BAHAN KULIAH PENGANTAR ILMU HUKUM PIH

(1)

BAHAN KULIAH

PIH

PENGANTAR

OLEH : AIRI S,

S.H.,M.H.

FH


(2)

APAKAH ARTI

HUKUM...?

JAWAB...

1...

2...

3...

4...

5...


(3)

PIH

Pngntar ilmu hukum – disingkat PIH –

mrpkan trjmhan lngsung dr istilah

Inleiding tot de rechtswetenschaft,

yg brrti

suatu mata kuliah pendahuluan atau

pembuka ke arah ilmu pngthuan hkm, dan

biasa dibrikan pd tngkat prsiapan fakultas.

Dg kta lain, PIH adl mt kliah dasar yg

mngntarkan/mnjukkan jln ke arah cbang2

ilmu hkm. PIH brsaha mbri pndngan

umum mngnai ilmu hkm scra kslruhan.


(4)

Pngrtian & Aneka Arti

Hukum

Val Apeldoorn, hkm adl suatu gejala sosial tdk ada

masy yg tdk mngenal hkm mk hkm itu mjd suatu aspek dr kbdyaan sprti agama, kesusilaan, adat istiadat, dan kebiasaan;

S.M. Amin, S.H. : hkm adl prtran, kmplan2 prtran2 yg trdiri dr norma dan sanksi-sanksi;

Unrecht, mnybutkan: hkm adl hmpunan ptnjuk hidup, perintah dan larangan – yg mngtur taib dlm suatu

masy, dan shrusnya ditaati olh slruh angg masy yg brsngkutan, olh krn itu plnggaran ptnjuk hidup tsb dpt mnimbulkan tndakan olh pmrintah atau penguasa itu; • Imanuel Kant : Hkm tdk dpt didifinisikan.


(5)

Kesimpulan

Hkm adl sekumpulan peraturan yg di

dlmnya terkandung printah2&lrngan2, yg

mngkat stiap wrga masy dan/atau mnsia,

dan ktntuan2 itu mjdi prtran hdp suatu

masy

yg

bersifat

mngendalikan,

mencegah, mengikat, dan memaksa

stiap angg masy dan/atau mnsia, olh krn

itu prtran tsb hrs dipthi dan ditaati, gna

tciptanya kdmaian, kntrman, krkunan,

dan keadilan.


(6)

Arti Hukum Menurut Masyarakat

1. Hukum sebagai ilmu pengetahuan

2. Hukum sebagai disiplin

3. Hukum sebagai kaedah

4. Hukum sebagai tata hukum

5. Hukum sebagai petugas (hukum)

6. Hukum sebagai keputusan penguasa

7. Hukum sebagai proses pemerintah

8. Hukum sebaga perikelakuan yang ajeg atau

sikap tindak yang teratur


(7)

Tujuan dan Tugas/Fungsi

Hukum

a.Tujuan Hkm

 Ketertiban

 Ketenangan


(8)

Lnjtan...,

Tujuan hukum adl ketertiban masy. Hkm

diprlkan utk pnghidupan di dlm masy dg

kebaikan dan ketenteraman brsama.

Hkm

mngtamakan

masy&bkn

pseorangan/glongan.

Hkm

pun

mjga&mlndungi

hak2

srt

mntukan

kwjiban2 angg masy, agar tcipta suatu

khdpan masy yg trtur, damai, adil, dan

makmur.

Gustav Radbruch

 : mnybtkan ada 3

nilai dasar hkm yaitu

Keadilan, Kegunaan

dan Kepastian Hukum

.


(9)

Ada 3 teori dri tujuan hukum, yaitu :Ethiesche Theori

Mnrut teori ini, tjuan hkm hny ditmptkan pd prwjudan keadilan smksimal mngkin dlm tatib masy. Tiap org dpt trjamin utk mproleh

bagiannya ssuai dg jasanya, dan inilah yang dinamakan keadilan distributif.

Utiliteis Theori

Mnrut teori ini, tjuan hkm adl kemanfaatan atau kebahagian masy atau mnsia semata-mata.

Gemengde Theori (teori gabungan)

Mnrut teori ini, tjuan hkm adl bkn hny keadilan, ttpi jg kemanfaatan:

jastice et utilities


(10)

b. Tugas/Fungsi hukum ialah :

Mngtur tta khdpan brmasy agr dpt

tciptanya suatu  krkunan, kttiban,

keadilan&prdamaian;

Mngtur&mngkoordinasi brbgai kpntingan yg

ada di masy agr tdk tjd tbnturnya kptingan

yg brbeda;

Mlndungi sgl kpntingan ssorg dg mbrikan

kekuasaan kpdnya utk brtndak dlm rngka

kpntingannya itu, misal kpntingan ssorg

thdp jiwanya, khrmatannya, hrta bndanya

dll.


(11)

Hukum dan Masyarakat

Stiap saat mnsia hidup dikuasai olh

hukum. Hukum mencampuri urusan

mnsia sblum ia lahir&mencampurinya

ssdah ia meninggal. Hkm mlindungi benih

di dlm kndungan ibu&msh mjga jenazah

org yg tlh mati. Jd hkm tdk hny menjelma

diruangan pengadilan, ttpi sllu menjelma

di dlm pergaulan hidup, dlm

tindakan-tindakan manusia. Sehingga ada

adagium (

ubi sociates ibi ius

)


(12)

Sabyek dan Obyek

Hukum

1. Subyek Hukum

Subyek hkm adl org (mnsia natuurlijk persoon), yg mpnyai hak dan kwjiban. Subyek hkm badan hukum (Rechtspersoon) adl organisasi2 yg didirikan utk dpt bertindak sbg subyek hukum, dan mmliki harta

kkyaan sendiri srta mngdakan peristiwa2 dan sebagainya.

2. Obyek Hukum

Obyek hkm adl sgl sstu yg brguna atau yg bmnfaat bg subyek hkm (manusia dan badan hukum) dan mjdi pokok hbngan hkm, krn sstu itu dpt dikuasai olh mnsia dan badan hukum (subyek hukum).


(13)

Hak dan Kewajiban

Hukum adl kekuasaan yg mngatur dan memaksa. Mk ia tiada berkesudahan dan

mngtur hbungan2 yg ditimbulkan olh prgaulan masy/mnsia (hbungan yg timbul dr prkwinan, ktrunan, kerabat darah, ketetanggaan, tmpt kediaman, kebangsaan, perkara2 dan lainnya), sehingga mntukan btas kkuasaan2,

hak&kewajiban. Tiap2 hbngan hkm mpunyai dua segi yaitu, “pd stu phk ia mrpkan hak”,

dan “pd phk lainnya ia mrpkan kewajiban. Dan kita biasanya memakai Perkataan hukum ini dalam dua arti:


(14)

Hub Hkm, Akibat Hkm, dan

Peristiwa Hkm

Hbngan hkm adl hbngan antara dua subyek

hkm atau lbh mngnai hak dan kewajiban

subyek hkm yg satu bhdapan dg hak dan

kewajiban subyek hkm yg lain.

Akibat hkm adl suatu akibat yg ditimbulkan

krn adanya hbngan hkm. Akibat hkm ini

mbwa suatu hbngan hkm yg akan mbrikan

hak dan kwjban yg ditntukan olh UU atau

Akibat hkm mrpkan smber lahirnya hak dan

kwjban bgi subyek2 hkm yg brsngkutan.


(15)

Peristiwa Hukum

Peristiwa hukum adl “smua kjdian atau fakta yg tjdi dlm khdpan masy yg mpnyai akibat hukum”.

