Analisis Perbedaan Abnormal Return Dan Trading Volume Activity Saham Sebelum Dan Sesudah Pemilihan Presiden Dan Wakil Presiden Republik Indonesia Tahun 2014
SKRIPSI
ANALISIS PERBEDAAN ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH
PEMILIHAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014
OLEH
OTNI CHARLINA PANJAITAN 110502151
PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2015
(2)
i ABSTRAK
ANALISIS PERBEDAAN ABNORMAL RETURN DAN TRADING
VOLUME ACTIVITY SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH PEMILIHAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan rata-rata
abnormal return dan rata-rata trading volume activity saham sebelum dan sesudah pemilihan presiden dan wakil presiden Republik Indonesia tahun 2014. Penelitian ini menggunakan event study, di mana dilakukan pengamatan terhadap rata-rata
abnormal return dan rata-rata trading volume activity saham 7 hari sebelum dan 7 hari sesudah pemilihan pemilihan presiden dan wakil presiden Republik Indonesia tahun 2014. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia dengan websit penelitian ini meliputi harga penutupan saham harian, volume perdagangan saham harian, dan jumlah saham yang beredar. Return ekspektasi menggunakan model sesuaian rata-rata (mean-adjusted model). Sedangkan sampel yang digunakan dalam adalah saham-saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Berdasarkan uji statistik terhadap rata-rata abnormal return saham selama periode peristiwa, pada α 5%
atau 0,05, ditemukan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata abnormal return
saham yang signifikan sebelum dan sesudah pemilihan presiden dan wakil presiden Republik Indonesia tahun 2014. (2) Dari hasil uji beda rata-rata trading volume activity saham selama periode peristiwa, pada α 5% atau 0,05, ditemukan
bahwa terdapat perbedaan rata-rata trading volume activity saham yang signifikan sebelum dan sesudah pemilihan presiden dan wakil presiden Republik Indonesia tahun 2014.
(3)
ii ABSTRACT
THE DIFFERENCES OF ABNORMAL RETURN AND TRADING VOLUME ACTIVITY BEFORE AND AFTER INDONESIAN
PRESIDENTIAL AND VICE ELECTION IN 2014
The purposes of this research is to analiyze differences in average abnormal return and average trading volume activity on manufacturing companies before and after Indonesian presidential and vice election event’s in 2014. This research uses the event study method. In this method, we observe the average abnormal return and the average trading volume activity within 7 days before and 7 days after the event date.
This research uses secondary data. This data is collected from Indonesian
Stock Exchange that is
closing price, daily trading volume, and the number of shares of the stocks. Expected return was used mean-adjusted model. The sample of this research consist of manufacturing companes that were listed in Indonesia Stock Exchanges..
The result of this research shows that: (1) based on statistical test on the average abnormal return during event method, the finding is that in α 5% or 0,05, the average abnormal return is not significant before and after Indonesian presidential and vice election event’s in 2014 (2) based on statistical test on the average trading volume activity, the finding is that in α 5% or 0,05, the average trading volume activity is significant before and after Indonesian presidential and vice election event’s in 2014.
Keywords : abnormal return, trading volume activity, event study
(4)
iii KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena anugerah-Nya yang teramat besar sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan skripsi yang berjudul : “Analisis Perbedaan Abnormal Return dan Trading Volume Activity Saham Sebelum dan Sesudah Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia tahun 2014”. Penulisan skripsi ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis khususnya mengenai masalah yang diangkat dalam penelitian ini. Selain itu, penelitian ini dilaksanakan dalam memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana ekonomi di Universitas Sumatera Utara.
Penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan berupa doa, bimbingan, saran, motivasi, batuan dan kerja sama semua pihak yang telah turut membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, terutama orang tua penulis Ayahanda Abidan Panjaitan dan Ibunda Romita Hutagaol. Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, SE, M.Ec, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME, selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si selaku Sekrektaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si, selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
5. Ibu Dr. Khaira Amalia Fachruddin, SE, MBA, Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak membimbing, mengarahkan, dan memberikan saran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah memberikan bimbingan, mengarahkan, dan memberikan saran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
(5)
iv
7. Bapak Drs. Ami Dilham, SE, M.Si selaku Dosen Penasihat Akademik yang telah memberikan banyak nasihat dan motivasi kepada penulis selama masa perkuliahan.
8. Secara khusus kepada kakak penulis yaitu Listra Panjaitan, dan adik-adik penulis yaitu Patar Panjaitan, Corry Panjaitan, Santi Panjaitan, Rosa Panjaitan, dan Monica Panjaitan. Teman-teman KK Ekklesia, Kak Yossi Simbolon, Hotni Tarigan, Lupiana Sianipar, Theresia Purba. Terima kasih atas doa, semangat dan kasih sayang yang telah diberikan.
9. Kepada Pengurus Komisariat GMKI FEB USU masa bakti 2012-2013, yaitu Valentino, Headhi, Robin, Parulian, Laura, Ronaldo, Sinta, Martini, Yohana, Lia, Defri, Katarina, Cherry, Andika, Indah, dan Siska.
10. Semua dosen, pegawai dan seluruh rekan-rekan seperjuangan saya di Departemen Manajemen FEB USU Stambuk 2011.
Penulis menyadari banyak terdapat kekurangan dalam skripsi ini, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.
Medan, 2015 Penulis,
Otni Charlina Panjaitan NIM:110502151
(6)
v DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2.Perumusan Masalah ... 9
1.3.Tujuan Penelitian ... 9
1.4.Manfaat Penelitian ... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11
2.1 Landasan Teoritis ... 11
2.1.1 Pasar modal ... 11
2.1.1.1Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Pasar Modal ... 12
2.1.1.2Informasi di Pasar Modal ... 13
2.1.2 Efisiensi Pasar ... 14
2.1.2.1Bentuk-Bentuk Efisiensi Pasar ... 16
2.1.2.2Alasan-Alasan Pasar yang Efisien dan Tidak Efisien ... 18
2.1.2.3Implikasi EMH... 21
2.1.2.4Pengujian Efisiensi Pasar ... 23
2.1.3 Event Study... 24
2.1.4 Abnormal Return ... 26
2.1.5 Trading Volume Activity ... 30
2.2Penelitian Terdahulu ... 31
2.3Kerangka Konseptual ... 36
2.4Hipotesis Penelitian ... 38
BAB III METODE PENELITIAN ... 39
3.1Jenis Penelitian... 39
3.2Tempat dan Waktu Penelitian ... 39
3.3Batasan Operasional... 40
3.4Definisi Operasional ... 40
3.5Periode Penelitian ... 42
3.6Populasi dan Sampel Penelitan ... 42
3.6.1 Populasi ... 42
(7)
vi
3.7Jenis dan Sumber Data ... 46
3.8Metode Pengumpulan Data ... 47
3.9Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 47
3.9.1 Uji Normalitas ... 51
3.9.1.1Uji Normalitas Abnormal Return ... 52
3.9.1.2Uji Normalitas Trading Volume Activity ... 52
3.9.2 Pengujian Hipotesis ... 53
3.9.2.1Pengujian Hipotesis I ... 53
3.9.2.2Pengujian Hipotesis II ... 54
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 56
4.1Deskripsi Objek Penelitian ... 56
4.2Analisis Data ... 69
4.2.1 Abnormal Return ... 69
4.2.2 Trading Volume Activity ... 72
4.2.3 Statistik Deskriptif ... 76
4.2.3.1Statistik Deskriptif Abnormal Return ... 76
4.2.3.2Statistik Deskriptif Trading Volume Activity ... 78
4.2.4 Pengujian Normalitas Data ... 80
4.2.4.1Uji Normalitas Abnormal Return ... 80
4.2.4.2Uji Normalitas Trading Volume Activity ... 82
4.3Pengujian Hipotesis ... 84
4.3.1 Pengujian Hipotesis I ... 84
4.3.2 Pengujian Hipotesis II ... 85
4.4Pembahasan Hasil Pengujian Hipotesis ... 88
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 93
5.1Kesimpulan ... 93
5.2Saran ... 94
DAFTAR PUSTAKA ... 95
(8)
vii DAFTAR TABEL
No.Tabel Judul Halaman
1.1 Abnormal return dan volume perdagangan beberapa saham perusahaan manufaktur 7 hari sebelum dan 7 hari sesudah pemilihan presiden dan wakil presiden Republik
Indonesia tahun 2014 ... 5
2.1 Penelitian Terdahulu ... 33
3.1 Definisi Operasional Variabel ... 40
3.2 Proses Seleksi Sampel ... 43
3.3 Daftar Sampel Penelitian ... 43
4.1 Sampel Berdasarkan Jenis Perusahaan ... 66
4.2 Data Rata-Rata Abnormal Return 7 hari sebelum dan 7 hari sesudah peristiwa ... 69
4.3 Data Rata-Rata Trading Volume Activity 7 hari sebelum dan 7 hari sesudah peristiwa ... 71
4.4 Statistik Deskriptif Rata-Rata Abnormal Return Saham (7 hari sebelum dan 7 hari sesudah pemilihan presiden 2014) ... 73
4.5 Statistik Deskriptif Rata-Rata Trading Volume Activity Saham (7 hari sebelum dan 7 hari sesudah pemilihan presiden 2014) ... 75
4.6 Uji Normalitas Data One-Sample Kolmogrov Smirnov Test Rata-rata Abnormal Return Sebelum dan Sesudah Peristiwa ... 78
4.7 Uji Normalitas Data One-Sample Kolmogrov Smirnov Test Rata-rata Trading Volume Activity Sebelum dan Sesudah Peristiwa ... 80
4.8 Uji Beda Rata-Rata Abnormal Return ... 81
(9)
viii DAFTAR GAMBAR
No.Gambar Judul Halaman
2.1 Periode Estimasi dan Periode Jendela ... 27 2.2 Kerangka Konseptual ... 36 3.1 Skema Periode Penelitian ... 41 4.1 Grafik Rata-Rata Abnormal Return Saham Perusahaan
Manufaktur 7 Hari Sebelum dan 7 Hari Sesudah
Pemilihan Presiden 2014 ... 70 4.2 Grafik Rata-Rata Trading Volume Activity Saham
Perusahaan Manufaktur 7 Hari Sebelum dan 7 Hari
(10)
ix DAFTAR LAMPIRAN
No. Judul Halaman
i Daftar Populasi dan Sampel PerusahaanManufaktur Tahun 2014 ... 94
ii Hasil Perhitungan Actual Return 7 HariSebelum dan 7 Hari Sesudah Peristiwa ... 97
iii Hasil Perhitungan Expected Return ... 102
iv Hasil Perhitungan Abnormal Return Saham 7 Hari Sebelum dan 7 Hari Sesudah Peristiwa ... 104
v Hasil Perhitungan Trading Volume Activity Saham 7 Hari Sebelum dan 7 Hari Sesudah Peristiwa ... 109
vi Hasil Perhitungan Rata-RataAbnormal Return 7 HariSebelum dan 7 Hari Sesudah Peristiwa ... 114
vii Hasil Perhitungan Rata-Rata Trading Volume Activity 7 Hari Sebelum dan 7 Hari Sesudah Peristiwa ... 116
viii Lampiran Statistik Deskriptif Abnormal Return 7 Hari Sebelum dan 7 Hari Sesudah Peristiwa ... 118
ix Lampiran Statistik Deskriptif Trading Volume Activity 7 Hari Sebelum dan 7 Hari Sesudah Peristiwa ... 119
x Hasil Uji Normalitas Abnormal Return ... 120
xi Hasil Uji Normalitas Trading Volume Activity ... 120
xii Hasil Uji Beda Paired Samples t-test Abnormal Return ... 121
(11)
i ABSTRAK
ANALISIS PERBEDAAN ABNORMAL RETURN DAN TRADING
VOLUME ACTIVITY SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH PEMILIHAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan rata-rata
abnormal return dan rata-rata trading volume activity saham sebelum dan sesudah pemilihan presiden dan wakil presiden Republik Indonesia tahun 2014. Penelitian ini menggunakan event study, di mana dilakukan pengamatan terhadap rata-rata
abnormal return dan rata-rata trading volume activity saham 7 hari sebelum dan 7 hari sesudah pemilihan pemilihan presiden dan wakil presiden Republik Indonesia tahun 2014. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia dengan websit penelitian ini meliputi harga penutupan saham harian, volume perdagangan saham harian, dan jumlah saham yang beredar. Return ekspektasi menggunakan model sesuaian rata-rata (mean-adjusted model). Sedangkan sampel yang digunakan dalam adalah saham-saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Berdasarkan uji statistik terhadap rata-rata abnormal return saham selama periode peristiwa, pada α 5%
atau 0,05, ditemukan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata abnormal return
saham yang signifikan sebelum dan sesudah pemilihan presiden dan wakil presiden Republik Indonesia tahun 2014. (2) Dari hasil uji beda rata-rata trading volume activity saham selama periode peristiwa, pada α 5% atau 0,05, ditemukan
bahwa terdapat perbedaan rata-rata trading volume activity saham yang signifikan sebelum dan sesudah pemilihan presiden dan wakil presiden Republik Indonesia tahun 2014.
