Analisis risiko produksi bunga potong mawar pada PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm) di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung
ANALISIS RISIKO PRODUKSI BUNGA POTONG MAWAR
PADA PT MOMENTA AGRIKULTURA (AMAZING FARM)
DI KECAMATAN LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG
SKRIPSI
ANGGA PERMANA
H34077004
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
(2)
ANGGA PERMANA.
s
s
s
u
s
u
t
u
tur
(
)
u
u
Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan
Manajemen, Institut Pertanian Bogor. (Di bawah bimbingan WAHYU BUDI
PRIATNA).
Indonesia merupakan negara agraris yang beriklim tropis, dikenal
memiliki beranekaragam kekayaan flora. Tanaman hias memiliki potensi dan
prospek usaha serta pasar yang dapat menunjang pembangunan dan kesejahteraan
perekonomian nasional. Tanaman hias yang cukup banyak diusahakan di
Indonesia adalah mawar, anggrek, krisan, anyelir, anthurium, gerbera, gladiol,
sedap malam, bunga kecombrang dan heliconia. Bunga potong mawar merupakan
salah satu komoditas agribisnis florikultura yang mempunyai nilai ekonomis
tinggi dan prospek usaha yang cerah. Hal ini dikarenakan permintaan yang
banyak, baik pasar dalam maupun luar negeri. Salah satu perusahaan di Indonesia
yang bergerak di bidang agribisnis florikultura adalah PT Momenta Agrikultura
(Amazing Farm). Perusahaan ini bergerak dalam budidaya tanaman bunga potong
mawar, gerbera, dan daun-daunan (ruskus). PT Momenta Agrikultura (Amazing
Farm) merupakan satu-satunya usaha budidaya bunga potong mawar yang sudah
berbadan hukum di daerah tersebut. Luasan lahan tanam perusahan ini mencapai
0,8 Ha, dengan proporsi tanam unuk mawar 0,4 Ha, gerbera 0,2 Ha, dan
daun-daunan (ruskus) 0,2 Ha.
Permasalahan yang dihadapi PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm)
adalah perusahaan mengalami risiko produksi dalam pengembangan usahanya, hal
ini dapat dilihat dari produksi atau produktivitas yang berfluktuasi periode selama
masa tanam berlangsung. Produktivitas tertinggi terjadi pada bulan Febuari yaitu
sekitar 16,44 tangkai per meter
2
dan produktivitas terendah terjadi bulan
September yaitu berkisar 5,50 tangkai per meter
2
. Kondisi ini dapat disebabkan
oleh kondisi iklim yang sulit diprediksi, perubahaan cuaca yang terlalu cepat,
serangan hama dan penyakit, dan ketrampilan tenaga kerja. Kondisi perubahan
iklim yang sulit diprediksi dan perubahan cuaca yang terlalu cepat memberikan
dampak buruk terhadap tingkat produktivitas bunga potong mawar, hal ini
disebabkan proses budidaya bunga potong membutuhkan intensitas penyinaran
cahaya matahari yang cukup yaitu berkisar delapan jam perhari dengan kondisi
suhu yang terbentuk di dalam
greenhouse
berkisar antara 23
o
C-29
o
C. Selain itu,
perubahan kondisi iklim dan cuaca yang terlalu cepat dapat menjadi katalisator
pertumbuhan hama dan penyakit.
Tingkat keterampilan dan ketelitian karyawan juga dapat sangat
berpengaruh terhadap produktivitas tanaman bunga potong mawar. Pemberian
dosis pupuk dan obat yang tidak sesuai dengan takaran akan menjadi racun bagi
tanaman, yang dampak terburuknya adalah tanaman akan mati. Kematian
tanamanan bunga potong mawar akan sangat merugikan perusahaan karena akan
membutuhkan waktu sekitar enam bulan untuk tanaman baru mulai dapat dipanen.
Kondisi ini jelas akan menjadi kerugian besar bagi PT Momenta Agrikultura
(Amazing Farm), karena selama enam bulan proses produksi tidak ada pemasukan
melainkan hanya biaya.
(3)
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : (1) Mengidentifikasi
risiko-risiko yang terdapat pada kegiatan produksi atau budidaya bunga potong mawar di
PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm), (2) Mengetahui besarnya risiko
produksi kegiatan budidaya bunga potong mawar di PT Momenta Agrikultura
(Amazing Farm), dan (3) Menyusun alternatif strategi yang dapat dilakukan untuk
mengatasi atau mengurangi dampak risiko produksi tanaman bunga potong mawar
di PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm).
Penelitian ini dilaksanakan di PT. Momenta Agrikultura (Amazing
Farm)
yang berlokasi di Kampung Pojok Desa Cikahuripan Lembang Bandung. Data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, baik
yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Data primer merupakan data yang
diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan (observasi) dan wawancara
dengan pihak perusahaan baik pemilik, manajer dan karyawan perusahaan untuk
mengatahui proses produksi, mengetahui risiko yang terjadi di perusahaan, dan
penyebab risiko yang terjadi di perusahaan serta dengan pihak luar seperti para
pesaing dan konsumen dari perusahaan. Data sekunder merupakan data yang
dipakai untuk menunjang data primer. Data sekunder diperoleh dari penelusuran
melalui literatur-literatur, seperti data yang dimiliki oleh pihak perusahaan, bahan
pustaka, serta dari lembaga pemerintah yang terkait seperti Direktorat Jenderal
Hortilkultura, Badan Pusat Statistik dan Departemen Pertanian.
Metode analisis yang digunakan adalah analisis manajemen risiko dan
analisis risiko. Penilaian terhadap risiko produksi berdasarkan ukuran yang
menggunakan pendekatan
Expected Return, sedangkan risiko produksi diukur
berdasarkan penilaian hasil perhitungan ragam (variance), simpangan baku
(standard deviation), dan koefisien variasi (coefficient variation).
Hasil penilaian risiko dengan menggunakan ukuran
coefficient variation,
menunjukkan bahwa budidaya bunga potong mawar pada PT Momenta
Agrikultura (Amazing Farm) menghadapi risiko sebesar 0,23. Artinya, untuk
setiap satu tangkai hasil yang diperoleh akan mengalami risiko sebesar 0,23
tangkai pada saat terjadi risiko produksi. Berdasarkan hasil penilaian risiko
produksi pada budidaya bunga potong mawar pada PT Momenta Agrikultura
(Amazing Farm) diperoleh nilai
expected return
sebesar 11,27. Artinya, PT
Momenta Agrikultura (Amazing Farm) dapat mengharapkan perolehan hasil
sebanyak 11,27 tangkai per meter
2
untuk setiap kondisi dalam proses budidaya
yang telah diakomodasi oleh perusahaan. Hal tersebut menunjukkan bahwa
kegiatan budidaya bunga potong mawar dapat memberi harapan perolehan hasil
sebesar 11,27 tangkai untuk setiap meter
2
.
Strategi penanganan risiko yang dapat dijadikan sebagai alternatif
penanganan dalam kajian ini adalah strategi preventif. Strategi preventif
merupakan strategi penanganan yang dilakukan untuk menghindari risiko
produksi. Strategi yang dapat dilakukan oleh PT Momenta Agrikultura (Amazing
Farm) adalah peningkatan pengaturan cahaya
greenhouse
dengan cara membuat
penutup
greenhouse
sederhana dan manual berupa jaring paranet yang
dibentangkan pada bagian atap
greenhouse,
sehingga membentuk seolah-olah
seperti plafon pada atap rumah untuk menjaga kestabilan suhu di dalam
greenhouse,
menerapkan sistem karantina untuk memperlambat proses
penyebaran hama dan penyakit, dengan mengunakan
screen
atau plastik UV
(ultraviolet) dengan dibentangkan pada bak tanam yang terserang hama, sehingga
(4)
membentuk seperti dinding, meningkatkan kualitas perawatan tanaman bunga
potong mawar dengan mengukur secara lebih teliti dosis pupuk, nutrisi, dan
pestisida yang akan diberikan, melakukan kegiatan perompesan daun secara
menyeluruh dan benar, proses penyiangan yang dilakukan secara menyeluruh, dan
sortasi yang dilakukan secara lebih teliti dan benar, mengembangkan sumberdaya
manusia dengan cara pertukaran atau rotasi PIC dan pengiriman karyawan pada
beberapa kegiatan pelatihan budidaya bunga potong mawar akan mampu
meningkat kemampuan dan kinerja karyawan menjadi lebih baik.
(5)
ANALISIS RISIKO PRODUKSI BUNGA POTONG MAWAR
PADA PT MOMENTA AGRIKULTURA (AMAZING FARM)
DI KECAMATAN LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG
ANGGA PERMANA
H34077004
Sk
!ip
"i ini m
# ! $p
%& %n
" %' %(" %) $"y
%!%)$n
)$k
m
#mp
# !ol
#h g
#l
%!S
%!j
%*%Ekonomi p
%+%D
#p
%!)#m
#n Ag
!i
,i
"ni
"DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
(6)
- ./ .0123 456 4 7 89:0 46 46;46 42 <=3 </.26 4> .9?:= <@< 9?A: B:3=:/:=C
A<D E 9 @: 8?3 42.0 @ .3:
(
8D : F4 9?G: 3D)
H4IE J: D: @:9KE D L:9?,
I: L .5:@E9 >:9/. 9?M: D : 7 8 9??:=E 3D :9:
MNA 7 OPQ RS SRRQ
AE9TE@ .U. 4
,
=E D L 4D L 4 9?V WXYZ[\]^]_`aW ` Zbc Zde f` MN=gh ij SRQ h Rh iihRPhRRh
AE9?E@:k. 4
,
IE@ .:HE 5: 3 @E DE 98?34L46 946 G: 2 .0 @:6l2 < 9<D4/:9A:9:UE DE 9
N96 @4 @.@=E 3 @:94: 9> <?<3
mWXVW Xn]c] cop]qc Z_ `de f MN=gh irs Ri Rsh isQRPhRRt
(7)
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Risiko
Produksi Bunga Potong Mawar pada PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm)
di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung” adalah karya saya sendiri dan
belum pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar
pustaka dibagian akhir skripsi.
Bogor, April 2011
Angga Permana
H34077004
(8)
|} ~ }
¡ ¡ ¢ £ ¤ ¥ ¤¦§¡¥ ¥¨ ©
¤ ª «
X Unit
Usaha Bergen Bandar Lampung pada tahun 1991, Sekolah Dasar Negeri 4
Kertosari, Lampung Selatan dan lulus pada tahun 1998,
Sekolah Lanjutan
Tingkat Pertama Negeri 2 Tanjung Bintang, Lampung Selatan dan diselesaikan
penulis pada tahun 2001, Sekolah Menengah Atas Negeri 9 Bandar Lampung dan
penulis menyelesaikannya pada tahun 2004.
