Analisis risiko produksi bunga potong mawar pada PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm) di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung

(1)

ANALISIS RISIKO PRODUKSI BUNGA POTONG MAWAR

PADA PT MOMENTA AGRIKULTURA (AMAZING FARM)

DI KECAMATAN LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG

SKRIPSI

ANGGA PERMANA

H34077004

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR


(2)

ANGGA PERMANA.

s

s

s

u

s

u

t

u

tur

(

)

u

u

Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan

Manajemen, Institut Pertanian Bogor. (Di bawah bimbingan WAHYU BUDI

PRIATNA).

Indonesia merupakan negara agraris yang beriklim tropis, dikenal

memiliki beranekaragam kekayaan flora. Tanaman hias memiliki potensi dan

prospek usaha serta pasar yang dapat menunjang pembangunan dan kesejahteraan

perekonomian nasional. Tanaman hias yang cukup banyak diusahakan di

Indonesia adalah mawar, anggrek, krisan, anyelir, anthurium, gerbera, gladiol,

sedap malam, bunga kecombrang dan heliconia. Bunga potong mawar merupakan

salah satu komoditas agribisnis florikultura yang mempunyai nilai ekonomis

tinggi dan prospek usaha yang cerah. Hal ini dikarenakan permintaan yang

banyak, baik pasar dalam maupun luar negeri. Salah satu perusahaan di Indonesia

yang bergerak di bidang agribisnis florikultura adalah PT Momenta Agrikultura

(Amazing Farm). Perusahaan ini bergerak dalam budidaya tanaman bunga potong

mawar, gerbera, dan daun-daunan (ruskus). PT Momenta Agrikultura (Amazing

Farm) merupakan satu-satunya usaha budidaya bunga potong mawar yang sudah

berbadan hukum di daerah tersebut. Luasan lahan tanam perusahan ini mencapai

0,8 Ha, dengan proporsi tanam unuk mawar 0,4 Ha, gerbera 0,2 Ha, dan

daun-daunan (ruskus) 0,2 Ha.

Permasalahan yang dihadapi PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm)

adalah perusahaan mengalami risiko produksi dalam pengembangan usahanya, hal

ini dapat dilihat dari produksi atau produktivitas yang berfluktuasi periode selama

masa tanam berlangsung. Produktivitas tertinggi terjadi pada bulan Febuari yaitu

sekitar 16,44 tangkai per meter

2

dan produktivitas terendah terjadi bulan

September yaitu berkisar 5,50 tangkai per meter

2

. Kondisi ini dapat disebabkan

oleh kondisi iklim yang sulit diprediksi, perubahaan cuaca yang terlalu cepat,

serangan hama dan penyakit, dan ketrampilan tenaga kerja. Kondisi perubahan

iklim yang sulit diprediksi dan perubahan cuaca yang terlalu cepat memberikan

dampak buruk terhadap tingkat produktivitas bunga potong mawar, hal ini

disebabkan proses budidaya bunga potong membutuhkan intensitas penyinaran

cahaya matahari yang cukup yaitu berkisar delapan jam perhari dengan kondisi

suhu yang terbentuk di dalam

greenhouse

berkisar antara 23

o

C-29

o

C. Selain itu,

perubahan kondisi iklim dan cuaca yang terlalu cepat dapat menjadi katalisator

pertumbuhan hama dan penyakit.

Tingkat keterampilan dan ketelitian karyawan juga dapat sangat

berpengaruh terhadap produktivitas tanaman bunga potong mawar. Pemberian

dosis pupuk dan obat yang tidak sesuai dengan takaran akan menjadi racun bagi

tanaman, yang dampak terburuknya adalah tanaman akan mati. Kematian

tanamanan bunga potong mawar akan sangat merugikan perusahaan karena akan

membutuhkan waktu sekitar enam bulan untuk tanaman baru mulai dapat dipanen.

Kondisi ini jelas akan menjadi kerugian besar bagi PT Momenta Agrikultura

(Amazing Farm), karena selama enam bulan proses produksi tidak ada pemasukan

melainkan hanya biaya.


(3)

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : (1) Mengidentifikasi

risiko-risiko yang terdapat pada kegiatan produksi atau budidaya bunga potong mawar di

PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm), (2) Mengetahui besarnya risiko

produksi kegiatan budidaya bunga potong mawar di PT Momenta Agrikultura

(Amazing Farm), dan (3) Menyusun alternatif strategi yang dapat dilakukan untuk

mengatasi atau mengurangi dampak risiko produksi tanaman bunga potong mawar

di PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm).

Penelitian ini dilaksanakan di PT. Momenta Agrikultura (Amazing

Farm)

yang berlokasi di Kampung Pojok Desa Cikahuripan Lembang Bandung. Data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, baik

yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Data primer merupakan data yang

diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan (observasi) dan wawancara

dengan pihak perusahaan baik pemilik, manajer dan karyawan perusahaan untuk

mengatahui proses produksi, mengetahui risiko yang terjadi di perusahaan, dan

penyebab risiko yang terjadi di perusahaan serta dengan pihak luar seperti para

pesaing dan konsumen dari perusahaan. Data sekunder merupakan data yang

dipakai untuk menunjang data primer. Data sekunder diperoleh dari penelusuran

melalui literatur-literatur, seperti data yang dimiliki oleh pihak perusahaan, bahan

pustaka, serta dari lembaga pemerintah yang terkait seperti Direktorat Jenderal

Hortilkultura, Badan Pusat Statistik dan Departemen Pertanian.

Metode analisis yang digunakan adalah analisis manajemen risiko dan

analisis risiko. Penilaian terhadap risiko produksi berdasarkan ukuran yang

menggunakan pendekatan

Expected Return, sedangkan risiko produksi diukur

berdasarkan penilaian hasil perhitungan ragam (variance), simpangan baku

(standard deviation), dan koefisien variasi (coefficient variation).

Hasil penilaian risiko dengan menggunakan ukuran

coefficient variation,

menunjukkan bahwa budidaya bunga potong mawar pada PT Momenta

Agrikultura (Amazing Farm) menghadapi risiko sebesar 0,23. Artinya, untuk

setiap satu tangkai hasil yang diperoleh akan mengalami risiko sebesar 0,23

tangkai pada saat terjadi risiko produksi. Berdasarkan hasil penilaian risiko

produksi pada budidaya bunga potong mawar pada PT Momenta Agrikultura

(Amazing Farm) diperoleh nilai

expected return

sebesar 11,27. Artinya, PT

Momenta Agrikultura (Amazing Farm) dapat mengharapkan perolehan hasil

sebanyak 11,27 tangkai per meter

2

untuk setiap kondisi dalam proses budidaya

yang telah diakomodasi oleh perusahaan. Hal tersebut menunjukkan bahwa

kegiatan budidaya bunga potong mawar dapat memberi harapan perolehan hasil

sebesar 11,27 tangkai untuk setiap meter

2

.

Strategi penanganan risiko yang dapat dijadikan sebagai alternatif

penanganan dalam kajian ini adalah strategi preventif. Strategi preventif

merupakan strategi penanganan yang dilakukan untuk menghindari risiko

produksi. Strategi yang dapat dilakukan oleh PT Momenta Agrikultura (Amazing

Farm) adalah peningkatan pengaturan cahaya

greenhouse

dengan cara membuat

penutup

greenhouse

sederhana dan manual berupa jaring paranet yang

dibentangkan pada bagian atap

greenhouse,

sehingga membentuk seolah-olah

seperti plafon pada atap rumah untuk menjaga kestabilan suhu di dalam

greenhouse,

menerapkan sistem karantina untuk memperlambat proses

penyebaran hama dan penyakit, dengan mengunakan

screen

atau plastik UV

(ultraviolet) dengan dibentangkan pada bak tanam yang terserang hama, sehingga


(4)

membentuk seperti dinding, meningkatkan kualitas perawatan tanaman bunga

potong mawar dengan mengukur secara lebih teliti dosis pupuk, nutrisi, dan

pestisida yang akan diberikan, melakukan kegiatan perompesan daun secara

menyeluruh dan benar, proses penyiangan yang dilakukan secara menyeluruh, dan

sortasi yang dilakukan secara lebih teliti dan benar, mengembangkan sumberdaya

manusia dengan cara pertukaran atau rotasi PIC dan pengiriman karyawan pada

beberapa kegiatan pelatihan budidaya bunga potong mawar akan mampu

meningkat kemampuan dan kinerja karyawan menjadi lebih baik.


(5)

ANALISIS RISIKO PRODUKSI BUNGA POTONG MAWAR

PADA PT MOMENTA AGRIKULTURA (AMAZING FARM)

DI KECAMATAN LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG

ANGGA PERMANA

H34077004

Sk

!

ip

"

i ini m

# ! $

p

%& %

n

" %' %(" %) $"

y

%!%)$

n

)$

k

m

#

mp

# !

ol

#

h g

#

l

%!

S

%!

j

%*%

Ekonomi p

%+%

D

#

p

%!)#

m

#

n Ag

!

i

,

i

"

ni

"

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR


(6)

- ./ .0123 456 4 7 89:0 46 46;46 42 <=3 </.26 4> .9?:= <@< 9?A: B:3=:/:=C

A<D E 9 @: 8?3 42.0 @ .3:

(

8D : F4 9?G: 3D

)

H4IE J: D: @:9KE D L:9?

,

I: L .5:@E9 >:9/. 9?

M: D : 7 8 9??:=E 3D :9:

MNA 7 OPQ RS SRRQ

AE9TE@ .U. 4

,

=E D L 4D L 4 9?

V WXYZ[\]^]_`aW ` Zbc Zde f` MN=gh ij SRQ h Rh iihRPhRRh

AE9?E@:k. 4

,

IE@ .:HE 5: 3 @E DE 98?34L46 946 G: 2 .0 @:6l2 < 9<D4/:9A:9:UE DE 9

N96 @4 @.@=E 3 @:94: 9> <?<3

mWXVW Xn]c] cop]qc Z_ `de f MN=gh irs Ri Rsh isQRPhRRt


(7)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Risiko

Produksi Bunga Potong Mawar pada PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm)

di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung” adalah karya saya sendiri dan

belum pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun.

Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan dari

penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar

pustaka dibagian akhir skripsi.

Bogor, April 2011

Angga Permana

H34077004


(8)

|} ~€ ‚} ƒ„…

†‡ ˆ‰Š ‹Œ  ‹ŠŽ  ‹‘Žˆ  ‹ ’Žˆ“ ‰ ˆ” •ŽŽˆ”– —Ž ˜ ™‰ˆ ” ™Ž Ž šŽ ˆ ””Ž Š › œ ‡ ‹ › žŸ   Œ ‡ ¡Ž”Ž‹ ŽˆŽ ‘ ™‡  šŽ ˜ Ž Ž‹  ‰Ž ¡‡ Œ Ž ‰Ž Ž Ž‹ ™ŽŒ Žˆ”Ž ˆ ¢Ž ™Ž‘ £‡  ¤ ¥‰  ¤Žˆš¦Žˆ§¡‰¥‰Žš ‹Žš‹–¥¨ ©

†‡ ˆ‰Š ‹Œ ˜ ‡˜ ‰Š Ž‹ ™‡ˆ‹‹‘ Ž ˆˆ¤Ž  ‹ ’Ž˜ Ž ˆ •ŽˆŽ ‘ª‘ŽˆŽ ‘ † ’† «

X Unit

Usaha Bergen Bandar Lampung pada tahun 1991, Sekolah Dasar Negeri 4

Kertosari, Lampung Selatan dan lulus pada tahun 1998,

Sekolah Lanjutan

Tingkat Pertama Negeri 2 Tanjung Bintang, Lampung Selatan dan diselesaikan

penulis pada tahun 2001, Sekolah Menengah Atas Negeri 9 Bandar Lampung dan

penulis menyelesaikannya pada tahun 2004.

