Hukum Internasional 008
NAMA : GRACELLA VIRGINIA
MEILINDA
NIM : 312013097
KELAS : HUKUM
INTERNASIONAL A (TAS
SEMESTER GENAP)
1. Menurut saya, referendum di Crimea tidak dapat dibenarkan
menurut Hukum Internasional, karena tindakan yang dilakukan
Rusia dikecam sebagai illegal oleh Ukraina dan Negara Barat
termasuk
AS
yang
melanggar
konstitusi
Ukraina
dengan
pemungutan suara yang sudah diatur dibawah tekanan dan
intimidasi militer Rusia. Terlihat juga bahwa dalam hal ini, Rusia
ikut campur dalam urusan wilayah otonomi di Negara lain,
dengan dalih sebagian besar penduduk Crimea adalah etnis
Rusia yang pasti akan mendukung setiap tindakan Rusia. Tentu,
masyarakat
internasional
tidak
akan
mengakui
hasil
jajak
pendapat tersebut. Pasal 1 paragraf 2 Piagam PBB menekankan
hak setiap bangsa untuk menentukan nasib sendiri, namun harus
dipikirkan juga apakah itu benar-benar aspirasi yang berasal dari
masyarakat Crimea itu sendiri atau karena adanya kekerasan
atau ancaman dari Rusia. Karena jika begitu, maka Rusia akan
berpotensi menguasai wilayah Ukraina lainnya karena wilayah
yang menjadi pusat Ukraina telah direbutnya.
2. Rusia mendapatkan wilayah Crimea melalui Referendum/Plebisit
(cara memperoleh wilayah melalui pilihan kemauan penduduk
yang bersangkutan dan cara damai dengan pemungutan suara
oleh penduduk wilayah tersebut untuk menentukan nasibnya). Ini
dapat
dibenarkan
menurut
Hukum
Internasional
karena
berdasarkan aspirasi penduduk Crimea, Namun yang membuat
tindakan ini salah adalah sepantasnya setiap diskusi tentang
masa depan Ukraina (termasuk Crimea didalamnya) harus
mencangkup pemerintah Ukraina yang sah dan terdapat potensi
kekerasan atau ancaman dari Rusia dalam pelaksanaannya yang
melanggar Piagam PBB Pasal 2 ayat 4.
MEILINDA
NIM : 312013097
KELAS : HUKUM
INTERNASIONAL A (TAS
SEMESTER GENAP)
1. Menurut saya, referendum di Crimea tidak dapat dibenarkan
menurut Hukum Internasional, karena tindakan yang dilakukan
Rusia dikecam sebagai illegal oleh Ukraina dan Negara Barat
termasuk
AS
yang
melanggar
konstitusi
Ukraina
dengan
pemungutan suara yang sudah diatur dibawah tekanan dan
intimidasi militer Rusia. Terlihat juga bahwa dalam hal ini, Rusia
ikut campur dalam urusan wilayah otonomi di Negara lain,
dengan dalih sebagian besar penduduk Crimea adalah etnis
Rusia yang pasti akan mendukung setiap tindakan Rusia. Tentu,
masyarakat
internasional
tidak
akan
mengakui
hasil
jajak
pendapat tersebut. Pasal 1 paragraf 2 Piagam PBB menekankan
hak setiap bangsa untuk menentukan nasib sendiri, namun harus
dipikirkan juga apakah itu benar-benar aspirasi yang berasal dari
masyarakat Crimea itu sendiri atau karena adanya kekerasan
atau ancaman dari Rusia. Karena jika begitu, maka Rusia akan
berpotensi menguasai wilayah Ukraina lainnya karena wilayah
yang menjadi pusat Ukraina telah direbutnya.
2. Rusia mendapatkan wilayah Crimea melalui Referendum/Plebisit
(cara memperoleh wilayah melalui pilihan kemauan penduduk
yang bersangkutan dan cara damai dengan pemungutan suara
oleh penduduk wilayah tersebut untuk menentukan nasibnya). Ini
dapat
dibenarkan
menurut
Hukum
Internasional
karena
berdasarkan aspirasi penduduk Crimea, Namun yang membuat
tindakan ini salah adalah sepantasnya setiap diskusi tentang
masa depan Ukraina (termasuk Crimea didalamnya) harus
mencangkup pemerintah Ukraina yang sah dan terdapat potensi
kekerasan atau ancaman dari Rusia dalam pelaksanaannya yang
melanggar Piagam PBB Pasal 2 ayat 4.