Penulis diterima sebagai mahasiswa di Institut Pertanian Bogor melalui
jalur USMI pada Jurusan Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian dan lulus
pada tahun 2007. Pada tahun 2007 pula penulis diterima di Departemen
Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Program Penyelenggaraan
Khusus, Institut Pertanian Bogor melalui jalur reguler.
(9)
¬®¯° ±²± ® ³
´µ¶· ¸¹º » ¼µ½µ ¾ ¿ Àºµ Á·» ¿ ¹º¶¹Â½¹º ½À ù¸· ¾¹  ÄÁ Á¹ à Å
WT, karena atas
limpahan rahmat serta karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Analisis Risiko Produksi Bunga Potong Mawar Pada PT Momenta
Agrikultura (Amazing Farm) di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung”.
Penelitian ini bertujuan menganalisis tingkat risiko produksi dan alternatif strategi
penanganan risiko produksi bunga potong mawar di PT Momenta Agrikultura
(Amazing Farm).
Namun demikian, sangat disadari masih terdapat kekurangan karena
keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Penulis berharap semoga penelitian ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak, terutama bagi PT Momenta Agrikultura
(Amazing Farm) di dalam menjalankan dan mengembangkan usahanya.
Bogor, April 2011
Angga Permana
(10)
ÆÇÈÉÈ Ê Ë Ì ÍÎÏÈÐ ÈÑÎÒ
ÓÔÕ ÖÔ × ÔØ ÙÚÙÕ ØÛÜÚ Ý ØÚ ÚÕÚ ÞÚ ß ÙÛ Þ ÔÜ × Ô ÝÙØ ßÙÜÚ àÙÕÞ áÙÕ à ÔÜàÙâÙÚ ÝÚ ãÙÛ
.
äÔ àÙâÙÚ Ü Ù ØÙ Ø Öá ÛáÜ Û Ô ÝÙ ßÙA
××Ùã äå æ,
Ý ÔÕ á ×ÚØ ç ÔÕâá è ÙÝÛ ÙÕ Þ ÔÜÚ ç Ù ÛÙØÚã Û Ô ÝÙ ßÙ Ø Ôç áÙ ÝÚãÙÛÖÙÕ âÞÔ×Ù ãç ÔçàÙÕ ÞáØ Ô×Ùç ÙÝÜéØ Ô ØÝÔÕá×ÚØ ÙÕØÛÜ Ú ÝØÚÚ ÕÚ.
Ó ÙßÙ ÛÔØÔçÝÙÞ ÙÕ Ú ÕÚ ÝÔÕá×Ú Ø Ú ÕâÚ Õ çÔÕ âá è Ù ÝÛÙÕ ÞÔÜÚ çÙ ÛÙ ØÚ ã ßÙÕ ÝÔÕâã ÙÜâ ÙÙÕ ÖÙÕ â Ø ÔÞ ÚÕ ââÚ -Þ ÚÕâ âÚÕÖÙÛ Ô ÝÙ ßÙ:
1.
êÜ.
åÙ ãÖáB
á ßÚ ÓÜÚÙÞ Õ Ù,
ë äÚ ØÔ ×ÙÛáßéØ ÔÕ ÝÔç àÚçàÚ Õâ ÙÞÙ Ø àÚ ç àÚÕâ ÙÕ ßÙÕ ÙÜ Ù ãÙÕ,
ìÙÛÞ á ßÙÕ Û ÔØ ÙàÙÜ ÙÕ ÖÙÕâ Þ Ô ×Ù ã ßÚàÔÜÚÛÙÕ Û Ô ÝÙß Ù ÝÔÕ á ×ÚØ ØÔ×Ùç Ù ÝÔÕ ÖáØáÕ ÙÕØÛ ÜÚ Ý ØÚÚ ÕÚ.
2.
æ ÚÕÞ ÚÕ äÙÜÚ ÙÕÞ Ú,
äÓ,
ë ë ß ÙÕ íÜÙ.
îá Ø Ù ×Ú ÕÙ,
ëäÚØ Ô ×ÙÛá ßéØÔÕ ÝÔÕ âáïÚÝÙ ßÙ áïÚÙÕ ØÚßÙÕâ ÝÔÕ á ×ÚØ,
ÖÙÕâ Þ Ô × Ùã çÔ×á ÙÕ âÛ ÙÕ ìÙÛ ÞáÕÖÙ Ø ÔÜÞÙ çÔçà ÔÜ ÚÛÙÕ ÛÜ ÚÞÚ ÛßÙÕØÙÜÙÕßÔç ÚÝÔÜ à ÙÚ Û ÙÕØÛÜ Ú ÝØÚÚÕ Ú.
3.
ðr
ÙÕât
á ÙÛát
Ôr
èÚ ÕÞÙñ ò×ç ÓÙ ÝÙ óÔrry
äu
ry
ÙÕ Þé ß ÙÕ ë Ùç Ù äá ãÙrt
ÚÙt
Ú ñ äôñs
Ô
r t
ÙÙßÚÛÛ át
Ôrs
ÙÙÕây
íìÚîá×ÚÙõÚ Õâr
áç öæ Ô
r
ÚçÙÛÙs
Úã Ùt
Ùs
Û Ùs
Úãs
ÙÙÕ âñy
ßéÙs
Ôrt
Ù ßá Û áÕâ ÙÕ à ÙÚÛ çéÜÚ× çÙá ÝáÕ çÙt
Ôr
Ú ×s
ÔãÚÕâ âÙs
Û ÜÚp
s
Ú Ú ÕÚ ß ÙÝ Ùt
t
Ô
rs
Ô×Ôs
ÙÚ ÛÙÕö äÔçéâ ÙÚ ÕÚàÚs
Ùç ÔÕïÙßÚÝÔrs
Ôç àÙãÙÕy
ÙÕât
Ôr
àÙÚÛö÷ö ÓÚ ã ÙÛ Óæ ëéçÔÕÞ Ù òâ
r
Ú Ûá ×tu
r
Ù ø òçÙz
Ú Õâ ùÙr
ç)
Ùt
Ùs
ìÙÛÞu
ñ ÛÔs
ÔçÝ Ùt
ÙÕñ ÚÕ úéÜçÙs
ÚßÙÕßá ÛáÕ âÙÕy
ÙÕâßÚ àÔÚÛÙÕör
ûö íéØÔÕüßéØÔÕ ßÙÕ ÝÚãÙÛ ÝÔÕ ÙÕââáÕ âïÙ ìÙ à íÔ
p
Ùrt
Ôç ÔÕ òâr
ÚàÚs
ÕÚs
ñ ùÙÛ á×t
Ùs
ô ÛéÕéç Ú ß ÙÕ ë ÙÕÙïÔçÔÕñ Óéâ Ü Ùçr
ÓÔÕ ÖÔ ×ÔÕââ Ùr
Ù ÙÕ ýãá Øu
s
ñt
Ôr
Úç Ù ÛÙÚ ãs
Ùt
Ùs
Ú ×çu
ñßÙÕàÚçàÚÕ âÙÕÕ ÖÙs
Ô× Ùç ÙÚÕ Ú öþö îá ÕÚùÚ
tr
ÚÓìÙÕÞ Ú ñr
u
t
Ôr
ÚçÙ ÛÙs
Ú ãÙt
Ùs
Û Ùs
Úãs
ÙÙÕ âñy
ßáÛáÕ âÙ Õ ñ ßéÙñ ßÙÕÙt
Ùs
Û Ôs
Ôt
Ú ÙÙÕ Õ ÖÙ çÔÕÔç ÙÕ Ús
Ô× ÙçÙp
ÔÕ ÖÔ× ÔÙÚÙÕs
s
ÛÜ Úp
s
Ú ÚÕ Úö äÔçéâÙ Ú ÕÚ àÚs
ÙçÔÕïÙ ßÚ
Ý ÔÔçàÙ ãÙÕ
rs
t
Ôr
àÙÚÛ ßÙÕÔçs
u
Ù èÔÚr
t
Ùy
ÙÕât
Ôru
r
ÙÚ çÔçàÔr
ÚãÚ Ûç Ùã áÕ ÞáÛÛÚt
ÙçÔÕïÙ×ÙÕ ÚÛ ÔãÚßáÝÙÕÛ Ô ßÔ ÝÙÕÕ ÖÙöÿö òÝ Ù îá ØáÝñ äöÓßñ ëöëÓß ßÙÕ ë Ùç Ù ã Ó
u
p
u
õu
r
ïÙÕ Ù ãñs
Ôrt
Ù ÙßÚÛÛ á îá ÝÚ íìÚ ÙÕÞÚ ñt
Ôr
Úç Ù ÛÙs
Úã Ùt
Ùs
Û ÙÚãs
s
Ùy
ÙÕâñ ßéÙ ß ÙÕ ßá ÛáÕ âÙÕñs
Ôrt
Ùs
ÔçÙÕâÙt
y
(11)
8.
-
A
,
,
,
.
9.
.
