bab 123 diare pada balita

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

Setiap orang tua pasti menghendaki agar buah hatinya tumbuh menjadi anak yang sehat, cerdas, kreatif, mandiri, beriman, dan bertakwa kepada Allah SWT, kelak agar anaknya menjadi anak yang saleh dan salihah. Harapan untuk menjadikan mereka yag terbaik, yang dapat menunujang kehidupan mereka dimasa depan atau untuk kebaikan anak itu sendiri. Dan mungkin masih banyak harapan lainnya sebagai orang tua.Anak merupakan individu yang unik dan bukan orang dewasa mini.Ingin tahu, selalu mengeksplorasi, dunia bermain dan belajar, selalu berkembang seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan anak itu sendiri, dunia anak-anak penuh dengan warna, maka akan banyak suka duka dalam menghadapi tingkah pola anak-anak. Kondisi ini sangat di sayangkan kalau di lewatkan begitu saja, tidak di isi dengan pengarahan dan bimbingan yang baik kepada mereka. Nikmatilah masa-masa yang indah bersama anak-anak, karena masa anak-anak itu tak akan terulang kembali. Jangan sampai ada sesal di kemudian hari. (Susanto A. 2011)

Lingkungan merupakan salah satu hal yang mampu membuat anak menjadi berkembang dengan baik, tidak bisa kita pungkiri pula bahwa lingkungan juga seringkali membuat anak kita menjadi sakit.Di negara berkembang, anak-anak balita mengalamirata-rata 3-4 kali


(2)

kejadian diare per tahun tetapi di beberapa tempat terjadi lebih dari 9 kali kejadian diare per tahun atau hampir 15-20% waktu hidup anak dihabiskan untuk diare (Soebagyo, 2008).

Berdasarkan data United Nations Children's Fund (UNICEF) dan World Health Organization (WHO) pada 2009, diare merupakan penyebab kematian nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Data UNICEF memberitakan bahwa 1,5 juta anak meninggal dunia setiap tahunnya karena diare. Angka tersebut bahkan masih lebih besar dari korban AIDS, malaria, dan cacar jika digabung.Sayang, di beberapa negara berkembang, hanya 39 persen penderita mendapatkan penanganan serius.

Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka kesakitan dan kematian akibat diare. WHO memperkirakan 4 milyar kasus terjadi di dunia pada tahun 2000 dan 2,2 juta diantaranya meninggal, sebagian besar anak-anak dibawah umur 5 tahun. Hal ini sebanding dengan 1 anak meninggal setiap 15 detikatau 20 jumbo jet kecelakaaan setiap hari.

Di Indonesia, diare masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat utama. Hal ini disebabkan masih tingginya angka kesakitan dan menimbulkan banyak kematian terutama pada bayi dan balita, serta sering menimbulkan kejadian luar biasa (KLB).sekitar 162 ribu balita meninggal setiap tahun atau sekira 460 balita setiap harinya akibat diare. Umumnya, kematian disebabkan


(3)

dehidrasi karena keterlambatan orangtua memberikan perawatan pertama saat anak terkena diare (Sitti.2008)

Provinsi Sulawesi selatan pada tahun 2010 mencatat bahwa sekitar 27,97 per 1000 penduduk di Sulawesi selatan menderita diare.Kabupaten/kota Watansoppeng pada tahun 2012 terdapat 3076 balita yang menderita Diare dari 14579 orang balita. Sedangkan pada Puskesmas TanjongeKabupatenSoppeng,pada tahun 2011 mencatat adanya 743 kejadian diare pada balita,dan mengalami peningkatan pada tahun 2012 khususnya pada anak usia balita yaitu Laki-laki 558orang dan perempuan sebanyak 567 orang. Jadi total anak usia balita yang beresiko terkena diare adalah 1125 orang,dari 1125 orang yang beresiko terjadi 806 kejadian diare pada Balita pada tahun 2012.adapun pada periode januari – September 2013 telah terjadi sebanyak 454 kejadian diare pada balita.(Puskesmas Tanjonge, 2013)

Dengan melihat data tersebut diatas, penulis tertarik untuk menelititentang “Faktor yang berhubungan dengan kejadian diare pada anak usia balita diwilayah kerja Puskesmas Tanjonge Kabupaten Soppeng”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut : “Faktor apakah yang berhubungan dengan kejadian diare pada anak usia balita di wilayah kerja Puskesmas Tanjonge Kabupaten Soppeng”.

C. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum


(4)

Diketahuinya faktor yang berhubungan dengan kejadian diare pada anak usia balita di wilayah kerja puskesmas Tanjonge Kabupaten Soppeng.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya hubungan Tingkat pendidikan ibu dengan kejadian diare pada anak usia balita diwilayah kerja puskesmas Tanjonge Kabupaten Soppeng

b. Diketahuinya hubungan pengetahuan ibu dengan kejadian diare pada anak usia balita di wilayah kerja puskesmas Tanjonge Kabupaten Soppeng

c. Diketahuinya hubungan tingkat pendapatan dengan kejadian diare pada anak usia balita di wilayah kerja puskesmas Tanjonge Kabupaten Soppeng.

d. Diketahuinya hubungan cara pengelolaan air minum dengan kejadian diare pada anak usia balita di wilayah kerja puskesmas TanjongeKabupaten Soppeng

D. Manfaat Penelitian 1. Ilmiah

Sebagai bahan masukan demi pengembangan pengetahuan dalam bidang kesehatan.

2. Institusi

a. Sebagai bahan bacaan diperpustakaan atau sumber data bagi peneliti lain yang memerlukan masukan berupa data atau pengemangan penelitian dengan judul yang sama demi kesempurnaan penelitian ini


(5)

b. Sebagai sumber informasi pada institusi sekolah tinggi ilmu kesehatan Yapika Makassar agar dijadikan dokumen ilmiah untuk merangsang minat peneliti selanjutnya

3. Bagi peneliti

Sebagai bahan pembelajaran untuk lebih memahami dan merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi peneliti dalam rangka menambah wawasan keilmuan.


(6)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Diare 1. Pengertian Diare

Diare adalah merupakan pengeluaran feses yang lunak dan cair.Urgensi adalah sensasi ingin difekasi yang tidak dapat di tunda.Ini dapat pula terjadi ketika volume feses yang cair terlalu banyak, sehingga menyebabkan rectum terlalu penuh sebagai tempat penimbunan.Frekuensi hanya menggmbarkan jumlah feses yang di keluarkan dan dapat atau tidak berhubungan dengan urgensi atau diare (Pierce A.G dkk.).

Diare merupakan pengeluaran feses yang sering, berupa cairan abnormal, dan encer. Diare dapat di gologkan menjadi ringan, sedang atau berat : akut atau kronis : meradang atau tidak meradang. Gangguan ini merupakan manifestasi dari transportasi cairan dan elektrolit yang abnormal (Mary E. Muscari,).

Diare adalah kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang abnormal ( lebih dari 3 kali/ hari), serta perubahan dalam isi (lebih dari 200 gram/ hari). Dan konsistensi (feses cair).Hal ini biasanya di hubungkan dengan dorongan, ketidak nyamanan perianal, inkontinensia, atau kombinaasi dari faktor-faktor ini.Adanya kondisi yang menyebabkan perubahan pada sekresi usus,


(7)

absorpsi mucosal, atau motilitas dapat menimbulkan diare (Brunner dan suddarth,2008).

2. Etiologi

Diare dapat disebabkan oleh obat-obatan tertentu (penggantian hormone tiroid, pelunak feses dan laksatif, antibiotik, kemoterapi, dan antasida), pemberian makan per selang, gangguan metabolic dan endokrin (diabetes, Addison, tirotoksikosis), serta proses infeksi virus/bakteri (disentri, shigelosis, keracunan makana). Pproses penyakit lain yang dihubungkan dengan diare adalah gangguan nutrisi dan malabsorpsi (sindrom usu peka, colitis ulseratif, enteritisregional, dan penyakit seliaka), defisitsfingter anal, sindrom Zollinger Ellison, paralitik ileus, dan obstruksi usus (Brunner dan suddarth, 2008).

Penyebab diare sangat bermacam- macam, antara lain infeksi (bakteri atau virus) dan alergi makanan (khususnya susu atau laktosa). Diare harus segera ditangani.Bila tidak, diare dapat menyebabkan tubuh mengalami dehidrasi yang dapat berakibat fatal.

a. Infeksi virus atau bakteri

Virus yang paling banyak menyebabkan diare adalah virus rotavirus.Diare juga dapat disebabkan oleh bakteri, seperti Shigella, Vibrio Cholera, Salmonella (nontypoid), dan


(8)

Escherichia Coli.Si kecil dapat mengalami diare akibat infeksi bakteri jika diarenya hebat dan diikuti kejang, darah pada tinja, dan demam.

