SINTASAN DAN DAYA TAHAN TUBUH LARVA IKAN NEMO (Amphiprion percula) YANG DIBERI ARTEMIA sp. BEKU DAN DIPELIHARA SEMI OUTDOOR

(1)

ABSTRACT

SURVIVAL RATE AND IMMUNITY OF CLOWNFISH LARVAE (Amphiprion percula) FEED BY Artemia sp. FROZEN

IN SEMI OUTDOOR SYSTEM By

SHARA ANBIA PUTRI

Nemo (Amphiprion percula) or clownfish is one of the most requested fish all over the international market. The high request of clownfish followed by common problem happened in the level of mortality of larva clownfish which is caused by the nutrition do not fit the fish necessity. The quality of live feed could be increased by the enrichment of the live feed production. The aim of this research is to perceive the survival rate and the immunity of clownfish larvae (Amphiprion percula) which is feeded with Artemia sp. and grown in semi outdoor field. The research was conducted on April–May 2016 in Laboratory of Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut Lampung. This research used Completely Randomized Design with 4 treatments (Artemia sp., Artemia sp. enriched by 1 gram of Spirullina sp., Artemia sp. enriched by 600 ml of Nannochloropsis sp.+ 400 ml of Isochrysis sp., Artemia sp. enriched by 0,5 gram of Spirullina sp. + 300 ml of Nannochloropsis sp. + 200 ml of Isochrysis sp.) with 3 repetition. The result of the research showed that Artemia sp. enriched by 600 ml of Nannochloropsis sp. + 400 ml of Isochrysis sp., give significant effect on the absolute growth weight of clownfish larvae.


(2)

ABSTRAK

SINTASAN DAN DAYA TAHAN TUBUH LARVA IKAN NEMO (Amphiprion percula) YANG DIBERI ARTEMIA sp. BEKU DAN

DIPELIHARA SEMI OUTDOOR Oleh

SHARA ANBIA PUTRI

Ikan nemo (Amphiprion percula) merupakan salah satu jenis ikan hias air laut yang cukup di gemari di pasar internasional. Mortalitas larva ikan nemo selama pembenihan antara lain disebabkan kandungan nutrisi pakan tidak sesuai dengan kebutuhan larva. Peningkatkan mutu pakan alami dilakukan dengan pengkayaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sintasan dan daya tahan larva ikan nemo (Amphiprion percula) yang diberi Artemia sp. dan dipelihara semi outdoor. Penelitian dilakukan pada bulan April-Mei 2016 bertempat di Laboratorium Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung. Rancangan Percobaan yang digunakan adalah RAL (Rancangan Acak Lengkap) dengan 4 perlakuan (Artemia sp., Artemia sp. diperkaya T. Spirullina 1 gram, Artemia sp. diperkaya Nannochloropsis sp. 600 ml + Isochrysis sp. 400 ml, Artemia sp. diperkaya T. Spirullina sp. 0,5 gram + Nannochloropsis sp. 300 ml + Isochrysis sp. 200 ml) dan 3 kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian Artemia sp. yang diperkaya Nannochloropsis sp. 600 ml + Isochrysis sp. 400 ml berpengaruh terhadap pertumbuhan bobot mutlak larva ikan nemo.


(3)

SINTASAN DAN DAYA TAHAN LARVA IKAN NEMO (Amphiprion percula) YANG DIBERI Artemia sp. BEKU DAN

DIPELIHARA SEMI OUTDOOR

(Skripsi)

Oleh

SHARA ANBIA PUTRI

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2016


(4)

ABSTRACT

SURVIVAL RATE AND IMMUNITY OF CLOWNFISH LARVAE (Amphiprion percula) FEED BY Artemia sp. FROZEN

IN SEMI OUTDOOR SYSTEM By

SHARA ANBIA PUTRI

Nemo (Amphiprion percula) or clownfish is one of the most requested fish all over the international market. The high request of clownfish followed by common problem happened in the level of mortality of larva clownfish which is caused by the nutrition do not fit the fish necessity. The quality of live feed could be increased by the enrichment of the live feed production. The aim of this research is to perceive the survival rate and the immunity of clownfish larvae (Amphiprion percula) which is feeded with Artemia sp. and grown in semi outdoor field. The research was conducted on April–May 2016 in Laboratory of Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut Lampung. This research used Completely Randomized Design with 4 treatments (Artemia sp., Artemia sp. enriched by 1 gram of Spirullina sp., Artemia sp. enriched by 600 ml of Nannochloropsis sp.+ 400 ml of Isochrysis sp., Artemia sp. enriched by 0,5 gram of Spirullina sp. + 300 ml of Nannochloropsis sp. + 200 ml of Isochrysis sp.) with 3 repetition. The result of the research showed that Artemia sp. enriched by 600 ml of Nannochloropsis sp. + 400 ml of Isochrysis sp., give significant effect on the absolute growth weight of clownfish larvae.


(5)

ABSTRAK

SINTASAN DAN DAYA TAHAN TUBUH LARVA IKAN NEMO (Amphiprion percula) YANG DIBERI ARTEMIA sp. BEKU DAN

DIPELIHARA SEMI OUTDOOR Oleh

SHARA ANBIA PUTRI

Ikan nemo (Amphiprion percula) merupakan salah satu jenis ikan hias air laut yang cukup di gemari di pasar internasional. Mortalitas larva ikan nemo selama pembenihan antara lain disebabkan kandungan nutrisi pakan tidak sesuai dengan kebutuhan larva. Peningkatkan mutu pakan alami dilakukan dengan pengkayaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sintasan dan daya tahan larva ikan nemo (Amphiprion percula) yang diberi Artemia sp. dan dipelihara semi outdoor. Penelitian dilakukan pada bulan April-Mei 2016 bertempat di Laboratorium Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung. Rancangan Percobaan yang digunakan adalah RAL (Rancangan Acak Lengkap) dengan 4 perlakuan (Artemia sp., Artemia sp. diperkaya T. Spirullina 1 gram, Artemia sp. diperkaya Nannochloropsis sp. 600 ml + Isochrysis sp. 400 ml, Artemia sp. diperkaya T. Spirullina sp. 0,5 gram + Nannochloropsis sp. 300 ml + Isochrysis sp. 200 ml) dan 3 kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian Artemia sp. yang diperkaya Nannochloropsis sp. 600 ml + Isochrysis sp. 400 ml berpengaruh terhadap pertumbuhan bobot mutlak larva ikan nemo.


(6)

SINTASAN DAN DAYA TAHAN LARVA IKAN NEMO (Amphiprion percula) YANG DIBERI Artemia sp. BEKU DAN

DIPELIHARA SEMI OUTDOOR

Oleh

SHARA ANBIA PUTRI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PERIKANAN

Pada

Jurusan Budidaya Perairan

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2016


(7)

(8)

(9)

(10)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, pada tanggal 1 Januari 1995 sebagai putri pertama dari dua bersaudara, dari pasangan Bapak Eko Daryatno dan Ibu Erina Yulia S.Pd yang di beri nama Shara Anbia Putri.

Penulis menempuh pendidikan formal dari Taman Kanak-kanak (TK) Citra Melati, Bandar Lampung pada tahun 1999-2000, dilanjutkan ke Sekolah Dasar di SD Negeri 3 Gedung Air, Bandar Lampung pada tahun 2000-2006, Sekolah Menengah Pertama di SMP Kartika II-2 (Persit), Bandar Lampung pada tahun 2006-2009, dan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 10, Bandar Lampung pada tahun 2009-2012. Penulis kemudian melanjutkan pendidikan ke jenjang Perguruan Tinggi di Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian Univesitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) pada tahun 2012 dan telah menyelesaikan studinya pada tahun 2016.

Selama menjadi mahasiswa, aktif dalam kegiatan organisasi di Himpunan Mahasiswa Budidaya Perairan (HIDRILA) sebagai anggota Bidang Minat dan Bakat Periode 2013-2014 dan 2014-2015.

Penulis melakukan kegiatan Praktik Umum (PU) di Dunia Air Tawar, Taman Mini “Indonesia Indah”, Jakarta Timur dengan judul “Pembenihan Ikan Koi (Cyprinus carpio L) Di Dunia Air Tawar (DAT) Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta Timur” pada tahun 2015 dan melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Sidomakmur, Kecamatan Penawar Tama, Kabupaten Tulang Bawang selama 40 hari pada bulan Januari - Maret 2015.


