Manfaat Penelitian Tujuan Khusus

1.2.1 Rumusan Masalah

Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah gambaran pengetahuan remaja siswa dan siswi SMAN 15 Medan tentang vitamin C dan kegunaannya tahun 2011. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja siswa dan siswi SMAN 15 Medan tentang vitamin C dan kegunaannya.

1.3.2 Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan siswa dan siswi SMAN 15 Medan mengenai vitamin C 2. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan siswa dan siswi SMAN 15 Medan mengenai bahan makanan yang mengandung vitamin C 3. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan siswa dan siswi SMAN 15 Medan mengenai asupan vitamin C mereka per hari

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat member manfaat yaitu untuk: 1. Mengetahui gambaran pengetahuan siswai SMAN 15 Medan tentang vitamin C dan kegunaannya Universitas Sumatera Utara 2. Memberikan pandangan mengenai asupan nutrisi vitamin C yang seimbang 3. Sebagai bahan masukan untuk remaja mengenai asupan bahan makanan yang seimbang 4. Menambah pengetahuan peneliti dalam melakukan penelitian 5. Sebagai informasi kepada Dinas Kesehatan Kota Medan mengenai gambaran pengetahuan remaja mengenai vitamin C dan kegunaannya. Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Vitamin 2.1.1.Pengertian Vitamin Vitamin adalah suatu senyawa organik yang terdapat di dalam makanan dalam jumlah sedikit dan dibutuhkan jumlah yang besar untuk fungsi metabolisme yang normal. Vitamin dapat larut di dalam air dan lemak. Vitamin yang larut dalam lemak adalah Vitamin A, D, E, dan K dan yang larut di dalam air adalah vitamin B dan C Dorland, 2006. 2.1.2.Pengertian Vitamin C Vitamin C adalah Kristal putih yang mudah larut dalam air. Vitamin C yang disebut juga sebagai asam askorbik merupakan vitamin yang larut dalam air. Dalam keadaan kering vitamin C cukup stabil, tetapi dalam keadaan larut, vitamin C mudah rusak karena bersentuhan dengan udara oksidasi terutama apabila terkena panas. Vitamin C tidak stabil dalam larutan alkali, tetapi cukup stabil dalam larutan asam Sunita, 2004. Di dalam tubuh, vitamin C terdapat di dalam darah khususnya leukosit, korteks anak ginjal, kulit, dan tulang. Vitamin C akan diserap di saluran cerna melalui transpor aktif Sherwood, 2001. 2.1.3.Susunan kimia Vitamin C Asam askorbat vitamin C adalah turunan heksosa dan diklasifikasikan sebagai karbohidrat yang erat kaitannya dengan monosakarida. Vitamin C dapat disintesis dari D-glukosa dan D-galaktosa dalam tumbuh-tumbuhan dan sebagian besar hewan. Vitamin C terdapat dalam dua bentuk di alam, yaitu L-asam askorbat bentuk tereduksi dan L-asam dehidro askorbat bentuk teroksidasi. Universitas Sumatera Utara Oksidasi bolak-balik L-asam askorbat menjadi L-asam dehidro askorbat terjadi apabila bersentuhan dengan tembaga, panas, atau alkali Akhilender, 2003. Gambar 2.1.3. Struktur kimia Vitamin C 2.1.4.Metabolisme Vitamin C Vitamin C mudah diabsorbsi secara aktif dan mungkin pula secara difusi pada bagian atas usus halus lalu masuk ke peredaran darah melalui vena porta. Rata-rata arbsorbsi adalah 90 untuk konsumsi diantara 20-120 mghari. Konsumsi tinggi sampai 12 gram hanya diarbsorbsi sebanyak 16. Vitamin C kemudian dibawa ke semua jaringan. Konsentrasi tertinggi adalah di dalam jaringan adrenal, pituitary, dan retina. Vitamin C di ekskresikan