(12)
ii ABSTRACT
THE DIFFERENCES OF ABNORMAL RETURN AND TRADING VOLUME ACTIVITY BEFORE AND AFTER INDONESIAN
PRESIDENTIAL AND VICE ELECTION IN 2014
The purposes of this research is to analiyze differences in average abnormal return and average trading volume activity on manufacturing companies before and after Indonesian presidential and vice election event’s in 2014. This research uses the event study method. In this method, we observe the average abnormal return and the average trading volume activity within 7 days before and 7 days after the event date.
This research uses secondary data. This data is collected from Indonesian
Stock Exchange that is
closing price, daily trading volume, and the number of shares of the stocks. Expected return was used mean-adjusted model. The sample of this research consist of manufacturing companes that were listed in Indonesia Stock Exchanges..
The result of this research shows that: (1) based on statistical test on the average abnormal return during event method, the finding is that in α 5% or 0,05, the average abnormal return is not significant before and after Indonesian presidential and vice election event’s in 2014 (2) based on statistical test on the average trading volume activity, the finding is that in α 5% or 0,05, the average trading volume activity is significant before and after Indonesian presidential and vice election event’s in 2014.
Keywords : abnormal return, trading volume activity, event study
(13)
1 BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
Pasar modal berperan penting bagi perekonomian suatu negara karena menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Fungsi ekonomi pasar modal yaitu sebagai sarana atau wadah yang mempertemukan pihak yang memiliki kelebihan dana dan pihak yang memerlukan dana, sedangkan fungsi keuangan pasar modal yaitu pasar memberikan kesempatan bagi pemilik dana untuk memperoleh imbal hasil (return).
Sebagai suatu instrumen ekonomi, pasar modal tidak lepas dari berbagai pengaruh lingkungan, baik lingkungan ekonomi maupun lingkungan nonekonomi. Faktor lingkungan ekonomi mikro seperti pengumuman laporan keuangan perusahaan yang menunjukkan kinerja perusahaan yang tercermin dalam variabel laba per saham dan rasio keuangan lainnya serta faktor ekonomi makro seperti tingkat inflasi, tingkat suku bunga, kurs valuta asing, tingkat pertumbuhan ekonomi, sering mendapat tanggapan dari pelaku pasar di pasar modal yang mempengaruhi fluktuasi harga dan volume perdagangan di pasar modal.
Faktor lingkungan nonekonomi, seperti peristiwa politik domestik, peristiwa politik nasional, peristiwa politik internasional, peristiwa sosial dan peristiwa hukum, dan peristiwa lainnya, juga turut mempengaruhi pasar modal. Meskipun tidak terkait secara langsung dengan dinamika yang terjadi di pasar modal, namun peristiwa politik ini tidak dapat dipisahkan dari aktivitas di pasar modal, termasuk aktivitas
(14)
2
bursa saham. Peristiwa politik merupakan salah satu informasi yang diserap oleh para pelaku pasar dalam hal pengambilan keputusan investasi di pasar modal.
Pemilihan presiden dan wakil presiden Republik Indonesia merupakan salah satu peristiwa politik yang berlangsung sekali dalam lima tahun dan berskala nasional. Masyarakat dan investor tentu berharap agar peristiwa pemilihan presiden dan wakil presiden Republik Indonesia 2014 berlangsung dengan tertib dan aman, serta tidak menimbulkan gejolak seperti adanya kerusuhan, konflik dan sebagainya. Peristiwa politik yang berlangsung dengan tertib dan aman mencerminkan bahwa situasi atau kondisi politik di negara tersebut baik, dan hal ini bisa menjadi faktor pendorong bagi investor untuk berinvestasi di negara tersebut dan berdampak pada meningkatnya perekonomian negara tersebut.
Sebaliknya, peristiwa politik yang berlangsung tidak aman dan menimbulkan gejolak seperti kerusuhan dan sebagainya, cenderung mendapat respon negatif dari para pelaku pasar yang mengakibatkan hilangnya kepercayaan masyarakat dan keraguan para investor untuk menginvestasikan dana yang dimilikinya di pasar modal. Hal ini akan berakibat pada melemahnya situasi di pasar modal yang juga berdampak pada kondisi perekonomian yang lesu. Pihak yang memerlukan dana akan kesulitan mencari dana untuk kegiatan operasi perusahaan maupun untuk ekspansi perusahaan. Akibatnya kegiatan operasi atau ekspansi perusahaan akan terganggu yang berakibat pada menurunnya produktivitas dan kinerja perusahaan, yang akan berdampak juga pada menurunnya kondisi perekonomian suatu negara.
(15)
3
Untuk menguji apakah pemilihan presiden dan wakil presiden RI tahun 2014 memiliki kandungan informasi yang digunakan oleh para investor dalam keputusan investasi di pasar modal akan dilakukan melalui event study. Pengujian kandungan informasi ini dimaksudkan untuk melihat reaksi pasar atas peristiwa politik tersebut. Reaksi pasar atas peristiwa pemilihan presiden dan wakil presiden RI tahun 2014 ini bisa diukur melalui perbedaan rata-rata abnormal return dan rata-rata trading volume activity saham 7 hari sebelum dan 7 hari sesudah pemilihan presiden dan wakil presiden RI yang dilaksanakan pada 09 Juli 2014.
Apabila pemilihan presiden dan wakil presiden Republik Indonesia tahun 2014 memiliki kandungan informasi, maka diharapkan terdapat perbedaan rata-rata
abnormal return saham 7 hari sebelum dan 7 hari sesudah pemilihan presiden dan wakil presiden Republik Indonesia tahun 2014 dan juga terdapat perbedaan rata-rata
trading volume activity saham 7 hari sebelum dan 7 hari sesudah pemilihan presiden dan wakil presiden Republik Indonesia tahun 2014.
Pada pemilihan presiden dan wakil presiden Republik Indonesia tahun 2014 terdapat dua pasangan calon presiden dan wakil presiden yang akan dipilih, yaitu pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla dan pasangan Prabowo Subianto–Hatta Rajasa. Hasil quick qount sejumlah lembaga survei menyebutkan Jokowi-Jk unggul atas Prabowo-Hatta, tetapi sebagian lembaga survei lainnya menyatakan sebaliknya. Sebanyak 8 lembaga survei, yaitu KOMPAS, SMRC, CSIS-Cyrus, LSI, IPI, Poltracking, Populi, dan RRI mengunggulkan pasangan Jokowi-Jk. Namun empat
(16)
4
lembaga survei lainnya, yaitu Puskaptis, JSI, LSN, dan IRC mengunggulkan pasangan Prabowo-Hatta. (sumber:www.kompas.com)
Asumsi adanya perbedaan aktivitas saham sebelum dan sesudah pemilihan pemilihan presiden dan wakil presiden Republik Indonesia tahun 2014 dapat dilihat dari abnormal return dan volume perdagangan saham pada beberapa perusahaan manufaktur di BEI. Industri manufaktur mempunyai kontribusi besar terhadap perekonomian dan merupakan sektor utama pendorong perekonomian. Sektor manufaktur merupakan penyumbang terbesar dalam Produk Domestik Bruto, sehingga perusahaan manufaktur menjadi penggerak perekonomian negara.
Berikut ini merupakan Tabel 1.1 yaitu abnormal return dan volume perdagangan beberapa saham perusahaan manufaktur 7 hari sebelum dan 7 hari sesudah pemilihan presiden dan wakil presiden Republik Indonesia tahun 2014.