(11)

Pada tahun 2016, penulis melaksanakan penelitian dan menyelesaikan tugas akhir dalam bentuk skripsi yang berjudul “Sintasan Dan Daya Tahan Larva Ikan Nemo (Amphiprion percula) Yang Diberi Artemia sp. Beku dan Dipelihara Semi Outdoor”.


(12)

PERSEMBAHAN

Dengan segala rasa syukur kepada Allah SWT atas kenikmatan dan kemudahan yang selalu mengiringi langkah untuk semua hambanya.

Kupersembahkan skripsi ini kepada :

Ayahanda dan ibunda tercinta, yang senantiasa

memberikan kasih sayang, do’a dukungan, motivasi, pengorbanan dan selalu memberikan apapun yang terbaik untuk kebahagiaanku. Bagiku, jasa dan pengorbanan kalian tidak akan mampu ku gantikan dengan apapun. Terimakasih

Adikku tersayang dan seluruh keluarga besar yang telah

memberiakan do’a dan dukungan selama masa studi.

“ChindoSquad” yang telah memberikan warna dalam indahnya

pelangi kehidupanku selama ini.

Teman-teman Pengejar Toga 2012 yang telah memberikan kebersamaan dari awal hingga akhir masa studi.

Dan


(13)

MOTTO

“Barangsiapa yang menempuh suatu perjalanan dalam rangka untuk menuntut ilmu maka Allah akan mudahkan

baginya jalan ke surga”

-HR. Tarmudzi

“Orang

-orang yang sukses telah belajar membuat diri mereka

melakukan hal yang harus dikerjakan ketika hal itu memang harus

dikerjakan, entah mereka menyukainya atau tidak”

-Aldus Huxley-

“We were born in one day. We will die in one day.

Anything can happen in one day”


(14)

Anbia-SANWACANA

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan, kekuatan dan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Sintasan dan Daya Tahan Larva Ikan Nemo yang Diberi Artemia sp. Beku dan Dipelihara Semi Outdoor, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan di Jurusan Budidaya Perairan Universitas Lampung.

Selama proses penyelesaian skripsi, penulis telah memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak. Maka dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

2. Ibu Ir. Siti Hudaidah, M.Sc selaku Ketua Jurusan Budidaya Perairan Universitas Lampung dan Pembimbing Utama atas kesabarannya yang luar biasa dan bersedia untuk meluangkan waktunya, mencurahkan segenap pemikirannya, memberikan bimbingan, motivasi, nasihat dalam mengarahkan penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

3. Ibu Berta Putri, S.Si., M.Si selaku Pembimbing kedua atas kesabaran dan kesediaan untuk meluangkan waktu disela-sela kesibukannya, mencurahkan segenap pemikirannya, memberikan bimbingan, motivasi, nasihat dalam mengarahkan penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

4. Ibu Henni Wijayanti Maharani, S.Pi., M.Si selaku Penguji yang telah memberikan kritik, saran, dan masukan yang membangun terhadap skripsi ini.

5. Bapak Herman Yulianto, S.Pi., M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah meluangkan waktu, dan senantiasa membimbing penulis selama ini, sehingga kini penulis telah menyelesaikan studi di Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Pertania, Universitas Lampung.

6.

Bapak Yudha Trinoegraha Adiputra., S.Pi., M.Si. selaku Dosen Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung yang telah senantiasa


(15)

membimbing penulis dengan penuh kesabaran dan menuangkan gagasan serta waktu dalam penelitian yang penulis lakukan.

7. Bapak Herno Minjoyo, M.Sc selaku pembimbing lapang yang telah membantu dan membimbing penulis selama menjalankan penelitian di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung.

8. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung yang penuh dedikasi dalam memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis, serta segala bantuan yang diberikan selama penulis menyelesaikan studi.

9. Kedua orangtua ku tercinta, Ayahanda Eko Daryatno dan Ibunda Erina Yulia yang telah menjadi orangtua terhebat untukku. Terimakasih atas segala yang telah diberikan untukku, telah senantiasa mencurahkan keringat, kasih sayang, dan doa dalam sujudnya hanya untuk kebahagiaanku, selalu mendukung dan memberikan motivasi untukku. 10.Adiku tersayang Farhan Anfasa Putra, yang selalu memberikanku

semangat, dukungan, doa, motivasi, kesabaran, waktu dan tenaganya selama ini.

11.Sepupuku tercinta, Asti Retno Sari, Carin Akiela, Langgeng Laksono dan seluruh keluarga besar Alm. H. Soelaiman dan Alm. H. Raja Mega Ahmad yang selalu memberikan dukungan dan motivasi untukku.

12.Rahajeng Utami Putri, yang telah menjadi sabahat terbaikku selama ini. Terimakasih karena telah memberikanku semangat, motivasi, dukungan, canda, tawa, selalu ada di dekatku saat suka maupun duka, senantiasa sabar menghadapiku, dan selalu memberikan doa untuk kebahagiaanku selama tujuh tahun ini.

13.Eshy Tri Wulandari, yang telah memberikan waktu, semangat, motivasi, doa, canda, tawa, kesabaran, tenaga, pikiran dan selalu ada untukku serta mendukungku dalam keadaan apapun selama empat tahun ini.

14.Ardian Thomas dan Renaldo Syaputra, yang senantiasa memberikanku doa, semangat, motivasi, dukungan, keceriaan, waktu dan tenaga, pikiran, ilmu, kesabaran, selalu ada untukku dalam keadaan suka maupun duka selama empat tahun ini.


(16)

15.Tatang Purnama, Ranindia Akbar, Auliyan Azizi, M. Rukni, Khanif Ardiansyah, M. Rio, yang telah memberikanku semangat, doa, ilmu, motivasi, canda tawa, kesabaran dalam menghadapiku, dan selalu mengisi hari-hariku selama ini.

16.Bang Dimas, Bang Puraka, Bang Agasi, Bang Jum, Bang Yuti, Bang Imam, Bang Sandi, Bang Rudi yang telah memberikanku dukungan, doa, ilmu, canda, tawa yang selalu mengisi hari-hariku selama ini.

17.Teman-teman seperjuangan selama penelitian : Atik, Desy, Septi, Doni Nurlisa, Adetya Putri, Ira, Puji atas segala bantuan, semangat, kesabaran, ilmu dan seluruh tenanga yang telah diberikan sehingga penelitian kita berjalan lancar.

18.Kepada teman-teman seperjuangan angkatan 2012 atas kebersamaannya selama ini, abang dan mba angkatan 2009, 2010, 2011 dan adik-adik angkatan 2013, 2014, 2015, dan 2016.

19.Pak Warsono, Mas Wahyu, Bu Ana, Bu Yuli, Pak Rojuli, Mas Doni, Mas Rendi yang telah banyak membantu dan mengarahkanku selama menjalankan penelitian di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL), Lampung.

20.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih atas bantuan dan dukungannya. Semoga Allah SWT memberikan balasan atas kebaikan yang telah diberikan kepada penulis. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempuna, akan tetapi penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membaca maupun bagi penulis untuk mengembangkan dan mengamalkan ilmu yang telah diperoleh.

