PENGARUH PERBEDAAN HASIL QUICK COUNT PILPRES 2014 TERHADAP ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY SAHAM PERUSAHAN MEDIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (Event Study)

(1)

ABSTRAK

PENGARUH PERBEDAAN HASIL QUICK COUNT PILPRES 2014 TERHADAP ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY

SAHAM PERUSAHAN MEDIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

(Event Study)

Oleh

LINTANG DAMARJATI

Tujuan utama dari penelitian ini adalah meneliti pengaruh peristiwa perbedaan pengumuman hasil quick count Pilpres 2014 terhadap Abnormal Return dan Trading Volume Activity antara sebelum dan sesudah peristiwa pengumuman hasil quick count Pilpres 2014

Penelitian ini menggunakan metode event study terhadap lima perusahaan media yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia . Teknik pengambilan sampel penelitian ini menggunakan dengan metode purposive sampling dan meggunakan Capital Asset Pricing Model untuk menghitung abnormal return. Periode estimasi yang

digunakan adalah 40 hari,sedangkan periode peristiwa dalam penelitian ini adalah 21 hari, yaitu 10 hari sebelum tanggal peristiwa, event date, dan 10 hari sesudah pengumuman.

Hasil analisis yang diperoleh yaitu pada hipotesis pertama tidak terdapat pengaruh signifikan pada rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman hasil quick count Pilpres 2014. Sedangkan hipotesis kedua menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan pada rata-rata trading volume activity


(2)

sebelum dan sesudah pengumuman hasil quick count Pilpres 2014.Oleh karena itu, peristiwa perbedaan pengumuman hasil quick count Pilpres 2014 tidak memberikan perubahan yang signifikan pada kondisi perekonomian di Indonesia dan respon pasar cenderung stabil

Kata kunci : Pengumuman hasil quick count Pilpres 2014, event study,

Abnormal Return, Trading Volume Activity, Perusahaan media yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia


(3)

ABSTRACT

EFFECT OF QUICK COUNT ELECTION RESULTS DIFFERENCE TOWARDS ABNORMAL RETURN AND TRADING VOLUME ACTIVITY

ON MEDIA COMPANY LISTED IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE (Event Study)

By

LINTANG DAMARJATI

The purpose of this study is to analyze the impact on different announcement of election of president and vice president 2014 towards abnormal return, and the average trading volume activity between before and after the event of

announcement election of president and vice president 2014

This study used event study method on five broadcast company at Indonesia stock exchange. The sampling technique of this study use purposive sampling method and use capital asset pricing model to find abnormal return.Estimation period was 40 days. Event period was 21 days, they were 10 days before the event, one day at event date and 10 days after the election.

The results obtained by the analysis of the first hypothesis is there is no

significant effect on the average abnormal return before and after announcement of election of president and vice president 2014. While the second hypothesis indicates that there is no significant effect on the average of trading volume activity before and after the election. this condition did not give the significant change of economy at Indonesia. So the market responses were stable.


(4)

Keywords : announcement of election of president and vice president 2014, event study, Abnormal Return, Trading Volume Activity, Broadcast company at


(5)

PENGARUH PERBEDAAN HASIL QUICK COUNT PILPRES

2014 TERHADAP ABNORMAL RETURN DAN TRADING

VOLUME ACTIVITY SAHAM PERUSAHAN MEDIA YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

(Event Study)

Oleh

LINTANG DAMARJATI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA EKONOMI

Pada

Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(6)

(7)

(8)

(9)

RIWAYAT HIDUP

Penulis yang bernama Lintang Damarjati dilahirkan di Bandarlampung pada tanggal 30 Maret 1993, merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara, buah hati dari pasangan Bapak Ir.Andreas Dewantara dan Ir. Hariyanie Titik Astuti.

Pendidikan yang ditempuh oleh penulis yaitu pendidikan Taman Kanak-Kanan di TK Xaverius Way Halim Permai Bandar Lampung pada tahun 1997-1999, Sekolah Dasar di SD Xaverius 3 Way Halim Permai Bandar Lampung pada tahun 1999-2005, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SMP Stella Duce 2 Yogyakarta pada tahun 2005-2008, dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas di SMAN 10 Bandar Lampung pada tahun 2008-2011.

Pada tahun 2011, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung melalui Jalur SNMPTN. Selama menjadi mahasiswa penulis pernah menjadi anggota dan pengurus Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Manajemen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. Pada bulan Juli tahun 2014, Penulis mengikuti program pengabdian kepada masyarakat yaitu Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Mulyosari Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pringsewu selama 40 hari.


(10)

i

Di atas segalanya ucap syukur kepada ALLAH SWT kupersembahkan karya sederhana ini kepada:

Ayah yang menjadi alasan dan motivasiku untuk segera menyelesaikan pendidikanku dan menjadi manusia yang berhasil.

Ibu atas setiap pengorbanannya baik moril maupun materil, kasih sayang yang tidak terhingga, serta sujud dan doanya yang selalu

diucapkan demi keberhasilanku.

Kakakku yang selalu memberikan dukungan dan mengharapkan keberhasilanku.

Saudara-saudaraku yang selalu memberikan dukungan baik secara moril maupun materil serta mendoakan keberhasilanku.

Serta untuk sahabat-sahabatku dan teman-teman semuanya yang telah saling mendukung dan membantu untuk menyelesaikan

pendidikan.

Almamaterku Tercinta Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.


(11)

MOTTO

Hold yourself responsible for a higher standard than anybody expects of you.Never excuse youself.

(Henry Ward Beecher)

If you can dream it, You can do it.


(12)

ii SANWACANA

Puji syukur atas kehadirat Allah YME, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

Pengaruh Perbedaan Hasil Qucik Count Pilpres 2014 Terhadap Abnormal Return dan Trading Volume Activity Saham Perusahaan Media yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Event Study)”. Skripsi ini adalah salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan dan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis memperoleh bantuan dan bimbingan serta petunjuk dari semua pihak. Maka dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

2. Ibu Hj. Aida Sari, S.E., M.Si., selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

3. Ibu Yuningsih, S.E., M.M., selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.


(13)

iii 4. Bapak., M.Syatibi Ch,, S.E. selaku Pembimbing Utama atas kesediaannya memberikan waktu, pengetahuan, bimbingan, saran, serta kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Prakarsa Panjinegara, S.E., M.Si., selaku Pembimbing Pendamping atas kesediaannya memberikan waktu, pengetahuan, bimbingan, saran, serta kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini.

6. Bapak Hidayat Wiweko, S.E., M.Si, selaku Penguji Utama pada ujian skripsi, atas kesediannya dalam memberikan pengarahan dan pengetahuan dalam proses penyelesaian skripsi ini.

7. Ibu Faila Shofa, S.E., M.S.M., selaku Pembimbing Akademik atas kesediaannya selama ini dalam memberikan bimbingan, kritik, dan saran dalam proses kuliah.

8. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan ilmunya serta membimbing penulis selama masa kuliah.

9. Bapak dan Ibu Staf Administrasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang telah membantu penulis dalam segala proses administrasi. 10.Kedua orangtuaku tercinta, Ayah Ir. Andreas Dewantara dan Ir. Ibu Haryanie

Titik Astuti atas kasih sayang, pengorbanan, perhatian, cinta kasih, dan doa yang telah diberikan demi kesuksesan penulis.

11.Kakakku Handy Nugraha dan Andika Andriyanie, atas kasih sayang, semangat, dan motivasinya.

12.Teman- teman keluarga besar HMJ Manajemen 2009 Kak Rudi, Kak Agus, Mbak Dinda, Kak Gusti, Kak Aji. Manajemen 2010 Kak Faiz, Mbak Yolanda, Mbak Windy, Teteh, Bang Deak, Abah terimakasih atas


(14)

iv bimbingannya. Presidium 2011 Edo, Winda, Agus, Ella, Aii, Sulton, Nia, Edwar, Dwifa, RH, Tika, Daus. Adik-Adik 2012 Edo, Kris, Nanda, Hesta, Dinda, Adi, Muli, Okat, Takur, Husa, Rani, Debby, Intan, serta manajemen 2013 Ega, Lia, Didi, Rifa, Mei, Lisa, Sonda, Riki, Dwika, Dian, Bundo, Mahfud, dan seluruh anggota HMJ Manajemen yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu, terimakasih atas semua pengalaman dan dukungan.

13.Teman yang senantiasa memberikan waktu menemani lewat semangat dan doa melalui suka duka hingga penyelesaian skripsi ini Mega Fitri Nemara. 14.Teman-teman seperjuangan, Arief, Sabar, Adji Madya, Faris, Iwan, Jhonny,

Kabul, Adji Windu, Joshua, Yulius, Bianda, Ranis, Imeh, Nita, Ella, Kiki, Farras, Mentari, Mega Nanda, Annisa, Ossy, Villicita, Wayan, Ria serta seluruh teman-temanku angkatan Manajemen 2011 yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, Februari 2015 Penulis


(15)

v DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang………. 1

1.2 Perumusan Masalah………. 8

1.3 Pembatasan Masalah……… 9

1.4 Tujuan dan Kegunaan Penelitian………. 9

1.4.1 Tujuan Penelitian……….. 9

1.4.2Kegunaan Penelitian………. 10

1.5 Kerangka Pikir………. 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………. 14

2.1 Pasar Modal…..………... 14

2.2 Indeks Harga Saham……… 18

2.3 Saham………….………. 19

2.4 Efisisensi Pasar……… 19

2.5 Return Saham……….. 22

2.6 Abnormal Return………. 26

2.6.1 Jenis-Jenis Abnormal Return……… 27

2.7 Trading Volume Activity………..………... 28

2.8 Studi Peristiwa (Event Study)………... 28

2.9 Quick Count………. 30

2.10 Telaah Penelitian Terdahulu……….. 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN……….... 34

3.1 Sifat Penelitian………... 34

3.2 Jenis Data………... 34


(16)

vi

3.4 Objek Penelitian………. 35

3.5 Definisi Operasional Variabel……… 37

3.6 Alat Analisis………... 37

3.6.1 Analisis Kualitatif………….……… . 37

3.6.2 Analisis Kuantitatif……….………. 37

3.7 Pengujian Hipotesis………. 42

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………. 45

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian………... 45

4.2 Hasil Penelitian……… 46

4.2.1 Pembentukan Model Expected Return……… 46

4.2.2Pengujian Normalitas data pada Persamaan Expected Return Model CAPM………. 47

4.2.3Perhitungan Regresi ……… 50

4.2.4Hasil Analisis ActualReturn………..……… 51

4.2.5Hasil Analisis Return Ekspektasi (Expected Return)………. 53

4.2.6Hasil Analisis Abnormal Return………. 55

4.2.7Hasil Analisis Average Abnormal Return……… 58

4.2.8Hasil Analisis Trading Volume Activity ………. 61

4.2.9Hasil Analisis Average Trading Volume Activity……… 63

4.2.10Hasil Analisis Pengujian dengan Paired Sample T-test…… 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……….. 71