Penulis diterima sebagai mahasiswa di Institut Pertanian Bogor melalui

jalur USMI pada Jurusan Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian dan lulus

pada tahun 2007. Pada tahun 2007 pula penulis diterima di Departemen

Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Program Penyelenggaraan

Khusus, Institut Pertanian Bogor melalui jalur reguler.


(9)

¬­®­¯° ±²­± ®­ ³

´µ¶· ¸¹º » ¼µ½µ ¾ ¿ Àºµ Á·» ¿ ¹º¶¹Â½¹º ½À ù¸· ¾¹  ÄÁ Á¹ à Å

WT, karena atas

limpahan rahmat serta karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Analisis Risiko Produksi Bunga Potong Mawar Pada PT Momenta

Agrikultura (Amazing Farm) di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung”.

Penelitian ini bertujuan menganalisis tingkat risiko produksi dan alternatif strategi

penanganan risiko produksi bunga potong mawar di PT Momenta Agrikultura

(Amazing Farm).

Namun demikian, sangat disadari masih terdapat kekurangan karena

keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Penulis berharap semoga penelitian ini

dapat bermanfaat bagi semua pihak, terutama bagi PT Momenta Agrikultura

(Amazing Farm) di dalam menjalankan dan mengembangkan usahanya.

Bogor, April 2011

Angga Permana


(10)

ÆÇÈÉÈ Ê Ë Ì ÍÎÏÈÐ ÈÑÎÒ

ÓÔÕ ÖÔ × ÔØ ÙÚÙÕ ØÛÜÚ Ý ØÚ ÚÕÚ ÞÚ ß ÙÛ Þ ÔÜ × Ô ÝÙØ ßÙÜÚ àÙÕÞ áÙÕ à ÔÜàÙâÙÚ ÝÚ ãÙÛ

.

äÔ àÙâÙÚ Ü Ù ØÙ Ø Öá ÛáÜ Û Ô ÝÙ ßÙ

A

××Ùã äå æ

,

Ý ÔÕ á ×ÚØ ç ÔÕâá è ÙÝÛ ÙÕ Þ ÔÜÚ ç Ù ÛÙØÚã Û Ô ÝÙ ßÙ Ø Ôç áÙ ÝÚãÙÛÖÙÕ âÞÔ×Ù ãç ÔçàÙÕ ÞáØ Ô×Ùç ÙÝÜéØ Ô ØÝÔÕá×ÚØ ÙÕØÛÜ Ú ÝØÚÚ ÕÚ

.

Ó ÙßÙ ÛÔØÔçÝÙÞ ÙÕ Ú ÕÚ ÝÔÕá×Ú Ø Ú ÕâÚ Õ çÔÕ âá è Ù ÝÛÙÕ ÞÔÜÚ çÙ ÛÙ ØÚ ã ßÙÕ ÝÔÕâã ÙÜâ ÙÙÕ ÖÙÕ â Ø ÔÞ ÚÕ ââÚ

-Þ ÚÕâ âÚÕÖÙÛ Ô ÝÙ ßÙ

:

1.

êÜ

.

åÙ ãÖá

B

á ßÚ ÓÜÚÙÞ Õ Ù

,

ë äÚ ØÔ ×ÙÛáßéØ ÔÕ ÝÔç àÚçàÚ Õâ ÙÞÙ Ø àÚ ç àÚÕâ ÙÕ ßÙÕ ÙÜ Ù ãÙÕ

,

ìÙÛÞ á ßÙÕ Û ÔØ ÙàÙÜ ÙÕ ÖÙÕâ Þ Ô ×Ù ã ßÚàÔÜÚÛÙÕ Û Ô ÝÙß Ù ÝÔÕ á ×ÚØ ØÔ×Ùç Ù ÝÔÕ ÖáØáÕ ÙÕØÛ ÜÚ Ý ØÚÚ ÕÚ

.

2.

æ ÚÕÞ ÚÕ äÙÜÚ ÙÕÞ Ú

,

äÓ

,

ë ë ß ÙÕ íÜÙ

.

îá Ø Ù ×Ú ÕÙ

,

ëäÚØ Ô ×ÙÛá ßéØÔÕ ÝÔÕ âáïÚÝÙ ßÙ áïÚÙÕ ØÚßÙÕâ ÝÔÕ á ×ÚØ

,

ÖÙÕâ Þ Ô × Ùã çÔ×á ÙÕ âÛ ÙÕ ìÙÛ ÞáÕÖÙ Ø ÔÜÞÙ çÔçà ÔÜ ÚÛÙÕ ÛÜ ÚÞÚ ÛßÙÕØÙÜÙÕßÔç ÚÝÔÜ à ÙÚ Û ÙÕØÛÜ Ú ÝØÚÚÕ Ú

.

3.

ð

r

ÙÕâ

t

á ÙÛá

t

Ô

r

èÚ ÕÞÙñ ò×ç ÓÙ ÝÙ óÔ

rry

ä

u

ry

ÙÕ Þé ß ÙÕ ë Ùç Ù äá ãÙ

rt

ÚÙ

t

Ú ñ äôñ

s

Ô

r t

ÙÙßÚÛÛ á

t

Ô

rs

ÙÙÕâ

y

íìÚîá×ÚÙõÚ Õâ

r

áç ö

æ Ô

r

ÚçÙÛÙ

s

Úã Ù

t

Ù

s

Û Ù

s

Úã

s

ÙÙÕ âñ

y

ßéÙ

s

Ô

rt

Ù ßá Û áÕâ ÙÕ à ÙÚÛ çéÜÚ× çÙá ÝáÕ çÙ

t

Ô

r

Ú ×

s

ÔãÚÕâ âÙ

s

Û ÜÚ

p

s

Ú Ú ÕÚ ß ÙÝ Ù

t

t

Ô

rs

Ô×Ô

s

ÙÚ ÛÙÕö äÔçéâ ÙÚ ÕÚàÚ

s

Ùç ÔÕïÙßÚÝÔ

rs

Ôç àÙãÙÕ

y

ÙÕâ

t

Ô

r

àÙÚÛö

÷ö ÓÚ ã ÙÛ Óæ ëéçÔÕÞ Ù òâ

r

Ú Ûá ×

tu

r

Ù ø òçÙ

z

Ú Õâ ùÙ

r

ç

)

Ù

t

Ù

s

ìÙÛÞ

u

ñ ÛÔ

s

ÔçÝ Ù

t

ÙÕñ ÚÕ úéÜçÙ

s

ÚßÙÕßá ÛáÕ âÙÕ

y

ÙÕâßÚ àÔÚÛÙÕö

r

ûö íéØÔÕüßéØÔÕ ßÙÕ ÝÚãÙÛ ÝÔÕ ÙÕââáÕ âïÙ ìÙ à íÔ

p

Ù

rt

Ôç ÔÕ òâ

r

ÚàÚ

s

ÕÚ

s

ñ ùÙÛ á×

t

Ù

s

ô ÛéÕéç Ú ß ÙÕ ë ÙÕÙïÔçÔÕñ Óéâ Ü Ùç

r

ÓÔÕ ÖÔ ×ÔÕââ Ù

r

Ù ÙÕ ýãá Ø

u

s

ñ

t

Ô

r

Úç Ù ÛÙÚ ã

s

Ù

t

Ù

s

Ú ×ç

u

ñßÙÕàÚçàÚÕ âÙÕÕ ÖÙ

s

Ô× Ùç ÙÚÕ Ú ö

þö îá ÕÚùÚ

tr

ÚÓìÙÕÞ Ú ñ

r

u

t

Ô

r

ÚçÙ ÛÙ

s

Ú ãÙ

t

Ù

s

Û Ù

s

Úã

s

ÙÙÕ âñ

y

ßáÛáÕ âÙ Õ ñ ßéÙñ ßÙÕÙ

t

Ù

s

Û Ô

s

Ô

t

Ú ÙÙÕ Õ ÖÙ çÔÕÔç ÙÕ Ú

s

Ô× ÙçÙ

p

ÔÕ ÖÔ× ÔÙÚÙÕ

s

s

ÛÜ Ú

p

s

Ú ÚÕ Úö äÔçéâÙ Ú ÕÚ àÚ

s

Ù

çÔÕïÙ ßÚ

Ý ÔÔçàÙ ãÙÕ

rs

t

Ô

r

àÙÚÛ ßÙÕÔç

s

u

Ù èÔÚ

r

t

Ù

y

ÙÕâ

t

Ô

ru

r

ÙÚ çÔçàÔ

r

ÚãÚ Ûç Ùã áÕ ÞáÛÛÚ

t

ÙçÔÕïÙ×ÙÕ ÚÛ ÔãÚßáÝÙÕÛ Ô ßÔ ÝÙÕÕ ÖÙö

ÿö òÝ Ù îá ØáÝñ äöÓßñ ëöëÓß ßÙÕ ë Ùç Ù ã Ó

u

p

u

õ

u

r

ïÙÕ Ù ãñ

s

Ô

rt

Ù ÙßÚÛÛ á îá ÝÚ íìÚ ÙÕÞÚ ñ

t

Ô

r

Úç Ù ÛÙ

s

Úã Ù

t

Ù

s

Û ÙÚã

s

s

Ù

y

ÙÕâñ ßéÙ ß ÙÕ ßá ÛáÕ âÙÕñ

s

Ô

rt

Ù

s

ÔçÙÕâÙ

t

y


(11)

8.

-

A

,

,

,

.

9.

.

A

B

, A

2011


(12)

% &' &(&) ! "!*+ , - - -- - - -- - -- - - -- - - -- - -- - - -- - - -- - --- - - -- - - -- - -- - - -- - - -- - -- - - -- - - --- - -- - - -- - -- - ./ 0 ! "12*" - -- - - -- - -- - - -- - - -- - -- - - -- - - -- - --- - - -- - -- - - -- - - -- - -- - - -- - - -- - - -- -- -- - - -- - . 0 ! ",23# " 4 - -- - - -- - -- - - -- - - -- - -- - - -- - - -- - --- - - -- - -- - - -- - - -- - - -- - -- - - -- - - -- -- -- - - .0/ # 3+4 %5,54 -- - -- - - -- - - -- - - -- - -- - - -- - - -- - -- -- - -- - -- - - -- - - -- - -- - - -- - - -- - -- - - -- 6 6 7689 :9 ;<=>9 ?9 @ A 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 77 7 6 6 7BCD EDF9 @G9F9 >9H 7 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 777 7 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7

I 6 7JKDL D9 @M=@ =>N:N9 @ 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 77 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 7 77 O 6 7 PQ= AD@ 99 @M=@=>N:N9 @ 7 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 777 7 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7

O 6 7 RCD9@A8N@A?DS 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 77 7 O # # !#4 T5 435 $! U -- - - -- - -- - - -- - - -- - -- - - -- - - -- - -- -- - -- - -- - - -- - - -- - - -- - -- - - VV B76M;WFS=?XF9H9<DYNY9 Z9<D@ A9MW :W @ AG9 [9;7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 7 66 B7BM=@=>N:N9 @K= ;Y9HD>D 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 6J # # # U +" 41 U3+2#U#" 4 - -- - - -- - - -- - -- - - -- - - -- - -- - - -- - - -- - - -- - - -- - - -- - -- V\ J76Q= ;9 @ A? 9M=EN?N;9 @K=W ;N:N F 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 777 7 77 7 7 77 7 77 7 6 ] J767 6QW @F= SCN F N?W7 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 777 7 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 6 ] J767B^DE_=;` FDE _= ;CN FN?W 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 777 7 77 7 7 77 7 7 77 BB J767J^: ;9:= ANM=@A=>W>99@CNF N?W77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 777 7 77 7 7

