Analisis pengaruh ukuran perusahaan, struktur aktiva dan profitabilitas terhadap struktur model pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa efek Indonesia
1 ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, STRUKTUR AKTIVA
DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh : WULANDARI NIM : 203081001849
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
(2)
2
ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, STRUKTUR AKTIVA DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-syarat Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
WULANDARI NIM : 203018001849 Tim Penguji Ujian Skripsi
Penguji I Penguji II
Prof. Dr. Ahmad Rodoni Amalia, MSM
NIP. 1969 0203 2001121 003 NIP. 1974 0821 2009011 005
Penguji Ahli I Penguji Ahli II
Prof. Dr. Abdul Hamid. MS Herni Ali HT, SE., MM NIP. 1957 0617 198503 1 002
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
(3)
3 Hari ini Kamis tanggal 11 Bulan November Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Wulandari NIM : 203018001849 dengan judul Skripsi “ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN,
STRUKTUR AKTIVA DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA”
Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 10 Desember 2010
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Indoyama Nasarudin, SE, MAB Suhendra, S.Ag,
MM
(4)
4
Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM Penguji Ahli
(5)
5 CURRICULUM VITAE
Data Pribadi
Nama : Wulandari
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat dan Tanggal Lahir : Jakarta, 05 Juni 1985
Alamat : Jl. Kapitan 1 N0. 95 Rt.01 Rw.04 Cimanggis, Depok
Telepon : (021) 9495 1199 / 9989 0443
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Pendidikan
1997 SDN 1 GUNAN
2000 SLTPN 1 SLOGOHIMO 2003 SMUN 2 WONOGIRI
2010 UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYAHID JAKARTA Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Konsentrasi Keuangan
Pengalaman Kerja
1. PT. ASRI SATYA YAWISA 2. PT. Mc. DONALD INDONESIA
(6)
6
ABSTRACT
Thesis title “Analysis of Effect Company Size, Structure of Assets and
Profitability of Capital Structure on Food and Drink Industries Company
Registered in Indonesia Stock Exchange”
Strata One (S1), Social Sciences Faculty of Economics and Management Departement of Finance Concetration, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta.
This study aims to analysis the influence of company size, structure of assets and profitability on the capital structure. To obtain the data from these variables, taken from financial statement of the food and beverage company listed on the Indonesia Stock Exchange in 2007 – 2009 with purposive sampling technic and has been disclosed to the public, secondary data that can support the research. As for the method of analysis and test hypothesis using multiple linier regression.
From the result of this research is the coefficient of determination (R square) of 42,7% and the values that have been adjusted coefficient of determination (Adjusted R square) for 32,1%, can be concluded that company size, assets structure and profitability effect on capital structure of 32,1%., while the remaining amount 0f 57,9% influenced by other variables that are not included in this study.
(7)
7 ABSTRAK
Judul Skripsi “Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Struktur Aktiva dan
Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Industri Makanan dan
Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh ukuran perusahaan, struktur aktiva dan profitabilitas terhadap struktur modal. Untuk memperoleh data dari variable tersebut, diambil dari laporan keuangan perusahaan industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2007 – 2009 dengan tehnik purposive sampling dan telah diungkapkan ke publik, data sekunder yang dapat mendukung penelitian. Sedangkan untuk metode analisis dan uji hipotesis menggunakan regresi linier berganda.
Dari hasil penelitian dapat diketahui nilai koefisien determinasi (R square) sebesar 42,7% dan nilai koefisien determinasi yang sudah disesuaikan (Adjusted r Square) sebesar 32,1% dapat disimpulkan bahwa Ukuran Perusahaan, Struktur Aktiva dan Profitabilitas berpengaruh 32,1% terhadap Struktur Modal, sedangkan sisanya 57,9% dipengaruhi oleh variable lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
(8)
8
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, pemilik
bumi, langit serta isinya, yang menurunkan Al Qur’an petunjuk hidup yang
sempurna bagi seluruh manusia. Salam serta Shalawat atas Nabi Muhammad SAW, penutup para nabi dan Rasul yang diutus dengan sebaik-baik agama dan
umatnya bagi seluruh alam, serta bagi bagi para keluarga, sahabat, tabi’in dan tabi’at serta para ilmuwan Islam yang sangat mempengaruhi perkembangan sains
dan teknologi abad ini, pejuang islam yang telah memperkenalkan Indonesia akan agama yang haq, sehinggamanis iman dan islam dapat kita rasakan. Tak lupa salam bagi saudara-saudaraku di belahan bumi mana saja yang sedang memperjuangkan hak-nya, hidupnya, dan syariat mulia agama ini. Semoga kita ditetapkan selalu dalam kebenaran selamanya.
Hanya dengan Qudrat dan Iradat Allah sajalah, penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan. Dalam penyusunan skripsi ini, banyak sekali pihak yang membantu. Oleh karena itu, peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Allah SWT atas segala Rahmat dan Hidayah-Nya atas segala petunjuk dan ilmu-Nya, atas segala pelajaran dan pengajaran hidup, atas segala sejarah dimana diri ini menjadi tahu untuk berpijak, serta kasih saying untuk hamba-Nya yang tak akan pernah habis. Rasulullah atas segala perjuangan dan keteladannya sehingga diri ini tahu harus seperti apa.
2. Orangtuaku tercinta, terimakasih telah mengorbankan waktu dan sabar dalam mendidik kami. Kakaku tercinta atas segala dukungan dan segala hal yang telah dilakukan juga kesabarannya. Maafin selalu ngrepotin dan tidak pernah bias membalas semuanya, nanti Allah yang membalas ya.
3. Mujahidku tercinta, terimakasih telah mengorbankan segala hal, terimakasih atas perhatian, kesabaran, pengorbanan, cinta dan kasih sayangnya. Insya Allah aku akan berusaha menjadi yang terbaik buatmu. Jundi kecilku, gadis cantikku maafin bunda yang sering meninggalkanmu, maafin bunda yang kadang kurang sabar, terimakasih karena kamu bunda semangat melakukan
(9)
9 semuanya. Insya Allah ke depan kita bias selalu bersama dan bias meraih semuanya.
4. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM dan Ibu Amalia, SE, MM selaku dosen pembimbing I dan II yang telah memberikan arahan dalam penyusunan skripsi, terimakasih atas segala bantuan dan bantuannya.
5. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial.
6. Seluruh akademisi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial. Mbak Ani, Bu Heni, mas Azis dan semuanya yang tidak dapat disebutkan satu persatu terimakasih banyak.
7. Teman – teman seperjuangan, Meta Lidyawati terimakasih atas pinjaman Notebooknya sehingga skripsinya cepat selesai, yang semangat yak arena
Allah ga’ akan menyia-nyiakan usaha kita, terimakasih atas segala bantuannya. Meidi Chandra terimakasih sudah memberi semangat. Buat Mbak Rieka maaf Wulan lama tidak kasih kabar, terimaksih atas segala hal yang telah dilakukan. Buat Hendrix, Miko, Ipank, Reni, Titis, Kak Dede, Intan, Ani Ruhaini, dll terimakasih banyak. Terutama seluruh saudara-saudaraku di seluruh dunia, penebar syariat islam, terimakasih sudah menjadi semangat hidup ini. Jazzakillah Khairan Katsiran.
Tentunya dalam penulisan skripsi ini, masih banyak kekurangannya, karena itu penulis menerima saran dan kritik yang membangun, demi terciptanya gairah keilmuan ini. Sedikit banyak semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.
Syukran. Desember, 2010
(10)
10
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Pengesahan Skripsi………..
Halaman Pengesahan Komprehensif………..
Daftar Riwayat Hidup……… i
Abstact……… ii
Abstrak……… iii
Kata pengantar……… iv
Daftar Isi………. vi
Daftar Tabel……… viii
Daftar Gambar……… ix
Lampiran………. X BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian……….. 1
B. Perumusan Masalah……… 9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian……….. 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Keuangan……… 11
1. Pengertian Manajemen Keuangan……… 11
2. Tanggung Jawab Manajer Keuangan………... 19
B. Pengertian Modal……… 12
C. Jenis jenis Modal………. 14
1. Modal Aktif……….. 15
2. Modal Pasif………... 15
D. Pengertian Struktur Modal……….. 16
E. Komponen-komponen Struktur Modal………... 18
1. Sumber Modal Sendiri……….. 19
2. Sumber Modal Asing……… 21
F. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal…... 24
(11)
11
H. Struktur Aktiva……… 30
I. Profitabilitas……… 33
J. Kajian Literatur Terdahulu……….. 37
K. Kerangka Berpikir………... 38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian……… 42
B. Metode Penentuan Sampel………... 42
C. Metode Pengumpulan Data……….. 44
D. Metode Analisis……… 44
1. Model Analisis Regresi Linier Berganda…………... 44
2. Uji Asumsi Klasik Regresi Linier Berganda……….. 45
3. Uji Hipotesis………... 48
4. Hipotesis………. 50
E. Operasional Variabel Penelitian……… 51
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian……….. 54
B. Analisa dan Pembahasan……….. 59
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan……… 85
B. Implikasi……… 85
C. Saran……….. 87
(12)
12
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Halaman
3.1. Daftar Perusahaan Industri Makanan dan Minuman di BEJ 43
4.1. Hasil Uji Multikolinieritas 70
4.2. Hasil Uji Autokorelasi Durbin Watson 72
4.3. Kesimpulan Hasil Uji Autokorelasi 72
4.4. Statistik Deskriptif 73
4.5. Hasil Regresi Berganda 74
4.6. Hasil Uji t-test 76
4.7 Hasil Uji F-hitung 79
(13)
13
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Halaman
4.1. Struktur Modal Perusahaan Makanan dan Minuman 60 4.2. Ukuran Perusahaan, Perusahaan Industri Makanan dan Minuman 63 4.3. Struktur Aktiva Perusahaan Industri makanan dan Minuman 65 4.4. Profitabilitas Perusahaan Industri Makanan dan Minuman 67
4.5. Normal Plot Y (struktur modal) 69
(14)
14
LAMPIRAN
Nomor Keterangan Halaman
1 Output Financial Report Tahun 2007 -2009 91
(15)
15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam masa pembangunan seperti saat ini, persaingan di dunia usaha baik di sektor industri maupun jasa semakin tajam. Hal ini menyebabkan setiap perusahaan berupaya untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Usaha yang dilakukan oleh perusahaan adalah menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan lingkungan ekonomi yang terjadi di dalam maupun di luar perusahaan.
