Metode Penelitian TRADISI IMLEK BAGI WARGA MUSLIM TIONGHOA DI DAERAH SURABAYA JAWA TIMUR.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id a. Metode Induktif. Mengemukakan data yang bersifat khusus atau terperinci baik yang bersifat teoritis maupun hal-hal yang bersifat empiris yang kemudian ditarik pada kesimpulan yang umum. b. Metode deduktif Metode yang berangkat dari hal yang bersifat umum hendak menilai suatu kejadian yang bersifat khusus. Dengan metode ini, penulis gunakan untuk menguraikan masalah yang bergerak dari pendapat atau teori yang bersifat umum untuk menjadi acuan awal dalam membahas masalah yang penulis teliti. 5. Bahan dan sumber. Untuk memperoleh data dalam penulisan skripsi ini, maka penulis menggunakan sumber sekunder yang didapat dari kepustakaan data literatur dan juga sumber primer yaitu wawancara. Sumber kepustakaan adalah sumber yang digunakan untuk mencari teori tentang masalah- masalah teoritis yang diteliti, yaitu mencari kepustakaan dan buku-buku serta tulisan-tulisan lainnya yang ada hubungannya dengan pembahasan dalam penulisan skripsi ini, sedangkan wawancara adalah wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu. 19

H. Sistematika Pembahasan.

Sistematika penulisan sebagai berikut: Bab I: Bab pendahuluan ini dikemukakan beberapa pembahasan yag meliputi: Latar Belakang Masalah,Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Pendekatan Dan Kerangka Teoretik, Penelitian Terdahulu, Metode Penelitian, Sistematika Pembahasan. BAB II: Dalam bab ini membahas tentang deskripsi sekilas tentang Tionghoa dan tradisi Imlek, yang meliputi dua sub bab antara lain: sejarah masuknya tionghoa ke Indonesia dan yang kedua membahas tentang asal mula perayaan tradisi imlek. BAB III: dalam bab ini membahas tentang Imlek Bagi Warga Muslim Tionghoa Di Daerah Surabaya Jawa Timur yang terdiri dari: pertama membahas tradisi yang dilakukan oleh warga muslim Tionghoa ketika hari imlek tiba dan yang kedua nilai- nilai yang terkandung dalam kebudayaan tersebut. BAB IV: dalam bab ini membahas tentang Pendapat Ulama Tentang Tradisi Imlek Di Surabaya, yang terdiri dari: menurut ulama-ulama NU, menurut ulama-ulama Muhammadiyah, menurut Ulama-ulama PITI. 19 Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, 180. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id BAB V: akhir dari bab ini merupakan penutup yang terdiri dari: kesimpulan dan saran-saran. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id BAB II SEKILAS TENTANG TIONGHOA DAN TRADISI IMLEK

A. Sejarah Masuknya Tionghoa ke Indonesia.

Mereka yang ingin mempelajari sejarah hubungan antara Indonesia dan Cina akan berhadapan dengan masalah sebagai berikut: sumber-sumber mana yang akan digunakan, apakah sumber-sumber itu asli, yaitu catatan langsung yang akan dibuat oleh para musafir sendiri, mana yang fakta dan khayalan didalam catatan itu, apakah lukisan topografi serta keterangan tahunnya dapat diandalkan, apa arti nama orang- orang dan tempat asing disitu? Masalah umum dari sumber-sumber sejarah Cina adalah jumlah bahannya yang berlimpah. Sumber mengenai hubungan antara Cina dengan Negara lain, termasuk Asia Tenggara dan Indonesia, juga memiliki masalah tersebut. Kesaksian orang Eropa tentang Nusantara masih tetap kesaksian Marco Polo. Dalam perjalanan pulang dari Cina dengan kapal milik Khan Agung yang dipersiapkan untuk berlayar menuju Persia, ia singgah beberapa bulan di Bandar- bandar Pantai Utara Sumatera pada tahun 1291. 1 Ia bercerita tentang kemajuan- kemajuan yang telah dicapai ”Hukum Muhammad” di kawasan bahari itu, tetapi tak 1 Denys Lombard, Nusa Jawa: Silang BudayaJakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1996, 59. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id banyak berkata tentang Jawa yang tidak disinggahinya. Beberapa dasawarsa kemudian, Odoric da Pordenone singgah di Jawa, kemudian di Campa yang terletak di pantai Vietnam sekarang ini, dan meninggalkan beberapa kalimat yang menarik tetapi hanya sekilas mengenai kebesaran Majapahit dan kekayaan istananya. Kemudian beberapa pengembara Italia lainnya menyusul. 2 Seyogyanya seseorang yang hendak mengumpulkan bahan tentang sejarah Cina lebih dahulu berpaling pada “Sejarah-sejarah Dinasti” yang berjumlah dua puluh enam jika “Sejarah Baru Dinasti Yuan” serta “Naskah Awal Sejarah Dinasti Ch’ing” ikut dihitung. “Sejarah Dinasti” merupakan sejarah Cina yang tidak terputus-putus semenjak masa kuno sampai akhir Dinasti Manchu pada tahun 1911. Pada umumnya “Sejarah-sejarah Dinasti” mengikuti pola yang sama. Pertama, terdapat bagian yang bernama Hikayat Pokok atau Hikayat Kekaisaran dimana semua tindakan para kaisar yang memegang tampuk pemerintahan dicatat secara kronologis. Tetapi susunan “Sejarah-sejarah Dinasti” adalah sedemikian rupa, sehingga sebuah pokok persoalan tidak dibahas tuntas dalam bab yang khusus berkenaan dengan pokok itu. Dengan demikian, untuk mengumpulkan semua bahan-bahan yang bertalian dengan suatu pokok bahasan tertentu, “Sejarah-sejarah Dinasti” harus dibaca secara keseluruhan, dan untuk tujuan tersebut tidak cukup bila orang 2 Ibid.