Analisis Risiko Produksi Bunga Krisan Potong pada Perusahaan Berkah Flora di Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor

ANALISIS RISIKO PRODUKSI BUNGA KRISAN POTONG
PADA PERUSAHAAN BERKAH FLORA KECAMATAN
MEGAMENDUNG, KABUPATEN BOGOR

SUKMANINGRUM DWI PERMATASARI

DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Risiko
Produksi Bunga Krisan Potong pada Perusahaan Berkah Flora di Kecamatan
Megamendung, Kabupaten Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari
komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan
tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Desember 2013
Sukmaningrum Dwi P.
NIM H3410418



Pelimpahan hak cipta atau karya tulis dari penelitian kerja sama dengan pihak besar IPB
harus didasarkan pada perjanjian kerja sama yang terkait.

ABSTRAK
SUKMANINGRUM DWI P. Aalisis Risiko Produksi Bunga Krisan Potong pada
Perusahaan Berkah Flora Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor.
Dibimbing oleh RATNA WINANDI ASMARANTAKA.
Produk florikultura yang menduduki urutan tertinggi serta berpeluang untuk
dikembangkan dibandingkan dengan bunga potong lainnya adalah bunga krisan.
Berkah Flora merupakan salah satu perusahaan pembudidaya bunga krisan potong
yang usahanya tidak terlepas dari adanya risiko. Adanya pengaruh beberapa faktor
lingkungan dan manusia menyebabkan terjadinya fluktuasi produksi dan

produktivitas bunga krisan potongnya. Fluktuasi ini menjadi indikasi adanya
risiko produksi yang dihadapi perusahaan. Tujuan penelitian ini adalah
mengidentifikasi sumber risiko produksi, menganalisis probabiltias dan
dampaknya serta alternatif strategi penanganan bunga krisan potong tipe standard
dan spray. Hasil identifikasi sumber risiko produksi menggunakan analisis
deskriptif diperoleh diantaranya sumber risiko hama, penyakit, cuaca dan tenaga
kerja. Hasil analisis probablitas menggunakan metode z – score pada kedua tipe
bunga krisan potong mempunyai urutan yang berbeda dari yang terbesar sampai
terkecil adalah sumber risiko hama, penyakit, cuaca, tenaga kerja (tipe standard)
dan hama, penyakit, cuaca, tenaga kerja (tipe spray). Analisis dampak
menggunakan metode Value at Risk pada kedua tipe bunga krisan menghasilkan
urutan yang berbeda pula dari yang terbesar sampai terkecil yaitu hama, cuaca,
tenaga kerja, penyakit (tipe standard) dan hama, penyakit, cuaca, tenaga kerja
(tipe spray). Strategi preventif dapat dilakukan untuk sumber risiko hama dan
penyakit, sedangkan strategi mitigasi dilakukan untuk sumber risiko hama,
penyakit, cuaca dan tenaga kerja.
Kata kunci : krisan potong, risiko produksi, z-score, Value at Risk
ABSTRACT
SUKMANINGRUM DWI P. Production Risk Analysis of Chrysanthymum
morifolium at Berkah Flora company, Megamendung District, Bogor. Supervised

by RATNA WINANDI ASMARANTAKA.
Floriculture products which ranks the highest as well as an opportunity to
developed compared to other products is the Chrysanthymum morifolium. Berkah
Flora is one of the Chrysanthymum morifolium growers whose business is
inseparable from the existence of a risk . The influence of environmental factors
and human factor caused fluctuations in Chrysanthymum morifolium production
and productivity of intersection. These fluctuations are an indication of the
production risks facing the company. The purpose of this research is to identify
the source of production risk, probalitity analysis, implication and alternative
strategic for handling Chrysanthymum morifolium type standard and a spray. The
results of the identification of the source of production risk is obtained by using

descriptive analysis of risk sources including pests, diseases, weather and labor.
Probablitas analysis results use z – score method at both the type of
Chrysanthymum morifolium have different rank from highest to smallest are the
source of the risk of pests , diseases , weather , labor ( standard type ) and pests ,
disease , weather , labor (type spray ) . Implication Analysis use Value at Risk
method at both types of Chrysanthymum morifolium have different rank from the
highest to smallest are risk of pests , weather , labor , disease ( standard type )
and pests , disease , weather , labor ( spray type ) . Preventive Startegic

conducted for risk of pests and diseases, while Mitigation Startegic conducted for
risk of pests, diseases,weather, and labor.
Key words : Chrysanthymum morifolium, production risk, z-score, Value at Risk

ANALISIS RISIKO PRODUKSI BUNGA KRISAN POTONG
PADA PERUSAHAAN BERKAH FLORA DI KECAMATAN
MEGAMENDUNG, KABUPATEN BOGOR

SUKMANINGRUM DWI PERMATASARI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi dan Manajemen
pada
Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR

2014

Judul Skripsi : Analisis Risiko Produksi Bunga Krisan Potong pada Perusahaan
Berkah Flora di Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor
Nama
: Sukmaningrum Dwi Permatasari
NIM
: H34104108

Disetujui oleh

Dr. Ir. Ratna Winandi Asmarantaka, MS
Pembimbing

Diketahui oleh

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:


Judul Skripsi : Analisis Strategi EmploYff Retention Dalam Mengatasi Tingginya
Turnover Karyawan (Studi Kasus Turnover Departemen CI - IE
PT Sepatu Mas Idaman Bogor)
Nama
: Samuel A. H. 'fampubolon
NIM
: H24114063

Disetujui oleh

Erlin Trisyulianti, STP, MSi.
Pembimbing

Diketahui oleh

Tanggallulus :

2 6 FEB 2014


PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan April 2013 ini ialah risiko
produksi, dengan judul Analisis Risiko Produksi Bunga Krisan Potong pada
Perusahaan Berkah Flora di Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr. Ir. Ratna Winandi Asmarantaka,
MS selaku dosen pembimbing skripsi atas semua bimbingan serta arahannya.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Dr. Ir. Netti Tinaprilla, MM selaku
dosen pembimbing akademik. Terimakasih penulis ucapkan juga kepada Dr. Ir.
Anna Fariyanti, MS dan Ir. Burhanuddin, MM selaku dosen penguji skripsi atas
semua arahan dan sarannya. Serta penulis mengucapkan terimakasih kepada Sdri
Santika Hamidah selaku pembahas skripsi pada saat seminar yang telah
memberikan kritik dan sarannya. Di samping itu, ucapan terimakasih penulis juga
sampaikan kepada Bapak Surip dan Bapak Nengah selaku pemilik dan direktur
operasional. Dan, terimakasih pula kepada Bapak Arif, Bapak dan Ibu Deni,
Bapak Wardike, Bapak Bapak Prapto, Ibu Lina beserta staf perusahaan Berkah
Flora atas perhatian, dan bantuannya kepada penulis selama proses penelitian
berlangsung. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta
seluruh keluarga, dan teman – teman semua atas segala doa dan kasih sayangnya.

Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
berkepentingan.

Bogor, Desember 2013
Sukmaningrum Dwi P.

