Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan

2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jumlah penyandang cacat bisu tunawicara di Indonesia menurut Susenas 2003 adalah sebanyak 118.293 orang [8,hal.1]. Sebagaimana yang kita semua telah ketahui bahwa komunikasi adalah sarana untuk berhubungan dengan orang lain sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Komunikasi dapat digunakan untuk membeli sesuatu yang kita butuhkan, menyampaikan perasaan atau keinginan, menyampaikan keadaan darurat kepada orang lain dan banyak lagi yang dapat dilakukan dengan komunikasi. Sebagai orang yang dianugerahi kesempurnaan organ tubuh, kita tentu mudah melakukan komunikasi dengan orang lain, tetapi hal ini berbeda bagi para penderita cacat tunawicara. Dalam kehidupan mereka akan sangat kesulitan dalam berkomunikasi. Mereka mungkin akan dapat menyampaikan pesan kepada orang lain melalui bahasa isyarat atau tulisan tetapi tidak dengan suara. Padahal pada saat ini banyak orang normal yang tidak menguasai bahasa isyarat dan penggunaan kertas sebagai media tulis bagi tunawicara sangat tidak efektif karena cenderung akan menghasilkan sampah yang merugikan lingkungan sehingga tidak akan terjadi komunikasi antara penyandang cacat tunawicara dan orang normal yang tidak menguasai bahasa isyarat. Saat ini masih jarang ditemukan alat yang murah dan mudah dibawa serta dapat menghasilkan ouput teks tulisan dan audio suara sehingga mampu membantu para penyandang cacat tunawicara dalam melakukan komunikasi. Berdasarkan permasalahan di atas maka dibuatlah alat bantu bicara portabel untuk tunawicara dengan output audiovisual ini.

1.2 Rumusan Masalah

- Bagaimana cara alat ini bekerja dalam usaha membantu tunawicara untuk berkomunikasi dengan lingkungan sekitar ? - Apakah alat ini dapat menjadi solusi permasalahan yang dihadapi penyandang tunawicara ?

1.3 Tujuan

- Alat ini dapat menjadi solusi dalam pemecahan masalah komunikasi yang dihadapi tunawicara secara tepat dan efektif. - Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah PFSE II.

1.4 Batasan Masalah