Berubahnya kondisi lingkungan ekonomi banyak berpengaruh pada lingkungan usaha. Industri makanan dan minuman merupakan salah satu industri yang mempunyai eksistensi tinggi dan paling tahan terhadap perubahan kondisi lingkungan ekonomi. Hal ini dikarenakan adanya alasan yang menyebutkan bahwa tersedianya pasar yang besar dan anggapan bahwa produknya diperlukan oleh banyak orang, sehingga sangat dimungkinkan dalam kesehariannya masyarakat mengkonsumsi produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan industri makanan dan minuman. Untuk dapat bersaing dan tetap bertahan, perusahaan dihadapkan pada suatu persaingan yang mengharuskan perusahaan untuk lebih unggul dari pesaing-pesaingnya. Salah satu sektor pendukung untuk kelangsungan suatu industri adalah tersedianya dana. Perusahaan tidak hanya dituntut untuk menghasilkan produk yang bermutu dan memuaskan konsumen, tetapi juga harus mampu mengelola
(16)
16 keuangannya dengan baik. Setiap perusahaan harus bagus dalam keuangan. Ini berarti bahwa setiap perusahaan harus membuat keputusan investasi yang baik dan keputusan pendanaan yang baik pula. Keputusan investasi dan pendanaan yang unggul bisa membawa perusahaan-perusahaan ini selangkah lebih maju dari para pesaing mereka.
Mengambil keputusan pendanaan dan investasi yang baik adalah tugas utama manajer keuangan. Tugas pertama manajer keuangan adalah mengambil keputusan investasi. Keputusan investasi dimulai dengan identifikasi peluang investasi, yang sering disebut dengan proyek investasi modal. Jika nilai suatu proyek lebih besar dari nilai investasi yang diperlukan, maka proyek ini menarik secara financial. Tanggung jawab kedua manajer keuangan adalah menentukan keputusan pendanaan. Keputusan pendanaan dilakukan manajer dengan menggalang dana yang dibutuhkan perusahaan untuk membiayai investasi dan operasinya(Brealey dkk, 2008: 4-6). Manajer keuangan berkepentingan dengan penentuan jumlah aktiva yang layak dari investasi pada berbagai aktiva dan pemilihan sumber-sumber dana untuk membelanjai aktiva tersebut.
Pada umumnya setiap perusahaan seharusnya dapat memperlihatkan kebijakan dan keputusan yang akan diambil terutama dalam hal yang berkaitan dengan masalah keuangan. Keuangan memang peranan yang sangat penting dalam segala kegiatan operasional perusahaan, keuangan diibaratkan
“urat nadi” perusahaan. Manajemen keuangan merupakan manajemen
(17)
17 bagaimana memperoleh dana (raising fund) dan bagaimana menggunakan dana tersebut (allocation of fund).
Modal adalah salah satu faktor terpenting untuk mengoperasikan perusahaan. Perusahaan memerlukan dana atau modal yang digunakan untuk membiayai kegiatan operasional dan investasi jangka panjang. Sedangkan struktur modal merupakan sumber pembiayaan perusahaan yang bersifat permanent yang terdiri dari hutang jangka panjang (modal asing) dan modal sendiri.
Permasalahan modal merupakan salah satu yang sangat penting mengingat perusahaan akan dapat berjalan dan berkembang dengan baik apabila didukung dengan dana yang cukup sesuai kebutuhan yang diperlukan. Secara umum sebuah perusahaan dapat memenuhi kebutuhan dananya dari sumber intern maupun sumber ekstern. Sumber dana intern yaitu sumber dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri di dalam perusahaan,misalnya cadangan penyusutan, keuntungan tidak dibagi atau laba ditahan dan lain-lain. Sedangkan sumber dana ekstern adalah sumber dana yang berasal dari luar perusahaan dimana pemenuhannya berasal dari luar perusahaan ( Bambang Riyanto dalam Ahmad Rodoni dan Maratush Sholihah, 2006 : 22).
(18)
18 Perusahaan yang baik dalam bidang permodalan adalah apabila sebagian besar modal yang digunakan untuk investasi maupun operasional (modal kerja) berasal dari dana internal. Namun dengan keterbatasan sumber dana internal yang dimiliki, maka perusahaan dalam melakukan ekspansi untuk lebih berkembang harus mencari alternatif pendanaan yang berasal dari dana eksternal.
Pemenuhan dana dari sumber internal yaitu dengan mengusahakan penarikan modal melalui penjualan saham atau laba ditahan yang tidak dibagi dan digunakan kembali sebagai modal. Perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi menggunakan hutang yang relatif kecil. Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan dengan dana yang dihasilkan secara internal (Brigham dan Houston, 2001:40).
Pemenuhan dana dari sumber eksternal yaitu dengan meminjam dana dari pihak kreditur seperti bank,lembaga keuangan bukan bank, atau perusahaan menawarkan obligasi untuk ditawarkan kepada masyarakat. Pemenuhan dana dari sumber eksternal ini akan menimbulkan beban yang tetap dan besarnya penggunaan sumber dana eksternal akan menentukan leverage keuangan perusahaan.
(19)
19 Penggunaan modal asing (sumber dana eksternal) yang berbeda-beda di antara industri maupun diantara perusahaan mencerminkan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan leverage keuangan baik yang bersifat historis, managerial, atau faktor lainnya (Weston dan Copeland, 1997:23). Teori struktur modal membahas menegenai apakah pemebelanjaan dengan menggunakan sumber dana yang berbeda-beda akan ada pengaruhnya terhadap nilai perusahaan (Ahmad Rodoni dan Maratush Sholihah, 2006:22). Perimbangan yang optimal antara modal asing dan modal sendiri akan mencerminkan struktur modal yang optimal. Struktur modal yang optimal struktur modal yang dapat meminimalkan biaya modal rata-rata atau memaksimalkan nilai perusahaan. Struktur modal yang optimal juga dapat diartikan suatu struktur modal yang biaya majinal riil hutang (marginal real cost of debt) sama dengan biaya marjinal riil modal sendiri (marginal real cost of equity). Namun, dalam kenyataan sulit bagi perusahaan untuk menentukan suatu struktur modal yang terbaik dalam suatu komposisi pembelanjaan yang
tepat. Lebih mudah apabila perusahaan mencoba menaksir dalam suatu “range
berapa tingkat leverage yang tepat bagi perusahaan”(Elyana Noor Adriyanti, 2007:6).
(20)
20 Melakukan analisis struktur modal suatu perusahaan sangat penting, karena dengan adanya analisis dapat diketahui stabilitas financial dan jaminan akan kelangsungan hidup perusahaan serta memberikan gambaran kekuatan dan kelemahan modal/kemampuan pendanaan perusahaan. Analisis struktur modal juga dimaksudkan untuk menyajikan indikator-indikator yang penting dari keadaan keuangan yang ada pada perusahaan yang bersangkutan sebagai alat untuk pengambilan keputusan manajemen perusahaan agar mencapai tujuan yang diharapkan.
Dalam melakukan keputusan manajemen yang berkaitan dengan pendanaan, perusahaan dituntut untuk mempertimbangkan dan menganalisis kombinasi sumber – sumber dana ekonomis guna membelanjai kegiatan usahanya. Menurut Brigham dan Houston (2006:42-43), faktor – faktor yang mempengaruhi struktur modal antara lain: stabilitas penjualan atau ukuran perusahaan, struktur aktiva, leverage operasi, tingkat pertumbuhan, profitabilitas, pajak, pengendalian, sikap manajemen, sikap pemberi pinjaman dan lembaga pemberi peringkat, keadaan pasar modal, kondisi internal perusahaan dan fleksibilitas keuangan.
Pada penelitian Ooi dalam Sienly dan Bram (2008:72) yang meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada 83 perusahaan property di Inggris, menunjukkan bahwa struktur aktiva berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal. Sedangkan, profitabilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal.
(21)
21 Selanjutnya, berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nasrudin (2004) dalam Sienly dan Bram (2008:72) yang meneliti mengenai pengaruh struktur aktiva, ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan, profitabilitas, risiko dan kesempatan investasi terhadap struktur modal pada 11 emiten farmasi di Bursa Efek Jakarta, mengemukakan bahwa struktur aktiva tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal yang diproksi dengan rasio total utang, rasio total utang lancar, rasio utang jangka panjang. Profitabilitas memiliki pengaruh negatif secara signifikan terhadap rasio utang lancar dan total utang namun tidak signifikan terhadap rasio utang jangka panjang.
Penelitian tersebut juga didukung oleh penelitian Sienly dan Bram (2008) meneliti pengaruh struktur aktiva, ukuran perusahaan, likuiditas, dan profitabilitas terhadap struktur modal emiten sektor ritel. Menyimpulkan bahwa struktur aktiva tidak berpengaruh terhadap struktur modal.
Dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal, dapat membantu perusahaan makanan dan minuman dalam menentukan bagaimana seharusnya pemenuhan dana harus dilakukan sehiungga tujuan perusahaan dapat tercapai. Penelitian ini merujuk pada penelitian M. Sienly Veronica dan Bram Hadianto dalam Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol.7 no.1 Mei 2008 yaitu pengaruh struktur aktiva, ukuran perusahaan, likuiditas, dan profitabilitas terhadap struktur modal pada sektor ritel. Penelitian sebelumnya berbeda dengan penelitian yang penulis lakukan. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan sebagai berikut:
(22)
22 Yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah:
1) Pada objek penelitian.
