Langkah-Langkah Menganalisis Komponen Diagnostik Beberapa Kesulitan Menganalisis Komponen Makna Prosedur Menganalisis Komponen Makna Penamaan

d. Langkah-Langkah Menganalisis Komponen Diagnostik

Langkah-langkah untuk menganalisi komponen diagnostik yang pertama ialah memilih makna yang masih satu medan makna, yang kedua ialah mendaftar semua ciri spesifik yang dimiliki sebagai acuan, yang ketiga ialah meneliti bermacam-macam makna kemudian tentukan sifatnya, yang keempat ialah mendaftarkan fitur pembeda makna pada setiap kata yang dapat digunakan oleh kata lain, yang kelima ialah mengecek data, dan yang keenam ialah mendeskripsikan komponen diagnostik.

e. Beberapa Kesulitan Menganalisis Komponen Makna

Kesulitan menganalisis komponen makna di antaranya ialah sebagai berikut. Pertama, kata yang didengar atau dibaca tidak diikuti oleh unsur suprasegmental atau unsur ekstra linguistik, yang kedua ialah setiap kata akan berbeda maknanya jika dilihat dari segi disiplin ilmu, yang ketiga ialah setiap kata memiliki pemakaian yang berbeda terutama kata yang memiliki hubungan renggang, yang keempat ialah kata acuan yang digunakan ialah berssifat abstrak, yang kelima ialah kata yang menunjukkan arah seperti kata “di sana”, dan yang keenam ialah kata yang bersifat umum.

f. Prosedur Menganalisis Komponen Makna

Prosedur menganalisis komponen makna terbagi menjadi empat. Di antaranya ialah a penamaan, b memarafrasa, c mendefinisi, dan d mengklasifikasi.

i. Penamaan

Dalam hubungan dengan sistem tanda tedapat interelasi antara penanda, makna, dan yang ditandai. Penanda disebut lambang, sedangkan yang ditandai disebut objek. Pada hakikatnya proses pemberian nama ialah budi daya manusia untuk memudahkan mereka berkomunikasi, penamaan itu sendiri ialah penyebutan untuk pengganti benda di sekitar, gejala, sifat, dan juga aktivitas. Manusia menggunakan pengetahuannya untuk hubungan dan berinteraksi dengan alam seisinya, sedangkan pengetahuan manusian diperoleh dari usaha yang bersungguh-sungguh melalui proses belajar. Pemberian nama besifat konvensional. Pada umumnya, penamaan menggunakan lambang yang berupa kata. Hubungan antara lambang, makna, dan acuan bersifat arbitrer. ii. Memarafrasa Untuk menganalisis komponen makna sehingga menjadi lebih rinci digunakan parafrasa yang berpusat pada deskripsi secara pendek tentang sesuatu. iii. Mendefinisi Mendefinisikan sesuatu harus mencakup semua, jelas, tepat, dan tidak boleh bersifat ulangan yang tak berguna. iv. Mengklasifikasi Mengklasifikasi ialah proses menghubungkan sebuah kata dengan kelas atau genus. Mengklasifikasi tidak hanya suatu proses meletakkan acuan pada konsep, namun hubungan antara makna harus ditentukan.

2.2.6 Rawa Pening Ambarawa

Rawa Pening adalah danau sekaligus tempat wisata air di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Dengan luas 2.670 hektar ia menempati wilayah Kecamatan Ambarawa, Bawen, Tuntang, dan Banyubiru. Rawa Pening terletak di cekungan terendah lereng Gunung Merbabu, Gunung Telomoyo, dan Gunung Ungaran. Pengertian rawa pening sendiri terdiri dari dua kata yaitu rawa dan pening berasal dari bening. Pengertian rawa ialah daerah bertanah basah yang selalu digenangi air secara alami karena sistem drainase pelepasan air yang jelek atau letaknya lebih rendah dari daerah sekelilingnya, sedangkan kata pening ialah kata yang berasal dari bahasa Jawa yakni bening yang berarti jernih.

a. Perikanan