KODIFIKASI HUKUM

Kodifikasi adl pembukuan jenis2 hukum tttu dlm kitab undang-undang secara sistematis dan lengkap. Tujuan dari kodifikasi hukum kedalam kitab uu adl utk mproleh kepastian hukum, penyederhaan hukum, dan kesatuan hukum. Mnrut bentuknya, hukum itu dapat dibedakan antara :

1. Hkm Tertulis (Statute Law=Written Law) yakni hkm yg dicantumkan dalam pelbagai peraturan-perundangan. 2. Hkm tdk Tertulis (unstatutery Law=Unwritten

Law) yaitu hkm yg diyakini, masih hidup, tumbuh, dan berkembang dlm masy, nmun brlkunya ditaati, dan

dipatuhi spti suatu prndang2an dsb jg hkm adat atau kebiasaan-kebiasaan atau adat istiadat).


(16)

SUMBER HUKUM

materil/formil

1. Sumber Hukum Material

yaitu: suatu kykinan/prsaan hkm individu dan pdpat umum yg mntukan isi hukum.

Kykinan/prsaan hkm individu (slku angg masy) dan jg pdpat umum yg mrpkan faktor2 yg dpt

mpngaruhi pbntukan hkm. 2. Sumber Hukum Formal

yaitu: bentuk atau knytaan dimna kt dpt mnmukan hkm yg brlku. Jd krn bentuknya itulah yg mnybbkan hkm brlaku umum, diketahui, dan ditaati.


(17)

Adapun yg trmsuk smber hkm dlm arti formal

adl :

1) Undang-undang

2) Kebiasaan atau hukum tak tertulis 3) Yurisprudensi

4) Traktat 5) Doktrin

Jadi... Sumber Hukum adl sgla sstu yg mnmbulkan atran2 yg mpnyai kekuatan yg

bersifat memaksa, yaitu atran2 yg jk di lnggar mngakitbatkan sanksi tegas dan nyata.


(18)

HUKUM SBG KENYATAAN

IDEAL

Pngrtian norma atau kaidah norma

adl ptnjuk hidup, yaitu ptnjuk bgmna

kt berbuat, btngkah laku didlm

masya. Dg dmkian norma atau

kaidah tsb berisi perintah atau

larangan, stiap org hndaknya

menaati norma atau kaidah itu agr

dpt hidup tenteram dan damai.

Das Sollen/cita-cita

Das sein/fakta/fakta


(19)

Ada 4 macam norma, yaitu :

Norma Agama adalah peraturan hidup yang berisi pengertian-pengertian, perintah-perintah,

larangan-larangan dan anjuran-anjuran yang berasal dari Tuhan yang merupakan tuntunan hidup ke arah atau jalan yang benar. 

Norma Kesusilaan adalah peraturan hidup yang dianggap

sebagai suara hati. Peraturan ini berisi suara batin yang diakui oleh sebagian orang sebagai pedoman dalam sikap dan perbuatannya. 

Norma Kesopanan adalah peraturan hidup yang muncul

dari hubungan sosial antar individu. Tiap golongan

masyarakat tertentu dapat menetapkan peraturan tertentu mengenai kesopanan. 

Norma Hukum adalah peraturan-peraturan hidup yang

diakui oleh negara dan harus dilaksanakan di tiap-tiap daerah dalam negara tersebut. Dapat diartikan bahwa

norma hukum ini mengikat tiap warganegara dalam wilayah negara tersebut.


(20)

Pengertian norma hukum

Kaidah Hukum

adl

Kaidah hkm mrpkan

sgla prtran yg ada yg tlh dibuat scra

resmi olh pmgang kekuasaan , yg sifatnya

mngikat stiap org dan pmbrlakuannya

mrpkan paksaan yg hrs ditaati dan apbla

tlh tjd plnggaran akn dikenakan sanksi

tttu. Hkm mrpkan gbungan dri :

Das Sollen/cita-cita

Das sein/fakta/fakta


(21)

Tujuan, Isi, Asal Usul, Sanksi dan

Daya Kerja beberapa Kaidah yang

berkembang dalam masyarakat :

1. Kaidah Agama/Kepercayaan  :

Tujuan : Umat manusia;

penyempurnaan manusia; jangan

sampai manusia jahat.

Isi : ditujukan kepada sikap batin.

Asal Usul : dari Tuhan

Sanksi : dari Tuhan

Daya Kerja : mntikbratkan pd kwjban

dr pd hak.


(22)

Kaidah Kesusilaan :

Tujuan : Umat manusia; penyempurnaan

manusia; jangan sampai manusia jahat.

Isi : ditujukan kepada sikap batin.

Asal Usul : dari diri sendiri

Sanksi : dari diri sendiri

Daya Kerja : mntikbratkan pd kwjban

Kaidah Sopan Santun :

Tujuan : Pembuatnya yang konkret;

keterlibatan masayarakat; jangan sampai

ada korban.

Isi : ditujukan kepada sikap lahir.

Asal Usul : kekuasaan luar yang memaksa

Sanksi : dari masyarakat yang tak resmi

Daya Kerja : membebani kewajiban


(23)

Kaidah Hukum :

Tujuan : Pembuatnya yang konkret;

keterlibatan masayarakat; jangan

sampai ada korban.

Isi : ditujukan kepada sikap lahir.

Asal Usul : kekuasaan luar yang

memaksa

Sanksi : dari masyarakat yang resmi

Daya Kerja : membebani kewajiban

dan memberi hak


(24)

ISI DAN SIFAT KAIDAH HUKUM

Isi kaidah hukum ada 3 macam yaitu :

1. Suruhan (gebod)  2. larangan (verbod) 3. kebolehan (mogen)

Sifat kaidah hukum ada 2 macam :

1. imperatif yaitu suatu kaidah hukum dalam keadaan berbuat tidak dapat dikesampingkan. Sifat : mengikat atau memaksa

2. facultative yaitu suatu kaidah hukum yang dalam keadaan konkret dapat dikesampingkan dengan perjanjian oleh para pihak. Sifatnya


(25)

PERUMUSAN KAIDAH HUKUM

Perumusan kaidah hokum ada 2 macam, yaitu :

1. hipotetis/ bersyarat : yaitu yang menunjukkan adanya hubungan antara kondisi (sebab)

dengan konsekwensi (akibat) tertentu.

2. kategori : yaitu suatu keadaan yang menurut hukum tidak menunjukkan adanya hubungan antara kondisi(sebab) dengan


(26)

TUGAS DAN TUJUAN KAIDAH HUKUM

Tujuan kaidah hukum adalah kedamaian.

Yang dimaksud kedamaian adalah suatu

keadaan dimana terdapat keserasian antara

(nilai) ketertiban ekstren antar pribadi

dengan nilai ketentraman/ ketenangan

intern pribadi.

Sedangkan tugas kaidah hukum adalah

untuk mencapai keadilan. Yang dimaksud

keadilan adalah keserasian antara(nilai)

kepastian hukum dengan (nilai)


(27)

ESSENSIALIA KAIDAH HUKUM

Esensialia kaidah hukum adalah membatasi

atau mematoki bukan memaksa, sebab hukum itu sendiri dapat dilanggar dan tidak dapat

melakukan paksaan. Yang mengadakan paksaan itu adalah diri sendiri ( karena adanya

kesadaran hukum) dan orang lain ( petugas hukum).

