Objek Penelitian T1 162010006 BAB III

30 kedua, analisis induktif lebih dapat membuat hubungan peneliti-responden menjadi eksplisit, dapat dikenal, dan akuntabel; ketiga, analisis demikian lebih dapat menguraikan latar secara penuh dan dapat membuat keputusan-keputusan tentang dapat tidaknya pengalihan suatu latar lainnya; keempat, analisi induktif lebih dapat menemukan pengaruh bersama yang mempertajam hubungan-hubungan, 5. Teori dari dasar grounded theory yaitu penyusunan teori berasal dari bawah ke atas yakni dari sejumlah data yang banyak dikumpulkan yang saling berhubungan, 6. Deskriptif yaitu data yang dikumpulkan berupa kata- kata, gambar, dan bukan angka-angka, 7. Lebih mementingkan proses daripada hasil yaitu hubungan bagian-bagian yang diteliti akan jauh lebih jelas diamati dalam proses atau peranan proses dalam penelitian kualitatif besar sekali, 8. Adanya “batas” yang ditentukan oleh “fokus” yaitu adanya batas dalam penelitian atas dasar focus yang timbul sebagai masalah dalam penelitian, 9. Adanya kriteria khusus untuk keberhasilan data yaitu penelitian kualitatif mendefinisikan validitas, reabilitas, dan obyektifitas dalam versi lain dibandingkan dengan yang lazim digunakan dalam penelitian klasik, 10. Desain yang bersifat sementara yaitu penelitian kualitatif menyusun desain yang secara terus-menerus disesuaikan dengan kenyataan lapangan, 11. Hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama yaitu penelitian kualitatif lebih menghendaki agar pengertian dan hasil interprestasi yang diperoleh dirundingkan dan disepakati oleh manusia yang dijadikan sebagai sumber data.” 28