BJ J7BQ= ;9 @ A?9M=EN?N;9@a S=

r

9

s

NW@9> 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 777 7 77 7 7 BR #b 2 +!cc ,c 1#3+4+ ,# !# 4 - -- - - -- - - -- - -- - - -- - - -- - - -- - -- - - --- - -- - - -- - d\ P768W?9

s

NY9 @e9 ? :

u

M=@ =>N

t

N9 @ 7 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 77 77 7 77 7 7 77 7 7 77 B] P7Bf=@N

s

Y9 @

s

DE_=

r

g99

t

7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 7 B] P7

3

K=?@N?M=@ A9E _N>9 @^9ES=>7 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 77 77 7 77 7 7 77 7 7 77

BO P7 PG=

t

W Y =M=@ AW> 9H9@Y9 @h@9 >N

s

N

s

g9

t

9 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 7 77

3

i

P7 P76h@9>N

s

N

s

G9 @9L=E=@ CN

s

N?W 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 777 7 77 7 7

3

i P7 P7Bh@9>N

s

N

s

QD9 @ :N9

t

t

Nj 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 7

3

i b 12*" 452523+" 5 $%4 - - - -- - - -- - -- - - -- - - -- - -- - - -- - - -- kl R76^=L9

r

9HM=

ru

s

9H99@ 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7

3

P R7Ba ; A9 @N

s

9

s

NY9@G9 @9L=E=@M=

ru

s

9H9 9@ 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 7 77

3

R R7

3

^D E _=

r

Y9

y

9M=

ru

s

9H9 9 @ 7 7 77 7 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 77 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 7

3

m R7

3

7 6^DE_=

r

Y9

y

9nN

s

N? 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 7 777 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 7

3

m R7

3

7B^DE_=

r

Y9

y

9G9 @D FN9 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 777 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77

3

] R7

3

7

3

^DE_=

r

Y9

y

9nN@ 9@FN9 > 7 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 77 77 7 77 7 7 77 7 7 77

3

O R7 Pa S =

r

9

s

NW@9>Q= AN9

t

9 @7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7

3

O R7 RM=E9

s

9

r

9 @^9

y

u

r

9@oNY;W SW @N? 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 777 7 77 7 7 77 7 PR b# %$#,43+2*% $4 - - - -- - -- - - -- - - -- - -- - - -- - - -- - -- - -- -- - -- - - -- - - -- lp I7 6^D E _=

r

`

s

DE _=

r

CN

s

N?W 7 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 77 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 Pm I7Bh@9>N

s

N

s

CN

s

N?WM

r

W YD?F N <D@A9MW :W@ AG9

w

9

r

...

RJ I7

3

^9

tr

t

= ANM =@ A=> W>9 9 @CN

s

N? WM

r

WYD?F N 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 RR


(13)

ƒ „ …†‡

s

r ˆ ‰Š‹Œ „ „„ „ „ „„ „ „„ „ „ „„ „ „ „„ „ „„ „ „ „„ „ „ „„ „ „„„ „ „ „„ „ „„ „ „ „„ „ „ „„ „ „„ „ „ „„ „ „ „„ „ „ „„ „„ „„ „ „ „„ „ Ž… ƒ „ Œ

r

Œ „ „„ „ „„ „ „ „„ „ „ „„ „ „„ „ „ „„ „ „ „„ „ „ „„ „ „„„ „ „„ „ „ „„ „ „ „„ „ „ „„ „ „„ „ „ „„ „ „ „„ „ „„ „ „„ „„ „ „„ „ „ „„ „ „ „„ „ „„ Ž ~|‘ ’|yzw’|u| €€ € €€ € € €€ € € €€ € €€ € € €€ € € €€ € €€ € € €€ €€ €€ € € €€ € € €€ € € €€ € €€ € € €€ € € €€ € €€ € € €€€ € €€ € € “ { |x y t|} € € € €€ € € €€ € €€ € € €€ € € €€ € €€ € € €€ € € €€ €€ €€ € € €€ € € €€ € €€ € € €€ € € €€ € €€ € € €€ € € €€ € € €€ € € €€ € €€ € € €€ € € €€ € €  


(14)

žŸ  Ÿ¡ ¢ £¤£ £ ¥ ¦ §•¨ ©•ª «¬ ­®¯° ©±©²©±³•©

s

´•µ±´®± ¶

s

•©­© ´©°©·¸±¹º º» ¼

¹º º½ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾¾ ¾¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¦ ¹ ¿

r

® ´¸ «¬•° ©± ©² ©±³•©

s

´•µ± ´®±¶

s

•© ¿¶

r

•®´¶¹ºº

3

¼ ¹ ºº½ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾¾ ¹

3

À ©

t

© ¿¶ ±¶ ¨•

t

•©±°¶

r

´©· ¸¨

u

¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾¾ ¾¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¦ Á

 ö

s

­® ± ´¶ ±¿¶±Ä©²Å •¨ ©±À©

t

©´©±µ±Æ®¯² ©

s

• ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾ ¹Ç È Ã©©

t

¼

r

©

t

©¿

r

® ´ ¸«É •

v

•

t

©

s

ʸ±Ä©¿®É®±ÄË©Ì©

r

´©±¿¶¨¸©±Ä

y

©±Ä

À•· ©´ ©­•¿°Ë®² ¶±É©Í Ä

r

•«¸¨

tu

r

©

ΠͲ ©

z

•±ÄÏ©

r

²

)

° ©·¸± ¹º ºÇ¼ ¹º¦º ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾¾ ¾¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ÂÐ Á ³ ©

s

•¨¿¶ ±•¨ ©•©±Ã•

s

•«®¿

r

® ´ ¸«¬•Ê¸´•´©

y

© ʸ±Ä©¿®É® ±ÄË©Ì©

r

­© ´©¿°Ë®² ¶±

t

©Í Ä

r

•«¸¨©

r

tu

ΠͲ©

z

•±ÄÏ©

r

²

)

°©· ¸±¹ ººÇ¼


(15)

ÙÚ ÛÚÜ ÝÞ ßÞÛÞ à á âã

r

äã å æç èéçè â

r

êëì äí î ïçè çåç èð îç

s

ñìèéçâ êò êèé

ó çô ç

r

õ çëçâïó êåãèòçö é

r

îäì ÷

tu

r

çø ö åç

z

îèéùç

r

å

)

ú úú ú úú ú ú úú ú ú ú û ü âã

r

äã å æç èéçè â

r

êëì äò îýîç

t

s

ñìèéçâ êò êèéó ç

w

ç

r

õ çëç

âïó ê åãèòçö é

r

îäì ÷

tu

r

çø ö åç

z

îèéù ç

r

å

)

ú ú ú úú ú ú úú ú úú ú ú úú ú ú úú ú úú ú ú úú ú ú úú úú þ

3

ðìæì èéçèùì è é

s

î ÿã õì ç

s

çèëãèéç èâã è ëç õç

t

çè ú ú ú úú ú ú úú ú úú ú ú úú ú ú úú ú ú úú á

ïîéç÷ã åã è î

s

îäê úú ú úú ú ú úú ú ú úú ú ú úú ú úú ú ú úú ú ú úú ú úú úú ú úú ú úú ú ú úú ú ú úú ú úú ú ú úú ú ú úú ú úú ú ú úúú ú ü û ðìæì èéçè

sk and Return

ú ú úú ú ú úú ú ú úú ú úú ú ú úú ú ú úú ú ú úú ú úú ú úú úú ú úú ú ú úú ú ú úú ú úú ú ú úú ú ú úú üá â

r

êíã

s

âãèéã ÷ ê÷ ççèî

s

îäêâã

ru

s

ççç è ú ú ú úú ú úú ú ú úú ú ú úú ú ú úú ú úú ú ú úú ú ú úú úú úú ú ú úú üû þ ÿã

r

ç èéä çâãå îä î

r

ç è õã

r

ç

s

îêè ç÷ ú úú ú ú úú ú ú úú ú úú ú ú úú ú ú úú ú ú úú ú úú ú ú úúú ú úú ú ú úú ú ú úú ú ú üþ

tr

ì ä ò

u

r

éçè î

s

ç

s

îâïó êåãèòçöé

r

îäì ÷ç

r

tu

øöå ç

z

îè éù ç

r

å

)

ú

3

ñãëãèéçèëãèéç èå

u

r

ïç èç å ç

tu

ó î èéé

u

úú ú ú úú ú ú úú ú ú úú ú úú ú ú úú ú ú úú ú úú ü á âãèéãå ç

s

ç èñì è éçâ êò êèéó çô ç

r

ú úú ú ú úú ú ú úú ú úú ú ú úú ú ú úú ú ú úú ú úú ú ú úúú ú úú ú ú úú ú ú ú û á á ç÷

u

r

çèî

str

îæì í îâïó êåã è òçöéî äì÷

r

tu

r

ç øöåç

z

îè éù ç

r

å

)

úú ú


(16)

! "#

r

$

t

% &'( &)*(

Variance, Standard Deviation,

+(&

Coefficient

Variation ...

,,

- .(

y

(

y

( & '/0 #*

u

(0(&

r

1#

r

2%*(&1(+ (.%++(

y

(.% &'("343&' 5( 6(

r

7 ($ % &- 8 !89 99 9 9 99 9 99 9 9 99 9 9 99 9 99 9 9 99 9 9 99 9 9 99 9 9 99 9 99 9 9 99 9 9 99 9 9 99 9 99 9 9 99 9 9 99 99 99 9

,:

3

"#

r

$

t

% &'( &

.(

y

(

"# &;

u

su

t

(&"7

53<# &4(='

r

0% *

tu

r

( 9 99 9 9 99 9 99 ,> ? @0% A(&"#&+(1(( &

t

"7

53<# &4(='

r

0% *

tu

r

(

BC% 1($ D

9 99 9 99 9 9 99 9 9 9 ,E


(17)

I. PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris yang beriklim tropis, dikenal

memiliki beranekaragam kekayaan flora. Berbagai jenis tanaman tumbuh dengan

baik termasuk tanaman bunga dan tanaman hias lainnya yang mempunyai

keunikan dan arti khas sehingga dikenal sebagai pusat keanekaragaman tanaman

bunga dan tanaman hias tropik. Kondisi iklim dan cuaca yang cocok serta tingkat

kesuburan tanah yang baik merupakan potensi besar yang dapat dimanfaatkan

untuk mengusahakan budidaya tanaman hias di Indonesia. Selain itu, cukup

terintegrasinya lokasi peternakan dan pertanian dalam satu wilayah yang sama

memberikan kemudahan dalam penyediaan pupuk kandang yang dapat digunakan

sebagai media tanam untuk tanaman hias. Berdasarkan potensi yang dimiliki

Indonesia, kegiatan agribisnis florikultura merupakan komoditi ekspor non migas

yang dapat memberikan nilai tambah bagi devisa Indonesia. Nilai ekspor tanaman

hias di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1

. Nilai Ekspor Tanaman Hias di Indonesia pada Tahun 2003-2008

NO

KOMODITAS

NILAI EKSPOR

( US $ )

2003

2004

2005

2006

2007

2008*

1

Anggrek

1.054.894

1.325.954

1.430.296

1.232.199

1.166.671

740.751

2

Tanaman Hias

Lainnya

332.444

11.588.485

13.597.114

15.099.472

11.407.260

8.489.970

Total

1.387.338

12.914.439

15.027.410

16.331.671

12.573.931

9.230.721

Perkembangan

0,00

830,87%

16,36%

8,68%

-23,01%

-26,59%

Ket : * Angka dugaan

Sumber : Pusdatin dan BPS, 2010 (diolah)

Berdasarkan Tabel 1, nilai ekspor tanaman hias (bunga-bungaan) di

Indonesia merupakan gambaran nilai nominal ekspor secara umum (akumulasi

dari semua jenis tanaman hias). Nilai ekspor tanaman hias (bunga-bungaan) di

Indonesia pada tahun 2003 hingga 2004 mengalami

FGH IJ

peningkatan yang

sangat signifikan, hal ini disebabkan oleh mulai pulihnya perekonomian dunia

setelah kondisi krisis moneter yang terjadi pada tahun 1998. Namun pada tahun

2005 hingga 2008 perkembangan nilai ekspor cendrung mengalami penurunan.