Tidak ada kaidah hukum yang memaksa. Melainkan kaidah hukum tersebut dapat

menimbulkan adanya paksaan, dengan kata lain sifat memaksa bukan esensil dari kaidah hukum


(28)

PERNYATAAN KAIDAH HUKUM

Kaidah hukum merupakan pandangan hukum

tentang bagaimana seharusnya orang

berprilaku dan bersikap tindak menurut

hukum. Jadi sifatnya abstrak dan ideal.( das

sollen = apa yang seharusnya)

Pernyataan kaidah hukum telah menyangkur

kaidah hukum didalam kenyataan riel, yang

merupakan perwujudan hukum. Disini kita

berbicara masalah kenyataan hukum jadi

sifatnya riel ( das sein = apa yang


(29)

PERNYATAAN KAIDAH HUKUM

PERNYATAAN KAIDAH HUKUM

29

Berlaku Umum Peraturan Per-UU-an

(Regelings)

Berlaku Individual Perjanjian atau KTUN

(Contract atau Beschikking)


(30)

KEBERLAKUAN KAIDAH HUKUM

HANS KELSEN : hukum itu

keberlakuan suatu kaidah.

Teori keberlakuan suatu hukum :

1. filosofis

2. sosiologis

3. yuridis


(31)

Berlakunya kaidah hukum secara sosiologis

menurut teori pengakuan adalah apabila kaidah hukum tersebut diterima dan diakui masyrakat. Sedangkan menurut teori paksaan berlakunya kaidah hukum apabila kaidah hukum tersebut dipaksakan oleh penguasa.

Berlakunya kaidah hukum secara filosofis apabila kaidah hukum tersebut dipandang sesuai dengan cita-cita masyarakat.

Suatu kaidah hukum sebaiknya mengandung 3 aspek tersebut, yaitu jika kaidah hukum berlaku

secara yuridis saja maka hanya merupakan hukum mati sedang apabila hanya berlaku dari aspek

sosiologis saja dalam artian paksaan maka kaidah hukum tersebut tidak lebih dari sekedar alat

pemaksa. Apabila kaidah hukum hanya memenuhi syarat filososfis saja, maka kaidah hukum tersebut tidak lebih dari kaidah hukum yang dicita-citakan.


(32)

KEBERLAKUAN KAIDAH HUKUM

KAIDAH HUKUM 32 Landasan Sasaran Wilayah (Ruimtegebied) Pribadi (Personengebied) Waktu (Tijdsgebied) Proses sesuai prosedur Hal Ikhwal (Zaaksgebied) Yuridis Sesuai dengan Yg lebih tinggi Sesuai dengan Yg lebih tinggi Sosiologis Diakui masyarakat Dapat dipaksanak an Filosofis Sesuai dengan cita- cita/nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat


(33)

PENYIMPANGAN TERHADAP KAIDAH HUKUM

Penyimpangan terhadap kaidah hukum dapat berupa:

1. Pengecualian/dispensasi, yaitu penyimpangan dari kaidah hukum dengan adanya dasar yang sah.

Pembenaran(Rechtsvaardigingsgrond)

Contoh: - Noodtoertand, misalnya dua orang terapung dilaut dengan sebilah papan.

-Wettelijkvoorschrift( menjalankan perintah UU, misalnya algojo melaksanakan hukuman mati).

2. Bebas kesalahan( schldopheffingsgrond)

Contoh: - overmacht/berat lawan, vide pasal 48 KUHP. Misalnya kasir bank yang ditodong dengan senjata api.

3. Penyelewengan/delik, yaitu penyimpangan dengan tanpa adanya dasar yang sah.

Contoh : - Hukum perdata a. Hukum pidana

b. HTN c. HAN


(34)

SISTEM

HUKUM


(35)

SISTEM

SUATU KESATUAN YANG TERDIRI DARI

BAGIAN-BAGIAN YANG SALING

BERHUBUNGAN SATU SAMA LAIN,

SECARA FUNGSIONAL, SALING

TERGANTUNG.

DIBATASI DALAM SUATU

LINGKUNGAN.

PERUBAHAN SUATU BAGIAN

BERAKIBAT PADA BAGIAN YANG LAIN.

MEMBENTUK SUATU KESATUAN

KERJA.


(36)

SISTEM HUKUM

(HAROLD J. BERMAN)

KESELURUHAN ATURAN DAN PROSEDUR

YANG SPESIFIK, YANG KARENA ITU DAPAT DIBEDAKAN CIRI-CIRINYA DARI KAEDAH-KAEDAH SOSIAL YANG LAIN

PADA UMUMNYA, DAN KEMUDIAN DARI

PADA ITU YANG SECARA RELATIF

KONSISTEN DITERAPKAN OLEH SUATU

STRUKTUR OTORITAS YANG PROFESIONAL

GUNA MENGONTROL PROSES-PROSES


(37)

Pemahaman Umum Mengenai

Sistem

Sistem adalah suatu kesatuan yang bersifat komplek, yang terdiri dari bagian-bagian yang berhubungan satu sama lain yang bekerja bersama secara aktif untuk mencapai tujuan.

Jadi, Sistem Hukum (menurut Sudikno Mertukusumo) merupakan tatanan atau kesatuan yang utuh yang tediri dari bagian-bagian atau unsur-unsur yang saling berkaitan erat satu sama lain yaitu kaidah atau pernyataan tentang apa yang seharusnya, sehingga sistem hukum merupakan sistem normatif.


(38)

LAWRENCE M. FRIEDMAN :

TEORI SISTEM

Substansi Hkm adl bgian substansial yg mntukan bs/tdknya

hkm itu dilksnkan. Substansi jg brti produk yg dihslkan olh org yg brda dlm sistem hkm yg mnckup kptsan yg mrka kluarkan. Substansi jg mnckup hkm yg hdp (living l aw), bkn hny atran yg ada dlm kitab uu (law books).

Struktur Hkm atau Pranata Hkm dsb sbg sstm struktural yg

mnntukan bs/tdknya hkm itu dilksnkan dg baik. Struktur hkm tsb mlpti: Kepolisian, Kejaksaan, Pengadilan dan Badan Pelaksana Pidana (LP).

Budaya/Kultur Hkm adl skp mnsia thdp hkm dan sstm hkm

kprcayaan, nilai, pemikiran, serta hrpannya. Budaya hkm erat kaitannya dg ksdaran hkm masy. Smkin tinggi ksdaran hkm masy mk akn tercipta budaya hkm yg baik. Secara sederhana, tingkat kptuhan masy thdp hkm mrpkan slh st indikator berfungsinya hkm.


(39)

MACAM - MACAM SISTEM

HUKUM

1.

SISTEM HUKUM EROPA

KONTINENTAL

BERKEMBANG DI NEGARA -NEGARA EROPA

DARATAN

SERING DISEBUT SEBAGAI "CIVIL LAW"

BERASAL DARI KODIFIKASI HUKUM YANG

BERLAKU DI KEKAISARAN ROMAWI MASA PEMERINTAHAN KAISAR YUSTINIANUS


(40)

LNJTAN...,

KUMPULAN PERATURAN HUKUMNYA

DISEBUT "CORPUS JURIS CIVILIS"

DIANUT, DIJADIKAN DASAR PERUMUSAN

NEGARA- NEGARA : JERMAN, BELANDA, PERANCIS, ITALIA, AMERIKA LATIN, ASIA, INDONESIA


(41)

PRINSIP DASAR SISTEM HUKUM

EROPA KONTINENTAL

HUKUM MEMPEROLEH KEKUATAN MENGIKAT,

KARENA DIWUJUDKAN DALAM PERATURAN-PERATURAN YANG BERBENTUK

UNDANG-UNDANG DAN TERSUSUN SECARA SISTEMATIK DI DALAM KODIFIKASI ATAU KOMPILASI

TERTENTU

TUJUAN HUKUM: KEPASTIAN HUKUM (NILAI

UTAMA) HANYA DAPAT DIWUJUDKAN KALAU TINDAKAN-TINDAKAN HUKUM MANUSIA DI DALAM PERGAULAN HIDUP DIATUR DENGAN PERATURAN HUKUM TERTULIS