Pada penelitian ini penulis mengambil objek penelitian pada perusahaan industri makanan dan minuman yang go public dengan laporan keuangannya yang terdaftar dan berakhir pada 31 Desember, sedangkan penelitian mengambil objek penelitian pada industri ritel. 2) Perbedaan Variabel Penelitian
Pada penelitian ini hanya menggunakan tiga variabel yaitu struktur aktiva, ukuran perusahaan, dan profitabilitas sebagai variabel dependen. Sedangkan struktur modal sebagai variabel independen. 3) Perbedaan Periode Penelitian
Pada penelitian ini mengambil sampel dari tahun 2007-2009 pada perusahaan industri makanan dan minuman, sedangkan penelitian sebelumnya mengambil sampel tahun 2003-2005 pada industri ritel. Berdasarkan pemikiran tersebut, penulis ingin mengetahui lebih lanjut mengenai berapa besar pengaruh ukuran perusahaan, struktur aktiva, dan profitabilitas terhadap struktur modal. Maka penulis tertarik dengan melakukan penelitian tentang “ Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Struktur Aktiva, dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Pada
Perusahaan Industri Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Di
(23)
23
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel ukuran perusahaan, struktur aktiva dan proftabilitas terhadap struktur modal baik secara simultan maupun parsial?
2. Variabel manakah yang paling dominan mempengaruhi struktur modal?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian ini adalah:
a. Menganalisis pengaruh ukuran perusahaan, struktur aktiva dan profitabilitas terhadap struktur modal baik secara simultan maupun parsial.
b. Menganalisis variabel yang paling dominan mempengaruhi struktur modal.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah : a. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini diharapkan agar penulis dapat menerapan teori yang diterima selama perkuliahan, selainnya dapat menambah ilmu pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal. b. Bagi perusahaan yang diteliti
(24)
24 Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh perusahaan sebagai bahan pertimbangan dan sumbangan informasi yng dapat membantu manajemen dalam memberikan keputusan tentang sumber pembelanjaan mana yang akan digunakan dalam membiayai investasi yang akan dilakukan oleh perusahaan.
c. Bagi Pembaca
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu manajemen keuangan, khususnya tentang factor-faktor yang mempengaruhi struktur modal serta dapat memberikan sumbangan pikiran bagi penelitian lain yang ingin membahas tentang penelitian ini lebih lanjut.
(25)
25
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Manajemen Keuangan
1. Pengertian Manajemen Keuangan
Mengelola keuangan dengan baik merupakan isyarat penentuan keberhasilan untuk mencapai sasarannya, memecahkan masalah yang ada pada perusahaan yang tidak kalah pentingnya adalah mengelola keuangan secara baik, agar perusahaan bias bersaing dengan perusahaan lainnya. Manajemen keuangan adalah keseluruhan tugas yang dilakukan oleh manajer keuangan untuk merencanakan, memperoleh, dan menggunakan dana secara efisien dan efektif. Menurut James C. Van Horne (1997:2): “Segala aktivitas berhubungan dengan perolehan, pendapatan, dan pengelolaan aktiva dengan beberapa tujuan menyeluruh. Oleh karena itu fungsi pembuatan keputusan dari manajemen keuangan dapat dibagi menjadi tiga utama, yaitu keputusan investasi, pendanaan, dan manjemen aktiva”.
2. Tanggung Jawab Manajemen Keuangan
Menurut Manajemen James C. Van Horne (1997:4), perusahaan bertanggung jawab atas keluar masuknya laporan keuangan yang ada pada perusahaan dan bertanggung jawab dalam memperoleh dana yang sesuai dengan kebutuhannya, baik mengenai jangka waktu, persyaratan maupun biayanya. Dana tersebut akan diperoleh dari bank ataupun sumber lainnya.
(26)
26 Manajer keuangan mempunyai tanggung jawab menyangkut beberapa aspek diantaranya :
1. Peranan dan peramalan kebutuhan dana.
2. Keputusan investasi dan pembiayaan serta hal yang berkaitan dengannya.
3. Bekerjasama dengan manajer lain di perusahaan, agar perusahaan dapat beroperasi seefisien mungkin.
B. Pengertian Modal
Teknologi yang semakin berkembang dan semakin jauh spesialisasi dalam perusahaan serta banyaknya perusahaan-perusahaan yang mulai membenahi dan menguatkan pondasinya, maka faktor modal mempunyai arti yang lebih menonjol. Sebenarnya masalah modal dalam perusahaan merupakan persoalan yang tidak akan pernah berakhir. Hal ini mengingat karena masalah modal itu mengandung banyak aspek penilaian.
Menurut Munawir dalam Reni (2008:11), pengertian modal adalah hak yang dimiliki oleh perusahaan yang terdapat pada sisi kanan neraca perusahaan yaitu pada pos modal saham dan laba ditahan. Sedangkan modal modal terdiri dari modal asing dan modal sendiri. Pertimbangan antara modal asing dan modal sendiri disebut struktur keuangan, sedangkan antara pertimbangan modal asing dan modal sendiri yang bersifat jangka panjang akan membentuk struktur modal.
(27)
27 Pengertian modal menurut Bambang Riyanto (2001:17), adalah sebagai hasil produksi yang digunakan untuk memproduksi lebih lanjut. Dalam perkembangannya, kemudian pengertian modal mulai bersifat “non physical oriented” yaitu pengertian modal ditekankan pada nilai daya beli, atau kekuasaan memakai atau menggunakan hal-hal yang terkandung dalam barang-barang modal. Pengertian modal menurut beberapa ahli , antara lain: 1. A. Amonn, J. Von komorzynky, yang memandang modal sebagai kuasa
untuk memanfaatkan atas barang-barang modal yang belum digunakan. 2. Menurut Meiji, modal adalah sebagai kolektivitas dari barang-barang
modal yang terdapat dalam neraca sebelah debet, sedangkan yang dimaksud dengan sebagian barang modal adalah semua barang-barang yang ada di rumah tangga perusahaan yang berfungsi sebagai faktor produksi untuk membentuk suatu pendapatan atau penghasilan. 3. Menurut Polak, modal adalah sebagai kuasa untuk menggunakan
barang modal. Dengan demikian modal dapat diartikan semua barang-barang yang ada di perusahaan yang belum digunakan, yaitu yang terdapat di neraca sebelah debet.
4. Menurut Bekker, modal adalah baik barang-barang yang konkret yang ada dirumah tangga perusahaan yang terdapat di neraca sebelah debet, maupun berupa daya beli atau nilai tukar dari barang itu terdapat disebelah kredit.
(28)
28 Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa modal dapat berupa barang atau benda, maupun uang yang dapat dipergunakan dalam suatu badan usaha untuk mencapai keuntungan. Jadi untuk melakukan suatu usaha guna mencapai keuntungan diperlukan suatu modal untuk membiayai investasi maupun kegiatan operasional. Modal tersebut tidak hanya berupa uang tetapi juga dapat berupa benda atau barang-barang yang dapat digunakan dalam suatu usaha. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa modal itu terdiri dari modal fisik misalnya pabrik, mesin-mesin, peralatan, persediaan, dan modal keuangan misalnya uang, saham, obligasi, dan sebagainya.
C. Jenis-jenis Modal
Menurut Bambang Riyanto (2001:19) untuk mengetahui letak atau posisi modal fisik dan modal keuangan tersebut, dapat dilihat melalui neraca perusahaan atau organisasi. Di dalam neraca dapat dilihat tentang dua gambaran modal, yaitu modal dari sisi debet yang menggambarkan modal dari sisi bentuknya atau bisa disebut modal aktif dan dilain pihak menurut sumber dan asalnya (sebelah kiri) yang disebut modal pasif. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada pembagian modal di bawah ini:
(29)
29 1. Modal Aktif
Berdasarkan cara dan lamanya perputaran, modal aktif dapat dibedakan antara aktiva lancar dan aktiva tetap. Aktiva lancar adalah aktiva yang habis dalam satu kali perputaran proses produksi (umumnya kurang dari satu tahun), dan dapat diuangkan dalam waktu yang relatif pendek. Sedangkan yang dimaksud dengan aktiva tetap adalah aktiva yang digunakan dalam operasi perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan (proses produksi) dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.
2. Modal Pasif
Modal pasif dapat dibedakan atas modal asing dan modal sendiri. Modal sendiri adalah yang berasal dari pemegang saham atau modal yang berasal dari perusahaan itu sendiri, misalnya cadangan dan laba. Modal sendiri terdiri atas modal saham, laba ditahan dan surplus pembayaran saham. Sedangkan yang dimaksud dengan modal asing adalah modal yang berasal dari kreditur. Modal asing terdiri atas modal asing jangka panjang dan modal asing jangka pendek, atau bisa juga disebut sebagai hutang jangka panjang dan hutang jangka pendek. Modal asing merupakan kewajiban perusahaan yang harus dilunasi pada waktu jatuh temponya dan membebani perusahaan dengan tingkat bunga tertentu.
Perimbangan antara modal sendiri dengan modal asing inilah yang akan menentukan struktur modal dari suatu perusahaan.
(30)
30
D. Pengertian Struktur Modal
Keputusan untuk memilih sumber pembiayaan merupakan keputusan bidang keuangan yang paling penting bagi perusahaan. Rasio hutang jangka panjang terhadap modal sendiri (long-term debt to equity ratio) menggambarkan struktur modal perusahaan dan rasio hutang terhadap modal ini akan menentukan besarnya leverage keuangan yang digunakan perusahaan. Struktur modal adalah pembiayaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham (Weston dan Copeland, 1997: 19-22). Struktur modal adalah perbandingan antara sumber jangka panjang yang bersifat pinjaman dan modal sendiri (Suad Husnan, 2000: 275).
Dari pengertian di atas struktur modal dapat dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu: hutang dan ekuitas (modal sendiri). Hutang mempunyai kelebihan, antara lain:
1. Bunga mengurangi pajak sehingga biaya hutang rendah.
2. Kreditur memperoleh return terbatas sehingga pemegang saham tidak perlu berbagi keuntungan ketika kondisi bisnis berkembang.
3. Kreditur tidak memiliki hak suara sehingga pemegang saham dapat mengendalikan perusahaan dengan penyertaan dana yang kecil.
Meskipun demikian hutang juga mempunyai kelemahan, yaitu: 1. Hutang biasanya berjangka waktu tertentu untuk dilunasi tepat waktu. 2. Rasio hutang yang tinggi akan meningkatkan risiko yang selanjutnya akan
(31)
31 3. Bila perusahaan dalam kondisi sulit dan labanya tidak dapat memenuhi beban bunga, maka tidak tertutup kemungkinan dilakukan tindakan likuidasi.