terutama melalui urin,sebagian kecil di dalam tinja dan sebagian kecil di ekskresikan melaului kulit Yuniastuti, 2008. Tubuh dapat menyimpan hingga 1500 mg vitamin C bila dikonsumsi mencapai 100 mghari. Status vitamin C di dalam tubuh ditetapkan melalui tanda- tanda klinik dan pengukuran kadar vitamin C di dalam darah. Tanda- tanda klinik antara lain, perdarahan gusi dan perdarahan kapiler di bawah kulit. Tanda-tanda dini kekurangan vitamin C dapat diketahui apabila kadar vitamin C darah di bawah 0,20 mgdl Sunita, 2004. 2.1.5.Fungsi Vitamin C Vitamin C mempunyai banyak fungsi di dalam tubuh. Pertama, fungsi vitamin C adalah sebagai sintesis kolagen. Karena vitamin C mempunyai kaitan Universitas Sumatera Utara yang sangat penting dalam pembentukan kolagen. Karena vitamin C diperlukan untuk hidroksilasi prolin dan lisin menjadi hidroksiprolin yang merupakan bahan penting dalam pembentukan kolagen. Kolagen merupakan senyawa protein yang mempengaruhi integritas struktur sel di semua jaringan ikat, seperti pada tulang rawan, matriks tulang, gigi, membrane kapiler, kulit dan tendon. Dengan demikian maka fungsi vitamin C dalam kehidupan sehari-hari berperan dalam penyembuhan luka, patah tulang, perdarahan di bawah kulit dan perdarahan gusi. Asam askorbat penting untuk mengaktifkan enzim prolil hidroksilase, yang menunjang tahap hidroksilasi dalam pembentukan hidroksipolin, suatu unsure integral kolagen. Tanpa asam askorbat, maka serabut kolagen yang terbentuk di semua jaringan tubuh menjadi cacat dan lemah. Oleh sebab itu, vitamin ini penting untuk pertumbuhan dan kekurangan serabut di jaringan subkutan, kartilago, tulang, dan gigi Guyton, 2007. Fungsi yang kedua adalah absorbsi dan metabolisme besi, vitamin C mereduksi besi menjadi feri dan menjadi fero dalam usus halus sehingga mudah untuk diabsorbsi. Vitamin C menghambat pembentukan hemosiderin yang sulit dibebaskan oleh besi apabila diperlukan. Absorbsi besi dalam bentuk nonhem meningkat empat kali lipat apabila terdapat vitamin C. Fungsi yang ketiga adalah mencegah infeksi, Vitamin C berperan dalam meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi. Pauling 1970 pernah mendapat hadiah nobel dengan bukunya Vitamin C and the common cold, di mana pauling mengemukakan bahwa dosis tinggi vitamin C dapat mencegah dan menyembuhkan serangan flu Pauling, 1971. Penelitian menunjukkan bahwa vitamin C memegang peranan penting dalam mencegah terjadinya aterosklerosis. Vitamin C mempunyai hubungan dengan metabolisme kolesterol. Kekurangan vitamin C menyebabkan peningkatan sintesis kolesterol. Peran Vitamin C dalam metabolism kolesterol adalah melalui cara: 1 vitamin C meningkatkan laju kolesterol dibuang dalam bentuk asam empedu, 2 vitamin C meningkatkan kadar HDL, tingginya kadar HDL akan menurunkan resiko menderita penyakit aterosklerosis, 3 vitamin C dapat Universitas Sumatera Utara berfungsi sebagai pencahar sehingga dapat meningkatkan pembuangan kotoran dan hal ini akan menurunkan pengabsorbsian kembali asam empedu dan konversinya menjadi kolesterol Khomsan, 2010. Studi yang dilakukan WHO 1976 meyimpulkan bahwa progresi pengapuran koroner bertambah sebesar 3 per tahun sejak usia seseorang melewati 20 tahun. Kenyataan ini membuktikan bahwa progresivitas pengapuran pembuluh koroner sesungguhnya memang menggulir secara tersembunyi dan menimbulkan bahaya yang bersifat laten. Penelitian klinis menunjukkan bahwa vitamin C menurunkan kolesterol dan trigliserida pada orang-orang yang mempunyai kadar kolesterol yang tinggi, tetapi tidak pada orang-orang yang mempunyai kadar kolesterol yang normal. Ini membuktikan bahwa vitamin C berperan sebagai homeostatis untuk mencapai. Konsumsi vitamin C 1g per hari setelah tiga bulan akan menurinkan kolesterol 10 dan trigliserida 40 Khomsan, 2010. 