(42)

LNJTAN...,

HAKIM TIDAK DAPAT LELUASA

MENCIPTAKAN HUKUM YANG MEMPUNYAI KEKUATAN MENGIKAT

HAKIM BERFUNGSI MENETAPKAN DAN

MENAFSIRKAN PERATURAN DALAM BATAS-BATAS WEWENANGNYA


(43)

2. SISTEM HUKUM ANGLO-SAXON

SISTEM HUKUM ANGLO SAXON = SISTEM

HUKUM ANGLO AMERIKA

ASAL: DARI INGGRIS ABAD XI, SERING

DISEBUT SEBAGAI SISTEM " COMMON LAW" DAN SISTEM "UNWRITTEN LAW". TAPI TIDAK SEPENUHNYA BENAR, DIKENAL JUGA

ADANYA SUMBER-SUMBER HUKUM TERTULIS (STATUTES)

MERUPAKAN SISTEM HUKUM POSITIF DI

AMERIKA UTARA, KANADA, BEBERAPA NEGARA ASIA, INGGRIS, AUSTRALIA, AMERIKA SERIKAT


(44)

PRINSIP DASAR SISTEM HUKUM

ANGLO SAXON

SUMBER HUKUM : PUTUSAN-PUTUSAN HAKIM DAN

ATAU PENGADILAN, MEWUJUDKAN KEPASTIAN HUKUM.

PRINSIP- PRINSIP DAN KAEDAH HUKUM DIBENTUK

DAN MENJADI KAEDAH YANG MENGIKAT UMUM.

SUMBER-SUMBER HUKUM, SEPERTI PUTUSAN

HAKIM, KEBIASAAN, PERATURAN TERTULIS, UNDANG-UNDANG, DAN PERATURAN

ADMINISTRASI NEGARA TIDAK TERSUSUN SECARA SISTEMATIK DALAM HIERARKI TERTENTU


(45)

PERANAN HAKIM BERFUNGSI TIDAK HANYA

SEBAGAI PIHAK YANG BERTUGAS MENETAPKAN DAN MENAFSIRKAN PERATURAN HUKUM SAJA, JUGA MEMBENTUK SELURUH TATA KEHIDUPAN MASYARAKAT

HAKIM MEMPUNYAI WEWENANG SANGAT LUAS

UNTUK MENAFSIRKAN PERATURAN HUKUM YANG BERLAKU DAN MENCIPTAKAN PRINSIP-PRINSIP HUKUM BARU

HUKUM BARU AKAN MENJADI PEGANGAN BAGI

HAKIM-HAKIM LAIN UNTUK MEMUTUSKAN PERKARA SEJENIS


(46)

DOKTRIN YANG DIANUT:

THE DOCTRINE OF PRECEDENT/

STARE DECISIS

HUKUM YANG SUDAH ADA DI DALAM

PUTUSAN HAKIM LAIN DARI PERKARA SEJENIS SEBELUMNYA HAKIM HARUS

MENDASARKAN PADA PRINSIP SEBELUMNYA (PRESEDEN)


(47)

BILA BELUM ADA PUTUSAN TERDAHULU,

HAKIM DALAM MEMUTUSAKAN PERKARA SESEORANG DAPAT MENETAPKAN

PUTUSAN BARU BERDASAR KAN

NILAI-NILAI KEADILAN, KEBENARAN AKAL SEHAT

KARENA BERKEMBANG DARI PUTUSAN

HAKIM UNTUK SUATU PERKARA ATAU

KASUS, MAKA SISTEM INI SERING DISEBUT


(48)

3.

SISTEM HUKUM ADAT

SISTEM HUKUM ADAT HANYA DALAM

KEHIDUPAN SOSIAL DI INDONESIA

ISTILAHNYA BERASAL DARI BAHASA

BELANDA "ADATRECHT", OLEH SNOUCK HURGRONJE


(49)

LNJTAN...,

PENGERTIAN HUKUM ADAT

MENGANDUNG MAKNA: HUKUM INDONESIA DAN KESUSILAAN

MASYARAKAT MERUPAKAN HUKUM ADAT

BERSUMBER PADA

PERATURAN-PERATURAN HUKUM TIDAK TERTULIS YANG TUMBUH BERKEMBANG DAN

DIPERTAHANKAN DNG KESADARAN HUKUM MASYARAKATNYA


(50)

BERSIFAT TRADISIONAL DENGAN BERPANGKAL

KEPADA KEHENDAK NENEK MOYANG

DAPAT BERUBAH TERGANTUNG DARI

PENGARUH KEJADIAN DAN KEADAAN HIDUP YANG SILIH BERGANTI

PEMUKA ADAT BERPERAN MELAKSANAKAN

SISTEM HUKUM ADAT. PENGARUHNYA BESAR, PEMIMPIN YANG DISEGANI, MENJAGA


(51)

PEMUKA ADAT DIANGGAP SBG ORANG YANG

PALING MAMPU MENJALANKAN DAN

MEMELIHARA PERATURAN, SELALU DITAATI MASYARAKATNYA BERDASARKAN

KEPERCAYAAN PADA NENEK MOYANG

PERANAN INI DAPAT MENGUBAH HUKUM

ADAT SESUAI KEBUTUHAN MASYARAKAT TANPA MENGHAPUS KEPERCAYAAN DAN KEHENDAK SUCI NENEK MOYANG


(52)

4.SISTEM HUKUM ISLAM

DIANUT OLEH MASYARAKAT ARAB,

BERKEMBANG DI ASIA, AFRIKA, EROPA

DAN AMERIKA SECARA INDIVIDUAL/

KELOMPOK

BERSUMBER HUKUM PADA : QURAN,

SUNAH NABI, IJMA DAN QIYAS

DASAR HUKUM: MENGATUR SEGI

PEMBANGUNAN, POLITIK, SOSIAL,

EKONOMI DAN BUDAYA


(53)

4.SISTEM HUKUM ISLAM

DIANUT OLEH MASYARAKAT ARAB,

BERKEMBANG DI ASIA, AFRIKA, EROPA

DAN AMERIKA SECARA INDIVIDUAL/

KELOMPOK

BERSUMBER HUKUM PADA : QURAN,

SUNAH NABI, IJMA DAN QIYAS

DASAR HUKUM: MENGATUR SEGI

PEMBANGUNAN, POLITIK, SOSIAL,

EKONOMI DAN BUDAYA


(54)

SISTEM HUKUM DALAM HUKUM FIKH

TERDIRI DARI DUA HUKUM POKOK YAITU

HUKUM ROHANIAH DISEBUT IBADAT.

HUKUM DUNIAWI TERDIRI DARI

:

MUAMALAT

TATA TERTIB HUKUM

ANTAR MANUSIA (JUAL BELI, HK.

TANAH, HAK MILIK DLL)

NIKAH

YAITU MEMBENTUK KELUARGA

JINAYAT

YAITU HUKUM PIDANA,

ANCAMAN HUKUMAN TERHADAP

HUKUM ALLAH DAN KEJAHATAN


(55)

KLASIFIKASI HUKUM

PENGGOLONGAN HUKUM

MENURUT BENTUKNYA

a. Hukum Tertulis

Adl hkm yg ditliskan/dicntumkan dlm

prndang2an. b.Hukum Tidak Tertulis

Adl hkm yg tdk ditliskan/tdk


(56)

PENGGOLONGAN HUKUM MENURUT

SIFAT/DAYA KERJANYA

a. Hukum Memakasa (imperative)

Adl hkm yg dlm kdaan bgmna pun jg hrs dan

mpnyai paksaan mutlak.

b. Hukum Mengatur (fakultatif/pelengkap)

Adl hkm yg dpt dikesampingkan apbla phak2

yg bsngktan tlh mbuat prtran sndiri dlm suatu

pjnjian.