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

iii

DAFTAR GAMBAR

v

DAFTAR LAMPIRAN

vi

PENDAHULUAN


1

Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

6

Tujuan

9

Manfaat Penelitian

10

Ruang Lingkup Penelitian


10

TINJAUAN PUSTAKA

11

Penelitian Terdahulu

11

KERANGKA PEMIKIRAN

15

Kerangka Pemikiran Teoritis

15

Kerangka Pemikiran Operasional


21

METODE PENELITIAN

23

Lokasi dan Waktu Penelitian

23

Jenis dan Sumber Data

23

Metode Pengumpulan Data

24

Metode Penentuan Responden

24

Metode Pengolahan dan Analisis Data

25

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

31

Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan

31

Organisasi dan Manajemen Perusahaan

32

Sumber Daya Perusahaan

34

Operasional Kegiatan

35

Pemasaran Bunga Krisan Potong

40

PEMBAHASAN

42

Identifikasi Sumber – Sumber Risiko

42

Analisis Probabilitas Risiko Produksi Bunga Krisan Potong

52

Analisis Dampak Risiko Produksi Bunga Krisan Potong

56

Pemetaan Sumber Risiko Produksi Bunga Krisan Potong

60

Strategi Penanganan Risiko Produksi Bunga Krisan Potong

63

KESIMPULAN

67

Simpulan

67

Saran

68

DAFTAR PUSTAKA

69

LAMPIRAN

71

RIWAYAT HIDUP

108

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Nilai PDB hortikultura di Indonesia tahun 2008 - 2012
Perkembangan nilai ekspor dan impor produk hortikultura
di Indonesia tahun 2011 - 2012
Perkembangan luas panen dan produksi bunga potong di
Indonesia tahun 2008 - 2012
Volume, nilai impor dan ekspor florikultura tahun 2012
Pemilihan responden berdasarkan tujuan dari pengambilan
data
Sumber daya fisik pada persahaan Berkah Flora
Varietas bunga krisan potong pada perusahaan Berkah Flora
Harga jual bunga krisan potong grade A pada perusahaan
Berkah Flora
Perbandingan probabilitas risiko dari sumber risiko
produksi pada bunga krisan potong tipe standard
Perbandingan probabilitas risiko dari sumber risiko
produksi pada Bunga krisan potong tipe spray
Perbandingan dampak risiko produksi pada bunga krisan
potong tipe standard
Perbandingan dampak risiko produksi pada bunga krisan
potong tipe spray
Status risiko dari sumber risiko produksi pada bunga krisan
potong tipe standard
Status risiko dari sumber risiko produksi pada bunga krisan
potong tipe spray

1
2
3
4
25
34
41
41
53
55
57
58
60
60

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

Produktivitas bunga krisan potong tipe standard dan spray
Siklus manajemen risiko
Peta risiko
Kerangka pemikiran operasional
Peta risiko (Pemetaan risiko)
Peta risiko strategi preventif
Peta risiko strategi mitigasi
Struktur organisasi pada perusahaan Berkah Flora
Skema proses produksi bunga krisan potong
Layout bedengan pada setiap green house Berkah Flora
Serangan hama Thrips
Serangan hama Tungau merah
Serangan hama Leaf miner
Serangan hama Appids
Serangan hama Ulat Grayak
Penyakit White rust
Penyakit Busuk Pangkal Batang
Kegagalan panen akibat cuaca

8
18
20
22
29
30
30
32
36
37
44
45
45
46
46
47
48
49

19 Kegagalan panen akibat tenaga kerja
20 Peta risiko bunga krisan potong tipe standard
21 Peta risiko bunga krisan potong tipe spray

51
61
62

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23

24

Luas panen, produksi dan produktivitas tanaman krisan
tahun 2009 - 2011
Sentra tanaman hias di Provinsi Jawa Barat
Produksi tanaman hias krisan di Jawa Barat
Produksi dan produktivitas bunga krisan potong Berkah
Flora
Jumlah kehilangan panen bunga krisan potong tipe standard
Analisis probabilitas sumber risiko cuaca (Krisan tipe
standard)
Analisis probabilitas sumber risiko penyakit (Krisan tipe
standard)
Analisis probabilitas sumber risiko tenaga kerja (Krisan tipe
standard)
Analisis probabilitas sumber risiko hama (Krisan tipe
standard)
Analisis dampak sumber risiko cuaca (Krisan tipe standard)
Analisis dampak sumber risiko penyakit (Krisan tipe
standard)
Analisis dampak sumber risiko tenaga Kerja (Krisan tipe
standard)
Analisis dampak sumber risiko hama (Krisan tipe standard)
Jumlah kehilangan panen bunga krisan potong tipe spray
Analisis probabilitas sumber risiko penyakit (Krisan tipe
spray)
Analisis probabilitas sumber risiko hama (Krisan tipe spray)
Analisis probabilitas sumber risiko tenaga kerja (Krisan tipe
spray)
Analisis probabilitas sumber isiko cuaca (Krisan tipe spray)
Analisis dampak sumber risiko penyakit (Krisan tipe spray)
Analisis dampak sumber risiko hama (Krisan tipe spray)
Analisis dampak sumber risiko tenaga Kerja (Krisan tipe
spray)
Analisis dampak sumber risiko cuaca (Krisan tipe spray)
Kuisioner penelitian analisis risiko produksi bunga krisan
potong pada perusahaan Berkah Flora Kecamatan
Megamendung Kabupaten Bogor
Gambar budidaya bunga krisan potong pada perusahaan
Berkah Flora

71
72
73
74
77
79
80
81
82
83
84
85
86
87
89
90
91
92
93
94
95
96

97
101

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Hortikultura merupakan salah satu subsektor pertanian yang sangat
berperan dalam upaya meningkatkan perkembangan ekonomi Indonesia. Peranan
subsektor hortikultura dapat membantu memperluas kesempatan kerja,
meningkatkan pendapatan petani, memperbaiki gizi masyarakat dan
meningkatkan devisa negara yang dapat mendukung pertumbuhan pendapatan
nasional (Direktorat Jendral Hortikultura, 2008).
Subsektor hortikultura juga berperan penting dalam pertumbuhan Produk
Domestik Bruto (PDB) dan mempunyai potensi untuk dikembangkan. Kontribusi
subsektor hortikultura terhadap PDB mengalami peningkatan dari tahun 2008
sampai dengan tahun 2012 dengan rata – rata pertumbuhannya sebesar 2,70%.
Perkembangan nilai PDB hortikultura di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Nilai PDB hortikultura di Indonesia tahun 2008 – 2012 (Milyar)
Nilai PDB (Rp)
Komoditas

2008

2009

2010

2011

2012(*)

Buah
Sayuran
Florikultura
Biofarmaka

47.060
28.205
5.085
3.853

48.437
30.506
5.494
3.897

45.482
31.244
3.665
6.174

46.846
32.181
3.775
6.359

48.217
34.807
4.079
6.432

Rata - rata
pertumbuhan
(%)
0,69
5,43
-3,55
15,93

Total

84.203

88.334

86.565

89.161

93.535

2,70

Sumber : Direktorat Jendaral Hortikultura (2012) (diolah)
Keterangan :
(*) Angka sementara

Subsektor hortikultura terbagi atas sayuran, buah-buahan, tanaman hias
(florikultura) dan tanaman biofarmaka. Berdasarkan tabel 1, tanaman yang
mengalami nilai rata – rat pertumbuhan yang paling tinggi sebesar 15,93% adalah
tanaman biofarmaka. Nilai rata - rata pertumbuhan terbesar kedua dan ketiga
adalah tanaman sayuran (5,43%) dan tanaman buah – buahan (0,69%). Sedangkan
nilai rata – rata pertumbuhan yang menurun adalah tanaman florikultura yaitu
sebesar – 3,55%. Jika dilihat dari nilai PDB yang semakin meningkat pada setiap
tahunnya, komoditas hortikultura merupakan komoditas yang sangat prospektif
untuk dikembangkan. Hal ini seiring dengan semakin meningkatnya
perkembangan nilai ekspor dan impor produk hortikultura. Perkembangan nilai
ekspor dan impor produk hortikultura di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 2
berikut ini.