b. Makanan dan minuman

Mengkomsumsi terlalu banyak jus, terutama jus buah yang mengandung sorbitol dan fruktosa tinggi atau terlalu banyak minum minuman manis dapat membuat perut anak dan mengalami diare.

c. Parasit

Diare juga dapat dikarenakan infeksi akibat parasit.Penyakit giardiasis-misalnya, disebabkan oleh parasit mikroskopik yang hidup didalam usus.Gejalanya adalah tinja sangat banyak dan berbau busuk, perut kembung, dan diare.

d. Antobiotik

Jika anak mengalami diare selama penggunaan antibiotik, mungkin ini berhubungan dengan pengobatan yang sedang dijalani.Antibiotik dapat membunuh bakteri baik dalam usus. e. Alergi makanan

Alergi makanan pada anak biasa terjadi pada bayi yang mulai makan makanan padat.Alergi makanan dapat menyebabkan berbagai reaksi, salah satunya adalah diare.


(9)

f. Intoleransi makanan

Anak mengalami intoleransi laktosa bila tidak cukup memproduksi lactase-suatu enzim yang dibutuhkan untuk mencerna laktosa (gula dalam susu sapid an produk susu lainnya). Gejala-gejala, seperti diare, perut kembung, dan banyak gas dapat terjadi bila laktosa tidak terurai. Gejala biasanya muncul sekitar 1-2 jam setelah mengkonsumsi produk susu(Dwi Prabantini, 2010)

3. Patofisiologi

Diare sekresi biasanya diare dengan volume banyak disebabkan oleh peningkatan produksi dan sekresi air serta elektrolit oleh mukosa usus kedalam lumen usus.Diare osmotik terjadi bila air terdorong kedalam usus oleh tekanan osmotik dari partikel yang tidak dapat diabsorpsi , sehingga reabsorpsi air menjadi lambat. Diare campuran disebabkan oleh peningkatan kerja peristalus sari usus (biasanya karena penyakit usus inflamasi) dan kombinasi peningkatan sekresi atau penurunan absorpsi dalam usus.

4. Manifestasi Klinis

Frekuensi defekasi meningkat bersama dengan meningkatnya kandungan cairan dalam feses.Pasien mengeluh kram perut.Distensi, gemuruh usus (borborigumus), anoreksia, dan haus.Kontraksi spasmodik yang nyeri dan peregangan yang


(10)

tidak efektif pada anus (tenesmus), dapat terjadi pada setiap defekasi.Diare dapat eksplosif atau bertahap dalam sifat dan awitan.Gejala yang berkaitan langsung dalam diare, diantaranya adalah dehidrasi dan kelemahan.Feses besar adalah karakteristik dari penyakit usus halus, sedangkan fese semi padat lebih sering dihubungkan dengan gangguan kolon.Feses yang sangat besar dan berminyak menunjukkan enteritis inflamasi dan colitis. Droplet minyak dalam air toilet menegakkan diagnose insufisiensi pankreas. Diare nocturnal mungkin manifestasi dari neuropati diabetik.

5. Pengobatan

Pengobatan medis utama diarahkan pada diarahkan pada pengendalian penyakit dasar.Untuk diare ringan, cairan oral dengan segera ditingkatkan dan glukosa oral serta larutan elektrolit dapat diberikan untuk rehidrasi pasien. Untuk diare sedang akibat sumber non-infeksius , obat-obatan tidak spesifik seperti difenoksilat (lomotil) dan loperamid (Imodium) juga diberikan untuk menurunkan motilitas. Preparat antimicrobial diberikan bila preparat infeksius telah beridentifikasi atau bila diare sangat berat.Terapi cairan intervena mungkin diperlukan untuk hidrasi cepat, khusunya untuk anak kecil atau lansia. ((Brunner dan suddarth, 2008).


(11)

B. Tinjauan Umum tentang Pendidikan

Pendidikan merupakan penuntun manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupannya yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi sehingga dapat meningkatkan kualtas hidup. Sebagaimana umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi dan makin bagus pengetahuan yang dimiliki sehingga penggunaan komunikasi dapat secara efektif akan dapat dilakukannya. Dalam komunikasi dengan anak atau orang tua juga perlu diperhatikan tingkat pendidikan khususnya orang tua karena berbagai informasi akan mudah diterima jika bahasa yang disampaikan sesuai dengan tingkat pendidikan yang dimilikinya.(A. Aziz Alimul Hidayat, 2009).