A
B
, A
2011
(12)
% &' &(&) ! "!*+ , - - -- - - -- - -- - - -- - - -- - -- - - -- - - -- - --- - - -- - - -- - -- - - -- - - -- - -- - - -- - - --- - -- - - -- - -- - ./ 0 ! "12*" - -- - - -- - -- - - -- - - -- - -- - - -- - - -- - --- - - -- - -- - - -- - - -- - -- - - -- - - -- - - -- -- -- - - -- - . 0 ! ",23# " 4 - -- - - -- - -- - - -- - - -- - -- - - -- - - -- - --- - - -- - -- - - -- - - -- - - -- - -- - - -- - - -- -- -- - - .0/ # 3+4 %5,54 -- - -- - - -- - - -- - - -- - -- - - -- - - -- - -- -- - -- - -- - - -- - - -- - -- - - -- - - -- - -- - - -- 6 6 7689 :9 ;<=>9 ?9 @ A 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 77 7 6 6 7BCD EDF9 @G9F9 >9H 7 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 777 7 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7
I 6 7JKDL D9 @M=@ =>N:N9 @ 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 77 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 7 77 O 6 7 PQ= AD@ 99 @M=@=>N:N9 @ 7 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 777 7 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7
O 6 7 RCD9@A8N@A?DS 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 77 7 O # # !#4 T5 435 $! U -- - - -- - -- - - -- - - -- - -- - - -- - - -- - -- -- - -- - -- - - -- - - -- - - -- - -- - - VV B76M;WFS=?XF9H9<DYNY9 Z9<D@ A9MW :W @ AG9 [9;7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 7 66 B7BM=@=>N:N9 @K= ;Y9HD>D 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 6J # # # U +" 41 U3+2#U#" 4 - -- - - -- - - -- - -- - - -- - - -- - -- - - -- - - -- - - -- - - -- - - -- - -- V\ J76Q= ;9 @ A? 9M=EN?N;9 @K=W ;N:N F 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 777 7 77 7 7 77 7 77 7 6 ] J767 6QW @F= SCN F N?W7 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 777 7 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 6 ] J767B^DE_=;` FDE _= ;CN FN?W 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 777 7 77 7 7 77 7 7 77 BB J767J^: ;9:= ANM=@A=>W>99@CNF N?W77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 777 7 77 7 7
BJ J7BQ= ;9 @ A?9M=EN?N;9@a S=
r
9s
NW@9> 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 777 7 77 7 7 BR #b 2 +!cc ,c 1#3+4+ ,# !# 4 - -- - - -- - - -- - -- - - -- - - -- - - -- - -- - - --- - -- - - -- - d\ P768W?9s
NY9 @e9 ? :u
M=@ =>Nt
N9 @ 7 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 77 77 7 77 7 7 77 7 7 77 B] P7Bf=@Ns
Y9 @s
DE_=r
g99t
7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 7 B] P73
K=?@N?M=@ A9E _N>9 @^9ES=>7 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 77 77 7 77 7 7 77 7 7 77BO P7 PG=
t
W Y =M=@ AW> 9H9@Y9 @h@9 >Ns
Ns
g9t
9 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 7 773
iP7 P76h@9>N
s
Ns
G9 @9L=E=@ CN
s
N?W 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 777 7 77 7 7
3
i P7 P7Bh@9>Ns
Ns
QD9 @ :N9t
t
Nj 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 73
i b 12*" 452523+" 5 $%4 - - - -- - - -- - -- - - -- - - -- - -- - - -- - - -- kl R76^=L9r
9HM=ru
s
9H99@ 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 73
P R7Ba ; A9 @Ns
9s
NY9@G9 @9L=E=@M=ru
s
9H9 9@ 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 7 773
R R73
^D E _=r
Y9y
9M=ru
s
9H9 9 @ 7 7 77 7 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 77 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 73
m R73
7 6^DE_=r
Y9y
9nNs
N? 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 7 777 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 73
m R73
7B^DE_=r
Y9y
9G9 @D FN9 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 777 7 77 7 7 77 7 77 7 7 773
] R73
73
^DE_=r
Y9y
9nN@ 9@FN9 > 7 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 77 77 7 77 7 7 77 7 7 773
O R7 Pa S =r
9s
NW@9>Q= AN9t
9 @7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 73
O R7 RM=E9
s
9r
9 @^9y
u
r
9@oNY;W SW @N? 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 777 7 77 7 7 77 7 PR b# %$#,43+2*% $4 - - - -- - -- - - -- - - -- - -- - - -- - - -- - -- - -- -- - -- - - -- - - -- lp I7 6^D E _=r
`s
DE _=r
CNs
N?W 7 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 77 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 Pm I7Bh@9>Ns
Ns
CNs
N?WMr
W YD?F N <D@A9MW :W@ AG9w
9r
...
RJ I73
^9tr
t
= ANM =@ A=> W>9 9 @CNs
N? WMr
WYD?F N 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 7 7 77 7 77 7 7 77 RR(13)
s
r r
~| |yzw|u| { |x y t|} (14)
¡ ¢ £¤£ £ ¥ ¦ §¨ ©ª «¬ ®¯° ©±©²©±³©
s
´µ±´®± ¶s
©© ´©°©·¸±¹º º» ¼¹º º½ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾¾ ¾¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¦ ¹ ¿
r
® ´¸ «¬° ©± ©² ©±³©s
´µ± ´®±¶s
© ¿¶r
®´¶¹ºº3
¼ ¹ ºº½ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾¾ ¹3
À ©t
© ¿¶ ±¶ ¨t
©±°¶r
´©· ¸¨u
¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾¾ ¾¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¦ Á ö
s
® ± ´¶ ±¿¶±Ä©²Å ¨ ©±À©t
©´©±µ±Æ®¯² ©s
¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾ ¹Ç È Ã©©t
¼r
©t
©¿r
® ´ ¸«É v
t
©s
ʸ±Ä©¿®É®±ÄË©Ì©r
´©±¿¶¨¸©±Äy
©±ÄÀ· ©´ ©¿°Ë®² ¶±É©Í Ä
r
«¸¨tu
r
©Î Ͳ ©
z
±ÄÏ©r
²
)
° ©·¸± ¹º ºÇ¼ ¹º¦º ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾¾ ¾¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾¾ ¾ ¾ ¾¾ ÂÐ Á ³ ©s
¨¿¶ ±¨ ©©±Ãs
«®¿r
® ´ ¸«¬Ê¸´´©y
© ʸ±Ä©¿®É® ±ÄË©Ì©r
© ´©¿°Ë®² ¶±
t
©Í Är
«¸¨©r
tu
ΠͲ©z
±ÄÏ©r
²)
°©· ¸±¹ ººÇ¼(15)
ÙÚ ÛÚÜ ÝÞ ßÞÛÞ à á âã
r
äã å æç èéçè âr
êëì äí î ïçè çåç èð îçs
ñìèéçâ êò êèéó çô ç
r
õ çëçâïó êåãèòçö ér
îäì ÷tu
r
çø ö åçz
îèéùçr
å)
ú úú ú úú ú ú úú ú ú ú û ü âãr
äã å æç èéçè âr
êëì äò îýîçt
s
ñìèéçâ êò êèéó çw
çr
õ çëçâïó ê åãèòçö é
r
îäì ÷tu
r
çø ö åçz
îèéù çr
å)
ú ú ú úú ú ú úú ú úú ú ú úú ú ú úú ú úú ú ú úú ú ú úú úú þ3
ðìæì èéçèùì è és
î ÿã õì çs
çèëãèéç èâã è ëç õçt
çè ú ú ú úú ú ú úú ú úú ú ú úú ú ú úú ú ú úú áïîéç÷ã åã è î
s
îäê úú ú úú ú ú úú ú ú úú ú ú úú ú úú ú ú úú ú ú úú ú úú úú ú úú ú úú ú ú úú ú ú úú ú úú ú ú úú ú ú úú ú úú ú ú úúú ú ü û ðìæì èéçèsk and Return
ú ú úú ú ú úú ú ú úú ú úú ú ú úú ú ú úú ú ú úú ú úú ú úú úú ú úú ú ú úú ú ú úú ú úú ú ú úú ú ú úú üá âr
êíãs
âãèéã ÷ ê÷ ççèîs
îäêâãru
s
ççç è ú ú ú úú ú úú ú ú úú ú ú úú ú ú úú ú úú ú ú úú ú ú úú úú úú ú ú úú üû þ ÿãr
ç èéä çâãå îä îr
ç è õãr
çs
îêè ç÷ ú úú ú ú úú ú ú úú ú úú ú ú úú ú ú úú ú ú úú ú úú ú ú úúú ú úú ú ú úú ú ú úú ú ú üþtr
ì ä òu
r
éçè îs
ç
s
îâïó êåãèòçöér
îäì ÷çr
tu
øöå çz
îè éù çr
å)
ú3
ñãëãèéçèëãèéç èåu
r
ïç èç å çtu
ó î èééu
úú ú ú úú ú ú úú ú ú úú ú úú ú ú úú ú ú úú ú úú ü á âãèéãå çs
ç èñì è éçâ êò êèéó çô çr
ú úú ú ú úú ú ú úú ú úú ú ú úú ú ú úú ú ú úú ú úú ú ú úúú ú úú ú ú úú ú ú ú û á á ç÷u
r
çèîstr
îæì í îâïó êåã è òçöéî äì÷r
tu
r
ç øöåçz
îè éù çr
å)
úú ú(16)
! "#
r
$t
% &'( &)*(Variance, Standard Deviation,
+(&Coefficient
Variation ...
,,- .(
y
(y
( & '/0 #*u
(0(&r
1#r
2%*(&1(+ (.%++(y
(.% &'("343&' 5( 6(r
7 ($ % &- 8 !89 99 9 9 99 9 99 9 9 99 9 9 99 9 99 9 9 99 9 9 99 9 9 99 9 9 99 9 99 9 9 99 9 9 99 9 9 99 9 99 9 9 99 9 9 99 99 99 9,:
3
"#r
$
t
% &'( &.(
y
("# &;
u
su
t
(&"753<# &4(='
r
0% *tu
r
( 9 99 9 9 99 9 99 ,> ? @0% A(&"#&+(1(( &
t
"753<# &4(='
r
0% *tu
r
(BC% 1($ D
9 99 9 99 9 9 99 9 9 9 ,E
(17)
I. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris yang beriklim tropis, dikenal
memiliki beranekaragam kekayaan flora. Berbagai jenis tanaman tumbuh dengan
baik termasuk tanaman bunga dan tanaman hias lainnya yang mempunyai
keunikan dan arti khas sehingga dikenal sebagai pusat keanekaragaman tanaman
bunga dan tanaman hias tropik. Kondisi iklim dan cuaca yang cocok serta tingkat
kesuburan tanah yang baik merupakan potensi besar yang dapat dimanfaatkan
untuk mengusahakan budidaya tanaman hias di Indonesia. Selain itu, cukup
terintegrasinya lokasi peternakan dan pertanian dalam satu wilayah yang sama
memberikan kemudahan dalam penyediaan pupuk kandang yang dapat digunakan
sebagai media tanam untuk tanaman hias. Berdasarkan potensi yang dimiliki
Indonesia, kegiatan agribisnis florikultura merupakan komoditi ekspor non migas
yang dapat memberikan nilai tambah bagi devisa Indonesia. Nilai ekspor tanaman
hias di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1
. Nilai Ekspor Tanaman Hias di Indonesia pada Tahun 2003-2008
NO
KOMODITAS
NILAI EKSPOR
( US $ )
2003
2004
2005
2006
2007
2008*
1
Anggrek
1.054.894
1.325.954
1.430.296
1.232.199
1.166.671
740.751
2
Tanaman Hias
Lainnya
332.444
11.588.485
13.597.114
15.099.472
11.407.260
8.489.970
Total
1.387.338
12.914.439
15.027.410
16.331.671
12.573.931
9.230.721
Perkembangan
0,00
830,87%
16,36%
8,68%
-23,01%
-26,59%
Ket : * Angka dugaan
Sumber : Pusdatin dan BPS, 2010 (diolah)
Berdasarkan Tabel 1, nilai ekspor tanaman hias (bunga-bungaan) di
Indonesia merupakan gambaran nilai nominal ekspor secara umum (akumulasi
dari semua jenis tanaman hias). Nilai ekspor tanaman hias (bunga-bungaan) di
Indonesia pada tahun 2003 hingga 2004 mengalami
FGH IJpeningkatan yang
sangat signifikan, hal ini disebabkan oleh mulai pulihnya perekonomian dunia
setelah kondisi krisis moneter yang terjadi pada tahun 1998. Namun pada tahun
2005 hingga 2008 perkembangan nilai ekspor cendrung mengalami penurunan.