(18)

Penurunan jumlah ekspor yang terbesar terjadi pada tahun 2007-2008 yaitu

sebesar 26,5 %, hal ini merupakan dampak dari krisis keuangan yang terjadi pada

tahun tersebut.

Menurut Salvatore dan Diulio (2003), banyak variabel mempengaruhi

impor dan ekspor suatu negara. Impor suatu negara terkait dengan tingkat

pendapatannya, nilai tukar, harga-harga didalam negeri, tarif impor, dan hambatan

perdagangan terhadap barang-barang impor. Ekspor dipengaruhi oleh

variabel-variabel yang sama, kecuali bahwa yang mempengaruhi jumlah yang diekspor

adalah tingkat pendapatan negara asing dan bukan tingkat pendapatan negara asal.

Negara-negara tujuan ekspor tanaman hias (bunga-bungaan) diantaranya adalah

negara-negara di Timur Tengah, Jepang, dan Singapura.

Tanaman hias yang cukup banyak diusahakan di Indonesia adalah mawar,

anggrek, krisan, anyelir, anthurium, gerbera, gladiol, sedap malam, bunga

kecombrang dan heliconia. Jumlah produksi tanaman hias di Indonesia dapat

dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2

. Produksi Tanaman Hias di Indonesia Periode 2003-2008

No

Komoditi

Produksi

Tangkai

2004

2005

2006

2007

2008

1

Anggrek

8,027,720

7,902,403

10,903,444

9,484,393

15,309,964

2

Anthurium

1,285,061

2,615,999

2,017,534

2,198,990

2,627,498

3

Anyelir

1,566,931

2,216,123

1,781,046

1,901,509

3,024,558

4

Dracaena

1,082,596

1,131,621

905,039

2,041,962

1,863,764

5

Gerbera/herbras

3,411,126

4,065,057

4,874,098

4,931,441

4,101,631

6

Gladiol

16,686,134

14,512,619

11,195,483

11,271,385

8,581,395

7

Heliconia

804,580

1,131,568

1,390,117

1,427,048

5,278,477

8

Krisan

27,683,449

47,465,794

63,716,256

66,979,260

101,777,126

9

Mawar

61,540,963

60,719,517

40,394,027

59,492,699

39,265,696

10

Melati

29,313,103

22,552,537

24,795,996

15,775,751

20,388,119

11

Palem

530,325

751,505

986,340

1,171,768

1,149,420

12

Sedap Malam

37,516,879

32,611,284

30,373,679

21,687,493

25,598,314

Jumlah

189,448,867

197,676,027

193,333,059

198,363,699

228,965,962

Perkembangan

0,00%

4,34%

-2,19%

2,60%

15,43%


(19)

Berdasarkan Tabel 2, produksi tanaman hias mengalami

KLM NO

produksi

yang berfluktuatif, hal ini dapat dilihat dari data produksi pada tahun 2005 hingga

2007. Kondisi cuaca dan iklim dapat menjadi salah satu penyebab berfluktuasinya

tingkat produksi tanaman hias di Indonesia. Namun, setelah tahun 2007 jumlah

produksi tanaman hias di Indonesia mengalami peningkatan yang sangat

signifikan. Peningkatan ini terjadi dikarenakan jumlah produksi tanaman hias

krisan pada tahun 2008 mengalami kenaikan tingkat produksi yang mencapai

51,95 % dari tahun 2007. Hal ini terkait dengan penggunaan tanaman hias dan

bunga segar yang kini semakin luas, tidak saja merupakan kebutuhan pada

kalangan

P

lorist

dan

flowershop

, melainkan sudah juga menjadi kebutuhan primer

hotel dan restoran. Perluasan pasar yang terjadi dapat merupakan katalisator bagi

peningkatan produksi tanaman hias dan bunga segar di Indonesia.

Penggunaan tanaman hias dan bunga segar di masyarakat Indonesia pada

saat ini juga menunjukan peningkatan yang baik. Hal ini disebabkan Kebutuhan

akan produk florikultura dapat dikatakan sudah menjadi gaya hidup masyarakat

Indonesia saat ini karena selain memiliki nilai estetika, penggunaan bunga segar

juga dapat meningkatkan prestise dari konsumen. Meskipun masih terbatas untuk

kalangan masyarakat menengah ke atas di beberapa daerah tertentu. Namun, pada

daerah sentra produksi bunga potong mawar seperti Jawa Barat, Sumatera Utara,

Jawa Tengah dan Jawa Timur, penggunaan tanaman hias dan bunga segar tidak

lagi terbatas oleh batasan kelas yang terbentuk dalam tatanan masyarakat.

Bunga potong mawar merupakan salah satu komoditas agribisnis

florikultura yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan prospek usaha yang cerah.

Hal ini dikarenakan permintaan yang banyak, baik pasar dalam maupun luar

negeri. Sedangkan, jumlah produksinya masih terbatas. Bagi para produsen bunga

potong mawar di Indonesia, bunga potong mawar merupakan salah satu pilihan

utama untuk ditanam. Selain karena merupakan salah satu primadona bunga

potong, bunga mawar bersifat

universal

. Kata universal sendiri diartikan diminati

oleh semua kalangan baik remaja, dewasa dan orang tua.

Berdasarkan pada Tabel 2, bunga potong mawar menjadi komoditas

florikutura

kedua yang menjadi primadona untuk dibudidayakan di Indonesia

setelah bunga potong krisan. Pada empat tahun terakhir yaitu pada tahun


(20)

2005-2008, jumlah produksi bunga potong mawar mengalami peningkatan dan juga

penurunan yang sangat tinggi. Tingkat fluktuasi produksi yang tinggi dapat

memberikan gambaran besarnya tingkat risiko produksi yang dihadapi dalam

usaha budidaya bunga potong mawar.

Budidaya bunga potong mawar selain memiliki potensi dan prospek usaha

yang cerah, tetapi juga memiliki kendala yang cukup berat yaitu tingkat risiko

yang dihadapi. Hal yang paling penting dalam usahatani budidaya tanaman bunga

potong mawar adalah risiko produksi dan harga. Risiko produksi yang sering

dihadapi dalam proses budidaya bunga potong mawar adalah kondisi iklim yang

dewasa ini sulit diprediksi, perubahan cuaca yang terlalu cepat, serangan hama

dan penyakit, dan keterampilan tenaga kerja.

Kondisi iklim yang sulit diprediksi serta perubahan cuaca yang terlalu

cepat dewasa ini menjadi risiko terbesar dalam budidaya tanaman hias khususnya

bunga potong mawar. Hal ini disebabkan kondisi tersebut dapat menjadi

katalisator bagi berkembangnya hama dan penyakit yang akan menggangu

pertumbuhan bunga potong mawar. Selain itu, risiko yang juga akan

mempengaruhi tingkat produktivitas tanaman bunga potong mawar adalah

keterampilan tenaga kerja baik dalam perawatan dan pemeliharaan maupun proses

pengendalian hama. Perawatan dan pemeliharaan serta penanggulang hama dan

penyakit bunga potong mawar membutuhkan ketelitian dan juga kecermatan

terutama dalam pemberian dosis pupuk dan pestisida yang digunakan.

Salah satu perusahaan di Indonesia yang bergerak di bidang agribisnis

florikultura adalah PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm). Perusahaan ini

bergerak dalam budidaya tanaman bunga potong mawar, gerbera, dan

daun-daunan (ruskus). PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm) terletak di Desa

Cikahuripan Kp Pojok Lembang, Bandung. Jumlah produksi tanaman hias bunga

potong di PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm) dapat dilihat pada Gambar 1.


(21)

Gambar 1

.

Perkembangan Produksi Tanaman Hias Bunga Potong pada PT

Momenta Agrikultura (Amazing Farm) Desember 2009-November

2010

Sumber : PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm), 2010

PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm) merupakan satu-satunya usaha

budidaya bunga potong mawar yang sudah berbadan hukum di daerah tersebut.

Luasan lahan tanam perusahan ini mencapai 0,8 Ha, dengan proporsi tanam unuk

mawar 0,4 Ha, gerbera 0,2 Ha, dan daun-daunan (ruskus) 0,2 Ha. Selain sebagai

perusahaan pembudidaya bunga potong mawar, PT Momenta Agrikultura

(AmazingFarm) juga membantu petani bunga potong mawar sekitar untuk

memasarkan hasil panennya keluar kota Bandung dengan sistem mitra barang.

Mitra barang yang dimaksud adalah petani sekitar menjual hasil panennya ke PT

Momenta Agrikultura (Amazing Farm) dengan sistem pembayaran per dua

minggu.

Dalam perkembangan usahanya PT Momenta Agrikultura juga mengalami

kendala dan hambatan. Besarnya tingkat risiko produksi yang dihadapi, maka PT

Momenta Agrikultura (Amazing Farm) perlu melakukan kegiatan untuk

mengelola risiko tersebut, sehingga dapat diambil keputusan yang tepat dan

diperlukan untuk dapat menghindari atau mengurangi risiko yang dihadapi oleh

perusahaan.


(22)

Berdasarkan Gambar 1, yang menunjukkan adanya tingkat risiko yang

terjadi dan berkaitan dengan Tabel 2. Pada penelitian ini pengukuran risiko dan

strategi penanganannya dapat membantu PT Momenta Agrikultura (Amazing

Farm) untuk mengetahui seberapa besar tingkat risiko produksi yang dihadapi,

sehingga risiko dapat dikendalikan dan diantisipasi oleh perusahaan dengan

melakukan strategi-strategi penanganan risiko.

1.2

Perumusan Masalah

PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm) merupakan perusahaan yang

bergerak dibidang agribisnis. Pada awalnya PT Momenta Agrikultura (Amazing

Farm) bergerak dibidang budidaya sayuran hidroponik dan aeroponik, saat ini

perusahaan ini juga telah membudidayakan tanaman bunga potong mawar. Bidang

agribisnis dipilih karena Indonesia merupakan negara agraris dan pada saat terjadi

krisis moneter usaha agribisnis dinilai relatif mampu bertahan. Perkembangan

usaha dibidang perhotelan dan restoran serta banyaknya acara-acara pernikahan

yang menggunakan tanaman hias khususnya bunga potong sebagai penghias

menjadi dasar pertimbangan PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm) untuk

mengembangkan usahanya ke bidang budidaya tanaman hias.

Budidaya bunga potong mawar cenderung menggunakan media tanam

tanpa tanah karena lebih bersih dan ringan, sehingga mudah dalam proses

penangannya. Budidaya tanaman tanpa menggunakan tanah merupakan teknik

budidaya pertanian yang mengandalkan substrat sebagai media penyedia unsur

hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Substrat sebagai tempat berjangkarnya akar

tanaman dan sebagai penyangga tegaknya tanaman. Budidaya tanaman tanpa

tanah biasanya disertai dengan pemberian unsur nutrisi cair. Substrat yang dapat

digunakan untuk budidaya bunga potong mawar adalah campuran limbah kotoran

ternak dengan arang sekam, dan serabut kelapa. PT Momenta Agrikultura

(Amazing Farm) menggunakan substrat yang merupakan campuran kotoran sapi

dengan arang sekam.