(17)
5 Tabel 1.1
Abnormal return dan volume perdagangan beberapa saham perusahaan manufaktur 7 hari sebelum dan 7 hari sesudah pemilihan presiden dan
wakil presiden Republik Indonesia tahun 2014
Tanggal PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk
PT. Semen Baturaja Persero Tbk
PT. Pabrik Kertas Tjwi Kimia Tbk
Abnormal Return
Volume Abnormal
Return
Volume Abnormal Return
Volume
30/6/2014 0,08 % 3.368.300 1,2 % 1.711.000 1,0 % 3.400
1/7/2014 1,8 % 1.642.600 -2,3 % 6.813.200 -1,8 % 40.800
2/7/2014 0,5 % 1.419.700 -0,04 % 1.384.700 1,3 % 14.300
3/7/2014 -0,4 % 1.879.600 0,4 % 1.303.300 21,2 % 622.300
4/7/2014 1,1 % 2.563.400 -1,6 % 12.913.900 -9,9 % 268.800
7/7/2014 6,8 % 8.426.200 4,2 % 22.875.300 0,06 % 137.900
8/7/2014 -0,1 % 4.021.600 -1,0 % 16.849.300 0,06 % 77.100
9/7/2014 Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia
10/7/2014 1,8 % 18.198.300 1,2 % 29.914.900 -0,3 % 42.300
11/7/2014 0,7 % 4.263.600 4,8 % 40.559.000 -13,4 % 5.271.400
14/7/2014 -0,5 % 2.001.700 0,4 % 18.127.600 -10,6 % 9.049.500
15/7/2014 0,7 % 2.478.600 0,4 % 12.666.200 10,5 % 26.128.700
16/7/2014 0,8 % 4.833.200 0,1 % 40.438.500 -0,3 % 11.586.300
17/7/2014 -1,8 % 2.839.500 -2,6 % 34.297.100 4,6 % 24.154.900
18/7/2014 1,2 % 2.253.700 1,4 % 20.465.600 -0,8 % 8.724.000
Sumber :
Berdasarkan Tabel 1.1, dapat dilihat bahwa terdapat fluktuasi abnormal return
saham 7 hari sebelum dan 7 hari sesudah pemilihan presiden dan wakil presiden Republik Indonesia tahun 2014. Berdasarkan Tabel 1.1, PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk menghasilkan abnormal return tertinggi dua hari sebelum peristiwa yaitu sebesar 6,8%. PT. Semen Baturaja Persero Tbk menghasilkan abnormal return
tertinggi dua hari setelah peristiwa yaitu sebesar 4,8%, dan PT. Pabrik Kertas Tjwi Kimia Tbk menghasilkan abnormal return tertinggi empat hari sebelum peristiwa yaitu sebesar 21,2%.
(18)
6
Berdasarkan Tabel 1.1 tersebut, diketahui bahwa total abnormal return PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk 7 hari sebelum peristiwa sebesar 9,8% dan sesudah peristiwa sebesar 3,0%. Total abnormal return PT. Semen Baturaja Persero Tbk sebelum peristiwa sebesar 0,8% dan sesudah peristiwa sebesar 5,8%. Total abnormal return PT. Pabrik Kertas Tjwi Kimia Tbk sebelum peristiwa sebesar 11,9% dan sesudah peristiwa sebesar -10,4%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk dan PT. Pabrik Kertas Tjwi Kimia Tbk mengalami penurunan abnormal return pada periode 7 hari setelah peristiwa. Namun sebaliknya, PT. Semen Baturaja Persero Tbk mengalami peningkatan abnormal return pada periode 7 hari setelah peristiwa pemilihan presiden pemilihan presiden dan wakil presiden Republik Indonesia tahun 2014.
Berdasarkan Tabel 1.1, juga terlihat fluktuasi volume perdagangan pada beberapa saham perusahaan manufaktur. Adanya fluktuasi volume perdagangan di sekitar tanggal terjadinya peristiwa, mencerminkan bahwa peristiwa pemilihan presiden dan wakil presiden mempengaruhi para pelaku pasar untuk bertransaksi di bursa. Hal ini bisa dilihat dari perbedaaan volume perdagangan saham 7 hari sebelum dan 7 hari sesudah pemilihan presiden pemilihan presiden dan wakil presiden Republik Indonesia tahun 2014.
Berdasarkan Tabel 1.1 tersebut, diketahui bahwa total volume perdagangan PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk sebelum peristiwa sebesar 23.321.400 dan sesudah peristiwa sebesar 36.868.600. Total volume perdagangan PT. Semen Baturaja Persero Tbk sebelum peristiwa sebesar 63.850.700 dan sesudah peristiwa sebesar
(19)
7
196.468.900. Total volume perdagangan PT. Pabrik Kertas Tjwi Kimia Tbk sebelum peristiwa sebesar 1.164.600 dan sesudah peristiwa sebesar 84.957.100. Berdasarkan Tabel 1.1 tersebut, dapat disimpulkan bahwa total volume perdagangan saham tiga perusahaan manufaktur 7 hari sesudah peristiwa lebih besar dari total volume perdagangan saham 7 hari sebelum pemilihan presiden pemilihan presiden dan wakil presiden Republik Indonesia tahun 2014.
Penelitian mengenai dampak suatu peristiwa politik terhadap abnormal return
saham dan trading volume activity saham yang dilakukan melalui event study telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Nurhaeni (2009) yang melakukan penelitian dampak pemilihan umum legislatif Indonesia tahun 2009 terhadap abnormal return
dan aktivitas volume perdagangan saham di BEI, menemukan bahwa terdapat perbedaan rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah pemilu legislatif. Hasil penelitian juga menemukan bahwa terdapat pebedaan rata-rata trading volume activity sebelum dan sesudah pemilu legislatif.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Luhur (2010) yang menganalisis reaksi pasar modal Indonesia terhadap Pemilihan Umum 8 Juli 2009 pada Saham LQ-45 menyimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata abnormal return dan perbedaan rata-rata aktivitas volume perdagangan (TVA) yang signifikan sebelum dan sesudah peristiwa.
Alkaff (2010) yang melakukan penelitian pengaruh pemilihan presiden RI tahun 2009 terhadap harga saham dan volume perdagangan saham perusahaan di Bursa Efek Indonesia pada saham Jakarta Islamic menemukan bahwa tidak terdapat
(20)
8
perbedaan abnormal return yang signifikan sebelum dan sesudah pemilihan presiden RI. Hasil penelitian juga menemukan bahwa tidak terdapat pebedaan trading volume activity yang signifikan sebelum dan sesudah pemilihan presiden RI.
Adanya inkonsistensi hasil penelitian mengenai dampak peristiwa politik terhadap abnormal return dan trading volume activity saham, di mana penelitian memberikan hasil yang berbeda, membuat penelitian mengenai dampak peristiwa politik terhadap abnormal return dan trading volume activity saham perlu untuk diteliti kembali.
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Perbedaan Abnormal Return dan Trading Volume Activity
Saham Sebelum dan Sesudah Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia Tahun 2014”.
1.2Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah terdapat perbedaan rata-rata abnormal return saham sebelum dan sesudah pemilihan presiden dan wakil presiden Republik Indonesia tahun 2014 di Bursa Efek Indonesia?
2. Apakah terdapat perbedaan rata-rata trading volume activity saham sebelum dan sesudah pemilihan presiden dan wakil presiden Republik Indonesia tahun 2014 di Bursa Efek Indonesia?
(21)
9 1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui dan menganalisis perbedaan antara rata-rata abnormal return
saham sebelum dan sesudah pemilhan presiden dan wakil presiden Republik Indonesia tahun 2014.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis perbedaan rata-rata trading volume activity
saham sebelum dan sesudah pemilihan presiden dan wakil presiden Republik Indonesia tahun 2014.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi berbagai pihak : 1. Peneliti
Penelitian ini merupakan pengaplikasian ilmu yang telah diperoleh peneliti selama di bangku perkuliahan dan menambah wawasan peneliti tentang masalah yang diteliti.
2. Investor dan Calon Investor
Penelitian ini menjadi bahan pertimbangan bagi investor dan calon investor dalam pengambilan keputusan pada saat melakukan pembelian atau penjualan saham ketika terjadi peristiwa politik atau peristiwa nonekonomi.
(22)
10
3. Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini bisa menjadi bahan referensi dalam melakukan penelitian selanjutnya dan menjadi penelitian terdahulu mengenai event study yang diimplementasikan untuk mengetahui reaksi pasar modal terhadap peristiwa politik atau peristiwa nonekonomi.
(23)
11 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis
2.1.1 Pasar Modal
Menurut Tandelilin (2010:26), pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas.
Undang-undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 memberikan pengertian yang lebih spesifik mengenai pasar modal, yaitu “kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek” (Darmadji dan Hendy, 2006:2).
Menurut Syahyunan (2014:143), pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang (obligasi), ekuitas (saham), instrumen derivatif, maupun instrumen lainnya. Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan, yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (pihak yang menerbitkan efek atau emiten). Dengan adanya pasar modal, maka pihak yang memiliki kelebihan dana dapat menginvestasikan dana tersebut dengan harapan
(24)
12
memperoleh imbal hasil (return), sedangkan pihak emiten (dalam hal ini perusahaan) dapat memanfaatkan dana tersebut untuk kepentingan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari operasi perusahaan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan karena memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbal hasil bagi pemilik dana (investor), sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih.
2.1.1.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Pasar Modal
Perkembangan suatu pasar modal dipengaruhi oleh partisipasi yang aktif, baik dari perusahaan yang akan menjual sahamnya (go public) maupun investor serta pihak-pihak lain yang terlibat dalam kegiatan pasar modal (Bambang Rijanto, 1990 dalam Anoraga dan Piji, 2008:97). Ini berarti bahwa tanpa adanya partisipasi yang aktif dari perusahaan-perusahaan yang potensial untuk go public, tidak adanya investor yang bergairah untuk menanamkan dananya dalam surat berharga, dan kurang aktifnya lembaga-lembaga penunjang pasar modal, maka suatu pasar modal tidak akan berkembang dengan baik.
Menurut Anoraga dan Piji (2008:98), ketat longgarnya persyaratan untuk go public juga merupakan faktor yang mempengaruhi perkembangan pasar modal. Perkembangan pasar modal juga dipengaruhi oleh faktor kepentingan dan keinginan investor. Dari segi ini, faktor yang mempengaruhi untuk terjun di pasar modal adalah sikap investor terhadap risiko, kualitas investor, dan kebijakan pemerintah yang menyangkut kepentingan investor. Peraturan dan pengawasan terhadap pasar modal juga ikut mempengaruhi perkembangan pasar modal. Dengan adanya pengaturan dan
(25)
13
pengawasan yang memadai dan efektif maka akan mendorong investor untuk ikut terjun dalam pasar modal.