(18)
Penurunan jumlah ekspor yang terbesar terjadi pada tahun 2007-2008 yaitu
sebesar 26,5 %, hal ini merupakan dampak dari krisis keuangan yang terjadi pada
tahun tersebut.
Menurut Salvatore dan Diulio (2003), banyak variabel mempengaruhi
impor dan ekspor suatu negara. Impor suatu negara terkait dengan tingkat
pendapatannya, nilai tukar, harga-harga didalam negeri, tarif impor, dan hambatan
perdagangan terhadap barang-barang impor. Ekspor dipengaruhi oleh
variabel-variabel yang sama, kecuali bahwa yang mempengaruhi jumlah yang diekspor
adalah tingkat pendapatan negara asing dan bukan tingkat pendapatan negara asal.
Negara-negara tujuan ekspor tanaman hias (bunga-bungaan) diantaranya adalah
negara-negara di Timur Tengah, Jepang, dan Singapura.
Tanaman hias yang cukup banyak diusahakan di Indonesia adalah mawar,
anggrek, krisan, anyelir, anthurium, gerbera, gladiol, sedap malam, bunga
kecombrang dan heliconia. Jumlah produksi tanaman hias di Indonesia dapat
dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2
. Produksi Tanaman Hias di Indonesia Periode 2003-2008
No
Komoditi
Produksi
Tangkai
2004
2005
2006
2007
2008
1
Anggrek
8,027,720
7,902,403
10,903,444
9,484,393
15,309,964
2
Anthurium
1,285,061
2,615,999
2,017,534
2,198,990
2,627,498
3
Anyelir
1,566,931
2,216,123
1,781,046
1,901,509
3,024,558
4
Dracaena
1,082,596
1,131,621
905,039
2,041,962
1,863,764
5
Gerbera/herbras
3,411,126
4,065,057
4,874,098
4,931,441
4,101,631
6
Gladiol
16,686,134
14,512,619
11,195,483
11,271,385
8,581,395
7
Heliconia
804,580
1,131,568
1,390,117
1,427,048
5,278,477
8
Krisan
27,683,449
47,465,794
63,716,256
66,979,260
101,777,126
9
Mawar
61,540,963
60,719,517
40,394,027
59,492,699
39,265,696
10
Melati
29,313,103
22,552,537
24,795,996
15,775,751
20,388,119
11
Palem
530,325
751,505
986,340
1,171,768
1,149,420
12
Sedap Malam
37,516,879
32,611,284
30,373,679
21,687,493
25,598,314
Jumlah
189,448,867
197,676,027
193,333,059
198,363,699
228,965,962
Perkembangan
0,00%
4,34%
-2,19%
2,60%
15,43%
(19)
Berdasarkan Tabel 2, produksi tanaman hias mengalami
KLM NOproduksi
yang berfluktuatif, hal ini dapat dilihat dari data produksi pada tahun 2005 hingga
2007. Kondisi cuaca dan iklim dapat menjadi salah satu penyebab berfluktuasinya
tingkat produksi tanaman hias di Indonesia. Namun, setelah tahun 2007 jumlah
produksi tanaman hias di Indonesia mengalami peningkatan yang sangat
signifikan. Peningkatan ini terjadi dikarenakan jumlah produksi tanaman hias
krisan pada tahun 2008 mengalami kenaikan tingkat produksi yang mencapai
51,95 % dari tahun 2007. Hal ini terkait dengan penggunaan tanaman hias dan
bunga segar yang kini semakin luas, tidak saja merupakan kebutuhan pada
kalangan
Plorist
dan
flowershop
, melainkan sudah juga menjadi kebutuhan primer
hotel dan restoran. Perluasan pasar yang terjadi dapat merupakan katalisator bagi
peningkatan produksi tanaman hias dan bunga segar di Indonesia.
Penggunaan tanaman hias dan bunga segar di masyarakat Indonesia pada
saat ini juga menunjukan peningkatan yang baik. Hal ini disebabkan Kebutuhan
akan produk florikultura dapat dikatakan sudah menjadi gaya hidup masyarakat
Indonesia saat ini karena selain memiliki nilai estetika, penggunaan bunga segar
juga dapat meningkatkan prestise dari konsumen. Meskipun masih terbatas untuk
kalangan masyarakat menengah ke atas di beberapa daerah tertentu. Namun, pada
daerah sentra produksi bunga potong mawar seperti Jawa Barat, Sumatera Utara,
Jawa Tengah dan Jawa Timur, penggunaan tanaman hias dan bunga segar tidak
lagi terbatas oleh batasan kelas yang terbentuk dalam tatanan masyarakat.
Bunga potong mawar merupakan salah satu komoditas agribisnis
florikultura yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan prospek usaha yang cerah.
Hal ini dikarenakan permintaan yang banyak, baik pasar dalam maupun luar
negeri. Sedangkan, jumlah produksinya masih terbatas. Bagi para produsen bunga
potong mawar di Indonesia, bunga potong mawar merupakan salah satu pilihan
utama untuk ditanam. Selain karena merupakan salah satu primadona bunga
potong, bunga mawar bersifat
universal
. Kata universal sendiri diartikan diminati
oleh semua kalangan baik remaja, dewasa dan orang tua.
Berdasarkan pada Tabel 2, bunga potong mawar menjadi komoditas
florikutura
kedua yang menjadi primadona untuk dibudidayakan di Indonesia
setelah bunga potong krisan. Pada empat tahun terakhir yaitu pada tahun
(20)
2005-2008, jumlah produksi bunga potong mawar mengalami peningkatan dan juga
penurunan yang sangat tinggi. Tingkat fluktuasi produksi yang tinggi dapat
memberikan gambaran besarnya tingkat risiko produksi yang dihadapi dalam
usaha budidaya bunga potong mawar.
Budidaya bunga potong mawar selain memiliki potensi dan prospek usaha
yang cerah, tetapi juga memiliki kendala yang cukup berat yaitu tingkat risiko
yang dihadapi. Hal yang paling penting dalam usahatani budidaya tanaman bunga
potong mawar adalah risiko produksi dan harga. Risiko produksi yang sering
dihadapi dalam proses budidaya bunga potong mawar adalah kondisi iklim yang
dewasa ini sulit diprediksi, perubahan cuaca yang terlalu cepat, serangan hama
dan penyakit, dan keterampilan tenaga kerja.
Kondisi iklim yang sulit diprediksi serta perubahan cuaca yang terlalu
cepat dewasa ini menjadi risiko terbesar dalam budidaya tanaman hias khususnya
bunga potong mawar. Hal ini disebabkan kondisi tersebut dapat menjadi
katalisator bagi berkembangnya hama dan penyakit yang akan menggangu
pertumbuhan bunga potong mawar. Selain itu, risiko yang juga akan
mempengaruhi tingkat produktivitas tanaman bunga potong mawar adalah
keterampilan tenaga kerja baik dalam perawatan dan pemeliharaan maupun proses
pengendalian hama. Perawatan dan pemeliharaan serta penanggulang hama dan
penyakit bunga potong mawar membutuhkan ketelitian dan juga kecermatan
terutama dalam pemberian dosis pupuk dan pestisida yang digunakan.
Salah satu perusahaan di Indonesia yang bergerak di bidang agribisnis
florikultura adalah PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm). Perusahaan ini
bergerak dalam budidaya tanaman bunga potong mawar, gerbera, dan
daun-daunan (ruskus). PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm) terletak di Desa
Cikahuripan Kp Pojok Lembang, Bandung. Jumlah produksi tanaman hias bunga
potong di PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm) dapat dilihat pada Gambar 1.
(21)
Gambar 1
.
Perkembangan Produksi Tanaman Hias Bunga Potong pada PT
Momenta Agrikultura (Amazing Farm) Desember 2009-November
2010
Sumber : PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm), 2010
PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm) merupakan satu-satunya usaha
budidaya bunga potong mawar yang sudah berbadan hukum di daerah tersebut.
Luasan lahan tanam perusahan ini mencapai 0,8 Ha, dengan proporsi tanam unuk
mawar 0,4 Ha, gerbera 0,2 Ha, dan daun-daunan (ruskus) 0,2 Ha. Selain sebagai
perusahaan pembudidaya bunga potong mawar, PT Momenta Agrikultura
(AmazingFarm) juga membantu petani bunga potong mawar sekitar untuk
memasarkan hasil panennya keluar kota Bandung dengan sistem mitra barang.
Mitra barang yang dimaksud adalah petani sekitar menjual hasil panennya ke PT
Momenta Agrikultura (Amazing Farm) dengan sistem pembayaran per dua
minggu.
Dalam perkembangan usahanya PT Momenta Agrikultura juga mengalami
kendala dan hambatan. Besarnya tingkat risiko produksi yang dihadapi, maka PT
Momenta Agrikultura (Amazing Farm) perlu melakukan kegiatan untuk
mengelola risiko tersebut, sehingga dapat diambil keputusan yang tepat dan
diperlukan untuk dapat menghindari atau mengurangi risiko yang dihadapi oleh
perusahaan.
(22)
Berdasarkan Gambar 1, yang menunjukkan adanya tingkat risiko yang
terjadi dan berkaitan dengan Tabel 2. Pada penelitian ini pengukuran risiko dan
strategi penanganannya dapat membantu PT Momenta Agrikultura (Amazing
Farm) untuk mengetahui seberapa besar tingkat risiko produksi yang dihadapi,
sehingga risiko dapat dikendalikan dan diantisipasi oleh perusahaan dengan
melakukan strategi-strategi penanganan risiko.
1.2
Perumusan Masalah
PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm) merupakan perusahaan yang
bergerak dibidang agribisnis. Pada awalnya PT Momenta Agrikultura (Amazing
Farm) bergerak dibidang budidaya sayuran hidroponik dan aeroponik, saat ini
perusahaan ini juga telah membudidayakan tanaman bunga potong mawar. Bidang
agribisnis dipilih karena Indonesia merupakan negara agraris dan pada saat terjadi
krisis moneter usaha agribisnis dinilai relatif mampu bertahan. Perkembangan
usaha dibidang perhotelan dan restoran serta banyaknya acara-acara pernikahan
yang menggunakan tanaman hias khususnya bunga potong sebagai penghias
menjadi dasar pertimbangan PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm) untuk
mengembangkan usahanya ke bidang budidaya tanaman hias.
