Struktur Organisasi Pasien Umum Pasien Askes Pasien JamkesmasMedan Sehat

BAB III TINJAUAN KHUSUS BADAN PELAYANAN KESEHATAN RUMAH SAKIT UMUM Dr. PIRNGADI MEDAN 3.1. Kilas Sejarah Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan didirikan pada tanggal 11 Agustus 1928 oleh Pemerintah Kolonial Belanda dengan nama GEMENTA ZIEKEN HUIS yang peletakan batu pertamanya dilakukan oleh seorang anak berumur 10 tahun bernama Maria Constanta macky anak dari Walikota Medan saat itu dan sebagai Direktur Dr. W. Bays. Dengan masuknya Jepang ke Indonesia rumah sakit ini diambil dan berganti nama dengan SYURITSU BYUSONO INCE dan sebagai direktur dipercayakan kepada putra Indonesia Dr. Raden Pirngadi Gonggo Putra yang akhirnya ditabalkan menjadi nama rumah sakit ini. BPK RSU Dr. Pirngadi Medan adalah rumah sakit kelas B Pendidikan yang mempunyai fasilitas dan kemampuan medis spesialis dasar, spesialis luas dan beberapa subspesialis. BPK RSU Dr. Pirngadi Medan terletak di Jl. Prof. H. M. Yamin, kelurahan Perintis Kemerdekaan kecamatan Medan Timur. Kepegawaian BPK RSU Dr. Pirngadi Medan meliputi tenaga medis, apoteker, tenaga keperawatan, tenaga gizi, tenaga non medis dan tenaga umum.

3.2. Struktur Organisasi

Badan Pelayanan Kesehatan BPK RSU Dr. Pirngadi Medan dipimpin oleh seorang Kepala Badan Pelayanan Kesehatan Ka. BPK yang dalam Universitas Sumatera Utara melaksanakan tugasnya dibantu oleh 1 orang sekretaris dan 5 orang Kepala Bidang Kabid yaitu: 1. Kepala Bidang Perencanaan dan Rekam Medik 2. Kepala Bidang Pelayanan Medis dan Penunjang Medis 3. Kepala Bidang Keperawatan 4. Kepala Bidang Pendidikan dan Penelitian 5. Kepala Bidang Pemeliharaan Selain itu ada juga Kelompok Jabatan Fungsional yang terdiri dari Staf Medik Fungsional dan Instalasi yang bertanggung jawab kepada Kepala BPK RSU Dr. Pirngadi Medan. Salah satu instalasi tersebut adalah Instalasi Farmasi yang bertugas mengatur dan menyelenggarakan semua kegiatan kefarmasian di rumah sakit.

3.3. Instalasi Farmasi BPK RSU Dr. Pirngadi Medan

Instalasi Farmasi BPK RSU Dr. Pirngadi Medan merupakan salah satu unit fungsional yang dipimpin oleh seorang apoteker dan dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab secara langsung kepada Kepala BPK RSU Dr. Pirngadi Medan.