Menurut Martalena dan Maya (2011:5), faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pasar modal:
1. Supply sekuritas, apakah cukup banyak perusahaan yang butuh dana? Apakah mereka bersedia full disclosure (membuka kondisi perusahaan)?
2. Demand sekuritas, apakah cukup banyak anggota masyarakat yang punya dana? 3. Kondisi politik dan ekonomi
4. Masalah hukum dan peraturan
5. Keberadaan lembaga yang mengatur dan mengawasi, dan berbagai lembaga yang memungkinkan transaksi secara efisien.
2.1.1.2 Informasi di Pasar Modal
Informasi merupakan unsur penting bagi dunia investasi, khususnya pasar modal. Karena informasi pada hakikatnya menyajikan keterangan, catatan, atau gambaran, baik untuk gambaran masa lalu, saat ini, maupun keadaan yang akan datang dari suatu kehidupan di suatu perusahaan dan pasaran efeknya. Informasi merupakan faktor yang memberikan arti si-penerima (perusahaan), khususnya dalam hal pengambilan keputusan (Gita, 2004 dalam Nurhaeni, 2009).
Informasi merupakan hal yang sangat mempengaruhi perdagangan surat berharga di pasar modal. Undang-undang No.8 tahun 1995 tentang pasar modal memberi batasan mengenai informasi (pasal 1 ayat 4) sebagai berikut: “informasi atau fakta material adalah informasi atau fakta penting dan relevan mengenai peristiwa,
(26)
14
kejadian, atau fakta yang dapat mempengaruhi harga saham di bursa efek dan atau merupakan keputusan pemodal, calon pemodal atau pihak lain yang berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut” (Alkaff, 2010).
Pada dasarnya ada 3 jenis informasi utama yang perlu diketahui oleh para perantara perdagangan efek, pedagang efek, dan investor. Informasi diperlukan untuk mengetahui kondisi perusahaan yang telah menjual efek tersebut dan perilaku efek perusahaan tersebut di bursa. Ketiga informasi tersebut adalah: pertama, informasi yang bersifat fundamental yang berkaitan dengan keadaan perusahaan, kondisi umum industri yang sejenis. Informasi kedua adalah informasi yang berhubungan dengan faktor teknis. Informasi ini mencerminkan kondisi perdagangan efek, flutuasi kurs, volume transaksi, dan sebagainya. Informasi yang ketiga berkaitan dengan faktor lingkungan yang mencakup kondisi ekonomi, politik, dan keamanan negara (Anoraga dan Piji , 2008:88).
2.1.2 Efisiensi Pasar
Menurut Martalena dan Maya (2011:41), secara formal, pasar modal efisien didefenisikan sebagai pasar modal dengan harga sekuritas telah mencerminkan semua informasi yang relevan. Semakin cepat informasi baru tercermin pada harga sekuritas, semakin efisien pasar modal tersebut. Kenaikan dan penurunan harga saham sesuai dengan informasi yang diterima di pasar modal.
Menurut Fama (1970) dalam Hartono (2014:559), defenisi pasar yang efisien sebagai berikut ini. Suatu pasar sekuritas dikatakan efisien jika harga-harga-harga sekuritas “mencerminkan secara penuh” informasi yang tersedia. Jika pasar bereaksi
(27)
15
dengan cepat dan akurat untuk mencapai harga keseimbangan baru yang sepenuhnya mencerminkan informasi yang tersedia, maka kondisi pasar seperti ini disebut dengan pasar efisien.
Pada pasar yang efisien harga sekuritas akan dengan cepat terevaluasi dengan adanya informasi penting yang berkaitan dengan sekuritas tersebut. Sedangkan pada pasar yang kurang efisien harga sekuritas akan kurang bisa mencerminkan semua informasi yang ada, atau terdapat lag dalam proses penyesuaian harga, sehingga akan terbuka celah bagi investor untuk memperoleh keuntungan dengan memanfaatkan situasi lag tersebut (Tandelilin, 2010:221).
Efisiensi pasar modal merupakan salah satu indikator yang menentukan kualitas pasar modal. Semakin tinggi derajat efisiensinya, maka kualitas pasar modal tersebut semakin baik (Lubis, 2008:120).
Menurut Anoraga dan Piji (2008:87), dengan mengetahui efisiensi pasar modal, kita dapat ,mengetahui hal berikut:
1. Perkembangan ekonomi
Dengan adanya pasar modal yang efisien, pertumbuhan ekonomi akan lebih terjamin dengan adanya pengalokasian dari sektor kurang produktif ke sektor yang lebih produktif.
2. Perkembangan pasar modal
Dengan mengetahui efisiensi pasar modal, para penentu kebijaksanaan dan pihak yang menaruh kepentingan (investor) akan lebih dapat mengambil langkah-langkah perbaikan.
(28)
16
3. Perkembangan perusahaan/emiten
Dengan mengetahui efisiensi pasar modal pengadaan sebuah perusahaan menjadi lebih terarah dan usaha-usaha dapat dikembangkan dengan tersedianya dana lebih serta efisiensi dalam memilih investasi.
4. Perkembangan pemodal/investor
Dengan mengetahui efisiensi pasar modal, para pemodal/investor tidak akan ragu-ragu membeli saham dan instrumen lainnya di pasar modal.
2.1.2.1 Bentuk-Bentuk Efisiensi Pasar
Fama (1970) dalam (Tandelilin, 2010:223), mengklasifikasikan bentuk pasar yang efisien ke dalam tiga efficient market hypothesis (EMH), sebagai berikut:
1. Efisien dalam bentuk lemah (weak form)
Pasar efisien dalam bentuk lemah berarti semua informasi di masa lalu (historis) akan tercermin dalam harga yang terbentuk sekarang. Oleh karena itu, informasi historis tersebut (seperti harga dan volume perdagangan, serta peristiwa di masa lalu) tidak bisa lagi digunakan untuk memprediksi perubahan harga di masa yang akan datang, karena sudah tercermin pada harga di saat ini. Implikasinya adalah bahwa investor tidak akan bisa memprediksi nilai pasar saham di masa datang dengan menggunakan data historis, seperti yang dilakukan dalam analisis teknikal.
2. Efisien dalam bentuk setengah kuat (semi strong)
Pasar efisien dalam bentuk setengah kuat berarti harga pasar saham yang terbentuk sekarang telah mencerminkan informasi historis ditambah dengan
(29)
17
semua informasi yang dipublikasikan (seperti earning, dividen, pengumuman
stock split, penerbitan saham baru, kesulitan keuangan yang dialami perusahaan, dan peristiwa-peristiwa terpublikasi lainnya yang berdampak pada aliran kas perusahaan di masa datang). Pada pasar efisien bentuk setengah kuat, return tak normal hanya terjadi di sekitar pengumuman (publikasi) suatu peristiwa sebagai representasi dari respons pasar terhadap pengumuman tersebut. Suatu pasar dinyatakan efisien dalam bentuk setengah kuat bila informasi terserap atau direspons dengan cepat oleh pasar (dalam satu hingga dua spot waktu atau hari di sekitar pengumuman). Return tak normal yang terjadi berkepanjangan (lebih dari tiga spot waktu) mencerminkan sebagian respons pasar terlambat dalam menyerap atau menginterpretasi informasi, dengan demikian dianggap pasar tidak efisien dalam bentuk setengah kuat.
3. Efisien dalam bentuk kuat (strong form)
Pasar efisien dalam bentuk kuat berarti harga pasar saham yang terbentuk sekarang telah mencerminkan informasi historis ditambah dan semua informasi yang dipublikasikan ditambah dengan informasi yang tidak dipublikasikan. Pada pasar efisien bentuk kuat tidak akan ada seorang investor pun yang bisa memperoleh return tak normal.
(30)
18 2.1.2.2 Alasan-Alasan Pasar yang Efisien dan Tidak Efisien
Menurut Hartono (2014:569), terdapat beberapa alasan yang menyebabkan pasar menjadi efisien. Pasar efisien dapat terjadi karena peristiwa-peristiwa sebagai berikut:
1. Investor adalah penerima harga (price takers), yang berarti bahwa sebagai pelaku pasar, investor seorang diri tidak dapat mempengaruhi harga dari suatu sekuritas. Harga dari suatu sekuritas ditentukan oleh banyak investor yang menentukan
demand dan supply. Hal-hal seperti ini dapat terjadi jika pelaku-pelaku pasar terdiri dari sejumlah besar institusi-institusi dan individual-individual rasional yang mampu mengartikan dan menginterpretasikan informasi dengan baik untuk digunakan menganalisis, menilai dan melakukan transaksi penjualan atau pembelian sekuritas bersangkutan.
2. Informasi tersedia secara luas kepada semua pelaku pasar pada saat yang bersamaan dan harga untuk memperoleh informasi tersebut murah. Umumnya pelaku pasar menerima informasi lewat radio, koran, atau media masa lainnya, sehingga informasi tersebut dapat diterima pada saat yang bersamaan. Untuk pasar yang efisien, harga dari informasi tersebut juga relatif murah untuk diperoleh publik. Umumnya pelaku pasar dapat memperoleh informasi tersebut melalui surat kabar atau majalah bisnis dengan hanya membeli surat kabar atau majalah tersebut. Bahkan informasi tersebut dapat diperoleh dengan cuma-cuma oleh pelaku pasar dengan mendengarkan lewat radio atau menjadi informasi televisi.
(31)
19
3. Informasi dihasilkan secara acak (random) dan tiap-tiap pengumuman informasi sifatnya random satu dengan yang lainnya. Informasi dihasilkan secara random
mempunyai arti bahwa investor tidak dapat memprediksi kapan emiten akan mengumumkan informasi yang baru.
4. Investor bereaksi dengan menggunakan informasi secara penuh dan cepat, sehingga harga dari suatu sekuritas berubah dengan semestinya mencerminkan informasi tersebut untuk mencapai keseimbangan baru. Kondisi ini dapat terjadi jika pelaku pasar merupakan individu-individu yang canggih (sophisticated) yang mampu memahami dan menginterpretasikan informasi dengan cepat dan baik.
Sebaliknya jika kondisi-kondisi di atas tidak terpenuhi, kemungkinan pasar tidak efisien dapat terjadi. Dengan demikian, pasar dapat menjadi tidak efisien jika kondisi-kondisi berikut ini terjadi.
