

7-9 th 45 20-45 th 60

46-59 th 60 ≥ 60 th 60

Pria: Hamil: +10

10-12 th 50 Menyusui: 13-15 th 60 0-6 bl +25 16-19 th 60 7-12 bl +10

20-45 th 60

46-59 th 60

≥ 60 th 60 2.1.8.Kelebihan dan Kekurangan Vitamin C

Skorbut dalam bentuk berat sekarang jarang terjadi,karena sudah diketahui cara mencegah dan mengobatinya. Tanda-tanda awal antara lain adalah lemah, nafas pendek, kejang otot, tulang dan persendian sakit serta berkurangnya nafsu


(24)

makan, kulit menjadi kering, kasar, dan gatal, warna merah kebiruan di bawah kulit, perdarahan gusi, kedudukan gigi menjadi longgar, mulut dan mata kering dan rambut rontok. Di samping itu luka akan menjadi sulit sembuh. Gejala skorbut akan terlihat apabila taraf asam askorbat dalam serum menurun di bawah 0,20 mg/dl. Kekurangan asam askorbat juga menyebabkan terhentinya pertumbuhan tulang. Sel dari epifise yang sedang tumbuh terus berproliferasi, tetapi tidak ada kolagen baru yang terdapat diantara sel, dan tulang mudah fraktur pada titik pertumbuhan karena kegagalan tulang untuk berosifikasi. Juga, apabila terjadi fraktur pada tulang yang sudah terosifikasi pada pasien dengan defisiensi asam askorbat, maka osteoblas tidak dapat membentuk matriks tulang yang baru, akibatnya tulang yang mengalami fraktur tidak dapat sembuh. Pada skorbut (defisiensi vitamin C) dapat meyebabkan dinding pembuluh darah menjadi sangat rapuh karena terjadinya kegagalan sel endotel untuk saling merekat satu sama lain dengan baik dan kegagalan untuk terbentuknya fibril kolagen yang biasanya terdapat di dinding pembuluh darah (Guyton, 2007).

Kelebihan vitamin C yang berasal dari makanan tidak menimbulkan gejala. Tetapi konsumsi vitamin C berupa suplemen secara berlebihan setiap harinya akan menimbulkan hiperoksaluria dan risiko lebih tinggi untuk menderita batu ginjal (Sunita, 2004).

2.2 Remaja

2.2.1.Pengertian Remaja

Remaja pada umumnya didefinisikan sebagai orang-orang yang mengalami masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), remaja adalah mereka yang berusia 10-19


(25)

2.2.2.Peran Gizi Pada Pertumbuhan Remaja

Asupan energy mempengaruhi pertumbuhan tubuh dan apabila asupan tidak adekuat,maka akan menyebabkan seluruh unit fungsional remaja akan terganggu. Antara lain: derajat metabolisme, tingkat aktifitas, tampilan fisik dan maturasi seksual. Derajat pertumbuhan remaja mencapai puncaknya pada masa pacu tumbuh, rata-rata percepatan pertumbuhan mencapai 16 g/hari untuk remaja perempuan dan 19 g/hari untuk remaja laki-laki. Untuk pertumbuhan normal tubuh diperlukan nutrisi yang memadai, kecukupan energy, protein, lemak, dan suplai semua nutrien esensial yang menjadi basis pertumbuhan (Gibney, Margaretts, Kearney, Lenore, 2008).

2.2.3.Kebutuhan Nutrisi Remaja

Remaja membutuhkan energi dan nutrien untuk melakukan deposisi jaringan. Peristiwa ini merupakan suatu fenomena pertumbuhan tercepat yang terjadi kedua kali setelah yang pertama dialami pada tahun pertama kehidupannya. Nutrisi dan pertumbuhan mempunyai hubungan yang sangat erat. Jika asupan nutrisi optimal maka pertumbuhan potensialnya akan terpenuhi dan berlangsung secara optimal. Total nutrient yang dibutuhkan jauh lebih tinggi pada masa remaja dari pada ketika menjalani siklus kehidupan yang lain. Kebutuhan nutrient remaja dapat dikenal dari perubahan komposisi tubuhnya, perbedaan jenis kelamin. Kebutuhan sehari yang direkomendasikan merupakan standar asupan rata-rata dalam waktu yang cukup lama, sehingga tidak terjadi defisiensi. Kebutuhan sehari sudah disesuaikan dengan tingkat keamanan masing-masing nutrien sesuai dengan kebutuhan yang sebenarnya (Fauzi, 2008).

Suatu survey dari First Health and Nutrition Examination Survey (NHANES I,1971-1974) dan Nutrition Examination Survey (NHANES II,1976-1980) demikian pula Nationwide Food Consumption Survey (NFCS,1977-1978) menemukan: bahwa walaupun status nutrisi kelompok remaja ditemukan


(26)

baik,secara individu pada subkelompok ditemukan bukti-bukti asupan vitamin dan mineral kurang adekuat, status nutrisi kurang baik, atau ditemukan keduanya (Soetjiningsih, 2005).