3.3.1. Sub Instalasi Perbekalan

Sub Instalasi Perbekalan Instalasi Farmasi dipimpin oleh seorang apoteker dan bertugas untuk membantu dan menunjang fungsi Instalasi Farmasi Rumah Sakit dalam hal perencanaan, pengadaan, dan penyimpanan perbekalan farmasi sesuai kebutuhan rumah sakit. Universitas Sumatera Utara Sub Instalasi Perbekalan dibagi 2 bagian, yaitu : a. Unit Perencanaan dan Pengadaan Unit Perencanaan dan Pengadaan mempunyai tugas yaitu: • Merencanakan seluruh kebutuhan rumah sakit akan perbekalan farmasi dan alat kesehatan yang didasarkan atas data pemakaian periode yang lalu, sisa stok, siklus penyakit dan kemudian ditambahkan sebesar 10. • Memesan dan menyediakan permintaan perbekalan farmasi untuk kebutuhan rumah sakit. Unit perencanaan dan pengadaan melakukan pemesanan kebutuhan bahan- bahan obat dan alat kesehatan untuk stok selama 1 bulan berdasarkan permintaan dari gudang, kecuali ada permintaan khusus yang mendesak. Prinsip pengadaan perbekalan farmasi yaitu tersedianya seluruh kebutuhan perbekalan farmasi dengan jenis dan jumlah yang memadai. Proses pengadaan kebutuhan perbekalan farmasi dapat dijelaskan melalui tahap berikut: • Sub instalasi distribusi meminta barang ke gudang dengan menyerahkan formulir B2 Formulir Daftar Permintaan dan Pengeluaran farmasi. Jika barang yang diminta hampir habis dilihat dari kartu stok gudang dan buku permohonan pembelian dari gudang maka gudang meminta perbekalan farmasi ke bagian perencanaan memakai buku permohonan pembelian barang. • Unit pengadaan memesan perbekalan farmasi dengan menggunakan surat pesananorder pembelian kepada PBF setelah disetujui dan ditandatangani oleh Kepala Instalasi Farmasi dan direktur rumah sakit. Untuk obat Askes, surat pesanan ditandatangani oleh Kepala Instalasi Farmasi dan disetujui Universitas Sumatera Utara oleh direktur rumah sakit dan PT. Askes. Pemesanan obat-obat Askes sesuai dengan yang terdaftar di DPHO Daftar Plafon Harga Obat dan kepada PBF yang telah ditentukan. • Untuk pengadaan obat golongan narkotika seperti codein, petidin dan psikotropika seperti diazepam, luminal dilakukan oleh unit pengadaan menggunakan form N-9 kepada PT. Kimia Farma. • Barang pesanan kemudian diantar oleh PBF ke gudang dengan membawa faktur pembelian. Oleh petugas unit gudang barang diperiksa kesesuaiannya dengan faktur dan surat pesanan, meliputi : jenis, jumlah, tanggal kadaluarsa, nomor batch, dan kondisi barang. Barang yang diterima dibukukan pada Buku Barang Masuk dan Kartu Stok, kemudian farktu ditandatangani oleh unit gudang dan kepala gudang farmasi. Jika barang yang diterima tidak sesuai dengan faktur maka barang akan dikembalikan. • Bila obat sudah diantar, maka pihak PBF membuat tagihan dengan melengkapi berkas-berkas yaitu: kuitansi, faktur, order pembelian, SSP PPN, SSP PPh yang dibuat masing-masing rangkap lima. Unit pengadaan memeriksa apakah surat pesanan dengan faktur barang masuk sudah sesuai. Jika semua berkas tagihan sudah sesuai dan sudah disetujui direktur maka bendahara dapat membayar sesuai dengan kuitansi tagihan. b. Unit Gudang Unit gudang bertugas menerima, menyimpan dan menyalurkan perbekalan farmasi, yang dikelompokkan menjadi 2 bagian yaitu: 1. Gudang obat-obatan Universitas Sumatera Utara Bertugas menerima, menyimpan dan menyalurkan perbekalan farmasi misalnya sediaan parenteral, sediaan oral, sediaan topikal dan lain-lain. Gudang obat-obatan terbagi dua yaitu gudang obat Askes dan gudang obat swakelola. Penyusunan obat-obatan dilakukan berdasarkan bentuk sediaan dan diurutkan berdasarkan abjad. 2. Gudang alat kesehatan habis pakai. Bertugas menerima, menyimpan dan menyalurkan perbekalan farmasi seperti alat-alat kesehatan habis pakai contohnya plester, kapas, infus set, dan lain-lain. Bahan-bahan cairan contohnya alkohol, formalin, hidrogen peroksida, juga disimpan di gudang alat kesehatan habis pakai. Pihak gudang mencatat dan meminta perbekalan farmasi yang persediaannya hampir habis ke unit pengadaan setiap 1 bulan sekali yang ditulis dalam lembar Permohonan Pembelian Barang Medis Formulir P.1 hal 57 rangkap dua. Akan tetapi pada keadaan tertentu, permintaan perbekalan Farmasi ke pengadaan dapat dilakukan lebih dari satu kali dalam satu bulan. Setelah Permohonan Pembelian Barang Medis dikirim ke pengadaan, maka pengadaan membuat order pembelian ke PBF, kemudian PBF mengantar barang yang diorder disertai dengan faktur rangkap 7, yang ditujukan untuk: - Satu lembar untuk gudang - Satu lembar untuk pengadaan, faktur untuk pengadaan harus mendapat stempel dari gudang. - Lima lembar untuk pembayaran. Oleh petugas gudang, barang diperiksa kesesuaiannya dengan faktur dan surat pesanan meliputi: jenis, jumlah, tanggal kadaluarsa, nomor batch, kondisi Universitas Sumatera Utara barang. Apabila telah sesuai maka barang tersebut dicatat pada buku barang masuk beserta potongan harganya, kemudian dicatat kembali pada kartu gudang. Keluar masuknya perbekalan farmasi dari gudang harus dicatat dalam Buku Besar Barang Masuk dan Barang Keluar kemudian dicatat dalam kartu stock gudang. Gudang mengeluarkan barang berdasarkan permintaan dari sub Instalasi Distribusi dengan menggunakan Formulir B2 Daftar Permintaan dan Pengeluaran Farmasi. Penyimpanan dan pengeluaran perbekalan farmasi berdasarkan prinsip FIFO First In First Out dan FEFO First Expired First Out. Obat narkotika disimpan di dalam lemari khusus di gudang alat kesehatan sedangkan obat psikotrofika disimpan di gudang obat. Obat-obat yang penyimpanannya pada suhu tertentu seperti serum, vaksin dan supositoria disimpan dalam lemari pendingin. Setiap akhir bulan petugas gudang membuat laporan sisa stok dan menghitung jumlah dan kondisi perbekalan farmasi obat dan alat kesehatan.