Pengertian pendidikan kesehatan identik dengan penyuluhan kesehatan, karena keduanya berorientasi kepada perubahan perilaku yang di harapkan yaitu perilaku sehat, sehinga mempunyai kemampuan mengenal masalah kesehatan dirinya, keluarga dan kelompoknya dalam meningkatkan kesehatannya.

Adapun pengertian pendidikan kesehatan menurut para ahli Pendidikan kesehatan menurut Wood adalah sejumlah pengalaman yang berpengaruh secara menguntungkan terhadap kebiasaan, sikap dan pengetahuan yang ada hubungannya dengan kesehatan perseoranganm masyarakat dn bangsa. Kesemuanya ini di persiapkan dalam rangka mempermudah di terimanya secara


(12)

sukarela, perilaku yang akan meningkatkan atau memelihara kesehatan.Dan pengertian pendidikan kesehatan berdasarkan Stewardadalah unsur program kesehatan dan kedokteran yang di dalamnya terkandung rencan untuk mengubah perilaku perseorangan dan masyarakat dengan tujuan untuk membantu tercapainya program pengobatan, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan.

Adapun tujuan dari pendidikan kesehatan bila dilihat dari pengertian diatas yang paling pokok :

a. Tercapainya perubahan-perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam memilah dan memelihara perilaku sehat dan lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehata yang optimal.

b. Terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental dan social sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian.

c. Menurut WHO tujuan penyuluhah kesehatan adalah untuk merubah perilaku perseorangan dan atau masyarakat dalam bidang kesehatan.

C. Tinjauan Umum tentang tingkat Pengetahuan

Pengetahuan merupakan proses belajar mengajar dengan menggunakan panca indera yang dilakukan seseorang terhadap objek tertentu untuk dapat menghasilkan pengetahuan dan keterampilan. Menurut Bloom dan Kartwakl (1996) yang dikutip oleh Wimar


(13)

Tinambunan (1988), membagi pengetahuan dalam 6 tingkatan diantaranya:

a. Tahu

Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.Termasuk kedalam pengetahuan tingkatan ini adalah mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

b. Memahami

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar.

c. Aplikasi

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

d. Analisis

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi stersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis

Sintesis adalah menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu


(14)

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

f. Evaluasi

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada (A. Aziz Alimul Hidayat, 2009)

Pengetahuan tentang hygieneakan memmpengaruhi praktis hygiene seseorang. Namun, hali ini saja tidak cukup, karena motivasi merupakan kunci penting dalam pelaksanaan hygiene tersebut.Permasalahan yang sering terjadi adalah motivasi Karena kurangnya pengetahuan.(Laily & Sulisttyo, 2012).

D. Tinjauan Umum Tentang Tingkat Pendapatan

Menurut Standar Akuntansi Keuangan, pendapatan adalah peningkatan jumlah aktiva atau penurunan kewajiban suatu organisasi sebagai akibat dari penjualan barang dan jasa kepada pihak lain dalam periode akuntansi tertentu. Meskipun demikian ada perbedaan antara perusahaan jasa, perusahaan dagang, dan perusahaan manifaktur.Pada perusahaan jasa, pendapatan di peroleh dari penyerahan jasa, pendapatan pada perusahahan dagang di peroleh dari penjualan barang dagangan, sedangkan pendapatan perusahaan manufaktur berasal dari penjualan produk. Meninjau tentang adanya tingkat pendapatan yang berbeda pada setiap pekerjaan yang dimana aka nada penurunan dan peningkatan terhadap produktifitas kerja dan


(15)

pendapatan,keptusan menteri tenaga kerja pada tahun 2013 yang memberikan kenaikan pada upah minimum regional (UMR) yang dimana pada tahun 2013 ini provinsi Sulawesi Selatan UMR adalah Rp. 1.440.000 dimana mengalami kenaikan dari tahun 2012 sebesar 1.200.000.ini berdasarkan kebutuhan hidup layak,(KHL) dan juga kebutuhan hidup minimum (KHM)

E. Tinjauan Umum Tentang Cara Pengolahan Air Minum

Manusia tidak dapat hidup tanpa air.Air bagi manusia adalah kebutuhan yang sangat mutlak, karena air adalah zat pembentuk tubuh yang terbesar, yaitu mencapai sebesar 75% dari bagian tubuh manusia tanpa jaringan lemak. Seseorang akan mengalami situasi hidup yang gawat, apabila tubuhnya kekurangan air sebesar 5% dari berat tubuhnya. Kekurangan air pada tubuh manusia akan cepat terjadi bilamana seseorang terkena suatu penyakit yang berbahaya, seperti sakit muntah berak atau diare. Jika kekurangan air yang demikian terjadi dan tidak cepat tertanggulangi maka akan menyebabkan kematian. Air ang dibutuhkan manusia adalah air yang sehat.(Kus Irianto)