1. Terdapat sejumlah kecil pelaku pasar yang dapat mempengaruhi harga dari suatu sekuritas.
2. Harga dari informasi adalah mahal dan terdapat akses yang tidak seragam antara pelaku pasar yang satu dengan yang lainnya terhadap suatu informasi yang sama. Kondisi ini dapat terjadi jika penyebaran informasi tepat waktunya, sebagian menerima informasi dengan terlambat dan sisanya mungkin tidak menerima informasi sama sekali. Kemungkinan lain dari kondisi ini adalah pemilik informasi sama sekali memang tidak berniat untuk menyebarkan informasinya untuk kepentingan mereka sendiri. Kondisi seperti ini yaitu sebagian lain dari pelaku pasar mempunyai informasi dan sebagian tidak mempunyainya disebut dengan
(32)
20
informasi yang tidak simetris (information asymmetric). Mereka mempunyai akses privat terhadap informasi dan menggunakannya untuk bertransaksi disebut dengan
insider trader. Perdagangan sekuritas yang menggunakan informasi privat ini disebut dengan insider trading yang merupakan kegiatan yang mealanggar hukum, karena merugikan pelaku pasar lainnya yang tidak mendapatkan informasi bersangkutan. Insider trader biasanya merupakan orang-orang yang mempunyai akses privat ke sistem informasi, seperti misalnya manajer-manajer di dalam perusahaan emiten yang lebih tahu persis tentang informasi dibandingkan dengan orang lain di luar perusahaan.
3. Informasi yang disebarkan dapat diprediksi dengan baik oleh sebagian pelaku-pelaku pasar.
4. Investor adalah individual-individual yang lugas (naive investor) dan tidak canggih (unsophisticated investor). Untuk pasar yang tidak efisien, masih banyak investor yang bereaksi terhadap informasi secara lugas (naive fashion), karena mereka mempunyai kemampuan yang terbatas dalam mengartikan dan menginterpretasikan informasi yang diterima. Karena mereka tidak canggih, maka seringkali mereka melakukan keputusan yang salah yang akibatnya sekuritas bersangkutan dinilai secara tidak tepat.
2.1.2.3 Implikasi EMH Analisis Teknikal
Analisis teknikal (technical analysis) pada dasarnya merupakan upaya pencarian pola perulangan yang dapat diprediksi dalam harga saham. Meskipun para pengguna
(33)
21
teknik ini mengakui nilai informasi yang terkait dengan prospek ekonomi perushaan di masa depan, mereka percaya bahwa informasi seperti itu belum tentu merupakan strategi perdagangan yang berhasil. Hal ini karena apapun alasan fundamental untuk perubahan harga saham, jika harga saham merespon cukup lambat, maka analisis akan mampu mengidentifikasi tren yang dapat dimanfaatkan selama periode penyesuaian ( Bodie, et al, 2006:481).
Analisis teknikal kadang kala disebut sebagai pembuat bagan (chartist) karena mereka mempelajari catatan atau bagan-bagan harga di masa lalu, berharap dapat menemukan pola yang dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan laba. Teori Dow (Dow Theory), dinamakan sesuai penemunya Charles Dow (yang mendirikan The Wall Street Journal) merupakan dasar dari sebagian besar analisis teknikal. Teori Dow menyebutkan tiga kekuatan yang secara bersamaan mempengaruhi harga saham: 1. Tren primer (primary trend) adalah pergerakan harga dalam jangka panjang,
berlalu beberapa bulan hingga beberapa tahun.
2. Tren sekunder atau perantara (secondary atau intermediate trend) disebabkan oleh deviasi harga jangka pendek dari garis trennya. Deviasi ini akan dieleminasi dengan koreksi, ketika harga kembali pada nilai trennya.
3. Tren tersier atau minor (tertiary atau minor trend), yaitu fluktuasi harian yang kurang penting.
Satu komponen analisis teknikal yang paling umum adalah apa yang disebut sebagai tingkat ketahanan (resistance level) atau tingkat dukungan (support level). Nilai ini dikatakan merupakan tingkat harga atas di mana sulit bagi harga untuk
(34)
22
meningkat lagi, atau tingkat harga bawah di mana sulit bagi harga saham untuk jatuh, dan harga ini dipercaya disebabkan oleh psikologi pasar.
Analisis teknikal juga berfokus pada volume perdagangan. Gagasannya adalah penurunan harga yang disertai dengan volume perdagangan yang besar merupakan sinyal penurunan pasar daripada jika volume perdagangannya lebih kecil, karena penurunan harga dipandang sebagai perwakilan dari tekanan jual secara umum.
Analisis Fundamental
Analisis fundamental (fundamental analysis) menggunakan prospek laba dan dividen perusahaan, harapan tingkat bunga di masa depan, dan evaluasi risiko perusahaan untuk menentukan harga saham yang tepat. Pada akhirnya ini merupakan sebuah cara untuk menentukan nilai sekarang yang mendiskontokan seluruh pembayaran yang akan diterima pemegang saham dari setiap saham yang dimilikinya. Jika nilai tersebut melebihi harga saham, analisis fundamental akan merekomendasikan untuk membeli saham.
Analisis fundamental biasanya memulai dengan sebuah studi mengenai laba masa lalu dan menguji neraca perusahaan. Mereka melengkapi analisis ini dengan analisis ekonomi yang lebih terperinci, yang dimulai antara lain dengan mengevaluasi kualitas manajemen perusahaan, posisi perusahaan dalam industri, serta prospek industri secara keseluruhan. Harapannya adalah untuk mendapatkan gambaran tentang kinerja perusahaan di masa depan yang belum diakui oleh pasar.
(35)
23 2.1.2.4 Pengujian Efisiensi Pasar
Menurut Tandelilin (2010:227), pengujian terhadap hipotesis pasar efisien pada dasarnya dibagi dalam tiga kelompok pengujian berdasarkan klasifikasi hipotesis pasar efisien yang akan diuji. Pengujian hipotesis pasar efisien dalam bentuk lemah bisa diuji dengan melakukan pengujian prediktabilitas return. Pengujian hipotesis pasar efisien dalam bentuk setengah kuat bisa dilakukan dengan pengujian event studies, untuk mengamati pengaruh pengumuman suatu informasi terhadap perubahan harga sekuritas. Sedangkan pengujian hipotesis pasar efisien dalam bentuk kuat bisa dilakukan dengan pengujian private information.
2.1.3 Event Study
Menurut Hadi (2006:211), studi peristiwa (event studies) adalah suatu penelitian yang meneliti dampak adanya suatu peristiwa tertentu terhadap sesuatu yang dipelajari.
Secara lebih spesifik studi peristiwa menyelidiki respons pasar terhadap kandungan informasi dari suatu pengumuman atau publikasi peristiwa tertentu. Kandungan informasi dapat berupa berita baik (good news) atau berita buruk (bad news). Hipotesis pasar efisien memprediksikan bahwa pasar akan memberi respons pasar positif untuk berita baik, dan respons negatif untuk berita buruk. Respons pasar tersebut tercermin dari return tak normal positif (berita baik) dan return tak normal negatif (berita buruk) (Tandelilin, 2010:565).
Studi peristiwa (event studies) menggambarkan sebuah teknik riset keuangan empiris yang memungkinkan seorang pengamat menilai dampak dari suatu peristiwa
(36)
24
terhadap harga saham perusahaan (Bodie, et.al, 2006:419). Menurut Gumanti (2011:337), event study adalah analisis empiris terhadap perilaku saham di sekitar peristiwa atau kejadian tertentu. Artinya, return saham perusahaan diuji untuk menentukan akibat atau efek dari suatu kejadian terhadap harga saham.
Menurut Hartono (2014:585), studi peristiwa (event study) merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Jika pengumuman mengandung informasi (information content), maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan return sebagai nilai perubahan harga atau dengan menggunakan
abnormal return. Jika digunakan abnormal return, maka dapat dikatakan bahwa suatu pengumuman yang mempunyai kandungan informasi akan memberikan
abnormal return kepada pasar. Sebaliknya yang tidak mengandung informasi tidak memberikan abnormal return kepada pasar.
Banyak peristiwa yang dapat mempengaruhi harga saham di pasar begitu peristiwa itu terjadi. Investor yang banyak mempelajari dampak suatu peristiwa terhadap harga saham akan bertindak cepat dalam mengambil keputusan jual beli saham begitu peristiwa serupa terjadi. Investor selalu menggunakan tolak ukur “return”, yaitu perbandingan antara harga saat ini dengan harga sebelumnya. Khusus dalam events studies yang mempelajari “peristiwa spesifik”, tolak ukur return yang digunakan adalah abnormal return (Samsul, 2006:274).
(37)
25
Menurut Nurhaeni (2009), Pemilihan Umum (Pemilu) adalah proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan politik tertentu. Pemilihan umum (Pemilu) di Indonesia pada awalnya ditujukan untuk memilih anggota lembaga perwakilan, yaitu DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota. Setelah amandemen keempat UUD 1945 pada 2002, pemilihan presiden dan wakil presiden (pilpres), yang semula dilakukan oleh MPR, disepakati untuk dilakukan langsung oleh rakyat sehingga pilpres pun dimasukkan ke dalam rezim pemilu. Pemilihan presiden dan wakil presiden (Pilpres) sebagai bagian dari pemilu diadakan pertama kali pada Pemilu 2004.
Situasi politik akan sangat mempengaruhi investor dalam mengambil keputusan untuk membeli atau menjual saham di Bursa, sekalipun kinerja perusahaan sangat bagus atau secara tehnikal juga mendukung, apabila situasi politik dan keamanan tidak nyaman untuk investor maka mereka tidak akan melakukan investasi, bahkan akan menghindarinya.
2.1.4 Abnormal Return
Menurut Samsul (2006:275), abnormal return adalah selisih antara return aktual dengan return yang diharapkan (expected return) yang dapat terjadi sebelum informasi resmi diterbitkan atau telah terjadi kebocoran informasi (leakage of information) sesudah informasi resmi diterbitkan. Abnormal return terjadi setiap hari pada setiap jenis saham, yaitu selisih antara return aktual dan return ekspekatasi yang dihitung secara harian. Karena dihitung secara harian, maka dalam suatu window period dapat diketahui abnormal return tertinggi atau terendah, dan dapat juga
(38)
26
diketahui pada hari ke berapa reaksi paling kuat terjadi pada masing-masing jenis saham.