2

Tabel 2. Perkembangan nilai ekspor dan impor produk hortikultura di Indonesia
tahun 2011 – 2012 (US $)
Komoditas
Sayuran
Buah
Florikultura
Biofarmaka

Ekspor
Impor
Ekspor
Impor
Ekspor
Impor
Ekspor
Impor

2011
17.771.020
396.192.273
9.270.594
627.018.669
7.614.135
1.274.545
10.177.697
9.534.281

Tahun
2012(*)
16.171.628
462.692.841
10.285.654
884.924.028
9.846.080
1.587.290
14.098.475
10.857.035

Pertumbuhan
(%)
-9,30
16,78
10,95
41,13
29,31
24,54
38,52
13,87

Sumber : Direktorat Jendral Hortikultura (2012) (diolah)
Keterangan :
(*) Angka sementara

Berdasarkan Tabel 2, salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai
peluang besar untuk memenuhi permintaan dari dalam maupun luar negeri adalah
tanaman florikultura. Jika dilihat pada Tabel 2 tersebut, potensi ekspor florikultura
cukup besar dalam memenuhi permintaaan pasar luar negeri dilihat dari
perkembangan nilai ekspor yang semakin meningkat dari tahun 2011 sampai
tahun 2012 dengan pertumbuhan sebesar 29,31%. Selain itu, nilai impor produk
florikultura juga mengalami peningkatan dari tahun 2011 sampai tahunn 2012
sebesar 24,54%. Peningkatan nilai impor ini membuktikan bahwa permintaan
pasar akan produk florikultura tidak hanya terjadi di luar negeri saja tetapi
permintaan di dalam negeripun juga semakin meningkat dan berkembang. Jadi,
perkembangan nilai ekspor dan impor produk florikultura pada tahun 2011-2012
ini mengindikasikan bahwa pasar bisnis florikultura masih terbuka lebar untuk
dikembangkan seiring dengan semakin meningkatnya permintaan pasar.
Menurut Saragih yang diacu dalam Zebua (2011), Agribisnis florikultura
merupakan keseluruhan kegiatan bisnis berkaitan dengan bunga-bungaan dimana
perkembangan florikultura di Indonesia mencakup tiga alasan yang mendukung
diantaranya potensi keragaman jenis tanaman hias yang mempunyai nilai ekonomi
tinggi, potensi keragaman jenis tanaman hias baik domestik maupun ekspor, dan
potensi ketersediaan lahan bagi pengembangan tanaman hias di Indonesia yang
masih cukup luas.
Jika dilihat dari segi manfaatnya, komoditas agribisnis florikultura dibagi
menjadi tanaman hias pot, tanaman hias taman, dan tanaman hias bunga potong.
Menurut Zebua (2011), tanaman hias bunga potong (cut flower) merupakan
komoditi yang perlu perhatian khusus dalam pengusahaannya dimana dibutuhkan
ketrampilan dalam hal penguasaan teknologi budidaya dan kemampuan dalam
memperdagangkan hasil produksi. Selain itu, pengusaha bunga potong juga
dituntut untuk dapat memperdagangkan produksinya dalam keadaan segar dengan
menampilkan bentuk dan warna produknya yang secara artistik mampu menarik
calon konsumen.
Pada saat ini, bunga potong banyak digunakan untuk bahan rangkaian
bunga di berbagai acara seperti kelahiran, pernikahan, ucapan selamat dan acara

3

kematian. Disamping itu, bunga potong juga bisa digunakan untuk upacara ritual
keagamaan, kenegaraan, bahan dalam industri makanan, minuman, kosmetika dan
minyak wangi.
Menurut data yang diperoleh dari statistik hortikultura, teradapat 9 jenis
bunga potong yang banyak diproduksi di Indonesia pada tahun 2008-2012
diantaranya bunga anggrek, anthurium, anyelir, gerbera, gladiol, haliconia, krisan,
mawar, dan sedap malam. Perkembangan luas panen dan produksi bunga potong
di Indonesia pada tahun 2008- 2012 dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Perkembangan luas panen dan produksi bunga potong di Indonesia tahun
2008 - 2012
Komoditas

Luas Panen (m2)

Pertumbuhan
(%)

Produksi (Tangkai)

2011

2012

1.945.878

1.641.352

-15,65

15.490.256

20.727.891

33,81

Anthurium

376.872

472.669

25,42

4.724.730

6.731.211

42,47

Anyelir

233.304

300.467

28,79

5.130.332

5.299.671

3,30

Gerbera

396.816

421.457

6,21

10.543.445

9.854.787

-6,53

Gladiol

302.273

230.265

-23,82

5.448.740

3.417.580

-37,28

Heliconia

324.159

350.007

7,97

2.791.257

3.306.604

18,46

Krisan

8.811.941

9.852.612

11,81

305.867.882

397.651.571

30,01

Mawar

3.326.120

2.734.521

-17,79

74.319.773

68.624.998

-7,66

Sedap Malam

2.961.799

3.108.021

4,94

62.535.465

101.197.847

61,82

Anggrek

2011

2012

Pertumbuhan
(%)

Sumber : Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jenderal Hortikultura (2013) (diolah)

Pada Tabel 3, bunga potong yang mempunyai luas panen terluas dan
meningkat dari tahun 2011- 2012 adalah bunga krisan dengan pertumbuhan
sebesar 11,81%. Begitu pula dilihat dari jumlah produksinya, bunga krisan potong
mempunyai jumlah produksi meningkat dan paling besar dibandingkan dengan
delapan bunga potong lainnya. Berdasarkan luas panen dan jumlah produksinya,
bunga krisan potong menduduki posisi tertinggi sebagai bunga potong dalam
komoditas florikultura.
Perkembangan luas panen dan produksi florikultura khususnya bunga
potong cenderung mengalami peningkatan. Peningkatan ini secara tidak langsung
dipicu oleh berkembangnya bisnis – bisnis jasa seperti florist, restoran dan hotel
yang membutuhkan bunga potong untuk menambah estetika ruangan. Hal ini
sesuai dengan pendapat Permana (2011) yang menyatakan bahwa peningkatan
produksi tanaman hias terkait dengan penggunaan tanaman hias dan bunga segar
yang kini semakin luas, tidak saja merupakan kebutuhan pada kalangan florist dan
flowershop, melainkan juga sudah menjadi kebutuhan primer hotel dan restoran.
Selain itu, kebutuhan akan produk florikultura dapat dikatakan sudah mulai
menjadi suatu trend bagi kalangan tersebut diatas karena selain memiliki nilai
estetika, penggunaan bunga segar juga dapat meningkatkan prestise dari
konsumen.
Pada saat ini bunga krisan potong menduduki urutan tertinggi dan paling
populer diantara delapan bunga potong lainnya karena bunga krisan mempunyai
ukuran, bentuk dan warna mahkota yang bagus dan bervariasi. Selain itu, bunga

