Osilator Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Function Generator dengan Frekuensi 0,1 HZ- 2MHZ T1 612009001 BAB II

5 umumnya menghasilkan gelombang segitiga sebagai dasar dari semua output -nya. Gelombang segitiga ini dihasilkan oleh proses pengisian dan pengosongan kapasitor secara berulang-ulang dari sumber arus konstan. Hal ini menyebabkan tegangan menanjak dan menurun secara linier. Ketika tegangan output mencapai batas atas dan batas bawah, proses pengisian dan pengosongan dibalik mengunakan komparator dan menghasilkan gelombang segitiga linier. Dengan arus dan nilai kapasitor yang bervariasi maka frekuensi yang berbeda dapat dihasilkan[3]. Function generator terdiri atas sebuah pengatur atenuasi, pengatur amplitudo, pengatur duty cycle , dan pengatur tegangan DC offset .

2.3. Osilator

Osilator adalah suatu rangkaian yang menghasilkan keluaran yang amplitudonya berubah-ubah secara periodik dengan waktu. Keluaran dari osilator dapat berupa gelombang sinus, gelombang persegi, gelombang pulsa, gelombang segitiga atau gelombang gigi gergaji[4]. Frekuensi kerja atau frekuensi osilasi rangkaian osilator gelombang segitiga ditentukan oleh waktu proses pengisian dan pengosongan kapasitor. Pada saat tegangan sumber pertama kali diberikan pada rangkaian osilator gelombang segitiga di atas, output rangkaian Schmitt trigger akan berada pada kondisi Gambar 2.1. Rangkaian dan Bentuk Gelombang Outpu t Rangkaian Osilator Gelombang Segitiga[4]. 6 jenuh positif atau negatif. Apabila diasumsikan kondisi output pada output Schmitt trigger adalah jenuh positif maka arus listrik mengalir melalui kapasitor C melalui resistor R 1 pada titik A kondisi jenuh positif tersebut. Ketika muatan listrik mulai tersimpan di kapasitor, tegangan dari kedua sisi dan kapasitor mulai naik. Karena jalur input inverting dari IC 2 adalah sekitar 0V, maka tegangan output titik B dari rangkaian integrator turun secara bertahap. Tegangan pada titik C juga turun ketika tegangan dari titik B mulai turun. Persentase penurunan tergantung pada rasio resistor R 2 dan R 3 . Ketika tegangan titik C turun di bawah 0V, maka tegangan output pada titik A Schmitt trigger berubah ke minus dengan cepat. Agar tegangan dari titik C turun dibawah 0V maka dibutuhkan nilai R 2 lebih besar dari R 3 . Kemudian aliran arus reverse dari kapasitor ke titik A melalui R 1 . Dengan kondisi ini, tegangan pada titik B naik secara bertahap. Ketika tegangan dari titik C melebihi 0V maka output titik A Schmitt berubah menjadi positif dengan cepat sehingga membuat perubahan pada titik B ke arah negatif[4]. Proses tersebut berulang terus menerus hingga terbentuk sinyal output gelombang segitiga pada titik B output 1 dan gelombang kotak pada titik A output 2 pada rangkaian osilator gelombang segitiga di atas. Sedangkan untuk mengubah gelombang tegangan segitiga menjadi tegangan sinus maka diperlukan sine shapper . Proses sine shaping ini dapat menggunakan diode wave shaping . Gelombang segitiga diasumsikan memiliki amplitudo relatif sebesar 1,5. Untuk 0º sampai dengan 30º gelombang sinus akan mengikuti ramp pada gelombang segitiga. Sedangkan untuk 30º sampai dengan 60º kemiringan gelombang akan menurun sehingga gelombang sinus menaik hanya 0,866[5]. 7 Rangkaian dioda pada Gambar 2.3 menggambarkan bagaimana gelombang yang diinginkan dibentuk. Tegangan input merupakan gelombang tegangan segitiga. Untuk mempermudah maka penurunan tegangan pada dioda diabaikan. Ketika dioda dalam kondisi reverse bias dan V O sama dengan V , maka tegangan keluaran akan mengikuti ramp . Misalkan V 1 lebih kecil dari V 2 adalah 0,5V. Kemudian ketika tegangan input mencapai 0,5V, D 1 mulai menghantarkan[5]. Tegangan keluaran dinyatakan dengan: � � � 1 = 0,5 + � − 0,5 � 1 1+ � 1 2.1 Gambar 2.3. Rangkaian Positive Half-Cycle [5]. Gambar 2.2. PWL Transfer Function [5]. 8 Sepasang dioda pertama pada bagian sebelah kiri dari Gambar 2.4 menghasilkan bentuk gelombang sinus bagian positif sedangkan untuk bagian sebelah kanan menghasilkan bentuk gelombang sinus bagian negatif seperti Gambar 2.5. Untuk mengubah gelombang tegangan segitiga menjadi gelombang tegangan kotak maka digunakanlah rangkaian komparator. Sebuah komparator akan membandingkan dua tegangan atau arus. Komparator memiliki dua masukan analog V + atau V IN dan V - atau sebagai V REF dan keluaran berupa V o . Idealnya keluaran komparator adalah: � = + � , � � � � � −� , � � � � � 2.2 Rangkaian dasar komparator op-amp dapat digunakan untuk mendeteksi baik positif dan negatif tegangan masukan tergantung masukan dari amplifier yang dikoneksikan pada tegangan referensi. Sebagai contoh seperti rangkaian pada Gambar 2.6 dimana terdapat rangkaian komparator non-inverting yang mendeteksi ketika masukan sinyal, V IN diatas atau bernilai lebih positif dari pada V REF sehingga menghasilkan keluaran seperti pada Gambar 2.7[6]. Gambar 2.5. Transformasi Gelombang Segitiga ke Gelombang Sinus[5]. Gambar 2.4. Rangkaian Diode Wave Shaping [5]. 9 Pada rangkaian komparator non-inverting , tegangan referensi dihubungkan pada input inverting dari op-amp dengan sinyal masukan terhubung pada bagian masukan non- inverting . Ketika V IN lebih besar nilainya dari V REF , maka keluaran dari komparator op-amp akan bernilai V CC . Sedangkan apabila V IN bernilai lebih kecil dari V REF maka keluaran komparator op-amp akan mengubah kondisi dan bersaturasi pada sumber tegangan negatif atau pada rangkaian Gambar 2.6 bernilai 0V [6]. Gambar 2.7. Masukan dan Keluaran dari Rangkaian Komparator Non-Inverting [6]. Gambar 2.6. Rangkaian Komparator Non-Inverting [6]. 10

2.5. MAX038