Persediaan air untuk keperluan rumah tangga harus cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya. Air untuk keperluan rumah tangga harus memenuhi 2 syarat utama, yaitu:

1. Syarat Kuantitas

Persediaan air untuk keperluan rumah tangga diperkirakan sekitar 100 liter per kapita per hari dengan perincian sebagai berikut:


(16)

b. 5 liter untuk masak c. 15 liter untuk mencuci d. 30 liter untuk mandi

e. 45 liter untuk menyirami kakus atau untuk keperluan rumah tangga lainnya.

2. Syarat Kualitas

Air rumah tangga harus memenuhi 3 syarat yaitu:

a. Syarat fisik, yaitu air harus jernih, tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna.

b. Syarat kimiawi, yaitu air tidak mengandung zat racun (toksin), tidak mengandung mineral-mineral, dan zat organic yang lebih tinggi dari jumlah yang ditentukan. Misalnya zat besi (Fe) tidak boleh lebih dari 0,10 mg per liter, sulfat tidak boleh lebih dari 250,00 mg per liter, timah hitam tidak boleh lebih dari 0,05 mg per liter, zar organik tidak boleh lebih dari 10,00 mg per liter. pH (keasaman) antara 6-8 kesadahan antara 5-10 derajat Jerman (1 derajat Jerman =10 mg CaO/ liter).

c. Syarat bakteriologis, yaitu air tidak boleh mengandung kuman penyakit menular, anatara lain Cholera dan Paracholera Eltor;Typus abdominalis dan paratypus A,B,dan C; Dysteria bacilaris anterior dan Dysentria Amoeba; Hepatitis infectiosa; Poliomyelitis anterior actua; dan cacing. Untuk kepentingan air minum, hendaknya di masak sampai mendidih, agar semua bakteri parasit mati.Karena bibit penyakit keluar bersama feses penderita, maka disyaratkan air rumah tangga tidak boleh di kotori feses manusia.Sebagai indicator bahwa air telah di kotori feses manusia, adalah adanya bakteri Escherichia coli, karena


(17)

bakteri ini selalu terdapat dalam feses manusia baik yang berasal dari orang sakit maupun sehat.Juga karena tidak mungkin menyediakan air rumah tangga yang steril, maka air boleh mengandung bakteri tanah yang tidak pathogen dalam batas-batas tertentu.

Air rumah tangga di katakan memenuhi syarat bakteriologis bila: a. Tidak mengandung sesuatu bibit penyakit.

b. Tidak mengandung bakteri Escherrichia coli.

c. Bakteri saprofit (tidak patogen) tidak lebih dari 100 per ml air. 3. Cara penyaringan

Cara penyaringnan dapat membersihkan aor dan kotoran yang tidak larut. Air yang mengandung lumpur dapat di murnikan dengan saringan pasir, tetapi tidak dapat memisahkan zat-zat yang terlarut dalam air. Air murni yang di peroleh dengan cara penyulingan di kenal dengan nama akuades tilata atau air suling yang sering disingkat akuades. Akuades di pergunakan di dalam reaksi-reaksi kimia, baik di laboratorium maupiun di bidang industri minuman.

F. Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen


(18)

Keterangan :

: Variabel Independen : Variabel Dependen G. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

a. Pendidikan

Pendidikan adalah tingkat pendidikan formal secara berjenjang yang telah dilalui oleh ibu ataupun responden yang akan ditelitiKriteria Objektifnya :

1) Tinggi : Dikatakan tinggi apabila tingkat pendidikan responden ≥ SLTA

2) Rendah : Dikatakan rendah apabila tingkat pendidikan responden < SLTA

b. Pengetahuan

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh ibu ( Responden) tentang diare meliputi, pengertian,penyebab, pengobatan dan juga pencegahan

Kriteria Objektifnya :

1) Tahu :Dikatakan tahu apabila responden menjawab dengan benar > 50 %

Tingkat Pendapatan

Cara pengolahan air minum

Kejadian Diare

Pada Anak Usia

balita


(19)

2) Tidak Tahu :Dikatakan tidak tahu apabila responden menjawab dengan benar ≤ 50 %

c. Tingkat pendapatan

1) Cukup : Bila penghasilan KK/AK responden ≥ dari UMR Provinsi Sulawesi selatan sebesar Rp. 1.440.000