Budidaya bunga potong mawar cenderung menggunakan media tanam
tanpa tanah karena lebih bersih dan ringan, sehingga mudah dalam proses
penangannya. Budidaya tanaman tanpa menggunakan tanah merupakan teknik
budidaya pertanian yang mengandalkan substrat sebagai media penyedia unsur
hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Substrat sebagai tempat berjangkarnya akar
tanaman dan sebagai penyangga tegaknya tanaman. Budidaya tanaman tanpa
tanah biasanya disertai dengan pemberian unsur nutrisi cair. Substrat yang dapat
digunakan untuk budidaya bunga potong mawar adalah campuran limbah kotoran
ternak dengan arang sekam, dan serabut kelapa. PT Momenta Agrikultura
(Amazing Farm) menggunakan substrat yang merupakan campuran kotoran sapi
dengan arang sekam.
Pada tahap perkembangannya PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm)
juga menghadapi risiko produksi. Risiko produksi dapat disebabkan oleh kondisi
iklim yang sulit diprediksi, perubahaan cuaca yang terlalu cepat, serangan hama
dan
penyakit, dan keterampilan tenaga kerja. Adanya risiko produksi
(23)
menimbulkan ketidakpastian terhadap keuntungan yang akan diperoleh. Jumlah
produksi bunga potong mawar pada PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm)
mengalami kondisi fluktuasi setiap bulannya. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2
. Perkembangan Produktivitas Bunga Potong Mawar pada PT Momenta
Agrikultura (Amazing Farm) Desember 2009-November 2010
Sumber : PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm), 2010
Perkembangan produksi bunga potong mawar pada PT Momenta
Agrikultura (Amazing Farm) mengalami kondisi yang fluktuasi setiap bulannya.
Adanya tingkat fluktuasi produktivitas
yang terlihat pada Gambar 2,
menggambarkan adanya risiko produksi yang dihadapi oleh perusahaan
perbulannya. Berdasarkan Gambar 2, tingkat produktivitas tertinggi terjadi pada
bulan Febuari yaitu sekitar 16,44 tangkai per meter
2
. Sedangkan untuk jumlah
produksi terendah terjadi pada bulan September yaitu berkisar 5,50 tangkai per
meter
2
. Kondisi ini dapat disebabkan oleh kondisi iklim yang sulit diprediksi,
perubahaan cuaca yang terlalu cepat, serangan hama dan penyakit, dan
keterampilan tenaga kerja.
Kondisi perubahan iklim yang dibutuhkan bunga potong mawar untuk
dapat tumbuh dengan baik adalah wilayah tropika dengan suhu udara yang sejuk.
Ketinggian yang dibutuhkan yaitu sekitar 1.000-1.500 m dpal. sulit Perubahan
cuaca yang terlalu cepat akan mempengaruhi suhu yang akan berimplkasi pada
(24)
tingkat produktivitas bunga potong mawar. Selain itu, perubahan kondisi iklim
dan cuaca yang terlalu cepat dapat menjadi katalisator pertumbuhan hama dan
penyakit. Serangan hama dan penyakit jelas akan mempengaruhi tingkat
produktivitas bunga potong mawar. Hama dan penyakit yang sering menyerang
usaha budidaya bunga potong mawar adalah kutu,
white fly
, trip, dan melju.
Kondisi-kondisi tersebut dapat menurunkan jumlah hasil panen, yang pada
akhirnya akan mempengaruhi tingkat pendapatan perusahaan.
Tingkat keterampilan dan ketelitian karyawan juga dapat sangat
berpengaruh terhadap produktivitas tanaman bunga potong mawar. Pemberian
dosis pupuk dan obat yang tidak sesuai dengan takaran akan menjadi racun bagi
tanaman, yang dampak terburuknya adalah tanaman akan mati. Kematian
tanamanan bunga potong mawar akan sangat merugikan perusahaan karena akan
membutuhkan waktu sekitar enam bulan untuk tanaman baru mulai dapat dipanen.
Kondisi ini jelas akan menjadi kerugian besar bagi PT Momenta Agrikultura
(Amazing Farm), karena selama enam bulan proses produksi tidak ada pemasukan
melainkan hanya biaya.
Untuk meminimalisasi risiko produksi,
PT Momenta Agrikultura
(Amazing Farm) melakukan proses produksi bunga potong mawar di dalam
rumah kaca atau
greenhouse
. Hal ini bertujuan untuk menjaga kualitas hasil panen
dan juga menciptakan lingkungan budidaya yang terpadu.
Greenhouse
atau rumah
kaca berfungsi untuk menghalangi air hujan agar tidak mengenai tanaman bunga
potong mawar sehingga tidak merusak kelopak bunga. Selain itu penggunaan
greenhouse
dimaksudkan agar perawatan dan pemeliharaan tanaman bunga
potong mawar serta proses pengendalian hama dan penyakit tanaman dapat lebih
mudah.
Penggunaan rumah kaca atau
greenhouse
diharapkan mampu
meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam proses produksi.
Berdasarkan uraian di
atas, maka
dapat dirumuskan
beberapa
permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut :
1.
Sumber-sumber risiko apa saja yang dihadapi berkaitan dengan kegiatan
produksi atau budidaya tanaman bunga potong mawar di PT Momenta
Agrikultura (Amazing Farm)?
(25)
2.
Menganalisis berapa besarnya risiko pada usaha budidaya tanaman bunga
potong mawar di PT Momenta Agikultura (Amazing Farm)?
3.
Bagaimana alternatif strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi risiko
produksi yang terjadi di PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm)?
1.3
Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah dirumuskan
sebelumnya, maka penelitian ini bertujuan untuk :
1.
Mengidentifikasi risiko-risiko yang terdapat pada kegiatan produksi atau
budidaya bunga potong mawar di PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm).
2.
Menganalisis besarnya risiko kegiatan produksi bunga potong mawar di PT
Momenta Agrikultura (Amazing Farm).
3.
Menyusun alternatif strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi atau
mengurangi dampak risiko produksi tanaman bunga potong mawar di PT
Momenta Agrikultura (Amazing Farm).
1.4
Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini adalah :
1.
Sebagai masukan bagi perusahaan untuk menjadi bahan pertimbangan dan
masukan bagi pengambil kebijakan di perusahaan dalam menjalankan usaha
pada saat menghadapi risiko.
2.
Bagi penulis dapat menambah pengetahuan dalam mengaplikasikan
ilmu-ilmu yang telah diperoleh selama kuliah, serta melatih kemampuan analisis
dalam pemecahan masalah.
3.
Sebagai bahan masukan bagi pembaca untuk memperluas wawasan agar
dapat mengembangkan dan mengaplikasikan penelitian ini serta dapat
dijadikan sebagai salah satu bahan rujukan untuk mengadakan
penelitian-penelitian selanjutnya.
1.5
Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini adalah :
1.
Produk yang dikaji adalah bunga potong mawar. Hal ini dikarenakan
komoditas ini adalah merupakan tanaman hias yang lebih banyak diproduksi
dengan luasan tanam sebesar 0,4 Ha dari keseluruhan lahan tanam seluas 0,8
(26)
Ha, sehingga dapat memberikan peranan yang cukup besar terhadap
pendapatan perusahaan. Selain itu, bunga potong mawar merupakan
komoditas tanaman hias yang memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi jika
dibandingkan dengan dua tanaman lainnya (gerbera dan ruskus) yang
dibudidayakan oleh PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm).
2.
Penelitian ini menggunakan data produksi bulanan pada Desember 2009
-November 2010.
3.
Penelitian ini akan difokuskan pada analisis risiko produksi dan hubungannya
dengan pendapatan yang diharapkan.
(27)
[R\ X]^ _ `abW_ cd cefghg ci cefjk cX^ l^jkmcnc] o pq p
r m
rru
p
ps pn
t
pt pm
pn
uv twph
i
ps
urr
vx p yrr
up zrn
g
pn
upt
pn
g
urr
z v{i
| oppw
r y
pn
g
z }srtpl
tpm
p uv twpro
s
pt
pu
~ptu
u
n
g
p~m
er
vx pspn
sim
u p
t
pu
l
pm
u pk
n
g
eh
i
z vx pn
relig
i
zppl
m
p
er
pz p upn
m
pp|si
u
n
opq pr
urr
ps
pl
z pri
z pt
pr
pn
pin
}m
u
r
rn
g
ph
z pn
{ xp }m
u
r
| pl
pp
m
erk
em
uppn
g
n
n
y
pm
en
y
e
up
r l
v ps
z } zper
ph
z per
ph
uerik
lim
z }in
g
n
s
vuro
p
is
zpn
xp tps
tro
p
is
| n
g
pu
o pq pr
z px pt
z }upp
er
n
y
pk
m
el
plu
i
u}ji
ste
so
l
pu
k
si
pn
g
s s pn
z pn
m
em
u
el
ph
pn
ps pn
|pr
p xplin
g
m
vzph
zpn
p
r
pk
tis
pz ppl
h
zen
g
pn
s
tek
| en
tr
pp
e
tpn
pm
pn
uvtw pp
g
n
to
o
t
puv { z pn
t
ptpm
pn
p
o
t
z } tz trsi
pz } yp
silk
pn
zpri
z per
ph
pqp pr
pt
pm
u
ter
p ppr
pq p py g
en
pq p }m
u
r
zpn
ps prt
p| pz p
u
m
u
m
n
y
pu vz }z py
pt
pn
pm
pn
uv twpp
o
to
n
g
m
pq pr
u}ps
pzil
pk
u
k
pn
zi
z pl
pm
ru