Pada tahap perkembangannya PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm)

juga menghadapi risiko produksi. Risiko produksi dapat disebabkan oleh kondisi

iklim yang sulit diprediksi, perubahaan cuaca yang terlalu cepat, serangan hama

dan

penyakit, dan keterampilan tenaga kerja. Adanya risiko produksi


(23)

menimbulkan ketidakpastian terhadap keuntungan yang akan diperoleh. Jumlah

produksi bunga potong mawar pada PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm)

mengalami kondisi fluktuasi setiap bulannya. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2

. Perkembangan Produktivitas Bunga Potong Mawar pada PT Momenta

Agrikultura (Amazing Farm) Desember 2009-November 2010

Sumber : PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm), 2010

Perkembangan produksi bunga potong mawar pada PT Momenta

Agrikultura (Amazing Farm) mengalami kondisi yang fluktuasi setiap bulannya.

Adanya tingkat fluktuasi produktivitas

yang terlihat pada Gambar 2,

menggambarkan adanya risiko produksi yang dihadapi oleh perusahaan

perbulannya. Berdasarkan Gambar 2, tingkat produktivitas tertinggi terjadi pada

bulan Febuari yaitu sekitar 16,44 tangkai per meter

2

. Sedangkan untuk jumlah

produksi terendah terjadi pada bulan September yaitu berkisar 5,50 tangkai per

meter

2

. Kondisi ini dapat disebabkan oleh kondisi iklim yang sulit diprediksi,

perubahaan cuaca yang terlalu cepat, serangan hama dan penyakit, dan

keterampilan tenaga kerja.

Kondisi perubahan iklim yang dibutuhkan bunga potong mawar untuk

dapat tumbuh dengan baik adalah wilayah tropika dengan suhu udara yang sejuk.

Ketinggian yang dibutuhkan yaitu sekitar 1.000-1.500 m dpal. sulit Perubahan

cuaca yang terlalu cepat akan mempengaruhi suhu yang akan berimplkasi pada


(24)

tingkat produktivitas bunga potong mawar. Selain itu, perubahan kondisi iklim

dan cuaca yang terlalu cepat dapat menjadi katalisator pertumbuhan hama dan

penyakit. Serangan hama dan penyakit jelas akan mempengaruhi tingkat

produktivitas bunga potong mawar. Hama dan penyakit yang sering menyerang

usaha budidaya bunga potong mawar adalah kutu,

white fly

, trip, dan melju.

Kondisi-kondisi tersebut dapat menurunkan jumlah hasil panen, yang pada

akhirnya akan mempengaruhi tingkat pendapatan perusahaan.

Tingkat keterampilan dan ketelitian karyawan juga dapat sangat

berpengaruh terhadap produktivitas tanaman bunga potong mawar. Pemberian

dosis pupuk dan obat yang tidak sesuai dengan takaran akan menjadi racun bagi

tanaman, yang dampak terburuknya adalah tanaman akan mati. Kematian

tanamanan bunga potong mawar akan sangat merugikan perusahaan karena akan

membutuhkan waktu sekitar enam bulan untuk tanaman baru mulai dapat dipanen.

Kondisi ini jelas akan menjadi kerugian besar bagi PT Momenta Agrikultura

(Amazing Farm), karena selama enam bulan proses produksi tidak ada pemasukan

melainkan hanya biaya.

Untuk meminimalisasi risiko produksi,

PT Momenta Agrikultura

(Amazing Farm) melakukan proses produksi bunga potong mawar di dalam

rumah kaca atau

greenhouse

. Hal ini bertujuan untuk menjaga kualitas hasil panen

dan juga menciptakan lingkungan budidaya yang terpadu.

Greenhouse

atau rumah

kaca berfungsi untuk menghalangi air hujan agar tidak mengenai tanaman bunga

potong mawar sehingga tidak merusak kelopak bunga. Selain itu penggunaan

greenhouse

dimaksudkan agar perawatan dan pemeliharaan tanaman bunga

potong mawar serta proses pengendalian hama dan penyakit tanaman dapat lebih

mudah.

Penggunaan rumah kaca atau

greenhouse

diharapkan mampu

meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam proses produksi.

Berdasarkan uraian di

atas, maka

dapat dirumuskan

beberapa

permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1.

Sumber-sumber risiko apa saja yang dihadapi berkaitan dengan kegiatan

produksi atau budidaya tanaman bunga potong mawar di PT Momenta

Agrikultura (Amazing Farm)?


(25)

2.

Menganalisis berapa besarnya risiko pada usaha budidaya tanaman bunga

potong mawar di PT Momenta Agikultura (Amazing Farm)?

3.

Bagaimana alternatif strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi risiko

produksi yang terjadi di PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm)?

1.3

Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah dirumuskan

sebelumnya, maka penelitian ini bertujuan untuk :

1.

Mengidentifikasi risiko-risiko yang terdapat pada kegiatan produksi atau

budidaya bunga potong mawar di PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm).

2.

Menganalisis besarnya risiko kegiatan produksi bunga potong mawar di PT

Momenta Agrikultura (Amazing Farm).

3.

Menyusun alternatif strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi atau

mengurangi dampak risiko produksi tanaman bunga potong mawar di PT

Momenta Agrikultura (Amazing Farm).

1.4

Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini adalah :

1.

Sebagai masukan bagi perusahaan untuk menjadi bahan pertimbangan dan

masukan bagi pengambil kebijakan di perusahaan dalam menjalankan usaha

pada saat menghadapi risiko.

2.

Bagi penulis dapat menambah pengetahuan dalam mengaplikasikan

ilmu-ilmu yang telah diperoleh selama kuliah, serta melatih kemampuan analisis

dalam pemecahan masalah.

3.

Sebagai bahan masukan bagi pembaca untuk memperluas wawasan agar

dapat mengembangkan dan mengaplikasikan penelitian ini serta dapat

dijadikan sebagai salah satu bahan rujukan untuk mengadakan

penelitian-penelitian selanjutnya.

1.5

Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini adalah :

1.

Produk yang dikaji adalah bunga potong mawar. Hal ini dikarenakan

komoditas ini adalah merupakan tanaman hias yang lebih banyak diproduksi

dengan luasan tanam sebesar 0,4 Ha dari keseluruhan lahan tanam seluas 0,8


(26)

Ha, sehingga dapat memberikan peranan yang cukup besar terhadap

pendapatan perusahaan. Selain itu, bunga potong mawar merupakan

komoditas tanaman hias yang memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi jika

dibandingkan dengan dua tanaman lainnya (gerbera dan ruskus) yang

dibudidayakan oleh PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm).

2.

Penelitian ini menggunakan data produksi bulanan pada Desember 2009

-November 2010.

3.

Penelitian ini akan difokuskan pada analisis risiko produksi dan hubungannya

dengan pendapatan yang diharapkan.


(27)

[R\ X]^ _ `abW_ cd cefghg ci cefjk cX^ l^jkmcnc] o pq p

r m

r

ru

p

ps p

n

t

pt p

m

p

n

uv twp

h

i

p

s

ur

r

vx p yr

r

up zr

n

g

p

n

up

t

p

n

g

ur

r

z v{

i

| opp

w

r y

p

n

g

z }srtp

l

tp

m

p uv twp

ro

s

p

t

p

u

~p

tu

€

u

n

g

p~

m

er

vx psp

n

sim

u‚ p

t

p

u

l

p

m

u p

k

n

g

eh

i

z vx p

n

relig

i

zpp

l

m

p

er

pz p up

n

m

pp|

si

u

n

opq p

r

ur

r

p

s

p

l

z p

ri

z p

t

p

r

p

n

ƒp„

in

… }

m

u

r

…r

n

g

p

h

z p

n

† { xp … }

m

u

r

| ‡p

l

p

p

m

erk

em

upp

n

g

n

n

y

m

en

y

e

up

r l

v p

s

z } zp

er

p

h

ˆz p

er

p

h

u

erik

lim

z }

in

g

n

‰

s

vuŠ

ro

p

is

‹ zp

n

xp tp

s

‰

tro

p

is

‹| €

n

g

p

u

o pq p

r

z px p

t

z }up

p

er

n

y

p

k

m

el

p

lu

i

u}

ji

„

ste

o

l

p

u

k

si

„ Œp

n

g

s s p

n

z p

n

m

em

u

el

p

h

p

n

ps p

n

|ƒp

r

p xp

lin

g

m

vzp

h

zp

n

p

r

p

k

tis

pz pp

l

h

z

en

g

p

n

s

tek

| 

en

tr

p

p

e

tp

n

p

m

p

n

uvtw p

p

„

g

n

to

o

t

puv { z p

n

t

ptp

m

p

n

p

o

t

z } Žtz tr

si

p

z } yp

silk

p

n

zp

ri

z p

er

p

h

pqp€ p

r

p

t

„p

m

u

ter

p Špp„

r

pq p…py „

g

en

pq p… }

m

u

r

zp

n

ps p

rt

p|

‘ pz p

u

m

u

m

n

y

pu vz }z p

y

p

t

p

n

p

m

p

n

uv twp

p

o

to

n

g

m

pq p

r

u}p

s

pz

il

p

k

u

k

p

n

z

i

z p

l

p

m

ru

m

p

h

k

pŒp p

t

p

u

’ “ ” ”•–— ˜™”Ršp

l in

i

z}p

m

k

vzs p

s

n

u

n

tu

k

m

p

en

j

g

p svp

lit

p

s

z p

n

m

en

Œ

ip

t

ps p

lin

n

p

g

k

u

n

g

n

y

p

n

g

ter

xpz v xpz p

s

pp

t p

ses p

ro

em

uvz }zp

y

pp

n

n

y

p|

€vz }z p

y

p

t

p

n

p

m

p

n

h

i

p

s

ju

g

p Œ

en e

z {

u

n

g

m

u

tps p

en

g

g

n

m

e

z }p

t

p

n

p

m

t

p

n

p

p

t

p

n

p

h

s p

ren

p

le

u }

h

u

ersih

zp

rin

n

g

p

n

seh

in

g

g

p

m

vzp

h

p

e

tp

n

g

pp|

y

n

n

€ vz}zp

y

p

t

p tpp

m

n

t

p tx p

m

en

g

g

vtps p

n

t

pt p

h

m

er

vxp

k

p

tek

n

n

ik

uvz }z p

y

p

p

p

ert

n

i

p

y

n

p

n

g

m

en

g

p tzp

lk

p

n

s

v u›

tr

p

t se

up

g

p

i m

e

z }p

p

z }p

y

e

en

u

n

su

r

y pp

r

y

p

n

g

z }u vŠv ys p

n

o

leh

t

p tp

m

p

n

| v u›

tr

p

t se

up

g

p

i tem

p

p

t

u

erj

ps p

g

n

rn

y

p psp

r t

pp

n

m

p

n

z p

n

se

up

g

p

i

p

en

y

p

n

g

g

p

teg

p

k

n

y

p

t

pp

n

m

p|

n

€vz }zp

y

p

t

p

n

p

m

p

n

t

pp

n

p

t

p tp

h

u

i

p

s

p

n

y

p z}

sert

p

i

zr

n

g

p

n

p

em

urp

ri

n

u

n

su

r n

u

trisi

Œp

ir

| vu›

tr

p

t y

p

n

g

z p xp

t

z }

g

vtps p

n

u

n

tu

k

uvz }zpp

y

u vtw p

p

g

m

n

to

o

pq p

r

pzp

l

p

h

Œpp

r

u

p

m

n

lim

u p

h

k

p

r

to

o

n

tern

p

k

zr

n

g

p

n

p

r

p

n

g

se

sp

m

„zp

ser

n

p uvŠ

k

el

p

p

p|

‘ … o

o

m

en

t

p œw

rik

u

ltu

r

p ‰œp

zin

g

žp

rm

‹

m

en

g

g

vt psp

n

s

vu›

tr

p

t y

p

n

g

m

eru

p

p

k

p

n

Œp

m

p

u

r

p

n

k

o

to

r

p

n

s

p

p

i

z

en

g

p

n

p

r

p

n

g

se

sp

m

| 

ik

p z } up tz

in

g

sp

n

zr

n

g

p

n

k

o

to

r

p

n

h

e

qp

n

ter

t p

k

y

p

n

g

l

p

in

„

sep

erti

k

o

t

o

r

p

n

k

elin

Œ

i

p

t

p

u

k

o

to

r

p

n

s pu }

m

n

g

„

k

r

p

to

o

n

s

p

p

i ti

zp

k

m

u pusp

e

y

en

n

p

ertu

m

uv yp

n

g

p

lm

u

y

p

n

g

Œ

e

xp

t

| ‘pzp

pq p

ln

y

p

p

eru

s

p ypp

in

n

i ti

z p

k

m

en

g

vtps p

n

Œp

m

p

u

r

p

n

t

pt p

se

h

up

g

p

i m

e

z

i

p

t

p tp

m

p

n

u

n

tu

k

u vtw p

p

o

to

n

g

m

pq p

r

y

p

n

g

z }

p

r

z vs ›

i

„ z }p

k

ren

p

k

p

n

sem

p

in

k

su

litn

y


(28)