5.1 Kesimpulan………. 71

5.2 Saran……… 72

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(17)

vii DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil Quick Count Pilpres Tahun 2014 ………….……… 4 Tabel 2. Perusahaan Media yang Terdaftar Dalam Bursa Efek Indonesia.... 6 Tabel 3. Hasil Uji Normalitas Data Pada PT Media Nusantara Citra Tbk… 48 Tabel 4. Hasil Uji Normalitas Data Pada PT Visi Media Asia Tbk…..…… 48 Tabel 5. Hasil Uji Normalitas Data Pada PT Surya Citra Media Tbk…….. 49 Tabel 6. Hasil Uji Normalitas Data Pada PT Tempo Inti Media Tbk…….. 49 Tabel 7. Hasil Uji Normalitas Data Pada PT Intermedia Capital Tbk…….. 50 Tabel 8. Hasil Return Saham sebelum dan sesudah pengumuman hasil

quick count pilpres 2014 pada perusahan media yang terdaftar

di BEI………. 52

Tabel 9. Hasil Expected Saham sebelum dan sesudah pengumuman hasil quick count pilpres 2014 pada perusahan media yang

terdaftar di BEI……….. 54 Tabel 10. Hasil Abnormal Return Saham pada perusahaan media

sebelum pengumuman hasil quick count pilpres 2014…….….. 56 Tabel 11. Hasil Abnormal Return Saham pada perusahaan media

sesudah pengumuman hasil quick count pilpres 2014…….….. 57 Tabel 12. Hasil Average Abnormal Return dan Cummulative

Average Abnormal Return sebelum dan sesudah pengumuman hasil quick count pilpres 2014 pada saham perusahaan media yang terdaftar di BEI.…….………. 59 Tabel 13. Hasil Trading Volume Activity Saham pada perusahaan

media sebelum pengumuman hasil quick count pilpres 2014… 61 Tabel 14. Hasil Trading Volume Activity Saham pada perusahaan

media sesudah pengumuman hasil quick count pilpres 2014….. 62 Tabel 15. Hasil Average Trading Volume Activity sebelum dan sesudah


(18)

viii perusahaan media yang terdaftar di BEI…….………. 64 Tabel 16. Hasil Uji Beda Dua Rata-Rata dengan Paired Sample T-Test

sebelum dan sesudah pengumuman hasil quick count pilpres 2014 pada PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN)

selama periode jendela………..….. 65 Tabel 17. Hasil Uji Beda Dua Rata-Rata dengan Paired Sample T-Test

sebelum dan sesudah pengumuman hasil quick count pilpres 2014 pada PT Visi Media Asia Tbk (VIVA)

selama periode jendela ………..….. 66 Tabel 18. Hasil Uji Beda Dua Rata-Rata dengan Paired Sample T-Test

sebelum dan sesudah pengumuman hasil quick count pilpres 2014 pada PT Surya Citra Media Tbk (SCMA)

selama periode jendela ………..….. 67 Tabel 19. Hasil Uji Beda Dua Rata-Rata dengan Paired Sample T-Test

sebelum dan sesudah pengumuman hasil quick count pilpres 2014 pada PT Tempo Inti Media Tbk (TMPO)

selama periode jendela ………..….. 68 Tabel 20. Hasil Uji Beda Dua Rata-Rata dengan Paired Sample T-Test

sebelum dan sesudah pengumuman hasil quick count pilpres 2014 pada PT Intermedia Capital Tbk (MDIA)

selama periode jendela ………..….. 68 Tabel 21. Hasil Uji Beda Dua Rata-Rata dengan Paired Sample T-Test

sebelum dan sesudah pengumuman hasil quick count pilpres 2014 pada saham perusahaan media yang terdaftar di BEI untuk average abnormal return selama periode

jendela……….…..….. 69

Tabel 22. Hasil Uji Beda Dua Rata-Rata dengan Paired Sample T-Test sebelum dan sesudah pengumuman hasil quick count

pilpres 2014 pada saham perusahaan media yang terdaftar di BEI untuk average trading volume activity selama periode


(19)

x DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Output SPSS

Lampiran 2. Perhitungan Regresi Lampiran 3. Return

Lampiran 4. Expected Return Lampiran 5. Abnormal Return

Lampiran 6. Average AbnormalReturn dan Cummulative Average AbnormalReturn

Lampiran 7. Data Hasil Analisis Trading Volume Activity Lampiran 8. Output SPSS


(20)

ix DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Pergerakan Harian Harga Saham Perusahan Media yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia April –July 2014………… 7 Gambar 2. Kerangka Pemikiran……… 12 Gambar 3. Bentuk Efisiensi Pasar……….... 22 Gambar 4.Grafik Pergerakan Harian Harga Saham Perusahan Media

yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia April –July 2014……. 36 Gambar 5.Periode Estimasi dan Event Window Penelitian Peristiwa

Hasil Quick Count Pilpres 2014……….... 36 Gambar 6. Grafik Average Abnormal Return Sebelum dan Sesudah

pengumuman perbedaan hasil quick count pilpres 2014 pada sahamperusahaan media yang terdaftar di BEI ……….. 60


(21)

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pasar modal adalah salah satu proses bisnis yang paling kompleks. Pengertian pasar modal menurut Undang-undang Pasar Modal no.8 tahun 1995 yaitu pasar modal sebagai suatu kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang

diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.

Kegiatan perdagangan di bursa saham seperti jual-beli efek, adalah bagian dari aktivitas ekonomi. Saham merupakan surat bukti bahwa kepemilikan atau aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Dalam memiliki saham suatu perusahaan, maka investor mempunyai hak terhadap pendapatan dan kekayaan perusahaan. Saham merupakan salah satu jenis sekuritas yang cukup popular yang diperjualbelikan di pasar modal. (Tandellin, 2001)

Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham dapat dibagi

menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam dan dapat dikendalikan oleh perusahaan. Faktor


(22)

2

eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar dan tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan. Faktor eksternal antara lain: pengumuman dari pemerintah seperti perubahan suku bunga tabungan, pengumuman hukum, pengumuman industri sekuritas seperti volume atau harga saham perdagangan, dan gejolak politik dalam negeri.

Seiring dengan perkembangan pasar modal di Indonesia, pasar modal sebagai suatu instrumen ekonomi akan mudah dipengaruhi oleh lingkungan, salah satunya lingkungan politik. Kondisi lingkungan politik seperti adanya pergantian

pemerintahan, kerusuhan politik, peperangan, atau peristiwa lain yang berkaitan dengan kestabilan perekonomian negara dapat menjadi faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan pasar modal.

Peristiwa politik yang terjadi di sebuah negara merupakan suatu hal menarik untuk diamati karena mempunyai pengaruh terhadap berbagai macam aspek, diantaranya adalah terhadap kondisi perekonomian negara. Kondisi politik dan ekonomi yang kondusif merupakan salah satu faktor penunjang keberhasilan pasar modal. Keamanan serta stabilitas politik yang baik akan menciptakan ruang bagi pemulihan ekonomi dan investasi di Indonesia.

Penelitian event study mengamati pengaruh sebuah peristiwa terhadap aktivitas saham. Event study merupakan sebuah study yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa yang informasinya dipublikasikan sebagai pengumuman. Event study dapat digunakan untuk menguji kandungan infomasi (information content) dari suatu pengumuman dan dapat juga untuk menguji efesiensi pasar berbentuk setengah kuat. (Jogiyanto, 2000)


(23)

3

Banyak kejadian yang dapat mempengaruhi harga saham di pasar saat peristiwa tersebut terjadi. Peristiwa-peristiwa tersebut memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Ada peristiwa yang dapat berpengaruh lamban terhadap harga saham, yang biasanya disebut Corporate Action . Tetapi ada juga peristiwa yang berdampak drastis dan seketika terhadap harga saham di pasar. Peristiwa ini tidak terjadi secara berulang setiap tahun akan tetapi dapat terjadi sewaktu-waktu, dan peristiwa ini disebut insidentil. (Mohammad Samsul, 2006) Peristiwa pemilihan Presiden merupakan salah satu peristiwa insidentil yang tidak terjadi secara berulang setiap tahunnya akan tetapi dapat terjadi sewaktu-waktu.

Pemilihan Presiden dan wakil presiden tahun 2014 merupakan salah satu peristiwa politik yang diduga mempunyai kandungan informasi yang dapat mempengaruhi pasar saham. Pemilihan presiden dan wakil presiden Republik Indonesia tahun 2014 (bisa disingkat pilpres 2014) diselenggarakan untuk memilih presiden dan wakil presiden Indonesia periode 2014 – 2019 yang diikuti oleh dua kandidat calon presiden dan wakil presiden. Dua kandidat tersebut adalah pasangan Prabowo-Hatta dan Jokowi-Jusuf Kalla. Pemungutan suara diselenggarakan pada 9 Juli 2014.

Seiring berkembangnya waktu, hasil dari pemungutan suara pemilu dapat diperoleh dengan cepat. Model pengumpulan data dengan perhitungan cepat (quick count) untuk mengetahui hasil dari pemilu terus berkembang. Quick count merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan setelah pemilihan.