4

krisan potong memiliki daya tahan dan kesegaran yang relatif lama, mudah
dirangkai serta harganya yang ekonomis. Pembudidayaan bunga krisan terbagi
menjdadi dua tipe yaitu tipe standar (satu batang terdapat satu bunga) dan tipe
spray (satu batang terdapat banyak bunga). Perkembangan permintaan bunga
krisan pada tahun 2012 dapat dilihat dari jumlah volume, nilai impor dan ekspor
bunga krisan (Tabel 4).
Tabel 4. Volume, nilai impor dan ekspor florikultura tahun 2012
Volume (Ton)
Nilai (US $)
Impor
Ekspor
Impor
Ekspor
Anggrek
4,30
57,61
49.272
668.956
Krisan
8,00
50,92
228.800
1.031.511
Mawar
0,29
43,27
9.328
528.027
Anyelir
0
0
0
0
Tanaman Hias Lainnya
12.893,43
6.341,24 9.710.077 16.584.580
Total
12.906,02
6.493,04
9.997.477 18.813.074
Sumber : Badan Pusat Statistik diolah Direktorat Jenderal Hortikultura (2013)
N
o
1
2
3
4
5

Komoditi

Berdasarkan Tabel 4 diatas, volume impor paling tinggi terdapat pada
bunga krisan potong. Volume impor ini dapat diartikan bahwa permintaan pasar
akan bunga krisan di dalam negeri masih sangat besar dibandingkan permintaan
pasar pada bunga lainnya. Jika dilihat dari Tabel 4, besarnya volume impor bunga
krisan potong mengindikasikan bahwa permintaan bunga krisan potong di dalam
negeri belum bisa terpenuhi semuanya sehingga pemerintah harus mengimpor
bunga krisan potong dari negara lain untuk memenuhinya yaitu sebanyak 8 ton.
Sedangkan dilihat dari nilai impor dan ekspornya, bunga krisan memiliki nilai
(US $) tertinggi dibandingkan bunga potong lainnya. Hal ini membuktikan bahwa
bunga krisan masih sangat populer dan banyak diminati serta mempunyai potensi
besar untuk memasuki pasar dalam negeri maupun luar negeri.
Volume dan nilai baik impor maupun ekspor bunga krisan potong ini
mengindikasikan adanya permintaan pasar terhadap krisan. Hal ini secara tidak
langsung memberikan dampak positif seperti terbukanya peluang untuk
mengekspor dengan harga yang mampu bersaing dan semakin mendorong minat
pengusaha & petani untuk memproduksi bunga potong krisan. Keadaan ini terlihat
dari semakin meluasnya usaha membudidayakan bunga krisan di berbagai sentra
produksi baik dalam skala kecil maupun besar.
Pada saat ini, bunga krisan telah dikembangkan di beberapa propinsi sentra
produksi yang memiliki agroklimat yang sesuai untuk pengembangan krisan
(Lampiran 1). Berdasarkan data pada Lampiran 1 tersebut dapat dilihat dan
disimpulkan bahwa hampir di seluruh propinsi di Indonesia terdapat kegiatan
usaha pembudidayaan bunga krisan sehingga bunga krisan telah menjadi
komoditas florikultura primadona untuk dibudidayakan di Indonesia.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik, ada tiga sentra utama
pengembangan bunga krisan potong yaitu di Propinsi Jawa Timur, Propinsi Jawa
Barat dan Propinsi Jawa Tengah. Berdasarkan Lampiran 1, propinsi yang
menyumbang produksi krisan terbesar yaitu Propinsi Jawa Barat dengan
produksinya pada tahun 2012 mencapai 217.335.685 tangkai. Propinsi Jawa Barat
menjadi sentra produksi terbesar bunga krisan di Indonesia ini tidak terlepas dari

5

adanya dukungan dari kondisi tanah dan iklim yang dimiliki Propinsi Jawa Barat
yang sesuai dengan pertumbuhan bunga krisan yaitu kondisi tanahnya yang
banyak berada di dataran tinggi dan subur. Dilihat dari segi geografisnya, iklim di
daerah pegunungannya relatif cocok dengan pengusahaan bunga krisan. Beberapa
daerah di Propinsi Jawa Barat yang menjadi sentra bunga krisan diantaranya
Kabupaten Bandung, Cianjur, Sukabumi, Bogor, dan Garut (Lampiran 2).
Salah satu kabupaten yang berada di Propinsi Jawa Barat sekaligus
menjadi salah satu penghasil bunga krisan adalah Kabupaten Bogor. Kabupaten
Bogor merupakan salah satu wilayah dari lima sentra produksi dan pengembangan
bunga krisan terbesar di Jawa Barat dengan jumlah produksi yang cukup tinggi.
Namun, pertumbuhan jumlah produksi bunga krisan potong di Kabupaten Bogor
mengalami fluktuasi mulai tahun 2007 sampai dengan tahun 2011. Hal tersebut
dapat dilihat dari pencapaian jumlah produksi bunga krisan di Kabupaten Bogor
(Lampiran 3). Tingkat fluktuasi yang tinggi ini dapat memberikan gambaran
besarnya tingkat risiko produksi yang dihadapi perusahaan ataupun petani di
Kabupaten Bogor dalam usaha pembudidayaan bunga krisan potong.
Bunga krisan yang dihasilkan di Kabupaten Bogor biasanya akan dipasok
sebagian besar ke kota – kota besar seperti Bandung, Bogor, Jakarta dan di luar
Pulau Jawa. Hal tersebut secara tidak langsung menunjukkan peran dari
Kabupaten Bogor sebagai salah satu penopang ekonomi Propinsi Jakarta dan
propinsi lainnya khususnya dalam bidang agribisnis florikultura.
Ada tiga kecamatan yang memproduksi bunga krisan di daerah Kabupaten
Bogor khususnya Kabupaten Bogor Tengah diantaranya Kecamatan Cisarua,
Kecamatan Megamendung, dan Kecamatan Tamansari. Berkah Flora merupakan
salah satu perusahaan terbesar yang bergerak dalam usaha budidaya bunga krisan
potong yang berada di Desa Sukamanah, Kecamatan Megamendung, Kabupaten
Bogor Tengah. Letak geografis lahan Berkah Flora cocok dan sesuai dengan
syarat tempat tumbuh bunga krisan yaitu terletak pada ketinggian 700 – 1200
mdpl. Selain itu, jarak lokasi usaha yang relatif dekat dengan pasar (Jakarta)
menjadi salah satu keunggulan dari perusahaan dalam membudidayakan bunga
krisan potong. Adapun alasan dari pemilihan perusahaan Berkah Flora ini adalah
keunggulan lokasi yang dimiliki perusahaan; luasan lahan yang dimiliki
perusahaan untuk budidaya bunga krisan merupakan salah satu lahan paling luas
di Desa Sukamanah; dan adanya pencatatan yang berhubungan dengan produksi
bunga krisan walaupun pencatatannya ada yang belum rapi.
Pada umumnya, dalam menjalankan suatu usaha atau bisnis yang bergerak
dibidang agribisnis tentunya tidak terlepas dari sebuah risiko. Begitu pula dengan
usaha budidaya bunga krisan potong yang dilakukan oleh Berkah Flora juga
menghadapi risiko – risiko yang berasal dari berbagai macam sumber risiko.
Risiko yang dihadapi perusahaan dapat menggangu keberlangsungan usaha
budidaya bunga krisan potong tersebut. Hal ini juga tidak terlepas dari bunga
krisan potong yang menjadi komoditi utama perusahaan dimana perusahaan
belum mengusahakan budidaya komoditas tanaman lain selain bunga krisan.
Risiko produksi merupakan risiko yang berpengaruh langsung pada hasil
produksi bunga krisan potong. Jumlah produksi dan produktivitas bunga krisan
potong Berkah Flora dalam dua puluh empat priode terakhir mengalami fluktuatif
(Lampiran 4). Adanya fluktuasi dalam produksi tersebut, mengindikasikan adanya
risiko produksi yang dihadapi perusahaan yang bersumber dari beberapa hal yang

