Dasar Teori Perumusan Masalah

Gempa bumi telah banyak menelan korban jiwa, kerugian materil dan imateril. Di Indonesia, sejak tahun 2004 telah terjadi beberapa kali gempa besar, yaitu gempa Aceh disertai tsunami tahun 2004 M w = 9,2, gempa Nias tahun 2005 M w = 8,7, gempa Yogya tahun 2006 M w = 6,3, dan gempa Padang tahun 2009 M w = 7,6. Pencegahan kerusakan bangunan akibat gempa dapat dilakukan melalui proses perencanaan disertai pelaksanaan konstruksi yang baik dengan memperhitungkan tingkat beban gempa rencana. Beban gempa merupakan salah satu beban yang diperhitungkan dalam perencanaan struktur bangunan sesuai SNI 03-1726-2010. Umumnya, beban gempa dihitung dengan analisis gaya lateral ekivalen menggunakan respon spektra sesuai zona atau wilayah dimana bangunan tersebut berada. Respon Spektra merupakan suatu plot yang menunjukkan respon maksimum yang ditimbulkan oleh getaran bumi pada berbagai frekuensi natural suatu sistem berderajat tunggal. Pembuatan respon spektra membutuhkan data percepatan tanah yang terjadi akibat gempa atau yang biasa disebut rekaman gempa. Rekaman gempa dapat kita peroleh melalui website Pacific Earthquake Engineering Research Center http:ngawest2.berkeley.edu .

1.2 Dasar Teori

Gempa merupakan efek dari interaksi lempeng-lempeng yang ada pada kerak bumi. Saat terjadi gempa, maka pelepasan energi yang merambat ke permukaan tanah dalam bentuk getaran terjadi secara cepat. Getaran pada permukaan tanah ini disebut ground motion . Bagaimana pergerakan ground motion dapat diketahui dari rekaman gempa yang tercatat pada alat pencatat gempa. Rekaman gempa biasanya berbentuk riwayat waktu time history terhadap percepatan, kecepatan dan perpindahan ground motion . Dalam analisis dinamika struktur, terdapat karakeristik dari getaran tanah ground motion akibat gempa, yaitu: 1 nilai puncak dasar dari getaran tanahamplitudo, meliputi: percepatan puncak dasar peak ground acceleration PGA; kecepatan puncak dasar peak ground velocity PGV; perpindahan puncak dasar peak ground displacement PGD, 2 kandungan frekuensi frequency content , dan 3 durasi getaran kuat strong motion duration SMD. Dalam pemilihan rekaman gempa untuk analisa riwayat waktu time history , parameter yang sering digunakan adalah magnitudo gempa, jarak sumber gempa terhadap lokasi rekaman gempa dicatat, kondisi tanah setempat, dan tipe gempa. Durasi getaran kuat SMD tidak termasuk dalam parameter pemilihan rekaman gempa. Umumnya terdapat empat pengertian dari strong motion duration SMD, yaitu: 1 bracketed duration , 2 uniform duration , 3 significant duration , dan 4 effective duration . Pada tugas akhir ini, penyusun tertarik untuk mengkaji pengaruh SMD terhadap respon struktur bangunan. Penyusun menggunakan pengertian significant duration dalam menganalisa pengaruh durasi getaran kuat strong motion duration terhadap respon struktur bangunan. Gambar 1.2 Significant duration Sumber : Bommer and Martinez-Pereira, 1999

1.3 Perumusan Masalah

Dalam tugas akhir ini, penulis akan mengkaji pengaruh SMD rekaman gempa yang berbeda-beda menggunakan rekaman gempa asli yang dicocokan matching dengan respons spektra desain kemudian diskalakan pada PGA site kemudian membandingkan respons yang terjadi pada bangunan menggunakan software SAP2000.

1.4 Tujuan