Menurut Hartono (2014:609), abnormal return atau excess return merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal. Return
normal merupakan return ekspektasian (return yang diharapkan oleh investor). Dengan demikian return taknormal (abnormal return) adalah selisih antara return
sesungguhnya yang terjadi dengan return ekspektasian, sebagai berikut:
RTNi,t = Ri,t−E[Ri,t]
Dimana:
RTNi,t = return taknormal (abnormal return) sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t
Ri,t = return realisasian yang terjadi untuk sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t
E[Ri,t] = return ekspektasian sekuritas ke-i untuk periode peristiwa ke-t
Return realisasian atau return sesungguhnya merupakan return yang terjadi pada waktu ke-t yang merupakan selisih harga sekarang relatif terhadap harga sebelumnya atau dapat dihitung dengan rumus (Pi,t −Pi,t−1)/ Pi,t−1. Sedang return ekspektasian merupakan return yang harus diestimasi. Menurut Brown dan Warner (1985) dalam Hartono (2014:610), mengestimasi return ekspektasian menggunakan model estimasi
(39)
27 1. Mean Adjusted Model
Model sesuaian rata-rata (mean-adjusted model) ini menganggap bahwa return
ekspektasian bernilai konstan yang sama dengan rata-rata return realisasian sebelumnya selama periode estimasi (estimation period), sebagai berikut: (Hartono, 2014:610)
E[Ri,t] = ∑ Ri ,j t 2 j=t 1
T
Notasi:
E[Ri,t] = return ekspektasian sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t
Ri,j = return realisasian sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j
T = lamanya periode estimasi, yaitu dari t1 sampai dengan t2
Periode estimasi (estimation period) umumnya merupakan periode sebelum periode peristiwa. Periode peristiwa (event period) disebut juga dengan periode pengamatan atau jendela peristiwa (event window).
Periode Estimasi Periode Jendela
t1 t2 t3 t0 t4
Gambar 2.1. Periode estimasi dan periode jendela.
Di Gambar 2.1, t1 sampai t2 merupakan periode estimasi, t3 sampai t4 merupakan periode jendela dan t0 merupakan saat terjadinya peristiwa.
(40)
28 2. Market Model
Perhitungan return ekspektasian dengan model pasar (market model) ini dapat dilakukan dengan dua tahap, yaitu (1) membentuk model ekspektasian dengan menggunakan data realisasi selama periode estimasi dan (2) menggunakan model ekspektasi ini untuk mengestimasi return ekspektasian di periode jendela. Model ekspektasi dapat dibentuk dengan menggunakan teknik regresi OLS (Ordinary Least Square) dengan persamaan: (Hartono, 2014:615)
Rij = αi+ βi. RMj +εij
Rij = return realisasian sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j αi = intercept untuk sekuritas ke-i
βi = koefisien slope yang merupakan Beta dari sekuritas ke-i
RMj = return indeks pasar pada periode estimasi ke-j yang dapat dihitung dengan
rumus RMj = (IHSGj−IHSGj−1 ) / IHSGj−1 dengan IHSG adalah Indeks Harga SahamGabungan.
εij = kesalahan residu sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j
3. Market-Adjusted Model
Menurut Hartono (2014:621), model sesuaian-pasar (market-adjusted model) menganggap bahwa penduga yang terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut. Dengan menggunakan model ini, maka tidak perlu menggunakan periode estimasi untuk membentuk model estimasi, karena
(41)
29
Misalnya pada hari pengumuman peristiwa, return indeks pasar adalah sebesar 18%, dengan metode sesuaian pasar (market-adjusted model) ini, maka return
ekspektasian di hari yang sama tersebut adalah sama dengan return indeks pasarnya, yaitu sebesar 18% tersebut. Jika return suatu sekuritas pada hari pengumuman peristiwa adalah 35%, maka besarnya abnormal return yang terjadi adalah 17% (35%-18%).
2.1.5 Trading Volume Activity
Menurut Luhur (2010), aktivitas volume perdagangan merupakan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kegiatan jual beli saham di lantai bursa. Untuk melakukan perhitungan aktivitas volume perdagangan saham dapat dilakukan dengan membandingkan jumlah saham yang diperdagangkan dalam suatu periode tertentu dengan keseluruhan jumlah saham beredar perusahaan tersebut dlam kurun waktu yang sama.
Nurhaeni (2009) dalam penelitiannya menyatakan bahwa Trading Volume Activity (TVA) merupakan sebuah instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter pergerakan aktivitas volume perdagangan saham di pasar.
TVAi,t =
∑Saham � ditransaksikan waktu �
∑Saham � beredar waktu �
Perubahan volume perdagangan di pasar modal menunjukkan aktivitas perdagangan saham di bursa dan mencerminkan keputusan investasi investor (Gunawan dalam Supragita, 2011).
(42)
30
Volume perdagangan saham dapat digunakan oleh investor untuk melihat apakah saham yang dibeli tersebut merupakan saham yang aktif diperdagangkan di pasar (Neni dan Mahendra, 2004 dalam Munawarah 2009).
2.2Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Dedy Ananto (2014) dengan judul” Pengaruh Pemilu Legislatif terhadap Abnormal Return dan Trading Volume Activity Saham di Jakarta Islamic Index” (Studi Kasus pada Peristiwa Pemilu Legislatif 09 April 2014). Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pemilu legislatif tidak berpengaruh signifikan terhadap abnormal return, tetapi berpengaruh signifikan terhadap trading volume activity (TVA). Penelitian ini menggunakan periode 5 hari sebelum dan 5 hari sesudah peristiwa.
Penelitian yang dilakukan oleh Yvan Nezerwe (2013) dengan judul “Presidential Elections and Stock Returns in Egypt”. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa kedua pemilihan presiden memiliki pengaruh positif terhadap return saham di Egypt.
Penelitian yang dilakukan oleh Sajid Gul (2013) dengan judul “Stock Market Reaction to Political Events (Evidence from Pakistan)”. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa peristiwa politik berpengaruh signifikan pada harga saham di Karachi Stock Exchange.
Penelitian yang dilakukan oleh Julijana Angelovska (2011) dengan judul “The Impact of Political Events – “Name Issue” on an Emerging Macedonian Stock Market”. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pasar modal bereaksi terhadap tiga
(43)
31
peristiwa politik yang diteliti. Akan tetapi, tidak ada perbedaan antara rata-rata
abnormal return sebelum dan sesudah peristiwa.
Penelitian yang dilakukan oleh Maybina Puspa Fitriasti (2011) dengan judul “Analisa Abnormal Return dan Trading Volume Activity pada Peristiwa Pergantian Menteri Keuangan Kabinet Indonesia Bersatu II (Study pada Saham LQ-45 di Bursa Efek Indonesia”. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah pergantian menteri keuangan. Namun, terdapat perbedaan rata-rata trading volume activity yang signifikan sebelum dan sesudah pergantian menteri keuangan. Penelitian ini menggunakan periode 5 hari sebelum dan 5 hari sesudah peristiwa.
Penelitian yang dilakukan oleh Suryo Luhur (2010) dengan judul “Reaksi Pasar Modal Indonesia Seputar Pemilihan Umum 8 Juli 2009 pada Saham LQ-45”. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata abnormal return
secara signifikan sebelum dan sesudah peristiwa pemilu presiden dan wakil presiden 8 Juli 2009 pada saham LQ-45 yang terdaftar di BEI. Hasil penelitian juga menyimpulkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata aktivitas volume perdagangan (TVA) secara signifikan sebelum dan sesudah peristiwa pemilu presiden dan wakil presiden 8 Juli 2009 pada saham LQ-45 yang terdaftar di BEI. Penelitian ini menggunakan periode 10 hari sebelum dan 10 hari sesudah peristiwa.
Penelitian yang dilakukan oleh Maria Qifthiyah Alkaff (2010) dengan judul “Pengaruh Pemilihan Presiden RI tahun 2009 terhadap Harga Saham dan Volume Perdagangan Saham Perusahaan di Bursa Efek Indonesia (Event Study pada Saham
(44)
32
Anggota JII)”. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan
abnormal return yang signifikan sebelum dan sesudah peristiwa. Hasil penelitian juga menyimpulkan tidak terdapat perbedaan volume perdagangan saham yang signifikan sebelum dan sesudah peristiwa pemilihan presiden RI tahun 2009. Penelitian ini menggunakan periode 7 hari sebelum dan 7 hari sesudah peristiwa.
Penelitian yang dilakukan oleh Nunung Nurhaeni (2009) dengan judul “Dampak Pemilu Legislatif Indonesia Tahun 2009 terhadap Abnormal Return dan Aktivitas Volume Perdagangan Saham di BEI”. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah peristiwa pemilu legislatif 09 April 2009. Hasil penelitian juga menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata trading volume activity (TVA) sebelum dan sesudah peristiwa pemilu legislatif. Penelitian ini menggunakan periode 3 hari sebelum dan 3 hari sesudah peristiwa.
(45)
33 Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu No Peneliti
(Tahun)
Judul Penelitian Variabel Penelitian
Alat Uji
Hasil Penelitian
1 Dedy
Ananto (2014)
Pengaruh pemilu legislatif terhadap
abnormal return
dan trading volume activity
saham di Jakarta Islamic Index (Studi Kasus pada Peristiwa Pemilu Legislatif 09 April 2014. Abnormal return, Trading Volume Activity Uji beda t-test Pemilu legislatif tidak berpengaruh signifikan terhadap
abnormal return. Pemilu legislatif berpengaruh signifikan terhadap
trading volume activity (TVA).
2 Yvan
Nezerwe (2013)
Presidential Elections and Stock Returns in Egypt Stock Return OLS Regress ion Kedua pemilihan presiden memiliki pengaruh positif terhadap return
saham di Egypt. 3 Sajid Gul
(2013) Stock Market Reaction to Political Events (Evidence from Pakistan). Stock Prices Paired sample t-test statistic s Hasil penelitian menyimpulkan bahwa peristiwa politik berpengaruh signifikan pada harga saham di Karachi Stock Exchange. 4 Julijana
Angelov ska (2011)
The Impact of Political Events – “Name Issue” on an Emerging Macedonian Stock Market Abnormal Return Statistic t-test
Pasar modal bereaksi terhadap tiga
peristiwa politik yang diteliti. Akan tetapi, tidak ada perbedaan antara rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah peristiwa.
