10 rangsangan visual, pendengaran, nyeri dan perabaan juga dapat menerima
stimulasi dari korteks serebri termasuk rangsangan emosi dan proses pikir. Dalam keadaan sadar, neuron dalam RAS akan melepaskan katekolamin
seperti norepineprin. Demikian juga pada saat tidur, disebabkan adanya pelepasan serum serotonin dari sel khusus yang berada di pons dan batang
otak tengah, yaitu BSR Potter Perry, 2005.
2.1.3 Tahapan Tidur
Tidur dibagi menjadi dua fase yaitu pergerakan mata yang cepat atau Rapid Eye Movement REM dan pergerakan mata yang tidak cepat
atau Non Rapid Eye Movement NREM. Tidur diawali dengan fase NREM yang terdiri dari empat stadium, yaitu tidur stadium satu, tidur stadium dua,
tidur stadium tiga dan tidur stadium empat, lalu diikuti oleh fase REM Patlak, 2005. Fase NREM dan REM terjadi secara bergantian sekitar 4-6
siklus dalam semalam Potter Perry, 2005.
2.1.3.1 Tidur stadium satu
Sesuai dengan keadaan seorang yang baru saja terlena. Seluruh otot skeletal menjadi lemas, kelopak mata menutupi mata dan kedua bola mata
bergerak bolak-balik ke kedua sisi. EEG yang direkam selama tahap tidur pertama
itu memperlihatkan
penurunan voltase
dengan gelombanggelombang
alfa yang
makin menurun
frekuensinya Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia, 1996. Pada tahap ini
seseorang akan mengalami tidur yang dangkal dan dapat terbangun
11 dengan mudah oleh karena suara atau gangguan lain. Selama tahap
pertama tidur, mata akan bergerak peralahan-lahan, dan aktivitas otot melambat Patlak, 2005.
2.1.3.2 Tidur stadium dua
Keadaan tidur masuk tahap tidur kedua apabila timbul sekelompok gelombang yang berfrekuensi 14-18 siklus per detik pada aktivitas dasar
yang berfrekuensi 3-6 per detik. Gelombang-gelombang 14-18 siklus per detik itu dinamakan gelombang tidur atau sleep spindles. Dalam tahap tidur
kedua itu kedua bola mata berhenti bergerak dan tonus otot masih terpelihara Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia, 1996.
Biasanya berlangsung selama 10 hingga 25 menit. Denyut jantung melambat dan suhu tubuh menurun Smith Segal, 2010. Pada tahap ini
didapatkan gerakan bola mata berhenti Patlak, 2005.
2.1.3.3 Tidur stadium tiga
Pada tahap tidur yang ketiga EEG memperlihatkan perubahan gelombang dasar berfrekuensi 3-6 siklus per detik menjadi 1-2 siklus per detik, yang
sekali-sekali diselingi oleh timbulnya gelombang tidur. Keadaan fisik pada tahap tidur ketiga dicirikan oleh lemah lunglai karena tonus muscular lenyap
sama sekali Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia, 1996. Tahap ini lebih dalam dari tahap sebelumnya Ganong, 1998. Pada tahap ini
individu sulit untuk dibangunkan, dan jika terbangun, individu tersebut tidak
12 dapat segera menyesuaikan diri dan sering merasa bingung selama
beberapa menit Smith Segal, 2010.
2.1.3.4 Tidur stadium empat