Bandar lampung, 10 Oktober 2016 Penulis,


(17)

i DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... v

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan Penelitian ... 3

1.3 Manfaat Penelitian ... 3

1.4 Kerangka Pikir Penelitian ... 3

1.5 Hipotesis ... 5

1.5.1 Hipotesis Pertumbuhan ... 5

1.5.2 Hipotesis Kelangsungan Hidup (Sintasan) ... 5

II. METODELOGI PENELITIAN 2.1 Waktu dan Tempat Penelitian ... 6

2.2 Alat dan Bahan Penelitian ... 6

2.2.1 Alat Penenlitian ... 6

2.2.2 Bahan Penelitian... 7

2.3 Rancangan Penelitian ... 7

2.4 Prosedur Penelitian ... 8

2.4.1 Persiapan Wadah Pemeliharaan Larva Ikan Nemo ... 8

2.4.2 Persiapan Wadah Pengkayaan Pakan Alami ... 9

2.5 Pelaksanaan Penelitian ... 9

2.5.1 Pengkayaan Artemia sp ... 9

2.5.2 Pemeliharaan Larva Ikan Nemo ... 12

2.6 Parameter Penelitian... 12

2.6.1 Survival Rate (SR)... 12

2.6.2 Pertumbuhan Bobot Mutlak ... 13

2.6.3 Pertumbuhan Panjang Mutlak ... 13

2.6.4 Daya tahan larva ikan nemo terhadap Infeksi Vibriosis ... 13

2.6.5 Pergantian Air dan Pengontrolan Kualitas Air... 14

2.7 Analisis Data ... 14

III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Analisis Uji Proksimat Artemia sp ... 15

3.2 Sintasan Larva Ikan Nemo (Amphiprion percula) ... 17

3.3 Pertumbuhan Larva Ikan Nemo (Amphiprion percula) ... 19

3.3.1 Bobot Mutlak Larva Ikan Nemo (Amphiprion percula) ... 19

3.3.2 Panjang Mutlak Larva Ikan Nemo (Amphiprion percula) ... 21

... 10

2.5.3 Reinfeksi Bakteri Vibriosis ... 10

2.5.4 Uji LD50 ... 11


(18)

ii

3.4. Uji Patogenesitas Larva Ikan Nemo (Amphiprion percula) ... 22

3.5 Parameter Kualias Air Larva Ikan Nemo (Amphiprion percula) ... 24

3.5.1 Parameter Suhu ... 25

3.5.2 Parameter pH ... 26

3.5.3 Parameter Dissolved Oxygen (DO) ... 26

3.5.4 Parameter Salinitas ... 27

3.5.5 Parameter Amoniak ... 28

IV. KESIMPULAN DAN SARAN ... 29

DAFTAR PUSTAKA ... 30


(19)

iii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar

1. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 4

2. Penempatan Wadah Pemeliharaan Larva Ikan Nemo ... 8

3. Sintasan Larva Ikan Nemo (Amphiprion percula) ... 17

4. Bobot Mutlak Larva Ikan Nemo Selama Masa Pemeliharaan ... 19

5. Panjang Mutlak Larva Ikan Nemo Selama Masa Pemeliharaan .. 21


(20)

iv

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel

1. Peralatan yang digunakan selama penelitian... 6 2. Bahan yang digunakan selama penelitian ... 7 3. Hasil Analisis Proksimat Pakan Uji* ... 15 4. Data Kualitas Air Selama Masa Pemeliharaan Larva Ikan Nemo .. 24


(21)

v

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Alat dan Bahan yang Digunakan... 36

2. Data Analisis Sintasan Larva Ikan Nemo ... 37

3. Data Analisis Bobot Mutlak Larva Ikan Nemo... 38

4. Data Analisis Panjang Mutlak Larva Ikan Nemo ... 39


(22)

1 I.PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ikan nemo (Amphiprion percula) merupakan salah satu jenis ikan hias air laut yang berwarna cerah, memiliki pola warna yang dijadikan dasar dalam proses identifikasi, bertubuh lebar, bentuk sirip membulat, bersisik relative besar dengan sirip dorsal yang unik dan dilengkapi dengan mulut yang kecil (BBPBL, 2009).

Permintaan konsumen untuk ikan nemo memacu pembudidaya ikan nemo untuk terus memproduksi ikan nemo. Kendala yang sering terjadi pada budidaya ikan nemo adalah mortalitas larva ikan nemo yang disebabkan faktor lingkungan dan pasokan pakan alami baik ukuran dan kandungan nutrisinya tidak sesuai dengan kebutuhan larva (Panji dkk, 2014). Pertumbuhan dan ketahanan tubuh ikan nemo dapat ditingkatkan dengan pemberian pakan alami yang mudah dicerna dan sesuai dengan bukaan mulut larva ikan nemo. Pemberian pakan alami berupa fitoplankton dan zooplankton dalam jumlah yang cukup dan berkualitas baik akan memperkecil mortalitas larva (Rostini, 2007).

Pemeliharaan larva ikan nemo di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) diberi pakan alami Brachionus sp. dan naupli Artemia sp. karena ukuran sesuai dengan bukaan mulut larva (BBPBL, 2009). Naupli Artemia sp. diberikan pada larva umur 7 hari, ketika pada tubuh larva telah terlihat pelat putih vertical dan larva mampu memangsa naupli Artemia sp..

Pengkayaan pakan alami adalah peningkatan kandungan nutrisi

menggunakan bahan suplemen sebelum diberikan pada larva ikan agar nutrisi

yang terkandung dalam pakan alami mendekati kebutuhan nutrisi larva ikan. Suprayudi (2003), mengatakan pengkayaan Artemia sp. dengan alga hijau selama 6-24 jam dapat meningkatkan kandungan omega-3 Highly Unsaturated Fatty Acids (HUFA).

Dalam penelitian ini Artemia sp. diperkaya dengan tepung Spirulina sp., Nannochloropsis sp., dan Isochrysis sp.. Hasil analisis proksimat naupli Artemia sp. yang diperkaya dengan tepung Spirullina sp. mengandung kadar protein


(23)

2 (3,94%), kadar lemak (0,69%), energi (27,73 kkal/100g), dan karbohidrat (1,44%) (Tabel 3). Tepung Spirullina sp. dimanfaatkan sebagai suplemen bahan pakan untuk meningkatkan kualitas warna pada ikan. Nannochloropsis sp. merupakan fitoplankton hijau berukuran 2-4 μm, tidak memiliki flagel (Hoek et.al. 1998). Nannochloropsis sp. digunakan sebagai bahan pengkaya dan menghasilkan pertumbuhan persentase pertumbuhan tertinggi dibandingkan dengan bahan pengkaya lainnya. Isochrysis sp. merupakan fitoplankton dengan 2 buah flagelata yang sama panjang dan halus, berukuran 5-6 m, berbentuk seperti bola memanjang, berdinding sel tipis dan tersusun atas PUFA (polyunsaturated fatty acid) (Nur Taufik dkk, 2010) dan memiliki kandungan asam lemak sebesar 16,02% yang bermanfaat untuk pertumbuhan ikan (BBPBL, 2009).

Pengkayaan Artemia sp. dengan Nannochloropsis sp. dan Isochrysis sp. diharapkan mampu meningkatkan kandungan nutrisi Artemia sp. sebelum diberikan pada larva ikan nemo. Pemeliharaan dengan lokasi semi outdoor bertujuan untuk mencegah penurunan atau kenaikan suhu yang fluktuatif. Hal ini dikarenakan pada saat pemeliharaan wadah pemeliharaan dimasukkan ke dalam bak fiber dan diberikan heater untuk menjaga suhu agar tetap stabil. Suhu dapat mempengaruhi berbagai fungsi metabolisme dari organisme akuatik seperti pertumbuhan dan tingkat konsumsi pakan (Serang, 2006).

Pemberian Artemia sp. beku sebagai pakan untuk larva bertujuan untuk memberikan efisiensi terhadap penyediaan pakan dan kelangsungan hidup larva. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian Cahyanti, dkk (2015) bahwa pemberian pakan Artemia sp. beku untuk larva udang windu mampu menunjang pertumbuhan sebesar 16,83%/hari dan efisiensi pemanfaatan pakan sebesar 25,23%. Berdasarkan penelitian diatas, diharapkan pemberian Artemia sp. beku pada penelitian ini mampu meningkatkan sintasan dan daya tahan tubuh larva ikan nemo.


(24)

3 1.2 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sintasan dan daya tahan larva ikan nemo (Amphiprion percula) yang diberi Artemia sp. beku dan dipelihara semi outdoor.

1.3 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian adalah untuk memberikan informasi pengetahuan kepada para pembudidaya ikan nemo, masyarakat serta memberikan informasi kepada mahasiswa mengenai sintasan dan daya tahan larva ikan nemo (Amphiprion percula) yang diberi Artemia sp. beku dan dipelihara semi outdoor.

1.4 Kerangka Pikir Penelitian

Ikan nemo (Amphiprion percula) merupakan salah satu jenis ikan hias air laut yang banyak digemari, namun keberadaan ikan nemo di alam tidak mampu memenuhi permintaan konsumen sehingga perlu dilakukan budidaya. Kondisi kritis selama proses budidaya terjadi pada fase larva, dimana larva sangat rentan terhadap faktor nutrisi dan lingkungan. Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah melakukan peningkatan kualitas pakan larva.

