Kerangka Berpikir Pengembangan Materi Ajar Membaca Nyaring Berbasis Kontekstual pada Kelas VII di Ungaran

Anak-anak usia 11-14 tahun usia siswa SMPMTs memiliki ketertarikan terhadap tema-tema bacaan tertentu. Pada anak perempuan lebih tertarik pada cerita khayalan yang romantis, cerita mengenai hubungan sosial, dan hubungan antar bangsa. Sebaliknya pada anak laki-laki tidak suka cerita seperti itu. Mereka lebih tertarik kepada cerita tentang penemuan-penemuan dan bacaan yang berhubungan dengan pengetahuan.

2.3 Kerangka Berpikir

Salah satu kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa SMPMTs adalah membaca nyaring. Selama ini siswa belum mampu membaca nyaring secara sempurna. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, terutama materi ajar yang kurang fokus menggali kemampuan membaca nyaring. Indikator yang harus dikuasai siswa yaitu membaca dengan ucapan dan intonasi yang tepat. Kurangnya materi ajar yang memadai mendorong pengembangan materi ajar yang menekankan pada pencapaian indikator membaca nyaring. Pengembangan materi ajar ini tentulah disesuaikan dengan kriteria penyajian dan isi materi ajar. Dari segi penyajian, materi ajar yang akan dikembangkan harus sesuai dengan kriteria berikut: 1 tujuan pembelajaran, 2 bertahap sesuai tingkat kerumitan, 3 menarik perhatian siswa, 4 mudah dipahami, 5 mendorong keaktifan siswa, 6 materi saling memperkuat, dan 7 disertai latihan dan evaluasi. Segi isi materi ajar disesuaikan dengan kriteria materi ajar yang baik antara lain: 1 sesuai kurikulum, 2 sesuai tujuan pembelajaran, 3 sesuai dengan kebenaran bahasa, dan 4 sesuai dengan perkembangan kognitif siswa. Materi ajar membaca nyaring berbentuk wacana, maka wacana yang dikembangkan harus sesuai dengan kriteria materi ajar yag baik. Wacana yang akan dikembangkan untuk siswa SMPMTs ini harus sesuai dengan kebenaran segi kebahasaan dan perkembangan kognitif siswa. Wacana yang baik dari segi kebahasaan memperhatikan hal-hal berikut: 1 penggunaan EYD dan unggah- ungguh, 2 penggunaan kalimat efektif, 3 tingkat keterbacaan yang sesuai, dan 4 tingkat kesukaran yang ditentukan melalui jumlah kata sulit dalam sebuah wacana. Wacana yang sesuai dengan perkembangan kognitif siswa ditentukan melalui pemilihan tema yang sesuai dengan psikologis dan ketertarikan siswa SMPMTs. Tema-tema yang disukai antara lain tema tentang hubungan sosial dan perkembangan pengetahuan. Agar pembelajaran lebih bermakna untuk siswa, maka materi ajar yang akan dikembangkan disesuaikan dengan konteks siswa. Materi ajar tersebut dirancang dengan tujuan supaya siswa mampu mendapatkan manfaat dalam kehidupan nyata. BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian