26
cepat tersinggung, cemas, kurang percaya diri, negative thinking, sehingga konflik diri terjadi dan menimbulkan citra buruk dalam pribadi setiap individu.
Sejak lahir pribadi setiap individu mengeksplorasi bagian tubuhnya, menerima stimulus dari orang lain, kemudian mulai memanipulasi lingkungan dan
mulai sadar dirinya terpisah dari lingkungan Keliat Akemat, 1992. Citra diri berhubungan dengan kepribadian, cara individu memandang dirinya memiliki
dampak terhadap perkembangan psikologisnya. Individu yang stabil, realistis dan konsisten terhadap citra dirinya memperlihatkan kemampuan yang mantap
terhadap aktualisasi diri dalam rangka memperbaiki hubungan dengan orang lain, penerimaan diri dan menjadi pemicu sukses dalam kehidupannya. Karena itu,
citra diri harus dipersepsikan secara positif dan realistis, karena semakin dapat menerima dan menyukai diri apa adanya, individu akan lebih bebas dan merasa
aman dari kecemasan. Pribadi setiap individu yang menerima dirinya apa adanya biasanya memiliki harga diri sehat daripada individu yang tidak menyukai dirinya.
Pribadi setiap individu yang memiliki citra diri positip, lebih mudah untuk menerima dan memahami dirinya dalam keberadaannya, sehingga dapat
membangun komunikasi dan relasi yang harmonis dengan orang lain, dalam rangka mengembangkan evaluasi diri seimbang. Dengan itu, pribadi setiap
individu dapat dibantu untuk memperbaiki citra diri yang buruk dalam mengaktualisasikan dirinya demi pengembangan diri. Pribadi setiap individu
belajar untuk berpikir positip positive thinking dalam menilai dan menyikapi segala sesuatu dengan arif dan bijaksana, akan sangat menciptakan kebersamaan
yang rukun dan damai dalam kehidupan mereka.
2. Ideal Diri self-ideal Buruk
Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana dirinya harus berperilaku dan bertindak berdasarkan standar, aspirasi, tujuan atau penilaian
personal tertentu Stuart Sundeen, 1991. Standar diri terkait dengan tipe orang yang diinginkan atau sejumlah aspirasi, cita-cita, nilai-nilai yang ingin di capai.
Ideal diri mewujudkan harapan dan cita-cita pribadi setiap individu berdasarkan norma sosial dan budaya serta kepada siapa ingin dilakukan.
Orang tua, guru, dosen, pimpinan, atasan, orang yang lebih dewasa, teman atau sahabat bisa menjadi idola bagi siapapun yang menyukainya baik itu
kebiasaan buruk atau yang baik. Idola terhadap seseorang sering menjadi standar
27
pribadi setiap individu dalam pembentukan ideal diri. Ideal diri dapat disebut juga sebagai standar pribadi yang mencakup seperti standar bersikap, standar
berbicara, standar dalam mengatur keuangan, standar penampilan, dan lain-lain. Ideal diri ini dapat berhubungan dengan karakter seseorang yang diinginkan atau
disukainya. Bisa juga berhubungan dengan tujuan, nilai, dan prestasi yang ingin dicapai. Jadi ideal diri tidak hanya melihat dari siapa idolanya, tapi juga apa tujuan
yang ingin dicapainya. Ideal diri harus cukup tinggi supaya mendukung respek diri, tetapi ketikia ideal diri terlalu tinggi, terlalu menuntut, samar-samar atau kabur
menjadi ideal diri buruk. Ideal diri berperan sebagai pengatur internal dan membantu kita dalam menghadapi konflik.
Menurut Chatterjee et al. Wickham, 2009: 12, 13,
persoalan sosial yang sangat tragis dan semakin meningkatkan ideal diri buruk pribadi setiap individu
adalah ketika keluarga dan masyarakat menolak untuk menerima
mereka kembali. Ideal diri buruk menjadikan sosok pribadi setiap individu kehilangan
harkat dan martabat bahkan harga dirinya direndahkan, dan karena itu kehilangan makna dan tujuan hidup. Tujuan dan makna hidup terdapat dalam
kehidupan pribadi setiap individu, dan dapat ditemukan dalam setiap keadaan, baik menyenangkan maupun tidak menyenangkan, dalam keadaan bahagia
ataupun penderitaan karena kehidupan manusia di dunia tidak selamanya dipenuhi dengan kesenangan namun juga dengan penderitaan Bastaman,
2007:45, 46. Pemaknaan hidup yang berhasil dihayati pribadi setiap individu dengan
memaknai penderitaan
tersebut, merupakan
suatu proses
pengembangan ideal diri positip. Dibalik penderitaan itu ada nilai-nilai yang dapat merubah perspektif keluarga dan masyarakat apabila peran pribadi setiap
individu sebagai tulang punggung keluarga, sebagai orang tua dari anak-anak yang masih kecil dengan setia, dilakukan dan diperankan dengan baik, sehingga
keluarga dan masyarakat menyadari bahwa pribadi setiap individu sangat dibutuhkan dan karena itu mereka berharga bagi keluarga dan masyarakat.
3. Peran Diri self-role Buruk