m
ph
k
pp pt
pu
Rpl in
i
z}pm
k
vzs ps
n
u
n
tu
k
m
pen
j
g
p svplit
ps
z p
n
m
en
ip
t
ps plin
n
pg
k
u
n
g
n
y
pn
g
ter
xpz v xpz ps
ppt p
ses p
ro
em
uvz }zpy
ppn
n
y
p|vz }z p
y
pt
pn
pm
pn
h
i
ps
ju
g
p en e
z {u
n
g
m
u
tps pen
g
g
n
m
e
z }pt
pn
pm
t
pn
p
pt
pn
ph
s pren
ple
u }h
uersih
zprin
n
g
pn
seh
in
g
g
pm
vzph
p
e
tpn
g
pp|y
n
n
vz}zpy
pt
p tppm
n
t
p tx p
m
en
g
g
vtps pn
t
pt ph
m
er
vxpk
ptek
n
n
ik
uvz }z py
pp
pert
n
i
py
n
pn
g
m
en
g
p tzp
lk
pn
s
v utr
pt se
upg
pi m
e
z }pp
z }py
e
en
u
n
su
r
y ppr
y
pn
g
z }u vv ys pn
o
leh
t
p tp
m
pn
| v utr
pt se
upg
pi tem
p
pt
uerj
ps pg
n
rn
y
p pspr t
ppn
m
pn
z pn
se
upg
pi
p
en
y
p
n
g
g
pteg
pk
n
y
pt
ppn
m
p|n
vz }zpy
pt
pn
pm
pn
t
ppn
p
t
p tph
ui
ps
pn
y
p z}sert
pi
zrn
g
pn
p
em
urpri
n
u
n
su
r n
u
trisi
pir
| vutr
pt y
pn
g
z p xpt
z }g
vtps pn
u
n
tu
k
uvz }zpp
y
u vtw pp
g
m
n
to
o
pq pr
pzpl
ph
ppr
u
p
m
n
lim
u ph
k
pr
to
o
n
tern
pk
zrn
g
pn
pr
pn
g
se
spm
zpser
n
p uvk
el
pp
p| o
o
m
en
t
p wrik
u
ltu
r
p pzin
g
prm
m
en
g
g
vt pspn
s
vutr
pt y
pn
g
m
eru
p
pk
pn
pm
p
u
r
pn
k
o
to
r
pn
s
pp
i
zen
g
pn
pr
pn
g
se
spm
| ik
p z } up tzin
g
spn
zrn
g
pn
k
o
to
r
pn
h
e
qpn
ter
t pk
y
pn
g
l
pin
sep
erti
k
o
t
o
r
pn
k
elin
i
pt
pu
k
o
to
r
pn
s pu }
m
n
g
k
r
pto
o
n
s
pp
i ti
zpk
m
u puspe
y
en
n
p
ertu
m
uv ypn
g
plm
u
y
pn
g
e
xpt
| pzppq p
ln
y
pp
eru
s
p yppin
n
i ti
z pk
m
en
g
vtps pn
pm
p
u
r
pn
t
pt pse
h
upg
pi m
e
zi
pt
p tp
m
pn
u
n
tu
k
u vtw pp
o
to
n
g
m
pq pr
y
pn
g
z }p
r
z vs i
z }pk
ren
pk
pn
sem
pin
k
su
litn
y
(28)
¡
ro
s
¢s
£ ¢¤ ¥n
¥¥m
n
¦ §¤ ¨¥p
o
to
n
g
m
¥ ©¥r
ª«l
¥k
u
¬ ¥n
ª« ª ¢r
¢t
¦¢ª¢n
g
¥n
®¥m
¥y
¥n
g
s
¢m
g
rin
¢¤ ¯ ¢r
¥n
g
t
¥¤ ¥¥m
n
¦ §¤ ¨¥p
o
to
n
g
m
¥© ¥r
ª« ¥¥t
n
r
¥n
y
¥ ¥ ª¥l
¥h
h
¥m
¥ku
tu
ª¥u
n
°Macrosiphum rosae Linn., Aphids
±g
¢j
¥l
¥y
¥n
g
ª«¦ §²¬ ¥tim
n
¥ ª¥l
¥h
p
u
³u
k
ª¥m
n
u
¢n
j
¥ ª«k
¢ritin
g
¥t
¥u
m
¢n
g
¬ ¢ru
t
´k
u
m
¦ ¥n
g
g
¢j
¥l
¥y
¥n
g
ª«tim
¦ §²k
¥n
¥ ª¥l
¥h
¦µ²o
n
g
¶¦µ²o
n
g
¥t
¥u
ru
s
¥k
ª¥u
n
ª ¥n
k
u
n
tu
m
¦ §¤ ¨¥´ £¥ª¥ ¦ ¥g
i
¥n
y
¥n
g
ª«ser
¥n
g
´·§¥g
n
u
°Tetranychustelarius
±g
ej
¥¥l
y
¥n
g
ª«tim
¦§²¬¥n
£¥ª¥ ¦ ¥g
i
¥n
ª ¥u
n
¥¥t
u
£ §³u
k
ª¥u
n
ter
ª¥£ ¥t
titik
¶titik
m
er
¥h
¦er
©¥r
¤¥k
¸¥¦ §u
n
in
g
¶¥¦u
k
e
³
o
k
l
¥t
¶³o
k
l
¥¥t
n
´ª¥l
n
¥in
¶l
¥in
¡
en
y
¥k
it y
¥serin
g
n
g
m
en
y
er
¥t
g
n
¥n
¥m
¥n
¦§¤¨¥p
o
to
n
g
m
¥ ©¥r
ª«¥¥n
t
r
¥¥n
y
¥ª¥l
¥h
pen
y
¥k
it
¦ ¢r
³¥k h
it
¥m
y
¥n
g
ª«se
¦ ¥¦¬ ¥n
o
leh
³e
¤ ª ¥w
¥n
°j
¥m
u
r
±Marsonina rosae
°¹i
¦± ¹i
¤ ª °“
Black spot
”) dengan gejala yang ditimbulkan
berupa timbulnya bercak hitam-pekat pada daun, karat daun yang disebabkan oleh
cendawan (jamur)
Phragmidium mucronatum
(Pers. ex Pr.) gejala yang
ditimbulkan adalah munculnya bintik-bintik warna jingga kemerah-merahan pada
sisi bawah dan atas daun yang akan berakibat pada daun yang terserang akan
mudah rontok, tepung
mildew
yang disebabkan oleh cendawan (
Oidium sp
) gejala
yang ditimbulkan adalah terdapat tepung atau lapisan putih pada permukaan daun
sebelah bawah dan atas, Mosaik (belang-belang) penyakit ini disebabkan oleh
virus Mosaik Mawar (
Rose mosaic Virus
) gejala yang ditimbulkan adalah daun
tampak menguning dan belang-belang, bercak daun yang disebabkan oleh dua
patogen, yaitu cendawan (
Cercospora rosicola Pass. dan Alternaria sp
) dan
gejala yang ditimbulkan bercak-bercak coklat dan kehitaman pada daun-daun tua,
dan lain-lain.
Proses panen bunga potong mawar dapat dilakukan pada umur 4-5 bulan
setelah tanam. Cara panen bunga potong mawar adalah dengan memotong tangkai
bunga pada bagian dasar (pangkal) atau disertakan dengan beberapa tangkai daun
dengan menggunakan guntik stek. Penangangan pasca panen bunga potong mawar
adalah dengan merendam pada bak air selama kurang lebih 30 menit, hal ini
bertujuan untuk menormalkan kembali kondisi bunga potong mawar setelah
proses pemanenan. Selain itu juga untuk menghindari proses dehidrasi pada saat
proses distribusi.
(29)
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini juga sangat
membantu dalam proses budidaya tanaman mawar. Penggunaan nutrisi sebagai
inovasi dalam pemberian unsur makanan tambahan bagi tanaman bunga potong
mawar terbukti membantu dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen
bunga potong mawar. Nutrisi merupakan campuran dari unsur makro dan mikro
yang dilarutkan, unsur makro terdiri dari Ca, MgSO4, KNO, KH2PO4,
dan unsur
mikro terdiri dari Fe, Mn, Br, Cu, dan Zn. Proses pemberiannya dengan cara
disemprotkan pada bagian batang tetapi tidak mengenai bunganya. Secara umum
Ca dan KNO dapat berguna bagi batang dan juga daun untuk tanaman, sedangkan
Fe sangat berguna untuk pertumbuhan dari akar dan batang sehingga lebih baik
dari segi kualitas dan cepat tumbuh dari segi umur. Br atau boron merupakan
sumber yang baik untuk pertumbuhan daun, sehingga fotosintesis dapat
berlangsung dengan baik pula.
Menurut Tejasarwana dan Sutater (2001) tanggap pemberian nutrisi yang
mengandung unsur hara lengkap pada tanaman mawar bergantung media tanam
yang digunakan. Pada media tanam tanah, pemberian nutrisi berpengaruh nyata.
Sedangkan pada media tanam yang telah mengandung banyak bahan organik
(cukup hara), pemberian nutisi tidak berarti nyata. Cabrera et al (1996). Menurut
Putri (1998) pada tanaman hias telah berkembang penggunaan media tanam
anorganik seperti perlit, batu apung, dan zeolit. Media tanam tersebut umumnya
dipakai petani di daerah Lembang dan Sukabumi.
Menurut Handreck dan Black (1994), di Australia bahan pilihan media
tanam dalam pot dapat digunakan baik organik, seperti limbah pertanian,
peatmoss, tumbuhan rawa, sekam padi, bagas tebu, serbuk dan serat sabut kelapa,
kompos, campuran kompos dan pasir maupun organik seperti perlite, vermikulit,
zeolit, terak dan lain-lain limbah industri.
º»º ¼ ½¾ ½¿ ÀÁ À¾à ½Ä ÅÂÆÇ¿ Ç
Penelitian terdahulu yang berhubungan dengan risiko adalah penelitian
yang dilakukan oleh Tarigan (2009) meneliti risiko produksi sayuran organik pada
Permata Hati
Organic Farm
. Analisis yang digunakan adalah analisis risiko. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pada analisis spesialisasi risiko produksi
(30)
berdasarkan produktivitas pada brokoli, bayam hijau, tomat dan cabai keriting
diperoleh risiko yang paling tinggi dari keempat komoditas adalah bayam hijau
yaitu sebesar 0,225, yang artinya setiap satu satuan yang dihasilkan maka risiko
yang dihadapi akan sebesar 0,225. Sedangkan yang paling rendah adalah cabai
keriting yaitu 0.048, yang artinya setiap satu satuan yang dihasilkan maka risiko
yang akan dihadapi sebesar 0,048. Hal ini dikarenakan bayam hijau sangat rentan
terhadap penyakit terutama pada musim penghujan. Berdasarkan pendapatan
bersih diperoleh risiko yang paling tinggi dari keempat komoditas adalah cabai
keriting yaitu 0,80, sedangkan paling rendah adalah brokoli sebesar 0,16. Hal ini
dikarenakan penerimaan yang diterima lebih kecil sedangkan biaya yang
dikeluarkan tinggi. Penanganan untuk mengatasi risiko produksi yang ada adalah
dengan melakukan pengembangan diversifikasi pada lahan yang ada.
Trangjiwani (2008) menganalisis manajemen risiko operasional pada CV
Bimandiri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa risiko operasional yang
teridentifikasi dapat dikelompokkan menjadi risiko sistem, proses, SDM dan
risiko internal. Penanganan risiko berdasarkan nilai status risiko diutamakan untuk
komoditi tomat dibandingkan dengan keempat komoditi lainnya. Alternative
penanganan risio dengan mitigasi atau
detect and monitor
dilakukan untuk : a)
risiko sistem, SDM, proses dan eksternal pada tomat; b) risiko sistem dan
eksternal pada kol; c) risiko sistem, proses dan eksternal pada
lettuce head
, d)
risiko sistem, proses dan eksternal pada cabai merah. Penanganan risiko secara
low control
dapat dilakukan untuk risiko yang memiliki nilai kemungkinan dan
dampak risiko yang rendah yaitu : a) risiko sistem dan SDM pada kentang; b)
risiko proses dan SDM pada kol; c) risiko SDM pada
lettuce head
; dan d) risiko
SDM pada cabai merah.
