11 Kajian Tentang Pengaruh Atraktan Dari Nabati Alami Lokal dan Buatan untuk Memerangkap Hama Penggerek
Buah Kopi di Sumatera Utara. Sabam Malau, Parlindungan Lumbanraja, Rosnawita Simanjuntak, Susana Tabah Trina Panjaitan dan Benika Naibaho. Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Sumatera Utara
Jalan Sisingamangaraja. Medan.2012.
dari 1 juta orang petani produsen, pedagang pengumpul, tenaga kerja perusahaan pengolahan dan eksportir kopi, kedai kopi. Sekitar 95 kopi Sumatera Utara diekspor,
5 untuk kebutuhan dalam lokal dan dalam negeri.
2.2. Penggrek Buah Kopi
PBKo berasal dari Afrika. Nama ilmiahnya Hypothenemus hampei. Bahasa Inggrisnya Coffee Berry Borer CBB atau Broca. Malau 2010
menamainya Setan itam Black Devil . PBKo adalah Kumbang berukuran kecil; dewasa berwarna hitam;
ukuran betina dewasa panjang 1.4 –1.8 mm, jantan lebih kecil 1.2–1.6 mm. Betina dapat
terbang dalam jarak dekat; Jantan tidak dapat terbang karena tidak punya sayap. PKBo membor menggerek buah kopi pada diktus. Tapi, bila populasi PBKo
sangat tinggi dan musim kering dan panas, PBKo sering membor dari sisi lain dari buah. Dengan demikian, identifikasi serangan tidak boleh hanya melihat diktus saja, tapi juga
sisi buah. Biasanya, 1 buah dimasuki oleh 1 betina. Ini yang membuat penyebaran PBKo luar biasa cepatnya. Setelah membor buah, hama tersebut hidup dalam buah,
Induk dan anak-anaknya memakan semua biji sehingga tidak ada lagi biji dalam buah meskipun buah nampak sehat hijau mulus, atau merah saat matang. Serangan pada
buah yang sangat muda membuat buah membusuk, lalu buah gugur. PBKo sangat berbahaya karena berkembang biak sangat cepat dan jumlah
banyak sekali. Dalam 1 tahun, keturunan dari 1 ekor betina sebanyak 100.000 seratus ribu ekor. Bayangkanlah jumlahnya dalam 2-3 tahun, semua buah bisa terserang
sehingga tidak ada lagi biji yang dapat dipanen. Siklus hidup life cycle PBKo dari telur ke dewasa hanya 24-45 hari tergantung cuaca. Dua hari seteleh memasuki
12 Kajian Tentang Pengaruh Atraktan Dari Nabati Alami Lokal dan Buatan untuk Memerangkap Hama Penggerek
Buah Kopi di Sumatera Utara. Sabam Malau, Parlindungan Lumbanraja, Rosnawita Simanjuntak, Susana Tabah Trina Panjaitan dan Benika Naibaho. Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Sumatera Utara
Jalan Sisingamangaraja. Medan.2012.
buah, betina sudah bertelur. Satu betina bertelur sebanyak 35-50 butir yang terdiri dari 33-46 92 betina. Harapan hidup life expectation betina maksimum 190 hari,
sedangkan jantan maksimum 40 hari. Setelah kawin di dalam buah, kebanyakan betina keluar dari buah; hanya beberapa betina tetap di dalam buah. Betina yang keluar
tersebut membor biji-biji lainnya, lalu siklus diulangi lagi. Jantan tidak pernah keluar dari dalam biji.
Serangan hama Penggerek Buah Kopi PBKo sangat serius di berbagai kabupaten yang menjadi pusat produksi kopi di Sumatera Utara. Penggerek Buah Kopi
PBKo merupakan masalah utama kopi saat ini di Sumatera Utara. Hama PBKo yang bersarang dalam buah kopi akan memakan biji kopi. PBKo ini telah dicoba dikendalikan
dengan teknik Good Agriculture Practice seperti penggunaan perangkap dengan Hypothan, naungan, jamur, pupuk organik, tindakan teknik manual, dan replanting.