Struktur modal yang efisien dapat menekan biaya modal (cost of capital), yang dapat meningkatkan nilai perusahaan. Pemilihan alternatif penambahan modal yang berasal dari hutang pada umumnya didasarkan pada pertimbangan murah, dikatakan murah karena biaya bunga yang harus ditanggung lebih kecil dari laba yang diperoleh dari pemanfaatan hutang tersebut.
Struktur modal merupakan kombinasi atau bauran segenap pos yang masuk dalam sisi kanan neraca sumber modal perusahaan. Pengertian struktur modal dibedakan dengan struktur keuangan, dimana struktur modal merupakan bagian pembelanjaan permanen yang mencerminkan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri, sedangkan struktur keuangan mencerminkan perimbangan antara seluruh hutang (baik jangka panjang maupun jangka pendek) dengan modal sendiri (Weston dan Brigham, 1994:87). Dengan demikian struktur keuangan menggambarkan bagaimana harta atau aktiva perusahaan dibiayai, yaitu dengan memperhatikan keseluruhan sisi kanan neraca yang meliputi hutang jangka pendek, hutang jangka panjang, dan modal sendiri (saham dan laba ditahan). Sedangkan yang disebut struktur modal hanya mencakup pembiayaan yang bersifat permanen saja yaitu hutang jangka panjang dan modal sendiri. Sedangkan hutang jangka pendek tidak termasuk dalam struktur modal, tetapi masuk dalam struktur keuangan yang terdiri dari modal kerja (working capital) dan struktur modal.
(32)
32 Menurut Bambang Riyanto (2001:23), berkaitan dengan struktur keuangan yang berhubungan dengan asset perusahaan dapat digunakan pedoman struktur keuangan yang konservatif baik yang vertikal maupun horizontal. Pedoman struktur keuangan konservatif yang vertikal menetapkan besarnya modal asing tidak boleh melebihi besarnya jumlah modal sendiri. Koefisien hutang, yaitu angka perbandingan antara jumlah modal asing dengan modal sendiri tidak boleh melebihi 1:1. Adapun pedoman struktur keuangan yang horizontal menetapkan bahwa keseluruhan aktiva dan persediaan bersih harus sepenuhnya dibelanjai dengan modal sendiri yaitu modal yang tetap tertanam dalam perusahaan.
Dari pengertian-pengertian yang sudah dipaparkan, dapat ditarik kesimpulan tentang struktur modal yaitu perbandingan atau perimbangan antara hutang jangka dan modal sendiri atau disebut long-term debt to equity ratio.
E. Komponen Struktur Modal
Struktur modal suatu perusahaan secara umum terdiri atas beberapa komponen, yaitu:
(33)
33 1. Sumber Modal Sendiri
Sumber modal sendiri dapat berasal dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan. Sumber dari dalam (internal financing) berasal dari hasil operasi perusahaan yang berbentuk laba ditahan dan penyusutan, sedangkan sumber dari luar (eksternal financing) dapat dalam bentuk saham biasa atau saham preferen (Suad Husnan, 2000:275-276). Modal sendiri dalam perusahaan yang berbentuk perseroan dapat dibagi menjadi: a. Modal Saham
Saham adalah bukti kepemilikan di dalam suatu perusahaan. Adapun bentuk-bentuk saham yang dari luar (external financing) adalah:
1) Saham Biasa (Common Stock)
Saham biasa merupakan bentuk kepemilikan tanpa hak istimewa. Artinya bahwa pemilik akan memperoleh pembagian keuntungan (dalam bentuk deviden) jika perusahaan memperoleh laba. Pemegang saham biasa akan mendapat deviden pada akhir tahun pembukuan bila perusahaan mendapat keuntungan.
(34)
34 2) Saham Preferen (Prefered Stock)
Saham ini merupakan bentuk kepemilikan dengan hak istimewa. Artinya saham preferen memiliki prioritas daripada saham biasa berkenaan dengan laba dan klaim atas aktiva dalam likuidasi. Dividen saham preferen hanya dibayar jika operasi perusahaan memperoleh laba yang cukup, tetapi dividen yang dibayarkan tidak dapat dipotongkan sebagai beban dalam perhitungan pajak. Saham preferen juga tidak mempunyai masa jatuh tempo (Weston dan Copeland,1997:497).
3) Laba Ditahan
Laba ditahan adalah akumulasi laba sesudah pajak yang dikumpulkan sejak perusahaan didirikan dan tidak dibagikan kepada pemiliknya (Sutojo, et.all, 2004:185).
Komponen modal sendiri ini merupakan modal dalam perusahaan yang dipertaruhkan untuk segala risiko, baik risiko usaha maupun risiko kerugian-kerugian lainnya. Modal sendiri ini tidak memerlukan adanya jaminan atau keharusan untuk pembayaran kembali untuk setiap keadaan maupun tidak adanya kepastian tentang jangka waktu pembayaran kembali modal yang disetor. Oleh karena itu, tiap-tiap perusahaan harus mempunyai jumlah minimum modal sendiri yang diperlukan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan.
(35)
35 Modal sendiri yang bersifat permanent akan tetap tertanam dalam perusahaan dan dapat diperhitungkan pada setiap saat untuk memelihara kelangsungan hidup serta melndungi perusahaan dari risiko kebangkrutan. Modal sendiri merupakan sumber dana perusahaan yang paling tepat untuk diinvestasikan pada aktiva tetap yang bersifat permanent dan pada investasi-investasi yang menghadapi risiko kerugian/kegagalan yang relatif besar. Karena suatu kerugian/kegagalan dari investasi tersebut dengan alasan apapun merupakan tindakan membahayakan bagi kelangsungan hidup perusahaan.
2. Sumber Modal Asing/Hutang Jangka Panjang
Modal asing atau hutang jangka panjang adalah hutang yang jangka waktu pengembaliannya lebih dari satu tahun (satu periode), umumnya lebih dari sepuluh tahun. Hutang jangka panjang ini pada umumnya digunakan untuk membelanjai perluasan perusahaan (ekspansi) atau modernisasi dari perusahaan, karena kebutuhan modal untuk keperluan tersebut meliputi jumlah yang besar.
Hutang jangka panjang dapat didefinisikan sebagai kewajiban keuangan yang jangka waktu pembayarannya (jatuh temponya) masih panjang atau lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca (Munawir.S, 2002:19).
(36)
36 a. Hutang Hipotik (Mortgage)
Hutang hipotik adalah bentuk hutang jangka panjang yang dijamin dengan aktiva tidak bergerak (tanah dan bangunan), dalam jangka waktu dan cara pembayaran tertentu (Weston dan Copeland,1997:469). Sedangkan menurut Suad Husnan (2000:287), hipotik merupakan bentuk hutang jangka panjang dengan agunan aktiva tidak bergerak (tanah dan bangunan).
b. Obligasi (Bond)
Obligasi adalah sertifikat yang menunjukkan pengakuan bahwa perusahaan meminjam uang dan menyetujui untuk membayarnya kembali dalam jangka waktu tertentu. Pelunasan atau pembayaran kembali pinjaman obligasi dapat diambil dari penyusutan aktiva tetap yang dibelanjai dengan pinjaman obligasi tersebut dan dari keuntungan. Obligasi juga dapat diartikan sebagai surat tanda utang, dan umumnya tidak dijaminkan dengan aktiva tertentu (Suad Husnan, 2000:282).
c. Kredit investasi
Kredit investasi adalah jenis pendanaan yang disediakan oleh perbankan dan banyak dimanfaatkan oleh perusahaan untuk membiayai investasinya.
(37)
37 Modal asing atau hutang jangka panjang merupakan sumber dana bagi perusahaan yang harus dibayar kembali dalam jangka waktu tertentu. Semakin lama jangka waktu dan semakin ringannya syarat-syarat pembayaran kembali hutang tersebut akan mempermudah perusahaan untuk menggunakan sumber dana yang berasal dari modal asing (hutang jangka panjang) tersebut.
Meskipun demikian, hutang tetap harus dibayar kembali pada waktu yang sudah ditetapkan tanpa memperhatikan kondisi keuangan perusahaan pada saat itu dan harus sudah disertai dengan bunga yang sudah diperhitungkan sebelumnya. Dengan demikian, seandainya perusahaan tidak mampu membayar kembali hutang dan bunganya, maka kreditur dapat memaksa perusahaan dengan menjual asset yang dijadikan jaminannya.
Besaran jumlah hutang jangka akan berpengaruh terhadap baik buruknya struktur modal. Struktur modal yang kurang sehat ditandai oleh terlalu besarnya jumlah pinjaman dari pihak ketiga untuk mendanai kegiatan bisnis (Sutojo, et.all, 2004:323). Struktur modal dinyatakan dengan perbandingan hutang jangka panjang dengan modal sendiri atau debt to equity ratio yang direncanakan untuk mendanai investasi. Debt to equity ratio yang paling ideal adalah 50 : 50 atau sekitar 50%, artinya perusahaan atau kreditur masing-masing mendanai 50% jumlah dana yang dibutuhkan sekaligus menanggung risiko investasi dengan proporsi yang sama (Sutojo, et.all, 2004:211).
(38)
38
F. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal
Faktor utama yang mempengaruhi keputusan struktur modal menurut Brigham dan Houston (2006:7) adalah:
1. Risiko bisnis, atau risiko yang inheren dengan operasi risiko jika perusahaan tidak mempergunakan hutang. Semakin tinggi risiko bisnis perusahaan, maka semakin rendah rasio hutang optimalnya.
2. Posisi perpajakan perusahaan. Salah satu alasan utama menggunakan utang adalah bunganya yang dapat menjadi pengurang pajak, yang selanjutnya akan mengurangi biaya utang efektif.
3. Fleksibilitas keuangan, atau kemampuan untuk memperoleh modal dengan persyaratan yang wajar dalam kondisi yang buruk. Baik potensi kebutuhan dana di masa depan maupun konsekuensi dari kekurangan dana akan mempengaruhi sasaran struktur modal. Semakin tinggi kemungkinan kebutuhan modal di masa mendatang, dan semakin buruk konsekuensi dari kekurangan dana, maka neraca perusahaan harus semakin kuat.