Safitri (2009) menganalisis risiko produksi daun potong di PT Pesona
Daun Mas Asri. Hasil penelitian menunjukkan adanya risiko produksi pada usaha
daun potong. Risiko produksi tersebut disebabkan oleh faktor iklim, tingkat
kesuburan lahan serta serangan hama penyakit. Penilaian risiko produksi pada
kegiatan spesialisasi dillihat berdasarkan produktivitas dan pendapatan bersih
yang diperoleh dari
Asparagus bintang
dan
Philodendron marble.
Berdasarkan
hasil analisis risiko yang dilakukan, risiko produksi yang paling tinggi
(31)
berdasarkan produktivitas terdapat pada daun potong
Philodendron marble.
Sedangkan risiko produksi paling tinggi berdasarkan pendapatan bersih daun
potong terdapat pada
Asparagus bintang.
Selain melakukan kegiatan spesialisasi
perusahaan pun melakukan kombinasi penanaman yang dinamakan diversifikasi.
Pengusahaan secara diversifikasi maka risiko yang dihadapi perusahaan
dinamakan risiko portofolio. Hasil analisis risiko portofolio menunjukkan bahwa
diversifikasi dapat meminimalkan risiko produksi. Strategi yang dilakukan PT
PDMA untuk dapat mengatasi risiko yang ada yaitu dengan diversifikasi dan pola
kemitraan. Agar dapat meminimalkan risiko produksi, sebaiknya perusahaan lebih
dapat mengenali risiko yang terjadi. Agar risiko yang ditimbulkan tidak terlalu
besar
lagi
sebaiknya
perusahaan
melakukan
penanaman
dengan
mengkombinasikan jenis tanaman yang berbeda yang tidak rentan terhadap hama
dan penyakit atau dengan tanaman yang bisa menghambat perkembangan populasi
hama dan penyakit. Untuk dapat mengantisipasi terjadinya musim kemarau yang
panjang sebaiknya perusahaan perlu memperbaiki sistem pengairan yang ada
sehingga tidak ada lagi kendala akan kebutuhan air. Selain itu perlu adanya
perbaikan terhadap naungan atau
shading house
yang rusak agar lebih dapat
mengantisipasi sinar matahari berlebih.
Wisdya (2009) yang berjudul ”Analisis Risiko Anggrek
Phalaenopsis
pada PT Ekakarya Graha Flora di Cikampek”. Analisis yang dilakukan dengan
menggunakan analisis risiko yaitu
Variance, Standart deviation, Coefficient
variation
pada kegiatan spesialisasi dan portofolio. Komoditas yang dianalisis
adalah tanaman anggrek yang menggunakan bibit teknik
seedling
dan tanaman
anggrek teknik
mericlone
, sedangkan kegiatan portofolio adalah tanaman anggrek
yang menggunakan bibit teknik
seedling
dan
mericlone.
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pada analisis spesialisasi risiko produksi berdasarkan
produktivitas pada tanaman anggrek menggunakan bibit teknik
seedling
dan
mericlone
diperoleh risiko yang paling tinggi adalah tanaman anggrek teknik
seedling
yaitu sebesar 0,078 yang artinya setiap satu satuan yang dihasilkan maka
risiko yang dihadapi akan sebesar 0,078. Risiko ditunjukkan oleh koefisien
variasi, koefesien variasi paling tinggi terjadi pada tanaman anggrek dengan
teknik
seedling
yaitu 1,319 yang artinya setiap satu rupiah yang dihasilkan maka
(32)
risiko yang dihadapi akan sebesar 1,319. Semakin besar nilai koefisien variasi
maka semakin tinggi tingkat tingkat risiko yang dihaddapi. Penanganan untuk
mengatasi risiko produksi PT EGF dapat dilakukan dengan pengembangan
diversifikasi padda lahan yang ada. Dengan adanya diversifikasi, maka kegagalan
pada salah satu kegiatan usahatani masih dapat ditutupi dari usahatani lainnya.
Oleh karena itu diversifikasi usahatani merupakan alternatif yang tepat untuk
meminimalkan risiko sekaligus melindungi dari fluktuasi produksi.
Daftar penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini dapat
dilihat pada Tabel 3.
ÈÉÊË ÌÍÎ
Daftar Penelitian Terdahulu
Ï Ð ÏÉÑÉ È ÐÒÓÔ Õ Ë Ö Ð×Ë
1.
Tarigan (2009)
Analisis
Risiko
Produksi
Sayuran Organik
Analisis
Risiko
pada
Kegiatan
Kegiatan
Spesialisasi dan Portofolio
2.
Trangjiwani (2008)
Analisis
Manajemen
Risiko Operasional
Metode
Aproksimaks
dan
mitigasi atau
detect and
monitor
3.
Safitri (2009)
Analisis Risiko Produksi
Daun Potong
Analisis
Risiko
pada
Kegiatan
Kegiatan
Spesialisasi dan Portofolio
4.
Wisdya (2009)
Analisis Risiko Produksi
Anggrek
Phalaenopsis
Analisis
Risiko
pada
Kegiatan Spesialisasi dan
Portofolio
Penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian
terdahulu. Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah
menggunakan alat analisis yang sama seperti yang dilakukan Wisdya (2009) yaitu
dengan menggunakan
expected return
,
variance, standard deviation, coefficient
pada kegiatan spesialisasi dan portofolio. Sedangkan perbedaan penelitian ini
dengan penelitian terdahulu adalah komoditas yang dianalisis yakni pada
penelitian terdahulu pada komoditas tanaman hias anggrek, sedangkan pada
penelitian ini adalah komoditas bunga potong mawar. Adapun manfaat yang dapat
(33)
diperoleh dari penelitian terdahulu adalah mengetahui aspek-aspek yang akan
diteliti pada penelitian ini.
(34)
3
Ù1
Úâ ã äåæç äàâ èéç éã äåêâ ë ãéì éí3
Ù1
Ù1
ÚëåíâîÜéí éçëï
isiko menunjukkan peluang terhadap suatu kondisi situasi yang dapat
diukur oleh pembuat keputusan dimana terdapat lebih dari satu kemungkinan hasil
dari keputusan tersebut.
ðeluang terhadap suatu kejadian dapat ditentukan oleh
pembuat keputusan berdasarkan pengalaman mengelola kegiatan usaha.
ïisiko
erat kaitannya dengan ketidakpastian, tetapi memiliki arti yang berbeda.
ñetidakpastian (
òóôõ ö ÷øùó÷ú) adalah peluang suatu kejadian yang tidak dapat
diramalkan, sedangkan adanya ketidakpastian menyebabkan dapat menimbulkan
risiko.
ûüýnya risiko yang dapat memberikan dampak negatif terhadap
perkembangan usaha mengharuskan manager atau petani memperhitungkan secara
cermat strategi apa yang akan dilaksanakan.
þal ini dimaksudkan agar
maksimalisasi kepuasan terhadap setiap pengeluaran dalam jumlah besar dapat
diperoleh.
þ ÿ ÿan antara fungsi kepuasan dan pendapatan dapat dilihat pada
ýmbar
.
Utility
Expected Income
Risk Averse
Risk Neutral
Risk Taker
Risk Averse
Risk Neutral
Risk Taker
Risk and return
Income Variance
ßäèäã
3
Ùþÿ ÿ
an
ungsi
ñepuasan dengan
ð
endapatan
umber
bertin,
engetahui besaran risiko dan tingkat pengembalian yang diperoleh dari
kegiatan usaha, pelaku usaha dapat mengambil keputusan untuk menentukan
sikap dalam memilih kegiatan usaha yang berisiko.
etiap individu memiliki
perilaku yang berbeda dalam menghadapi risiko.
erdasarkan sikap pengambil
(35)
keputusan dalam menghadapi risiko, maka perilaku menghadapi risiko dapat
diklasifikasikan menjadi tiga kategori yaitu sebagai berikut (
obison dan
arry,
a.
embuat keputusan yang takut terhadap risiko (
! ").
#ikap ini
menunjukan bahwa jika terjadi kenaikan ragam (
"$) dari keuntungan
maka pembuat keputusan akan mengimbangi dengan menaikkan keuntungan
yang diharapkan dan merupakan ukuran tingkat kepuasan.
b.
embuat keputusan yang berani terhadap risiko (
%).
#ikap ini
menunjukan bahwa jika terjadi kenaikan ragam keuntungan maka pembuat
keputusan akan mengimbangi dengan menurunkan keuntungan yang
diharapkan.
c.
embuat keputusan yang netral terhadap risiko (
" &% ').
#ikap ini
menunjukan jika terjadi kenaikan ragam keuntungan maka pembuat
keputusan tidak akan mengimbangi dengan menaikkan atau menurunkan
keuntungan yang diharapkan.
(
onsep risiko lainnya menurut
)*rmawi (
+ ,,-), risiko dihubungkan
dengan kemungkinan terjadinya akibat buruk (kerugian) yang tidak diinginkan,
atau tidak terduga.
. /tinya bahwa penggunaan kata kemungkinan tersebut sudah
menunjukkan adanya ketidakpastian.
(etidakpastian itu merupakan kondisi yang
menyebabkan tumbuhnya risiko.
(ondisi yang tidak pasti tersebut timbul karena
berbagai sebab, antara lain (
)*rmawi,
+ , ,-0 1
arak waktu dimulai perencanaan atas kegiatan sampai kegiatan itu berakhir.
2akin panjang jarak waktu makin besar ketidakpastiannya.
+0 (
eterbatasan tersedianya informasi yang diperlukan.
30(
eterbatasan pengetahuan
4 56 76/* 8 9:;* <4 765< : 5
86< =*8> :;
569?7 ?@* <0
:@ : 5A * B* ;* C@ ?*7?5A<B:@ :* B* < D* 568 ?<= 5:< *<96<D:8 9* <=*< 76/C* B* 9 C*@ :; D*< = B ::<=:< 5* < *7*? B:C */* 9 5* <0 (6E * B:* < @6@ ?<==?C <D* 5* B* <= 86 < D: 89*< = B */: 96/5 :/* * <F * B* 568 ?<= 5:< *< 96 < D: 8 9*< =* < D*<= 86 <=?< 7?< =5* < B *< *B * 9 ?;* 96<D:8 9* <=*< D* <= 86/?= :5* <0 1:5* 56 B ?* 568 ?< =5:< *< :7 ? *B *F 8*5* B*9*7 B:5*7*5* <
>* CG* /:@ :5 A 76/@6 > ?7 >6/@ :H*7 @ 965?;*7:H 0I*G* <B*/:/:@ :5A@ 96 5?; * 7:H* B* ;* C/:@: 5A8 ?/<:FD*:7 ?D* <=*B *C* < D* 568 ?< =5:< *<56/?=:* <B *<7:B*5868 9?< D* :568?<= 5:< *<?<7?< =0.9*5* C/: @ :5A
(36)
tersebut spekulatif atau murni, bergantung pada pendekatan yang digunakan.