(57)

PENGGOLONGAN HUKUM MENURUT

TEMPAT BERLAKUNYA

a.  Hukum Lokal

Adl hkm yg hny brlku di daerah tttu.

b. Hukum Nasional

Adl hkm yg brlku dlm suatu negara.

c. Hukum Internasional

Adl hkm yg mngtur hub antar negara

c. Hukum Asing


(58)

PENGGOLONGAN HUKUM MENURUT MAKTU

BERLAKUNYA

a. Ius Constitutum (Hukum Positif)

Adl hkm yg brlku skrg bg suatu masy tttu dlm suatu daerah tertentu.

b. Ius Constituendum

Adl hkm yg dihrpkan brlku pd wkt yg akn datang. c. Hukum Asasi (Hukum Alam/Hukum Antar Waktu) Adl  hkm yg brlku dimna2 dlm sgl wkt dan utk sgl bngsa di dunia. Hkm ini tak mngnal btas wkt

melainkan brlku utk slma2nya (abadi) thdp siapapun jg dislruh tempat.


(59)

PENGGOLONGAN HUKUM MENURUT ISI/MATERI YANG DIATUR

a. Hukum Publik (Hukum Negara)

Adl hkm yg mngtur hub antra Ngra dg alat2 prlngkpan/hub antra Ngra dg perseorangan (warga negara). Contoh :

1. Hkm Tata Negara

2. Hkm Administrasi Negara 3. Hkm Acara


(60)

b. Hukum Privat (Hukum Sipil)

Adl hkm yg mngtur hub2 antar org yg

stu dg org yg lain, dg mntikbrtkan kpd

kptingan pseorangan. Contoh:

1. Hkm per-orngan

2. Hkm keluarga

3. Hkm waris


(61)

HUKUM BERDASARKAN CARA MEMPERTAHANKANNYA

Berdasrkan kriteria ini, hukum dapat dibagi

menjadi :

a. Hkm materil, adl hkm yg mngtur hub antara

angg masy yg brlku umum ttg apa yg dilrang dan apa yg diblehkan utk dilkkan, mislnya : buruh

wajib mlkkan tgasnya spti apa yg dittpkan dlm prjjian krjanya (Pasal 1603 baru KUH Perdata). b. ukum formil, adl hkm yg mngtur bgmna cara mlksnakan dan mprthankan hkm materil. Mislnya dlm hal perselisihan hkm formil mnnjukkan cara mnylsaikan prkra tsb dimuka hakim.


(62)

HUKUM BERDASARKAN

SUMBERNYA

1. Hukum undang-undang

2. Hukum Kebiasaan Atau Adat

3. Hukum Yurisprudensi

4. Hukum Traktat

5. Hukum Doktin


(63)

ARTI SUMBER HUKUM

Sumber hkm adl sgl sstu yg mnbulkan

atran2 yg mpnyai kktan brsfat mmksa,

yaitu

apbla

dilanggar

akn

mengakibatkan timbulnya sanksi yg

tegas.

Pd umumnya para pakar mbdakan

smber hkm ke dlm kriteria:

a. Sumber hkm materiil;dan

b. Sumber hukum formal.


(64)

a.

Smbr hkm materiil, yaitu smbr hkm yg

mntukan isi kaidah hkm, trdri atas: prsaan

hkm

ssorg/pdpat

umum,

agama,

kabiasaan, dan politik hkm dr pemerintah.

b.

Smbr hkm formil, yaitu mrpkan tmp/smbr

drmna suatu prtran mmproleh kktan

hukum. Hal ini berkaitan dg mmbntuk

atau cara yg mnybabkan prtran hkm itu

berlaku.


(65)

Lnjtan...,

UNDANG-UNDANG (STATUE),

adl suatu prtran ngra yg mpnyai kktan hkm yg

mengikat, diadakan dan dipelihara oleh penguasa negara.

KEBIASAAN (CUSTOM),

prbtan mnsia yg trs dilkkan brl2ang dlm hal yg sm.

KEPUTUSAN HAKIM (JURISPRUDENTIE),

Kptusan hakim terdahulu yg sring diikuti dan

dijdikan dasar kptusan olh hakim yg lain mngenai mslh yg sama.


(66)

Lnjtan...,

TRAKTAT (TREATY),

Prjnjian yg diadakan olh dua ngra atau

lebih.

PENDAPAT SARJANA HUKUM

(DOKTRIN),

Pndpat para srjna hkm yg trnama jg

mpunyai kekuasaan dan brpngaruh

dlm pengambilan kptusan olh hakim.


(67)

HIERARKI, Prtran Prndang2an

Pasal 7 UU No. 12 Thn 2011

ttg Pmbntukan pertran

prndang2an

(1) Jenis dan hierarki Prtran

Prndang2an trdri atas:

a. Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia

b. Tahun 1945;

c. Ketetapan Majelis Permusyawaratan

Rakyat;


(68)

Lnjtan...,

c. UU/Prtran Pmrintah Pengganti UU;

d. Peraturan Pemerintah;

e. Peraturan Presiden;

f. Peraturan Daerah Provinsi; dan


(69)

ASAS PEMBENTUKAN

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN Pasal 5 UU No 12 Thn 2011

Dalam membentuk Peraturan Perundang-undangan harus dilakukan berdasarkan pada asas Pembentukan Peraturan Perundang-undangan yang baik, yang

meliputi:

a. kejelasan tujuan;

b. kelembagaan atau pejabat pembentuk yang tepat; c. kesesuaian antara jenis, hierarki, dan materi muatan; d. dapat dilaksanakan;

e. kedayagunaan dan kehasilgunaan; f. kejelasan rumusan; dan


(70)

PASAL 6 UU NO. 12 Thn

2011

(1) Materi muatan Peraturan Prndang2an harus mencerminkan asas:

a. pengayoman; b. kemanusiaan; c. kebangsaan; d. kekeluargaan; e. kenusantaraan;

f. bhinneka tunggal ika; g. keadilan;

h. kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan;

i. ketertiban dan kepastian hukum; dan/atau j. keseimbangan, keserasian, dan keselarasan.


(71)

PENEGAKAN HUKUM

Penegakan Hukum

Pngakan hkm adl proses dilkkannya

upaya utk tegaknya/brfngsinya

norma2 hkm scra nyata sbg pdman

prlku dlm lalin/hub2 hkm dlm khdpan

brmasy&brngara.

Pngakan hkm dpt ditinjau dr dua

sudut yakni :

1. Sudut subjeKnya; dan

2. Sudut objeknya.


(72)

NEGARA RI

BRDSRKAN ATAS HKM (PSL 1 AYAT (3) UUD 1945

TDK BRDSRKAN KEKUASAAN

PEMERINTAH WAJIB MENGADAKAN/MNJNJUNG TINGGI/MEMELIHARA KETERTIBAN

MASYARAKAT


(73)

PRINSIP2 NEGARA HUKUM

PRINSIP THE RULE OF LAW (atran hkm) PRINSIP LEGALITAS (dalil)

PRINSIP EQUALITY BEFORE THE LAW

EQUALITY JUSTICE UNDER LAW (prsmaan hak di hdpn hkm)

CIRI KHAS / SIFAT PADA NEGARA HUKUM

TUJUAN :


(74)

Pngakan hkm dr sudut subjeknya

pngakan hkm itu dpt dilkkan olh subjek

yg luas &dpt pla diartikan sbg upaya

pngakan hkm olh subjek dlm arti yg

trbtas/sempit. Dlm arti luas, proses

pngakan hkm itu mlbatkan smua subjek

hkm dlm stiap hub hkm. Dlm arti sempit,

dr sgi subjeknya itu, pngakan hkm itu

hnya diartikan sbg upaya aparatur

pngakan hkm tttu utk mnjmin&mmstikan

bhw suatu atran hkm brjlan sbgmna

shrusnya.