2) Kurang : Bila penghasilan KK/AK responden < dari UMR Provinsi Sulawesi Selatan Sebesar Rp. 1.440.000

d. Pengolahan air minum

Manusia tidak dapat hidup tanpa air.Air bagi manusia adalah kebutuhan yang sangat mutlak, karena air adalah zat pembentuk tubuh yang terbesar, yaitu mencapai sebesar 75% dari bagian tubuh manusia tanpa jaringan lemak. Seseorang akan mengalami situasi hidup yang gawat, apabila tubuhnya kekurangan air sebesar 5% dari berat tubuhnya. Kekurangan air pada tubuh manusia akan cepat terjadi bilamana seseorang terkena suatu penyakit yang berbahaya, seperti sakit muntah berak atau diare. Jika kekurangan air yang demikian terjadi dan tidak cepat tertanggulangi maka akan menyebabkan kematian. Air ang dibutuhkan manusia adalah air yang sehat.

Kriteria Objektifnya :

1) Baik :Dikatakan baik apabila responden menjawab pernyataan dengan benar > 50 %

2) Buruk :Dikatakan buruk apabila responden menjawab pernyataan dengan skor ≤ 50%

e. Balita

Bawah Lima Tahun atau sering disingkat sebagai Balita merupakan salah satu periode usia manusia setelah bayi sebelum anak awal. Rentang usia balita dimulai dari dua sampai dengan lima tahun,atau


(20)

biasa digunakan perhitungan bulan yaitu usia 24-60 bulan. Periode usia ini disebut juga sebagai usia prasekolah.balita dalam hal ini adalah balita yang tidak melebihi umur 5 tahun apabila telah melebihi umur 5 tahun tidak dikatakan balita lagi.

H. Hipotesa Penelitian a. Hipotes alternatif (Ha)

1) Ada hubungan Pendidikan dengan kejadian diare pada anak usia balita di puskesmas Tanjonge Kabupaten Soppeng.

2) Ada hubungan pengetahuan dengan kejadian diare pada anak usia balita di puskesmas Tanjonge Kabupaten Soppeng.

3) Ada hubungan Tingkat pendapatan dengan kejadian diare pada anak usia balita di puskesmas Tanjonge Kabupaten Soppeng. 4) Ada hubungan cara pengolahan air minum dengan kejadian

diare pada anak usia balita di puskesmas Tanjonge Kabupaten Soppeng.

b. Hipotesa Nol (Ho)

1) Tidak ada hubungan Pendidikan dengan kejadian diare pada anak usia balita di puskesmas TanjongeKabupaten Soppeng. 2) Tidak ada hubungan pengetahuan dengan kejadian diare pada

anak usia balita di puskesmas TanjongeKabupaten Soppeng. 3) Tidak ada hubungan Tingkat pendapatan dengan kejadian diare

pada anak usia balita di puskesmas TanjongeKabupaten Soppeng.

4) Tidak ada hubungan cara pengolahan air minum dengan kejadian diare pada anak usia balita di puskesmas TanjongeKabupaten Soppeng.


(21)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metodeanalitik dengan pendekatan cross sectional, dimana data yang menyangkut variabel bebas dan terikat akan dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di di Puskesmas Tanjonge Kabupaten Soppeng

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Tanjonge Kabupaten Soppeng pada Tanggal 1 - 14 November 2013

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua anak dengan usia bawah lima tahun (balita),beserta ibu dari balita tersebut,diwilayah kerja puskesmas Tanjonge Kabupaten Soppeng.


(22)

Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik aksidental sampling, yaitu teknik penemuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu responden yang berkunjung ke puskesmas yang mempunyai anak balita selama penelitian yang cocok untuk jadi sumber data. Berjumlah 30 sample

a. Kriteria Inklusi :

1) Orang tua yang memiliki anak dengan usia dibawah 5 tahun

2) Mampu membaca dan menulis.

3) Mampu berkomunikasi dalam bahasa Indonesia.

4) Bersedia menjadi responden b. Kriteria Eksklusi

1) Orang tua yang tidak memiliki Anak dengan usia dibawah 5 tahun

2) Tidak mampu membaca dan menulis.

3) Tidak mampu berkomunikasi dalam bahasa indonesia.

4) Tidak bersedia menjadi responden D. Cara pengumpulan data

1) Data primer

Data yang diambil dari responden dengan menggunakan lembar observasi dan kuesioner.


(23)

Data yang diperoleh dari instansi terkait sehubungan dengan penelitian.