2.3.Pengetahuan

Pengetahuan adalah proses belajar dan mengetahui apa yang terjadi dalam cara yang dapat diramalkan (Kaplan, 2010). Dan dalam pengertian lain pengetahuan didefinisikan sebagai hasil tahu dari manusia yang sekedar menjawab pertanyaan “what”, misalnya apa air, apa manusia, apa alam, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2010).

Sedangkan ilmu (science) bukan sekedar menjawab “what”, melainkan akan menjawab pertanyaan “why” dan ”how”, misalnya mengapa air mendidih bila dipanaskan, mengapa bumi berputar,mengapa manusia bernafas, dan sebagainya. Apabila pengetahuan mempunyai sasaran tertentu, mempunyai objek sehingga memperoleh hasil yang dapat disusun secara sistematis dan diakui secara universal, maka terbentuklah ilmu, atau lebih sering disebut ilmu pengetahuan. Pengetahuan dapat berkembang menjadi ilmu apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:

a) Mempunyai objek kajian, b) Metode pendekatan c) Disusun secara sistematis

d) Bersifat universal (mendapat pengakuan secara umum).


(27)

1. Tahu (know) diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

2. Memahami (comprehension) diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan menginterpretasi materi tersebut secara benar.

3. Aplikasi (Application) diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). 4. Analisis (analysis) adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. 5. Sintesis (synthesis) menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakan

atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

6. Evaluasi (evaluation) berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penelitian terhadap suatu materi atau objek.


(28)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL

3.1.Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas,maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah:

3.2.Variabel dan Definisi Operasional 1. Definisi operasional:

1. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh siswa/I SMA Negeri 15 Medan mengenai vitamin C.

2. Fungsi dari vitamin C adalah sebagai sintesis kolagen, absorbsi dan Pengetahuan

siswa/i

Vitamin C dan kegunaannya


(29)

3. Alat ukur: kuesioner, pertanyaan yang diajukan sebanyak 18 pertanyaan dengan 3 pilihan jawaban. Jawaban yang benar diberi skor 2, jawaban yang salah diberi skor 0 dan jawaban tidak tahu diberi skor 0.

4. Kategori: Pengukuran tingkat pengetahuan responden dilakukan dengan menggunakan metode scoring (Arikunto, 2007), yakni dengan skala ordinal sebagai berikut:

a. Tingkat pengetahuan baik, apabila jawaban responden benar > 75% dari nilai tertinggi, yaitu skor 28-36

b. Tingkat pengetahuan sedang, apabila jawaban responden benar antara 50-75% dari nilai tertinggi, yaitu skor 18-27

c. Tingkat pengetahuan buruk, apabila jawaban responden benar antara <50% dari nilai tertinggi, yaitu skor <18

5. Skala pengukuran: Ordinal

Tabel 3.1. Skor berdasarkan pilihan jawaban

No Benar Salah Tidak tahu No Benar Salah Tidak tahu

1 0 2 0 10 2 0 0

2 2 0 0 11 2 0 0

3 2 0 0 12 2 0 0

4 2 0 0 13 2 0 0

5 2 0 0 14 2 0 0

6 2 0 0 15 2 0 0

7 0 2 0 16 2 0 0

8 0 2 0 17 2 0 0


(30)

BAB 4

METODE PENELITIAN 4.1.Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian bersifat deskriptif, yaitu suatu penelitan yang bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai pengethauan siswa dan siswi SMA Negeri 15 Medan mengenai vitamin C dan kegunaannya. Pendekatan yang dilakukan pada desain penelitian ini adalah cross sectional study dimana data dikumpulkan pada satu waktu tertentu.

4.2.Waktu dan Tempat Penelitian 4.2.1.Waktu Penelitian

Penelitian ini berlangsung selama 10 bulan, sejak peneliti menentukan judul, menulis proposal hingga seminar hasil yang berlangsung sejak bulan Februari hingga Desember 2011.

4.2.2.Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 15 Medan, provinsi sumatera utara.

4.3.Populasi dan Sampel 4.3.1.Populasi


(31)

4.3.2.Sampel Penelitian

Sampel pada penelitian ini adalah sebagian dari siswa-siswi SMA Negeri 15 Medan. Dalam menentukan besarnya sampel, dilakukan perhitungan sampel dengan menggunakan rumus

) 1 .( . 2 1 ) 1 ( ) 1 .( 2 1 . 2 2 2 p p a Z d N p p a Z N n − − + − − − = ) 5 , 0 1 ( 5 , 0 . ) 96 , 1 ( ) 1 , 0 ).( 1 1032 ( ) 5 , 0 1 .( 5 , 0 . ) 96 , 1 ( 1032 2 2 2 − + − − = n 25 , 0 . 84 , 3 01 , 0 . 1031 25 , 0 . 84 , 3 . 1032 + = n 2 , 11 7 , 990 = n 88 = n Keterangan

n =besar sampel minimum

Z1-α/2 =nilai distribusi normal baku table Z pada α tertentu p =harga proporsi di populasi d =kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir

N =jumlah di populasi

Dengan tingkat ketepatan relative 10%, maka jumlah sampel yang diperoleh dari rumus diatas berjumlah sekitar 88 orang. Akan tetapi untuk memperkuat hasil penelitian, dan karena penelitian yang bersifat deskriptif membutuhkan banyak sampel, maka sampel diperbanyak menjadi 168 orang. Pengambilan dilakukan dengan teknik stratified random sampling dan dikombinasikan dengan teknik


(32)

simple random sampling. Sampel tersebut kemudian didistribusikan merata pada setiap jenjang kelas di sekolah tersebut:

• Siswa dan siwi kelas X : 56 orang • Siswa dan siswi kelas XI IPA : 28 orang • Siswa dan siswi kelas XI IPS : 28 orang • Siswa dan siswi kelas XII IPA: 28 orang • Siswa dan siswi kelas XII IPS: 28 orang

4.3.3.Kriteria Inklusi dan Kriteria Eksklusi: Kriteria Inklusi:

Siswa/i SMA Negeri 15 Medan yang bersedia mengisi kuesioner.

4.4.Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dibagi menjadi 2 cara, yakni menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden dimana pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket yang dibagikan kepada responden untuk mendapatkan jawaban pertanyaan. Sedangkan data sekunder adalah data yang didapatkan dari pihak sekolah yang berhubungan dengan jumlah dan karakteristik siswa dan siswi SMA Negeri 15 Medan.


(33)

uji validitas dan reabilitas ini adalah sebanyak 15 orang. Setelah uji validitas dilakukan, hanya pada soal-soal yang valid saja yang diuji reabilitasnya. Hasil uji validitas dan reabilitas dapat dilihat pada table 4.1.

Tabel 4.1. Hasil uji validitas dan reabilitas

4.5.Metode Analisis Data

Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan teknik deskriptif dan statistik, yaitu data dikumpulkan terlebih dahulu dan diolah secara deskriptif kemudian dilakukan pengolahan data dengan menggunakan SPSS (Statistical Product and Service Solution ).

Pertanyaan Korelasi Pearson

Status alpha Status

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 0,569 0,564 0,799 0,868 0,897 0,896 0,899 0,920 0,569 0,564 0,799 0,868 0,897 0,896 0,899 0,920 0,569 0,564 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

0,964 Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel


(34)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekolah SMA Negeri 15 Medan. Sekolah ini terdapat di Jalan Sekolah Pembangunan No.7, Kelurahan Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara. Jumlah total siswa dan siswi SMA Negeri 15 Medan sebanyak 1032 orang, dengan perincian 460 orang siswa dan 572 orang siswi.

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden

Dalam penelitian ini, responden yang terpilih adalah sebanyak 168 siswa dan siswi yang terdiri dari 56 siswa dan siswi kelas X, 28 siswa dan siswi kelas XI IPA, 28 siswa dan siswi kelas XI IPS, 28 siswa dan siswi kelas XII IPA, dan 28 siswa dan siswi kelas XII IPS.

Dari keseluruhan responden, gambaran karakteristik yang diamati meliputi usia responden. Data lengkap bila di tinjau dari usia responden dapat dilihat pada table 5.1.

Tabel 5.1. Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan usia responden

Kelompok Usia Frekuensi Persentase (%)


(35)

Dari tabel di atas terlihat bahwa kelompok terbesar responden terdapat pada usia 17 tahun, yaitu sebanyak 36,9 %, diikuti usia 16 tahun sebanyak 29,2 %, lalu usia 15 tahun sebanyak 25,0 %, dan terendah pada usia 14 tahun sebanyak 8,9 %.

5.1.3. Hasil Analisis Data

5.1.3.1. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Pengetahuan Siswa dan Siswi SMA Negeri 15 Medan tentang Vitamin C Tahun 2011.

Hasil Uji Tingkat Pengetahuan tentang Vitamin C dengan menggunakan angket dapat dilihat pada tabel 5.2.

Tabel 5.2. Distribusi frekuensi hasil uji tingkat pengetahuan siswa dan siswi SMA Negeri 15 Medan tentang vitamin C tahun 2011

Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

Baik 50 29.8

Sedang 105 62.5

Kurang 13 7.7

Jumlah 168 100

Dari table diatas dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan responden tentang vitamin C paling banyak pada kategori sedang, yaitu 105 orang (65,5 %), diikuti dengan kategori baik, yaitu sebanyak 50 orang (29,8 %), dan kategori kurang sebanyak 13 orang (7,7 %).


(36)

5.1.3.2. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Pengetahuan Siswa dan Siswi SMA Negeri 15 Medan tentang Vitamin C Tahun 2011 Berdasarkan Usia.

Hasil uji tingkat pengetahuan tentang vitamin C berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel 5.3.

