Karakteristik Individu yang Percaya Diri

5 Tidak bisa menerima pujian. 6 Gampang menyerah. 7 Tidak berani berpendapat. 8 Membenci orang lain yang dianggap lebih. Berdasarkan uraian para ahli mengenai ciri-ciri orang yang kurang percaya diri, maka dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri orang yang kurang percaya diri adalah tidak menunjukkan kemampuan diri, mudah cemas dalam berbagai situasi, mudah putus asa, pesimis, berpandangan negatif, tidak memiliki motivasi, tidak berani berkata tidak, tidak berani mengemukakan pendapat, membenci orang yang dianggap lebih, tidak bisa menerima pujian, suka menyendiri dari kelompok yang dianggapnya lebih dari dirinya, bergantung pada orang lain dan tawuran.

4. Proses Terbentuknya Percaya Diri

Menurut Hakim 2002:6 terbentuknya rasa percaya diri yang kuat terjadi melalui proses, sebagai berikut: a. Terbentuknya kepribadian yang baik sesuai dengan proses perkembangan yang melahirkan kelebihan-kelebihan tertentu. b. Pemahaman seseorang terhadap kelebihan-kelebihan yang dimilikinya dan melahirkan keyakinan kuat untuk bisa berbuat segala sesuatu dengan memanfaatkan kelebihan-kelebihannya. c. Pemahaman dan reaksi positif seseorang terhadap kelemahan- kelemahan yang dimilikinya agar tidak menimbulkan rasa rendah diri atau rasa sulit menyesaikan diri. d. Pengalaman di dalam menjalani berbagai aspek kehidupan dengan menggunakan segala kelebihan yang ada pada dirinya. Berdasarkan pendapat di atas, terbentuknya rasa percaya diri yang kuat diawali dengan memiliki kepribadian yang baik, pemahaman seseorang terhadap potensi dan kelebihan yang ada dalam dirinya, memahami kelemahan diri yang disikapi secara positif, serta pengalaman yang dimiliki seorang individu dalam menjalani berbagai aspek. Menurut Hakim 2002:9 bahwa proses terbentuknya rasa tidak percaya diri, sebagai berikut: a. Terbentuknya berbagai kekurangan atau kelemahan dalam berbagai aspek kepribadian seseorang yang dimulai dari kehidupan keluarga dan meliputi berbagai aspek, seperti aspek mental, fisik, social, atau ekonomi. b. Pemahaman negative seseorang terhadap dirinya sendiri yang cenderung selalu memikirkan kekurangan tanpa pernah meyakini bahwa ia juga memiliki kelebihan. c. Kehidupan social yang dijalani dengan sikap negative, seperti merasa rendah diri, suka menyendiri, lari dari tanggung jawab, mengisolasi diri dari kelompok, dan reaksi negative lainnya, yang justru semakin memperkuat rasa tidak percaya diri. Terbentuknya rasa tidak percaya diri berawal dari kekurangan atau kelemahan individu dalam berbagai aspek kepribadiannya terutama yang berasal dari keluarga, pemahaman negatif yang akan muncul didalam diri individu sehingga ia meyakini bahwa dirinya tidak memiliki kelebihan, akibatnya perilaku dalam kehidupan pribadi dan sosialnya menjadi tidak baik.

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Percaya Diri

a. Menurut Hakim 2002:121 faktor-faktor yang mempengaruhi rasa percaya diri pada seseorang muncul pada dirinya, sebagai berikut: 1 Lingkungan keluarga Keadaan keluarga merupakan lingkungan hidup yang pertama dan utama dalam kehidupan setiap manusia, lingkungan sangat mempengaruhi pembentukan awal rasa percaya diri pada seseorang. Rasa percaya diri merupakan suatu keyakinan seseorang terhadap segala aspek kelebihan yang ada pada dirinya dan diwujudkan dalam tingkah laku sehari-hari. Rasa percaya diri baru bisa tumbuh dan berkembang baik sejak kecil, jika seseorang berada di dalam lingkungan keluarga yang baik, namun sebaliknya jika lingkungan tidak memadai menjadikan individu tersebut untuk percaya diri maka individu tersebut akan kehilangan proses pembelajaran untuk percaya pada dirinya sendiri. Pendidikan keluarga merupakan pendidikan pertama dan utama yang sangat menentukan baik buruknya kepribadian seseorang. Menurut Hakim 2002:121, bahwa pola pendidikan keluarga yang bisa diterapkan dalam membangun rasa percaya diri anak adalah sebagai berikut: a Menerapkan pola pendidikan yang demokratis. b Melatih anak untuk berani berbicara tentang banyak hal. c Menumbuhkan sikap mandiri pada anak. d Memperluas lingkungan pergaulan anak. e Jangan terlalu sering memberikan kemudahan pada anak. f Tumbuhkan sikap bertanggung jawab pada anak. g Setiap permintaan anak jangan terlalu dituruti. h Berikan anak penghargaan jika berbuat baik. i Berikan hukuman jika berbuat salah. j Kembangkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki anak. k Anjuran anak ikuti kegiatan di lingkungan rumah. l Kembangkan hoby yang positif. mBerikan pendidikan agama sejak dini. 2 Pendidikan formal Sekolah bisa dikatan sebagai lingkungan kedua bagi anak, dimana sekolah merupakan lingkungan yang paling berperan bagi

Dokumen yang terkait

RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOUR THERAPY (REBT) UNTUK MENANGANI GANGGUAN DEPRESI

6 41 20

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI POKOK KEANEKARAGAMAN HAYATI (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Seputih Raman Tahun Ajaran 2011/

0 6 70

PEGARUH IKLAN POLITIK DI TELEVISI TERHADAP SIKAP PEMILIH PEMULA PADA PEMILIHAN UMUM 2014 (Studi Kelas XI SMA Negeri 1 Seputih Raman Kabupaten Lampung Tengah)

2 32 66

PENGARUH PENGGUNAAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS INKUIRI TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI JARINGAN TUMBUHAN(Studi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA Semester Ganjil SMANegeri 1 Seputih Raman TahunPelajaran 2013/2014)

1 19 46

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN (Studi Experimen Pada Siswa Kelas X Semester Genap SMAN 1 Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2012

0 20 162

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Seputih Raman Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 10 51

RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOR THERAPY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN KORBAN BULLYING PADA SISWA SMA

2 5 10

PENERAPAN MODEL KONSELING RATIONAL EMOTIVE THERAPY UNTUK MENGATASI KECEMASAN SISWA KELAS XI IPASMA 1 MEJOBO KECAMATAN MEJOBO KABUPATEN KUDUS TAHUN PELAJARAN 20112012

0 1 19

STUDI KASUS PENERAPAN MODEL KONSELING RATIONAL EMOTIVE THERAPY UNTUK MENGATASI KESULITAN MENYESUAIKAN DIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP 3 BAE KUDUS TAHUN 20112012

0 1 16

EFEKTIVITAS RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOUR THERAPY BERDASARKAN PROFILE MULTIMODAL THERAPY PADA KLIEN SKIZOFRENIA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN PERILAKU KEKERASAN DAN HALUSINASI DI RUMAH SAKIT JIWA

1 2 8