Latihan Beban Landasan Teori .1 Permainan Bulutangkis

6. Kekuatan relatif adalah kekuatan yang ditunjukkan dengan perbandingan antara kekuatan absolut absolut strength dengan berat badan body weight.

2.1.8 Latihan Beban

Baechle and Groves dalam jurnal Faizal Chan 2012:2 mengemukakan bahwa weight training latihan beban adalah latihan-latihan yang dilakukan terhadap penghalangan atau tahanan untuk meningkatkan kualitas kerja dari otot-otot yang sedang dilatih pada seseorang yang berlatih untuk meningkatkan kebugaran. Kemudian Setiawan menyatakan bahwa weight training latihan beban merupakan metode latihan tahanan dengan menggunakan beban sebagai alat untuk meningkatkan kondisi fisik, termasuk kesegaran jasmani dan kesegaran umumnya. Latihan beban akan menunjukkan gambaran tentang hal-hal yang berkaitan dengan karakteristik dari kontraksi otot tersebut pada tubuh. Pada dasarnya kontraksi otot terjadi karena otot itu memendek, memanjang atau tetap seperti dalam keadaan tidak berkontraksi. Fox dalam jurnal Faizal Chan 2012:2 mengemukakan bahwa tipe kontraksi otot dapat dibagi sebagai berikut: 1 Isotonik yaitu otot memendek pada saat terjadi tegangan meningkat, 2 Isometrik statik yaitu otot menegang tetapi tidak memanjang dan tidak berubah, 3 Eksentrik, yaitu otot memanjang pada saat tegangan meningkat, 4 Isokinetik, yaitu otot memendek pada saat terjadi tegangan melalui ruang gerak pada kecepatan konstan. Bowers dan Fox dalam jurnal Faizal Chan 2012:3 terdapat empat prinsip dasar tentang latihan beban, yaitu: 1. Prinsip beban berlebih Over Load Principle Kekuatan otot akan lebih efektif bila diberikan beban sedikit diatas kemampuannya. Hal ini bertujuan untuk mengadaptasikan fungsional tubuh, sehingga dapat meningkatkan kekuatan otot. Latihan yang menggunakan latihan beban dibawah atau diatas kemampuannya hanya akan menjaga kekuatan supaya tetap stabil, tetapi tidak akan meningkatkannya. Dengan prinsip beban berlebih ini, maka kelompok-kelompok otot akan berkembang kekuatannya secara efektif. Peningkatan beban yang dilakukan haruslah lebih berat dari latihan sebelumnya pada batas ambang rangsang kepekaannya thereshold of sensivity. 2. Prinsip peningkatan secara bertahap progresif principle Pembebanan terhadap otot yang bekerja harus ditambah secara bertahap selama pelaksanaan program latihan beban. Yang menjadi dasar kapan beban itu ditambah adalah dengan menghitung jumlah repetisiangkatan yang dilakukan sebelum datangnya kelelahan. 3. Prinsip pengaturan latihan Program latihan beban harus dibuat dengan baik, agar kelompok otot besar dapat dilatih terlebih dahulu sebelum melatih kelompok otot yang kecil, sebab kelompok otot yang kecil lebih cepat lelah dibanding dengan kelompok otot besar. Membuat program latihan harus diatur agar otot yang sama tidak dilatih secara berturut-turut dengan dua jenis latihan yang berbeda. Hal ini dimaksudkan agar otot ada saat istirahat setelah melakukan aktivitas. 4. Prinsip kekhususan Membuat program latihan beban harus didesain secara khusus, yaitu dengan mengikuti pola keterampilan gerak yang spesifik agar pengembangan daya ledak otot akan diikuti dengan pola gerakan yang sudah mengarah pada keterampilan yang spesifik tersebut. Untuk mendapatkan hasil yang spesifik, program latihan beban harus disesuaikan dengan karakteristik cabang olahraga dan tujuan yang akan dicapai.

2.1.9 Latihan Dumbbell Kickbacks

Dokumen yang terkait

Perbedaan Latihan Pukulan Lob Berpola dan Latihan Pukulan Lob Bebas Tidak Berpola terhadap Hasil Pukulan Lob dalam Permainan Bulutangkis pada Atlet PB. Pendowo Semarang Tahun 2008

0 4 83

PENGARUH LATIHAN DUMBBELL WRIST 0,5 KG DAN 1KG TERHADAP PUKULAN BACKHAND OVERHEAD LOB BULUTANGKISPEMAIN PEMULA PB SEHAT SEMARANG

0 29 63

PENGARUH LATIHAN OVERHEAD LOB DENGAN PENAMBAHAN FORWARD DAN BACKWARD HANDGRIP TERHADAP HASIL OVERHEAD LOB (Eksperimen pada pemain pemula putra Persatuan Bulutangkis Sehat Semarang usia 11 15 tahu

0 9 83

TINGKAT KECAKAPAN PUKULAN BACKHAND OVERHEAD LOB MAHASISWA IKK BULUTANGKIS I JURUSAN PKLO FIK UNNES TAHUN 2012

0 5 74

PERBEDAAN LATIHAN BACKHAND DRIVE TENIS MENGGUNAKAN FIXED TARGET DAN MOVING TARGET TERHADAP KEMAMPUAN BACKHAND DRIVE

0 11 94

Pengaruh Latihan Pukulan Overhead Lob dengan Pola Mengumpan dan Pola Bergantian Terhadap Hasil Pukulan Overhead Lob Pada Pemain Bulutangkis Putra Usia 11 13 Tahun PB. Pendowo Semarang Tahun 2011

0 70 97

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DUMBBELL ARM SWINGS DENGANLATIHAN VERTICALSWING TERHADAPPENINGKATANPOWER OTOT LENGAN DANHASIL RENANG GAYA BEBAS 50 METERPADA ATLET PUTRA CLUBBINATIRTA GAPERTA MEDANTAHUN 2012.

0 4 29

KONTRIBUSI LATIHAN DUMBBELL ARM SWING DAN LATIHAN SINGLE LEG BACK RAISE TERHADAP HASIL KECEPATAN RENANG 50 METER GAYA BEBAS PADA ATLET RENANG PUTERA LUMBA-LUMBA BINJAI TAHUN 2012.

0 1 21

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DENGAN METODE DISTRIBUTED PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN LOB BULUTANGKIS ATLET PEMULA PUTRA PERSATUAN BULUTANGKIS PANORAMA SOLO TAHUN 2012.

0 0 1

PENGARUH LATIHAN PUKULAN DENGAN POSISI BERUBAH DAN POSISI TETAP TERHADAP HASIL PUKULAN OVERHEAD LOB

0 2 39