E. Langkah Pengolahan Data

Data yang terkumpul kemudian diolah yang melalui tahap – tahap sebagai barikut :

a. Editing

Editing dilakukan untuk memeriksa ulang atau mengecek jumlah dan meneliti kelengkapan pengisian kuisioner, apakah setiap pertanyaan sudah dijawab dengan benar.

b. Koding

Setelah data masuk, setiap jawaban dikonversi kedalam angka-angka sehingga memudahkan dalam pengolahan data selanjutnya . c. Tabulasi

Mengelompokan data kedalam suatu tabel kerja menurut sifat-sifat yang dimiliki dengan menggunakan skala Likert dan Guttman, kemudian data dianalisa secara statistik melalui perhitungan prosentase dan hasil perhitungan dijumlah.

d. Analisa data

Setelah memperoleh nilai skor dari tiap variabel penelitian, dilakukan analisis dengan menggunakan:

1. Analisis univariat

Dilakukan pada tiap variabel penelitian untuk melihat tampilan distribusi frekuensi dan prosentase dari tiap variabel independen dan dependen.


(24)

Untuk melihat hubungan dari tiap variabel independen yang meliputi pendidikan, pengetahuan, Tingkat pendapatan dan cara pengolahanan air minum dan variabel dependen yaitu kejadian diare pada anak usia balita.

F. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti memandang perlu adanya rekomendasi dari pihak institusi atas pihak lain dengan mengajukan permohonan izin kepadainstansi tempat penelitian. Setelah mendapat persetujuan barulah dilakukan penelitian dengan menekankan masalah etika penelitian yang meliputi :

1. Informed consent

Lembar persetujuan ini diberikan kepada responden yang akan diteliti yang memenuhi kriteria inklusi dan disertai judul penelitian dan manfaat penelitian. Bila subjek menolak maka peneliti tidak akan memaksakan kehendak dan tetap menghormati hak-hak subjek.

2. Anonimity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan peneliti tidak akan mencantumkan nama responden, tetapi lembar tersebut diberikan kode.(Inisial)

3. Confidentiality

Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti dan hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.


(1)

2) Tidak Tahu :Dikatakan tidak tahu apabila responden menjawab dengan benar ≤ 50 %

c. Tingkat pendapatan

1) Cukup : Bila penghasilan KK/AK responden ≥ dari UMR Provinsi Sulawesi selatan sebesar Rp. 1.440.000

2) Kurang : Bila penghasilan KK/AK responden < dari UMR Provinsi Sulawesi Selatan Sebesar Rp. 1.440.000

d. Pengolahan air minum

Manusia tidak dapat hidup tanpa air.Air bagi manusia adalah kebutuhan yang sangat mutlak, karena air adalah zat pembentuk tubuh yang terbesar, yaitu mencapai sebesar 75% dari bagian tubuh manusia tanpa jaringan lemak. Seseorang akan mengalami situasi hidup yang gawat, apabila tubuhnya kekurangan air sebesar 5% dari berat tubuhnya. Kekurangan air pada tubuh manusia akan cepat terjadi bilamana seseorang terkena suatu penyakit yang berbahaya, seperti sakit muntah berak atau diare. Jika kekurangan air yang demikian terjadi dan tidak cepat tertanggulangi maka akan menyebabkan kematian. Air ang dibutuhkan manusia adalah air yang sehat.

Kriteria Objektifnya :

1) Baik :Dikatakan baik apabila responden menjawab pernyataan dengan benar > 50 %

2) Buruk :Dikatakan buruk apabila responden menjawab pernyataan dengan skor ≤ 50%

e. Balita

Bawah Lima Tahun atau sering disingkat sebagai Balita merupakan salah satu periode usia manusia setelah bayi sebelum anak awal. Rentang usia balita dimulai dari dua sampai dengan lima tahun,atau


(2)

biasa digunakan perhitungan bulan yaitu usia 24-60 bulan. Periode usia ini disebut juga sebagai usia prasekolah.balita dalam hal ini adalah balita yang tidak melebihi umur 5 tahun apabila telah melebihi umur 5 tahun tidak dikatakan balita lagi.

H. Hipotesa Penelitian a. Hipotes alternatif (Ha)

1) Ada hubungan Pendidikan dengan kejadian diare pada anak usia balita di puskesmas Tanjonge Kabupaten Soppeng.

2) Ada hubungan pengetahuan dengan kejadian diare pada anak usia balita di puskesmas Tanjonge Kabupaten Soppeng.