Pemeliharaan larva ikan nemo di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) diberi pakan alami berupa jenis Brachionus sp. dan Artemia sp. (BBPBL, 2009). Pakan alami yang diberikan untuk larva ikan nemo pada penelitian ini adalah Artemia sp. yang dinilai baik apabila diberikan pada larva ikan nemo (Amphiprion percula) dikarenakan memenuhi syarat untuk dapat digunakan sebagai pakan alami larva ikan karena memiliki ukuran yang relatif kecil, lambat dalam berenang, mempunyai nilai gizi yang tinggi serta dapat hidup pada kepadatan tinggi.

Pemberian pakan alami pada stadia larva mampu menunjang kelangsungan hidup larva ikan nemo. Artemia sp. sebagai pakan alami yang akan diberikan kepada larva ikan nemo mempunyai kandungan nutrisi yang baik untuk larva ikan nemo. Namun umumnya kandungan nutrien dari pakan alami masih kurang memenuhi kebutuhan nutrisi dari spesies yang dibudidayakan, sehingga perlu ada upaya untuk penambahan nutrien dari pakan alami yang digunakan yaitu dengan pengkayaan. Dalam penelitian ini, Artemia sp. akan diperkaya dengan


(25)

4 Nannochloropsis sp. dan Isochrysis sp. serta penambahan tepung Spirullina sp.. Pengkayaan nutrisi dilakukan agar nutrisi yang terkandung dalam pakan alami mampu mendekati kebutuhan nutrisi dari larva ikan nemo. Upaya pengkayaan dalam penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan sintasan dan daya tahan tubuh larva ikan nemo (Amphiprion percula).

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian Budidaya Ikan Nemo

Mortalitas pada Fase Larva

Pengkayaan Artemia sp. dengan Tepung Spirullina sp., Nannochloropsis sp., dan Isochrysis sp.

Meningkatkan Sintasan dan Daya Tahan Tubuh Larva Ikan Nemo

Permintaan Ikan Nemo Tinggi

Artemia sp. Dipanen dan Dibekukan

Artemia sp Beku diberikan untuk Larva Ikan Nemo yang Dipelihara pada Lokasi Semi Outdoor


(26)

5 1.5 Hipotesis

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini : 1.5.1 Hipotesis Pertumbuhan

H0 = 0 Pemberian Artemia sp. dalam bentuk beku tidak berpengaruh

terhadap pertumbuhan larva ikan nemo (Amphiprion percula) yang dipelihara semi outdoor.

H1 ≠ 0 Pemberian Artemia sp.dalam bentuk beku berpengaruh nyata

terhadap pertumbuhan larva ikan nemo (Amphiprion percula) yang dipelihara semi outdoor.

1.5.2 Hipotesis Kelangsungan Hidup (Sintasan)

H0 = 0 Pemberian Artemia sp. dalam bentuk beku tidak berpengaruh

terhadap sintasan larva ikan nemo (Amphiprion percula) yang dipelihara semi outdoor.

H1 ≠ 0 Pemberian Artemia sp. dalam bentuk beku berpengaruh nyata

terhadap sintasan larva ikan nemo (Amphiprion percula) yang dipelihara semi outdoor.


(27)

6

II. METODOLOGI PENELITIAN

2.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan April – Mei 2016 di Laboratorium Ikan Hias dan Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan, Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung.

2.2 Alat dan Bahan Penelitian. 2.2.1 Alat Penelitian.

Peralatan yang digunakan pada penelitian ini disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Peralatan yang digunakan selama penelitian.

Alat yang digunakan

1 Wadah Plastik ukuran (35 x 22 x 22 cm) 26 Gelas Objek 2 Pipa Paralon 27 Kertas Saring

3 Seltip 28 Cover glass

4 Gunting 29 Kamera

5 Toples Plastik (kapasitas 2,5 liter) 30 Kertas Label 6 Ember Plastik 10 liter 31 Tissue

7 Paralon T ½ inch 32 Lemari Pendingin 8 Paralon L ½ inch 33 Jarum Ose 9 Selang Aerasi 34 Inkubator

10 Batu Aerasi 35 Alat Ukur Kualitas Air

11 Kran F 36 Penggaris

12 Sambungan Aerator (CabangT) 37 Scope net

13 Kran Air 38 Kantung Plastik ½ kg

14 Haemocytometer 39 Spidol

15 Mikroskop 40 Buku Tulis

16 Coolbox 41 Gergaji Besi

17 Gelas Ukur 42 Lakban

18 Saringan Pakan Alami 43 Paku

19 Ice cube 44 Lilin

20 Plankton net 45 Kain

21 Pipet Tetes 46 Nampan Plastik 22 Timbangan Digital 47 Oksidator

23 Cawan Petri 48 Tabung Erlenmeyer

24 Bunsen 49 Styrofoam


(28)

7

2.2.2 Bahan Penelitian.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 2 : Tabel 2. Bahan yang digunakan selama penelitian.

Bahan yang digunakan

1 Larva Ikan Nemo (Amphiprion percula) ukuran 2,5 – 3,5 mm 2 Artemia sp.

3 Tepung Spirullina 4 Nannochloropsis sp. 5 Isochrysis sp. 6 Media TSA 7 Media TCBS 8 Isolat Bakteri

9 Bakteri Vibrio alginolyticus 10 Kain Kasa

11 Akuades 12 NaCl Fisiologis 13 Alkohol 14 Formalin 15 Larutan Lugol 16 Air Laut

2.3 Rancangan Penelitian.

Rancangan yang digunakan dalam penelitian adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Rancangan terdiri dari empat perlakuan dan masing-masing perlakuan diulang tiga kali. Perlakuan berupa pemberian pakan alami yang diperkaya dengan berbagai bahan pengkaya, dibekukan dan diberikan untuk larva ikan nemo yang dipelihara semi outdoor. Perlakuan tersebut adalah sebagai berikut :

Perlakuan A : Pemberian naupli Artemia sp..

Perlakuan B : Pemberian naupli Artemia sp. yang diperkaya dengan tepung Spirullina 1 gram/liter.

Perlakuan C : Pemberian naupli Artemia sp. yang diperkaya dengan

Nannochloropsis sp. dan Isochrysis sp. (kepadatan 3 juta sel/ml). Perlakuan D : Pemberian naupli Artemia sp. yang diperkaya dengan tepung

Spirullina sp. dan dua spesies plankton (Nannochloropsis sp. dan Isochrysis sp.


(29)

8

Model Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang digunakan adalah :

Keterangan:

Yij : Data pengamatan perlakuan ke - i, ulangan ke - j μ : Nilai tengah umum

σi : Pengaruh pemberian pakan ke - i

єij : Galat percobaan pada Perlakuan ke - i dan ulangan ke - j i : Perlakuan pakan A, B, C

j : Ulangan (1,2,3)

Penempatan wadah pemeliharaan ikan nemo (Amphiprion percula) dilakukan secara acak (Gambar 2).

Gambar 2. Penempatan Wadah Pemeliharaan Larva Ikan Nemo Keterangan : a. Bak Fiber Ukuran 2 x 1 m

b. Wadah Pemeliharaan Larva Ikan Nemo c. Inlet

d. Outlet Wadah Pemeliharaan e. Outlet Bak Fiber

2.4 Prosedur Penelitian

2.4.1 Persiapan Wadah Pemeliharaan Larva Ikan Nemo

1. Menyiapkan wadah plastik berbentuk persegi berukuran 35 x 22 x 22 cm sebanyak 12 buah dan disusun disebuah bak fiber berukuran 2 x 1 m serta dilengkapi dengan heater untuk mencegah suhu yang berfluktuatif.

Yij = μ + σi + єij

a b

c

d e


(30)

9

2. Wadah plastik dibersihkan dengan cara direndam dengan menggunakan kaporit, kemudian wadah dibilas dengan air laut steril dan dikeringkan selama 12 jam.

3. Wadah pemeliharaan diisi air laut steril sebanyak 17 liter dan dilengkapi dengan instalasi aerasi kemudian ditata dalam bak fiber yang sudah diisi air dengan ketinggian 5 cm (Lampiran 1).

2.4.2 Persiapan Wadah Pengkayaan Pakan Alami.

1. Wadah yang digunakan untuk pengkayaan pakan alami berupa wadah plastik berkapasitas 2,5 liter, sebanyak 4 buah.

2. Wadah dicuci dan dikeringkan sebelum digunakan. Volume air yang digunakan yaitu 1 liter dan dilengkapi dengan instalasi aerasi (Lampiran 1).