(75)

Pngakan hkm sudut objeknya,yaitu

Dlm hal ini, pngrtiannya pngkan hkm jg

mnckup makna yang luas&sempit. Dlm

arti luas, pngakan hkm itu mnckup pla

nilai2 keadilan yg trkndung di dlmnya

bnyi atran formal maupun nilai2

keadilan yg hdp dlm masy. Ttpi dlm arti

sempit,

pngakan

hkm

itu

hnya

mnyngkut pngakan prtran yg formal

dan tertulis sj.


(76)

PENEGAKAN HUKUM BR DPT TERPENUHI APABILA 5 PILAR HUKUM BERJALAN

DENGAN BAIK :

1. INTSRUMEN HUKUM YANG BAIK

2. APARAT PENEGAK HUKUM YANG

TANGGUH

3. PERALATAN YANG MEMADAI

4. MASYARAKAT YANG SADAR

HUKUM


(77)

FAKTOR PENEGAK HUKUM

KUALITAS PENEGAK HUKUM PROFESIONAL

ATAU TIDAK

LEMAHNYA WAWASAN PEMIKIRAN

MINIMNYA KETRAMPILAN UNTUK BEKERJARENDAHNYA MOTIVASI KERJA

RUSAKNYA MORALITAS PERSONAL APARATTINGKAT PENDIDIKAN YANG RENDAH

(POLISI)


(78)

Kekuasaan kehakiman

Kekuasaan Kehakiman adl kekuasaan ngra yg

merdeka utk mnylnggarakan peradilan gn

mngakkan hkm dan keadilan brdsarkan Pancasila dan UUD NRI Thn 1945, dmi trslenggaranya Ngra Hkm RI (Psl 1 angka 1 UU No. 48 Thn 2009 ttg Kekuasaan Kehakiman).

KONSEP KEKUASAAN KEHAKIMAN

Kekuasaan kehakiman adl ciri pokok ngra hkm (rechtsstaat) dan prinsip the rule of law. Demokrasi mengutamakan the will of the people, Negara hukum mengutamakan the rule of law. Keduanya perlu dibedakan dan dicerminkan dalam institusi yang terpisah satu sama lain. (Jimly Assiddiqie)


(79)

PENGERTIAN

PENEMUAN HUKUM

Proses pembentukan oleh hakim, atau aparat

hukum lainnya yang ditugaskan untuk

penerapan peraturan hukum umum pada

persitiwa konkrit, lebih lanjut dapat dikatakan

bahwa penemuan hukum adalah proses

konkretisasi atau individualisasi peraturan

hukum (das solen) yang bersifat umum

dengan mengingat akan peristiwa konkrit

(das sein) tertentu. (Mertokusumo, 2001:37)


(80)

SISTEM PENEMUAN

HUKUM

SISTEM HETERONUM

Tokoh Montesquieu dan Kant mngtkan bhw

hakim dlm mnrapkan UU thdp peristiwa

hukum

ssngguhnya

tdk

mjlankan

peranannya secara mandiri. Hakim hnylah

pnymbung lidah atau corong uu, tdk dpt

menambah dan tdk dpt mengurangi

(Sudikno Mertokusumo, 2001: 39)

SISTEM OTONOM

Tokoh Van Eikima Hommes, Francois Geny

dan Paul Scolten. Hakim tdk lg sbg corong

uu ttpi sbg pmbentuk hukum yg secara

mandiri memberikan bentuk kpd isi UU dan

menyesuaikannya dg kbthan2.


(81)

DASAR HUKUM PENEMUAN HUKUM DI INDONESIA

Asas Curia Novit (Hakim dianggap tahu hukum)

Pasal 1 angka 1 UU NO 48 Tahun 2009 ttg Kekuasaan Kehakiman

1. Kekuasaan Kehakiman adalah kekuasaan negara yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, demi terselenggaranya Negara Hukum Republik Indonesia.

Pasal 10 UU NO 48 Tahun 2009 ttg Kekuasaan Kehakiman

(1)Pengadilan dilarang menolak untuk memeriksa, mengadili, dan memutus suatu perkara yang diajukan dengan dalih bahwa hukum tidak ada atau kurang jelas, melainkan wajib untuk memeriksa dan mengadilinya.

(2)Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak menutup usaha penyelesaian perkara perdata secara perdamaian.


(82)

PASAL 1 ANGKA 1 UU NO. 48 THN

2009 ttg KEKUASAAN KEHAKIMAN

1. Kekuasaan Kehakiman adalah kekuasaan negara yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, demi terselenggaranya Negara Hukum Republik Indonesia.

PASAL 5 AYAT (1) UUNO. 48 TAHUN 2009 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN:HAKIM DAN HAKIM KONSTITUSI WAJIB MENGALI, MENGIKUTI DAN MEMAHAMI NILAI-NILAI HUKUM DAN RASA KEADILAN YANG HIDUP DALAM MASYARAKAT


(83)

DASAR HUKUM PENEMUAN HUKUM DI INDONESIA

Asas Curia Novit (Hakim dianggap tahu hukum)

Pasal 1 angka 1 UU NO 48 Tahun 2009 ttg Kekuasaan Kehakiman

1. Kekuasaan Kehakiman adalah kekuasaan negara yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, demi terselenggaranya Negara Hukum Republik Indonesia.

Pasal 10 UU NO 48 Tahun 2009 ttg Kekuasaan Kehakiman

(1)Pengadilan dilarang menolak untuk memeriksa, mengadili, dan memutus suatu perkara yang diajukan dengan dalih bahwa hukum tidak ada atau kurang jelas, melainkan wajib untuk memeriksa dan mengadilinya.

(2)Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak menutup usaha penyelesaian perkara perdata secara perdamaian.


(84)

Metode penemuan

hukum

Metode Interpretasi

1. Penafsiran/Interpretasi Gramatikal 2. Penafsiran/Interpretasi Sistematis 3. Penafsiran/Interpretasi historis

4. Penafsiran/Interpretasi sosiologis atau teologis 5. Penafsiran/Interpretasi komparatif

6. Penafsiran/Interpretasi antisipatif atau futuristis

Metode Argumentasi

1. Penafsiran peranalogian (analogi) 2. Penafsiran a contrario

3. Penafsiran rechverfijning (pengkonkretan hukum atau penghalusan hukum


(85)

PENAFSIRAN GRAMATIKAL: Mbrikan arti kpd suatu

istilah/prktaan ssuai dg tata bahasa. Misal : “Pegawai Negeri menerima suap”, mk plku disini adl Pegawai Negeri, bkn barang siapa.

• PENAFSIRAN SISTEMATIS (DOGMATIS): Penafsiran dg menilik susunan yg brhub dg bnyi Psl2 lainnya baik dlm UU itu maupun dg UU lainnya. Contoh : Istilah Pencurian dlm Psl 363 KUHP hrs diartikan sm dg Istilah Pencurian dlm Psl 362 KUHP. 

• PENAFSIRAN HISTORIS: Penafsiran brdsarkan sjrah hkmnya dg mnyldiki sjrah tjdinya hkm tsb. Penafsiran brdsarkan Sjrah UU dg mnylidiki mksd pbentuk uu, misalnya denda Rp. 250,- dpt ditafsirkan ssuai dg nilai sekarang. 


(86)

PENAFSIRAN TEOLOGIS/SOSIOLOGIS:

Penafsiran dg mpljari tjuan dr pd dibntuknya

suatu produk hkm. Mislnya tjuan dibentuknya

UU KPK atau UU Pengadilan Niaga, dll.