(46)
34 Lanjutan Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Peneliti (Tahun)
Judul Penelitian Variabel Penelitian
Alat Uji
Hasil Penelitian
5 Maybina
Puspa Fitriasti (2011) Analisa Abnormal Return dan Trading Volume Activity pada Peristiwa Pergantian Menteri Keuangan Kabinet Indonesia Bersatu II (Study pada Saham LQ-45 di Bursa Efek Indonesia). Abnormal return, Trading Volume Activity Uji beda t-test
Tidak ada perbedaan yang signifikan rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah pergantian menteri keuangan . Terdapat perbedaan rata-rata trading volume activity yang signifikan sebelum dan sesudah pergantian menteri keuangan.
6 Suryo
Luhur (2010)
Reaksi Pasar Modal Indonesia Seputar Pemilihan Umum 8 Juli 2009 pada Saham LQ-45 Abnormal return, Trading Volume Activity Uji beda t-test
Tidak ada perbedaan rata-rata abnormal return secara signifikan sebelum dan sesudah peristiwa.
Tidak ada perbedaan rata-rata aktivitas volume perdagangan (TVA) secara signifikan sebelum dan sesudah peristiwa.
7 Maria
Qifthyah Alkaff (2010)
Pengaruh pemilihan
presiden RI tahun 2009 terhadap harga saham dan volume
perdagangan saham perusahaan di Bursa Efek Indonesia (Event Study pada Saham Anggota JII). Abnormal return, Trading Volume Activity Uji beda t-test Tidak terdapat perbedaan abnormal return yang
signifikan sebelum dan sesudah peristiwa. Tidak terdapat perbedaan volume perdagangan saham yang signifikan sebelum dan sesudah peristiwa.
(47)
35 Lanjutan Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Peneliti (Tahun)
Judul Penelitian Variabel Penelitian
Alat Uji
Hasil Penelitian
8 Nunung
Nurhaeni (2009) Dampak Pemilihan Umum Legislatif Indonesia Tahun 2009 terhadap Abnormal Return dan Aktivitas Volume Perdagangan Saham di BEI.
Abnormal return, Trading Volume Activity Uji beda t-test Terdapat perbedaan rata-rata abnormal return sebelum dan setelah peristiwa. Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata TVA sebelum dan sesudah peristiwa.
2.3Kerangka Konseptual
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan abnormal return dan
trading volume activity sebelum dan sesudah pemilihan presiden dan wakil presiden Republik Indonesia tahun 2014. Hal ini dilakukan dengan melihat perbedaan rata-rata
abnormal return dan rata-rata trading volume activity saham 7 hari sebelum dan 7 hari sesudah pemilihan presiden Republik Indonesia tahun 2014.
Peristiwa politik adalah salah satu peristiwa yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman (Samsul, 2006:271). Studi peristiwa (event study) merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Event study dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi dari suatu pengumuman. Pengujian kandungan informasi dimaksudkan untuk melihat reaksi dari suatu pengumuman. Reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan return sebagai nilai perubahan harga
(48)
36
atau dengan menggunakan abnormal return. Jika digunakan abnormal return, maka dapat dikatakan bahwa suatu pengumuman yang mempunyai kandungan informasi akan memberikan abnormal return bagi pasar. Sebaliknya yang tidak mengandung informasi tidak akan memberikan abnormal return kepada pasar (Hartono, 2014:585).
Trading Volume Activity merupakan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter pergerakan aktivitas volume perdagangan di pasar. Ditinjau dari fungsinya, maka dapat dikatakan bahwa TVA merupakan variasi lain dari event study (Nurhaeni, 2009). Adapun kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual
Sumber: Samsul (2006), Hartono (2014), dan Nurhaeni (2009).
Average Abnormal Return Sebelum Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden RI 2014
Average Abnormal Return Sesudah Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden RI 2014
Average Trading Volume Activity Sesudah Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden RI 2014
Average Trading Volume Activity Sebelum Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden RI 2014
(49)
37 2.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka konseptual tersebut, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Terdapat perbedaan rata-rata abnormal return yang signifikan sebelum dan sesudah peristiwa pemilihan presiden dan wakil presiden Republik Indonesia tahun 2014.
2. Terdapat perbedaan rata-rata trading volume activity yang signifikan sebelum dan sesudah peristiwa pemilihan presiden dan wakil presiden Republik Indonesia tahun 2014.
(50)
38 BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi peristiwa (event study) yang bertujuan untuk melihat reaksi pasar terhadap peristiwa pemilihan presiden dan wakil presiden Republik Indonesia tahun 2014.
Menurut Hartono (2014:585), studi peristiwa (event study) merupakan merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Metodologi event study
yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk melihat reaksi pasar terhadap peristiwa pemilihan presiden dan wakil presiden Republik Indonesia tahun 2014 yang diukur dengan abnormal return saham dan trading volume activity saham sebelum dan sesudah terjadinya peristiwa pemilihan presiden dan wakil presiden RI tahun 2014.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui media internet
dengan situs
kemudian mengunduh data perdagangan saham harian perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian.Waktu penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Maret 2015 - April 2015.
(51)
39 3.3 Batasan Operasional
Adapun batasan operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Peristiwa yang diteliti dalam penelitian ini adalah peristiwa pemilihan presiden dan wakil presiden Republik Indonesia tahun 2014, yang terjadi pada tanggal 09 Juli 2014.
2. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah abnormal return saham dan
trading volume activity saham.
3. Perusahaan yang menjadi objek penelitian adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3.4 Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan penjelasan definisi dari variabel yang dipilih oleh peneliti. Definisi operasional memberi batasan atau arti suatu variabel dengan menguraikan hal yang harus dikerjakan oleh peneliti untuk mengukur variabel tersebut. Adapun variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Abnormal Return
Abnormal return (return tak normal) yaitu selisih return aktual yang sebenarnya terjadi dengan return harapan (Tandelilin, 2010:240) :
ARit = Rit −E(Rit) Dimana:
ARit = tingkat return tak normal (abnormal return)sekuritas i pada waktu t
(52)
40
E(Rit) = return harapan pada sekuritas ke i dalam periode t
2. Trading Volume Activity (TVA)
Trading Volume Activity (TVA) merupakan instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter perubahan volume perdagangan (Nurhaeni, 2009). Trading Volume Activity (TVA) dihitung dengan cara membandingkan saham yang ditransaksikan pada periode event period
dengan saham yang beredar pada periode yang sama.
TVAit = ∑saham � ditransaksikan waktu �
∑saham � beredar waktu �
Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel No Variabel Definisi
Operasional
Pengukuran Skala
Ukuran
1 Abnormal Return
Selisih antara return
aktual yang sebenarnya terjadi dengan return
harapan
ARit = Rit −E(Rit) Rasio
2 Trading Volume Activity
Perbandingan antara jumlah saham yang ditransaksikan dengan jumlah saham yang beredar
TVAit =
∑saham � ditransaksikan waktu � ∑saham � beredar waktu �
(53)
41
3.5 Periode Penelitian
Periode penelitian ini adalah 215 hari, yaitu terdiri dari 200 hari periode estimasi (estimation period) dan 15 hari periode peristiwa (event period) , yaitu 7 hari sebelum peristiwa (pre-event period), 1 hari saat peristiwa pemilihan presiden dan (event date) , dan 7 hari setelah peristiwa (post-event period). Pemilihan presiden dan wakil presiden Republik Indonesia dilaksanakan pada tanggal 09 Juli 2014 dan hari tersebut ditetapkan sebagai t0 (event date). Periode peristiwa (event period) adalah 30 Juni
2014 - 18 Juli 2014, sedangkan periode estimasi menggunakan 200 hari sebelum
event date.
Gambar 3.1 Skema Periode Penelitian
Periode Estimasi Periode Jendela
t-207 t-7 t=0 t+7
3.6 Populasi dan Sampel Penelitian 3.6.1 Populasi
Populasi adalah suatu kelompok dari elemen penelitian, di mana elemen adalah unit terkecil yang merupakan sumber dari data yang diperlukan (Kuncoro, 2009:123). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2014, yaitu yang berjumlah sebanyak 143 perusahaan.
(54)
42 3.6.2 Sampel
Sampel adalah bagian atau wakil populasi yang memiliki karakteristik sama dengan populasinya, diambil sebagai sumber data penelitian (Hadi, 2006:46). Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar dalam BEI. Penentuan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Purposive sampling
adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2012:122). Adapun pertimbangan atau kriteria sampel yang dimaksud peneliti adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian (periode estimasi dan periode peristiwa) dan tidak pernah mengalami delisting selama periode penelitian.
2. Aktif memperdagangkan sahamnya selama periode peristiwa (event period) yaitu 7 hari sebelum pemilihan presiden dan wakil presiden RI tahun 2014 dan 7 hari setelah peristiwa pemilihan presiden dan wakil presiden RI tahun 2014.
3. Tidak melakukan aksi korporasi lainnya (seperti stock split, right issue, pembagian dividen, dan sebagainya) selama periode peristiwa (event period). 4. Memperdagangkan saham harian selama periode estimasi (estimation period).
(55)
43 Tabel 3.2
Proses Seleksi Sampel
No Tahap Seleksi Jumlah
1 Jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2014.
143 2 Perusahaan manufaktur yang tidak terdaftar di BEI
selama periode penelitian atau mengalami delisting
selama periode penelitian .