Quick count telah diterapkan di Indonesia sejak 1997 oleh LP3EI (Lembaga pelatihan, penelitian, penerangan, ekonomi, dan sosial),kemudian pada saat


(24)

4

pemilu di tahun 1999, 2004, dan 2009. Quick count dapat memprediksi hasil pemilu dengan persentase mendekati dengan hasil real count yang di umumkan oleh lembaga pemilihan umum.

Quick count pilpres 2014 memang tidak mengintervensi pasar modal secara langsung, namun peristiwa tersebut merupakan salah satu informasi yang beredar dan digunakan oleh pelaku pasar modal untuk memprediksi ekonomi ke depan yang akan menentukan return yang diharapkan. Informasi tentang quick count pilpres 2014 mempengaruhi pengambilan keputusan investor di pasar modal.

Hitung cepat (quick count) dilakukan untuk mengetahui hasil pilpres 2014. Hasilnya dapat diketahui beberapa jam setelah pemungutan suara berakhir.

Tabel 1. Hasil Quick Count Pilpres Tahun 2014 Pasangan Capres dan

Cawapres Lembaga Survei Quick Count

Prabowo-Hatta Rajasa Jokowi-Jusuf Kalla

Indikator Politik Indonesia 47,20 % 52,47%

Litbang Kompas 47,66 % 52,34 %

RRI 47,29 % 52,71 %

LSI 46.43 % 53,37 %

Cyrus-CSIS 47,9 % 52,1 %

SMRC 47,09 % 52,91 %

Populi Center 49,03 % 50,95 %

Puskaptis 52,05 % 47,94 %

JSI 50,14 % 49,86 %

LSN 50,56 % 49,44 %

IRC 51,11 % 48,89 %


(25)

5

Berdasarkan Tabel 1 dapat disimpulkan terdapat empat (Puskaptis, JSI, LSN, IRC) lembaga survey yang memenangkan Prabowo - Hatta Rajasa sedangkan tujuh (Populi Center, SMRC, Cyrus-CSIS, LSI, RRI, Litbang Kompas, Indikator Politik Indonesia) memenangkan pasangan Jokowi - Jusuf Kalla.

Munculnya perbedaan tersebut membuat kebingungan di masyarakat karena berdasarkan pemilu tahun 2005 dan 2009 belum pernah terjadi perbedaan hasil quick count. Dan peran media sebagai wadah informasi untuk menyebarluaskan hasil quick count turut membantu mempercepat tersebarnya berita tersebut.

Berbeda dengan pemilu-pemilu sebelumnya peran serta media pada pemilu 2014 kali ini memiliki peranan penting sebagai wadah untuk berkampanye oleh masing-masing calon presiden dan wakil presiden. Melalui media, masyarakat dapat dengan mudah mengakses informasi mengenai pilpres 2014. Informasi yang berkembang melalui jaringan telekomonikasi seperti internet, surat kabar, majalah dan televisi bergerak sangat cepat. Hasil perhitungan cepat (quick count) yang disiarkan melalui media memberi kontribusi besar pada Pilpres 2014. Perusahaan media yang terjun dalam pertelevisian dan surat kabar serta majalah, bekerja sama dengan lembaga-lembaga survey yang ada di Indonesia untuk ikut berpartisipasi melihat siapakah pemenang dalam pilpres 2014 melalui hasil quick count yang dilaksanakan tanggal 9 Juli 2014.


(26)

6

Tabel 2. Perusahaan Media yang Terdaftar Dalam Bursa Efek Indonesia

No Kode Nama Emiten Keterangan Sektor di BEI

1. MDIA PT Intermedia Capital Tbk Perdagangan, Jasa, dan Investasi

2. SCMA PT Surya Citra Media Tbk Perdagangan, Jasa, dan Investasi

3. TMPO PT Tempo Inti Media Tbk Perdagangan, Jasa, dan Investasi

4. VIVA PT Visi Media Asia Tbk Perdagangan, Jasa, dan Investasi

5. MNCN PT Media Nusantara Citra Tbk Perdagangan, Jasa, dan Investasi

Sumber : www.sahamok.com , www.finance.yahoo.com

Media pertelevisian yang ikut andil dalam penyiaran quick count Pilpres 2014 adalah TVRI, KOMPAS TV, MNC TV, RCTI, GLOBAL TV, METRO TV, TRANS TV, SCTV dan TV ONE. TVRI, KOMPAS TV, dan METRO TV bekerja sama dengan lembaga survey seperti Indikator Politik Indonesia, RRI, Litbang Kompas, LSI, Cyrus-CSIS, SMRC, dan Populi Center. Sedangkan MNC TV, RCTI, GLOBAL TV, dan TV ONE bekerja sama dengan Puskaptis, JSI, LSN, dan IRC.

Berdasar Tabel 1 dapat terlihat bahwa terbentuk dua kubu media. Dimana lima media (TVRI, KOMPAS TV,METRO TV, TRANS TV, SCTV) yang bekerja sama denga tujuh lembaga survey memenangkan pasangan presiden dan wakil presiden Jokowi - Jusuf Kalla, sedangkan empat media lain (MNC TV, RCTI, GLOBAL TV, TV ONE) yang bekerja sama dengan 4 lembaga survey


(27)

7

memenangkan pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo - Hatta Rajasa.

Setelah hasil pengumuman quick count pada tanggal 9 Juli 2014 sebagian saham perusahaan media yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami penurunan. Apakah penurunan tersebut terjadi disebabkan oleh peristiwa

pengumuman quick count. Dimana media pertelevisian seperti MNC TV, RCTI, GLOBAL TV dimiliki oleh PT Media Nusantara Citra Tbk, media TV ONE dimiliki oleh PT Visi Media Asia Tbk dan media SCTV, Indosiar dimiliki oleh PT Surya Citra Media Tbk dan majalah politik TEMPO yang dimiliki oleh PT

Tempo Inti Media Tbk

Gambar 1. Pergerakan Harian Harga Saham Perusahan Media yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia April –July 2014


(28)

8

Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh perbedaan hasil quick count terhadap abnormal return dan trading volume activity saham perusahaam media yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada saat pemilu presiden 2014. Oleh karena itu, Penelitian ini berjudul “PENGARUH PERBEDAAN HASIL QUICK COUNT PILPRES 2014 TERHADAP ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY SAHAM PERUSAHAN MEDIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA “ (Event Study)

1.2. Perumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang ada, maka permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini adalah :

1. Apakah terdapat perbedaan abnormal return pada saham perusahan media yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebelum dan sesudah perbedaan hasil quick count Pilpres 2014 ?

2. Apakah terdapat perbedaan trading volume activity pada saham perusahan media yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebelum dan sesudah perbedaan hasil quick count Pilpres 2014 ?


(29)

9

1.3. Pembatasan Masalah

Agar permasalahan yang diteliti tidak meluas, maka penulis membatasi penulisan ini pada :

 Saham yang diteliti adalah saham perusahaan media yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

 Harga saham yang digunakan adalah data harga saham harian pada saat penutupan bursa saham.

1.4. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.4.1. Tujuan Penelitian

Dari perumusan masalah di atas maka tujuan penelitian yaitu :

1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh perbedaan hasil quick count terhadap abnormal return saham perusahaan media yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada saat Pilpres 2014.

2. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh perbedaan hasil quick count terhadap trading volume activity saham perusahaan media yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada saat Pilpres 2014.


(30)

10

1.4.2. Kegunaan Penelitian

Kegunaan yang diharapkan dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah :

1. Bahan refrensi atau bukti empiris yang memperkuat penelitian-penelitian sebelumnya mengenai studi peristiwa, sehingga dapat menjadi salah satu acuan bagi pengembangan penelitian maupun pemikiran-pemikiran di bidang pasar modal.

2. Bahan pertimbangan bagi para investor dalam melakukan transaksi

perdagangan di pasar modal Indonesia, khususnya apabila terjadi peristiwa-peristiwa politik yang diperkirakan mempengaruhi pasar. Dalam hal ini peristiwa quick count pada pilpres 2014

1.5. Kerangka Pikir

Event study merupakan sebuah teknik penelitian yang memungkinkan untuk menilai dan mempelajari pengaruh dari suatu peristiwa terhadap harga saham di pasar modal. Event study juga dapat digunakan sebagai alat analisis dalam mengetahui adakah reaksi signifikan dalam pasar modal terhadap kejadian yang diperkirakan dapat mempengaruhi harga saham suatu perusahaan di pasar modal. Seperti permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini yakni untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh perbedaan hasil quick count pilpres 2014 terhadap

abnormal return dan trading volume activity saham perusahaan media yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia diteliti dengan menggunakan event study.


(31)

11

Dalam penelitian ini, untuk mencari nilai beta (β) sebagai pengukur risiko, peneliti menggunakan model CAPM (Capital Assets Pricing Model). Jangka waktu pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini antara 30 April -23 Juli 2014. Jangka waktu pengamatan ini menggunakan periode estimasi dan event window. Periode estimasi dimanfaatkan untuk menghitung return saham dari sampel dalam keadaan normal. Keadaan normal disini adalah keadaan dimana tidak terjadi suatu peristiwa tertentu, yang berpengaruh terhadap sampel saham hal ini dimanfaatkan untuk menghitung abnormal return dari sampel pada saat peristiwa berlangsung. Event window merupakan periode di dekat peristiwa itu terjadi. Jangka waktu yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 20 hari dengan periode jendela 10 hari sebelum pengumuman hasil quick count pilpres 2014 dan 10 hari sesudah pengumuman hasil quick count pilpres 2014. Dalam event study, reaksi pasar diukur dengan menggunakan abnormal return.

Besarnya pengaruh sebuah peristiwa terhadap harga saham juga diteliti dengan melihat dari perubahan trading volume activity. Perubahan volume perdagangan saham diukur dengan Trading Volume Activity (TVA) dengan membandingkan jumlah saham yang diperdagangkan periode tertentu, setelah itu rata-rata Trading Volume Activity (TVA) dalam kasus ini adalah sebelum pengumuman hasil quick count dibandingkan dengan Trading Volume Activity (TVA) sesudah

pengumuman hasil quick count. Bila terdapat perbedaan yang signifikan berarti peristiwa perbedaan hasil quick count pilpres 2014 berpengaruh terhadap volume perdagangan saham.