¡

ro

s

¢

s

£ ¢¤ ¥

n

¥¥

m

n

¦ §¤ ¨¥

p

o

to

n

g

m

¥ ©¥

r

ª«

l

¥

k

u

¬ ¥

n

ª« ª ¢

r

¢

t

¦¢ª¢

n

g

¥

n

­ ®¥

m

¥

y

¥

n

g

s

¢

m

g

rin

¢¤ ¯ ¢

r

¥

n

g

t

¥¤ ¥¥

m

n

¦ §¤ ¨¥

p

o

to

n

g

m

¥© ¥

r

ª« ¥¥

t

n

r

¥

n

y

¥ ¥ ª¥

l

¥

h

h

¥

m

¥

ku

tu

ª¥

u

n

°

Macrosiphum rosae Linn., Aphids

±

g

¢

j

¥

l

¥

y

¥

n

g

ª«¦ §²¬ ¥

tim

n

¥ ª¥

l

¥

h

p

u

³

u

k

ª¥

m

n

u

¢

n

j

¥ ª«

k

¢

ritin

g

¥

t

¥

u

m

¢

n

g

¬ ¢

ru

t

´

k

u

m

¦ ¥

n

g

g

¢

j

¥

l

¥

y

¥

n

g

ª«

tim

¦ §²

k

¥

n

¥ ª¥

l

¥

h

¦µ²

o

n

g

¶¦µ²

o

n

g

¥

t

¥

u

ru

s

¥

k

ª¥

u

n

ª ¥

n

k

u

n

tu

m

¦ §¤ ¨¥´ £¥ª¥ ¦ ¥

g

i

¥

n

y

¥

n

g

ª«

ser

¥

n

g

´·§¥

g

n

u

°

Tetranychustelarius

±

g

ej

¥¥

l

y

¥

n

g

ª«

tim

¦§²¬¥

n

£¥ª¥ ¦ ¥

g

i

¥

n

ª ¥

u

n

¥¥

t

u

£ §³

u

k

ª¥

u

n

ter

ª¥£ ¥

t

titik

titik

m

er

¥

h

¦

er

©¥

r

¤¥

k

¸¥¦ §

u

n

in

g

¶¥¦

u

k

e

³

o

k

l

¥

t

¶³

o

k

l

¥¥

t

n

´ª¥

l

n

¥

in

l

¥

in

­

¡

en

y

¥

k

it y

¥

serin

g

n

g

m

en

y

er

¥

t

g

n

¥

n

¥

m

¥

n

¦§¤¨¥

p

o

to

n

g

m

¥ ©¥

r

ª«¥¥

n

t

r

¥¥

n

y

¥ª¥

l

¥

h

pen

y

¥

k

it

¦ ¢

r

³¥

k h

it

¥

m

y

¥

n

g

ª«

se

¦ ¥¦¬ ¥

n

o

leh

³

e

¤ ª ¥

w

¥

n

°

j

¥

m

u

r

±

Marsonina rosae

°¹

i

¦­± ¹

i

¤ ª­ °

Black spot

”) dengan gejala yang ditimbulkan

berupa timbulnya bercak hitam-pekat pada daun, karat daun yang disebabkan oleh

cendawan (jamur)

Phragmidium mucronatum

(Pers. ex Pr.) gejala yang

ditimbulkan adalah munculnya bintik-bintik warna jingga kemerah-merahan pada

sisi bawah dan atas daun yang akan berakibat pada daun yang terserang akan

mudah rontok, tepung

mildew

yang disebabkan oleh cendawan (

Oidium sp

) gejala

yang ditimbulkan adalah terdapat tepung atau lapisan putih pada permukaan daun

sebelah bawah dan atas, Mosaik (belang-belang) penyakit ini disebabkan oleh

virus Mosaik Mawar (

Rose mosaic Virus

) gejala yang ditimbulkan adalah daun

tampak menguning dan belang-belang, bercak daun yang disebabkan oleh dua

patogen, yaitu cendawan (

Cercospora rosicola Pass. dan Alternaria sp

) dan

gejala yang ditimbulkan bercak-bercak coklat dan kehitaman pada daun-daun tua,

dan lain-lain.

Proses panen bunga potong mawar dapat dilakukan pada umur 4-5 bulan

setelah tanam. Cara panen bunga potong mawar adalah dengan memotong tangkai

bunga pada bagian dasar (pangkal) atau disertakan dengan beberapa tangkai daun

dengan menggunakan guntik stek. Penangangan pasca panen bunga potong mawar

adalah dengan merendam pada bak air selama kurang lebih 30 menit, hal ini

bertujuan untuk menormalkan kembali kondisi bunga potong mawar setelah

proses pemanenan. Selain itu juga untuk menghindari proses dehidrasi pada saat

proses distribusi.


(29)

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini juga sangat

membantu dalam proses budidaya tanaman mawar. Penggunaan nutrisi sebagai

inovasi dalam pemberian unsur makanan tambahan bagi tanaman bunga potong

mawar terbukti membantu dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen

bunga potong mawar. Nutrisi merupakan campuran dari unsur makro dan mikro

yang dilarutkan, unsur makro terdiri dari Ca, MgSO4, KNO, KH2PO4,

dan unsur

mikro terdiri dari Fe, Mn, Br, Cu, dan Zn. Proses pemberiannya dengan cara

disemprotkan pada bagian batang tetapi tidak mengenai bunganya. Secara umum

Ca dan KNO dapat berguna bagi batang dan juga daun untuk tanaman, sedangkan

Fe sangat berguna untuk pertumbuhan dari akar dan batang sehingga lebih baik

dari segi kualitas dan cepat tumbuh dari segi umur. Br atau boron merupakan

sumber yang baik untuk pertumbuhan daun, sehingga fotosintesis dapat

berlangsung dengan baik pula.

Menurut Tejasarwana dan Sutater (2001) tanggap pemberian nutrisi yang

mengandung unsur hara lengkap pada tanaman mawar bergantung media tanam

yang digunakan. Pada media tanam tanah, pemberian nutrisi berpengaruh nyata.

Sedangkan pada media tanam yang telah mengandung banyak bahan organik

(cukup hara), pemberian nutisi tidak berarti nyata. Cabrera et al (1996). Menurut

Putri (1998) pada tanaman hias telah berkembang penggunaan media tanam

anorganik seperti perlit, batu apung, dan zeolit. Media tanam tersebut umumnya

dipakai petani di daerah Lembang dan Sukabumi.

Menurut Handreck dan Black (1994), di Australia bahan pilihan media

tanam dalam pot dapat digunakan baik organik, seperti limbah pertanian,

peatmoss, tumbuhan rawa, sekam padi, bagas tebu, serbuk dan serat sabut kelapa,

kompos, campuran kompos dan pasir maupun organik seperti perlite, vermikulit,

zeolit, terak dan lain-lain limbah industri.

º»º ¼ ½¾ ½¿ ÀÁ À¾à ½Ä ÅÂÆÇ¿ Ç

Penelitian terdahulu yang berhubungan dengan risiko adalah penelitian

yang dilakukan oleh Tarigan (2009) meneliti risiko produksi sayuran organik pada

Permata Hati

Organic Farm

. Analisis yang digunakan adalah analisis risiko. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa pada analisis spesialisasi risiko produksi


(30)

berdasarkan produktivitas pada brokoli, bayam hijau, tomat dan cabai keriting

diperoleh risiko yang paling tinggi dari keempat komoditas adalah bayam hijau

yaitu sebesar 0,225, yang artinya setiap satu satuan yang dihasilkan maka risiko

yang dihadapi akan sebesar 0,225. Sedangkan yang paling rendah adalah cabai

keriting yaitu 0.048, yang artinya setiap satu satuan yang dihasilkan maka risiko

yang akan dihadapi sebesar 0,048. Hal ini dikarenakan bayam hijau sangat rentan

terhadap penyakit terutama pada musim penghujan. Berdasarkan pendapatan

bersih diperoleh risiko yang paling tinggi dari keempat komoditas adalah cabai

keriting yaitu 0,80, sedangkan paling rendah adalah brokoli sebesar 0,16. Hal ini

dikarenakan penerimaan yang diterima lebih kecil sedangkan biaya yang

dikeluarkan tinggi. Penanganan untuk mengatasi risiko produksi yang ada adalah

dengan melakukan pengembangan diversifikasi pada lahan yang ada.

Trangjiwani (2008) menganalisis manajemen risiko operasional pada CV

Bimandiri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa risiko operasional yang

teridentifikasi dapat dikelompokkan menjadi risiko sistem, proses, SDM dan

risiko internal. Penanganan risiko berdasarkan nilai status risiko diutamakan untuk

komoditi tomat dibandingkan dengan keempat komoditi lainnya. Alternative

penanganan risio dengan mitigasi atau

detect and monitor

dilakukan untuk : a)

risiko sistem, SDM, proses dan eksternal pada tomat; b) risiko sistem dan

eksternal pada kol; c) risiko sistem, proses dan eksternal pada

lettuce head

, d)

risiko sistem, proses dan eksternal pada cabai merah. Penanganan risiko secara

low control

dapat dilakukan untuk risiko yang memiliki nilai kemungkinan dan

dampak risiko yang rendah yaitu : a) risiko sistem dan SDM pada kentang; b)

risiko proses dan SDM pada kol; c) risiko SDM pada

lettuce head

; dan d) risiko

SDM pada cabai merah.

Safitri (2009) menganalisis risiko produksi daun potong di PT Pesona

Daun Mas Asri. Hasil penelitian menunjukkan adanya risiko produksi pada usaha

daun potong. Risiko produksi tersebut disebabkan oleh faktor iklim, tingkat

kesuburan lahan serta serangan hama penyakit. Penilaian risiko produksi pada

kegiatan spesialisasi dillihat berdasarkan produktivitas dan pendapatan bersih

yang diperoleh dari

Asparagus bintang

dan

Philodendron marble.

Berdasarkan

hasil analisis risiko yang dilakukan, risiko produksi yang paling tinggi


(31)

berdasarkan produktivitas terdapat pada daun potong

Philodendron marble.

Sedangkan risiko produksi paling tinggi berdasarkan pendapatan bersih daun

potong terdapat pada

Asparagus bintang.

Selain melakukan kegiatan spesialisasi

perusahaan pun melakukan kombinasi penanaman yang dinamakan diversifikasi.