Tabel 5.3. Distribusi frekuensi hasil uji tingkat pengetahuan siswa dan siswi SMA Negeri 15 Medan tentang vitamin C tahun 2011 berdasarkan usia

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pengetahuan baik paling banyak dimiliki oleh respnden yang berusia 17 tahun yaitu sebanyak 38,7%. Pengetahuan sedang paling banyak dimiliki oleh responden yang berusia 15 tahun yaitu Kelompok

Tingkat Pengetahuan

Total ( % )

Baik Sedang Kurang

Usia

f % f % f %

14 tahun 2 13,3 11 73,3 2 13,3 100 15 tahun 16 tahun 17 tahun 7 17 24 16,8 34,6 38,7 34 26 34 80,9 53,0 54,8 1 6 4 2,3 12,2 6,4 100 100 100


(37)

5.1.3.3. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Pengetahuan Siswa dan Siswi SMA Negeri 15 Medan tentang Vitamin C Tahun 2011 Berdasarkan Jenis Kelamin.

Hasil uji tingkat pengetahuan tentang vitamin C berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 5.4.

Tabel 5.4. Distribusi frekuensi hasil uji tingkat pengetahuan siswa dan siswi SMA Negeri 15 Medan tentang vitamin C tahun 2011 berdasarkan jenis kelamin

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada seluruh responden yang mempumyai jenis kelamin laki-laki mempunyai pengetahuan baik tentang vitamin C yaitu sebanyak 22 orang (26,1%), pengetahuan sedang sebanyak 52 orang (61,9%), dan pengetahuan kurang sebanyak 10 orang (11,9%). Pada seluruh responden yang mempunyai jenis kelamin perempuan mempunyai pengetahuan baik tentang vitamin C adalah 28 orang (33,3%), pengetahuan sedang sebanyak 53 orang (63,0%), dan pengetahuan kurang sebanyak 3 (3,5%) orang.

Jenis

Tingkat Pengetahuan

Total ( % )

Baik Sedang Kurang

Kelamin

f % f % f %

Laki-Laki Perempuan 22 28 26,1 33,3 52 53 61,9 63,0 10 3 11,9 3,5 100 100


(38)

5.1.3.4. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Pengetahuan Siswa dan Siswi SMA Negeri 15 Medan tentang Vitamin C Tahun 2011 Berdasarkan Kelas Responden.

Hasil uji tingkat pengetahuan tentang vitamin C berdasarkan kelas responden dapat dilihat pada tabel 5.5.

Tabel 5.5. Distribusi frekuensi hasil uji ingkat pengetahuan siswa dan siswi SMA Negeri 15 Medan tentang vitamin C tahun 2011 berdasarkan kelas responden

Pendidikan

Tingkat Pengetahuan

Total ( % )

Baik Sedang Kurang

Terakhir

f % f % f %

X 10 17,8 42 75,0 4 7,1 100

XI IPA 7 25,0 20 71,4 1 3,5 100 XI IPS 9 32,1 14 50,0 5 17,8 100 XII IPA XII IPS 19 5 67,8 17,8 8 21 28,5 75,0 1 2 3,5 7,1 100 100

Total 50 105 13 168

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kelas XII IPA memiliki tingkat pengetahuan yang baik tentang vitamin C dan kegunaannya tahun 2011 yaitu sebanyak 67,8%. Sedangkan pengetahuan kurang paling banyak terdapat pada kelas XI IPS yaitu sebanyak 17,8%.


(39)

5.1.3.5. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Pengetahuan tentang Definisi dan Manfaat Vitamin C.

Pengetahuan responden dinilai berdasarkan 9 pertanyaan yang mencakup informasi yang diketahui responden mengenai definisi dan manfaat dari vitamin C. Hasil uji tingkat pengetahuan responden tentang defenisi dan manfaat vitamin C dapat dilihat dengan menggunakan tabel 5.6.

Tabel 5.6. Distribusi frekuensi hasil uji tingkat pengetahuan tentang definisi dan manfaat vitamin C

No. Pertanyaan BENAR

SALAH/TIDAK TAHU

n % n %

1. Vitamin C adalah vitamin yang larut dalam lemak bukan larut dalam air

80 47,6 88 52,3

2. Nama lain vitamin C adalah asam askorbat 56 33,3 112 66,6

4. Vitamin C adalah vitamin yang salah satu fungsinya untuk meningkatkan daya tahan tubuh

159 94,6 9 5,3

5. Vitamin C berperan untuk penyembuhan luka

78 46,4 90 53,5

6. Vitamin C dapat menyembuhkan dan mencegah penyakit (misalnya:flu)

94 55,9 74 44,0

7. Pada saat remaja kebutuhan konsumsi vitamin C menurun


(40)

8. Kurangnya konsumsi vitamin C per hari tidak akan menimbulkan gejala –gejala (contohnya:berkurangnya nafsu makan, kulit menjadi kering, kasar, dan gatal, warna merah kebiruan di bawah kulit, perdarahan gusi)

89 52,9 79 47,0

9. Aktifitas seperti belajar, berolahraga, bekerja, dll membutuhkan vitamin C

148 88,0 20 11,9

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata responden memiliki pengetahuan sedang untuk definisi dan manfaat dari vitamin C. Berdasarkan tabel 5.6 dapat dilihat frekuensi jawaban dari masing-masing pertanyaan. Pertanyaan yang paling banyak dijawab benar adalah pada nomor 4 yaitu sebanyak 159 orang (94,6%). Sedangkan yang paling banyak dijawab salah adalah pertanyaan nomor 2 sebanyak 112 orang (66,6%).

