7
BAB II STUDI KEPUSTAKAAN
2.1. Pembahasan Teori
Dalam kajian pustaka ini, akan dibahas mengenai teori Van Hiele dan Bruner serta hasil belajar. Konsep dasar teori Van Hiele dan Bruner akan dibahas
mengenai teori yang dikemukakan, kelemahan dan kelebihan kedua teori tersebut, dan implementasi pembelajaran matematika dengan pokok bahasan geometri,
persamaan teori kedua teori Van Hiele dan Bruner.
2.2 Teori Van Hiele
Penelitian yang dilakukan Van Hiele melahirkan beberapa tahapan perkembangaan kognitif anak dalam memahami geometri.
2.2.1 Lima tahap pemahaman geometri
Ismail Nyimas Aisyah, 2008: 4-2 menyatakan bahwa terdapat 5 tahap pemahaman geometri menurut Van Hiele yaitu tahap pengenalan, analisis,
pengurutan, deduksi dan keakuraatan. 1.
Tahap Pengenalan Pada tahap ini siswa hanya baru mengenal bangun – bangun geometri.
Pada tahap pengenalan anak belum dapat menyebutkan sifat – sifat dari bangun -bangun geometri yang dikenalnya. Untuk itu, guru harus tahu dan
memahami karakteristik siswa pada tahap ini agar siswa dapat menerima informasi atau pengetahuannya melalui dengan pengertian bukan dari
hafalan. 2.
Tahap Analisis Pada tahap ini siswa sudah dapat memahami sifat – sifat dari bangun
geometri.
3. Tahap Pengurutan
8
Pada tahap ini pemahaman siswa tentang geometri lebih meningkat lagi. Dimana siswa, lebih memahami hubungan antar geometri dengan geometri
yang lainnya. Anak pada tahap ini sudah memahami urutan bangun – bangun geometri dan menarik kesimpulan secara deduktif tetapi masih
tahap awal masih belum bisa memberika alasan. 4.
Tahap Deduksi Pada tahap ini siswa sudah dapat menarik kesimpulan secara deduktif.
Pengambilan kesimpulan secara deduktif yaitu penarikan kesimpulan dari hal - hal yang bersifat khusus.
5. Tahap Keakuratan
Pada tahap ini siswa sudah memahami betapa pentingnya ketepatan dari prinsip – prinsip dasar yang melandai suatu pembuktian. Anak pada tahap
ini memerlukan tahap berfikir yang kompleks dan rumit. Oleh karena itu, jarang atau hanya sedikit sekali anak yang sampai pada tahap berfikir ini.
Berdasarkan pendapat lima tahap pemahaman geometri dapat ditegaskan bahwa pemahaman geometri dalam pembelajaran matematika diatas terdapat 5
tahapan yang harus berurutan yaitu tahap pengenalan, analisis, pengurutan, deduksi dan keakuratan. Tahap pengenalan yaitu tahap dimana siswa mengenal geometri
dan pada saat siswa menerima informasi pengetahuannya melalui pemahaman siswa dengan apa yang siswa lihat dan mengkomunikasikannya dengan
menggunakan bahasa siswa. Tahap analisis adalah siswa mampu menyebutkan sifat – sifat dari geometri berdasarkan apa yang siswa lihat. Pada tahap pengurutan
siswa sudah dapat mendeskripsikan secara deduktif tentang hubungan bangun satu dan yang lainnya. Tahap deduksi adalah tahap dimana siswa sudah dapat menarik
kesimpulan dari apa yang siswa sebutkan pada tahap pengurutan. Sedangkan pada tahap keakuratan siswa sudah memahami prinsip – prinsip dasar suatu pembuktian.
Selain mengemukakan mengenai tahap-tahap perkembangan kognitif dalam memahami geometri, Van Hiele juga mengemukakan beberapa teori berkaitan
dengan pembelajaran geometri. Teori yang dikemukakan Van Hiele antara lain adalah sebagai berikut: Tiga unsur yang utama pembelajaran geometri yaitu waktu,
9
materi pembelajaran dan metode penyusun yang apabila dikelola secara terpadu dapat mengakibatkan meningkatnya kemampuan berpikir anak kepada tahap yang
lebih tinggi dari tahap yang sebelumnya. Bila dua orang yang mempunyai tahap berpikir berlainan satu sama lain, maka kedua orang itu tidak akan mengerti. Selain
itu juga, guru biasanya tidak mengerti mengapa yang telah guru jelaskan kepada siswa, anak tersebut tidak memahaminya. Menurut Van Hiele, seorang anak yang
yang berada pada tingkat yang lebih rendah tidak mungkin dapat mengerti atau memahami materi yang berada pada tingkat yang lebih tinggi dari anak tersebut.
Kalaupun anak itu dipaksakan untuk memahaminya, anak itu baru bisa memahami melalui hafalan saja bukan melalui pengertian. Untuk mendapatkan hasil yang
diinginkan yaitu anak memahami geometri dengan pengertian, kegiatan belajar anak harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak atau disesuaikan dengan
taraf berpikirnya. Dengan demikian anak dapat memperkaya pengalaman dan berpikirnya, selain itu sebagai persiapan untuk meningkatkan tahap berpikirnya
kepada tahap yang lebih tinggi dari tahap sebelumnya. Dalam pembelajaran matematika khususnya geometri antara waktu , materi dan metode harus dikelola
dengan sesuai atau ajeg. Dalam hal ini agar tujuan pembelajaran dapat tersampikn sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Selain itu juga metode yang digunakan
harus sesuai dengan tingkatan perkembangan kogniti siswa.
2.2.2 Fase – fase pembelajaran geometri