3.2. Objek Penelitian

Kecamatan Tuntang merupakan sebuah kecamatan yang berada di Kabupaten Semarang Jawa Tengah. Kecamatan Tuntang memiliki 16 desa, yaitu 27 Lexy J. Moloeng, 2010, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, hal. 8-13. 31 desa Kalibeji, Gedangan, Sraten, Rowosari, Jombor, Candirejo, Kesongo, Watuagung, Lopait, Tuntang, Delik, Tlogo, Karangtengah, Karanganyar, Tlompakan, Ngajaran. “Luas wilayah Kecamatan Tuntang adalah 56,24 km 2 , sedangkan luas tanahnya 5.624,20 Ha yang terdiri dari luas pertanian 3.442,88 Ha dan luas tanah bukan pertanian 2.181,32 Ha, dengan ketinggian rata-rata 480 meter diatas permukaan laut .” 29 Berdasarkan administrasi batas wilayah Kecamatan Tuntang adalah “Sebelah Barat : Kecamatan Bawen Rawa Pening Sebelah Timur : Kecamatan Pabelan Kecamatan Bringin Sebelah Utara : Kecamatan Bawen Sebelah Selatan : Kota Salatiga Kecamatan Getasan. ” 30 Jumlah penduduk di Kecamatan Tuntang sampai dengan akhir tahun 2013 menduduki urutan ke empat dari 19 Kecamatan yang ada di Kabupaten Semarang. “Kecamatan Tuntang memiliki jumlah penduduk sebanyak 63.765 jiwa dengan jumlah kepala keluarga 21.515 KK, penduduk laki-laki berjumlah 32.220 jiwa dan penduduk perempuan berjumlah 31.545 jiwa. ” 31 Perkembangan situasi dan kondisi wilayah serta masyarakat di Kecamatan Tuntang secara umum relatif tidak banyak mengalami pergeseran. Sikap kritis masyarakat terhadap kondisi yang berkembang semakin meningkat seiring dengan semakin terbukanya informasi dan sarana penyampaian aspirasi publik baik melalui surat kabar, radio maupun surat kepada pemerintah. Disisi lain, kon disi tersebut menjadikan tantangan bagi aparat Kecamatan untuk lebih 29 Badan Pusat Statistik, 2013, Kecamatan Tuntang Dalam Angka 2013, hal.1. 30 Badan Pusat Statistik, Ibid, hal.1. 31 Badan Pusat Statistik, op.cit., hal.33. 32 meningkatkan kualitas kinerja serta lebih professional dalam pelaksanaan pekerjaan agar mampu mengimbangi dan menyikapi setiap aspirasi yang tumbuh dan berkembang di masyarakat sehingga diharapkan dapat membimbing, memelihara dan mengarahkan semangat berpartisipasi tersebut kepada hal-hal yang dapat membantu pelaksanaan tugas dan pemberdayaan masyarakat di Kecamatan Tuntang. Kecamatan Tuntang memiliki 14 pegawai yaitu, di antaranya 1 kepala Camat, 1 Sekertaris Camat, 4 Seksi dan 8 staff pegawai. Satuan pengamatan dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai di Kecamatan Tuntang. Satuan analisa sebagai sumber data yang digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian ditentukan dengan snowball sampling. Snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data, yang pada awalnya jumlahnya sedikit, lama- lama menjadi besar. Hal ini dilakukan karena dari jumlah sumber data yang sedkit itu belum mampu memberikan data yang lengkap, maka mencari orang lain lagi yang dapat digunakan sebagai sumber data. Dengan demikian jumlah sampel data akan semakin besar, seperti bola salju yang menggelinding lama- lama menjadi besar.” 32 3.3.Sumber dan Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder, sehingga dalam pengumpulan data peneliti menggunakan sumber prier dan sumbe r sekunder. Pengertian sumber primer dan sumber sekunder menurut Sugiyono adalah “Sumber primer adalah sumber data yang langsung mem- 32 Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Pendidikan, Alfabeta, Bandung, hal.300. 33 berikan data kepada pengumpul data, sedangkan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.” 33 Data primer diperoleh dari pihak yang terlibat dalam penelitian ini, sedangkan deep interview diperoleh melalui website dan instansi-instansi tertentu. Pihak yang memberikan informasi mengenai hal-hal yang diperlukan dalam penelitian ini disebut informan. Sanafiah Faisal dalam Sugiyono menyatakan bahwa sebagai informan sebaiknya memiliki kriteria sebagai berikut: “1. Mereka yang menguasai atau memahami sesuatu melalui proses enkulturasi, sehingga sesuatu itu bukan sekedar diketahui, tetapi juga dihayati 2. Mereka yang tergolong masih berkecimpung atau terlibat pada kegiatan yang tengah diteliti. 3. Mereka yang mempunyai waktu yang memadai untuk dimintai informasi. 4. Mereka yang tidak cenderung menyampaikan informasi hasil “kemasannya” sendiri. 5. Mereka yang pada mulanya tergolong “cukup asing” dengan penelitian sehingga lebih menggairahkan untuk dijadikan semacam guru atau narasumber.” 34 Informan yang berfungsi sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah Kasi Pemerintahan Kecamatan Tuntang yang dinilai oleh peneliti mampu memberikan informan mengenai pelaksanaan penilaian di Kecamatan Tuntang. Data dalam penelitian ini menggunakan Daftar Pelaksanaan Penilaian Pekerjaan 33 Sugiyono, ibid, hal.309. 34 Sugiyono, op.cit, hal.400-401. 34 Pegawai yang dilakukan setiap akhir periode atau setiap akhir tahun yaitu bulan desember. Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapat data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: 1. Observasi Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Dalam observasi ini, peneliti menggunakan observasi partisipasi pasif yaitu dimana peneliti datang di tempat kegiatan orang yang diamati tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut. 2. Wawancara Semi terstruktur Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-depth interview, di mana dalam pelaksanaanya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara semi terstruktur adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya. Dalam wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan. 35 3. Dokumentasi Pengumpulan data juga menggunakan teknik dokumentasi. Pengertian teknik dokumentasi menurut Bungin dalam Imam Gunawan adalah “salah satu metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian sosial untuk menelusuri data historis.” 35 Data historis berbentuk dokumen yang diperoleh dari website dan instansi-instansi yang terkait dengan penelitian ini. 4. Triangulasi Data yang diperoleh dari observasi, wawancara semi terstruktur dan dokumentasi dapat digabungkan untuk memperjelas fenomena-fenomena yang ada dalam objek penelitian, sehingga penelitian ini menggunakan teknik trianggulasi dalam menjamin kepastian data yang diperoleh. “Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data .” 36

3.4. Instrumen Penelitian