6

terkait dengan proses produksi bunga krisan potong. Fluktuasi produksi tersebut
dapat mempengaruhi jumlah penerimaan perusahaan Berkah Flora meskipun
harga jual bunga krisan potong relatif stabil karena perusahaan telah bekerjasama
dengan konsumen untuk menjual bunga krisan potong tersebut sesuai dengan
harga jual tetap dalam kesepakatan.
Risiko produksi yang dihadapi Berkah Flora perlu diperhatikan dan
diperhitungkan dengan baik karena risiko ini dapat menimbulkan kerugian bagi
perusahaan. Apabila kemungkinan terjadinya risiko produksi dapat diantisipasi
dan ditangani dengan baik dan lebih awal maka kerugian serta dampak yang
mungkin ditimbulkan oleh risiko dapat diminimalisasi. Oleh sebab itu, diperlukan
adanya suatu pengkajian untuk mengetahui risiko produksi dan sumber risiko
pada budidaya bunga krisan potong yang dihadapi Berkah Flora sehingga
nantinya dapat diketahui strategi – strategi yang bisa digunakan dalam
mengantisipasi atau menangani risiko produksi kedepannya.

Perumusan Masalah

Berkah Flora merupakan salah satu perusahaan agribisnis yang bergerak
dalam usaha florikultura khusunya bunga krisan potong. Berkah flora mempunyai
keunggulan dari segi lokasi usaha yang dimiliki sesuai dengan syarat tempat
tumbuh krisan dan lokasinya juga mudah dijangkau serta dekat dengan pasar.
Lokasi usaha budidaya bunga krisan potong Berkah Flora berada di daerah yang
sejuk dengan ketinggian 700 mdpl.
Pembudidayaan bunga krisan potong yang dilakukan oleh perusahaan
Berkah Flora dilakukan secara tunggal (monokultur). Berkah Flora
membudidayakan bunga krisan potong dengan dua tipe yaitu bunga krisan tipe
standarad dan tipe spray. Usaha yang dijalankan Berkah Flora hanyalah budidaya
bunga krisan potong saja sebagai komoditi utamanya. Sejauh ini perusahaan
belum melakukan usaha untuk pembudidayaan tanaman selain krisan sebagai
usaha sampingannya. Jadi, keberhasilan dalam proses produksi budidaya bunga
krisan potong ini sangat berpengaruh dan menentukan keberhasilan serta
keberlangsungan dari perusahaan Berkah Flora.
Bunga krisan bukan merupakan tanaman asli Indonesia melainkan berasal
dari negara dengan iklim subtropik sehingga dalam pembudidayaannya di
Indonesia dibutuhkan suatu modifikasi lingkungan agar tanaman tersebut dapat
tumbuh dengan baik. Bunga krisan juga layaknya tanaman lain yang juga mudah /
rentan terhadap perubahan cuaca, serangan hama dan penyakit. Bunga krisan juga
merupakan tanaman yang tidak tahan terhadap kekeringan maupun kondisi
kelebihan air hujan. Oleh karena itu, salah satu upaya yang dapat digunakan untuk
mengurangi pengaruh dari hal tersebut diatas adalah membudidayakan bunga
krisan potong dengan menggunakan rumah naungan (green house).
Luas lahan total yang dimiliki perusahaan Berkah Flora dalam usaha
budidaya bunga krisan potong ini adalah 1,5 ha. Sedangkan jumlah green house
yang dimiliki perusahaan sebanyak 48 green house dengan luas rata – rata satu
green house itu sendiri seluas 201,5 m2. Pembudidayaan bunga krisan potong ini

