33
secara terpisah, atau dengan berbagai kombinasi dari keduanya. Di berbagai entitas, auditor intern atau personel yang melakukan pekerjaan serupa
memberikan kontribusi dalam memantau aktivitas entitas. Aktivitas pemantauan dapat mencakup penggunaan informasi dan komunikasi dengan pihak luar seperti
keluhan pelanggan dan respon dari badan pengatur yang dapat memberikan petunjuk tentang masalah atau bidang yang memerlukan perbaikan. Komponen
pengendalian intern tersebut berlaku dalam audit setiap entitas. Komponen tersebut harus dipertimbangkan dalam hubungannya dengan ukuran entitas,
karakteristik kepemilikan dan organisasi entitas, sifat bisnis entitas, keberagaman dan kompleksitas operasi entitas, metode yang digunakan oleh entitas untuk
mengirimkan, mengolah, memelihara, dan mengakses informasi, serta penerapan persyaratan hukum dan peraturan.
2.3. Kultur Organisasi
Menurut Moeljono dalam Zulkarnain 2013, kultur organisasi adalah sistem nilai-nilai yang diyakini semua anggota organisasi dan yang dipelajari,
diterapkan serta dikembangkan secara berkesinambungan, berfungsi sebagai sistem perekat, dan dapat dijadikan acuan berperilaku dalam organisasi untuk
mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Budaya organisasi merupakan faktor yang paling kritis dalam organisasi.
Efektivitas organisasi dapat ditingkatkan dengan menciptakan budaya yang kuat, yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan organisasi. Organisasi yang
berbudaya kuat akan memiliki ciri khas tertentu sehingga dapat memberikan daya
34
tarik bagi individu untuk bergabung. Suatu budaya yang kuat merupakan perangkat yang sangat bermanfaat untuk mengarahkan perilaku, karena membantu
karyawan untuk melakukan pekerjaan dengan lebih baik, sehingga setiap karyawan perlu memahami budaya dan bagaimana budaya tersebut
terimplementasikan. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kultur
organisasi merupakan nilai, norma, dan konsep dasar yang dianut oleh anggota organisasi yang mempengaruhi perilaku dan cara kerja anggota organisasi. Peran
kultur organisasi sangat penting, yaitu sebagai penentu arah, mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan, bagaimana mengelola dan
mengalokasikan sumber daya organisasi serta sebagai alat untuk menghadapi masalah dan peluang dari lingkungan internal dan eksternal Lako, 2002.
Robins 2003 menyatakan bahwa ciri –ciri organisasi yang memiliki
budaya kuat antara lain : 1.
Karyawan dapat mencurahkan seluruh kemampuannya dalam bekerja 2.
Adanya sikap ramah dalam pergaulan 3.
Inisiatif yang dimiliki setiap anggota organisasi 4.
Ketepatan waktu dalam pertemuan rapat 5.
Setiap anggota selalu memperhatikan biaya yang dikeluarkan
35
2.4. Kesesuaian Kompensasi
Kompensasi adalah salah satu hal yang penting bagi setiap pegawai yang bekerja dalam suatu perusahaan, Bagi seorang pegawai, kompensasi merupakan
suatu outcome atau reward yang penting karena dengan kompensasi yang diperoleh seseorang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Mangkuprawira
2002:196, menyatakan bahwa kompensasi merupakan bentuk pembayaran tunai langsung, pembayaran tidak langsung dalam bentuk manfaat bagi karyawan dan
insentif yang memotivasi karyawan bekerja keras dalam mencapai produktivitas kerja yang semakin tinggi. Handoko 1993, Kompensasi adalah pemberian
pembayaran finansial kepada karyawan sebagai balas jasa untuk pekerjaan yang dilaksanakan dan sebagai motivasi pelaksanaan kegiatan di waktu yang akan
datang. Kompensasi merupakan salah satu unsur yang penting yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan, sebab kompensasi adalah alat untuk memenuhi
berbagai kebutuhan pegawai, sehingga dengan kompensasi yang diberikan pegawai akan termotivasi untuk bekerja lebih giat Hariandja, 2002.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kompensasi merupakan hasil kerja atau balas jasa pegawai yang berwujud nominal uang
yang diberikan majikan kepada pegawainya. Kompensasi dapat berperan dalam meningkatkan motivasi karyawan untuk bekerja lebih efektif dan produktif, sebab
kompensasi adalah alat untuk memenuhi berbagai kebutuhan karyawan. Tetapi, kompensasi bukanlah merupakan satu-satunya motivasi karyawan dalam
36
berprestasi, tetapi kompensasi merupakan salah satu motivasi penting yang ikut mendorong karyawan untuk berprestasi, sehingga tinggi rendahnya kompensasi
yang diberikan akan mempengaruhi kinerja dan kesetiaan karyawan. Beberapa tujuan pengkompensasian, yaitu: menjalin ikatan kerja antara majikan dengan
karyawan, kepuasan kerja balas jasa, motivasi, disiplin, dan stabilitas karyawan. Gibson 1997 dalam Wilopo 2006 menyatakan bahwa unsur kesesuaian
kompensasi yang diberikan dapat berupa kompensasi keuangan, pengakuan perusahaan atas keberhasilan dalam melaksanakan pekerjaan, sebagai sarana
untuk promosi, sebagai sarana penyelesaian tugas, dan sebagai pengembangan pribadi.
2.5. Penegakan Peraturan