No Peneliti
Variabel Obyek
Penelitian Hasil
3 Indarto
2011 Kantor
Akuntan Publik di
Semarang 5. Komitmen
professional berpengaruh negatif
terhadap penghentian prosedur audit.
6. Pengalaman audit berpengaruh negatif
terhadap penghentian prosedur audit tapi
secara statistik tidak Signifikan.
7. Kesadaran etis berpengaruh negatif
terhadap penghentian prosedur audit.
4 Wahyudi dkk
2011. Variabel Y :
Penghentian prematur atas
prosedur audit Variabel X:
1 Urutan prioritas 2 Time pressure
3 Risiko Audit 4 Materialitas
5 Prosedur review
dan kontrol
kualitas yang
dilakukan KAP. 6 Komitmen
Profesional Kantor
Akuntan Publik
di DKI
Jakarta 1. Telah terjadi urutan
prioritasranking dari prosedur audit yang
dihentikan secara prematur
2. Time Pressure tidak berpengaruh pada
Penghentian prematur atas prosedur audit
3. Risiko Audit tidak berpengaruh pada
Penghentian prematur atas prosedur audit
4. Materialitas tidak berpengaruh pada
Penghentian prematur atas prosedur audit
5. Prosedur review dan kontrol kualitas yang
dilakukan KAP tidak berpengaruh pada
Penghentian prematur atas prosedur audit.
6. Komitmen Profesional tidak
berpengaruh pada Penghentian prematur
atas prosedur audit.
No Peneliti
Variabel Obyek
Penelitian Hasil
5 Yuliana
2009 Variabel Y:
Penghentian prematur atas
prosedur audit. Variabel X :
1.Time pressure 2. Risiko Audit.
Kantor Akuntan
Publik di Kota
Palembang 1. Time Pressure dan
Risiko Audit secara simultan bersama-
sama berpengaruh Terhadap Penghentian
Prematur atas prosedur audit.
2. Time Pressure secara parsial tidak memiliki
hubungan Terhadap Penghentian Prematur
atas prosedur audit
3. Risiko Audit secara parsial berpengaruh
negatif dan signifikan Terhadap Penghentian
Prematur atas prosedur audit.
2.4 Kerangka Berpikir
Penghentian prematur atas prosedur audit adalah salah satu bentuk pengurangan kualitas audit Sari, 2009. Hal ini sesuai dengan pendiskripsian
Malone 1996 yang mengartikan penghentian prematur atas prosedur audit sebagai tindakan yang dapat mengurangi ketepatan dan keefektifan pengumpulan
bukti audit. Penghentian prematur atas prosedur audit merupakan salah satu perilaku pengurangan kualiatas audit Malone, 1996.
Penghentian prematur atas prosedur audit merupakan salah satu bentuk perilaku pengurangan kualitas audit Reduced Audit Quality RAQ.
Nugroho 2008 mengatakan bahwa penghentian prematur atas prosedur audit dapat terjadi berkenaan dengan penghentian terhadap prosedur audit yang
diisyaratkan tidak melakukan pekerjaan secara lengkap dan mengabaikan
prosedur audit tetapi auditor berani mengungkapkan opini atas laporan keuangan yang diauditnya.
Raghunathan 1991 menyatakan bahwa penghentian prematur atas prosedur audit pada program audit sebelum menyelesaikan satu atau lebih
prosedur audit yang dibutuhkan timbul akibat time pressure. Adanya time pressure menuntut auditor untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan segera.
Sososutikno 2003 mengungkapkan, pada auditor professional mengahadapi time pressure dalam bidang pengauditan dapat menimbulkan stres yang tinggi dan
mempengaruhi sikap, niat dan perilaku auditor, selain itu mengurangi perhatian mereka terhadap aspek kualitatif dari indikasi salah saji yang potensial dalam
pelaporan keuangan. Risiko audit yang dimaksud dalam penelitian ini adalah risiko deteksi,
maksudnya menyatakan suatu ketidakpastian yang dihadapi auditor yang karena bahan bukti yang telah dikumpulkan oleh auditor tidak mampu mendeteksi adanya
salah saji yang material Weningtyas dkk 2006. Auditor dalam melaksanakan prosedur audit yang dilakukan mempunyai pilihan jika auditor menginginkan
resiko deteksi yang redah artinya auditor ingin agar semua bahan bukti yang ada dapat mendeteksi adanya salah saji yang material. Supaya dapat terdeteksi salah
saji yang material auditor perlu mengumpulkan bahan bukti yang lebih banyak dan jumlah prosedur yang lebih banyak juga sehingga kemungkinan melakukan
penghentian prematur atas prosedur audit lebih tinggi. Auditor mempunyai kecenderungan untuk menetapkan tingkat materialitas
yang melekat pada suatu prosedur audit rendah, hal ini menyebabkan adanya
kemungkinan bagi auditor untuk mengabaikan prosedur audit itu. Auditor beranggapan pengabaian yang dilakukan karena jika ditemukan salah saji dari
pelaksanaan prosedur audit nilainya tidaklah material sehingga tidak berpengaruh pada opini audit. Dari pengabaian inilah yang menyebabkan praktik penghentian
prematur atas prosedur audit Weningtyas, 2006 Time pressure
dan risiko audit pada penelitian Indarto
2011, Weningtyas dkk. 2006 dan Yuliana 2009 menunjukan hasil berpengaruh
positif dan signifikan sedangkan pada penelitian Wahyudi 2011 menunjukan hasil tidak berpengaruh signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur
audit. Dari hal tersebut peneliti ingin meneliti lebih lanjut tentang kedua variabel tersebut karena dari keempat penelitian yang dilakukan oleh Indarto 2011,
Weningtyas 2006 Yuliana 2009 serta Wahyudi 2011 terdapat ketidak konsistenan hasil penelitian yang diperoleh dan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh time pressure dan risiko audit terhadap penghentian prematur atas prosedur audit di Kantor Akuntan Publik Semarang. Variabel materialitas pada
penelitian Weningtyas dkk 2006 menunjukan hasil berpengaruh positif dan signifikan sedangkan pada penelitian Wahyudi 2011 menunjukan hasil tidak
berpengaruh signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit dari dua penelitian yang dilakukan Weningtyas dkk 2006 serta Wahyudi 2011
terdapat ketidak konsistenan maka peneliti ingin meneliti kembali variabel ini. Selain ketiga variabel tersebut peneliti ingin meneliti kembali variabel kesadaran
etis masih jarang diakukan penelitian, motif kesadaran etis akan membantu auditor dalam memprediksi suatu keputusan yang tidak terencana maupun ketika