7

membutuhkan luas lahan yang berbeda sesuai dengan jumlah bibit yang akan
ditanam untuk satu kali periode tanam dimana satu periode tanam bunga krisan
mencapai 3 – 4 bulan. Produksi bunga krisan potong Berkah Flora dibagi sesuai
dengan proporsi masing – masing yaitu bunga krisan tipe standard sebanyak 60%
dan tipe spray sebanyak 40%.
Pada umumnya indikasi adanya risiko khususnya dalam kegiatan produksi
dapat dilihat dari adanya fluktuasi hasil produksi yang diperoleh pada satu periode
tertentu dibandingkan dengan periode sebelumnya dan sesudahnya. Selama dua
puluh empat periode terakhir ini, usaha budidaya bunga krisan potong Berkah
Flora memiliki tingkat keberhasilan yang berbeda – beda pada setiap kali
produksinya. Hasil produksi yang beragam ini akan berpengaruh pada tingkat
produktivitas tanaman sehingga produktivitas bunga krisan potong pun bisa
mengalami fluktuatif (Lampiran 4).
Pada Lampiran 4, produksi standar yang seharusnya bisa dicapai
perusahaan dalam satu periode tanamnya berbeda – beda pada setiap periodenya.
Produksi standar yang berbeda ini disesuaikan dengan jumlah permintaan bunga
pada setiap bulannya yang berbeda – beda. Perubahan permintaan bunga krisan
terjadi berdasarkan permintaan pada bulan – bulan islam. Permintaan bunga krisan
meningkat pada bulan Dzulhijjah, Rajab, Rabiul Akhir, dan Syawal. Sedangkan
permintaan dalam jumlah normal pada bulan Rabiul Awal, Sya’ban, Jumadil
Awal, dan Jumadil Akhir. Dan permintaan menurun bunga krisan terdapat pada
bulan Muharram, Shafar, Ramadhan, dan Dzuqa’dah. Jika dilihat pada Lampiran
4, periode pertama sampai periode kedelapan merupakan periode tanam untuk
target panen pada bulan Sya’ban 1434 H (minggu kedua Maret 2013 - minggu
pertama Juli 2013) dengan permintaan yang stabil / normal. Periode sembilan
sampai periode keenam belas merupakan periode tanam untuk target panen pada
bulan Ramadhan 1434 H (minggu kedua Mei 2013 - minggu pertama September
2013) dengan permintaan yang sedang menurun. Sedangkan pada periode ketujuh
belas sampai periode dua puluh empat merupakan periode tanam untuk target
panen pada bulan Syawal 1434 H (minggu kedua Mei 2013 - minggu pertama
September 2013) dengan permintaan yang sedang meningkat.
Pada Lampiran 4, total produksi standar bunga krisan potong pada periode
dengan permintaan meningkat adalah sebesar 9.000 tangkai per periodenya.
Sedangkan pada saat permintaan normal, produksi standarnya adalah 7.500
tangkai. Dan produksi standar sebesar 4.000 tangkai ini terjadi saat permintaan
menurun. Namun, produksi aktual yang dicapai perusahaan pada 24 kali periode
tanam berbeda – beda per periodenya dan tidak sesuai dengan standar
keberhasilan yang diinginkan. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil produktivitas
aktual bunga krisan potong yang berfluktuatif dan nilainya pun sebagian besar
lebih rendah dari produktivitas standarnya. Produktivitas bunga krisan potong
terendah terjadi pada periodeke dua puluh empat yaitu sebesar 2,21 tangkai/ m2.
Sedangkan produktivitas bunga krisan potong tertinggi terjadi pada periode
ketujuh yaitu sebesar 3,88 tangkai/ m2.
Fluktuasi jumlah produksi total bunga krisan di Berkah Flora ini secara
langsung dipengaruhi oleh jumlah produksi dari kedua tipe bunga krisan. Jika
dilihat dari jumlah produksinya, baik bunga krisan potong tipe standard dan tipe
spray sama - sama mengalami fluktuasi produksi. Dalam satu periode tanam
produksi bunga krisan potong pada masing – masing tipe berbeda – beda sesuai

8

dengan trend permintaan pada tiap bulannya. Hal ini dapat dilihat pada Lampiran
4, dimana bunga krisan tipe standard dan tipe spray memiliki produksi aktual
yang sebagian besar lebih rendah dibandingkan produksi standarnya. Adanya
fluktuasi produksi pada masing – masing tipe bunga krisan ini akan
mempengaruhi produktivitas masing – masing tipe bunga krisan. Dan selanjutnya,
fluktuasi produksi yang disebabkan oleh risiko produksi ini akan berdampak pada
pendapatan yang diterima perusahaan sesuai dengan harga jual masing – masing
tipe bunga krisan. Fluktuasi produktivitas kedua tipe bunga krisan potong di
Berkah Flora dapat dilihat pada Gambar 1.
Tangkai /m2

Periode

Tangkai /m2

Periode

Gambar 1 Produktivitas bunga krisan potong tipe standard dan tipe spray
Pada Gambar 1 dapat dilihat bahwa masing – masing tipe bunga krisan
mempunyai tingkat produktivitas yang berbeda dan berfluktuatif pada setiap
periodenya. Jika dilhat pada Gambar 1 tersebut, produktivitas bunga krisan potong
tipe spray dan tipe standard terlihat sangat berfluktuatif. Produktivitas tertinggi
pada bunga krisan potong tipe standard dicapai pada saat periode ke tujuh yaitu
sebesar 4,27 tangkai/ m2. Dan produktivitas terendah pada bunga krisan potong
tipe standard dicapai pada saat periode dua puluh satu yaitu sebesar 1,83 tangkai/

9

m2. Berbeda halnya pada bunga krisan potong tipe spray, produktivitas tertinggi
pada bunga krisan potong tipe spray dicapai pada saat periode ke tiga dan
kedelapan yaitu sebesar 3,72 tangkai/ m2. Sedangkan produktivitas terendah pada
bunga krisan potong tipe spray dicapai pada saat periode ke sepuluh yaitu sebesar
2,54 tangkai/ m2.
Adanya fluktuasi produksi dan produktivitas pada usaha budidaya bunga
krisan potong tipe standard dan tipe spray di Berkah Flora ini mengindikasikan
bahwa perusahaan menghadapi adanya risiko produksi dimana risiko tersebut bisa
dipengaruhi oleh berbagai macam sumber – sumber risiko yang terdapat di lokasi
usaha. Sumber – sumber risiko ini bisa datang darimana saja seperti faktor
lingkungan, sumber daya manusia, dan teknologi yang digunakan dalam budidaya
bunga krisan potong ini. Sumber – sumber risiko ini perlu dikaji lebih dalam
karena risiko yang ditimbulkan dari sumber risiko tersebut akan berdampak pada
penurunan hasil produksi. Produksi yang menurun ini dapat berpengaruh pada
perolehan pendapatan serta kelangsungan dan perkembangan usaha budidaya
bunga krisan potong Berkah Flora mengingat bahwa usaha bunga krisan potong
ini merupakan sumber pendapatan utama perusahaan.
Dengan demikian, pengelolaan risiko yang tepat sangat dibutuhkan untuk
meminimalkan risiko produksi yang mungkin dihadapi perusahaan. Penilaian
yang tepat dibutuhkan guna membantu perusahaan Berkah Flora dalam
pengambilan keputusan untuk pengelolaan risiko. Dalam pengelolaan risiko
tersebut dibutuhkan strategi yang tepat agar nantinya apabila menghadapi kondisi
dengan risiko yang sama maka perusahaan dapat terlebih dahulu mengantisipasi
dan menanggulangi risiko tersebut.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, permasalahan yang dikaji dalam
penelitian ini berkaitan dengan risiko produksi yang dihadapi perusahan Berkah
Flora dimana dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang dapat diteliti
diantaranya :
1. Apa sajakah sumber-sumber risiko produksi yang mempengaruhi bunga
krisan potong tipe standard dan tipe spray dalam usaha budidaya bunga krisan
potong di Berkah Flora?
2. Bagaimana perbandingan besarnya kemungkinan (probabilitas) terjadinya
risiko dan dampak dari sumber – sumber risiko produksi pada bunga krisan
potong tipe standard dengan tipe spray di Berkah Flora?
3. Bagaimana alternatif strategi yang tepat dan dapat dilakukan untuk mengatasi
risiko produksi pada bunga krisan potong tipe standard dan tipe spray di
Berkah Flora?

Tujuan

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah tersebut maka tujuan
penelitian ini adalah :
1. Mengidentifikasi sumber-sumber risiko produksi yang mempengaruhi bunga
krisan potong tipe standard dan tipe spray dalam usaha budidaya bunga krisan
potong di Berkah Flora.