Tabel 5.7 Pengetahuan responden tentang Definisi dan manfaat vitamin C Tahun 2011

Pengetahuan Frekuensi (n) Persentase (%) Baik

Sedang

4 121

2,4 72,0


(41)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan responden tentang definisi dan manfaat vitamin C paling banyak pada kategori sedang, yaitu sebanyak 121 orang (72%), diikuti dengan pengetahuan kurang sebanyak 43 (25,6%) orang dan kategori baik sebanyak 4 orang (2,4%).

5.1.3.6. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Pengetahuan tentang Bentuk Sediaan Vitamin C Tahun 2011.

Pengetahuan responden dinilai berdasarkan 9 pertanyaan yang mencakup informasi yang diketahui responden mengenai bentuk sediaan vitamin C. Hasil uji tingkat pengetahuan responden tentang bentuk dan sediaan vitamin C dapat dilihat dengan menggunakan tabel 5.8.

Tabel 5.8. Distribusi frekuensi hasil uji tingkat pengetahuan tentang bentuk sediaan vitamin C Tahun 2011

No. Pertanyaan BENAR

SALAH/ TIDAK TAHU

n % n %

10. Vitamin C tersedia dalam 2 bentuk yaitu tablet dan cairan

149 88,6 19 11,3

11. Vitamin C terdapat dalam buah-buahan (contohnya: jeruk, mangga, dsb) dan sayuran (contohnya: bayam, sawi, dsb)

148 88,0 20 11,9

12. Mengkonsumsi vitamin C dalam bentuk alami lebih menyehatkan dari vitamin C buatan.

148 88,0 20 11,9

13. Mengkonsumsi vitamin C alami atau vitamin C yang berasal dari makanan secara berlebih tidak akan menimbulkan gejala


(42)

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pertanyaan yang paling banyak dijawab benar oleh responden adalah pertanyaan nomor 10, yaitu sebanyak 149 orang (88,6%), dan pertanyaan yang paling banyak dijawab salah ataupun tidak tahu adalah pertanyaan nomor 18, yaitu sebanyak 95 orang (56,5%).

Tabel 5.9. Pengetahuan responden tentang bentuk sediaan vitamin C tahun 2011

Pengetahuan Frekuensi (n) Persentase (%)

Baik Sedang

16 141

9,5 83,9 14. Vitamin C dalam bentuk tablet,warna

tabletnya adalah kuning

139 82,7 29 17,2

15. Vitamin C dalam bentuk cairan warna cairannya adalah kuning atau orange

137 81,5 31 18,4

16. Mengkonsumsi suplemen vitamin C secara berlebihan dapat menimbulkan efek samping pada kesehatan tubuh

103 61,3 65 36,8

17. Vitamin C dalam bentuk tablet isinya adalah 500mg

90 53,5 78 46,4

18. Vitamin C dalam bentuk cairan isinya adalah 1000mg


(43)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan responden tentang bentuk sediaan vitamin C adalah sedang, yaitu sebanyak 141 orang (83,9%), diikuti kategori baik sebanyak 16 orang, dan pengetahuan kurang sebanyak 11 orang (6,5%).

5.2. Pembahasan

Dari hasil analisis data dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan siswa dan siswi SMA Negeri 15 Medan tentang vitamin C tahun 2011 berada dalam kategori sedang. Pada penelitian ini kebanyakan responden mengetahui tentang bentuk sediaan vitamin C, baik bentuk alami maupun buatan. Dari pengetahuan responden tentang bentuk sediaan suplemen vitamin C yang berada pada kategori sedang. Ini dikarenakan siswa dan siswi kurang mendapatkan informasi mengenai kesehatan nutrisi dari sekolah dikarenakan belum pernah dilakukan penyuluhan atau pemberian informasi mengenai kesehatan pada sekolah tersebut, responden hanya mendapatkan pengetahuan mengenai kesehatan dari luar saja, dan hal ini tentu saja dikembalikan ke setiap individu apakah peka terhadap informasi baru yang ada di luar dan seharusnya siswa dan siswi lebih rajin untuk mengakses informasi-informasi mengenai kesehatan, tidak hanya kesehatan nutrisi, tetapi kesehatan secara menyeluruh agar pengetahuan mereka mengenai kesehatan dapat lebih baik lagi. Pada penelitian ini juga memperlihatkan bahwa kebanyakan responden tidak mengerti nama lain dari vitamin C. Responden hanya mengetahui jenis-jenis sediaan vitamin C tanpa mengetahui isi atau kandungan dari sediaan tersebut yang kebanyakan menggunakan nama lain dari vitamin C.