Pengusahaan secara diversifikasi maka risiko yang dihadapi perusahaan

dinamakan risiko portofolio. Hasil analisis risiko portofolio menunjukkan bahwa

diversifikasi dapat meminimalkan risiko produksi. Strategi yang dilakukan PT

PDMA untuk dapat mengatasi risiko yang ada yaitu dengan diversifikasi dan pola

kemitraan. Agar dapat meminimalkan risiko produksi, sebaiknya perusahaan lebih

dapat mengenali risiko yang terjadi. Agar risiko yang ditimbulkan tidak terlalu

besar

lagi

sebaiknya

perusahaan

melakukan

penanaman

dengan

mengkombinasikan jenis tanaman yang berbeda yang tidak rentan terhadap hama

dan penyakit atau dengan tanaman yang bisa menghambat perkembangan populasi

hama dan penyakit. Untuk dapat mengantisipasi terjadinya musim kemarau yang

panjang sebaiknya perusahaan perlu memperbaiki sistem pengairan yang ada

sehingga tidak ada lagi kendala akan kebutuhan air. Selain itu perlu adanya

perbaikan terhadap naungan atau

shading house

yang rusak agar lebih dapat

mengantisipasi sinar matahari berlebih.

Wisdya (2009) yang berjudul ”Analisis Risiko Anggrek

Phalaenopsis

pada PT Ekakarya Graha Flora di Cikampek”. Analisis yang dilakukan dengan

menggunakan analisis risiko yaitu

Variance, Standart deviation, Coefficient

variation

pada kegiatan spesialisasi dan portofolio. Komoditas yang dianalisis

adalah tanaman anggrek yang menggunakan bibit teknik

seedling

dan tanaman

anggrek teknik

mericlone

, sedangkan kegiatan portofolio adalah tanaman anggrek

yang menggunakan bibit teknik

seedling

dan

mericlone.

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa pada analisis spesialisasi risiko produksi berdasarkan

produktivitas pada tanaman anggrek menggunakan bibit teknik

seedling

dan

mericlone

diperoleh risiko yang paling tinggi adalah tanaman anggrek teknik

seedling

yaitu sebesar 0,078 yang artinya setiap satu satuan yang dihasilkan maka

risiko yang dihadapi akan sebesar 0,078. Risiko ditunjukkan oleh koefisien

variasi, koefesien variasi paling tinggi terjadi pada tanaman anggrek dengan

teknik

seedling

yaitu 1,319 yang artinya setiap satu rupiah yang dihasilkan maka


(32)

risiko yang dihadapi akan sebesar 1,319. Semakin besar nilai koefisien variasi

maka semakin tinggi tingkat tingkat risiko yang dihaddapi. Penanganan untuk

mengatasi risiko produksi PT EGF dapat dilakukan dengan pengembangan

diversifikasi padda lahan yang ada. Dengan adanya diversifikasi, maka kegagalan

pada salah satu kegiatan usahatani masih dapat ditutupi dari usahatani lainnya.

Oleh karena itu diversifikasi usahatani merupakan alternatif yang tepat untuk

meminimalkan risiko sekaligus melindungi dari fluktuasi produksi.

Daftar penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini dapat

dilihat pada Tabel 3.

ÈÉÊË ÌÍÎ

Daftar Penelitian Terdahulu

Ï Ð ÏÉÑÉ È ÐÒÓÔ Õ Ë Ö Ð×Ë

1.

Tarigan (2009)

Analisis

Risiko

Produksi

Sayuran Organik

Analisis

Risiko

pada

Kegiatan

Kegiatan

Spesialisasi dan Portofolio

2.

Trangjiwani (2008)

Analisis

Manajemen

Risiko Operasional

Metode

Aproksimaks

dan

mitigasi atau

detect and

monitor

3.

Safitri (2009)

Analisis Risiko Produksi

Daun Potong

Analisis

Risiko

pada

Kegiatan

Kegiatan

Spesialisasi dan Portofolio

4.

Wisdya (2009)

Analisis Risiko Produksi

Anggrek

Phalaenopsis

Analisis

Risiko

pada

Kegiatan Spesialisasi dan

Portofolio

Penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian

terdahulu. Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah

menggunakan alat analisis yang sama seperti yang dilakukan Wisdya (2009) yaitu

dengan menggunakan

expected return

,

variance, standard deviation, coefficient

pada kegiatan spesialisasi dan portofolio. Sedangkan perbedaan penelitian ini

dengan penelitian terdahulu adalah komoditas yang dianalisis yakni pada

penelitian terdahulu pada komoditas tanaman hias anggrek, sedangkan pada

penelitian ini adalah komoditas bunga potong mawar. Adapun manfaat yang dapat


(33)

diperoleh dari penelitian terdahulu adalah mengetahui aspek-aspek yang akan

diteliti pada penelitian ini.


(34)

3

Ù

1

Úâ ã äåæç äàâ èéç éã äåêâ ë ãéì éí

3

Ù

1

Ù

1

ÚëåíâîÜéí éçë

ï

isiko menunjukkan peluang terhadap suatu kondisi situasi yang dapat

diukur oleh pembuat keputusan dimana terdapat lebih dari satu kemungkinan hasil

dari keputusan tersebut.

ð

eluang terhadap suatu kejadian dapat ditentukan oleh

pembuat keputusan berdasarkan pengalaman mengelola kegiatan usaha.

ï

isiko

erat kaitannya dengan ketidakpastian, tetapi memiliki arti yang berbeda.

ñ

etidakpastian (

òóôõ ö ÷øùó÷ú

) adalah peluang suatu kejadian yang tidak dapat

diramalkan, sedangkan adanya ketidakpastian menyebabkan dapat menimbulkan

risiko.

ûüý

nya risiko yang dapat memberikan dampak negatif terhadap

perkembangan usaha mengharuskan manager atau petani memperhitungkan secara

cermat strategi apa yang akan dilaksanakan.

þ

al ini dimaksudkan agar

maksimalisasi kepuasan terhadap setiap pengeluaran dalam jumlah besar dapat

diperoleh.

þ ÿ ÿ

an antara fungsi kepuasan dan pendapatan dapat dilihat pada

ý

mbar

.

Utility

Expected Income

Risk Averse

Risk Neutral

Risk Taker

Risk Averse

Risk Neutral

Risk Taker

Risk and return

Income Variance

ßäèäã

3

Ù

þÿ ÿ

an

ungsi

ñ

epuasan dengan

ð

endapatan

umber

bertin,

engetahui besaran risiko dan tingkat pengembalian yang diperoleh dari

kegiatan usaha, pelaku usaha dapat mengambil keputusan untuk menentukan

sikap dalam memilih kegiatan usaha yang berisiko.

etiap individu memiliki

perilaku yang berbeda dalam menghadapi risiko.

erdasarkan sikap pengambil


(35)

keputusan dalam menghadapi risiko, maka perilaku menghadapi risiko dapat

diklasifikasikan menjadi tiga kategori yaitu sebagai berikut (

obison dan

arry,

a.

embuat keputusan yang takut terhadap risiko (

! "

).

#

ikap ini

menunjukan bahwa jika terjadi kenaikan ragam (

"$

) dari keuntungan

maka pembuat keputusan akan mengimbangi dengan menaikkan keuntungan

yang diharapkan dan merupakan ukuran tingkat kepuasan.

b.

embuat keputusan yang berani terhadap risiko (

%

).

#

ikap ini

menunjukan bahwa jika terjadi kenaikan ragam keuntungan maka pembuat

keputusan akan mengimbangi dengan menurunkan keuntungan yang

diharapkan.

c.

embuat keputusan yang netral terhadap risiko (

" &% '

).

#

ikap ini

menunjukan jika terjadi kenaikan ragam keuntungan maka pembuat

keputusan tidak akan mengimbangi dengan menaikkan atau menurunkan

keuntungan yang diharapkan.

(

onsep risiko lainnya menurut

)*

rmawi (

+ ,,-

), risiko dihubungkan

dengan kemungkinan terjadinya akibat buruk (kerugian) yang tidak diinginkan,

atau tidak terduga.

. /

tinya bahwa penggunaan kata kemungkinan tersebut sudah

menunjukkan adanya ketidakpastian.

(

etidakpastian itu merupakan kondisi yang

menyebabkan tumbuhnya risiko.

(

ondisi yang tidak pasti tersebut timbul karena

berbagai sebab, antara lain (

)*

rmawi,

+ , ,-

0 1

arak waktu dimulai perencanaan atas kegiatan sampai kegiatan itu berakhir.

2

akin panjang jarak waktu makin besar ketidakpastiannya.

+0 (

eterbatasan tersedianya informasi yang diperlukan.

30

(

eterbatasan pengetahuan

4 56 76/* 8 9:;* <4 765< : 5

86< =*8> :;

569?7 ?@* <0

:@ : 5A * B* ;* C@ ?*7?5A<B:@ :* B* < D* 568 ?<= 5:< *<96<D:8 9* <=*< 76/C* B* 9 C*@ :; D*< = B ::<=:< 5* < *7*? B:C */* 9 5* <0 (6E * B:* < @6@ ?<==?C <D* 5* B* <= 86 < D: 89*< = B */: 96/5 :/* * <F * B* 568 ?<= 5:< *< 96 < D: 8 9*< =* < D*<= 86 <=?< 7?< =5* < B *< *B * 9 ?;* 96<D:8 9* <=*< D* <= 86/?= :5* <0 1:5* 56 B ?* 568 ?< =5:< *< :7 ? *B *F 8*5* B*9*7 B:5*7*5* <

>* CG* /:@ :5 A 76/@6 > ?7 >6/@ :H*7 @ 965?;*7:H 0I*G* <B*/:/:@ :5A@ 96 5?; * 7:H* B* ;* C/:@: 5A8 ?/<:FD*:7 ?D* <=*B *C* < D* 568 ?< =5:< *<56/?=:* <B *<7:B*5868 9?< D* :568?<= 5:< *<?<7?< =0.9*5* C/: @ :5A


(36)

tersebut spekulatif atau murni, bergantung pada pendekatan yang digunakan.

L

isiko murni yang dihadapi seseorang, perusahaan atau organisasi dapat

digolongkan ke dalam risiko pribadi, risiko harta, dan risiko pertanggungjawaban

M N

lam risiko agribisnis terdapat tiga elemen penting, yaitu suatu peristiwa,

ketidakpastian dan akibat (

ON

rwood,

PQ RS

,

TUUU V

.

O WX WY Z

an ketiga elemen

tersebut dengan risiko dapat dilihat pada

[

ambar

\

.

]^ _`^ a

4

bc d

ga

e f

emen

L

isiko

g

umber

hON

rwood,

PQR S

(

TU UUV

L

isiko dapat dikategorikan kedalam dua kelompok (

i

weon,

TU UUV

, yaitu

risiko sistematik dan risiko un-sistematik.

L

isiko sistematik merupakan risiko

yang tidak dapat didiversifikasi karena merupakan pengaruh dari luar, misalnya

risiko suku bunga, dan risiko daya beli.

L

isiko sistematik adalah risiko yang dapat

didiversifikasi karena berasal dari dalam, misalnya risiko usaha seperti harga input

dan teknologi.

L

isiko juga diakibatkan karena kurangnya pengetahuan dan informasi (

j klm RlSRnmo pkqpo j rR Qkoq

).

ON

l ini menunjukkan pentingnya penguasaan manajer atas

informasi.