PENAFSIRAN KOMPARATIF: Penafsiran dg cra

mbndingkan dg pnjlsan brdsarkan prbndingan

hkm yg stu dg yg lainnya agr dpt ditemukan

kejelasan suatu ktntuan UU.

PENAFSIRAN FUTURISTIK: Penafsiran dg

pnjlsan UU dg prpdoman pd UU yg blm

disahkan. Mislnya penafsiran melalui RUU

KUHP. 


(87)

PENAFSIRAN RESTRIKTIF: Penafsiran dg

mprsempit pngrtian dr istilah. Msalnya

kerugian ditafsirkan tdk trmasuk kerugian

yg tdk berwujud sprti sakit, cacat dsb.

 PENAFSIRAN EKSTENSIF: Penafsiran dg

mmprluas pngrtian dr pd suatu istilah

berbeda dg pngrtian yg dignkan shri2. Misl

aliran listrik ditafsirkan sebagai benda. 

PENAFSIRAN AUTHENTIK: Penafsiran yg

resmi/psti thdp arti kata2 sbgmna dlm

prtran tsb. Contoh pd Psl 98 “Yg dsb wkt

mlm yaitu wkt antara mthri trbenam dan

mthri terbit. Dll.


(88)

PENAFSIRAN ANALOGI HUKUM: Misal Istilah

menjual dlm Psl 1576 KUHPer dianggap sm dg mbrikan, mwriskan, dan mengalihkan hak pd org lain.

PENAFSIRAN ARGUMENTUM A CONTRARIO

Penafsiran kebalikan dari suatu istilah/penafsiran uu yg didsarkan pd prlwanan pngrtian soal yg

diatur dlm uu dg soal yg dihdpi. Contoh tidak dipidana tanpa kesalahan, dll.

PENAFSIRAN PENGHALUSAN/PENYEMPITAN

HUKUM (RECHTVERVIJNING): Contoh, Konsep keluarga dipersempit pengertiannya menjadi Kepala Keluarga.


(89)

CARA MENERAPKAN METODE

PENAFSIRAN

Dlm mlksnakan penafsiran prtran prndang2an

prtma2

hrs

sllu

dilkkan

penafsiran

grammatikal, krn pd hakikatnya utk mmhmi

teks prtran prndang2an hrs dimngerti lbh dhlu

arti katanya. Stlh itu br dilnjutkan dg

penafsiran otentik. Kmdian dilnjutkan dg

penafsiran historis, penafsiran sistematis,

penafsiran

teleologis

atau

sosiologis,

penafsiran ekstensif, penafsiran restriktif,

penafsiran analogis dan penafsiran a contrario,

dan penafsiran rechverfijning (pengkonkretan

hukum atau penghalusan hukum


(90)

KEKOSONGAN HUKUM

Pengisian Kekosongan Hukum

Peraturan2 perundangan yg brlku dlm suatu Ngra dlm suatu wkt tttu bs diktakan hkm positif mrpkan suatu sstm yg formal, yg sulit utk mngbah atau mcbutnya wlpun tak ssuai dg prkmbangan masy yg hrs diatur olh prtran2 perundangan tsb.

Hakim Memenuhi Kekosongan Hukum

Dlm hub ini apbla hakim mnmbah prtran2, mk hal ini brti, hakim mmnuhi ruangan kosong (leemten) dlm sstm hkm formal dr tata hukum yg berlaku.

Spti dikthui pd akhir abad ke-19, para sarjana hukum brpdpat, bhw hkm itu mrpkan suatu kstuan yg lngkap dan yg tertutup; diluar uu tdk ada hkm, dan hakim tdk blh mjlankan keadaan hkm yg tdk dsbtkan dlm prtran prndangan.


(91)

KEKOSONGAN HUKUM

Hakim mengisi kekosongan hukum

apabila

perkara

yang

diajukan

kepadanya tidak ada

ketentuan-ketentuan

yang

berlaku

dalam

peraturan

perundang-undangan

meskipun sudah ditafsirkan menurut

bahasa, sejarah, sistematis dan

sosiologis. Konstruksi hukum adalah

hakim membuat suatu pengertian

hukum

(rechsbergrip)

yang

mengandung persamaan.


(92)

KEKOSONGAN HUKUM

Prof. Mister Paul Scholten, mngtkan bhw hkm itu mrpkan suatu sstm yg terbuka (open system van het recht).

Pndpat ini lhr dr knytaan, bhw dg pesatnya kmjuan dan prkmbngan masy, mnybabkan hkm mjd dianamis, trus-mnrus mngktui proses prkmbangan masy.

Berhub dg itulah tlh mnmbulkan konsekuensi, bhw hakim dpt dan bahkan hrs mmnuhi kekosongan yg ada dlm sstm hkm asalkan penambahan itu tdklah mbawa prbhan prisipil pd sstm hkm yg berlaku.

Van Apeldoorn (1981:397), pkrjaan hakim tak lain drpd mmsukkan hal yg hrs diptuskannya kedlm suatu prtran uu yg dg sendirinya mnytakan akibat hukumnya. Ini brti, hakim tentu tdk mbntuk hkm, melainkan dr sstu yg tdk ada, hakim mbntuk sebuah prtran br yg ssuai dg keadaan pd saat itu shngga mjd sbuah hkm yg berlaku.


(93)

ILMU HUKUM SEBAGAI ILMU

KENYATAAN

1. SOSIOLOGI HUKUM

2. ANTROPOLOGI HUKUM

3. PSIKOLOGI HUKUM

4. SEJARAH HUKUM

5. PERBANDINGAN HUKUM

6. FILSAFAT HUKUM


(94)

SOSIOLOGI HUKUM

Brsal dr kata Latin “Socius” yg brti “kawan”

ditambahkan dg Logos yg brti ilmu. Jd Sosiologi adl ilmu yg mpljari ttg brkwan/interaksi antar mnsia. Jd Pngrtian Sosiologi Hkm ini mngnlisa bgmna jlnnya suatu Hkm dlm masy, yg mrpkan hal utama bg para pngguna Hkm agr thu btpa brpngaruhnya Hkm dlm suatu masy.

Sosiologi hkm mrpkan suatu Cbng ilmu

pngthuan yg antara mnliti mngpa mnsia ptuh Pd hkm dan mngpa dia ggl Utk mnaati hkm tsb srt faktor2 sosial lain yg mpngruhinya.


(95)

Fungsi Sosiologi Hkm dpt diamati dr bbrpa sudut pandang, yaitu Sosiologi Hkm sbg social kontrol, alat utk mngbah masy, sbg simbol dan alat politik. Ada fungsi yg mnytkan Hkm sbg “a tool of social engineering”, dsni kt dpt lht bhw Sosiologi sngt kental dg hkm itu sendiri.

OBJEK KAJIAN SOSIOLOGI HUKUM:

-Beroperasinya hkm di masy (ius operatum) atau Law in Action & pngruh tmbal blik antara hkm dan masy.

-Dri sgi statiknya (struktur) : kaidah sosial, lembaga sosial, kelompok sosial& lapisan sosial.

-Dari segi dinamiknya ( proses sosial), interaksi dan


(96)

96

RUANG LINGKUP SOSIOLOGI HUKUM JUGA

mencakup 2 (dua) hal, yaitu :

1.Dasar2 sosial dr hkm, contoh: hkm nasional Indo, dsar sosialnya adl Pancasila, dg cri2nya : gotong-royong, musyawarah-kekeluargaan.

