79
4.5.    Kesimpulan  dan Saran
1 Penambahan BAP 4,44-8,88
µ M  dalam  media  MS  +  1,61
µ M NAA
menghasilkan  21,9-26,3 tunaseksplan11 minggu.  Penambahan 2,22-8,88 µ
M BAP pada SK 1, 2 dan 3 tidak menghambat pembentukan akar pada media pengakaran.  Penambahan  BAP 17,76
µ
M menghambat pengakaran.
2     Tanaman regeneran SK 1 dengan perlakua n 2,22-4,44 µ
M BAP + 1,61 µ
M NAA  menghasilkan pertumbuhan vegetatif  dan kualitas buah yang lebih
baik serta varian yang muncul  rendah 1,53 walaupun tingkat multiplikasinya lebih rendah dibandingkan BAP 8,88
µ M.  Kualitas buah
yang dihasilkan seragam kecuali bobot mahkota tidak seragam. Penambahan 2,22-17,76
µ M BAP pada  SK 2 dan 3 menghasilkan tanaman
regeneran dengan pertumbuhan seragam. 3      Penambahan BAP 2,22-17,76
µ M + 1,61
µ M NAA menginduksi terjadinya
variasi somaklonal   yaitu tanaman roset, tanaman berdaun variegata dan tanaman kerdil.   Tanaman roset dan tanaman kerdil berubah menjadi
tanaman normal  dengan bertambahnya  umur  tanaman. Variasi yang terjadi pada SK 1,     SK 2, dan  SK 3  berturut-turut sebesar 0-1,53;  0-3,17;
dan 0-88. 4.    Perlakuan BAP 2,22-17,76
µ M  menghasilkan tanaman normal yang stabil
berdasarkan analisis isozim: PER, EST, ADH dan MDH dan analisis RAPD dengan  primer OPE 7 dan  OPG 2.  Primer OPE 7 dapat digunakan untuk
membedakan tanaman normal dan tanaman varie gata. Tanaman variegata yang berbeda secara morfologi dengan tanaman normal  sebagian berbeda
secara genetik berdasarkan analisis RAPD dengan primer OPE  7. Perbanyakan  in vitro  nenas kultivar Queen klon Bogor menggunakan
media MS+4,44 µ
M BAP+1,61 µ
M NAA   selama 11 minggu dilanjutkan subkultur ke media pengakaran MS+0,54
µ M NAA selama 4 minggu.  Setelah 3
kali subkultur sebaiknya semua  kultur diaklimatisasi  dan diganti dengan eksplan baru yang diambil dari induk di lapangan.  Pada tanaman nenas rege neran
memungkinkan untuk dilakukan stek mini di rumah kawat atau  rumah kaca.
80
V. PENGARUH BAP DAN TDZ  SERTA TEKNIK ETIOLASI
DALAM PERBANYAKAN IN VITRO TANAMAN NENAS KULTIVAR SMOOTH CAYENNE
5.1.
Pendahuluan
Kultivar Smooth Cayenne merupakan kultivar utama dalam perdagangan internasional yaitu 70 dari produksi dunia dan 90 dari produksi tersebut
digunakan untuk proses pengalengan Coppens d’Eeckenbrugge  et al. 2001. Pada banyak negara  kultivar Smooth Cayenne merupakan kultivar utama yang
ditanam dalam skala luas.  Kultivar Smooth Cayenne berasal dari 5 tanaman yang dikoleksi Perrottet 1819 dari French Guiana dan selanjutnya diperbanyak secara
vegetatif.    Kelebihan  kultivar Cayenne adalah produksi tinggi, ukuran, bentuk, tekstur, warna dan rasa buah sesuai sebagai bahan baku buah kalengan Samson,
1980.  Kultivar Smooth Cayenne  kurang sesuai sebagai buah segar karena keasaman tinggi, asam askorbat rendah, flavour kurang menarik Paull, 1997.
Perbanyakan nenas secara in vitro telah dilakukan oleh banyak peneliti dan plantlet yang diperoleh jumlahnya bervariasi tergantung pada  kultivar nenas,
teknik multiplikasi dan ZPT yang digunakan.  Zepeda dan Sagawa 1981 menghasilkan 3 tunas aksilarbulan dengan menggunakan media ½ MS+ 1 mgl
BAP dan diperkirakan dalam 12 bulan dapat diproduksi  5  000  plantlet dari satu buah mahkota nenas.  Kiss  et al.  1995,  dengan menggunakan teknik etiolasi
dapat dihasilkan sekitar 1 521 plantlettahun dengan penambahan 20 µM kinetin atau  2  025  plantlettahun  dengan penambahan 25 µM  kinetin  dari satu  plantlet
berakar.  DeWald  et al.  1988 memperoleh 40-85  plantlettunas aksilartahun pada nenas Smooth Cayenne.
Perbanyakan  in vitro dapat ditempuh denga n beberapa metode antara lain melalui: 1 multiplikasi tunas dari mata tunas aksilar, 2 multiplikasi tunas dari
mata tunas adventif  atau embrio baik secara langsung maupun tidak langsung Gunawan, 1987.  Multiplikasi tunas juga dapat dilakukan dengan menggunakan
teknik etiolasi Kiss  et  al. 1995.  Teknik etiolasi adalah suatu teknik yang digunakan untuk memproduksi  tunas dengan memacu pertumbuhan  tanaman
eksplan yang diinkubasikan dalam ruang gelap Kiss et al. 1995; Hartmann dan Kester, 1984.  Penggelapan bertujuan untuk merangsang eksplan tumbuh
memanjang sehingga  buku-buku pada  batang nenas bisa dipotong-potong dan