Pengajaran Sejarah Lokal KAJIAN PUSTAKA

berinteraksi dengan peserta didik. 4 Alat dan peralatan, yaitu sumber belajar untuk produksi dan memainkan sumber-sumber lain. 5 Aktivitas, yaitu sumber belajar yang merupakan kombinasi antara suatu teknik dengan sumber lain untuk memudahkan belajar.

E. Pengajaran Sejarah Lokal

Pentingnya pengajaran sejarah lokal ini telah diakui para ahli, Kartodirdjo 1982:35 mengemukakan, bahwa sering kali hal-hal yang ada di tingkat nasional baru bisa dimengerti dengan baik ketika pemahaman tentang aspek-aspek sejarah lokal dimengerti, hal tersebut di tingkat yang lebih luas hanya memberikan gambaran dari pola-pola serta masalah- masalah umumnya, sedangkan situasinya yang lebih konkrit dan mendetail baru bisa dimengerti melalui gambaran sejarah lokal. Mempelajari sejarah lokal dapat memperkaya perbendaharaan tentang sejarah nasional, namun yang lebih penting yaitu memperdalam pengetahuan tentang dinamika sosio-kultur dari masyarakat indonesia yang majemuk ini secara rutin. Dalam hal ini yang mendapat perhatian yaitu siswa SMP dalam memahami sejarah lokal, khususnya memahami peninggalan R.A. Kartini yang ada di museum Kartini Jepara sebagai warisan sejarah lokal di Jepara. Selain itu, menjelaskan juga bahwa pentingnya mempelajari sejarah lokal, yaitu: pertama adalah untuk mengenal berbagai peristiwa sejarah di wilayah-wilayah seluruh Indonesia dengan baik dan bermakna; kedua untuk bisa mengadakan koreksi terhadap sejarah nasional; ketiga, yaitu untuk memperluas pandangan tentang dunia indonesia. http:www.kongresbud.budpar.go.idali_hadara- 1.html, diunduh tanggal 17 Desember 2012 Pengajaran sejarah di sekolah sering dianggap sebagai mata pelajaran yang membingungkan dan cenderung hafalan, pembelajaran yang demikian ini tidak efektif dan efesien karena keterampilan proses cenderung diabaikan. Dengan berfikir intuitif siswa diminta untuk mengira tetapi perkiraan yang selalu dicek dengan suatu pembuktian, dengan berfikir analitis Sukmadinata, 2001:134. Penggunaan pembelajaran yang bersifat lokal akan dituntut berfikir eksploratif dan inquiri. Siswa akan belajar dengan menggunakan proses pembelajaran yaitu dengan menguasai suatu pengetahuan dan cara menghubungkan materi yang disampaikan dengan kenyataan yang ada dalam lingkungan. Selama ini guru-guru sejarah di sekolah kurang memperhatikan peranan dan aspek sejarah lokal dalam pengajarannya. Pengajaran sejarah yang selama ini masih bersifat monoton, hendaknya mendapat perhatian khusus untuk lebih ditingkatkan guna penghayatan bagi peserta didik yang merupakan pangkal bagi usaha untuk menumbuhkan kesadaran nasional, kesadaran sejarah ini akan menimbulkan hakekat dan makna sejarah bagi masa kini dan masa datang.

F. Biografi R.A. Kartini