• Jika keluarga pasien tidak membawa uang, total biaya pemakaian
perbekalan farmasi dicatat pada Opname Brief OB dan Nomor OB dicatat oleh petugas farmasi. Kalau pasien mau pulang, pembayaran
perbekalan farmasi tersebut dipungut di ruangan.
b. Pasien Askes
• Dokter menulis perbekalan farmasi yang diperlukan pada resep
sementara. •
Resep disesuaikan dengan DPHO •
Petugas farmasi memberikan perbekalan farmasi tersebut. •
Setelah pasien diberi perbekalan farmasi tersebut, dokter menulisnya di blanko resep Askes rangkap tiga dan ditandatangani oleh dokter,
kepala ruangan dan oleh Tim legalisasi. Persyaratan yang harus dipenuhi yaitu membawa kartu Askes.
c. Pasien JamkesmasMedan Sehat
• Dokter menulis perbekalan farmasi yang diperlukan pada resep
sementara. •
Resep ditulis seesuai dengan Formularium obat •
Petugas farmasi memberikan perbekalan farmasi tersebut •
Setelah pasien diberi perbekalan farmasi tersebut, dokter menulisnya di blanko resep Askes rangkap tiga dan ditandatangani oleh dokter,
kepala ruangan dan oleh Tim legalisasi.
d. Pasien MrMs. X
Untuk pasien MrMs. X dilayani perbekalan farmasi seperti pasien Jamkesmas. Petugas IGD melaporkan kepada bagian pelayanan medis agar
Universitas Sumatera Utara
membuat surat keterangan bahwa pasien tersebut pasien Jamkesmas apabila
tidak ada sanak saudaranya. e. Pasien KreditPerusahaan
Untuk pasien kreditperusahaan dilakukan pelayanan seperti pada pasien umum. Penagihan biaya obat dilakukan keuangan apotek dengan mengarsipkan
kuitansi, copy resep dan surat resmi dari instansi untuk diberikan kepada bagian keuangan rumah sakit. Oleh bendahara rumah sakit dilakukan pengklaiman ke
perusahaan yang bersangkutan. Prosedur melayani perbekalan farmasi untuk pasien di KBE :
a. Pasien Umum
• Dokter menulis perbekalan farmasi yang diperlukan termasuk obat
anastesi dan obat narkotika seperti petidin di kartu obat. •
Petugas farmasi memberikan obat yang diminta tersebut. •
Untuk obat golongan narkotika, petugas farmasi IGD mencatat ke buku formulir pemakaian narkotika yang dilengkapi nama dokter,
nama pasien dan ditandatangani oleh dokter yang bersangkutan untuk keperluan pelaporan narkotika setiap bulannya. Pembuatan laporan
seluruh narkotika yang digunakan di rumah sakit dilakukan oleh bagian administrasi Instalasi Farmasi Rumah Sakit BPK RSU Dr.
Pirngadi Medan. •
Perbekalan farmasi yang dipakai untuk keperluan tindakan bedah ditagih oleh petugas apotek pada keluarga pasien. Pembayaran
langsung di Apotek IGD, dibuat kuitansi, kuitansi asli diberikan kepada pasien dan satu rangkap lagi sebagai pertinggal di apotek.
Universitas Sumatera Utara
• Jika keluarga pasien tidak membawa uang, total biaya pemakaian
perbekalan farmasi dicatat pada Opname Brief OB dan Nomor OB dicatat oleh petugas farmasi. Kalau pasien mau pulang, pembayaran
perbekalan farmasi tersebut dipungut di ruangan.
b. Pasien Askes Medan SehatJamkesmas
• Perbekalan farmasi yang diperlukan ditulis oleh dokter pada kartu
obat. •
Pada keesokan harinya, dokter menulisnya di blanko resep AskesJamkesmas rangkap tiga dengan ditandatangani oleh dokter,
kepala ruangan dan oleh Tim legalisasi. Persyaratan yang harus dipenuhi yaitu membawa kartu Askeskartu
keluarga dan KTPkartu keterangan dari lurah. Dalam melakukan pelayanan apotek IGD menetapkan sistem jaminan bon
gantung bagi pasien-pasien yang datang ke Instalasi IGD. Besarnya jaminan disesuaikan dengan kondisi dan jumlah obat-obat yang digunakan oleh pasien.
Sistem ini sesuai dengan SK Direktur Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi kota Medan.
Untuk pasien yang belum melengkapi persyaratan administrasi misalnya calon askes, calon Medan SehatJamkesmas maka keluarga harus membuat surat
pernyataan dan diberikan waktu maksimal 3 hari untuk melengkapi persyaratannya dan lebih dari itu harus membayar sesuai dengan jumlah biaya
pengobatan pasien.