Berdasarkan hasil analisis data distribusi frekuensi hasil uji pengetahuan berdasarkan usia, ditemukan bahwa proporsi responden yang memiliki pengetahuan baik tentang vitamin C paling besar terdapat pada usia 17 tahun yaitu 38,7%. Untuk pengetahuan sedang paling banyak ditemukan pada usia 15 tahun yaitu 80,9%.


(44)

Hasil ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan Hadi, et all (2008), bahwa pertambahan usia seseorang akan berhubungan dengan perkembangan kognitif, penalaran moral, perkembangan psikososial dan perkembangan sosial yang artinya semakin tinggi usia seseorang maka pengetahuannya semakin bertambah. Hal ini dapat dilihat dari kelompok yang mempunyai pengetahuan baik terbanyak adalah kelompok usia 17 tahun (38,7%). Hasil ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Prihyugiarto (2008), bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah usia, yaitu pada kelompok usia lebih tua akan memiliki tingkat pengetahuan yang lebih baik dibandingkan pada kelompok usia yang lebih muda.

Berdasarkan hasil analisis data distribusi frekuensi hasil uji pengetahuan berdasarkan jenis kelamin, ditemukan bahwa proporsi responden yang memiliki pengetahuan baik tentang vitamin C paling besar terdapat pada jenis kelamin perempuan, yaitu sebanyak 28 orang (33,3%), sementara itu pada jenis kelamin laki-laki memiliki pengetahuan baik sebanyak 22 orang (26,1%). Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan selama 20 tahun oleh Dr. Lounan Brizendin, seorang dokter neuro-psikiatri, bahwa perilaku anak perempuan dan laki-laki semata-mata ditentukan oleh otak mereka yang memang berbeda. Sejak lahir, otak bayi perempuan sudah terstruktur sebagai otak perempuan yang banyak didominasi oleh hormone estrogen, sedangkan otak bayi laki-laki dikuasai oleh hormon testoteron. Kedua hormon ini membuat otak perempuan dan laki-laki sungguh berbeda, hal ini menunjukkan adanya perbedaan pengetahuan berdasarkan jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan, dan hal ini tidak menunjukkan secara permanen bahwa pengetahuan perempuan lebih baik dibandingkan laki-laki atau sebaliknya, tetapi hal ini dapat berubah-ubah dikarenakan setiap individu mempunyai kesempatan yang sama untuk mengakses informasi dan mendapatkan


(45)

sebnanyak 19 orang (67,8%), dan yang paling sedikit memiliki pengetahuan baik tentang vitamin C adalah kelas XII IPS yaitu sebanyak 5 orang (17,8%). Hal ini dikarenakan siswa dan siswi yang duduk di kelas XI IPA maupun kelas XII IPA mendapatkan pelajaran mengenai nutrisi sehari-hari dan vitamin lebih banyak dibandingkan mereka yang duduk di kelas XI IPS dan XII IPS.


(46)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan siswa dan siswi SMA Negeri 15 Medan tentang vitamin C tahun 2011 mayoritas berada pada kategori sedang, yaitu sebanyak 105 orang (65,5%).

6.2. Saran

1. Untuk meningkatkan pengetahuan siswa dan siswi SMA Negeri 15 Medan tentang Vitamin C perlu dilakukan pemberian pengetahuan secara merata kepada remaja, baik melalui jalur sekolah ataupun luar sekolah. Melalui pihak sekolah agar disarankan kepada pihak sekolah untuk memberikan penyuluhan tentang jenis-jenis vitamin dan manfaatnya kepada siswa dan siswinya.

2. Pemerintah juga khususnya dinas pendidikan dan kesehatan diharapkan untuk memberikan penyuluhan tentang kesehatan, tidak hanya kesehatan nutrisi, tetapi akan lebih baik apabila penyuluhan dilakukan mengenai kesehatan secara menyeluruh.


(47)

4. Hasil penelitian ini bias dijadikan pedoman dalam melakukan penelitian selanjutnya oleh peneliti-peneliti selanjutnya dengan memperluas variabel-variabel lainnya misalnya sikap dan perilaku.


(48)

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S., 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka utama, 185-189.

Arief, D.P., Kebutuhan Tubuh Secara Umum terhadap vitamin C. Bisnis Indonesia:35.

Arikunto, S., 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta:Rineka Cipta.

Departement of Biochemistry and Nutrition. 2003. Vitamin C in human health and disease. Nutrition Journal.

Elnovriza, D., Yenrina,R. Bachtiar, H., 2008. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Asupan Zat Gizi. Diperoleh dari:

Fauzi, 2008. Tumbuh Kembang Remaja.Diperoleh dari:

http://www.kesnutrisiremaja.info/?q=node/381.[Diakses pada 15 Maret 2011]

Gibney, J., Margaretts, M., Kearney, M., Arab,L., 2008. Public Health Nutrition. Oxford: Blackwell Publishing Ltd, 344-453

Guyton, A.C., Hall,J.E., 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ed 11. Jakarta: EGC, 923.