2.5 Pelaksanaan Penelitian. 2.5.1 Pengkayaan Artemia sp.

Sampel Artemia sp. sebanyak 2 gram diperkaya dengan berbagai bahan pengkaya, dibekukan dan diberikan untuk larva ikan nemo yang dipelihara secara tertutup. Pemberian naupli Artemia sp. untuk pakan ikan nemo dilakukan pada saat larva berumur D7 – D20 sebanyak dua kali sehari, yaitu pagi hari pukul 09.00 WIB dan sore hari pukul 15.00 WIB. Perlakuan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Kista Artemia sp. sebanyak 8 gram ditetaskan. Setelah 24 jam, naupli Artemia sp. dipanen dan dimasukkan ke dalam 4 wadah pengkaya.

2. Tepung Spirullina sp. ditimbang sebanyak 1 gram, kemudian dicampurkan ke dalam wadah pengkaya yang berisi naupli Artemia sp. dan 1 liter air yang dipelihara selama 5 jam. Kemudian naupli Artemia sp. dipanen dengan cara disaring dan dibekukan dalam freezer selama 2 jam (Perlakuan B).

3. Naupli Artemia sp. dimasukkan ke dalam wadah pengkaya yang berisi 1 liter air. Selanjutnya, dimasukkan Nannochloropsis sp. dan Isochrysis sp. (kepadatan masing-masing 3 x 106 sel/ml) sebanyak 600 ml dan 400 ml disaring, dimasukkan ke dalam wadah pengkaya dan dipelihara selama 5


(31)

10

jam. Setelah 5 jam naupli Artemia sp. dipanen dengan cara disaring, dan dibekukan dalam freezer selama 2 jam (Perlakuan C).

4. Tepung Spirullina sp. sebanyak 0,5 gram dicampurkan ke dalam wadah pengkaya. Nannochloropsis sp. dan Isochrysis sp. (kepadatan masing-masing 3 x 106 sel/ml) sebanyak 300 ml dan sebanyak 200 ml disaring, dimasukkan kedalam wadah pengkaya, kemudian naupli Artemia sp. dimasukkan pada wadah tersebut. Selanjutnya Artemia sp. dipelihara selama 5 jam. Setelah 5 jam naupli Artemia sp. dipanen dengan cara disaring, kemudian dibekukan dalam freezer selama 2 jam (Perlakuan D).

2.5.2 Pemeliharaa Larva Ikan Nemo.

1. Larva dipelihara di dalam wadah plastik berbentuk persegi berukuran 35 22 x 22 cm dengan volume 17 liter yang disusun didalam bak fiber dengan ukuran 2m x 1m serta diletakkan pada semi outdoor (Lampiran 1).

2. Setiap wadah pemeliharaan diisi larva ikan sejumlah 30 ekor.

3. Larva dipelihara mulai umur D7 – D20 dan diberi pakan beku naupli Artemia sp. yang telah diperkaya.

4. Pemberian pakan dilakukan setiap hari sebanyak 2 kali yaitu pada pukul 09.00 WIB dan 15.00 WIB.

5. Pengukuran parameter kualitas air dilakukan setiap hari meliputi suhu, pH, untuk DO dan salinitas diukur setiap lima hari sekali. Pengukuran konsentrasi ammonia dilakukan pada awal, tengah, dan akhir pemeliharaan.

6. Penghitungan sintasan larva dilakukan setiap hari selama pemeliharaan. 7. Pemanenan dilakukan pada D-21 dengan cara mengukur panjang dan berat

tubuh larva ikan nemo.

8. Reinfeksi dilakukan pada D-30 untuk mengetahui daya tahan larva ikan nemo terhadap infeksi bakteri V.alginolitycus.

2.5.3 Reinfeksi Bakteri Vibriosis.

1. Isolat bakteri Vibrio alginolyticus (Lampiran 3) yang telah tersedia dan disimpan dalam refrigerator kemudian diaktifkan kembali dengan melakukan reinfeksi bakteri.


(32)

11

2. Reinfeksi dilakukan sebanyak 2 kali untuk meningkatkan keganasan bakteri.

3. Isolat diisolasi ke media TSA miring dengan menggunakan jarum ose steril yang telah dipanaskan diatas bunsen lalu disimpan di inkubator pada suhu 35oC.

4. Isolat dari media TSA diisolasi kembali ke media TSB dan dilakukan reinfeksi pertama pada ikan sampel (3 ekor) sebanyak 0,05 ml/ekor melalui penyuntikan.

5. Setelah 1 minggu, dilakukan isolasi kembali dari ikan yang telah direinfeksi ke media TSA dan TCBS kemudian disimpan.

6. Isolat yang tumbuh diisolasi kembali ke media TSB untuk kemudian direinfeksi pada ikan.

7. Setelah 1 minggu dilakukan isolasi kedua sama seperti reinfeksi pertama. Isolat bakteri kemudian digunakan untuk uji LD50 dan uji tantang sesuai dengan tingkat kepadatan yang digunakan.

2.5.4 Uji LD50.

1. Bakteri dari organ hati dikultur dalam 5 cawan yang berisi media TSA. 2. Setelah bakteri tumbuh dilakukan panen bakteri menggunakan NaCl

fisiologis sebanyak 3 ml.

3. Setelah itu, bakteri yang telah dipanen menggunakan NaCl fisiologis sebanyak 3 ml dicampurkan kedalam 1 liter air.

4. Kemudian dihitung kepadatanya dengan spektrofotometer hingga mencapai konsentrasi 3 x 109.

5. Jika konsentrasi belum mencapai 3 x 109 larutan ditambahkan kembali dengan larutan bakteri yang telah dipanen sebelumnya.

6. Jika konsentrasi sudah mencapai 3 x 109 kemudian 5 cawan teresebut dijadikan dalam 1 wadah.

7. Selanjutnya konsentrasi diturunkan dari 109 sampai dengan 106.

8. Kemudian ikan dimasukkan dan tunggu hingga 1 minggu untuk melihat pada konsentrasi berapa ikan mati setengah dari populasi.


(33)

12

2.5.5 Uji Patogenisitas

Patogenitas bakteri Vibriosis adalah sebagai berikut :

1. Ikan uji sebanyak 15 ekor berumur ± 21 hari disiapkan kemudian dimasukkan ke wadah pemeliharaan.

2. Bakteri V. alginolyticus dengan kepadatan 1,69 x 107 dimasukkan dalam media pemeliharaan.

3. Ikan uji dipelihara selama satu minggu dengan mengamati gejala klinis yang timbul dan menghitung sintasan akhir larva ikan nemo dihitung dengan rumus yang dikemukakan oleh Brite dkk, (2007) :

Keterangan : M : log LD50

Xi : log dosis bakteri dibawah LD50

D : selisih log dosis di bawah LD50 dan di atas LD50

%xi : presentase kematian komulatif pada dosis di bawah LD50 Xi+1 : presentase kematian komulatif pada dosis di atas LD50

2.6 Parameter Penelitian. 2.6.1 Survival Rate (SR).

Sintasan merupakan nilai perbandingan antara jumlah organisme yang hidup di akhir pemeliharaan dengan jumlah organisme awal saat penebaran yang dinyatakan dalam bentuk persen (Effendie, 2002). Sintasan atau kelangsungan hidup (SR) dihitung berdasarkan persamaan yang dikemukakan oleh Zonneveld et al. (1991), yaitu :

Keterangan :

SR : Kelangsungan hidup (%) Nt : Jumlah ikan akhir (ekor) No : Jumlah ikan awal (ekor)


(34)

13

2.6.2 Pertumbuhan Bobot Mutlak.

Pertumbuhan merupakan proses perubahan perubahan individu atau biomassa pada periode waktu tertentu (Effendi, 2002). Pertumbuhan berat mutlak merupakan selisih berat total tubuh ikan pada akhir penelitian dengan berat total tubuh ikan pada awal penelitian. Perhitungan berat mutlak dilakukan dengan persamaan berikut ini :

Keterangan :

Wm : Pertumbuhan berat mutlak (gram)

Wt : Bobot rata-rata akhir penelitian (gram)

Wo : Bobot rata-rata awal penelitian (gram)

2.6.3 Pertumbuhan Panjang Mutlak.

Pertumbuhan panjang mutlak merupakan selisih panjang total tubuh ikan pada akhir penelitian dengan panjang total tubuh ikan pada awal penelitian. Perhitungan panjang mutlak dapat dihitung dengan persamaan (Effendi, 1997) :

Keterangan :

Lm : Pertumbuhan panjang mutlak (gram)

Lt : Panjang rata-rata akhir penelitian (gram)

L0 : Panjang rata-rata awal penelitian (gram)

2.6.4 Daya Tahan Larva Ikan Nemo terhadap Infeksi Vibriosis.

Sebanyak 15 ekor larva ikan nemo diinfeksi dengan Vibrio alginolyticus dengan dosis kronis (107). Sintasan larva ikan nemo dihitung dan gejala yang timbul pra dan pasca infeksi di deskripsikan.