Universitas Sumatera Utara
4. Mengisi perbekalan farmasi pada lemari emergensi. Pelayanan farmasi IGD mendistribusikan permintaan perbekalan
farmasi emergensi ke ruangan-ruangan pasien rawat inap dan kamar bedah emergensi dengan memakai sistem distribusi floor stock yang disimpan di lemari
khusus. Sistem pengelolaan obat di ruangan dilakukan oleh kepala ruangan yang bersangkutan sedangkan untuk KBE dilakukan oleh petugas farmasi IGD. Setiap
obat-obatan yang dipakai dari lemari emergensi harus diganti segera mungkin. Bila pasien umum yang menggunakan obat-obat emrgensi maka pasien harus
membeli dan mengembalikannya ke lemari emergensi. Bila yang menggunakan adalah pasien AskesMedan SehatJamkesmas maka perawat harus membuat resep
dan menyerahkan kepada pihak yang bersangkutan yaitu PT. ASKES atau pihak Rumah Sakit untuk pasien Medan SehatJamkesmas agar obat-obat tersebut
segera diganti dan dikembalikan ke lemari emergensi. Pada saat tertentu tim peninjau akan memeriksa ke setiap ruangan apakah jumlah obat-obat emergensi
sesuai dengan yang disediakan oleh pihak Farmasi, khususnya farmasi IGD.
Daftar Stok Obat-obat Emergensi
ADRENALIN EPINEPRIN AMPUL
FurosemidaLasix Na-bicarbonatMeylon Aminofilin
Kalium klorida NaCl 0,9
Atropin sulfat KlorfenonDelladryl OxytocinSinthocinon
ampul Calcium glukonat
Klorpromazin HCl Papaverin HCl ampul
Cyclocapron Kortison asetat
Pethidin Dexamethasone Lanatosid
Cadilarid Phenobarbital
ampul Dextrose 5
Lidokain 2 Ringer lactate
Dobujek 500 mg Lidokain 10
Transamin 500 mg Dopamin Magnesium
sulfat ForgesicTramadol Methergin
obat-obat yang hanya diediakan di ruang khusus seperti ICU, ICCU, STROKE.
Universitas Sumatera Utara
Daftar Stok Alat-alat Kesehatan Emergensi
SPUIT 3 CC IV-CATHETER NO.14 ABBOCAT 22
Spuit 5 cc IV-Catheter no.16
Infusset mikro Spuit 10 cc
IV-Catheter no.18 Infusset dewasa
Spuit 60 cc NGT 16
Urine bag Abbocat 24
NGT 19
Jenis obat dan alat emergensi yang disediakan di setiap ruangan berbeda- beda untuk masing-masing ruang sesuai dengan kebutuhan dan jenis penyakit.
3.3.2.5. Pelayanan Farmasi di Central Operation Theatre COT
Pelayanan farmasi COT bertugas melayani bagian Central Operation Theatre COT. Pengelolaan obat-obat di COT atau pembedahan yang
direncanakan adalah di bawah pengawasan pelayanan farmasi COT. Pasien umum yang mengambil obat membayar secara tunai yang kemudian akan disetor ke
bagian keuangan sedangkan untuk pasien Askes pengobatan ditanggung oleh PT. Askes, pasien Medan SehatJamkesmas ditanggung oleh pemerintah, dimana obat-
obat yang diresepkan harus sesuai dengan Formularium dan obat-obat di luar Formularium diatasi oleh pihak Rumah Sakit.
Perbekalan farmasi yang terdapat di pelayanan farmasi COT adalah obat- obatan sediaan injeksi terutama obat bius dan alat kesehatan habis pakai.
Pengadaan obat-obatan dan alat-alat kesehatan di apotek berasal dari unit gudang instalasi farmasi yang diminta sekali seminggu dengan menggunakan formulir B2.
Daftar Permintaan dan Pengeluaran Farmasi. Demikian juga dengan pengadaan obat-obat narkotika menggunakan Daftar Permintaan dan Pengeluaran Narkotika.
Pemasukan dan pengeluaran barang dicatat dalam Buku Pemasukan dan
Universitas Sumatera Utara
Pengeluaran, lalu dimasukkan ke kartu stok dan dicross check dengan sub instalasi administrasi setiap bulan.
Untuk pengadaan obat anastesi dan perlengkapannya di kamar bedah, petugas apotek COT mendistribusikan berdasarkan Daftar Permintaan Obat
Anastesi dan Perlengkapannya. Pada Formulir ini perawat mencatat dan meminta obat dan perlengkapan anastesi langsung sebelum pasien dioperasi. Dosis
pemakaian obat anastesi dimonitor oleh petugas anastesi dalam kamar bedah yang dicatat dalam Daftar Dosis Pemakaian ObatAlat Anestesi sebagai bukti
pengeluaran bagi pasien. Jadi bila ada obat dan perlengkapan anastesi yang berlebih dalam Daftar Permintaan Obat Anastesi dan Perlengkapannya akan
dikembalikan lagi ke apotek COT dan yang terpakai sesuai dengan yang tertulis pada Daftar Dosis Pemakaian ObatAlat Anastesi.