4. Konservatisme atau keagresifan manajemen. Beberapa manajer lebih agresif dari yang lainnya, sehingga beberapa perusahaan cenderung menggunakan utang sebagai usaha untuk mendorong keuntungan.
Faktor – faktor yang mempunyai pengaruh terhadap struktur modal
perusahaan menurut Brigham dan Houston (2006:42-43) adalah :
1. Stabilitas Penjualan. Jika penjualan relatif stabil, perusahaan dapat secara aman menggunakan hutang lebih banyak dan berani menanggung beban
(39)
39 tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil.
2. Struktur Aktiva. Apabila aktiva perusahaan cocok digunakan untuk dijadikan agunan kredit perusahaan tersebut cenderung menggunakan banyak hutang.
3. Leverage operasi. Jika hal–hal lain tetap sama, perusahaan dengan leverage operasi yang lebih kecil cenderung lebih mampu untuk memperbesar leverage keuangan karena ia akan mempunyai resiko bisnis yang lebih kecil.
4. Tingkat Pertumbuhan. Perusahaan–perusahaan yang mempunyai tingkat pertumbuhan lebih cepat, akan membutuhkan dana dari sumber ekstern yang lebih besar.
5. Profitabilitas. Perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi, menggunakan hutang yang relatif kecil. Laba ditahannya yang tinggi sudah memadai membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan. 6. Pajak. Bunga merupakan biaya yang dapat mengurangi pajak perusahaan,
sedangkan deviden tidak. Oleh karena itu, semakin tinggi tingkat pajak perusahaan, semakin besar keuntungan dari penggunaan pajak, semakin besar daya tarik penggunaan hutang.
7. Pengendalian. Pertimbangan pengendalian dapat mengarah pada penggunaan dari utang maupun ekuitas, karena jenis modal yang melindungi manajemen akan bervariasi dari situasi satu ke situasi lain.
(40)
40 8. Sikap manajemen. Beberapa manajemen cenderung lebih konservatif daripada yang lainnya, dan akibatnya menggunakan lebih sedikit hutang daripada rata-rata perusahaan di dalam industri mereka, sedangkan manajemen yang agresif menggunakan lebih banyak utang di dalam pencarian akan laba yang lebih tinggi.
9. Sikap Pemberi Pinjaman dan agen pemberi peringkat. Tanpa memperhatikan analisis para manajer atas faktor–faktor leverage yang tepat bagi perusahaan mereka, sikap pemberi pinjaman dan perusahaan penilai peringkat seringkali mempengaruhi keputusan struktur keuangan. 10. Kondisi Pasar. Keadaan pasar modal sering mengalami perubahan dalam
menjual sekuritas harus menyesuaikan dengan kondisi pasar modal tersebut.
11. Kondisi Internal Perusahaan. Apabila perusahaan memperoleh keuntungan yang rendah sehingga tidak menarik bagi investor, maka perusahaan lebih menyukai pembelanjaan dengan hutang daripada mengeluarkan saham. 12. Fleksibilitas Keuangan. Seorang manajer pendanaan yang pintar adalah
selalu dapat menyediakan modal yang diperlukan untuk mendukung operasi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal menurut Agus sartono (2001:248) adalah :
1. Tingkat penjualan, perusahaan dengan penjualan relative stabil berarti memiliki aliran kas yang stabil pula, maka dapat menggunakan hutang lebih besar daripada perusahaan dengan penjualan tidak stabil.
(41)
41 2. Struktur asset (aktiva), perusahaan yang memiliki struktur asset tetap dalam jumlah besar dapat menggunakanhutang dalam jumlah besar akan lebih mudah mendapatkan akses tetap dapat digunakan sebagai jaminan atau kolateral hutang perusahaan.
3. Tingkat pertumbuhan perusahaan, semakin cepat pertumbuhan perusahaan maka semakin besar kebutuhan dana untuk pembiayaan ekspansi.
4. Profitabilitas, profitabilitas periode sebelumnya merupakan faktor penting dalam menentukan struktur modal.
5. Variabilitas laba dan perlindungan pajak, variable ini sangat erat kaitannya dengan stabilitas penjualan.
6. Skala perusahaan, perusahaan besar yang sudah well-establish akan lebih mudah memperoleh modal di pasar modal dibanding dengan perusahaan kecil.
7. Kondisi intern perusahaan dan ekonomi makro, perusahaan perlu mengamati saat yang tepat untuk memjual saham dan obligasi.
(42)
42
G. Ukuran Perusahaan
Menurut Brigham dan Houston (2001:117-119), ukuran perusahaan adalah rata-rata total penjualan bersih untuk tahun yang bersangkutan sampai beberapa tahun kemudian. Sedangkan menurut Sienly dan Bram (2008: 75), ukuran perusahaan adalah nilai penjualan bersih perusahaan selama satu tahun tertentu. Karena nilai penjualan bersih perusahaan cukup besar, maka dalam pengukurannya dikonversikan dalam logaritma natural. Dalam hal ini penjualan lebih besar daripada biaya variabel dan biaya tetap, maka akan diperoleh jumlah pendapatan sebelum pajak. Sebaliknya, jika penjualan lebih kecil daripada biaya variabel dan biaya tetap maka perusahaan akan menderita kerugian.
Keadaan yang dikehendaki oleh perusahaan adalah memperoleh keuntungan dari laba bersih sesudah pajak karena akan menambah modal sendiri. Laba dari operasi ini dapat diperoleh jika jumlah penjualan lebih besar daripada jumlah biaya variabel dan biaya tetap. Agar laba bersih yang diperoleh sesuai dengan yang dikehendaki, maka perusahaan harus melakukan perencanaan penjualan dan pengendalian yang tepat. Hal ini dilakukan agar perusahaan dapat melaksanakan strategi usahanya (dalam hal ini aspek finansial) dengan efektif dan efisien. Dalam aspek finansial, penjualan dapat dilihat dari sisi perencanaan dan direfleksikan dalam bentuk target yang diukur dalam satuan rupiah.
(43)
43 Perusahaan yang berada pada pertumbuhan penjualan yang tinggi membutuhkan dukungan sumber daya modal yang semakin besar. Sebaliknya, perusahaan dengan tingkat pertumbuhan penjualan rendah kebutuhan terhadap sumber daya modal juga semakin kecil. Konsep tingkat pertumbuhan penjualan tersebut memiliki hubungan yang positif, tetapi implikasi tersebut memberikan efek yang berbeda terhadap struktur modal, yaitu dalam penentuan jenis modal yang akan digunakan.
Apabila perusahaan dihadapkan pada kebutuhan sumber modal yang semakin meningkat akibat pertumbuhan penjualan, dan modal dari sumber intern (modal sendiri) sudah tidak mencukupi, maka perusahaan harus memenuhi kebutuhan modalnya dari sumber ekstern. Sumber dana ekstern ini diperoleh dengan menggalang dana dari kreditur (hutang) maupun dengan menerbitkan saham baru.
Perusahaan dengan ukuran (penjualan) yang lebih besar memiliki akses yang lebih besar untuk mendapat sumber modalnya, sehingga untuk memperoleh pinjaman dari pihak krediturpun akan lebih mudah. Hal ini dikarenakan perusahaan dengan ukuran yang besar memiliki probabilitas lebih besar untuk memenangkan persaingan atau bertahan dalam industri. Pada sisi lain, perusahaan dengan skala lebih kecil lebih fleksibel dalam menghadapi ketidakpastian, karena perusahaan dengan skala kecil lebih cepat bereaksi terhadap perubahan yang mendadak.
(44)
44 Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa besar kecilnya ukuran perusahaan akan berpengaruh terhadap struktur modal. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa semakin besar suatu perusahaan semakin besar tingkat pertumbuhan penjualannya sehingga perusahaan tersebut akan lebih berani mengeluarkan saham baru dan menggunakan jumlah pinjaman (hutang) yang semakin besar pula. Dari penelitian yang dilakukan oleh para ahli yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan, yang berarti kenaikan ukuran perusahaan akan diikuti dengan kenaikan struktur modal adalah penelitian yang dilakukan Saidi dan Boateng dalam M. Sienly Veronica Wijaya dan Bram Hadianto (2008: 72-73).
H. Struktur Aktiva
Struktur aktiva adalah penentuan berapa besarnya alokasi untuk masing-masing komponen aktiva, baik dalam aktiva lancar maupun aktiva tetap (Syamsudin,2001:9). Struktur aktiva adalah susunan penyajian aktiva dalam rasio terentu dari laporan keuangan yang nampak pada neraca sebelah debet.
Struktur aktiva dapat dipandang dari aspek operasional yang pada dasarnya menggolongkan aktiva dalam perbandingan tertentu untuk keperluan operasi utama perusahaan. Struktur aktiva dapat dipandang dari dua sisi yaitu yang harus tersedia untuk beroperasi perusahaan selama periode akuntansi berlangsung serta aktiva yang harus disediakan untuk operasional perusahaan secara permanent.
(45)
45 Aktiva yang harus disediakan untuk operasi selama periode akuntansi berlangsung adalah golongan aktiva lancar. Sedangkan aktiva yang harus disediakan untuk operasional perusahaaan permanent adalah golongan aktiva tetap.
Menurut Munawir. S (2002: 14) aktiva lancar adalah uang kas dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumsi dalam periode berikutnya, paling lama satu tahun atau dalam perputaran kegiatan perusahaan yang normal. Sedangkan aktiva tetap adalah kekayaan yang dimiliki perusahaan yang fisiknya nampak (konkret). Syarat lain untuk dapat diklasifikasikan sebagai aktiva tetap selain aktiva itu dimiliki perusahaan, juga harus digunakan dalam operasi yang bersifat permanent (aktiva tersebut mempunyai umur kegunaan jangka panjang atautidak akan habis dipakai dalamsatu periode kegiatan perusahaan).
Struktur aktiva diketahui dengan membandingkan total aktiva tetap dan total aktiva yang dimiliki perusahaan. Total aktiva tetap diketahui dengan menjumlahkan rekening-rekening aktiva tetap berwujud perusahaan seperti tanah, gedung, mesin, peralatan, kendaraan dan aktiva tetap berwujud lainnya kemudian dikurangi akumulasi penyusutan aktiva tetap.
