Pindho karena konflik. Perang ini bukan perang yang sesungguhnya dan tidak berkesudahan, karena hasilnya tidak konklusif. Masing-masing rombongan
prajurit meneruskan perjalanan tanpa ada yang menang atau yang kalah. Gending pendukung dalam adegan ini adalah Srepeg dan atau Sampak laras sléndro pathét
nem.
2.4.2.3 Bagian Pathét Sanga
Pada tengah malam yang merupakan awal bagian kedua ini, diperkenalkan manifestasi-manifestasi yang tidak menyenangkan di dalam alam, yaitu adegan
Gara-gara. Dalam adegan ini ditampilkan Punakawan Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong untuk menghibur tuannya yaitu tokoh utama misalnya Arjuna atau
salah satu putra-putranya. Dalam bagian Pathét Sanga ini terdapat dua adegan penting yaitu adegan ksatria di sebuah pertapaan yang disebut dengan Sanga
Pisan dan adegan Sampak Tanggung. 1 Adegan Sanga Pisan
Adegan Sanga Pisan menggambarkan pertemuan seorang pertapa dengan seorang kesatria, atau seorang kesatria yang ada di tengah hutan sedang bertapa
yang menjadi protagonis. Dalam adegan pertapaan, kesatria itu memohon petunjuk bagaimana cara menyelesaikan persoalan yang sedang dihadapi rajanya.
Setelah pertapa memberikan petunjuk, kesatria dan para punakawan mohon diri untuk melanjutkan perjalanan dan melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk dari
pertapa. Terdapat sepuluh jenis adegan Sanga Pisan dan empatbelas jenis gending, seperti dalam tabel berikut ini.
No. Tokoh
Tempat Gending
1. Janaka
Madukara Danaraja
2. Janaka
Saptaarga Kalunta, Lara-lara
3. Janaka
Di tengah hutan Lonthangkasmaran,
Lagu- dhempel, Genderehkemasan
4. Janaka
Di dalam gua Dhendhasanti
5. Ciptaning
Indrakila Jongkang
6. Irawan
Saptaarga Sumyar
7. Abiamayu
Saptaarga Gandakusuma
8. Bambangan
Pertapaan Bondhet
9. Nagatatmala
Pertapaan Sumedhang, Ela-Ela
10. Semar Karangkedhempel Babarlayar
Tabel 4. Tokoh Wayang dalam adegan Sanga Pisan
Setelah adegan Sanga Pisan, biasanya disajikan gending ayak-ayak sebagai pendukung suasana perjalanan tokoh kesatria yang bersangkutan.
Menjelang masuk hutan, tokoh kesatria itu berhenti sejenak, gending suwuk baru kemudian tokoh kesatria masuk hutan. Di tengah hutan kesatria berjumpa dengan
Cakil dan empat raksasa yang berlainan warna, yang selalu menghalangi perjalanan kesatria. Kemudian mereka berperang yang biasanya disebut dengan
adegan Perang Kembang. 2 Adegan Sampak Tanggung
Adegan Sampak Tanggung merupakan adegan penting kedua pada bagian Pathét Sanga. Adegan ini memiliki duapuluh tiga jenis adegan dengan tokoh
wayang yang berbeda-berda serta duapuluh enam jenis gending yang digunakan, seperti dalam tabel berikut ini.
No. Tokoh
Tempat Gending
1. Duryudana
Astina Kencengbarong
2. Kresna
Dwarawati Rondhon, Semeru
3. Puntadewa
Amarta Gandrung mangunkung
4. Drupada
Cempala Lalermengeng
5. Puntadewa
Cempala Candra, Semiring
6. Radeya
Metrapralaya Renyep
7. Jungkungmardeya
Paranggubarja Renyep
8. Putren
Sunggeng 9.
Werkudara Jodipati
Babatkenceng, Kagokmadura 10. Gatotkaca
Pringgadani Genjonggoling
11. Duryudana sakit Kurusetra
Tlutur 12. Janaka sakit
Madukara Tlutur
13. Raja Raksasa Sabrang
Galagothang 14. Resi Kesawa
Jongkang 15. Wasi Jaladara
Mandura Gambirsawit
16. Kapi Jembawan Sumyar
17. Narayana Mandura
Sumyar 18. Bagaspati
Pertapaan Genjong, Onang-Onang
19. Yamadipati Genjong
20. Narada Selamatangkep
Genjongsore 21. Hyang Guru
Jonggringsalaka Madukocak
22. Kurawa Di tengah hutan
Giyak-Giyak 23. Setanan
Di tengah hutan Dhendhagedhe, Dholo-dholo
Tabel 5. Tokoh Wayang dalam adegan Sampak Tanggung
2.4.2.4 Bagian Pathét Manyura