(32)

12

Berdasarkan latar belakang permasalahan dan tujuan yang telah dikemukakan penulis pada bagian sebelumnya, maka dapat dibuat kerangka pemikiran sebagai berikut :

Gambar 2. Kerangka Pemikiran

1.6. Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan agar dapat mengetahui apakah perbedaan hasil quick count pilpres 2014 memberikan pengaruh terhadap abnormal return dan trading volume activity saham perusahaan media yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dengan demikian, berdasarkan penjelasan latar belakang dan

Daftar Harga Saham Harian

Pengumuman hasil Quick Count Pilpres 2014

Abnormal Return Trading Volume Activity

Uji Beda Dua Rata-Rata

Sebelum Quick

Count

Sesudah Quick

Count

Sesudah Quick

Count

Sebelum Quick

Count

Uji Beda Dua Rata-Rata Perusahaan media yang terdaftar di BEI


(33)

13

permasalahan yang telah dirumuskan, maka hipotesis yang akan diteliti adalah sebagai berikut :

Hipotesis :

H1: Diduga terdapat perbedaan yang signifikan pada abnormal return saham perusahaan media yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebelum dan sesudah perbedaan pengumuman hasil quick count Pilpres 2014.

H2: Diduga terdapat perbedaan yang signifikan pada trading volume activity saham perusahaan media yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebelum dan sesudah perbedaan pengumuman hasil quick count Pilpres 2014.


(34)

14

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pasar Modal

Pasar modal merupakan pasar dari sejumlah instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjualbelikan dalam bentuk utang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah maupun swasta (Husnan, 1996). Sejalan dengan perkembangan waktu, peran pasar modal sebagai salah satu instrumen ekonomi semakin meningkat.

Menurut Sartono (1996), pasar modal adalah tempat terjadinya aset keuangan jangka panjang. Jenis surat berharga yang diperjualbelikan di pasar modal memiliki jatuh tempo lebih dari satu tahun. Pasar modal memungkinkan terpenuhinya kebutuhan dana jangka panjang untuk investasi jangka panjang dalam bentuk bangunan, peralatan, dan sarana produksi lainnya. Bentuk umum surat berharga yang diperjualbelikan di pasar modal adalah obligasi, saham

preferen, dan saham biasa. Setiap jenis instrumen pasar modal tersebut merupakan bukti kepemilikan modal dari lembaga yang mengeluarkannya yang dapat


(35)

15

Pengertian pasar modal menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang pasar modal (pasal 5 ayat 1) adalah:

Pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.

Berdasarkan pengertian tersebut, pasar modal diartikan sebagai kegiatan yang berhubungan dengan transaksi efek. Pengertian efek (pasal 1 ayat 2) adalah:

Efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek.

Sedangkan pengertian bursa efek (pasal 1 ayat 3) adalah:

Bursa efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek diantara mereka.

Dalam UU No. 8 tahun 1995 dapat dilihat perbedaan pengertian antara pasar modal dan bursa efek. Pasar modal merujuk pada kegiatan transaksi surat berharga,sedangkan bursa efek merupakan penyelenggara kegiatan yang mempertemukan penawaran dan permintaan surat berharga. Di Bursa Efek Indonesia, penyelenggara kegiatan pasar modal adalah pihak swasta, sedangkan pemerintah hanya mengawasi kegiatan di pasar modal melalui Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM).


(36)

16

Pasar modal mempunyai posisi strategis dalam pembangunan ekonomi nasional. Salah satu peran pasar modal dalam pengembangan ekonomi Indonesia adalah sebagai salah satu sumber pembiayaan eksternal bagi perusahaan. Menurut Tandelilin (2001), seiring dengan masih terbukanya peluang peningkatan peran pasar modal, perlu kiranya dilakukan usaha-usaha peningkatan peran pasar modal dalam perekonomian nasional.

Disamping sebagai sumber pendanaan eksternal, pasar modal juga memberikan manfaat lainnya bagi masyarakat pemodal, perusahaan, serta perekonomian nasional. Menurut Katoppo (1997), terdapat sepuluh manfaat dari pasar modal, yaitu:

1. Memberi kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dan berprospek.

2. Sebagai alternatif investasi yang memberikan potensi keuntungan dengan risiko yang dapat diperhitungkan melalui keterbukaan, likuiditas, dan diversifikasi investasi.

3. Membina iklim keterbukaan bagi dunia usaha dan memberikan akses kontrol sosial.

4. Menegaskan bahwa pengelolaan perusahaan dengan iklim keterbukaan mendorong pemanfaatan manajemen profesional.

5. Manajemen profesional akan menghilangkan insentif mempertahankan mayoritas kepemilikan.

6. Menyediakan sumber pembiayaan jangka panjang bagi dunia usaha, sekaligus memungkinkan alokasi sumber dana yang optimal.


(37)

17

7. Sebagai leading indicator bagi tren perekonomian negara.

8. Menyebarkan kepemilikan perusahaan sampai lapisan masyarakat menengah.

9. Penyebaran kepemilikan, keterbukaan, dan profesionalisme, serta menciptakan iklim berusaha yang sehat.

10. Menciptakan lapangan kerja dan profesi yang menarik.

Menurut Tandelilin (2001), pasar modal berperan sebagai lembaga intermediaries keuangan antara investor di satu sisi sebagai pihak yang memiliki dana dan perusahaan emiten di sisi lain sebagai pihak yang memerlukan dana. Dalam hal ini, pasar modal menjembatani aliran dana dari investor kepada perusahaan emiten dan transaksi antar investor yang melakukan jual beli saham. Bagi perusahaan, kehadiran pasar modal merupakan alternatif sumber dana yang memungkinkan perusahaan memperoleh sejumlah dana dari masyarakat. Dana tersebut sangat penting bagi perusahaan untuk memperbaiki struktur modalnya dan untuk membiayai perluasan usaha.

Peran pasar modal dalam perekonomian Indonesia menjadi semakin penting, karena kebutuhan dana yang diperlukan untuk mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi semakin besar. Kemampuan pasar untuk berkembang agar dapat

meningkatkan intermediasi dana dengan lebih efisien, perlu didukung oleh lembaga keuangan di bawah pasar modal, yaitu perusahaan sekuritas dan reksa dana yang handal dan efisien, serta manajemen bursa yang efisien dengan dukungan otoritas pasar modal yang kondusif terhadap perkembangan pasar modal (Harianto dan Sudomo, 1998).


(38)

18

2.2. Indeks Harga Saham

Indeks harga saham menurut www.idx.co.id (2014) adalah indikator atau cerminan pergerakan harga saham. Indeks harga saham merupakan salah satu pedoman bagi investor dalam melakukan investasi di pasar modal khusunya saham. Saat ini Bursa Efek Indonesia memiliki 11 jenis indeks harga saham, yang secara terus menerus disebarluaskan melalui media cetak maupun elektronik. Indeks – indeks tersebut adalah (www.idx.co.id,2014) : Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Indeks Sektoral, Indeks LQ45, Jakarta Islamic Index (JII), Indeks Kompas100, Indeks BISNIS-27, Indeks PEFINDO25, Indeks

SRI-KEHATI, Indeks Papan Utama, Indeks Papan Pengembangan, Indeks Individual. Menurut www.idx.co.id (2014) IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan)

menggunakan semua perusahaan tercatat sebagai komponen perhitungan indeks. Agar IHSG dapat menggambarkan keadaan pasar yang wajar, Bursa Efek Indonesia berwenang mengeluarkan dan atau tidak memasukkan satu atau beberapa Perusahaan Tercatat dari perhitungan IHSG. Dasar pertimbangannya antara lain, jika jumlah saham Perusahaan Tercatat yang dimiliki oleh publik (free float) relatif kecil sementara kapitalisasi pasarnya cukup besar, sehingga harga saham Perusahaan Tercatat tersebut berpotensi mempengaruhi kewajaran pergerakan IHSG.


(39)

19

2.3. Saham

Saham didefinisikan sebagai surat berharga sebagai bukti penyertaan atau pemilikan individu maupun institusi dalam suatu perusahaan (Pandji Anoraga ,2006). Menurut Jogiyanto (2000) Harga dasar suatu saham sangat erat kaitannya dengan harga pasar suatu saham. Harga dasar suatu saham dipergunakan di dalam perhitungan indeks harga saham. Harga saham adalah harga yang terbentuk di pasar jual beli saham. Kebanyakan harga saham berbeda dengan nilai saham, makin sedikit informasi yang bisa diperoleh untuk menghitung nilai saham, makin jauh perbedaan tersebut.

2.4. Efisiensi Pasar

Hasil penelitian yang dilakukan Maurice Kendall (1953) yang terdapat dalam literatur Mohamad Samsul (2006) menyatakan bahwa pola harga saham tidak dapat diprediksi (unpredictable) karena bergerak secara acak (random walk). Harga saham bergerak secara acak berarti bahwa fluktuasi harga saham

tergantung pada informasi baru yang akan diterima, tetapi informasi tersebut tidak diketahui kapan akan diterimanya sehingga informasi baru dan harga saham itu disebut unpredictable.

Harga saham di pasar merupakan harga konsensus diantara para investor, dan harga suatu saham dapat terjadi beberapa kali dalam satu hari dengan rentang lebar antara harga pasar terendah dan harga pasar tertinggi. Rentang harga pasar yang lebar mengindikasikan bahwa harga pasar tidak mencerminkan semua


(40)

20

informasi yang diperoleh investor atau dengan kata lain, pasar tidak efisien. Dalam pasar yang efisien, fluktuasi harga sangat tipis. Perbandingan antara harga saham di pasar dan nilai intrinsik saham mencerminkan tingkat efisiensi pasar.