(49)

Kustyaningsih, E., 2007. Perbedaan Tingkat Konsumsi Fe, Vitamin C dan Kadar Hemoglobin pada Santri Putri di Pondok Pesantren dengan dan tanpa Pelayanan Gizi Institusi. Diperoleh dari:

http://www.unand.ac.id/skripsipelayanangizi-institusi-santri-putri-kadar-hemoglobin-vitamin C-tingakt konsumsi Fe. [Diakses pada 06 Maret 2011]

Naidu, K. A. 2003. Vitamin C in human health and disease is still a mystery ? An Overview. Available from: http://www.nutritionj.com/content/2/1/7 [Diakses pada 02 Agustus 2011]

Notoatmodjo, Soekidjo., 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Pauling L. 1971. The Significance of the Evidence about Ascorbic Acid and the Common Cold. Stanford: Stanford University. 2678-2681,dalam: Douglas, RM. 2001, Vitamin C for Preventing and Treating the Common Cold.

Available from: http://www.plosmedicine.org/article/info:doi%2F10.1371%2Fjournal.pmed.00

20168 [Diakses pada 06 Maret 2011]

Sadock, B.J., Sadock V.A., 2007. Kaplan and Sadock’s Synopsis of Psikiatri: Behavioural Science / Clinical Psikiatri. 10th ed. USA: William & Wilkins. Satroasmoro, S., Ismael,S., 2008. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis.

Jakarta: Sagung.

Sediaoetama, A.D., 2006. Ilmu Gizi. Jakarta: Dian Rakyat, 131-134.

Sherwood, L., 2001. Fisiologi Manusia. Jakarta:EGC, 578.

Soetjiningsih. 2005. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta: Perpustakaan Nasional.


(50)

Yuniastuti, A., 2008. Gizi dan Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu, 52-54.

Wahyuni, Arlinda Sari., 2008. Statistika Kedokteran. Jakarta Timur: Bamboedoea Communication.

Widianingrum., Sovia,A., 2005. Hubungan Tingkat Konsumsi Energi Protein, Vitamin C, dan Fe. Diperoleh dari:


(51)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Endah Galih Harina Tempat / Tanggal Lahir : Medan / 15 Juni 1989

Agama : Islam

Alamat : Komplek Bumi Asri, blok F no. 49 Riwayat Pendidikan : 1. Taman Kanak-kanak Lely Medan

(1994-1996)

2. Sekolah Dasar Negeri 104182 (1996-2002)

3. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Kemala Bhayangkari I Medan

(2002-2005)

4.Sekolah Menengah Atas Negeri 15 Medan (2005-2008)

5.Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(2008-Sekarang)


(52)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN GAMBRAN PENGETAHUAN SISWA DAN SISWI SMA NEGERI 15 MEDAN TENTANG VITAMIN C DAN KEGUNAANNYA TAHUN 2011.

Salam sejahtera,

Saya Endah Galih Harina,mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2008.Saat ini,saya sedang melakukan pengumpulan data penelitian untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang merupakan tugas akhir sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kedokteran USU.Adapun judul penelitian saya adalah “Gambaran Pengetahuan Remaja mengenai Vitamin C dan kegunaannya Tahun 2011”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan remaja putra dan remaja putri mengenai vitamin C dan kegunaan vitamin C. Oleh karena itu,saya memohon kesediaan adik-adik sekalian untuk turut serta dalam penelitian ini sebagai responden.Saya akan menanyakan beberapa pertanyaan tentang identitas kalian. Data yang adik-adik berikan akan saya rahasiakan dan tidak akan disebarluaskan.

Demikian surat persetujuan ini saya sampaikan,atas kesediaan adik-adik sekalian saya ucapkan terima kasih.

Medan, 2011


(53)

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

“Informed Consent”

SURAT PERSETUJUAN (Informed Consent) Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Umur :

Menyatakan bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian ini tanpa adanya paksaan dari pihak manapun. Saya menjawab dengan jujur seluruh pertanyaan yang diberikan oleh peneliti.

Medan, 2011

Peneliti Responden


(54)

KUESIONER Identitas Responden (Wajib diisi)

Nama :

Umur :

Beri tanda centang () pada kolom yang sesuai dibawah ini:

No. Pertanyaan Benar Salah Tidak Tahu

1 Vitamin C adalah vitamin yang larut dalam lemak bukan larut dalam air

2 Nama lain vitamin C adalah asam askorbat

3 Vitamin C terdapat dalam bentuk alami dan buatan

4 Vitamin C adalah vitamin yang salah satu fungsinya untuk meningkatkan daya tahan tubuh

5 Vitamin C berperan untuk penyembuhan luka


(55)

8 Kurangnya konsumsi vitamin C per hari tidak akan menimbulkan gejala –gejala (contohnya:berkurangnya nafsu makan, kulit menjadi kering, kasar, dan gatal, warna merah kebiruan di bawah kulit, perdarahan gusi)