3.3.2. Sub Instalasi Distribusi

Sub Instalasi Distribusi di BPK RSU Dr. Pirngadi Kota Medan dipimpin oleh seorang apoteker. Distribusi obat dan alat kesehatan perbekalan farmasi merupakan fungsi utama pelayanan farmasi rumah sakit. Hal terpenting yang harus diperhatikan adalah menjamin pemberian obat yang benar dan tepat kepada pasien sesuai dengan dosis dan jumlah yang tertulis pada resepkartu obat. Sistem distribusi perbekalan farmasi untuk pasien rawat jalan dan pasien rawat inap dilakukan berdasarkan resep perorangan Individual Prescription. Untuk pasien rawat inap ASKES, Jamkesmas, Medan Sehat dilakukan berdasarkan One Day Universitas Sumatera Utara Dose Dispensing ODDD. Namun untuk memenuhi permintaan perbekalan farmasi pada sore dan malam hari emergency dilakukan sistem floor stock. One Day Dose Dispensing ODDD merupakan sistem distribusi sesuai dengan jumlah yang ditetapkan untuk satu hari pemakaian. Sistem ini melibatkan apoteker dalam memonitor penyampaian seluruh perbekalan farmasi kepada pasien sehingga penggunaan obat yang rasional dan efektif dapat tercapai. Secara umum sistem pemasukan dan pengeluaran perbekalan farmasi pada sub instalasi distribusi adalah sebagai berikut: • Sub Instalasi Distribusi meminta perbekalan farmasi ke gudang berdasarkan besarnya kebutuhan rumah sakit dan keadaan stok barang setiap minggu melalui formulir B2 Daftar Permintaan dan Pengeluaran Farmasi. • Sub instalasi distribusi menerima barang dari gudang dan menyalurkannya ke ruang rawat, ruang bedah, ruang rawat intensif, poliklinik, pasien dan pasien ambulatori Daftar Permintaan dan Penggunaan Farmasi, kartu obat, resep. Sistem pengawasan terhadap pemasukan dan pengeluaran barang ke dan dari sub instalasi distribusi dilakukan dengan cara cross check dengan pihak sub instalasi administrasi setiap bulan. Pelaksanaan pendistribusian perbekalan farmasi dilakukan melalui : a. Pelayanan farmasi pasien ASKES rawat inap, JamkesmasMedan sehat rawat inap dan rawat jalan b. Pelayanan farmasi pasien umum rawat inap dan rawat jalan c. Apotek satelit Instalasi Gawat Darurat IGD d. Apotek Satelit Central Operation Theatre COT e. Distribusi ruang perawatanpoliklinik Universitas Sumatera Utara