Tingkatan efisiensi pasar menurut Profesor Equne Fama (1997) yang dijelaskan oleh Mohamad Samsul (2006), ada tiga tingkatan yaitu :

1. The Weak Efficient Market Hypothesis

Efisiensi pasar dikatakan lemah (weak-form) karena dalam proses pengambilan keputusan jual – beli saham investor menggunakan data harga dan volume masa lalu. Berdasarkan harga dan volume masa lalu itu berbagai model analisis teknis digunakan untuk menentukan harga, arah harga apakah akan naik atau akan turun. Apabila arah harga akan naik maka diputuskan untuk membeli. Apabila arah harga akan turun, diputuskan untuk menjual. Analisis teknis mengasumsikan bahwa harga saham selalu berulang kembali, yaitu setelah naik beberapa hari, pasti akan turun dalam beberapa hari berikutnya, kemudian naik lagi dan turun lagi, demikian seterusnya.

2. The Semistrong Efficient Market Hypothesis

Efisiensi pasar dikatakan setengah kuat (semistrong-form) karena dalam proses pengambilan keputusan jual – beli saham investor menggunakan data harga masa lalu, volume masa lalu, dan semua informasi yang dipublikasikan seperti laporan keuangan, laporan tahunan, pengumuman bursa, informasi keuangan internasional, peraturan perundangan pemerintah, peristiwa politik, dan lain


(41)

21

sebagainya yang dapat mempengaruhi perekonomian nasional. Ini berarti investor menggunakan gabungan antara analisis teknis dan analisis fundamental dalam proses menghitung nilai saham, yang akan dijadikan sebagai pedoman dalam tawaran harga beli dan tawaran harga jual.

3. The Strong Efficient Market Hypothesis

Efisiensi pasar dikatakan kuat (strong-form) karena investor

menggunakan data yang lebih lengkap, yaitu: harga masa lalu, volume masa lalu, informasi yang dipublikasikan, dan informasi privat yang tidak dipublikasikan secara umum. Penghitungan harga estimasi dengan menggunakan informasi yang lebih ini diharapkan akan menghasilkan keputusan jual – beli saham yang lebih tepat dan return yang lebih tinggi. Berikut ini adalah beberapa indikator efisiensi pasar bentuk kuat :

a. Keuntungan yang diperoleh sangat tipis akibat gejolak harga yang rendah.

b. Harga pasar mendekati harga intrinsik perusahaan.

c. Informasi simetris bahwa investor memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh informasi.

d. Kemampuan analisis investor relatif tidak berbeda. e. Pasar bereaksi cepat terhadap informasi baru.


(42)

22

Bentuk efisiensi pasar (Mohamad Samsul, 2006) :

Gambar 3. Bentuk Efisiensi Pasar

2.5. Return Saham

Menurut Tandelilin (2001) ,Return merupakan keuntungan yang diperoleh oleh investor dari investasi. Suatu hal yang sangat wajar jika investor menuntut tingkat return tertentu atas dana yang telah diinvestasikannya. Dalam konteks manajemen investasi, perlu dibedakan antara return ekpektasi (expected return) dan return yang terjadi (realized return). Return yang terjadi atau return realisasi merupakan tingkat return yang telah diperoleh investor. Sedangkan return yang diharapkan merupakan tingkat return yang diantisipasi investor di masa datang, jadi sifatnya belum terjadi. Return realisasi merupakan capital gain/loss yaitu selisih antara harga saham periode saat ini (Pit)dengan harga saham pada periode sebelumnya

(Pit-1). Secara matematis return realisasi dapat diformulasikan sebagai berikut

(Jogiyanto, 2000).

Strong – Form

Semistrong – Form


(43)

23

Keterangan :

R = Tingkat pengembalian ( return ) saham Pit = Harga saham pada periode t

Pit-1 = Harga saham pada periode sebelumnya t-1

Sedangkan return yang diharapkan dapat dihitung menggunakan beberapa model estimasi:

1. Mean Adjusted Model

Model disesuaikan rata – rata (mean adjusted model) ini menganggap bahwa return ekspektasi bernilai konstan yaitu sebesar nilai rata – rata return actual sebelumnya selama periode estimasi, sebagai berikut :

E [Ri.t] =

keterangan :

E [Ri.t] = return ekspetasi sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t Ri,j = return realisasi sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-j T = Lamanya periode estimasi yaitu dari t1 sampai dengan t2

Periode estimasi (estimation periode) umumnya merupakan periode sebelum peristiwa. Periode peristiwa (event period) disebut juga dengan periode pengamatan atau jendela peristiwa (event window).


(44)

24

2. Market Model

Perhitungan return ekspektasi dengan model pasar (market model) ini dilakukan dengan dua tahap, yaitu :

1. Membentuk model ekspektasi dengan menggunakan data realisasi selama periode estimasi.

2. Menggunakan model ekspektasi ini untuk mengestimasi return ekspektasi di periode jendela.

Model ekspektasi dapat dibentuk menggunakan teknik regresi OLS (Ordinary Least Square) dengan persamaan :

Ri,j = αi + βi. Rm,j Keterangan :

Ri,j = return realisasi sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j

αi = intercept untuk sekuritas ke-i

βi = koefisien slope yang merupakan Beta dari sekuritas ke-i Rm,j = return indeks pasar pada periode estimasi ke-j

3. Market Adjusted Model

Model ini menganggap bahwa penduga yang terbaik untuk

mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut. Dengan menggunakan model ini, maka tidak perlu menggunakan periode estimasi untuk membentuk model estimasi karena return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan indeks pasar. Indeks pasar yang dapat dipilih untuk pasar BEI misalnya


(45)

25

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Return indeks pasar bisa dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut :

E(Ri,t) = Keterangan :

E(Ri,t) = return pasar

IHSGt = indeks harga pasar pada periode t

IHSGt-1 = indeks harga pasar pada periode sebelumnya

4. Capital Asset Pricing Model (CAPM)

Expected return diukur dengan mempertimbangkan return pasar dan suku bunga bebas resiko. Model CAPM yang digunakan sebagai dasar perhitungan expected return adalah sebagai berikut :

E(Ri) = R1 + β (Rm – rf) Keterangan :

Rf = Tingkat bunga bebas risiko (risk free rate)

Rm = return pasar

β = beta masing – masing saham yang dihitung dengan menggunakan interpolasi dengan menggunakan data return harian.

Return saham harian dan return pasar harian dihitung berdasarkan formula tradisional, yaitu presentase selisih dari nilai periode t terhadap nilai periode t-1 dibagi nilai periode t-1 dan hasilnya dikalikan dengan seratus persen. Abnormal


(46)

26

return saham merupakan selisih antara return sesungguhnya (actual return) dan return yang diharapkan (expected return). Abnormal return bisa bernilai positif atau negatif.

2.6. Abnormal Return

Menurut Jogiyanto (2000), abnormal return merupakan kelebihan return yang sesungguhnys terjadi terhadap return normal. Abnormal return adalah selisih antara return aktual dan return yang diharapkan (expected return) yang dapat terjadi sebelum informasi resmi diterbitkan atau telah terjadi kebocoran informasi sesudah informasi resmi diterbitkan (Mohamad Samsul, 2006). Menurut

Mohamad Samsul (2006), Untuk menghitung abnormal return dari saham i pada hari ke t digunakan formula sebagai berikut :

ARi,t = Ri,t – E (Ri.t) Keterangan :

ARi,t = abnormal return sekuritas ke-i pada peristiwa ke t

Ri,t = actual return untuk sekuritas ke-i pada peristiwa ke t


(47)

27

2.6.1. Jenis – jenis Abnormal Return (Mohamad Samsul, 2006) Abnormal return dapat diklasifikasikan menjadi 4 kelompok :

a. Abnormal Return (AR)

Abnormal return terjadi setiap hari pada setiap jenis saham, yaitu selisih antara return aktual dan return ekspetasi yang dihitung secara harian. Karena dihitung secara harian, maka dalam suatu window period dapat diketahui abnormal return tertinggi atau terendah, dan dapat juga diketahui pada hari ke-berapa reaksi paling kuat terjadi pada masing-masing jenis saham.

b. Average Abnormal Return (AAR)

Average abnormal return merupakan rata – rata abnormal return (AR) dari semua jenis saham yang sedang dianalisis secara harian. AAR dapat

menunjukkan reaksi paling kuat, baik positif maupun negatif, dari keseluruhan jenis saham pada hari – hari tertentu selama window period. c. Cummulative Abnormal Return (CAR)

Cummulative Abnormal Return merupakan kumulatif harian AR dari hari pertama sampai dengan hari – hari berikutnya setiap jenis saham.Jadi CAR selama periode sebelum peristiwa terjadi akan dibandingan dengan CAR selama periode setelah peristiwa terjadi.

d. Cummulative Average Abnormal Return (CAAR)

Cummulative Average Abnormal Return merupakan kumulatif harian AAR mulai dari hari pertama sampai dengan hari – hari berikutnya. Dari grafik CAAR harian ini dapat diketahui kecenderungan kenaikan atau penurunan yang terjadi selama window period, sehingga dampak positif atau negatif


(48)

28

dari peristiwa tersebut terhadap keseluruhan jenis saham yang diteliti juga dapat diketahui.

2.7. Trading Volume Activity

Volume perdagangan saham salah satu indikator yang digunakan untuk melihat reaksi pasar terhadap kejadian atau informasi yang berkaitan dengan suatu saham. Perubahan volume perdagangan diukur dengan aktivitas volume perdagangan saham yang diukur dengan Trading Volume Activity (TVA). TVA merupakan perbandingan antara jumlah saham yang diperdagangkan pada waktu tertentu dengan jumlah saham perusahaan yang beredar pada periode tertentu. Besar kecilnya perubahan rata-rata TVA antara sebelum dan sesudah pemecahan saham merupakan ukuran besar kecilnya akibat yang ditimbulkan oleh adanya

pemecahan saham terhadap volume perdagangan saham. Pemecahan saham yang digunakan oleh perusahaan ketika harga sahamnya dinilai terlalu tinggi akan mempengaruhi kemampuan investor untuk membelinya akan mempunyai nilai jika terdapat perubahan dalam volume perdagangan sahamnya. Besar kecilnya pengaruh pemecahan saham terhadap volume perdagangan saham terlihat dari besar kecilnya jumlah saham yang diperdagangkan (Weston dan Copeland, 1997).