L

isiko sering pula diartikan sebagai bencana (

j klm Rl

sklRlRQPj

) pada

perusahaan.

t

ni berarti risiko tersebut terjadi karena kesalahan strategi yang

diterapkan perusahaan sehingga menyebabkan kebangkrutan perusahaan itu

sendiri.

g

etiap keputusan investasi menyajikan risiko dan

jPQ uj q

tertentu.

vfwx yNzw YN d{ W| } w ~ WN yw  W {W}NY w Y {dY Z xNz W} €d{dYNW €Nzd jPQ uj q ‚NY Z €dxNzN yNY

ƒ„Y€d{d„Y

…† …‡ ˆ

…‰‰…Šˆ ‹ Œ ŽŽŽ ‘ ’“

”• –—˜‘™Ž•‘ ’


(1)

gh i j kl

S

m

200

nm g o jpqrq r

R

q rqs t

P

uo vwjpjo g oxxhus yz {| {}~ € ‚ ƒ j„j

PT

…s js jh†j‡h j kj ˆpth j„ q‰qsjŠƒus l‹jŒjjhjŽsh q ƒr q‘mtxth’ˆjs wpŽjr

…s to tŠq„jo“jo jvuŠuo l”o rŽqŽwŽ•u hŽjoqjotxthm

j r†jq–lˆm—˜ ˜™mš {~ {›}œ }~‚ ‚žm‹jsjhŽj’•Ÿ‡hjr qo „tm

 jhŠjŒql¡m— ˜˜¢mš {~{›} œ}~‚ ‚ ž m‹jsjhŽj

’

•ŸwŠqgs r jhjm

 u ƒ jhŽuŠuo •u hŽjo qjom — ˜˜£¤ —˜˜¢m ¡thŽqswpŽwh jm •uh suŠ– jo xjo •h t „ws r q

¡thŽqs wpŽwhjm‹jsjhŽj’kŽ Žƒ’ ¥¥ŒŒŒmkthŽqswpŽwh jm„uƒŽjom xtmq„m—n‹wo q—˜¦˜‘

 u ƒ jhŽuŠuo•u hŽjo qjom —˜ ˜£ ¤ —˜ ˜¢m j rqr jŽjm §tpwŠu…s r ƒ th ¤” Šƒthj†wh jo „q

”o „ tour qjm‹js jhŽj’kŽŽƒ’¥¥ ŒŒ ŒmkthŽqs wpŽwhjm„u ƒŽjom x tmq„m—™“uq—˜¦˜‘

‡qoŽqo xl ¨m…mm —˜˜nm ©qr qs t •h t„ ws r q ‹jŠwhŸqh jŠ •wŽqk ƒj „j ªr jkj ‰uŠƒjs j

jh w „q «u ¬ jŠjŽjo txth shqƒr q‘m txth’ ˆjs wpŽj r …s to tŠq „jo

“jo jvuŠuo l”orŽqŽwŽ•uhŽjo qjotxthm

«twoŽwhl ©m —˜˜¢m š­®{z š }œ {z {œ ‚ š {~ {› }œ }~ ‚ ‚ ž y }¯ ­ {z {{~ m ‹jsjhŽj’

••“m

¨w–qrm —˜ ˜n m “jojvuŠuo ©q r qs t •ht„ws r q „jo •u ou h qŠjjo •j„ q uŠq °h xjo qs

± Žw„q «j r wr ‡j– wo xjo «u p tŠƒ ts Ÿ jo q qp q k g r q k „q  ur j ‰q– wh w†l

«u¬jŠjŽjo ‰qxtŠ–jo xl «j–wƒjŽu o tx th sh q ƒr q‘m txth’ ˆjs wpŽj r

…s to tŠq„jo“jo jvuŠuo l”o rŽqŽwŽ•u hŽjoqjotxthm

©j¬ kŠqoj  l whkjo w„„qo m —˜ ˜nm y {~® ­{~ y}~­| ‚ {~ y¯ € { | ®{~ ² ž¯‚ € ‚ m

 uƒjhŽuŠu o gxh q–qro q rm txth ’ ˆjswpŽjr …sto tŠq „jo “jojv uŠuol

”o rŽqŽwŽ•uhŽjo qjotx thm

ji qŽhql³m gm—˜˜nmg o jpqr qr©qrqs t•h t„ ws r q j wo•tŽtox„ q•Ÿ•ur toj jwo“jr

g rh q l ‰qjŒq «j– wƒ jŽuo tx th ‹jŒj jhjŽ shqƒr q‘m txth ’ ˆjswpŽj r

…s to tŠq„jo“jo jvuŠuo l”o rŽqŽwŽ•u hŽjoqjotxthm

jp ´jŽth ul   „jo  qwpqt gl …wxu oum —˜ ˜µm y¯‚~ ‚ €¶ €¯‚~ ‚€ · ž~  œ‚m ‹js jhŽj ’

…hp jox xjm

tukjhvtl g „jo •jŽto xl  j kp jom ¦n™£m uo„q¤u o „q •tsts ”pŠw ªr j kjŽjoqm

 uƒjhŽuŠu o ”pŠw¤”pŠw t r qjp …s to tŠq m txth ’ ˆjswpŽjr •uhŽjo qjol

”o rŽqŽwŽ•uhŽjo qjotx thm

wp q rŽq†jŒjŽqm —˜ ˜¸m g ojp qr q r •u o „jƒ jŽjo „ jo ©qr qst  q´u h r q i qs jr q ªr jkjŽjo q

j†wh¤ r j†wh jo ƒj „j •u hwr j kjjo •j¬uŽ u xjh l «j– wƒ jŽuo ‰qjovwhl ‹jŒj

jh jŽ s qƒ r q‘mtxth’ˆjs wpŽj r•u hŽjoqjol”orŽqŽwŽ•u hŽjo q jotx thm

Ÿjh qxjo m •m…mm — ˜˜nm go jp q r qr ©qr qst •ht„wsr q j†wh jo °h xjo qs ƒ j„ j •uhŠjŽj

¡jŽq ¹¯º{~ ‚» ¼ {¯œ „q txth ‹jŒj jh jŽ shqƒr q‘m txth’ ˆjs wpŽjr


(2)

T

½¾ ¿ÀÁÂÃ ¾ ¿Â

W

Ä

200

ÅÄƾ ¿¾ÁÇ ÈÇ¿

R

ÂÉ ÂÊËÌÍǽ¾É ÂË¿¾ ÎÏÐÑ ÂÈ ¾ ¿Ò ½ÂÒÂÓÇ È Ô ¾ ¿À Õ¾ÔÖ;×Ç ¿ Ñ ¾¿ ÒÖ¿À ؽËÍ Â ¿É  پþ Ѿ ½¾× Ú ÛʽÂÍÉ ÂÜÄ

ÑËÀË ½

Ý Ø½ Ë À½ ¾È

Û¾ ½Á ¾ ¿¾ ÞÊÉ×Ç¿É Â Æ ¾ ¿¾ÁÇ ÈÇ¿ ßÀ½ÂÔ ÂÉ ¿ ÂÉ Ä à¾ÊÖÎ×¾É ØÇ ½×¾ ¿Â¾ ¿Ä á¿É×Â×Ö ×

Øǽ׾ ¿Â ¾¿Ñ ËÀ˽Ä

âÂÉ Òã¾ä ÛÄ åæ æçÄ ß¿¾Î ÂÉ ÂÉ èÂÉ ÂÊ Ë Ø½ËÒÖÊÉ Â ß¿ÀÀ ½Ç Ê é êë ìëí îï ðñ ò ñ ; Ò¾ Øó Þʾ

Õ¾ ½ã¾ ô½¾õ¾ àÎ˽ ¾ Ò ÏÂÊ ¾È ÍÇÊ Ù¾Ã ¾ Ñ ¾½ ¾× ÚÛʽÂÍÉ ÂÜÄ ÑËÀ˽ Ý à¾ÊÖÎ×¾É


(3)

66

ö÷ø ùúû ÷ü ýþ ÿ

,

D

,

þ üúú !"÷ü#

(

$

)

û" % &ú'ú&÷

(

( $

)

(

$

)

þ

(

( $

)

(

(

$ )

Ř

)

*

(

( $

)

Ř

)

*

+

(

, -

)

1.

.

0,08

16,44

1,37

26,71

2,23

2.

/0

0,75

11,98

8,99

0,50

0,38

3.

.

0,17

5,5

0,92

33,31

5,55

E(

1 2

)

34 4567

2

=

8549

=

65: 6

=

( )

=

2,62

11,27

= 0,23


(4)

67

;<= >?@ <A BC D EF GF GF HI

D

EJ KL MFNJ F H O K N PMLFH O F QF DMQE QFGF D MHIF RS TS HI UFVFNWFXMH

2010

YZ [\ ]\@ <A^<A _<]`<A a `=b<c

d<@^< e_<]`<A

(

f>

)

gZ]<bh?< i<

(

f>

)

1

DEFGFWMHFE

(

jO k

R MO MJ lI

100

8.000

800.000

mMT NEnE oKT

2

450.000

900.000

pPF TqpPFTFH rKH En s t uvwvv v x vvwvvv

DEFGF yEnT NEJ

D ML FH

t z uvwx{ { zuvwx{{

DEFGFWKLKOS H D ML FH t |uwvv v |uwvvv

DEFGFWK HFIFlK N}F

FwUF HF}KNlK PMH pNFHI { {wuvvwvv v uwv vvwvvv

PwlFNGFVF HlK PMH pNFHI s xvvwvv v {w svvwvvv

~wlF N GFVF HRF~JEHI D ML FH { s vvwvv v  vvwvvv

gZ]<bh?<i<g`A<?

(

f>

)

€C ‚BƒC „ BB

{

DEFGFGFHI

… EO K NXE TM HIJFH

DEFGFR K HGMnMTFH zwxxsw ss s zwx xswsss

gZ]<bh?<i<

†?>\@c?] `A^‡< A

(

f>

)

ˆC„ „‰C ‰‰‰

gZ]<bh? < i<

€‰Cƒ ‚C „„

oMŠ P KN

‹

RWUSŠ K HTF

ŒIN EJ ML T MNF ŒŠF ŽEHIFNŠ k { vt v


(5)

68

‘’“ ”•– ’—˜™ š› œ žŸ  ¡¢£¡¤ž£ ¥£š› ¡¥  ¦ Ÿ £ ¡š §¨ ©ª›¡Ÿ£«¢œ ž¬  ­Ÿ œ £

(

«ª£ ®ž¡¢

F

£ œ ª

)

¯ °™ ±—²³ ´ µ’´• ¶·“¸’¹ º’ –»’ ¯•¸’ •

¼ “·–

½ ¾°—°“•´

¿³—À·´ · µ’ —

1

ÁÂ Ã ÃÄÅ ÆÇÈ Ã

4

50.000.000

200.000.000

5

40.000.000

2

š ©ª É£«žœ

4

500.000

2.000.000

5

400.000

3

D

œ   ª Ê  Ÿœ ž ¦ ž

8

150.000

1.200.000

5

240.000

4

š› œ ­£Ÿ £ ¡

10.000.000

3

3.333.333

Ë °µ’¸¿³—À·´ ·µ’—”³–Ë’¹·—

̘™Í Θ™˜ ˜˜

¿³—À·´ · µ’—”³–¿³–•°Ï³


(6)

69

ÑÒÓ ÔÕÖ Ò×ØÙÚÛ ÜÝÞ ßàáßâÞ ãÞ äÞ ßàåæçè áß äÞéêÝ ëÛ ÜìäÜÝÞ

(

éèÞíëß ê

F

Þ Ý è

)

îï ðïÖ Ò×ñÒ×

îò×óÕ ôÕ

õïÖðÕ ×ññÕ

(

öÔ

)

÷ òÖ ÓÒø

(

öÔ

)

õïÖï×óÒ ù

(

öÔ

)

1.

àáßáÝë èÞÞß

àáßúÜÞ ìÞ ßæÞûÞ Ý

32.880.000

23.920.000

11.000.000

2.

àáß êáì ÜÞÝÞ ß

14.590.066

14.590.066

14.590.066