Total aktiva adalah jumlah dari keseluruhan kekayaan perusahaan yang terdiri dari aktiva tetap, aktiva lancar, dan aktiva lain-laim yamg nilainya seimbang dengan total kewajiban dan ekuitas (Margaretha, 2003:108).Total aktiva dalam penelitian ini diketahui dengan menjumlahkan aktiva lancar dan aktiva tidak lancar perusahaan.
(46)
46 Aktiva lancar seperti yang telah diuraikan sebelumnya adalah uang kas dan aktiva lain yang diharapkan dapat dicairkan menjadi uang tunai dalam periode berikutnya (paling lama satu tahun). Sedangkan aktiva tidak lancar adalah aktiva yang mempunyqai umur kegunaan yang relatif permanent atau jangka panjang(mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun atau tidak akan habis dalam satu kali perputaran operasi perusahaan) (Munawir,2002:16).
Formulasi dari struktur aktiva adalah sebagai berikut:
Aktiva Tetap Struktur aktiva :
Total Aktiva
Perusahaan yang mempunyai aktiva tetap jangka panjang, maka perusahaan tersebut akan menggunakan pembiayaan hutang hipotik jangka panjang, dengan harapan aktiva tersebut dapat digunakan untuk menutup hutangnya. Sebalikya perusahaan yang sebagian besar aktiva yang dimilikinya berupa piutang dan persediaan barang yang nilainya sangat tergantung pada kelanggengan tingkat profitabilitas (penjualan) masing-masing perusahaan, sebaiknya dibiayai dengan pembiayaan (hutang) jangka pendek (Weston dan Copeland, 1997:363).
(47)
47 Menurut Riyanto (2001 : 298), kebanyakan perusahaan industri di mana sebagian besar daripada modalnya tertanam dalam altiva tetap (fixed asset), akan mengutamakan pemenuhan modalnya dari modal yang permanent, yaitu modal sendiri, sedang hutang sifatnya sebagai pelengkap. Hal ini dapat dihubungkan dengan adanya struktur financial konservatif yang horizontal yang menyatakan bahwa besarnya modal sendiri hendaknya paling sedikit dapat menutup jumlah aktiva tetap plus aktiva lain yag bersifat permanent. Sedangkan perusahaan yang sebagian besar dari aktivanya terdiri atas aktiva lancar akan mengutamakan kebutuhan dananya dengan utang jangka pendek.
I. Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri (Agus Sartono, 1997:130).
Profitabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain profitabilitas adalah kemampuan perusahaan unutuk menghasilkan laba selama periode tertentu (Riyanto, 2001:35).
Profitabilitas merupakan evaluasi pendapatan perusahaan dalam kaitannya dengan peningkatan tingkat penjualan tertentu, tingkat aktiva tertentu, investasi dari pemilik perusahaan atau nilai saham (Gitman, 2006: 65).
(48)
48 Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba, dengan membandingkan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut.
Cara untuk menilai profitabilitas suatu perusahaan bermacam-macam, dapat berupa perbandingan antara laba yang berasal adari opersi usaha, laba bersih sebelum pajak dengan total aktiva, laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Meskipun terdapat bermacam-macam penilaian profitabilitas suatu perusahaan, namun rasio yang pada umumnya digunakan oleh para pemakai laporan keuangan adalah profitabilitas ekonomi dan profitabilitas modal sendiri (Riyanto,2001:36).
Profitabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam persen. Modal yang diperhitungkan dalam menghitung profitabilitas ekonomi hanyaklah modal yang bekerja di dalam perusahaan (operating capital/asset) dengan demikian maka modal yang ditanamkan dalamperusahaan lain atau modal yang digunakan dalam efek (kecuali perusahaan-perusahaan kredit) tidak diperhitungkan dalam menghitung profitabilitas ekonomi. Demikian pula laba yang diperhitungkan untuk menghitung prifitabilitas ekonomi hanyalah laba yang berasal dari operasi perusahaan (laba usaha/operating profit). Oleh karena itu, laba yang diperoleh diluar perusahaan atau efek (deviden, kupon) tidak diperhitungkan dalam profitabilitas ekonomi (Riyanto,2001:36).
(49)
49 Formulasi dari profitabilitas ekonomi adalah :
EBIT Profitabilitas ekonomi :
Total Aktiva
Bagi suatu perusahaan, disamping laba tingkat profitabilitas merupakan masalah penting, sebab laba yang besar saja belum merupakan ukuran bahwa perusahan tersebut telah dapat bekerja secara efisien. Efisiensi baru dapat diketahui dengan membandingkan profitabilitas yang diperoleh dengan modal yang digunakan.
Berkaitan dengan hal tersebut, untuk mengetahui pengaruh profitabilitas terhadap struktur modal perusahaan perlu dikaji mengenai Pecking Order Theory. Disebut pecking order karena teori ini menjelaskan mengapa perusahaan akan menentukan hierarki sumber dana yang paling disukai. Myers dan Majluf dalam Suad Husnan (2000:324 - 325) menyatakan secara ringkas teori tersebut antara lain:
1. Perusahaan lebih menyukai pendanaan dari hasil operasi perusahaan. 2. Perusahaan mencoba menyesuaikan rasio pembagian deviden yang
ditargetkan, dengan berusaha menghindari perubahan deviden secara drastis.
(50)
50 3. Kebijakan deviden yang relative segan untuk diubah, disertai dengan fluktuasi profitabilitas dan kesempatan investasi yang tidak bias diduga, mengakibatkan bahwa dana hasil operasi kadang-kadang melebihi kebutuhan dana untuk investasi,meskipun pada kesempatan yang lain, mungkin kurang. Apabila dana hasil operasi kurang dari kebutuhan investasi (capital expenditure), maka perusahaan akan mengurangi saldo kas atau menjual sekuritas yang dimiliki.
4. Apabila pendanaan dari luar (external financing) diperlukan, maka perusahaan akan menenrbitkan sekuritas yang paling aman terlebih dahulu, dimulai dengan penerbitan obligasi, kemudian diikuti oleh sekuritas yang sebagian besar kebutuhan pendanaan dengan dana yang dihasilkan secara internal.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan, bahwa profitabilitas mempunyai pengaruh terhadap struktur modal dengan didasarkan bahwa perusahaan yang mempunyai profitabilitas yang tinggi akan mengurangi ketergantungannya pada pihak luar, karena tingkat keuntungan yang tinggi memeungkinkan perusahan untuk memperoleh sebagian besar pendanaannya dari laba ditahan. Hal ini akan berpengaruh terhadap penentuan komposisi struktur modal.
(51)
51
J. Kajian Literatur Terdahulu
Penelitian yang dilakukan Tinjung Desy Nursanti (2004), yang meneliti tentang pengaruh penggunaan bank loans terhadap struktur modal perusahaan. Struktur modal perusahaan dalam penelitian ini diproksi dengan leverage perusahaan. Hasil penelitian Tinjung Desy Nursanti menyebutkan profitabilitas tidak signifikan mempengaruhi leverage pada tingkat α = 5%, sedangkan ukuran perusahaan secara signifikan berpengaruh positif terhadap leverage perusahaan pada tingkat α = 5%.
Menurut hasil penelitian Bayu Prima tentang pengaruh struktur aktiva dan profitabilitas terhadap struktur modal pada industri konsumsi pada tahun 2005, menunjukkan bahwa secara parsial struktur aktiva berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal, artinya setiap kenaikan struktur aktiva akan diikuti dengan kenaikan struktur modal. Sedangkan profitabilitas secara parsial tidak berpengaruh pada struktur modal.
Hasil penelitian Ahmad Rodoni dan Maratush Sholihah (2006) yang melakukan pengujian empiris pada struktur modal dengan Pecking Order theory, dan Signaling theory, menunjukkan bahwa Profitabilitas berpengaruh positif terhadap struktur modal baik secara parsial maupun simultan
(52)
52 Pada penelitian yang dilakukan oleh M. Sienly Wijaya dan Bram Susanto(2008) tentang pengaruh struktur aktiva,ukuran perusahaan, likuiditas dan profitabilitas pada perusahaan ritel di BEI, menunjukkan bahwa struktur aktiva tidak berpengaruh pada struktur modal, likuiditas berpengaruh negatif pada struktur modal, dan profitabilitas berpengaruh positif pada struktur modal.
Penelitian yang dilakukan oleh Glenn Meyers tentang struktur modal pada perusahaan asuransi menyatakan bahwa perusahaan asuransi harus mendapatkan keuntungan agar dapat menanggung kewajibannya (hutang), karena para investor hanya tertarik pada hasil pengembalian yang tinggi(return atas klaim) yang telah mereka bayarkan.
K. Kerangka Berpikir
Setiap badan usaha memerlukan dana untuk melakukan kegiatan usaha dan untuk menjamin keberlanjutan usahanya. Pemenuhan kebutuhan tersebut dapat berasal dari sumber dana internal dan eksternal. Setiap keputusan perusahaan dalam menentukan darimana kebutuhan dana modalnya dipenuhi akan berpengaruh pada komposisi struktur modal perusahaan. Struktur modal menunjukkan komposisi perbandingan antara sumber dana dari modal asing dengan modal sendiri yang digunakan oleh perusahaan dalam membiayai investasinya.
(53)
53 Keputusan mengenai komposisi struktur modal persahaan harus berdasarkan aturan struktur financial konservatif vertical yang memberikan batas imbangan yang harus dipertahankan oleh suatu perusahaan mengenai besarnya modal asing dan modal sendiri. Aturan finansial tersebut menetapkan bahwa besarnya modal asing dalam keadaan bagaimanapun tidak boleh melebihi besarnya modal sendiri (Bambang Riyanto, 2001:23). Dalam hal penetapan komposisi struktur modal, perusahaan perlu mempertimbangkan factor-faktor yang mempengaruhinya, factor-faktor tersebut diantaranya struktur aktiva dan profitabilitas.