10

2. Menganalisis perbandingan besarnya kemungkinan (probabilitas) terjadinya
risiko dan dampak dari sumber – sumber risiko produksi pada bunga krisan
potong tipe standard dengan tipe spray di Berkah Flora.
3. Menganalisis alternatif strategi yang tepat dan dapat dilakukan untuk
mengatasi risiko produksi pada bunga krisan potong tipe standard dan tipe
spray di Berkah Flora.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi serta manfaat bagi
berbagai pihak yang berkepentingan diantaranya:
1. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi pihak Berkah Flora dalam
perencanaan pengambilan keputusan bisnis sehingga perusahaan dapat
mengambil keputusan yang tepat dalam menjalankan usahanya.
2. Sebagai sarana untuk menambah wawasan dan pengalaman penulis dalam
mengaplikasikan pengetahuan dan menganalisis masalah tentang risiko bisnis
melalui penerapan langsung dilapangan.
3. Sebagai bahan rujukan dan informasi untuk penelitian selanjutnya, sehingga
penelitian selanjutnya dapat menganalisis lebih mendalam lagi khususnya
mengenai analisis dari usaha budidaya bunga krisan potong.

Ruang Lingkup Penelitian

1.

2.
3.

4.

Ruang lingkup dari penelitian ini adalah :
Produk yang dikaji pada penelitian ini adalah bunga krisan potong tipe
standard dan tipe spray yang merupakan produk utama perusahaan Berkah
Flora.
Kajian masalah dalam penelitian ini akan difokuskan pada analisis risiko
produksi bunga krisan potong yang dihadapi Berkah Flora.
Data yang digunakan merupakan data primer (hasil wawancara dan diskusi
langsung dengan pihak Berkah Flora) dan data sekunder (data yang
berhubungan dengan kegiatan produksi bunga krisan potong dalam 1 tahun
terakhir)
Penelitian ini tidak membahas mengenai kontrak kerjasama antara Berkah
Flora dengan konsumennya.

11

TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian Terdahulu

Risiko menunjukkan peluang atau kemungkinan terhadap suatu kejadian
yang bisa diketahui oleh pembuat keputusan dimana pada umumnya risiko dalam
kegiatan bisnis dapat menimbulkan dampak negatif. Pada bab kedua ini
membahas tentang penelitian-penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan topik
penelitian ini yaitu risiko khususnya risiko produksi dalam bidang agribisnis
hortikultura. Penelitian - penelitian tersebut akan dijadikan sebagai gambaran dan
pembelajaran dalam kegiatan penelitian yang akan dilakukan.
Penelitian – penelitian terdahulu yang terkait dengan risiko produksi
tanaman hortikultura yaitu Wisdya (2009) menganailisis risiko produksi bunga
Anggrek Phalaenopsis, Permana (2011) yang menganalisis tentang risiko
produksi bunga mawar potong pada PT Momenta Agrikultura, Parengkuan (2011)
menganalisis risiko produksi pada jamur tiram putih, dan Nasti (2013)
menganalisis risiko produksi bunga krisan potong pada perusahaan Natalia
Nursery.
Sumber – Sumber Risiko
Usaha dalam bidang produksi khususnya produk agribisnis sebagian besar
menghadapi beberapa sumber penyebab risiko dari faktor – faktor teknis
diantaranya perubahan suhu dan cuaca, hama dan penyakit, penggunaan input,
dan kesalahan teknis dari tenaga kerja. Terdapat beberapa penelitian yang
menganalisis mengenai sumber – sumber risiko yang dihadapi oleh suatu usaha
dalam bidang agribisnis. Jika ditinjau dari beberapa penelitian pada komoditi
hortikultura sebagian besar sumber risiko yang dihadapi pada umumnya meliputi
teknik budidaya, kesalahan teknis sumberdaya manusia, serangan hama dan
penyakit tanaman, gangguan teknologi, bibit, dan cuaca/iklim yang tidak pasti.
Pada penelitian Wisdya (2009), permasalahan risiko produksi sering
dihadapi PT Ekakarya Graha Flora dalam proses budidaya bunga Anggrek
Phalaenopsis. Sumber – sumber risiko yang dihadapi dalam proses budidaya
bunga Anggrek Phalaenopsis diantaranya kondisi curah hujan, serangan hama
dan penyakit, kontaminasi serta kerusakan mekanis. Adanya risiko produksi ini
menimbulkan ketidakpastian terhadap keuntungan yang diperoleh perusahaan
sehingga berdampak kepada penurunan pendapatan perusahaan.
Tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Permana
(2011) mengenai analisis risiko produksi bunga potong mawar pada PT Momenta
Agrikultura (Amazing Farm). Penelitian tersebut menjelaskan bahwa sumbersumber risiko produksi dalam usaha budidaya bunga mawar potong disebabkan
oleh kondisi cuaca dan iklim, keterampilan tenaga kerja, serangan hama dan
penyakit. Sumber-sumber risiko tersebut menyebabkan fluktuasi produksi pada
usaha budidaya bunga mawar potong PT Momenta Agrikultura.
Penelitian Parengkuan (2011) yang berjudul Analisis Risiko Produksi
Jamur Tiram Putih pada Yayasan Paguyuban Ikhlas di Desa Cibening Kecamatan
Pamijahan Kabupaten Bogor. Yayasan Paguyuban Ikhlas dalam melakukan

12

kegiatan budidaya jamur tiram putih menghadapi beberapa faktor yang
teridentifikasi sebagai sumber risiko produksi antara lain : kesalahan penanganan
pada saat proses sterilisasi log, perubahan suhu udara, serangan hama, dan
penyakit pada log jamur. Sumber - sumber risiko tersebut dapat menyebabkan
penurunan produktivitas jamur tiram, yang pada akhirnya dapat menimbulkan
kerugian bagi Yayasan Paguyuban Ikhlas.
Sumber risiko juga ditunjukkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh
Nasti (2013) dengan melakukan analisis risiko produksi bunga krisan potong pada
perusahaan Natalia Nursery. Berdasarkan hasil penelitian, sumber-sumber risiko
yang terjadi pada pengusahaan bunga potong disebabkan adanya cuaca dan iklim,
hama, penyakit, dan tenaga kerja. Faktor – faktor yang merupakan sumber risiko
ini memepengaruhi tingkat produksi tanaman krisan sehingga menunjukkan
kondisi yang berfluktuasi.
Dari beberapa penelitian di atas, diperoleh variabel yang menjadi sumber
risiko produksi pada komoditas agribisnis khususnya pada produk-produk
hortikultura meliputi faktor cuaca, hama dan penyakit tanaman, teknologi
budidaya, dan kesalahan teknis pada sumber daya manusia. Variabel sumber
risiko tersebut diduga menjadi sumber risiko pada budidaya bunga krisan potong
di perusahaan Berkah Flora.
Pengukuran Risiko
Metode analisis dalam pengukuran risiko dapat dilakukan melalui analisis
seperti Variance, Standard Deviation dan Coefficient Variation yang satu sama
lain saling berhubungan. Ketiga indikator ini menjadi indikator besar atau
kecilnya risiko yang dihadapi oleh suatu usaha. Jika semakin kecil nilai dari ketiga
indikator tersebut maka semakin rendah risiko yang dihadapi, bergitu juga
sebaliknya semakin besar nilai dari ketiga indikator tersebut maka semakin tinggi
risiko yang dihadapi oleh suatu usaha. Selain itu, analisis metode nilai standar
juga dapat digunakan sebagai alat analisis dalam pengukuran risiko.
Alat analisis standard deviation, variance dan coefficient variation
digunakan dalam penelitian Wisdya (2009), Permana (2011) dan Nasti (2013)
dimana ada yang menggunakannya pada usaha spesialisaisi saja ataupun keduanya
yaitu spesialisasi dan diversifikasi. Sedangkan pada penelitian Parengkuan (2011)
menggunakan metode nilai standar atau z-score dan VaR.
Wisdya (2009) melakukan penelitian mengenai risiko produksi anggrek
Phalaenopsis pada PT Ekakarya Graha Flora. Analisis yang dilakukan dengan
menggunakan analisis risiko menggunakan Variance, Standard deviation,
Coefficient variation pada kegiatan spesialisasi dan portofolio. Komoditas yang
dianalisis pada spesialisasi adalah tanaman anggrek yang menggunakan bibit
teknik seedling dan tanaman anggrek teknik mericlone, sedangkan kegiatan
portofolio adalah tanaman anggrek menggunakan bibit teknik seedling dan
mericlone. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada analisis spesialisasi risiko
produksi berdasarkan produktivitas pada tanaman anggrek menggunakan bibit
teknik seedling dan mericlone diperoleh risiko yang paling tinggi adalah tanaman
anggrek teknik seedling yaitu sebesar 0,078 yang artinya setiap satu satuan yang
dihasilkan maka risiko yang dihadapi akan sebesar 0,078. Sedangkan berdasarkan
pendapatan bersih, koefisien variasi paling tinggi terjadi pada tanaman anggrek
dengan teknik seedling yaitu 1,319 yang artinya setiap satu rupiah yang dihasilkan