Wm = Wt– W0


(35)

14

2.6.5 Pergantian Air dan Pengontrolan Kualitas Air

Pengontrolan media pemeliharaan dilakukan setiap hari dengan menyipon kotoran sisa pakan dan feses yang ada di dasar kolam dan pengecekan kualitas air. Volume air ditambah sehingga volume kembali seperti semula. Parameter kualitas air yang diukur setiap hari adalah pH, suhu, kemudian parameter DO dan salinitas diukur setiap 5 hari sekali. Sedangkan amoniak (NH3) diukur pada awal, tengah

dan akhir penelitian.

2.7 Analisis Data

Sintasan dan pertumbuhan di analisa menggunakan perhitungan analisis ragam (Anova). Apabila hasil uji antar perlakuan berbeda, dilakukan uji lanjut Beda Nyata Terkecil (BNT) dengan tingkat kepercayaan 95% (Steel dan Torrie, 2001). Hasil pengamatan infeksi V.alginolyticus larva ikan nemo dan nilai parameter kualitas air dianalisis secara deskriptif.


(36)

29

IV . KESIMPULAN DAN SARAN

4.1Kesimpulan

1. Artemia sp. yang diperkaya dengan Nannochloropsis sp. dan Isochrysis sp. dalam bentuk beku berpengaruh terhadap pertumbuhan larva ikan nemo (Amphiprion percula).

2. Sintasan tertinggi pasca uji patogenesitas terdapat pada larva ikan nemo yang diberi pakan Artemia sp. yang diperkaya dengan tepung Spirullina sp.

4.2 Saran

Penelitian lebih lanjut, mengenai penggunaan Artemia sp. yang diperkaya dengan Nannochloropsis sp., Isochrysis sp. untuk pakan ikan hias spesies lainnya.


(37)

30

DAFTAR PUSTAKA

Alderdice, D. F. and Forrester, C. R. 1968. Some effects of salinity and temperature on early development and survival of the English Sole (Parophrys vetulus). Journal of the Fisheries Research Board of Canada 25, 495-521.

Anggraeni N.M. dan N. Abdulgani. 2013. Pengaruh Pemberian Pakan Alami dan Pakan Buatan terhadap Pertumbuhan Ikan Betutu (Oxyeleotris marmorata) pada Skala Laboratorium. Jurnal Sains Dan Seni Pomits, Surabaya, 2(1): 197-201.

Amini, S. 1990. The Biochemical Composition of Isochrysis galbana. Jurusan. Pendidikan Budidaya Pantai. Hal 53-62.

Ari, W., Kadek, Suci Antoro dan Valentina, 2009, Perbaikan Sistem Produksi Benih Amphiprion ocellaris dengan Aplikasi Berbagai Fitoplankton. Makalah dipresentasikan di Seminar IndoAqua, 2009 di Manado. Ditjenkan Budidaya, DKP.

Avella, M.A., I. Olivotto, G. Gioacchini, F. Maradonna, and O. Carnevali. 2007. The role of fatty acids enrichments in the larvi culture of false percula clownfish Amphiprion ocellaris. Aquaculture, 273:87-95.

Bachtiar, Y. 2003. Pembesaran Ikan Mas di Kolam Air Deras. Tim Lentera. Agromedia Pustaka. Bogor. Hal. 5,6,65.

Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut [BBPBL]. 2009. Budidaya Clownfish (Amphiprion). Lampung : Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut.

Boyd, C.E. 1990. Water Quality In Ponds For Aquaqulture. Birmingham Publishing CO.Birmingham, Alabama: ix+482.

Brite, M., Kurniastuty, J. Dewi dan A. T. Kartikasari, 2007. Rekayasa Imunitas Ikan Kerapu terhadap Infeksi Bakteri Pseudomonas aeruginosa. BBPBL. Lampung.

Cahyanti, E. N., Subandiyono, & Herawati, V. E. 2015. Tingkat Pemanfaatan Artemia sp. Beku, Artemia sp. Awetan dan Pakan Buatan untuk Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Post Larva Udang Windu. (Penaeus monodon, Fab.). Journal of Aquaculture Management and Technology, 4, 44-50.

Chahyaningrum, R. N., Subandiyono, & Herawati, V. E. 2015. Tingkat Pemanfaatan Artemia sp. Beku, Artemia sp. Awetan, dan Cacing Sutra Segar Untuk Pertumbuham Dan Kelangsungan Hidup Larva Lele


(38)

31

Sangkuriang (Clarias gariepinus). Journal of Aquaculture Management and Technology, 18-25.

Claiborne J. B., Edwards S. L., Morrison-Shetlar A. I. 2002 Acid–base regulation in fishes: cellular and molecular mechanisms. J. Exp. Zool. 293, 302 319.

Dhaneesh, K.V. ; Devi, K. Nanthini ; Kumar, T.T. Ajith; Balasubramanian, T. ; Tissera, Kapila. 2012. Breeding, Embryonic Development and Salinity Tolerance of Skunk Clownfish Amphiprion akallopisos. Journal of King Saud University - Science, 24 (3), 201-209.

D.F. Alderdice, C.R. Forrester., 1968. Some Effects of Salinity and Temperature on Early Development and Survival of the English Sole (Parophrys vetulus).

Djamhuriyah S Said, W. S. 2005. Effect of Feeding Type and Light Intensity to The Color Appearance of Male Red Rainbow Fish, Glossolepis incisus. Jurnal Ikhtiologi Indonesia.

Erniati dan Hairina. 2012. Pemberian Mikroalga yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Artemia salina. Berkala Perikanan Terubuk, Juli 2012,hlm13 19 Vol. 40. No.2 ISSN 0126 – 4265.

Fujaya, Y. 2004. Fisiologi Ikan Dasar Pengembangan Teknik. Perikanan. Cetakan pertama. Rineka Putra. Jakarta

Ghosh S., Ajith Kumar, T., Vinoth, R., Balasumbramanian, T., Dabbegh A., & Keshavarz M., (2011). Effect of Short-Term Enrichment of Wild Zooplankton on Survival of Larval Maroon Clownfish (Permnas biaculleatus). Middle-East Journal of Scientific Research 7 (5), 674-677.

Hernowo dan S.R. Suyanto. 2008. Pembenihan dan Pembesaran Lele di Pekarangan Sawah dan Longyam. Penebar Swadaya. Jakarta.

Haney M. Ragap, Khalil, R. H., & Mu, H. H. 2012. Immunostimulant Effects of Dietary Spirulina platensis on Tilapia Oreochromis niloticus. Journal of Applied Pharmaceutical Science , 26-31.

Hanaee. J,. N. Agh. M. Hanaee, A Delazar and S, D, Sarker. 2005. Studies on the Enrichment of Artemia urmiana Cysts for Improving Fish Food Value. Animal Feed Science Technology 120:107-112.

Hoek, C.V.D., D.G. Mann, H.M. Jahns. 1998.Algae: An Introduction to Phycology. Cambridge University Press. UK.

Ishimatsu A., Hayashi M., Lee K.-S., Kikkawa T., Kita J. 2005. Physiological Effects on Fishes in a High-CO2 World. J. Geophys. Res. 110, C09S09.


(39)

32

Irawan, B., Marissa, M dan Atiek. 2009. Pemanfaatan Alga Laut Nannochlorpsis oculata sebagai Sumber Antioksidan untuk Pengendali Vibriosis pada Ikan Kerapu. Program Kreatifitas Mahasiswa. Universitas Brawijaya. Malang.

Irianto, A. 2005. Patologi Ikan Teleostei. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 256 hal.