3.3.2.1. Pelayanan Farmasi Rawat Jalan

Pelayanan farmasi rawat jalan melayani pasien umum, pasien Jamkesmas Medan Sehat. Permintaan obat dengan menggunakan resep. Pasien umum ini berasal dari poliklinik seperti poliklinik paru, mata, gigi, neurology, obgyn, dan lain-lain. a. Prosedur pelayanan farmasi pasien umum rawat jalan: 1. Pasien memberi resep kepada asisten apoteker. 2. Resep diberi harga dan diinformasikan kepada pasien. Jika pasien setuju maka obat segera disiapkan. 3. Obat diserahkan beserta kuitansi rangkap dua dimana lembar asli diberikan pada pasien dan lembar copy sebagai pertinggal di apotek. 4. Resep asli dan kuitansi disimpan pihak apotek untuk diserahkan ke bagian administrasi agar diperiksa kembali dan diarsipkan. Nomor resep sesuai dengan nomor kuitansi. Uang yang diterima akan diambil oleh juru pungut keesokan harinya. b. Prosedur pelayanan farmasi pasien JamkesmasMedan Sehat rawat jalan: 1. Pasien JamkesmasMedan Sehat setelah dari poliklinik datang ke pelayanan farmasi rawat jalan 2. Pasien memberikan resep kepada petugas farmasi dan memeriksa kelengkapan resep dan syaratnya seperti: a. Medan Sehat: Resep rangkap dua putih, merah jambu, KTP, kartu keluarga, SJP Surat Jaminan Perawatan dan protokol hasil laboratorium. Universitas Sumatera Utara b. Jamkesmas: Resep rangkap dua putih, merah, SJP Surat Jaminan Perawatan, kartu Jamkesmas, Protokol hasil laboratorium contoh : obat-obat epilepsi seperti phenytoin. 3. Petugas farmasi memberikan nomor antrian kepada pasien dan mencatat bukti nomor antrian. 4. Apoteker sebagai tim legalisasi memeriksa kerasionalan obat yang tertera dalam resep. 5. Petugas farmasi mempersiapkan obat yang sesuai dengan resep yang telah disetujui oleh tim legalisasi. 6. Obat diserahkan kepada pasien sesuai dengan nomor antrian. 7. Pasien menerima obat dan menandatangani bukti penerimaan obat dan petugas farmasi memberikan informasi cara pemakaian obat. 8. Resep yang masuk diarsipkan dan dibuat penagihannya.

3.3.2.2. Persyaratan Pasien Rawat Inap

Pelayanan farmasi rawat inap melayani pendistribusian obat untuk pasien umum, JamkesmasMedan Sehat, Askes.

a. Pasien Umum

Pasien umum adalah pasien yang tidak terdaftar sebagai pasien Askes, JamkesmasMedan Sehat dan seluruh biaya pengobatan ditanggung oleh pasien sendiri. • Perawatkeluarga pasien membawa kartu obat ke pelayanan farmasi rawat inap • Obat yang terdapat di kartu obat disalin kembali pada blanko copy resep. Obat tersebut diberi harga, diinformasikan harganya kepada pasien, Universitas Sumatera Utara disiapkan obatnya, distempel, diberi etiket, dikemas lalu diserahkan ke bagian kasir agar dibuat kuitansi rangkap dua. • Obat diserahkan kepada perawatkeluarga pasien atau obat yang dipesan diantar ke ruangan beserta kuitansi asli dan dilakukan penagihan biaya obat langsung kepada pasien atau keluarga pasien Sedangkan lembar copy kuitansi beserta copy resep sebagai pertinggal di apotek. Kartu obat diserahkan kepada perawat kembali dan setelah pasien pulang disimpan ke bagian administrasi Instalasi Farmasi Rumah Sakit. Jika pasien belum memiliki dana yang cukup, maka biaya obat atau resep dimasukkan ke opname brief dilanjutkan ke pihak Rumah Sakit agar ditagih sewaktu pasien keluar dari Rumah Sakit. Dan juru pungut Farmasi akan mengklaim biaya tersebut ke pihak Rumah Sakit. b. Pasien Askes, JamkesmasMedan Sehat Yang menjadi peserta Askes yaitu semua PNS Pegawai Negeri Sipil beserta keluarga yang meliputi istri dan 2 orang anak. Untuk anak maksimum sampai umur 21 tahun, kecuali masih kuliah bisa sampai umur 25 tahun dengan adanya surat keterangan masih aktif kuliah, sedangkan yang menjadi peserta Jamkesmas adalah semua anggota keluarga yang ada dalam satu kartu keluarga yang dinyatakan miskin oleh lurah setempat. Medan Sehat adalah semua penduduk kota Medan yang tidak terdaftar sebagai anggota Askes dan Jemkesmas dengan membawa kartu keluarga dan Kartu Tanda Penduduk KTP. Perawat datang membawa map pasien yang berisi kartu obat dan status pasien yang telah disetujui oleh Bidang Pelayanan Medis. Berkas tersebut dibawa Universitas Sumatera Utara perawat ke Tim Legalisasi resep. Resep dicek kerasionalannya dengan merujuk pada status pasien dan kartu obat. • Setelah resep diperiksa dan disetujui oleh Tim legalisasi, perawat membawa kembali resep tersebut ke petugas untuk distempel nama apoteker Tim legalisasi. • Perawat membawa kartu obat ke pelayanan farmasi rawat inap. • Karena kartu obat diserahkan kepada perawat, maka nama obat disalin kembali pada blanko copy resep, disiapkan obatnya, distempel, diberi etiket, dikemas, dibuat kuitansi dan diserahkan kepada perawat. Untuk pasien tersebut dilayani perbekalan farmasinya seperti pasien umum tetapi tidak dipungut bayaran dari pasien. Pengklaiman dilakukan pada bagian keuangan BPK RSU Dr. Pirngadi Medan. Pemakaian obat golongan narkotika untuk pasien rawat inap dicatat ke Formulir Pemakaian Golongan Obat Narkotika yang ditandatangani oleh dokter yang bersangkutan. Karena kartu obat pasien dikembalikan ke ruangan maka ditulis formulir sementara sebagai bukti pertinggal di sub instalasi distribusi untuk keperluan administrasi dan pelaporan narkotika. Dimana pada Formulir Pemakaian Golongan Obat Narkotika tertera nama pasien, alamat pasien, nomor rekam medik pasien, ruang rawat, nama dokter, jumlah dan jenis narkotika yang digunakan.