Bertitik tolak uraian tesebut,dapat dikatakan bahwa struktur aktiva berpengaruh terhadap struktur modal, karena apabila jumlah aktiva tetap tidak dapat dtutup dengan jumlah modal sendiri perusahaan, maka dana yang digunakan untuk menutup aktiva tersebut berasal dari modal asing (hutang). Hal tersebut akan meningkatkan struktur modal perusahaan.
Brigham dan Houston (2001:40) menyatakan bahwa perusahaan dengan. tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi menggunakan hutang yang relatif kecil. Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan dengan dana yang dihasilkan secara internal.
(54)
54 Perusahaan dengan tingkat keuntungan yang tiggi menggunakan utang yang relative kecil, karena tigkat keuntungan yang tinggi memngkinkan mereka untuk menggunakan sumber pendanaan dari sumber intern perusahaan yaitu laba ditahan. Sebaliknya, perusahaan dengan tingkat pengembalian yang kecil akan lebih banyak menggunakan modal asing dalam memenuhi kebutuhan dananya. Dengan demikian, tingkat profitabilitas mempengaruhi struktur modal, semakin tinggi tigkat profitabilitas suatau persahaan maka semakin renda pula perusahaa menggunakan hutang sebagai sumber pendanaannya, penggunaan hutang yang rendah akan menurunkan struktur modal perusahaan.
Dengan mengetahui bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal, diharapkan dapat membantu perusahaan dalam menentukan bagaimana seharusnya pemenuhan dana dilakukan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dibuat suatu kerangka berpikir pengaruh struktur aktiva dan profitabilitas terhadap struktur modal adalah sebagai berikut:
(55)
55 :
Kerangka Pemikiran Industri Makanan dan Minuman Tahun 2007-2009
Metode Regresi Linier Berganda
Multikolinieritas Autokorelasi Heterokeditisitas Perusahaan Industri Makanan
dan Minuman Bursa Efek Jakarta
Variabel Independen: 1) Ukuran perusahaan 2) Struktur Aktiva 3) Profitabilitas
Variabel Dependen: Struktur Modal
Normalitas
Uji F Simultan
Interpretasi
Uji T Parsial Koefisien
(56)
56
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian dilakukan untuk membuktikan pengaruh ukuran perusahaan, struktur aktiva dan profitabilitas terhadap struktur modal pada perusahaan industri makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2009.
B. Metode Penentuan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan anggota dari suatu objek yang menjadi perhatian. Populasi penelitian ini adalah perusahaan industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Sampel
Sampel dari penelitian adalah seluruh perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan teknik purposive sampling kriterianya sebagai berikut :
a. Perusahaan yang bergerak disektor industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2007 hingga 2009. b. Setiap perusahaan memiliki data statistik dan laporan keuangan yang
diungkapkan ke publik dari tahun 2007 hingga 2009, untuk memperlancar proses perhitungan data dalam penelitian ini.
Berdasarkan kriteria tersebut, didapat 18 perusahaan makanan dan minuman yang menjadi sampel dalam penelitian ini.
(57)
57
NO PERUSAHAAN KODE PERUSAHAAN
1 PT Ades Alfindo ADES
2 PT Aqua Golden Mississipi AQUA
3 PT Cahaya Kalbar CEKA
4 PT Delta Djakarta DLTA
5 PT Fast Food Indonesia FAST
6 PT Indofood Sukses Makmur INDF
7 PT Mayora Indah MYOR
8 PT Sekar Laut SKLT
9 PT Sierad Produce SIPD
10 PT Sinar Mas Agro Resources and Technology SMAR
11 PT Tunas Baru Lampung TBLA
12 PT. Tiga Pilar Sejahtera AISA
13 PT Sari Husada SHDA
14 PT Siantar Top STTP
15 PT Pionerindo Gourmet International PSPT
16 PT Ultra jaya Milk Industri ULTJ
17 PT Multi Bintang Indonesia MLBI
18 PT Davomas Abadi DAVO
Tabel 3.1
Daftar Perusahaan Industri Makanan dan Minuman yang laporan keuangannya tercatat di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2009
(58)
58
C. Metodologi Pengumpulan Data
Dalam rangka memperoleh data yang diperlukan pada penelitian ini, penulis menggunakan data dari beberapa sumber, yaitu:
1. Metode dokumentasi, untuk memperoleh data mengenai laporan keuangan pada perusahaan yang tergabung dalam industri makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia tahun 2007 hingga 2009 dengan mengakses data dari www.idx.com
2. Pengumpulan Kepustakaan, yaitu dengan meneliti buku-buku yang berhubungan dengan manajemen keuangan dan buku ekonomi lainnya.
D. Metode Analisis
1. Model Analisis Regresi Berganda
Jika pengaruh variabel-variabel independent terhadap variabel dependent signifikan maka dibuat model persamaan regresi linier berganda agar dapat menjelaskan tigkat pengarh signifikan tersebut antar variable-variabel independent dengan variable-variabel dependentnya (Rodoni,2005:65). Untuk dapat menganalisis pengaruh variabel independent (X1,X2,X3), terhadap variabel dependent (Y), maka teknik analisis yang digunakan adalah model analisis linier berganda, dirumuskan sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 +b3X3+ e
Keterangan variabel pada rumus diatas, sebagai berikut: Y = variabel dependen, yaitu struktur modal
(59)
59 X2 = variabel independen berupa struktur aktiva
X3 = variabel independen berupa profitabilitas a = konstanta
b = koefisien korelasi e = standar error
2. Uji Asumsi Klasik Regresi Berganda a. Uji Normalitas Data
Uji ini bertujuan menguji apakah sebuah model regresi masing-masing variabelnya berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik terungkap dengan data berdistribusi normal atau yang mendekati normal. Untuk mengetahui apakah model regresi tersebut mengalami masalah normalitas atau tidak dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas data adalah:
1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi diasumsikan normal.
2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhu asumsi klasik.
(60)
60 b. Multicolinearity
Uji multikolinieritas digunakan untuk menunjukkan adanya hubungan linier antara variabel-variabel bebas dalam model regresi. Jika variabel bebas berkorelasi sempurna maka dapat disebut dengan multikolinieritas sempurna.
Cara mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi adalah sebagai berikut:
(1) Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel bebas. Jika antar variabel bebas ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas 90%) maka hal ini dapat diindikasikan adanya multikolinieritas. (2) Dilihat dari nilai tolerance dan varian inflation factor (VIF). Model
regresi bebas dari masalah multikolinieritas jika nilai VIF < 10 dan nilai tolerance > 0.10.
c. Heterokedatisitas
Heterokedasitas menunjukkan bahwa variasi (varians) variabel tidak sama untuk semua pengamatan. Pada heterokedasitas, kesalahan yang terjadi tidak random, tetapi menunjukkan hubungan yang sistematis sesuai dengan besarnya satu atau lebih variabel.
Heterokedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dan satu pengamatan lain, jika varians residual dan satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap maka disebut homokedatisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas.
(61)
61 Model regresi yang baik adalah yang homokedatisitas atau tidak terjadi heterokedatisitas, untuk mengetahui ada atau tidak terjadi heterokedatisitas ada beberapa cara:
1) Melihat grafik plot antara prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Deteksi ada tidaknya heterokedatisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik Scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y prediksi- Y sesungguhnya).
2) Dasar analisis, jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk pola yang teratur (bergelombang, melebar atau menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroketisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedasitas. (Ahmad Rodoni, 2005:88)
d. Autokorelasi
Satu diantara penyimpangan pada regresi berganda adalah autokorelasi. Autokorelasi adalah kolerasi atau hubungan yang terjadi diantara anggotanyadari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam kurun waktu. Pengujian yang dilakukan untuk mengetahui autokorelasi adalah dengan uji Durbin-Weston (dikembangkan oleh Durbin dan G. Weston tahun 1951) dengan ketentuan sebagai berikut:
(62)
62
Dw Kesimpulan
Kurang dari 1,08 Ada autokorelasi
1,08 s.d 1,66 Tanpa kesimpulan
1,66 s.d 2,34 Tidak ada autokorelasi
2,34 s.d 2,92 Tanpa kesimpulan
Lebih dari 2,92 Ada korelasi
Sumber : Algifari (2000: 89) 3. Uji Hipotesis
a. Uji Signifikan Simultan (F)
Uji F dilakukan untuk melihat kemaknaan dari model regresi. Hasil dari uji F dapat dilihat dari hasil output SPSS release 15.00. Bila F hitung lebih besar dari F tabel (F hitung > F tabel) serta tingkat signifikannya (p-value) lebih kecil dari 5% (α: 5% = 0,05), maka hal ini menunjukkan Ho ditolak dan H1 diterima. Berarti bahwa variabel independen secara simultan mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Kriteria pengujian:
p-value > α tidak signifikan p-value < α signifikan
Fhitung > F tabel Ho ditolak,H1 diterima Fhitung < F tabel Ho diterima,H1 ditolak
(63)
63 b. Uji Signifikan Parsial (t)
Uji t dilakukan untuk menganalisis pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial atau individual. Hasil dari uji t dapat dilihat dari hasil output SPSS release 15.00. Bila Thitung lebih besar dari Ttabel (t-hitung > t- tabel) serta tingkat signifikannya (p-value) lebih kecil dari 5% (α: 5% = 0,05), maka hal ini menunjukkan Ho ditolak dan H1. Hal ini berarti ada pengaruh signifikan antara variabel independen secara parsial. Rumus uji T (Husein Umar, 2004:134) adalah:
r.√n-2 Thitung =
√1-r2 Dimana:
T = koefisien Thitung r = koefisien resgresi n = jumlah variabel Kriteria pengujian:
p-value > α tidak signifikan p-value < α signifikan
Thitung > Ttabel Ho ditolak, H1 diterima Thitung < Ttabel Ho diterima, H1 ditolak
(64)
64 c. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi (R2) ditujukan untuk melihat seberapa besar kemampuan variabel independen (struktur aktiva dan profitabilitas) menjelaskan variabel dependen (struktur modal) yang dilihat melalui adjusted R2, karena variabel independennya lebih dari 1. 4. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban suatu teori sementara yang sebenarnya masih memerlukan pengujian. Hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian.