Junda, M., Kurnia, N., & Yunisda Mis’am, Y. 2015. Pengaruh Pemberian Skeletonema costatum dengan Kepadatan Berbeda terhadap Sintasan Artemia salina.Jurnal Bionature, 16, 21-27.

Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004 Tentang Baku Mutu Air Laut.

Lingga, P. dan H.Susanto. 2003. Ikan Hias Air Tawar. Penebar Swadaya.

Lovell T. 1989. Nutrition of Fish. New York: Van Nostrand Reinhold. 260 pp.

Methari, V. R., Kumar, T. T., Badhul Haq, M. A., Raja, C., & Mohamed, S. 2015. Ascertaining the Potential Effects of Temperature on Growth, Survival and Feeding of Different Juvenile. Journal of Coastal Life Medicine , 98-105.

Murtidjo, A.B. 2001. Pedoman Meramu Pakan Ikan. Kanisius, Yogyakarta. 48-49. Nur, T., Diana, R., Justin, C., & Yuwono. 2010. Aplikasi Isochrysis galbana dan

Chaetoceros amami serta Kombinasinya Terhadap Pertumbuhan dan Kelulushidupan Veliger–Spat Tiram Mutiara (Pinctada maxima). Ilmu Kelautan , 119-125

Pangkey, H. 2011. Kebutuhan Asam Lemak Esensial Pada Ikan Laut. Jurnal Perikanan dan Kelautan Tropis

Panji, B., Suminto, & Diana, C. 2014. Pengaruh Chlorella sp. dari Hasil Pencucian Bibit Sel yang Berbeda dalam Feeding Regimes Terhadap Pertumbuhan dan Kelulushidupan Larva Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus). Journal of Aquaculture Management and Technology, 289-298.

Pörtner H.O., Farrell A. P. 2008. Physiology and climate change. Science 322, 690–691.

Pratiwi, N.A.I. 2014. Pertumbuhan Post Larva 2-13 Udang Windu (Peneaus monodon) dengan Pemberian Pakan Alami Yang Berbeda. Lampung. Skirpsi. Program Studi Budidaya Perairan. Fakultas Pertanian. Universitas Lampung.


(40)

33

Rao, M. V., Badhul Haq, M. A., & Kumar, T. T. 2014. Influence of Temperature on Survival Growth and Plasma Levels of Fals Percula Clownfish Amphiprion ocellaris. International Journal of Science Invention Today , 673 684.

Rostini, I. 2007. Kultur Fitoplankton (Chlorella sp. dan Tetraselmis chuii) pada Skala Laboratorium. Universitas Padjadjaran: Jatinangor.

Senthil A, Mamatha BS, Vishwanath P, Bhat KK, Ravishankar GA 2011. Studies on Development and Storage Stability of Instant Spice Adjunct Mix from Seaweed (Eucheuma). J Food Sci Technol 48: 712-717.

Serang, M. S., 2006. Pengaruh Kadar Protein dan Rasio Energi Protein Pakan Berbeda Terhadap Kinerja Pertumbuhan Benih Rajungan (Portunus pelagicus). Tesis. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 59 hal.

Silaban, T.F., L. Santoso, dan Suparmono. 2012. Dalam Peningkatan Kerja Filter Air untuk Menurunkan Konsentrasi Amonia pada Pemeliharaan Ikan Mas (Cyprinus carpio). e-JRTBP 1: 47-56.

Sorgeloos, P. Dhert and P. Candreva; 2001. Aquaculture, 200, pp. 147-159

Suprayudi. 2003. Pengaruh Pakan Komersil terhadap Pertumbuhan dan Kelulusan Hidup Ikan serta Efisiensi pakan. Skripsi. Fakultas Kelautan dan Perikanan. UGM. Yogyakarta.

Susanna, D., Zakianis, Hermawati, E., dan Adi, H.K. 2007. Pemanfaatan Spirullina platensis sebagai Suplemen Protein Sel Tunggal (PST) Mencit (Mus musculus). Makara Kesehatan, 11(1) 44-49.

Tranggono, Z., Noor, J. Wibowo, M. Gardjito dan M. Astuti, 1980. Kimia, Nutrisi Pangan. PAU. Pangan dan Gizi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Triwahyuni, E. M. dan Yusrin. 2010. Kadar Protein Kista Artemia Curah yang Dijual Petambak Kota Rembang dengan Variasi Suhu Penyimpanan. Prosiding Seminar Nasional UNIMAS 2010. ISBN 978.979.704.889.9. 30- 35.

Van Wyk P. and J. Scarpa. 1999. Water Quality Requirements and Management. Chapter 8 in Farming Marine Shrimp in Recirculating Freshwater Systems. Prepared by Peter Van Wyk, Megan Davis-Hodgkins, Rolland Laramore, Kevan L. Main, Joe Mountain, John Scarpa. Florida Department of Agriculture and Consumers Services. Harbor Branch Oceanographic Institution.

Widjaja, F., 2004. Tumbuhan Air. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.


(41)

34

Wyk, P.V. (1999). Nutrition and Feeding of Litopenaeus Vannamei in Intensive Culture Systems. Farming Marine Shrimp in Recirculating Freshwater Systems. Harbor Branch Oceanographic Institution.


(1)

IV . KESIMPULAN DAN SARAN

4.1Kesimpulan

1. Artemia sp. yang diperkaya dengan Nannochloropsis sp. dan Isochrysis

sp. dalam bentuk beku berpengaruh terhadap pertumbuhan larva ikan

nemo (Amphiprion percula).

2. Sintasan tertinggi pasca uji patogenesitas terdapat pada larva ikan nemo

yang diberi pakan Artemia sp. yang diperkaya dengan tepung Spirullina

sp. 4.2 Saran

Penelitian lebih lanjut, mengenai penggunaan Artemia sp. yang diperkaya


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Alderdice, D. F. and Forrester, C. R. 1968. Some effects of salinity and temperature on early development and survival of the English Sole (Parophrys vetulus). Journal of the Fisheries Research Board of Canada 25, 495-521.

Anggraeni N.M. dan N. Abdulgani. 2013. Pengaruh Pemberian Pakan Alami dan

Pakan Buatan terhadap Pertumbuhan Ikan Betutu (Oxyeleotris marmorata)

pada Skala Laboratorium. Jurnal Sains Dan Seni Pomits, Surabaya, 2(1): 197-201.

Amini, S. 1990. The Biochemical Composition of Isochrysis galbana. Jurusan. Pendidikan Budidaya Pantai. Hal 53-62.

Ari, W., Kadek, Suci Antoro dan Valentina, 2009, Perbaikan Sistem Produksi

Benih Amphiprion ocellaris dengan Aplikasi Berbagai Fitoplankton.

Makalah dipresentasikan di Seminar IndoAqua, 2009 di Manado. Ditjenkan Budidaya, DKP.

Avella, M.A., I. Olivotto, G. Gioacchini, F. Maradonna, and O. Carnevali. 2007. The role of fatty acids enrichments in the larvi culture of false percula

clownfish Amphiprion ocellaris. Aquaculture, 273:87-95.

Bachtiar, Y. 2003. Pembesaran Ikan Mas di Kolam Air Deras. Tim Lentera. Agromedia Pustaka. Bogor. Hal. 5,6,65.

Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut [BBPBL]. 2009. Budidaya Clownfish

(Amphiprion). Lampung : Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut.

Boyd, C.E. 1990. Water Quality In Ponds For Aquaqulture. Birmingham Publishing CO.Birmingham, Alabama: ix+482.

Brite, M., Kurniastuty, J. Dewi dan A. T. Kartikasari, 2007. Rekayasa Imunitas

Ikan Kerapu terhadap Infeksi Bakteri Pseudomonas aeruginosa. BBPBL.

Lampung.

Cahyanti, E. N., Subandiyono, & Herawati, V. E. 2015. Tingkat Pemanfaatan

Artemia sp. Beku, Artemia sp. Awetan dan Pakan Buatan untuk

Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Post Larva Udang Windu. (Penaeus monodon, Fab.). Journal of Aquaculture Management and Technology, 4, 44-50.

Chahyaningrum, R. N., Subandiyono, & Herawati, V. E. 2015. Tingkat

Pemanfaatan Artemia sp. Beku, Artemia sp. Awetan, dan Cacing Sutra


(3)

Sangkuriang (Clarias gariepinus). Journal of Aquaculture Management and Technology, 18-25.