3) Ada hubungan Tingkat pendapatan dengan kejadian diare pada anak usia balita di puskesmas Tanjonge Kabupaten Soppeng. 4) Ada hubungan cara pengolahan air minum dengan kejadian

diare pada anak usia balita di puskesmas Tanjonge Kabupaten Soppeng.

b. Hipotesa Nol (Ho)

1) Tidak ada hubungan Pendidikan dengan kejadian diare pada anak usia balita di puskesmas TanjongeKabupaten Soppeng. 2) Tidak ada hubungan pengetahuan dengan kejadian diare pada

anak usia balita di puskesmas TanjongeKabupaten Soppeng. 3) Tidak ada hubungan Tingkat pendapatan dengan kejadian diare

pada anak usia balita di puskesmas TanjongeKabupaten Soppeng.

4) Tidak ada hubungan cara pengolahan air minum dengan kejadian diare pada anak usia balita di puskesmas TanjongeKabupaten Soppeng.


(3)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metodeanalitik dengan pendekatan cross sectional, dimana data yang menyangkut variabel bebas dan terikat akan dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di di Puskesmas Tanjonge Kabupaten Soppeng

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Tanjonge Kabupaten Soppeng pada Tanggal 1 - 14 November 2013

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua anak dengan usia bawah lima tahun (balita),beserta ibu dari balita tersebut,diwilayah kerja puskesmas Tanjonge Kabupaten Soppeng.


(4)

Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik aksidental sampling, yaitu teknik penemuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu responden yang berkunjung ke puskesmas yang mempunyai anak balita selama penelitian yang cocok untuk jadi sumber data. Berjumlah 30 sample

a. Kriteria Inklusi :

1) Orang tua yang memiliki anak dengan usia dibawah 5 tahun

2) Mampu membaca dan menulis.

3) Mampu berkomunikasi dalam bahasa Indonesia.

4) Bersedia menjadi responden

b. Kriteria Eksklusi

1) Orang tua yang tidak memiliki Anak dengan usia dibawah 5 tahun

2) Tidak mampu membaca dan menulis.

3) Tidak mampu berkomunikasi dalam bahasa indonesia.

4) Tidak bersedia menjadi responden D. Cara pengumpulan data

1) Data primer

Data yang diambil dari responden dengan menggunakan lembar observasi dan kuesioner.


(5)

Data yang diperoleh dari instansi terkait sehubungan dengan penelitian.

E. Langkah Pengolahan Data

Data yang terkumpul kemudian diolah yang melalui tahap – tahap sebagai barikut :

a. Editing

Editing dilakukan untuk memeriksa ulang atau mengecek jumlah dan meneliti kelengkapan pengisian kuisioner, apakah setiap pertanyaan sudah dijawab dengan benar.

b. Koding

Setelah data masuk, setiap jawaban dikonversi kedalam angka-angka sehingga memudahkan dalam pengolahan data selanjutnya . c. Tabulasi

Mengelompokan data kedalam suatu tabel kerja menurut sifat-sifat yang dimiliki dengan menggunakan skala Likert dan Guttman, kemudian data dianalisa secara statistik melalui perhitungan prosentase dan hasil perhitungan dijumlah.

d. Analisa data

Setelah memperoleh nilai skor dari tiap variabel penelitian, dilakukan analisis dengan menggunakan:

1. Analisis univariat

Dilakukan pada tiap variabel penelitian untuk melihat tampilan distribusi frekuensi dan prosentase dari tiap variabel independen dan dependen.


(6)

Untuk melihat hubungan dari tiap variabel independen yang meliputi pendidikan, pengetahuan, Tingkat pendapatan dan cara pengolahanan air minum dan variabel dependen yaitu kejadian diare pada anak usia balita.

F. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti memandang perlu adanya rekomendasi dari pihak institusi atas pihak lain dengan mengajukan permohonan izin kepadainstansi tempat penelitian. Setelah mendapat persetujuan barulah dilakukan penelitian dengan menekankan masalah etika penelitian yang meliputi :

1. Informed consent

Lembar persetujuan ini diberikan kepada responden yang akan diteliti yang memenuhi kriteria inklusi dan disertai judul penelitian dan manfaat penelitian. Bila subjek menolak maka peneliti tidak akan memaksakan kehendak dan tetap menghormati hak-hak subjek.

2. Anonimity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan peneliti tidak akan mencantumkan nama responden, tetapi lembar tersebut diberikan kode.(Inisial)

3. Confidentiality

Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti dan hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.