2.8 Modeling
Dalam animasi 3D, modeling adalah proses awal untuk mendapatkan bentuk obyek yang diinginkan sebelum melakukan
proses animasi. Modeling bertujuan untuk membuat objek 3D yang memiliki bentuk seperti aslinya.
Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mendapatkan model dalam bentuk 3D, salah satunya dengan mencari di
beberapa situs yang menyediakan model 3D atau sering dikenal dengan istilah model bank. Terkadang untuk mendapatkan model
yang sesuai dengan kondisi aslinya, perlu diadakan pembuatan secara manual.
2.9 Rendering
2.9.1 Pengertian 3D Rendering
3D Rendering merupakan proses untuk membentuk sebuah gambar dari sebuah model yang dibentuk oleh perangkat
lunak animasi, model tersebut berisi data geometri, titik pandang, tekstur dan cahaya yang diperlukan untuk membuat gambar yang
utuh. 3D Rendering merupakan proses yang sangat penting dan telah digunakan untuk berbagai macam penggunaan, seperti
program permainan komputer, efek spesial pada film dan program simulasi. Tanpa dirender suatu gambar yang diolah oleh
perangkat lunak animasi 3D hanya akan tampil dalam bentuk kumpulan point dan wireframe sederhana. Proses render
melakukan “pembungkusan” tekstur pada obyek yang
bersesuaian, sesuai dengan cahaya yang datang pada obyek tersebut. Namun proses render membutuhkan daya komputasi
yang sangat besar karena banyaknya titik koordinat yang harus dikomputasi, terutama jika data 3D yang diolah cukup rumit.
2.9.2 Hasil Proses Rendering
Terdapat banyak hasil yang dapat diperoleh dan ditampilkan dari proses 3D Rendering pada suatu sketsa
wireframe, diantaranya : a.
Shading, yaitu variasi warna dan kecerahan yang timbul pada suatu permukaan berdasarkan pencahayaan yang
dilakukan. b.
Texture-Mapping, yaitu detail yang muncul pada suatu permukaan.
c. Bump-Mapping, yaitu kontur yang muncul pada suatu
permukaan. d.
Fogging Participating Medium, yaitu bagaimana berkas cahaya berubah jika melewati udara yang tidak murni.
e. Shadows, yaitu efek dari cahaya yang terhalang.
f. Soft Shadows, yaitu variasi efek dari cahaya yang
terhalang tidak sempurna. g.
Reflection, yaitu refleksi yang tampak pada permukaan kaca atau gelas.
h. Transparency, yaitu transmisi cahaya yang berbeda-beda
jika melewati medium tertentu.
i. Translucency, yaitu transmisi cahaya yang berbeda-beda
jika memantul pada medium tertentu. j.
Refraction, yaitu cahaya yang berubah arahnya karena efek transparan.
k. Indirect Illumination, yaitu cahaya yang datang pada suatu
obyek namun tidak berasal dari sumber cahaya yang sebenarnya melainkan refleksi dari permukaan obyek lain.
l. Caustics, yaitu pantulan cahaya menyilaukan yang timbul
pada suatu obyek. m.
Depth Of Field, yaitu obyek yang berada jauh di depan maupun di belakang obyek yang menjadi fokus akan
tampak buram. n.
Motion Blur, yaitu obyek yang bergerak dengan kecepatan tinggi atau obyek yang direkam oleh kamera yang berada
dalam kecepatan tinggi akan tampak buram. o.
Photorealistic Morphing,
yaitu teknik
yang memungkinkan hasil proses render obyek 3D menjadi
tampak terlihat lebih nyata. p.
Non-Photorealistic Rendering, yaitu teknik yang memungkinkan hasil proses render obyek 3D menjadi
terlihat seperti hasil lukisan atau gambar.
2.9.3 Rendering Quicktime VR