13

maka risiko yang dihadapi akan sebesar 1,319. Berdasarkan informasi tersebut
terlihat bahwa tanaman anggrek dengan teknik seedling memiliki risiko produksi
lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman anggrek dengan teknik mericlone.
Dengan demikian penerimaan yang diterima perusahaan dari tanaman anggrek
dengan teknik seedling relatif lebih kecil.
Begitu pula dalam penelitian yang dilakukan oleh Permana (2011)
menggunakan metode analisis manajemen risiko dan analisis risiko. Penilaian
terhadap risiko produksi berdasarkan ukuran yang menggunakan pendekatan
Expected Return, sedangkan risiko produksi diukur berdasarkan penilaian hasil
perhitungan ragam (variance), simpangan baku (standart deviation), dan koefisien
variasi (coefficient variation). Hasil penilaian risiko dengan menggunakan ukuran
coefficient variation), menunjukkan bahwa budidaya bunga mawar potong pada
PT Momenta Agrikultura (Amzing Farm) menghadapi risiko sebesar 0,23.
Artinya, untuk setiap satu tangkai hasil yang diperoleh akan mengalami risiko
sebesar 0,23 tangkai pada saat terjadi risiko produksi. Berdasarkan hasil penilaian
risiko produksi pada budidaya bunga mawar potong pada perusahaan tersebut
diperoleh nilai expected return sebesar 11,27. Artinya, PT Momenta Agrikultura
dapat mengharapkan perolehan hasil sebanyak 11,27 tangkai per meter2 untuk
setiap kondisi dalam proses budidaya yang telah diakomodasi oleh perusahaan.
Hal tersebut menunjukkan bahwa kegiatan budidaya bunga mawar potong dapat
member harapan perolehan hasil sebesar 11,27 tangkai untuk setiap meter2.
Penelitian Nasti (2013) mengenai analisis risiko produksi bunga krisan
potong pada perusahaan Natalia Nursery menggunakan pendekatan Expected
Return, ragam (variance), simpangan baku (standart deviation), dan koefisien
variasi (coefficient variation). Pada penelitian ini dilakukan pengukuran dampak
dan probabilitas sumber risiko dengan metode Expert opinion dan Delphy.
Berdasarkan hasil penelitian ini, jumlah produksi krisan per tahun pada kegiatan
spesialisasi menunjukkan nilai coefficient variation sebesar 0,11 pada krisan tipe
spray dan 0,30 pada krisan tipe standar. Nilai tersebut menunjukkan bahwa
produksi krisan tipe standar pada Natalia Nursery mengalami risiko produksi yang
lebih besar dibandingkan tipe spray. Sedangkan analisis risiko produksi krisan
pada kegiatan diversifikasi menunjukkan nilai coefficient variation sebesar 0,12.
Hal ini menunjukkan bahwa dengan melakukan diversifikasi, perusahaan dapat
mengurangi risiko produksi yang terjadi dibandingkan dengan pengusahaan krisan
secaa spesialisasi.
Berbeda dengan Parengkuan (2011) menggunakan perhitungan rata-rata
kejadian berisiko, standart deviation, z-score, probabilitas, dan VaR. Setelah
dilakukan perhitungan VaR, selanjutnya dilakukan pemetaan terhadap sumbersumber risiko yang akhirnya muncul strategi penanganan terhadap risiko yang
dihadapi. Hasil analisis probabilitas dan dampak risiko jamur putih menunjukkan
bahwa probabilitas dan dampak risiko terbesar ada pada sumber risiko kesalahan
penanganan pada saat proses sterilisasi log dengan nilai sebesar 45,2 persen,
sedangkan perubahan suhu udara merupakan merupakan sumber risiko yang
memberikan dampak terbesar dengan nilai Rp 17.053.516,00 Berdasarkan status
risiko diperoleh hasil bahwa kesalahan pada saat proses sterilisasi yang paling
berisiko dan kemudian secara berurutan diikuti oleh akibat gangguan hama,
perubahan suhu udara, dan penyakit.

14

Berdasarkan beberapa penelitian diatas, pengukuran terhadap risiko
dilakukan untuk mengukur pengaruh sumber-sumber risiko terhadap suatu
kegiatan bisnis melalui penggunaan suatu alat analisis tertentu. Dalam pengukuran
risiko, alat analisis yang banyak digunakan adalah coefficient variation, variance
dan standard deviation. Namun, berdasarkan tujuan penelitian ini alat analisis Zscore dan VaR. digunakan untuk pengukuran probabilitas dan dampak dari
sumber risiko bunga krisan potong secara spesialisasi.
Strategi Pengelolaan Risiko
Strategi pengelolaan risiko merupakan kegiatan atau usaha yang dilakukan
untuk meminimalkan dampak yang ditimbulkan oleh risiko. Strategi pengelolaan
risiko yang baik akan mampu menekan dampak risiko yang ditimbulkan sehingga
perusahaan dapat memperoleh penerimaan yang sesuai dengan yang ditargetkan.
Sebaliknya dengan penanganan risiko yang kurang tepat akan menimbulkan
kerugian pada perusahaan. Strategi pengelolaan risiko yang diterapkan di
perusahaan diharapkan merupakan strategi yang tepat dan efektif dalam menekan
risiko.
Strategi pengelolaan risiko diversifikasi produk dilakukan oleh Wisdya
(2009) dimana ia juga mengemukakan strategi yang dapat dilakukan PT EGF
untuk menekan risiko diantaranya (1)melakukan diversifikasi dengan pola tanam
tumpangsari sehingga dapat mengurangi risiko dan mengefisienkan b