Penyusunan hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan, variabel-variabel yang mempengaruhi struktur modal terdiri dari:
a. Ukuran Perusahaan b. Struktur Aktiva c. Profitabilitas
Variabel-variabel tersebut merupakan variabel-variabel independen yang secara simultan dapat mempengaruhi struktur modal sebagai variabel dependen pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta signifikan. Sehingga hipotesis yang diajukan:
a. Hipotesis secara Simultan atau bersama-sama
Ho : b1, b2, b3 = 0 secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari semua variabel yaitu ukuran perusahaan, struktur aktiva dan profitabilitas terhadap struktur modal.
(65)
65
H1 : b1, b2, b3 ≠ 0 secara bersama-sama terdapat pengaruh yang signifikan dari semua variabel yaitu ukuran perusahaan, struktur aktiva dan profitabilitas terhadap struktur modal.
b. Hipotesis secara Parsial atau individual
Ho : b1, b2, b3 = 0 secara individual tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari masing-masing variabel yaitu ukuran perusahaan, struktur aktiva dan profitabilitas terhadap struktur modal.
H1 : b1, b2, b3 ≠ 0 secara individual terdapat pengaruh yang signifikan dari masing-masing variabel yaitu ukuran perusahaan, struktur aktiva dan profitabilitas terhadap struktur modal.
E. Operasi Variabel Penelitian
1. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah struktur modal (Y). Struktur modal diukur dengan membandingkan antar utang jangka panjang dengan modal sendiri.
Utang Jangka Panjang Struktur Modal =
(66)
66 2. Variabel Bebas
a. Ukuran Perusahaan (X1)
Ukuran perusahaan dalam penelitian ini ditunjukkan dengan besarnya total penjualan bersih selama satu tahun pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEJ tahun 2007-2009, karena hasil penjualan seperti yang nampak di dalam laporan laba/rugi menunjukkan aktifitas yang dinamis yang fundamental bagi setiap perusahaan dagang dan manufaktur pada umumnya. Total penjualan mencerminkan pula besarnya aktifitas perusahaan, kadang-kadang dalam industri merupakan motivator yang kuat sebagai dasar pertimbangan dan sasaran yang ditetapkan untuk total penjualannya (Elyanna Noor Adriyanti, 2007:46).
b. Struktur Aktiva (X2)
Struktur aktiva yaitu penentuan seberapa besar jumlah alokasi untuk masing-masing komponen aktiva, baik aktiva tetap maupun aktiva lancar.
Total Aktiva Tetap Struktur Aktiva =
(67)
67 c. Profitabilitas (X3)
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri. Pengukuran prifitabilitas dalam penelitian ini menggunakan profitabilitas ekonomi atau Return on Assets(ROA).
EBIT Profitabilitas Ekonomi =
Total Aktiva
(68)
68
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek penelitian
1. Sejarah Bursa Efek
Pada zaman penjajahan Belanda, Bursa Efek pertama kali didirikan di Indonesia pada tahun 1912. Bursa efek yang pertama didirikan oleh 13 perusahaan efek (sekuritas) Belanda dan berlokasi di Batavia (Jakarta). Kemudian dalam perkembangannya, pada tahun 1925 didirikan dua bursa efek lain, yaitu di kota Semarang dan Surabaya. Karena meletusnya perang dunia ke-2 pada tahun 1939, maka pada awal tahun 1940 bursa efek ditutup, sehingga secara otomatis pasar modal menjadi vakum, tidak ada lagi perkembangannya.
Setelah Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, sejarah pasar modal Indonesia memasuki alam kemerdekaannya yang tentunya akan memberikan angin segar bagi perkembangan pasar modal dengan dimensi dan situasi yang berbeda. Pemerintah orde lama membentuk suatu badan yang disebut PPUE (Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek-efek). Salah satu tugas badan ini adalah melakukan berbagai kajian tentang kemungkinan didirikannya bursa efek pasca kemerdekaan. Berbagai kajian yang dilakukan tentunya menyangkut faktor ekonomi makro maupun mikro, karena pasar modal sangat erat kaitannya dengan faktor ekonomi suatu negara.
(1)
104
Weston, J.F dan Brigham. “
Dasar
–
Dasar Manajemen Keuangan “
. Erlangga,
Jakarta, 1994.
Weston, J.F dan Copeland. “
Dasar
–
dasar Manajemen Keuangan Jilid II”
.
Erlangga, Jakarta, 1997.
(2)
105
LAMPIRAN 1
Tabel 4.1
Struktur Modal
Perusahaan Makanan dan Minuman
Tahun 2007-2009
Nama Perusahaan
Tahun
Rata-rata
2007 2008 2009
AQUA 0.088 0.108 0.199 0.131667
ADES 0.184 0.686 0.675 0.515
AISA 0.11 0.17 2.86 1.046667
MYOR 1.003 0.89 0.627 0.84
CEKA 0.066 0.093 0.057 0.072
SIPD 0.979 26.815 12.624 13.47267
DLTA 0.321 0.074 0.065 0.153333
SKLT 0.047 0.04 0.772 0.286333
DAVO 10.042 0.64 0.587 3.756333
INDF 1.602 0.731 0.921 1.084667
FAST 0.358 0.182 0.165 0.235
SMAR 4.26 2.412 0.758 2.476667
SHDA 0.025 0.018 0.026 0.023
ULTJ 0.222 0.628 0.601 0.483667
STTP 0.11 0.114 0.117 0.113667
PSPT 1.271 4.878 2.516 2.888333
TBLA 1.071 0.932 0.727 0.91
MLBI 0.077 0.055 0.069 0.067
Rata-rata 1.213111 2.192556 1.353667 1.586444
Tertinggi 26.815
Terendah 0.018
(3)
106
. Tabel 4.2
Ukuran Perusahaan
Perusahaan Makanan dan Minuman
Tahun 2007-2009
Nama Perusahaan
Tahun
Rata-rata
2007 2008 2009
AQUA 550584 793652 1021899 788711.6667
ADES 108997 123206 148456 126886.3333
AISA 71068 87533 133145 97248.66667
MYOR 684558 833977 998557 839030.6667
CEKA 169800 149108 172968 163958.6667
SIPD 1073702 1307868 1315702 1232424
DLTA 259053 306073 277637 280921
SKLT 173670 175277 158330 169092.3333
DAVO 460595 507823 800501 589639.6667
INDF 12702240 14644598 16466285 14604374.33
FAST 422670 593904 715230 577268
SMAR 2413379 2294285 3078926 2595530
SHDA 606242 932942 1021851 853678.3333
ULTJ 323527 478794 408794 403705
STTP 434448 518463 627774 526895
PSPT 137219 154134 160930 150761
TBLA 666676 615000 626650 636108.6667
MLBI 508250 569921 542394 540188.3333
Rata-rata 1209259.889 1393697.667 1593112.722 1398690.093
Tertinggi 16466285
Terendah 71068
(4)
107
Tabel 4.3
Struktur Aktiva
Perusahaan Industri Makanan dan Minuman
Tahun 2007-2009
Nama Perusahaan
Tahun
Rata-rata
2007 2008 2009
AQUA 0.546 0.563 0.621 0.576667
ADES 0.87 0.833 0.596 0.766333
AISA 0.339 0.402 0.214 0.318333
MYOR 0.566 0.527 0.485 0.526
CEKA 0.597 0.648 0.603 0.616
SIPD 0.222 0.282 0.405 0.303
DLTA 0.431 0.464 0.41 0.435
SKLT 0.387 0.37 0.404 0.387
DAVO 0.604 0.745 0.84 0.729667
INDF 0.415 0.418 0.371 0.401333
FAST 0.234 0.261 0.268 0.254333
SMAR 0.369 0.465 0.548 0.460667
SHDA 0.232 0.317 0.297 0.282
ULTJ 0.581 0.568 0.744 0.631
STTP 0.508 0.583 0.477 0.522667
PSPT 0.238 0.256 0.249 0.247667
TBLA 0.644 0.738 0.708 0.696667
MLBI 0.588 0.502 0.52 0.536667
Rata-rata 0.465056 0.496778 0.486667 0.482833
Tertinggi 0.87
Terendah 0.214
(5)
108
Tabel 4.4
Profitabilitas
Perusahaan Industri Makanan dan Minuman
Tahun 2007-2009
Nama Perusahaan
Tahun
Rata-rata
2007 2008 2009
AQUA 0.163 0.137 0.178 0.159333
ADES 0.456 0.06 0.038 0.184667
AISA 0.539 0.403 0.058 0.333333
MYOR -0.023 0.034 0.126 0.045667
CEKA 0.063 0.047 0.045 0.051667
SIPD -0.37 0.026 0.111 -0.07767
DLTA 0.131 0.189 0.165 0.161667
SKLT 0.894 -0.606 0.348 0.212
DAVO -0.25 0.005 0.057 -0.06267
INDF 0.089 0.098 0.093 0.093333
FAST 0.178 0.167 0.211 0.185333
SMAR 0.138 0.148 0.088 0.124667
SHDA 0.347 0.398 0.27 0.338333
ULTJ 0.049 0.028 0.023 0.033333
STTP 0.145 0.081 0.092 0.106
PSPT -0.072 0.189 0.157 0.091333
TBLA -0.04 0.018 0.061 0.013
MLBI 0.309 0.315 0.26 0.294667
Rata-rata 0.152556 0.0965 0.132278 0.127111
Tertinggi 0.894
Terendah - 0.606
(6)
109
LAMPIRAN. 2
Model Summary(b)
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of
the Estimate Durbin-Watson 1 .625(a) .427 .321 .92102 2.179 a Predictors: (Constant), Profitabilitas, Ukuran.Perusahaan, Struktur.Aktiva
b Dependent Variable: Struktur.Modal
ANOVA(b)
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 2.832 3 .944 2.813 .035(a)
Residual 42.414 50 .848
Total 45.246 53
a Predictors: (Constant), Profitabilitas, Ukuran.Perusahaan, Struktur.Aktiva b Dependent Variable: Struktur.Modal
Coefficients(a)
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 2.535 1.522 1.666 .102 Ukuran.Perusahaan -.093 .108 .119 .861 .394 Struktur.Aktiva -1.219 .733 .237 1.613 .101 Profitabilitas -.625 .916 .497 2.682 .038 a Dependent Variable: Struktur.Modal