3.3.2.3. Sistem Pelayanan Farmasi Rawat Inap 1.

Askes Pelayanan Askes rawat inap melayani pasien disemua unit pelayanan dan ruang rawat. Pelayanan obat yang diberikan kepada pasien Askes sesuai dengan Universitas Sumatera Utara yang tercantum dalam DPHO Daftar Plafon Harga Obat. Pelayanan obat Askes rawat inap menggunakan sistem ODDD One Day Dose Dispensing, obat oral yang ditulis dalam resep maksimum untuk tiga hari dan pelayanan ke pasien diberikan untuk pemakaian setiap hari. Untuk obat injeksi, resep ditulis dan diberikan ke pasien per hari. Untuk resep alat kesehatan ditulis terpisah dari resep obat dan resep alat kesehatan langsung dilayani, namun resep obat harus disetujui oleh Tim Legalisasi terlebih dahulu. Setiap obat yang diberikan kepada pasien dicatat dalam formulir Catatan Pemberian Obat CPO. Resep untuk hari Minggu disiapkan sekaligus pada hari Sabtu. Sistem floor stock diberlakukan untuk mengantisipasi keadaan darurat, misalnya pada waktu sore dan malam hari. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melayani resep Askes: 1. Kertas resep rangkap tiga. 2. Periksa status pasien. 3. Dalam satu lembar resep maksimum tiga obat. 4. Ditandatangani oleh dokter dan kepala ruangan di sebelah kanan. 5. Ditandatangani oleh Tim legalisasi resep Askes. 6. Ada jaminan rawatan. 7. Bila anak sudah berumur 21-25 tahun harus ada surat keterangan masih aktif kuliah. 8. Obat yang diresepkan sesuai dengan DPHO. 9. Jumlah obat yang diberikan maksimum 3 hari. 10. Obat-obat yang memerlukan protokol terapi yaitu obat-obat yang pemakaiannya secara khusus misalnya : albumin maka protokol terapinya harus dicantumkan. Universitas Sumatera Utara 11. Pasien yang baru masuk pada sore dan malam hari dilayani di pelayanan farmasi IGD dengan menggunakan resep dan kartu obat hanya untuk satu kali pemakaian, kemudian pada hari kerja berikutnya dibuat CPO Catatan Pemberian Obat dan obat diambil ke pelayanan farmasi Askes rawat inap. Untuk obat yang perlu protokol terapi dan atau obat-obat lain yang resepnya belum memenuhi syarat di atas tetap dapat dilayani, namun perawat pasien tersebut perlu membuat surat pernyataan pada formulir yang sudah disediakan. Pengklaiman diajukan ke PT. Askes untuk pasien Askes pegawai negeri ke rumah sakit pada akhir bulan berdasarkan jumlah pemakaian obat per pasien yang dapat dilihat pada CPO dengan melampirkan: • Resep pasien, protokol terapi, hasil lab jika perlu. • Catatan Pemberian Obat CPO pasien • Surat jaminan perawatan pasien