Pemakaian golongan obat narkotika di kamar bedah dicatat dalam Form Pemakaian Obat Golongan Narkotik contohnya pethidin, dicatat dalam Formulir
Pemakaian Pethidin di Kamar Bedah yang ditandatangani oleh dokter yang bersangkutan. Formulir ini merupakan pertinggal di sub instalasi distribusi
sebagai pengganti kartu obat. Dan ini akan memudahkan petugas COT mengetahui jumlah pemakaian obat Narkotik sehingga mudah untuk membuat
laporan penggunaan obat-obat Golongan Narkotik.
3.3.2.6. Distribusi Ruangan
Distribusi ruangan melayani permintaan dari poliklinik, ruang perawatan dan non perawatan misalnya nefrologihemodialisis. Obat dan alat-alat kesehatan
yang didistribusikan dari distribusi ruangan ke poliklinik dan ruangan perawatan merupakan kebutuhan rutin seperti kapas, lisol, alkohol, kain kasa dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
Perbekalan farmasi yang dibutuhkan didistribusikan ke ruanganpoliklinik adalah berdasarkan permintaan pemakai dengan memakai formulir Daftar
Permintaan dan Penggunaan Farmasi yang ditandatangani oleh kepala ruangan dan dokter ruangan.
Sub Instalasi Administrasi
Merupakan bagian dari Instalasi Farmasi Rumah Sakit yang bertugas melaksanakan kegiatan administrasi kefarmasian di Instalasi Farmasi.
Dalam melaksanakan tugasnya Sub Instalasi Administrasi dibagi dua yaitu: 1.
Umum, kepegawaian dan rumah tangga Tugasnya antara lain:
- Mencatat surat-surat yang masuk ke Instalasi farmasi dan mengarsipkannya dengan rapi. Pada buku agenda, surat-surat yang masuk
dicatat: tanggal, asal surat, isi ringkas dan sebagainya. -
Mencatat surat-surat yang keluar dari Instalasi Farmasi dan menyampaikan ke alamat yang dituju dengan pertanggung jawaban yang jelas dan
mengarsipkannya. -
Mengarsipkan data-data pegawai di Instalasi Farmasi. -
Membalas surat yang masuk ke Instalasi Farmasi. -
Mengatur mutasi pegawai di Instalasi Farmasi bekerja sama dengan staf yang lain.
- Mengarsip resep dan kuitansi penjualan resep
- Mengurus permintaan keperluan rumah tangga di Instalasi Farmasi
misalnya AC 2. Akuntansi, Laporan dan Statistik
Universitas Sumatera Utara
Tugasnya antara lain : -
Mencatat semua data-data pengeluaran dan pemasukan obat-obatan, dan alat kesehatan habis pakai dalam suatu pola administrasi yang sesuai
dengan kebutuhan Instalasi Farmasi. -
Melakukan pemeriksaan silang cross chek dengan gudang dan sub instalasi distribusi setiap bulan dan menyesuaikannya dengan Kartu
Administrasi Persediaan Farmasi yang dapat dilihat pada lampiran. -
Membuat laporan bulanan penjualan obat-obatan yang terjual melalui resep setiap bulan.
- Membuat laporan pengeluaran obat-obatan, alat kesehatan alat kedokteran
yang dikeluarkan Instalasi Farmasi dalam bentuk laporan tahunan. -
Menyesuaikan jumlah uang hasil penjualan dengan kuitansi penjualan resep yang akan disetor ke Bagian Keuangan Rumah Sakit setiap hari.
- Neraca rugi laba dibuat dengan mengumpulkan data dari semua bagian
tiap akhir tahun. Berdasarkan data yang dikumpulkan tersebut dapat diketahui Persediaan akhir setiap bulan dan setiap tahun. Harga Pokok
Penjualan HPP kemudian dapat dihitung dengan menambahkan persediaan awal tahun dengan pembelian barang selama setahun lalu
dikurangi dengan persediaan akhir tahun. Semua dana yang keluar dan masuk direkapitulasi. Kemudian dihitung rugi labanya setiap tahun. Dari
hasil tersebut dilakukan evaluasi. Sub Instalasi Administrasi membuat, mengatur dan mengevaluasi
perhitungan unit cost. Pada prinsipnya seluruh perbekalan farmasi yang
Universitas Sumatera Utara
didistribusikan harus dapat dikembalikan dananya, misalnya melalui prinsip unit cost.
Unit cost adalah biaya yang dikeluarkan oleh IFRS untuk keperluan pemeriksaan, perawatan, dan tindakan medis bagi pasien, yang dalam
penggunaannya tidak dapat ditentukan jumlah satuannya seperti reagen, kapas, plester dan lain-lain. Penentuan besarnya biaya unit cost untuk pasien rawat jalan,
operasi dan rawat inap dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
a. Pasien rawat jalanoperasi