Lisiko murni yang dihadapi seseorang, perusahaan atau organisasi dapat
digolongkan ke dalam risiko pribadi, risiko harta, dan risiko pertanggungjawaban
M N
lam risiko agribisnis terdapat tiga elemen penting, yaitu suatu peristiwa,
ketidakpastian dan akibat (
ONrwood,
PQ RS,
TUUU V.
O WX WY Zan ketiga elemen
tersebut dengan risiko dapat dilihat pada
[ambar
\.
]^ _`^ a
4
bc dga
e femen
Lisiko
g
umber
hONrwood,
PQR S(
TU UUVL
isiko dapat dikategorikan kedalam dua kelompok (
iweon,
TU UUV, yaitu
risiko sistematik dan risiko un-sistematik.
Lisiko sistematik merupakan risiko
yang tidak dapat didiversifikasi karena merupakan pengaruh dari luar, misalnya
risiko suku bunga, dan risiko daya beli.
Lisiko sistematik adalah risiko yang dapat
didiversifikasi karena berasal dari dalam, misalnya risiko usaha seperti harga input
dan teknologi.
L
isiko juga diakibatkan karena kurangnya pengetahuan dan informasi (
j klm RlSRnmo pkqpo j rR Qkoq).
ONl ini menunjukkan pentingnya penguasaan manajer atas
informasi.
Lisiko sering pula diartikan sebagai bencana (
j klm RlsklRlRQPj
) pada
perusahaan.
tni berarti risiko tersebut terjadi karena kesalahan strategi yang
diterapkan perusahaan sehingga menyebabkan kebangkrutan perusahaan itu
sendiri.
g
etiap keputusan investasi menyajikan risiko dan
jPQ uj qtertentu.
vfwx yNzw YN d{ W| } w ~ WN yw W {W}NY w Y {dY Z xNz W} d{dYNW Nzd jPQ uj q NY Z dxNzN yNYYd{dY
(1)
gh i j kl
S
m200
nm g o jpqrq rR
q rqs tP
uo vwjpjo g oxxhus yz {| {}~ jjPT
s js jhjh j kj pth j qqsjus ljjjhjsh q r qmtxthjs wpjrs to tqjojo jvuuo lo rqwu hjoqjotxthm
j rjqlm m {~ {} }~ mjsjhjhjr qo tm
jhjql¡m ¢m {~{} }~ mjsjhj
wqgs r jhjm
u jhuuo u hjo qjom £¤ ¢m ¡thqswpwh jm uh su jo xjo h t ws r q
¡thqs wpwhjmjsjhjk ¥¥mkthqswpwh jmujom xtmqmnwo q¦
u jhuuou hjo qjom £ ¤ ¢m j rqr jjm §tpwu s r th ¤ thjwh jo q
o tour qjmjs jhjk¥¥ mkthqs wpwhjmu jom x tmqmuq¦
qoqo xl ¨m mm nm ©qr qs t h t ws r q jwhqh j wqk j j ªr jkj ujs j
jh w q «u ¬ jjjo txth shqr qm txth js wpj r s to tq jo
jo jvuuo lorqwuhjo qjotxthm
«twowhl ©m ¢m ®{z } {z { {~ { } }~ y }¯ {z {{~ m jsjhj
m
¨wqrm n m jojvuuo ©q r qs t htws r q jo u ou h qjjo j q uq °h xjo qs
± wq «j r wr j wo xjo «u p t ts jo q qp q k g r q k q ur j q wh wl
«u¬jjjo qxtjo xl «jwju o tx th sh q r qm txth js wpj r
s to tqjojo jvuuo lo rqwu hjoqjotxthm
©j¬ kqoj l whkjo wqo m nm y {~® {~ y}~| {~ y¯ { | ®{~ ² ¯ m
ujhuu o gxh qqro q rm txth jswpjr sto tq jo jojv uuol
o rqwuhjo qjotx thm
ji qhql³m gmnmg o jpqr qr©qrqs th t ws r q j wottox qur toj jwojr
g rh q l qjq «j w juo tx th jj jhj shqr qm txth jswpj r
s to tqjojo jvuuo lo rqwu hjoqjotxthm
jp ´jth ul jo qwpqt gl wxu oum µm y¯~ ¶ ¯~ · ~ m js jhj
hp jox xjm
tukjhvtl g jo jto xl j kp jom ¦n£m uoq¤u o q tsts pw ªr j kjjoqm
ujhuu o pw¤pw t r qjp s to tq m txth jswpjr uhjo qjol
o rqwuhjo qjotx thm
wp q rqjjqm ¸m g ojp qr q r u o j jjo jo ©qr qst q´u h r q i qs jr q ªr jkjjo q
jwh¤ r jwh jo j j u hwr j kjjo j¬u u xjh l «j w juo qjovwhl jj
jh j s q r qmtxthjs wpj ru hjoqjolorqwu hjo q jotx thm
jh qxjo m m mm nm go jp q r qr ©qr qst htwsr q jwh jo °h xjo qs j j uhjj
¡jq ¹¯º{~ » ¼ {¯ q txth jj jh j shqr qm txth js wpjr
(2)
T
½¾ ¿ÀÁÂÃ ¾ ¿ÂW
Ä200
ÅÄƾ ¿¾ÁÇ ÈÇ¿R
ÂÉ ÂÊËÌÍǽ¾É ÂË¿¾ ÎÏÐÑ ÂÈ ¾ ¿Ò ½ÂÒÂÓÇ È Ô ¾ ¿À Õ¾ÔÖ;×Ç ¿ Ñ ¾¿ ÒÖ¿À ؽËÍ Â ¿É  پþ Ѿ ½¾× Ú ÛʽÂÍÉ ÂÜÄÑËÀË ½
Ý Ø½ Ë À½ ¾È
Û¾ ½Á ¾ ¿¾ ÞÊÉ×Ç¿É Â Æ ¾ ¿¾ÁÇ ÈÇ¿ ßÀ½ÂÔ ÂÉ ¿ ÂÉ Ä à¾ÊÖÎ×¾É ØÇ ½×¾ ¿Â¾ ¿Ä á¿É×Â×Ö ×
Øǽ׾ ¿Â ¾¿Ñ ËÀ˽Ä
âÂÉ Òã¾ä ÛÄ åæ æçÄ ß¿¾Î ÂÉ ÂÉ èÂÉ ÂÊ Ë Ø½ËÒÖÊÉ Â ß¿ÀÀ ½Ç Ê é êë ìëí îï ðñ ò ñ ; Ò¾ Øó Þʾ
Õ¾ ½ã¾ ô½¾õ¾ àÎ˽ ¾ Ò ÏÂÊ ¾È ÍÇÊ Ù¾Ã ¾ Ñ ¾½ ¾× ÚÛʽÂÍÉ ÂÜÄ ÑËÀ˽ Ý à¾ÊÖÎ×¾É
(3)
66
ö÷ø ùúû ÷ü ýþ ÿ
,
D
,
þ üúú !"÷ü#
(
$)
û" % &ú'ú&÷
(
( $)
(
$)
þ
(
( $)
(
(
$ )
Ř
)
*
(
( $)
Ř
)
*+
(
, -)
1.
.0,08
16,44
1,37
26,71
2,23
2.
/00,75
11,98
8,99
0,50
0,38
3.
.0,17
5,5
0,92
33,31
5,55
E(
1 2)
34 4567
2
=
8549
=
65: 6=
( )
=
2,62
11,27
= 0,23
(4)
67
;<= >?@ <A BC D EF GF GF HI
D
EJ KL MFNJ F H O K N PMLFH O F QF DMQE QFGF D MHIF RS TS HI UFVFNWFXMH2010
YZ [\ ]\@ <A^<A _<]`<A a `=b<c
d<@^< e_<]`<A
(
f>)
gZ]<bh?< i<
(
f>)
1
DEFGFWMHFE(
jO kR MO MJ lI
100
8.000
800.000
mMT NEnE oKT
2
450.000
900.000
pPF TqpPFTFH rKH En s t uvwvv v x vvwvvv
DEFGF yEnT NEJ
D ML FH
t z uvwx{ { zuvwx{{
DEFGFWKLKOS H D ML FH t |uwvv v |uwvvv
DEFGFWK HFIFlK N}F
FwUF HF}KNlK PMH pNFHI { {wuvvwvv v uwv vvwvvv
PwlFNGFVF HlK PMH pNFHI s xvvwvv v {w svvwvvv
~wlF N GFVF HRF~JEHI D ML FH { s vvwvv v vvwvvv
gZ]<bh?<i<g`A<?
(
f>)
C BC BB{
DEFGFGFHI
EO K NXE TM HIJFH
DEFGFR K HGMnMTFH zwxxsw ss s zwx xswsss
gZ]<bh?<i<
?>\@c?] `A^< A
(
f>)
C C
gZ]<bh? < i<
C C
oM P KN
RWUS K HTF
IN EJ ML T MNF F EHIFN k { vt v
(5)
68
¡¢£¡¤£ ¥£ ¡¥ ¦ £ ¡ §¨ ©ª¡£«¢ ¬ £
(
«ª£ ®¡¢F
£ ª)
¯ ° ±²³ ´ µ´ ¶·¸¹ º » ¯¸
¼ ·
½ ¾°°´
¿³À·´ · µ
1
ÁÂ Ã ÃÄÅ ÆÇÈ Ã4
50.000.000
200.000.000
5
40.000.000
2
©ª É£«4
500.000
2.000.000
5
400.000
3
D
ª Ê ¦ 8
150.000
1.200.000
5
240.000
4
£ £ ¡10.000.000
3
3.333.333
Ë °µ¸¿³À·´ ·µ³Ë¹·
ÌÍ Î
¿³À·´ · µ³¿³°Ï³
(6)
69
ÑÒÓ ÔÕÖ Ò×ØÙÚÛ ÜÝÞ ßàáßâÞ ãÞ äÞ ßàåæçè áß äÞéêÝ ëÛ ÜìäÜÝÞ
(
éèÞíëß êF
Þ Ý è)
îï ðïÖ Ò×ñÒ×
îò×óÕ ôÕ
õïÖðÕ ×ññÕ
(
öÔ
)
÷ òÖ ÓÒø(
öÔ)
õïÖï×óÒ ù
(
öÔ)
1.
àáßáÝë èÞÞßàáßúÜÞ ìÞ ßæÞûÞ Ý