Tetapi belum cukup berhasil sehingga masih terdapat serangan yang sangat tinggi Malau 2010. Hama PBKo dapat menyebabkan penurunan produksi hingga 92
dengan modus 31-35 dan rata-rata 28,4 sehingga diperkirakan telah menimbukan kerugian bagi Sumatera Utara sebanyak Rp. 837 milyar pada tahun 2010 Malau 2010.
Dahsyatnya ancaman kerusakan yang diakibatkan oleh kumbang PBKo ini dapat dibayangkan dengan mengingat daur hidupnya dari telur ke dewasa, lama hidupnya
dan jumlah telurnya yang betina. Berapa ratus ribukah turunan 1 kumbang betina dalam 1 tahun? Daur hidup dari telur ke dewasa berlangsung 24-45 hari tergantung cuaca.
Dua hari setelah memasuki buah, kumbang betina mengeluarkan telur sebanyak 35-50 buah yang kemudian berkembang menjadi kumbang betina dan jantan dengan
perbandingan 13 betina : 1 jantan atau 33-46 betina dari 35-50 telur. Lama hidup
13 Kajian Tentang Pengaruh Atraktan Dari Nabati Alami Lokal dan Buatan untuk Memerangkap Hama Penggerek
Buah Kopi di Sumatera Utara. Sabam Malau, Parlindungan Lumbanraja, Rosnawita Simanjuntak, Susana Tabah Trina Panjaitan dan Benika Naibaho. Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Sumatera Utara
Jalan Sisingamangaraja. Medan.2012.
betina maksimum 190 hari dan jantan 40 hari. Kumbang baru tersebut kawin di dalam buah. Jantan tidak pernah meninggalkan buah. Beberapa kumbang betina baru
tersebut kemudian meletakkan telurnya pada buah yang sama, sebahagian lainnya keluar untuk menginfeksi buah-buah lainnya.
Pengendalian PBKo di berbagai belahan dunia dilakukan dengan menggunakan beragai cara seperti sanitasi, penggunaan atraktan dan jamur Bioworks 2011, IPM
2009, Kucel, Kangire dan Egonyu 2011, Kumar 2010, Fürst dan Bergleiter 2010, Sate of Hawaii Dept Agriculture 2011. Secara khusus penggunaan bahan buatan berupa
hypotan menjadi perhatian dalam penelitian ini. Hyppotan adalah larutancampuran alkohol etanol dengan methanol. Hypotan berfungsi sebagai senyawa penarik atau
atraktan bagi betina PBKo. Betina tersebut seperti mencium wangi janatan sehingga masuk dalam perangkap, dan kemudian terpeleset, dan masuk ked alam air yang ada
dalam perangkap, dan akhirnya mati. Pengalaman empiris terhadap hypotan menunjukkan bahwa penggunaan
hypotan mempunyai efektivitas hanya sekitar 5 padahal PBKo sangat cepat berkembang biak. Dalam 1 tahun sebagaimana telah direangkan di atas mempunyai
keturunan anak, cicit dan seterusnya sebanyak 100.000 ekor. Selan itu, hypotan sangat sulit diperoleh di tingkat petani karena hypotan didatangkan dari Pusat
Penelitian Kopi dan Kakao Jember. Mengingat daur hidup PBKo dan kelangkaan hypotan di tingkat petani, maka perlu dicari alternatif berupa bahan-bahan alami yang
ada disekitar petani. Bahan-bahan alamiah lokal tersebut diharapkan dapat berfungsi sebagai atraktan pada perangkap PBKo. Dengan cara tersebut petani terus menerus
dapat memasang perangkap bagi PBKo.
14 Kajian Tentang Pengaruh Atraktan Dari Nabati Alami Lokal dan Buatan untuk Memerangkap Hama Penggerek
Buah Kopi di Sumatera Utara. Sabam Malau, Parlindungan Lumbanraja, Rosnawita Simanjuntak, Susana Tabah Trina Panjaitan dan Benika Naibaho. Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Sumatera Utara
Jalan Sisingamangaraja. Medan.2012.
BAB III. METODE PENELITAN 3.1. Survey