9 Aktifitas seperti belajar, berolahraga, bekerja, dll membutuhkan vitamin C

10 Vitamin C tersedia dalam 2 bentuk yaitu tablet dan cairan

11 Vitamin C terdapat dalam buah-buahan (contohnya: jeruk, mangga, dsb) dan sayuran (contohnya: bayam, sawi, dsb)

12 Mengkonsumsi vitamin C dalam bentuk alami lebih menyehatkan dari vitamin C buatan

13 Mengkonsumsi vitamin C alami atau vitamin C yang berasal dari makanan secara berlebih tidak akan menimbulkan gejala

14 Vitamin C dalam bentuk tablet,warna tabletnya adalah kuning

15 Vitamin C dalam bentuk cairan warna cairannya adalah kuning atau orange


(56)

16 Mengkonsumsi suplemen vitamin C secara berlebihan dapat menimbulkan efek

samping pada kesehatan tubuh

17 Vitamin C dalam bentuk tablet isinya adalah 500mg

18 Vitamin C dalam bentuk cairan isinya adalah 1000mg


(1)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Endah Galih Harina Tempat / Tanggal Lahir : Medan / 15 Juni 1989

Agama : Islam

Alamat : Komplek Bumi Asri, blok F no. 49 Riwayat Pendidikan : 1. Taman Kanak-kanak Lely Medan

(1994-1996)

2. Sekolah Dasar Negeri 104182 (1996-2002)

3. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Kemala Bhayangkari I Medan

(2002-2005)

4.Sekolah Menengah Atas Negeri 15 Medan (2005-2008)

5.Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(2008-Sekarang) Riwayat Organisasi : -


(2)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN GAMBRAN PENGETAHUAN SISWA DAN SISWI SMA NEGERI 15 MEDAN TENTANG VITAMIN C DAN KEGUNAANNYA TAHUN 2011.

Salam sejahtera,

Saya Endah Galih Harina,mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2008.Saat ini,saya sedang melakukan pengumpulan data penelitian untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang merupakan tugas akhir sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kedokteran USU.Adapun judul penelitian saya adalah “Gambaran Pengetahuan Remaja mengenai Vitamin C dan kegunaannya Tahun 2011”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan remaja putra dan remaja putri mengenai vitamin C dan kegunaan vitamin C. Oleh karena itu,saya memohon kesediaan adik-adik sekalian untuk turut serta dalam penelitian ini sebagai responden.Saya akan menanyakan beberapa pertanyaan tentang identitas kalian. Data yang adik-adik berikan akan saya rahasiakan dan tidak akan disebarluaskan.

Demikian surat persetujuan ini saya sampaikan,atas kesediaan adik-adik sekalian saya ucapkan terima kasih.

Medan, 2011

Peneliti Responden


(3)

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

“Informed Consent”

SURAT PERSETUJUAN (Informed Consent) Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Umur :

Menyatakan bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian ini tanpa adanya paksaan dari pihak manapun. Saya menjawab dengan jujur seluruh pertanyaan yang diberikan oleh peneliti.

Medan, 2011

Peneliti Responden


(4)

KUESIONER Identitas Responden (Wajib diisi)

Nama :

Umur :

Beri tanda centang () pada kolom yang sesuai dibawah ini:

No. Pertanyaan Benar Salah Tidak Tahu

1 Vitamin C adalah vitamin yang larut dalam lemak bukan larut dalam air

2 Nama lain vitamin C adalah asam askorbat 3 Vitamin C terdapat dalam bentuk alami dan

buatan

4 Vitamin C adalah vitamin yang salah satu fungsinya untuk meningkatkan daya tahan tubuh

5 Vitamin C berperan untuk penyembuhan luka

6 Vitamin C dapat menyembuhkan dan mencegah penyakit (misalnya:flu) 7 Pada saat remaja kebutuhan konsumsi


(5)

8 Kurangnya konsumsi vitamin C per hari tidak akan menimbulkan gejala –gejala (contohnya:berkurangnya nafsu makan, kulit menjadi kering, kasar, dan gatal, warna merah kebiruan di bawah kulit, perdarahan gusi)

9 Aktifitas seperti belajar, berolahraga, bekerja, dll membutuhkan vitamin C

10 Vitamin C tersedia dalam 2 bentuk yaitu tablet dan cairan

11 Vitamin C terdapat dalam buah-buahan (contohnya: jeruk, mangga, dsb) dan sayuran (contohnya: bayam, sawi, dsb) 12 Mengkonsumsi vitamin C dalam bentuk

alami lebih menyehatkan dari vitamin C buatan

13 Mengkonsumsi vitamin C alami atau vitamin C yang berasal dari makanan secara berlebih tidak akan menimbulkan gejala

14 Vitamin C dalam bentuk tablet,warna tabletnya adalah kuning

15 Vitamin C dalam bentuk cairan warna cairannya adalah kuning atau orange


(6)

16 Mengkonsumsi suplemen vitamin C secara berlebihan dapat menimbulkan efek

samping pada kesehatan tubuh 17 Vitamin C dalam bentuk tablet isinya

adalah 500mg

18 Vitamin C dalam bentuk cairan isinya adalah 1000mg