Studi Kepustakaan Studi Lapangan

60

3.5 Metode Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data yang diperlakukan secara langsung dan releven, maka penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara berikut :

3.5.1 Studi Kepustakaan

Untuk mendapatkan data sekunder penulis melakukannya dengan cara studi kepustakaan, yang merupakan bahan pendukung dan pelengkap dari penelitian lapangan. Studi kepustakaan ini dilakukan dengan identifikasi literatur berupa buku‐buku, hasil penelitian para ahli, peraturan perundang‐ undangan serta artikel lain atau bahan penulisan yang lainnya mendukung penelitian ini.

3.5.2 Studi Lapangan

a. Observasi Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengamati atau meneliti secara langsung terhadap gejala‐gejala yang diselidiki dan dicatat secara sistematis. Pelaksanaan observasi dilakukan oleh peneliti sejak tanggal 14 Juni 2010 sampai dengan 20 Agustus 2010. b. Wawancara Metode wawancara merupakan sebuah metode yang sangat efektif dalam penelitian kualitatif. Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara yang menetapkan informan sebagai sejawat karena dalam penelitian ini peneliti menganggap bahwa 61 informasi yang diperoleh bergantung kepada informan. Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara interviewer yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai interviewee yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Maksud mengadakan wawancara, seperti ditegaskan oleh Lincoln dan Guba dalam Moleong 2010 : 186 antara lain: mengkontruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain‐lain kebulatan; merekontruksi kebulatan‐kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu; memproyeksikan kebulatan‐kebulatan sebagai yang telah diharapkan untuk dialami pada masa yang akan datang ; memverifikasi, mengubah, dan memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain, baik manusia maupun bukan manusia triangulasi; dan memverifikasi, mengubah dan memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan anggota. Dalam hal ini adalah pejabat atau individu yang berhubungan langsung dengan fungsi dan peran pusat laboratorium forensik Semarang dalam mengungkap sebab‐sebab kematian korban pembunuhan.

3.6 Model Metode Analisis