Studi Penelitian Fungsi dan Peran Laboratorium Forensik dalam Mengungkap Sebab Sebab Kematian Korban Tindak Pidana Pembunuhan

11 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Studi Penelitian

Penelitian yang penulis kaji mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Isrudatin Atus Nugraheni FH UNS, 2008 melakukan penelitian tentang ”Analisis Tentang Pemeriksaan Sidik Jari Dalam Penyidikan Tindak Pidana Studi Kasus Di Kepolisian Kota Besar Surakarta”. Penelitian ini mengkaji dan menjawab permasalahan mengenai tata cara pemeriksaan sidik jari dalam penyidikan tindak pidana, peran pemeriksaan sidik jari dalam penyidikan tindak pidana, serta hambatan yang timbul pada pemeriksaan sidik jari dalam penyidikan tindak pidana. Penelitian ini termasuk jenis penelitian empiris yang bersifat deskriptif. Kajian serupa dilakukan oleh Heru Budiharto FH UNISRI, 2004 melakukan penelitian tentang Kajian Terhadap Peranan Unit Identifikasi Kepolisian Dalam Mengungkap Suatu Tindak Pidana di Polres Sragen. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kajian terhadap peranan unit identifikasi kepolisian dalam mengungkap suatu tindak pidana di Polres Sragen. Latar belakang penelitian ini adalah sidik jari yang tertinggal di tempat kejadian perkara sangat sulit untuk dilihat secara langsung dan penyidik harus tekun dan sabar, namun bila berhasil ditemukan, lebih‐lebih dalam keadaan sidik jari yang utuh maka dapat digunakan sebagai alat 12 menemukan pemilik sidik jari yang tertinggal ditempat kejadian perkara tertentunya sangat menguntungkan, melalui identifikasi sidik jari, penyidik dapat mengidentifikasikan kejahatan yang terjadi. Dalam hal ini pemilik sidik jari tersebut dapat menerangkan apa yang dialami dan diketahui ditempat kejadian perkara, yang dapat digunakan polisi sebagai pertimbangan dalam penyidikan selanjutnya. Polisi dalam penyidikan selalu berusaha mengidentifikasi terjadinya kejahatan dengan cara mencari bukti sebanyak‐ banyaknya maupun bukti yang berfungsi menjelaskan saksi atau benda termasuk sidik jari guna menemukan tersangka. Metode penelitian yang digunakan adalah diskriptif kualitatif dengan sifat penelitian yuridis sosiologis. Guna memperoleh data digunakan metode studi pustaka dan penelitian lapangan meliputi wawancara dan observasi. Teknik analisis data adalah kualitatif diskriptif. Hasil penelitian dan analisis data dapat disimpulkan mekanisme kerja unit identifikasi dalam menunjang kelancaran proses penyidikan untuk mengungkap suatu tindak pidana. Penyelidik atau Penyidik pada waktu pertama kali melakukan pemeriksaan di TKP sedapat mungkin menjaga status quo di TKP. Pelaksanaan identifikasi dalam mengungkap suatu tindak pidana dengan melakukan perbandingan persamaan sidik jari pelaku tindak pidana. Untuk memudahkan didalam pemeriksaanpenelitian perbandingan persamaan sidik jari maka diberikan tanda sidik jari laten yang didapat di TKP dengan tanda A merah. Sidik jari yang pada kartu AK‐23.K pelaku dengan tanda B merah. Hambatan‐ 13 hambatan yang ditemui dalam menjalankan tugas identifikasi guna membantu proses penyelidikan dibagi 4 empat, yaitu : 1 Faktor TKP, keadaan TKP yang porak poranda memberikan petunjuk bahwa korban sempat melakukan perlawanan, 2 Faktor petugas, petugas tidak mampu untuk memprosesnya akan mengakibatkan pengumpulan bukti yang buruk, 3 Faktor alat, tidak ditunjang dengan alat bantu yang mendukung, 4 Faktor masyarakat, keadaan masyarakat dapat merugikan penyidikan yang dilakukan, khususnya pemeriksaan di TKP. Kedua penelitian di atas terdapat perbedaan dengan penelitian ini pada lokasi penelitian yaitu Laboratorium Forensik Cabang Semarang dan pokok permasalahan yang dikaji. Dalam penelitian ini difokuskan dalam mengupas fungsi dan peran laboratorium forensik Semarang dalam kaitannya dengan proses peradilan pidana, proses pemeriksaan sidik jari dalam penyidikan sehingga laboratorium forensik dapat berfungsi mengungkap sebab‐sebab kematian korban tindak pidana pembunuhan serta kendala‐kendala yang ditemui laboratorium forensik cabang Semarang dalam melaksanakan peran dan fungsinya.

2.2 Latar Belakang Teoretis