2.8. Studi Peristiwa ( Event Study )

Event study atau studi peristiwa merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu


(49)

29

merupakan investigasi empiris terhadap hubungan antara harga saham dengan peristiwa ekonomi. Mayangsari dan Murtanto (2002) menambahkan bahwa studi peristiwa bertujuan melihat hubungan antara suatu peristiwa yang mempengaruhi saham dan return saham tersebut serta menaksir apakah ada abnormal return yang diperoleh investor dari peristiwa tersebut

Studi peristiwa dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi dari suatu pengumuman dan dapat juga digunakan untuk menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat. Pengujian kandungan informasi dimaksudkan untuk melihat reaksi dari suatu pengumuman. Jika pengumuman mengandung informasi, maka

diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga saham para emiten yang ada di bursa. Pengukuran terhadap reaksi ini bisa menggunakan return sebagai nilai perubahan harga atau dengan menggunakan abnormal return. Jika menggunakan abnormal return, maka dapat dikatakan bahwa suatu

pengumuman yang mengandung kandungan informasi akan memberikan abnormal return kepada pasar.

Melalui studi peristiwa diketahui bahwa selain informasi keuangan, informasi non-keuangan juga memiliki kandungan informasi. Ferere & Renneboog (2000) menemukan bukti bahwa harga saham bereaksi terhadap pengumuman pergantian Chief Executive Officer Chen (2001) menguji reaksi pasar terhadap pengumuman sertifikasi ISO dan hasilnya menunjukkan harga saham perusahaan penerima penghargaan tersebut meningkat. Penelitian lain yang membuktikan bahwa informasi non-keuangan memiliki kandungan informasi juga dilakukan oleh Mayangsari dan Murtanto (2002) .Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat


(50)

30

disimpulkan bahwa peristiwa yang berhubungan dengan perusahaan emiten memiliki kandungan informasi sehingga menimbulkan reaksi di pasar modal.

2.9 Quick Count

Hasil dari suatu pemilihan dapat diketahui melalui metode quick count, survey, dan exit poll. Quick count adalah metode untuk mengetahui hasil pemilu dengan cara sampling yang dilakukan terhadap sampel TPS. TPS dipilih secara acak dan perolehan suara tiap kandidat diakumulasikan, dibobotkan, dan kemudian

diumumkan. Quick count merupakan prediksi hasil pemilu berdasarkan fakta bukan berdasarkan opini. Oleh karena itu, quick count tidak sama dengan jajak pendapat terhadap pemilih yang baru saja mencoblos atau exit poll.

Survey adalah cara untuk mengetahui tren pemilih pemilu dengan cara sampling. Sampel dipilih secara random dan diberikan beberapa poin pertanyaan, baik secara tertulis, lisan, langsung tatap muka, maupun melalui telepon dan media interaksi yang lain. Survey dilakukan sebelum adanya pemungutan suara, digunakan untuk mengetahui tren pemilih dan tingkat keterpilihan (electability) kandidat, sehingga sifatnya adalah opini calon pemilih.

Exit poll adalah cara untuk mengetahui hasil pemilu dengan cara memberikan pertanyaan kepada pemilih yang baru saja keluar dari tempat pemungutan suara. Seperti halnya dengan survey, responden dan TPS dipilih secara acak dan kemudian diakumulasikan hasilnya, dibobotkan, dan kemudian diumumkan (deteksi.info).


(51)

31

Quick count tidak berdasarkan pada suatu opini, melainkan berbasis pada fakta lapangan, yaitu perolehan suara di TPS. Organisasi yang melakukan quick count mengumpulkan data dari tiap TPS dan berusaha melakukan penghitungan cepat dari daerah pantauan yang dipilih secara acak. Para pemantau berada di TPS dan melaporkan secara langsung proses pemungutan dan penghitungan surat suara.

Estimasi quick count akan akurat apabila mengacu pada metodologi statistik dan penarikan sampel yang tepat serta diimplementasikan secara konsisten di

lapangan. Kekuatan quick count juga sangat tergantung pada identifikasi terhadap berbagai faktor yang berdampak pada distribusi suara dalam populasi suara pemilih. Apabila pemilu berjalan lancar tanpa kecurangan, akurasi quick count dapat disandarkan pada perbandingannya dengan hasil resmi KPU. Namun, apabila pemilu berjalan penuh kecurangan, maka hasil quick count dapat dikatakan kredibel meskipun hasilnya berbeda dengan hasil resmi KPU. Oleh karena itu, quick count biasanya diiringi dengan kegiatan lain yaitu pemantauan yang juga menggunakan metode penarikan sampel secara acak.

2.10. Telaah Penelitian Terdahulu

Berbagai penelitian terdahulu telah dilakukan untuk menguji efisiensi pasar modal maupun untuk menguji kandungan informasi dari suatu peristiwa dengan

menggunakan metode studi peristiwa. Peristiwa-peristiwa yang menjadi dasar penelitian bukan hanya peristiwa yang berhubungan secara langsung dengan kegiatan ekonomi tetapi juga menyangkut kegiatan non ekonomi.


(52)

32

Salah satu penelitian yang terkenal dengan menggunakan metode studi peristiwa adalah penelitian yang dilakukan Fama dkk (1969), yang meneliti mengenai penyesuaian harga saham terhadap informasi baru. Dalam penelitian tersebut disimpulkan bahwa pasar saham akan bereaksi terhadap adanya informasi (pengumuman stock split) yang tercermin dalam perubahan harga saham. Dari penelitian tersebut juga dapat dibuktikan bahwa pasar saham dalam keadaan efisien, yang ditunjukkan dengan kecepatan harga saham dalam menyesuaikan diri terhadap adanya informasi baru.

Wulandari (2009) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Perbedaan Return Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman Stock Repurchase Pada Perusahaan

Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

melihat apakah terdapat perbedaan return saham sebelum pengumuman stock repurchase dan sesudah pengumuman stock repurchase pada perusahaan yang terdaftar di BEI. Untuk mengetahui adakah perbedaan tersebut diukur

menggunakan abnormal return. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan return saham sebelum pengumuman stock repurchase dan sesudah pengumuman stock repurchase.

Dheaning Lukita (2011) melakukan penelitian event study dengan judul

“Pengaruh Pemilihan Presiden 2009 Terhadap Return Saham Indeks LQ45”. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji event study yakni apakah pasar bereaksi terhadap peristiwa politik yang cukup besar di Indonesia. Penelitian ini merupakan event study yang menggunakan abnormal return sebagai alat ukurnya. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat abnormal return pada peristiwa


(53)

33

penelitian event study yang dilakukan menggunakan berbagai event yang terkait langsung pada peristiwa ekonomi seperti penelitiaan Wulandari (2009) dan Sehingga Penelitiaan event study yang menggunakan aktivitas yang tidak terkait dengan peristiwa ekonomi sebagian besar tidak menyebabkan reaksi pasar terjadi secara signifikan.


(54)

34

III. METODE PENELITIAN

3.1. Sifat Penelitian

Penelitian ini merupakan study peristiwa ( Event Study ) yaitu sebuah teknik riset yang memungkinkan peneliti untuk menilai dampak dari suatu peristiwa tertentu terhadap harga saham perusahaan. Penelitian ini dilakukan dalam jangka waktu 20 hari dengan periode jendela selama 10 hari sebelum dan 10 hari sesudah

pengumuman hasil quick count pilpres 2014.

3.2. Jenis Data

Pada penelitian ini menggunakan jenis data sekunder yang diperoleh melalui internet untuk mendapatkan data harga saham harian yang didapat melalui situs – situs sekuritas. Data sekunder merupakan data yang tidak langsung diperoleh dari pihak pertama. Data – data yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri dari data harga penutupan saham harian ( closing price ) dan data Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) selama periode pengamatan penelitian.


(55)

35

3.3. Metode Pengumpulan Data  Penelitian Pustaka

Pada penelitian pustaka ini mengumpulkan dan membaca berbagai literatur, referensi, dan jurnal keuangan baik dalam bentuk buku, majalah, koran, dan berita yang ada di internet serta mempelajari teori – teori yang berhubungan dengan penelitian ini.

 Penelitian Lapangan

Pada penelitian lapangan dengan mengunjungi website atau situs – situs yang berhubungan dengan pasar modal Indonesia. Metode yang digunakan adalah metode dokumentasi, yakni mengumpulkan data dan melakukan pencatatan data yang diperlukan dalam penelitian ini.

3.4. Objek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah saham perusahaan media yang menyiarkan dan menampilkan hasil perhitungan quick count pilpres 2014 dan mengalami

penurunan nilai saham cukup signifikan dengan mengambil data harian dari bursa efek indonesia pada April - Juli 2014


(56)

36

Gambar 4. Grafik Pergerakan Harian Harga Saham Perusahan Media yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia April –July 2014

Jangka waktu penelitian ini adalah 60 hari dengan periode 40 hari sebelum peristiwa terjadi dan periode event window 10 hari sebelum dan 10 hari sesudah pengumuman hasil quick count pilpres 2014.

Periode Estimasi Event Date

30 Apr 14 24 Jun 14 25 Jun 14 9 Jul 14 23 Jul 14 Event Window Gambar 5. Periode Estimasi dan Event Window Penelitian Peristiwa hasil Quick


(57)

37

3.5. Definisi Operasional Variabel

1. Abnormal return adalah selisih dari actual return ( return yang

sebenarnya ) saham dengan expected return ( return yang diharapkan ) saham. ( Jogiyanto 2000 )

2. Return pasar diperoleh dari Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) . 3. Return saham diperoleh dari perkembangan harga saham harian. 4. Trading Volume Activity merupakan jumlah saham yang

diperdagangakan dalam periode tertentu.

3.6. Alat Analisis

3.6.1 Analisis Kualitatif

Analisis ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan teori – teori yang ada dan berkaitan dengan penelitian untuk menyelesaikan permasalahan serta menjelaskan permasalahan dengan data yang diperoleh.

3.6.2 Analisis Kuantitatif

1. Menghitung actual return perusahaan

Return yang sesungguhnya (actual return) adalah return yang terjadi pada waktu ke-t yang merupakan selisih harga sekarang relatif terhadap harga sebelumnya. Formulasinya adalah sebagai berikut (Jogiyanto, 2000) :


(58)

38

Keterangan :

R = Tingkat pengembalian (return) saham

Pt = Harga saham (closing price) pada hari t (dalam rupiah) Pt-1 = Harga saham closing price pada hari sebelumnya t-1 (dalam

rupiah)

2. Analisis Capital Asset Pricing Model

Model ini digunakan untuk mengetahui tingkat pengembalian yang diharapkan ( expected return ), untuk mengukur kinerja saham.Model CAPM mempunyai persamaan dasar yaitu

E(Ri) = + E(Rm) + ei (Jogiyanto, 2000) Keterangan :

E(Ri) = Hasil pengembalian yang diharapkandari saham ke-i yang mengandung resiko

αi = Tingkat keuntungan saham yang tidak dipengaruhi oleh perubahan pasar

βi = Kepekaan tingkat keuntungan saham terhadap tingkat keuntungan indeks pasar saham

E(Rm) = Hasil keuntungan pasar ei = Kesalahan acak


(59)

39

Model Capital Asset Model Pricing Model (CAPM) ini dihitung secara langsung untuk 5 sekuritas dan dicari melalui tahap-tahap sebagai berikut :

a. Mencari return saham (Jogiyanto, 2000), yaitu : Ri = 100%

Keterangan :

= Harga peiode t = Harga periode t-1

b. Mencari return pasar (Jogiyanto, 2000), yaitu :

Rm = 100%

Keterangan :

= IHSG periode t = IHSG periode t-1

c. Mencari expected return dengan menggunakan CAPM yaitu : E(Ri) = + E(Rm) + ei

Keterangan :

E(Ri) = Hasil pengembalian yang diharapkandari saham ke-i yang mengandung resiko

αi = Tingkat keuntungan saham yang tidak dipengaruhi oleh perubahan pasar


(60)

40

βi = Kepekaan tingkat keuntungan saham terhadap tingkat keuntungan indeks pasar saham

E(Rm)= Hasil keuntungan pasar ei = Kesalahan acak

d. Menghitung Abnormal Return Saham

ARi = Ri – E (Rit) ( Jogiyanto, 2000 )

Keterangan :

ARi = Abnormal Return sekuritas ke-i pada periode kebijakan ke-t

Ri = Total return yang terjadi untuk sekuritas ke-i periode kebijakan ke-t

E (Rit) = Expected Return sekuritas ke-i pada periode kebijakan ke-t.

e. Menghitung Rata – rata Abnormal return atau Average abnormal return (AAR) selama periode peristiwa.

AAR = Keterangan :

AARt = Average Abnormal Return pada hari ke-t

AR i,t = Abnormal return untuk sekuritas ke-i pada periode t K = Jumlah sekuritas yang terpengaruh oleh


(61)

41

f. Menghitung Cumulative Average Abnormal Return ( Jogiyanto, 2000 ) :

CAARit =

Keterangan :

CARit = Cumulative Average Abnormal Return saham i

pada waktu ke-t

ARit = Abnormal return untuk sekuritas ke-i pada waktu t

g. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data telah tersebar secara normal. Untuk uji asumsi normalitas dapat dilihat melalui uji Kolmogorov-Smirnov

3. Langkah-langkah menghitung perubahan volume perdagangan saham saat peristiwa pengumuman quick count :

a. Menghitung perubahan volume perdagangan saham untuk masing-masing saham emiten untuk periode 10 hari sebelum dan 10 hari sesudah pengumuman quick count.

Rumus TVA (Khoirul Hikmah, 2007) :


(62)

42

b. Setelah TVA masing-masing saham diketahui, maka kemudian dihitung

rata-rata volume perdagangan saham untuk semua sampel dengan

rumus:

TV A

=

Dimana :

= rata-rata volume perdagangan saham = sampel

= Trading Volume Activity

3.7. Pengujian Hipotesis

Langkah-langkah dalam melakukan pengujian hipotesis secara statistik, sebagai berikut :

1. Menyusun formulasi hipotesis :

Hipotesis 1 :

Ho : Diduga tidak terdapat pengaruh yang signifikan pada abnormal return saham perusahaan sebelum dan sesudah perbedaan pengumuman hasil quick count Pilpres 2014 terhadap saham perusahaan media yang terdaftar di bursa efek indonesia

Ha : Diduga terdapat pengaruh yang signifikan pada abnormal return saham perusahaan sebelum dan sesudah perbedaan pengumuman


(63)

43

hasil quick count Pilpres 2014 terhadap saham perusahaan media yang terdaftar di bursa efek indonesia

Hipotesis 2 :

Ho : Diduga tidak terdapat pengaruh yang signifikan pada trading volume activity saham perusahaan sebelum dan sesudah perbedaan

pengumuman hasil quick count Pilpres 2014 terhadap saham perusahaan media yang terdaftar di bursa efek indonesia

Ha : Diduga terdapat pengaruh yang signifikan pada trading volume activity saham perusahaan sebelum dan sesudah perbedaan pengumuman hasil quick count Pilpres 2014 terhadap saham perusahaan media yang terdaftar di bursa efek indonesia

2. Menentukan pilihan uji statistik  Uji Beda Dua Rata – rata

Uji beda dua rata – rata di dalam penelitian ini diuji menggunakan uji paired sample T test yaitu dengan membandingkan antara return sebelum dan sesudah perbedaan pengumuman hasil Quick Count pilpres 2014, untuk mengetahui adanya perbedaan abnormal return akibat dari perbedaan hasil Quick Count pilpres 2014. Proses pengujian ini menggunakan program SPSS. Yang dihitung dengan rumus (Ghozali, 2009) :


(64)

44

Keterangan :

X1 = rata – rata abnormal return sebelum pengumuman hasil Quick Count pilpres 2014

X2 = rata – rata abnormal return sesudah pengumuman hasil Quick Count pilpres 2014

SD1 = standar deviasi sebelum pengumuman hasil Quick Count pilpres 2014

SD2 = standar deviasi sesudah pengumuman hasil Quick Count pilpres 2014

n = jumlah sampel yang digunakan

 Menentukan wilayah penerimaan dan penolakan hipotesis nol (Ho) 1. Jika t-hitung > t-tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.

2. Jika t-hitung < t-tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak  Membandingkan t hitung dengan t tabel dapat ditarik kesimpulan

berdasarkan uji statistik yang telah dilakukan. Penulis menggunakan tingkat kepercayaan 95% atau = 5%.


(65)

71

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Penelitian tentang Apakah terdapat perbedaan abnormal return pada saham perusahan media yang terdaftar di bursa efek indonesia sebelum dan sesudah perbedaan hasil quick count Pilpres 2014 telah dilakukan analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Uji hipotesis pertama melihat hasil uji beda dua rata-rata yang menggunakan alat analisis Paired sample T-test pada periode jendela secara keseluruhan menjelaskan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara abnormal return sebelum dan abnormal return sesudah perbedaan hasil quick count Pilpres 2014 pada saham perusahaan media yang terdaftar di bursa efek indonesia dilihat dari average abnormal return melalui hasil uji paired sample t-test dengan nilai sebesar 0,319 (Ho diterima karena signifikansi > 0,05). Hasil


(66)

72

uji beda juga menunjukkan bahwa nilai t hitung < t tabel yakni 1,054 < 2,262 dengan demikian Ho diterima.

2. Uji hipotesis kedua melihat hasil analisis paired sampel t-test diketahui bahwa nilai t hitung trading volume activity sebesar 1,965 diperoleh lebih kecil dari t-tabel 2,62. Nilai signifikansi juga diketahui lebih besar dari 0,81 yaitu sebesar 0,005 artinya Ho diterima. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh signifikan pada trading volume activity sebelum dan sesudah pengumunan perbedaan hasil quick count pilpres 2014.

5.2. Saran

Penulis sadar penelitian ini memiliki keterbatasan dan masih banyak kekurangan. Oleh Karena itu, penulis mengajukan beberapa saran untuk investor, calon investor maupun untuk penelitian selanjutnya. Adapun saran-saran yang akan diajukan sebagai berikut :

1. Bagi investor dan calon investor yang akan berinvestasi, hendaknya dalam mengambil keputusan tidak hanya melihat adanya peristiwa pengumuman perbedaan hasil quick count saja namun juga memperhatikan faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi harga saham. Sehingga informasi yang sudah

diperoleh dapat digunakan dalam mempertimbangkan tindakan yang akan diambil di waktu yang akan datang.


(67)

73

2. Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian sejenis agar melakukan penambahan variabel analisis


(68)

DAFTAR PUSTAKA

Agus R Sartono. (1996). Manajemen Keuangan, Teori dan Aplikasi, Yogyakarta : BPFE

Ambarwati, Sri D.A., (2010). Manajemen Keuangan Lanjutan. Yogyakarta : Graha Ilmu

Anoraga, Pandji dan Piji Pakarti. (2006). Pengantar Pasar Modal, Edisi Revis,. Jakarta : Rineka Cipta

Aristides Katoppo. (1997). Pasar Modal Indonesia, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Brown, S., and Warner J. (1985). Using daily stock returns. Journal of Financial Economics. 21: 161-193

Dherment-Ferere, I., and Renneboog, L. (2000). Share Price Reaction to CEO Resignations Large Shareholder Monitoring in Listed French Companies. Center for Economic Research, No. 2000-70. Fama, E. F., Fischer, L., Jensen, M., and Roll, R. (1969). The adjustment of Stock

Prices to the New Information. International Economic Review. February. Vol 10.

Fama, F. Equne. (1997). “Market Efficiency, Long-Term Return And Behavioral Finance.” Journal Of Accounting And Economics, Volume 49: Pp 238-306.

Ghozali, Imam. (2007). “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program Spss”. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Harianto dan Sudomo, (1998). Perangkat dan Teknik Analisis Investasi di Pasar Modal di Indonesia, Jakarta : PT BEJ

Hasnawati, Sri. (2011). resuffle kabinet 2011 dan abnormal return di pasar modal indonesia (resuffle cabinet 2011 and the abnormal return of the indonesian capital market). Jurnal Universitas Lampung. Hikmah, Khoirul. (2007). “Analisis Abnormal Return Dan Trading Volume


(69)

Peledakan Bom Di Kedutaan Besar Australia.” Jurnal Karisma, Vol.2, No.1.