Claiborne J. B., Edwards S. L., Morrison-Shetlar A. I. 2002 Acid–base regulation

in fishes: cellular and molecular mechanisms. J. Exp. Zool. 293, 302 319.

Dhaneesh, K.V. ; Devi, K. Nanthini ; Kumar, T.T. Ajith; Balasubramanian, T. ; Tissera, Kapila. 2012. Breeding, Embryonic Development and Salinity

Tolerance of Skunk Clownfish Amphiprion akallopisos. Journal of King

Saud University - Science, 24 (3), 201-209.

D.F. Alderdice, C.R. Forrester., 1968. Some Effects of Salinity and Temperature

on Early Development and Survival of the English Sole (Parophrys

vetulus).

Djamhuriyah S Said, W. S. 2005. Effect of Feeding Type and Light Intensity to

The Color Appearance of Male Red Rainbow Fish, Glossolepis incisus.

Jurnal Ikhtiologi Indonesia.

Erniati dan Hairina. 2012. Pemberian Mikroalga yang Berbeda Terhadap

Pertumbuhan Artemia salina. Berkala Perikanan Terubuk, Juli 2012,hlm13

19 Vol. 40. No.2 ISSN 0126 – 4265.

Fujaya, Y. 2004. Fisiologi Ikan Dasar Pengembangan Teknik. Perikanan. Cetakan pertama. Rineka Putra. Jakarta

Ghosh S., Ajith Kumar, T., Vinoth, R., Balasumbramanian, T., Dabbegh A., & Keshavarz M., (2011). Effect of Short-Term Enrichment of Wild

Zooplankton on Survival of Larval Maroon Clownfish (Permnas

biaculleatus). Middle-East Journal of Scientific Research 7 (5), 674-677. Hernowo dan S.R. Suyanto. 2008. Pembenihan dan Pembesaran Lele di

Pekarangan Sawah dan Longyam. Penebar Swadaya. Jakarta.

Haney M. Ragap, Khalil, R. H., & Mu, H. H. 2012. Immunostimulant Effects of

Dietary Spirulina platensis on Tilapia Oreochromis niloticus. Journal of

Applied Pharmaceutical Science , 26-31.

Hanaee. J,. N. Agh. M. Hanaee, A Delazar and S, D, Sarker. 2005. Studies on the

Enrichment of Artemia urmiana Cysts for Improving Fish Food Value.

Animal Feed Science Technology 120:107-112.

Hoek, C.V.D., D.G. Mann, H.M. Jahns. 1998.Algae: An Introduction to Phycology. Cambridge University Press. UK.

Ishimatsu A., Hayashi M., Lee K.-S., Kikkawa T., Kita J. 2005. Physiological


(4)

Irawan, B., Marissa, M dan Atiek. 2009. Pemanfaatan Alga Laut Nannochlorpsis oculata sebagai Sumber Antioksidan untuk Pengendali Vibriosis pada Ikan Kerapu. Program Kreatifitas Mahasiswa. Universitas Brawijaya. Malang.

Irianto, A. 2005. Patologi Ikan Teleostei. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 256 hal.

Junda, M., Kurnia, N., & Yunisda Mis’am, Y. 2015. Pengaruh Pemberian

Skeletonema costatum dengan Kepadatan Berbeda terhadap Sintasan

Artemia salina.Jurnal Bionature, 16, 21-27.

Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004 Tentang Baku Mutu Air Laut.

Lingga, P. dan H.Susanto. 2003. Ikan Hias Air Tawar. Penebar Swadaya. Lovell T. 1989. Nutrition of Fish. New York: Van Nostrand Reinhold. 260 pp. Methari, V. R., Kumar, T. T., Badhul Haq, M. A., Raja, C., & Mohamed, S.

2015. Ascertaining the Potential Effects of Temperature on Growth,

Survival and Feeding of Different Juvenile. Journal of Coastal Life

Medicine , 98-105.

Murtidjo, A.B. 2001. Pedoman Meramu Pakan Ikan. Kanisius, Yogyakarta. 48-49.

Nur, T., Diana, R., Justin, C., & Yuwono. 2010. Aplikasi Isochrysis galbana dan

Chaetoceros amami serta Kombinasinya Terhadap Pertumbuhan dan

Kelulushidupan Veliger–Spat Tiram Mutiara (Pinctada maxima). Ilmu

Kelautan , 119-125

Pangkey, H. 2011. Kebutuhan Asam Lemak Esensial Pada Ikan Laut. Jurnal

Perikanan dan Kelautan Tropis

Panji, B., Suminto, & Diana, C. 2014. Pengaruh Chlorella sp. dari Hasil

Pencucian Bibit Sel yang Berbeda dalam Feeding Regimes Terhadap

Pertumbuhan dan Kelulushidupan Larva Kerapu Macan (Epinephelus

fuscoguttatus). Journal of Aquaculture Management and Technology, 289-298.

Pörtner H.O., Farrell A. P. 2008. Physiology and climate change. Science 322,

690–691.

Pratiwi, N.A.I. 2014. Pertumbuhan Post Larva 2-13 Udang Windu (Peneaus

monodon) dengan Pemberian Pakan Alami Yang Berbeda. Lampung.

Skirpsi. Program Studi Budidaya Perairan. Fakultas Pertanian. Universitas Lampung.


(5)

Rao, M. V., Badhul Haq, M. A., & Kumar, T. T. 2014. Influence of Temperature on Survival Growth and Plasma Levels of Fals Percula

Clownfish Amphiprion ocellaris. International Journal of Science

Invention Today , 673 684.

Rostini, I. 2007. Kultur Fitoplankton (Chlorella sp. dan Tetraselmis chuii) pada

Skala Laboratorium. Universitas Padjadjaran: Jatinangor.

Senthil A, Mamatha BS, Vishwanath P, Bhat KK, Ravishankar GA 2011. Studies on Development and Storage Stability of Instant Spice Adjunct Mix from

Seaweed (Eucheuma). J Food Sci Technol 48: 712-717.

Serang, M. S., 2006. Pengaruh Kadar Protein dan Rasio Energi Protein Pakan

Berbeda Terhadap Kinerja Pertumbuhan Benih Rajungan (Portunus

pelagicus). Tesis. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 59 hal.

Silaban, T.F., L. Santoso, dan Suparmono. 2012. Dalam Peningkatan Kerja Filter Air untuk Menurunkan Konsentrasi Amonia pada Pemeliharaan Ikan Mas (Cyprinus carpio). e-JRTBP 1: 47-56.

Sorgeloos, P. Dhert and P. Candreva; 2001. Aquaculture, 200, pp. 147-159 Suprayudi. 2003. Pengaruh Pakan Komersil terhadap Pertumbuhan dan

Kelulusan Hidup Ikan serta Efisiensi pakan. Skripsi. Fakultas Kelautan dan Perikanan. UGM. Yogyakarta.

Susanna, D., Zakianis, Hermawati, E., dan Adi, H.K. 2007. Pemanfaatan

Spirullina platensis sebagai Suplemen Protein Sel Tunggal (PST) Mencit (Mus musculus). Makara Kesehatan, 11(1) 44-49.

Tranggono, Z., Noor, J. Wibowo, M. Gardjito dan M. Astuti, 1980. Kimia, Nutrisi Pangan. PAU. Pangan dan Gizi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Triwahyuni, E. M. dan Yusrin. 2010. Kadar Protein Kista Artemia Curah yang

Dijual Petambak Kota Rembang dengan Variasi Suhu Penyimpanan. Prosiding Seminar Nasional UNIMAS 2010. ISBN 978.979.704.889.9. 30- 35.

Van Wyk P. and J. Scarpa. 1999. Water Quality Requirements and Management. Chapter 8 in Farming Marine Shrimp in Recirculating Freshwater Systems. Prepared by Peter Van Wyk, Megan Davis-Hodgkins, Rolland Laramore, Kevan L. Main, Joe Mountain, John Scarpa. Florida Department of Agriculture and Consumers Services. Harbor Branch Oceanographic Institution.

Widjaja, F., 2004. Tumbuhan Air. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.


(6)

Wyk, P.V. (1999). Nutrition and Feeding of Litopenaeus Vannamei in Intensive Culture Systems. Farming Marine Shrimp in Recirculating Freshwater Systems. Harbor Branch Oceanographic Institution.