2.1.6.Bahan Makanan Sumber Vitamin C Vitamin C pada umumnya hanya terdapat pada bahan makanan nabati,yaitu sayur dan buah terutama yang mengandung asam Sunita, 2004. Tabel 2.1. Bahan Makanan Sumber Vitamin C mg Vit.C100 g bahan Sumber: Daftar Analisa Bahan Makanan, Dep.Kes.RI, 1964 SAYUR BUAH Asparagus 33 Jambu batu 302 Kacang-kacangan segar 19 Jeruk lemon 50 Brussel’s sprout 94 Jeruk nipis 27 Sawi 50 Jeruk orange 49 Kol kembang 69 Mangga 41 Salada air 77 Nanas 24 Cabe hijau 120 Peaches 26 Universitas Sumatera Utara 2.1.7.Angka Kecukupan Gizi Vitamin C Asupan vitamin C yang ditetapkan Recommended Daily Allowance RDA untuk remaja usia 11-14 tahun adalah 50 mghari dan usia 15-18 tahun 60 mghari. Peningkatan kebutuhan vitamin C dalam keadaan stress psikologik atau fisik, seperti pada luka, panas tinggi, atau suhu lingkungan tinggi. Tabel 2.2. Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan untuk vitamin C sumber: Widya Karya Pangan dan Gizi, 1998 Golongan AKG Golongan AKG umur mg umur mg 0-6 bl 30 Wanita: 7-12 bl 35 10-12 th 50 1-3 th 40 13-15 th 60 4-6 th 45 16-19 th 60 7-9 th 45 20-45 th 60 46-59 th 60 ≥ 60 th 60 Pria: Hamil: +10 10-12 th 50 Menyusui: 13-15 th 60 0-6 bl +25 16-19 th 60 7-12 bl +10 20-45 th 60 46-59 th 60 ≥ 60 th 60 2.1.8.Kelebihan dan Kekurangan Vitamin C Skorbut dalam bentuk berat sekarang jarang terjadi,karena sudah diketahui cara mencegah dan mengobatinya. Tanda-tanda awal antara lain adalah lemah, nafas pendek, kejang otot, tulang dan persendian sakit serta berkurangnya nafsu Universitas Sumatera Utara makan, kulit menjadi kering, kasar, dan gatal, warna merah kebiruan di bawah kulit, perdarahan gusi, kedudukan gigi menjadi longgar, mulut dan mata kering dan rambut rontok. Di samping itu luka akan menjadi sulit sembuh. Gejala skorbut akan terlihat apabila taraf asam askorbat dalam serum menurun di bawah 0,20 mgdl. Kekurangan asam askorbat juga menyebabkan terhentinya pertumbuhan tulang. Sel dari epifise yang sedang tumbuh terus berproliferasi, tetapi tidak ada kolagen baru yang terdapat diantara sel, dan tulang mudah fraktur pada titik pertumbuhan karena kegagalan tulang untuk berosifikasi. Juga, apabila terjadi fraktur pada tulang yang sudah terosifikasi pada pasien dengan defisiensi asam askorbat, maka osteoblas tidak dapat membentuk matriks tulang yang baru, akibatnya tulang yang mengalami fraktur tidak dapat sembuh. Pada skorbut defisiensi vitamin C dapat meyebabkan dinding pembuluh darah menjadi sangat rapuh karena terjadinya kegagalan sel endotel untuk saling merekat satu sama lain dengan baik dan kegagalan untuk terbentuknya fibril kolagen yang biasanya terdapat di dinding pembuluh darah Guyton, 2007. Kelebihan vitamin C yang berasal dari makanan tidak menimbulkan gejala. Tetapi konsumsi vitamin C berupa suplemen secara berlebihan setiap harinya akan menimbulkan hiperoksaluria dan risiko lebih tinggi untuk menderita batu ginjal Sunita, 2004. 2.2 Remaja 2.2.1.Pengertian Remaja