PEMBAHASAN HUKUM PIH Pengantar Ilmi Huku

PEMBAHASAN HUKUM
PIH ( Pengantar Ilmi Hukum) pertama kali digunakan di Jerman pada abad
19, yaitu Einfuhrung in die Rechtswissenchaft. Dan pada abad ke 20 belanda
memasukan istilah ini di perguruan tinggi dngan nama “ Inleiding tot de
rechtswissenchaft”
Pada Tahun 1924 Istilah ini dipergunakan oleh indonesia tepatnya di
Universitas Gajahmada Jogjakarta. Ilmu Hukum adalah Ilmu pengetahuan
Obyktif, Ilmu yang menelaah hukum sebagai suatu gejala atau fenomena
kehidupan manusia dimanapun dan kapanpun. Kerena itu hukum dikatakan
sebagai fenmena Universal yang berhubungan erat dengan sejarah.
Menurut Jhon Austin “ Hukum adalah separangkat perintah, baik langsung
maupun tidak dari pihak yang berkuasa terhadap warganya yang merupakan
masyarakat publik yang Independen (pihak yang berkuasa merupakan Otoritas
yang tertinggi). Kelemahan dari John Austin hukum di lihat semata – samata
sebagai keadaan yang bersanksi, yang dibuat dan diberlakukan oleh Negara,
padahal keadaan tersebut belum tentu berlaku. Sedankan Menurut Van Khan “
Hukum adalah keseluruhan aturan hidup yang bersifat memaksa untuk
melindungi kepentingan manusia di dalam Masyarakat. Dan menurut Islam
sendiri “ Hukum adalah keseluruhan aturan hukum yang bersumber pada Alquran dan lebih diKongkritkan oleh Nabi Muhammad. Dalam tingkah laku beliau
disebut Sunah Rasul. Kaidah-Kaidah yang bersumber dari Allah yang di
kongkritkan melalui ijtihat atau penemuan Hukum oleh Mujtihat dan dibidangnya

masing-masing
Secara umum “ Hukum adalah Norma Kaedah – kaedah baik tertulis
maupun tidak tertulis yang terdapat dalam Masyarakat yang berisi perintah dan
larangan sifatnya memaksa, Apabila dilanggar akan mendapatkan sanksi baik
oleh pemerintah maupun Masyarakat.
Hukum dapat dinyatakan merupakan perundang – undangan atau peraturan
– peraturan yang mengatur perihal kehidupan Anggota Masyarakat, yang dapat
memaksa para anggota masyarakat tersebut untuk tunduk pada hukum
tersebut.






Statute Law ( Inggris) Adalah hukum yang tertulis Contohnya UU, UUD
1945
Common Law (Inggris) adalah hukum yang tidak tertulis Contohnya :
Kebiasaan dan adat istiadat
Hukum Positif

IUS Constitutum (latin) adalah hukum yang berlaku di suatu Negara pada
saat ini.
Constituendum (Latin) adalah hukum yang dicita – citakan Contoh :
Rancangan UU.

Sedangkan fungsi hukum sendiri adalah selalu mangikat serta melekat pada
manusia bermasyarakat. Dengan banyaknya peran hukum dalam masyarakat,
maka hukum mempunyain funsi yaitu Menertibkan dan mengatur pergaulan

dalam masyarakat serta menyelesaikan masalah – masalah yang timbul. Dalam
perkembangan masyarakat , funsi hulum dapat berdiri dari :





Sebagai alat pengatur tata tertib hubungan masyarakat
Sedbagai sarana untuk mewujudkan keadilan sosial lahir dan batin
Sebagai sarana penggerak pembangunan
Sebagai funsi kritis


Dan tujuan hukum adalah sebagai perlindungan kepentingan manusia,
Adapun tujuan Pokok daripada hukum adalah mencapai tatana masyarakat yang
tertib, menciptakan ketertiban dan keseimbangan. Dalam mencapai tujuan
hukum tersebut itu bertugas membagikan hak dan kewajiban antara perorangan
didalam masyarakat, membagi wewenang, dan mengatur cara memecahkan
masalah hukum serta memelihara kepastian hukum. Menurut Purnadi dan
Surjono Sukamto tujuan hukum adalah untuk kedamaian antara pribadi
ketertiban ekstern dan ketenangan intern pribadi. Tujuan positif tercantum dalam
pembukaan UUD 1945 pada alinea ke 4.
Dalam hukum ada beberapa Teori yang dikenal, yaitu :
a. Teorfi Etis (patut, keyakinan), Teori ini semata – mata bertujuan untuk
keadilan. Isi hukum ditentukan oleh keyakinan kita yang Etis tentang adil
dan tidak, dengan perkataan lain hukum bertujuan untuk menegakkan
keadilan atau Geni. Menurut Aristoteles dalam bukunya “ Retroica “
bangsa romawi menerjemahkan “IUS Suum Cvirute tribuare” ( Keadilan
tidak boleh dipandang sama arti pemerataan), Keadilan bukan berarti
bahwa tiap 2 orang memperoleh bagian yang sama. Aristoteles membagi
2 macam keadilan :
1. Keadilan Distribusi

Keadilan ini memberikan kepada tiap orang jatah menurut
jasanya, Ia tidak menuntut suaya tiap 2 orang mendapat bagian
yang
samabanyaknya,
bukan
persamaannya
melainkan
kesebandingannya.
2. Keadilan Komulatif
Keadilan ini memberikan kepada tiap orang sama banyaknya
dengan tidak mengingat jasa 2 orang tersebut.
Inilah bentrokan hukum yang tidak dapat di hindari, pertikaian yang selalu
berulang antara tuntutan 2 keadilan dan 2 kepastian hukum.
b. Teori Utilitis
Menurut Terori ini hukum ingin manjamin kebahagiaan yang terbesar bagi
manusia. Dalam jumlah yang sebanyak – banyaknya, dengan demikian
tujuan hukum adalah bermanfaat dalam menghasilkan keenangan atau
kebahagiaan yang terbesar bagi jumlah orang yang terbanyak ( Jeremy
Bentham)