2. JamkesmasMedan Sehat

Pelayanan JamkesmasMedan Sehat rawat inap melayani pasien di semua unit pelayanan dan ruang rawat yang ditentukan adalah khusus kelas 3. Pelayanan obat yang diberikan kepada pasien JamkesmasMedan Sehat berdasarkan formularium yang ditetapkan. Pelayanan obat JamkesmasMedan Sehat rawat inap menggunakan sistem ODDD One Day Dose Dispensing, obat oral yang ditulis dalam resep maksimum untuk tiga hari dan pelayanan ke pasien diberikan untuk pemakaian setiap hari. Untuk obat injeksi, resep ditulis dan diberikan ke pasien per hari. Untuk resep alat kesehatan ditulis terpisah dari resep obat dan resep alat kesehatan langsung dilayani, namun resep obat harus disetujui oleh Tim Legalisasi terlebih Universitas Sumatera Utara dahulu. Setiap obat yang diberikan kepada pasien dicatat dalam formulir Catatan Pemberian Obat CPO. Resep untuk hari Minggu disiapkan sekaligus pada hari Sabtu. Sistem floor stock diberlakukan untuk mengantisipasi keadaan darurat, misalnya pada waktu sore dan malam hari.

3.3.2.4. Pelayanan Farmasi di Instalasi Gawat Darurat IGD

Pelayanan farmasi di IGD dipimpin oleh seorang apoteker. Pelayanan farmasi IGD buka 24 jam, dilayani oleh petugas yang dibagi atas 3 shift yaitu pagi, siang dan malam hari serta dilakukan serah terima barang dan uang setiap pergantian shift. Pengadaan barang dari unit gudang dengan membawa Formulir B2 Permintaan dan Pengeluaran Farmasi. Tugas dan fungsi dari pelayanan farmasi IGD : 1. Melayani perbekalan farmasi untuk pasien yang masuk ke IGD, yaitu pasien umum, pasien Askes, pasien JamkesmasMedan Sehat, MrMs.X dan pasien demam berdarah. Prosedur pelayanan farmasi di IGD:

a. Pasien Umum

• Dokter menulis perbekalan farmasi yang diperlukan oleh pasien di kartu obat. • Perawat IGD membawa kartu tersebut ke pelayanan farmasi IGD. • Petugas pelayanan farmasi IGD memberikan perbekalan farmasi yang diminta dan menagih pembayarannya kepada keluarga pasien. Pembayaran langsung di apotek IGD, dibuat kuitansi, kuitansi asli diberikan kepada pasien dan satu rangkap lagi sebagai pertinggal di apotek. Universitas Sumatera Utara • Jika keluarga pasien tidak membawa uang, total biaya pemakaian perbekalan farmasi dicatat pada Opname Brief OB dan Nomor OB dicatat oleh petugas farmasi. Kalau pasien mau pulang, pembayaran perbekalan farmasi tersebut dipungut di ruangan.

b. Pasien Askes

• Dokter menulis perbekalan farmasi yang diperlukan pada resep sementara. • Resep disesuaikan dengan DPHO • Petugas farmasi memberikan perbekalan farmasi tersebut. • Setelah pasien diberi perbekalan farmasi tersebut, dokter menulisnya di blanko resep Askes rangkap tiga dan ditandatangani oleh dokter, kepala ruangan dan oleh Tim legalisasi. Persyaratan yang harus dipenuhi yaitu membawa kartu Askes.

c. Pasien JamkesmasMedan Sehat

• Dokter menulis perbekalan farmasi yang diperlukan pada resep sementara. • Resep ditulis seesuai dengan Formularium obat • Petugas farmasi memberikan perbekalan farmasi tersebut • Setelah pasien diberi perbekalan farmasi tersebut, dokter menulisnya di blanko resep Askes rangkap tiga dan ditandatangani oleh dokter, kepala ruangan dan oleh Tim legalisasi.

d. Pasien MrMs. X