(1) 3 Tidak aktif memperdagangkan saham selama periode
peristiwa (7 hari sebelum dan 7 hari setelah peristiwa)
(76) 4 Melakukan aksi korporasi lainnya selama periode
peristiwa (7 hari sebelum dan 7 hari setelah peristiwa)
(10) 5 Tidak memperdagangkan saham harian selama periode
estimasi
(5) Jumlah perusahaan yang dapat dijadikan sampel 51
Berdasarkan kriteria tersebut, maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 51 perusahaan. Adapun sampel tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3 Daftar Sampel Penelitian
No KODE NAMA
1 ADES PT.Akasha Wira International Tbk
2 ADMG PT.Polychem Indonesia Tbk
3 AISA PT.Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
4 APLI PT.Asiaplast Industries Tbk
5 ARNA PT.Arwana Citra Mulia Tbk
6 ASII PT.Astra Internaional Tbk
7 AUTO PT.Astra Auto Part Tbk
8 BATA PT.Saranacentral Bajatama Tbk
9 BRNA PT.Berlina Tbk
10 BRPT PT.Barito Pasifik Tbk
11 BTON PT.Betonjaya Manunggal Tbk
12 EKAD PT.Ekadharma International Tbk
13 FASW PT.Fajar Surya Wisesa Tbk
(56)
44 Lanjutan Tabel 3.2
No KODE NAMA
15 IGAR PT.Champion Pasific Indonesia Tbk 16 IMAS PT.Indomobil Sukses International Tbk
17 INAF PT.Indofarma Tbk
18 INKP PT.Indah Kiat Pulp & paper Tbk 19 INTP PT.Indocement Tunggal Prakasa Tbk 20 IPOL PT.Indopoly Swakarsa Industry Tbk 21 ISSP PT.Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk 22 JPFA PT.Japfa Comfeed Indonesia Tbk
23 JPRS PT.Jaya Pari Steel Tbk
24 KAEF PT.Kimia Farma Tbk
25 KBLI PT.KMI Wire & Cable Tbk
26 KIAS PT.Keramika Indonesia Asosiasi Tbk
27 KLBF PT.Kalbe Farma Tbk
28 KRAS PT.Krakatau Steel (Persero) Tbk
29 LMPI PT.Langgeng Makmur Industry Tbk
30 MAIN PT.Malindo Feedmill Tbk
31 NIPS PT.Nippres Tbk
32 PBRX PT.Pan Brothers Tbk
33 POLY PT.Asia Pasific Fibers Tbk
34 PYFA PT.Pyridam Farma Tbk
35 ROTI PT.Nippon Indosar Coorporindo Tbk
36 SIPD PT.Siearad Produce Tbk
37 SMBR PT.Semen Baturaja Persero Tbk
38 SMCB PT.Holcim Indonesia Tbk
39 SMGR PT.Semen Indonesia (Persero) Tbk
40 SMSM PT.Selamat Sempurna Tbk
41 SSTM PT.Sunson Textile Manufacturer Tbk 42 SULI PT.Sumalindo Lestari Jaya Global Tbk
43 TIRT PT.Tirta Mahakam Resources Tbk
44 TKIM PT.Pabrik Kertas Tjwi Kimia Tbk
45 TOTO PT.Surya Toto Indonesia Tbk
46 TRIS PT.Trisula International Tbk
47 TSPC PT.Tempo Scan Pasific Tbk
48 ULTJ PT.Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk
49 UNVR PT.Unilever Indonesia Tbk
50 VOKS PT.Voksel Electric Tbk
(57)
45 3.7 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain (Kuncoro, 2009:148). Sumber data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari Bursa Efek Indonesia. Adapun data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Harga saham harian masing-masing perusahaan manufaktur selama periode penelitian (estimation period dan event period). Harga saham yang dipakai adalah harga penutupan (closing price). Harga penutupan merupakan harga yang diminta pada saat akhir bursa.
2. Volume perdagangan saham harian masing-masing perusahaan manufaktur selama periode penelitian.
3. Total jumlah saham beredar dari masing-masing perusahaan manufaktur selama periode peristiwa (event period).
3.8 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini melalui studi dokumentasi dan studi pustaka. Peneliti mengumpulkan data sekunder berupa data historis perdagangan saham harian masing-masing perusahaaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, buku, serta jurnal ilmiah yang berkaitan dengan penelitian ini.
3.9 Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis
Metode analisis dalam penelitian ini menggunakan event study. Adapun tahap-tahap untuk analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
(58)
46
1. Mengidentifikasi tanggal kejadian peristiwa
Tanggal terjadinya peristiwa pemilihan presiden dan wakil presiden Republik Indonesia dalam penelitian ini adalah tanggal 9 Juli 2014, dan tanggal ini ditetapkan sebagai hari ke-0 (t0).
2. Menentukan periode penelitian
Periode penelitian dibagi menjadi dua, yaitu (i) periode estimasi (estimation period) yang digunakan untuk menghitung expected return (return yang diharapkan) dan (ii) periode pengamatan atau jendela (window period). Periode estimasi umumnya merupakan periode sebelum periode peristiwa. Periode peristiwa (event period) disebut juga dengan periode pengamatan atau jendela peristiwa (event window).
a. Periode estimasi dalam penelitian ini adalah 200 hari perdagangan saham sebelum periode peristiwa.
b. Periode pengamatan atau periode jendela (window period) dalam penelitian ini adalah 15 hari yaitu terdiri dari 7 hari sebelum pemilihan presiden dan wakil presiden RI tahun 2014 (pre-event period), 1 hari saat pemilihan presiden dan wakil presiden RI tahun 2014 yaitu terjadi pada tanggal 09 Juli 2014 (event date), dan 7 hari setelah pemilihan presiden dan wakil presiden RI tahun (post-event period). Alasan pemilihan 7 hari sebelum dan 7 hari setelah peristiwa adalah untuk menghindari efek pengganggu (confounding effect) akibat peristiwa lain seperti stock split, right issue, pengumuman dividen, dan lain-lain di luar penelitian yang dapat mengganggu penelitian.
(1)
117
Lanjutan Lampiran vii
NO KODE Rata-Rata
TVA Sebelum
Rata-Rata TVA Sesudah
33 POLY 0,00000012 0,00012052
34 PYFA 0,00000027 0,00050509
35 ROTI 0,00022247 0,00039196
36 SIPD 0,00091943 0,00088048
37 SMBR 0,00092720 0,00285301
38 SMCB 0,00007856 0,00054576
39 SMGR 0,00146476 0,00184634
40 SMSM 0,00000009 0,00000016
41 SSTM 0,00000006 0,00000003
42 SULI 0,00000008 0,00060844
43 TIRT 0,00147842 0,00000034
44 TKIM 0,00000012 0,00908188
45 TOTO 0,00000004 0,00000008
46 TRIS 0,00640037 0,00610333
47 TSPC 0,00005400 0,00007475
48 ULTJ 0,00000001 0,00000001
49 UNVR 0,00019130 0,00036763
50 VOKS 0,00000008 0,00000005
(2)
118
Lampiran viii
Lampiran Statistik Deskriptif
Abnormal Return
7 Hari Sebelum dan 7 Hari Sesudah Peristiwa
Descriptive StatisticsN Minimum Maximum Mean Std. Deviation
t-7 51 -,0540356 ,0513215 ,001796468 ,0178875375
t-6 51 -,0731816 ,1260583 ,000393978 ,0273144324
t-5 51 -,0757023 ,0306724 ,002129775 ,0160579918
t-4 51 -,0371971 ,2121598 ,009717739 ,0372183790
t-3 51 -,0997231 ,1218838 -,000046858 ,0275960093
t-2 51 -,0664918 ,0681241 ,008356126 ,0257156966
t-1 51 -,0452429 ,0415512 -,002820951 ,0168550967
t+1 51 -,0604543 ,0623333 ,001862028 ,0217879695
t+2 51 -,1345122 ,1059287 -,002973021 ,0304210322
t+3 51 -,1065200 ,0327527 -,005467817 ,0195072701
t+4 51 -,0376368 ,1056229 ,007267048 ,0235323623
t+5 51 -,0654074 ,0727788 ,012559427 ,0236428195
t+6 51 -,0339042 ,0891588 -,001728085 ,0243739713
t+7 51 -,0460788 ,0441355 -,000641021 ,0141139589
(3)
119
Lampiran ix
Lampiran Statistik Deskriptif
Trading Volume Activity
7 Hari Sebelum dan 7 Hari Sesudah Peristiwa
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
t-7 51 0E-7 ,0062384 ,000332605 ,0009508095
t-6 51 0E-7 ,0054273 ,000380792 ,0010907176
t-5 51 0E-7 ,0053674 ,000319656 ,0008858325
t-4 51 0E-7 ,0070895 ,000276248 ,0010141830
t-3 51 0E-7 ,0073193 ,000543262 ,0014740990
t-2 51 0E-7 ,0082444 ,000712380 ,0015501896
t-1 51 0E-7 ,0074274 ,000760215 ,0014682165
t+1 51 0E-7 ,0066147 ,001011404 ,0016060476
t+2 51 0E-7 ,0060683 ,000660424 ,0012636442
t+3 51 0E-7 ,0067751 ,000648438 ,0014996123
t+4 51 0E-7 ,0195618 ,000791220 ,0028458139
t+5 51 0E-7 ,0086743 ,001176954 ,0020648187
t+6 51 0E-7 ,0180841 ,001121193 ,0027763506
t+7 51 0E-7 ,0065314 ,000711273 ,0015364826
(4)
120
Lampiran x
Lampiran Hasil Uji Normalitas
Abnormal Return
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Rata-Rata Abnormal Return Sebelum Rata-Rata Abnormal Return Sesudah
N 51 51
Normal Parametersa,b Mean ,002789469 ,001554080
Std. Deviation ,0072008128 ,0058970135
Most Extreme Differences
Absolute ,122 ,118
Positive ,122 ,118
Negative -,097 -,097
Kolmogorov-Smirnov Z ,870 ,842
Asymp. Sig. (2-tailed) ,435 ,477
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Lampiran xi
Lampiran Hasil Uji Normalitas
Trading Volume Activity
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Rata-Rata TVA
Sebelum
Rata-Rata TVA Sesudah
N 51 51
Normal Parametersa,b Mean ,000475023 ,000874415
Std. Deviation ,0010513886 ,0016426183
Most Extreme Differences
Absolute ,326 ,297
Positive ,295 ,270
Negative -,326 -,297
Kolmogorov-Smirnov Z 2,326 2,123
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000 ,000
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
(5)
121
Lampiran xii
Lampiran Hasil Uji Beda
Paired Samples t-test Abnormal Return
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean Pair 1 AARbef ,002789469 51 ,0072008128 ,0010083155
AARaft ,001554080 51 ,0058970135 ,0008257470
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 AARbef & AARaft 51 -,008 ,957
Paired Samples Test
Paired Differences t df Sig. (2-tailed)
Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
(6)
122
Lampiran xiii
Lampiran Hasil Uji
Wilcoxon Signed Rank
Trading Volume Activity
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
TVAaft - TVAbef
Negative Ranks 13a 13,92 181,00
Positive Ranks 36b 29,00 1044,00
Ties 2c
Total 51
a. tvases < tvaseb b. tvases > tvaseb c. tvases = tvaseb
Test Statisticsa
TVAaft - TVAbef
Z -4,293b
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000 a. Wilcoxon Signed Ranks Test