2.Efek2 hkm thdp gjla2 sosial lainnya, contoh : UU PMA thdp gjla ekonomi, UU Pemilu dan Partai Politik thdp gjla politik dan, UU Perguruan Tinggi thdp gjla pddkan.

KEGUNAAN SOSIOLOGI HUKUM

1.Mngthui&mmhami prkmbngan hkm positif (tertulis/tdk tertulis) di dlm ngr/masy.

2.Mngthui efektifitas brlkunya hkm positif di dlm masy. 3.Mmpu mngnalisis pnrapan hkm di dlm masy.

4.Mmpu mengkonstruksikan fenomena hkm yg tjd di masy.

5.Mmpu mempetakan mslah2 sosial dlm kaitan dg penerapan hkm di masy.


(97)

ANTROPOLOGI HUKUM

Istilah Antropologi brsal dr bhs Yunani, yaitu

Anthropos yg brti “mnsia” dan Logos yg brti

“cara pikir”, “wacana”, “bernalar”, atau dpt

jg diartikan sbg “akal”. Jd, scr harfiah dr

istilah tsb Antropologi mrpkan sbuah olahan

cra pkir mnsia yg dipndang dr brbgai aspek

kehdpannya atau dlm istilah Antropologi dsb

dg HOLISTIK. Hasil (produk) dr olahan cra

pkir mnsia itulah yg kmdian dikenal dg ILMU

yg dpt diperbaharui ssuai dg zamannya.


(98)

Antropologi Hukum

Pengertian, Sifat Keilmuan, dan Ruang Lingkup

Antropologi, adalah studi ilmu yg mempelajari tentang manusia dari Aspek Budaya, Perilaku, Nilai, Keanekaragaman dan lainnya

Antropologi Hukum, adalah ilmu yg mempelajari manusia dengan kebudayaan, yg khusus di bidang Hukum

Antropologi Hukum: ilmu tentang Manusia dalam kaitannya dengan Kaidah-kaidah sosial yg bersifat Hukum


(99)

PENGERTIAN ANTROPOLOGI

HUKUM

• Suatu cbng ilmu pngthuan yg scr empirismdan analitis mpljri ttg pola2 sengketa dan pnylsaian pd masy2 sdrhna/pun pd masy yg sdg mnglmi prkmbngan dan pmbngunan.

Masalah Hukum, tdklah hny pd mslh Hkm yg Normatif (dlm Prndangan) dan mslh hkm yg mrpkan Pola perilaku yg sring tjd (Hukum Adat). Ttpi jg mslh Budaya thdp suatu mslh Hukum, dikarenakan adanya Faktor Budaya yg mempengaruhinya.

• Faktor2 Budaya yg melatarbelakangi Mslh Hukum ; misalnya, Cara2

mnylsaikan Mslh Perselisihan dikalangan Org Batak, tdk sm dg org Minang, Jawa, Bali, Maluku dan lainya


(100)

Sumbangan Hukum bagi Antropologi dan

sebaliknya ?

Sumbangan Hukum bagi Antropologi :

Peranan Hukum sbg pmbntuk prturan2 dlm mngkaji

Antropologi agar tdk tjd hal2 yg tdk diinginkan.

Sumbangan Antropologi bagi Hukum :

Hukum lahir dari kebudayaan.

Mempelajari Antropologi berarti kita melihat

sebuah realitas, kenyataan atas kehidupan hukum yang sesungguhnya berjalan di masyarakat.

Diharapkan dapat memunculkan kesadaran atas

kenyataan adanya keberagaman hukum karena beragamnya budaya.


(1)

Das Sein adalah segala sesuatu yang merupakan implementasi dari segala hal yang kejadiannya diatur oleh das sollen dan mogen. Dapat dipahami bahwa das sein merupakan peristiwa konkrit yang terjadi.

Contoh : Merokok merupakan peristiwa konkrit (das sein) tetapi bila orang merokok di dekat pom bensin dan terjadi ledakan akibat orang yang merokok tersebut, maka merokok menjadi peristiwa hukum yang dapat menyebabkan perokok tersebut dihukum. Contoh : Peristiwa konkrit (das sein) memerlukan das

sollen untuk menjadi peristiwa hukum. Begitu pula sebaliknya, dunia norma (das sollen) juga memerlukan peristiwa konkrit (das sein) untuk menjadi peristiwa hukum. Contoh : terdapat aturan "barangsiapa membunuh harus dihukum..", maka bila tidak terjadi pembunuhan maka tidak berlaku pula aturan ini. Sehingga kami mempunyai kesimpulan umum bahwa das sollen dan das sein itu saling melengkapi satu sama lain.


(2)

B. Ajaran hkm Murni dr Hans Kelsen

Ajaran hkm murni diktgorikan ke dlm aliran

positivisme, krn pndngan2nya tdk jauh brbda dg

ajaran Auistin. Sdg Hans Kelsen scra tegas

mngtakan tdk mngnut brlkunya suatu hkm

alam, walaupun Kelsen mngmukakan adanya

asas2 hkm umum sbgmna trcrmin dlm

Grundnorm.

Teori hukum murni adalah teori yg brsal dr

aliran hkm positif, dmna di dlm teori ini brsha

utk mmbrikan pngrtian hkm dilhat sbg sstu yg

“murni“ trlpas dr sgla unsur lain yg brsal dr luar

ilmu hkm itu sndiri.


(3)

Bagian lain dari teori Hans Kelsen yg brsfat dsar

adl konsepsinya mngnai

Grundnorm

, yaitu suatu

dalil yg akbar yg tdk dpt ditiadakan yg mjd tjuan

dr smua jlan hkm bgmnapun brptar-ptarnya jlan

itu.

Grundnorm

mrpkan induk utk mlhirkan

prturan2 hkm dlm suatu tatanan sstem

tttu. 

Grundnorm

ini tdk prlu sama utk stiap tata

hukum; ttpi ia sllu akn ada, apakah dlm bntuk

trtlis, atau sbg suatu pernyataan yg tdk tertulis.

Grundnorm

ini mrpakan smcam bensin yg

mnggerakkan slruh sstem hkm. Dialah yg mjdi

dasar mngpa hkm itu hrs diptuhi dan dia pula yg

mmbrikan prtnggngjwaban, mngpa hkm di situ

hrs dilksnakan. Oleh krn itu ia lbih mrpkan suatu

dalil dripda prtran biasa. Dalil itu akan tetap mjdi

dasar dr tata hkm manakala org mmprcayai,

mngakui dan mmtuhinya. Ttpi apbla org sdh mlai

mnggugat kbnaran dr dalil akbar tsb, mka

kslruhan bngnan hkmnya pun akan runtuh. Inilah

yang disebut revolusi.


(4)

Inti ajaran Hans kelsen terkait dengan Hukum

Murni ada tiga konsep, yaitu:

1. Ajaran murni hkm Hans Kelsen ingin mmbersihkan

ilmu hkm dr anasir2 non hkm spti sejarah, moral,

sosiologis, politik, dll.

2. Ajaran ttg 

Grundnorm 

mrpakan induk yg mlhirkan

prturan2 hkm dlm suatu ttnan sstm hkm tttu.

3. Ajaran ttg 

Stufenbautheorie

, prturan hkm

kslruhannya ditrunkan dr norma dsr yg brda

dipuncak piramida, dan semakin kebawah semakin

beragam dan menyebar. Norma dasar teratas


(5)

Ohnoe habeh Pengantar ilmu hukom

Bak awai phoen hai syedara

Mudah2an beu’ek meuphoem

Yang loen susoen ohnoe meumada

Kadang na salah meuah keu loen

Wahe kawoem bek neupeudeca

Beuna faedah yang ka lheuh loen

susoen


(6)

SEKIAN

DAN

TERIMAKASIH

By: AIRI, S.