Homaifar, G., Randolph, W. L., Helms, B. P., and Haddad, M. (1998). American Presidential Elections and Returns of Defence Industry Stocks. Journal of Applied Economics. July, Vol. 20

H.M, Jogiyanto. (2000). “Teori Portofolio Dan Analisis Investasi”. Yogyakarta : BPFE Ugm Mohamad Samsul. 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Jakarta: Erlangga

Mayangsari, S., dan Murtanto. (2002). “Reaksi Pasar Modal Indonesia terhadap

Pembentukan Komite Audit”. Proceeding Simposium Surviving

Strategies to Cope with The Future, Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya Yogyakarta (FE UAJY).

Samsul, Mohammad. (2006). “Pasar Modal Dan Manajemen Portofolio.” Jakarta : Erlangga

Suad Husnan (1996), Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, edisi ketiga, cetakan pertama, Yogyakarta : UPP-YKPN

Suryawijaya, M. Asri & Setiawan, F. Arif. (1998). Reaksi Pasar Modal Insonesia Terhadap Peristiwa Politik Dalam Negeri (Event Study Pada

Peristiwa 27 Juli 1996). Kelola Gajah Mada University Business Revew, 18(7)

Tandelilin, Eduardus. (2001). “Analisis Investasi Dan Manajemen Portofolio.” Yogyakarta : BPFE.

Weston, J. F. dan Copeland, T. E. 1997. Manajemen Keuangan, Edisi Sembilan. Jakarta: Penerbit Bina Rupa Aksara

Wulandari. (2009). “Analisis Perbedaan Return Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman Stock Repurchase Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” Skripsi Manajemen. Universitas Sumatra Utara

www.yahoofinance.com diakses pada tanggal 12 September 2014 www.deteksi.info diakses pada tanggal 3 Oktober 2014

www.detik.com diakses pada tanggal 12 September 2014 www.sahamok.com diakses pada tanggal 12 September 2014


(1)

X1 = rata – rata abnormal return sebelum pengumuman hasil Quick Count pilpres 2014

X2 = rata – rata abnormal return sesudah pengumuman hasil Quick Count pilpres 2014

SD1 = standar deviasi sebelum pengumuman hasil Quick Count pilpres 2014

SD2 = standar deviasi sesudah pengumuman hasil Quick Count pilpres 2014

n = jumlah sampel yang digunakan

 Menentukan wilayah penerimaan dan penolakan hipotesis nol (Ho) 1. Jika t-hitung > t-tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.

2. Jika t-hitung < t-tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak  Membandingkan t hitung dengan t tabel dapat ditarik kesimpulan

berdasarkan uji statistik yang telah dilakukan. Penulis menggunakan tingkat kepercayaan 95% atau = 5%.


(2)

71

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Penelitian tentang Apakah terdapat perbedaan abnormal return pada saham perusahan media yang terdaftar di bursa efek indonesia sebelum dan sesudah perbedaan hasil quick count Pilpres 2014 telah dilakukan analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Uji hipotesis pertama melihat hasil uji beda dua rata-rata yang menggunakan alat analisis Paired sample T-test pada periode jendela secara keseluruhan menjelaskan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara abnormal return sebelum dan abnormal return sesudah perbedaan hasil quick count Pilpres 2014 pada saham perusahaan media yang terdaftar di bursa efek indonesia dilihat dari average abnormal return melalui hasil uji paired sample t-test dengan nilai sebesar 0,319 (Ho diterima karena signifikansi > 0,05). Hasil


(3)

dengan demikian Ho diterima.

2. Uji hipotesis kedua melihat hasil analisis paired sampel t-test diketahui bahwa nilai t hitung trading volume activity sebesar 1,965 diperoleh lebih kecil dari t-tabel 2,62. Nilai signifikansi juga diketahui lebih besar dari 0,81 yaitu sebesar 0,005 artinya Ho diterima. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh signifikan pada trading volume activity sebelum dan sesudah pengumunan perbedaan hasil quick count pilpres 2014.

5.2. Saran

Penulis sadar penelitian ini memiliki keterbatasan dan masih banyak kekurangan. Oleh Karena itu, penulis mengajukan beberapa saran untuk investor, calon investor maupun untuk penelitian selanjutnya. Adapun saran-saran yang akan diajukan sebagai berikut :

1. Bagi investor dan calon investor yang akan berinvestasi, hendaknya dalam mengambil keputusan tidak hanya melihat adanya peristiwa pengumuman perbedaan hasil quick count saja namun juga memperhatikan faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi harga saham. Sehingga informasi yang sudah

diperoleh dapat digunakan dalam mempertimbangkan tindakan yang akan diambil di waktu yang akan datang.


(4)

73

2. Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian sejenis agar melakukan penambahan variabel analisis


(5)

Agus R Sartono. (1996). Manajemen Keuangan, Teori dan Aplikasi, Yogyakarta : BPFE

Ambarwati, Sri D.A., (2010). Manajemen Keuangan Lanjutan. Yogyakarta : Graha Ilmu

Anoraga, Pandji dan Piji Pakarti. (2006). Pengantar Pasar Modal, Edisi Revis,. Jakarta : Rineka Cipta

Aristides Katoppo. (1997). Pasar Modal Indonesia, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Brown, S., and Warner J. (1985). Using daily stock returns. Journal of Financial Economics. 21: 161-193

Dherment-Ferere, I., and Renneboog, L. (2000). Share Price Reaction to CEO Resignations Large Shareholder Monitoring in Listed French Companies. Center for Economic Research, No. 2000-70. Fama, E. F., Fischer, L., Jensen, M., and Roll, R. (1969). The adjustment of Stock

Prices to the New Information. International Economic Review. February. Vol 10.

Fama, F. Equne. (1997). “Market Efficiency, Long-Term Return And Behavioral Finance.” Journal Of Accounting And Economics, Volume 49: Pp 238-306.

Ghozali, Imam. (2007). “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program Spss”. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Harianto dan Sudomo, (1998). Perangkat dan Teknik Analisis Investasi di Pasar Modal di Indonesia, Jakarta : PT BEJ

Hasnawati, Sri. (2011). resuffle kabinet 2011 dan abnormal return di pasar modal indonesia (resuffle cabinet 2011 and the abnormal return of the indonesian capital market). Jurnal Universitas Lampung. Hikmah, Khoirul. (2007). “Analisis Abnormal Return Dan Trading Volume


(6)

Peledakan Bom Di Kedutaan Besar Australia.” Jurnal Karisma, Vol.2, No.1.

Homaifar, G., Randolph, W. L., Helms, B. P., and Haddad, M. (1998). American Presidential Elections and Returns of Defence Industry Stocks. Journal of Applied Economics. July, Vol. 20

H.M, Jogiyanto. (2000). “Teori Portofolio Dan Analisis Investasi”. Yogyakarta : BPFE Ugm Mohamad Samsul. 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Jakarta: Erlangga

Mayangsari, S., dan Murtanto. (2002). “Reaksi Pasar Modal Indonesia terhadap Pembentukan Komite Audit”. Proceeding Simposium Surviving Strategies to Cope with The Future, Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya Yogyakarta (FE UAJY).

Samsul, Mohammad. (2006). “Pasar Modal Dan Manajemen Portofolio.” Jakarta : Erlangga

Suad Husnan (1996), Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, edisi ketiga, cetakan pertama, Yogyakarta : UPP-YKPN

Suryawijaya, M. Asri & Setiawan, F. Arif. (1998). Reaksi Pasar Modal Insonesia Terhadap Peristiwa Politik Dalam Negeri (Event Study Pada

Peristiwa 27 Juli 1996). Kelola Gajah Mada University Business Revew, 18(7)

Tandelilin, Eduardus. (2001). “Analisis Investasi Dan Manajemen Portofolio.” Yogyakarta : BPFE.

Weston, J. F. dan Copeland, T. E. 1997. Manajemen Keuangan, Edisi Sembilan. Jakarta: Penerbit Bina Rupa Aksara

Wulandari. (2009). “Analisis Perbedaan Return Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman Stock Repurchase Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” Skripsi Manajemen. Universitas Sumatra Utara

www.yahoofinance.com diakses pada tanggal 12 September 2014 www.deteksi.info diakses pada tanggal 3 Oktober 2014

www.detik.com diakses pada tanggal 12 September 2014 www.sahamok.com diakses pada tanggal 12 September 2014


Dokumen yang terkait

Analisis Perbedaan Return Saham , Trading Volume Activity Dan Variance Sebelum dan Sesudah Stock Split (Studi Kasus Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013)

4 67 113

Analisis Perbedaan Abnormal Return dan Trading Volume Activity (TVA) Saham Sebelum dan Sesudah Stock Split (Studi Kasus pada Perusahaan Go Public di BEI yang Melakukan Stock Split Tahun 2009-2013)

1 71 120

Analisis Perbedaan Abnormal Return dan Volume Perdagangan Sebelum dan Sesudah Stock Split di Bursa Efek Indonesia

1 44 82

Analisis Perbedaan Abnormal Return Dan Trading Volume Activity Saham Sebelum Dan Sesudah Pemilihan Presiden Dan Wakil Presiden Republik Indonesia Tahun 2014

5 89 132

Analisis Perbedaan Return Saham , Trading Volume Activity Dan Variance Sebelum dan Sesudah Stock Split (Studi Kasus Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013)

0 53 113

ANALISIS PELONGGARAN KEBIJAKAN LOAN TO VALUE (LTV) TERHADAP ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY DI BURSA EFEK INDONESIA: PENDEKATAN EVENT STUDY

0 25 103

ANALISIS PERBEDAAN ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

1 2 39

ANALISIS PERBEDAAN ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

3 5 45

Analisis Pengaruh Pengumuman Stock Split Terhadap Abnormal Return dan Trading Volume Activity Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

0 0 16

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN SAHAM TERHADAP ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA.

2 5 128